t ipa 1004828 chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data penelitian.

A. Metode Penelitian

Pengembangan model pembelajaran berbasismasalahdalam penelitian ini menggunakan metodepenelitiandanpengembanganpendidikan (educational research and development) menggunakantahapan 4D yang dikemukakanolehThiagarajan, et al. Model pengembangan tersebut terdiri dari 4 tahap yaitu tahap mendefinisikan (define), tahap merancang (design), tahap mengembangkan (develop) dan tahap mendesiminasikan (disseminate)

(Rochmad, 2011).Untukpenelitianini R & D


(2)

B. Desain Penelitian yang Dilakukan Implementasi Model Pembelajaran Analisis Data Tanggapan Siswa Postes Temuan dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran

D e s i g n Penentuan validasi isi RPP dan instrumen penelitian

Pretes

Perumusan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Instrumentasi: Silabus, RPP, Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, Angket, Soal Keterampilan Berpikir Analitis

Uji coba butir soal instrumen

Perbaikan D e v e l o p 36 Studi Pendahuluan Analisis Konsep Hidrolisis Garam Analisis Standard

Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/ MA

Studi Mengenai Keterampilan Berpikir Analitis D e f i n e Studi Mengenai Pembelajaran Berbasis Masalah PerumusanIndikator Keterampilan Berpikir Analitis KarakteristikKonse

p

KarakteristikPembel ajaran


(3)

C. Prosedur Penelitian

Adapuntahapan-tahapan yang

menjadiacuandalampelaksanaanpenelitianadalahsebagaiberikut: 1. Tahap Mendefinisikan (Define)

Tujuantahapiniadalahmenentukandanmendefinisikansyarat-syaratpembelajaran.Padatahapinidilakukanbeberapahalsebagaiberikut:

a) Melakukan studi pendahuluan di sekolah, antara lain dengan observasi, penyebarantesketerampilanberpikiranalitis, penyebaranangketterhadapsiswa, dan wawancara terhadap guru kimia di SMA Negeri 1 Subang. Studi pendahulan bertujuan untuk memunculkan masalah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan model pembelajaran berbasismasalah.

b) Melakukan kajian standar isi mata pelajaran kimia SMA/MA, analisiskonsephidrolisisgaram, studi mengenai model pembelajaran berbasis masalah, dan keterampilanberpikiranalitis.

c) Menganalisis langkah-langkah (kegiatan) pembelajaran yang dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis masalah.

d) Menganalisis dan merumuskan keterampilanberpikiranalitis yang akandikembangkan.

2. Tahap Merancang (Design)

Gambar 3.1.BaganAlurPenelitian yang Dilakukan


(4)

Padatahapinibertujuanuntukmerancang model pembelajaranberbasismasalahdaninstrumenpenelitian.Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a) Merancang desain model pembelajaran berbasis masalah.

b) Membuat instrumen penelitian berupa silabus, RPP, lembar observasi pembelajaran, pedoman wawancara, soal keterampilanberpikiranalitis.

c) Validasiisi RPP daninstrumenpenelitian. d) Ujicobabutirsoalinstrumen.

3. Tahap Mengembangkan (Develop)

Desain yang digunakanpadatahapiniyaituweak experiment

menggunakanone group pretest-postest design (Fraenkel, 2008)yaitusiswadiberipretesterlebihdahulu,

kemudiandilakukanpembelajarandengan model

pembelajaranberbasismasalahdanterakhirdiberipostes. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1.

Desain Penelitian pada Tahap Develop Pretes Perlakuan Postes

O1 X O2

Keterangan:

O1 = Pretes untuk mengukur keterampilanberpikiranalitis siswa

sebelum diberi perlakuan


(5)

setelah diberi perlakuan

X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasismasalah

Pada tahap ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Melaksanakan pretes sebelum model pembelajaranberbasis masalah dilaksanakan.

b) Melaksanakan model pembelajaran berbasis masalah danmengobservasikegiatanpembelajaran.

c) Melaksanakan postes.

d) Menyebarkan angket kepada siswa. e) Melaksanakan wawancara kepada siswa. f) Mengumpulkan data hasil penelitian. g) Mengolah data hasil penelitian.

h) Menganalisis data hasil penelitian dan membahasnya. i) Menyimpulkan hasil penelitian.

j) Menuliskan laporan hasil penelitian dalam draf tesis.

D. Subjek Penelitian

Subjekdalampenelitianiniadalah30 siswakelas XI salahsatu SMA Negeridi KabupatenSubang, Jawa Barat.


(6)

E. Instrumen Penelitian

Untukmendapatkan data yang diinginkandalampenelitianini, digunakaninstrumenberupalembarkerjasiswa (LKS), lembartestertulis, lembar observasi, lembarangkettanggapan, danwawancara.

1. Lembar kerja siswa (LKS) digunakan untuk memandu siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis masalah tahap demi tahap sehingga dapat memecahkan masalah yang telah disepakati di awal pembelajaran.

2. Lembar tes tertulis, bertujuan untuk menjaring data keterampilanberpikiranalitis siswa.

3. Lembar observasi, digunakan untuk menjaring informasi secara langsung mengenai gambaran keterlaksanaan model pembelajaranberdasarkanaktivitas guru dansiswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

4. Lembar angket, bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran masalah yang dilakukan.

5. Lembar pedoman wawancara, bertujuan untuk mengungkap hal-hal yang tidak terungkap pada angket.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapunteknikpengumpulan data yang

dilakukanpadapenelitianinidapatdilihatpadaTabel 3.2.berikutini. Tabel 3.2.


(7)

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data Keterangan

1 Tingkat

keterampilanberpikiranalitis siswa

Tes (pretes dan postes)

Dilakukan di awal

dan akhir

pembelajaran 2 Aktivitas guru dansiswa

selama pembelajaran

Lembar observasi kegiatan

pembelajaran

Dilakukan selama pembelajaran 3 Tanggapan terhadap

metode pembelajaran

Angket dan

wawancara siswa

Dilakukan setelah pembelajaran

G. AnalisisdanPengujianInstrumen

Padapenelitian ini dilakukan beberapa teknik analisis data. Analisis data yang dilakukan, yaitu:

1. Uji Coba Instrumen Tes

Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya, melakukan konsultasi kepada ahli untuk instrumen-instrumen seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, soal-soal latihan, dan lembar kerja siswa. Sedangkan soal pretes dan postes diujicobakan pada 34 siswa kelas XI salah satu SMA Negeri di Kabupaten Cianjur dan 34 siswa kelas XI salah satu SMA Negeri di Kabupaten Subang, Jawa Barat karena kelas tersebut telah mendapatkan konsep hidrolisis garam.

a) Validitas

MenurutSudjana (2011),

validitasberkenaandenganketetapanalatpenilaianterhadapkonsep yang dinilaisehinggabetul-betulmenilaiapa yang seharusnyadinilai. Adapunvaliditas yang


(8)

digunakanmeliputivaliditasteoritisdanvaliditasempiris.Validitasteoritisdilakukande

nganmeminta bantuan ahli, sedangkan validitas

empirisdilakukandenganujicobadandianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil yang diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasivaliditassebagaiberikut.

Tabel 3.3. InterpretasiValiditas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r11 0,80 Tinggi

0,40 < r11 0,60 Cukup 0,20 < r11 0,40 Rendah

0,00 < r11 0,20 Sangat Rendah

(Sudjana, 2011) Berdasarkan uji coba yang dilakukan diperoleh hasil analisis validitas dari 10 soal yang diujicobakan. Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal nomor 1 (Lampiran D.1.1 halaman 297), diperoleh r11= 0,66. Tampak dari

perhitungan bahwa r11berada pada kategori validitas tinggi. Dengan melihat

perhitungan validitas butir soal keseluruhan terdapat 9 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid.

Tabel 3.4.

Hasil Analisis Validitas Soal

Kriteria Nomor soal

Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10 Tidak valid 4

b) Reliabilitas

Reliabilitas menurut Sudjana (2011) adalah ketetapan keajegan suatu tes dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapan pun alat penilaian tersebut


(9)

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. ReliabilitasinidianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil yang diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasireliabilitassebagaiberikut.

Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas

Nilai r Keterangan

0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat

Hasil perhitungan dengan program ANATES V.4 diperoleh r= 0,78 maka soal tersebut mempunyai tingkat reliabilitas kuat (Lampiran D.1.2 halaman 298). c) DayaPembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi dapat ditentukan dengan program ANATES V.4 yang hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasidayapembedasoalsebagaiberikut.

Tabel 3.6.

Interpretasi Daya Pembeda Soal

Inteval Kriteria

D0,00 Jelek sekali 0,00<D 0,20 Jelek 0,20<D 0,40 Cukup 0,40<D 0,70 Baik 0,70<D 1,00 Sangat baik


(10)

Contoh:perhitungan daya pembeda soal nomor 1. Dari perhitungan

tersebut diperoleh D = 0,26; artinya item 1 mempunyai daya pembeda ‘cukup’

(Lampiran D.1.3 halaman 299).

Tabel 3.7.

Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

Kriteria Nomor soal

Jelek sekali -

Jelek 4

Cukup 1, 3, 5, 9 Baik 2, 6, 7, 10 Sangatbaik 8

d) IndeksKesukaran

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesukaran soal (indeks

kesukaran), digunakan program ANATES V.4 yang

hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasiindekskesukaransoalsebagaiberikut. Tabel 3.8.

Interpretasi Indeks Kesukaran Soal

Interval Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 <IK  0,30 Sukar

0,30 <IK  0,70 Sedang 0,70 <IK< 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Contoh:perhitungan tingkat kesukaran menggunakan ANATES V.4 untuk item soal 1. Dari hasil perhitungan diperoleh IK = 0,31. Hal ini berarti item soal 1 termasuk kategori ‘sedang’ (Lampiran D.1.4 halaman 300).


(11)

Tabel 3.9.

Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal

Kriteria Nomor soal

Sukar 2, 3, 7, 9, 10 Sedang 1, 4, 5, 6, 8

Mudah -

Berikut rekapitulasi hasil analisis uji coba soal menggunakan program ANATES V.4.

Tabel 3.10.

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas

Keputusan DP

(%) Kriteria

P

(%) Kriteria Nilai Kriteria 1 25,93 Cukup 31,48 Sedang

0,78 Kuat

Tidak dipakai

2 48,15 Baik 24,07 Sukar Dipakai

3 22,22 Cukup 16,05 Sukar Tidak dipakai 4 19,75 Jelek 58,02 Sedang Tidak dipakai

5 34,26 Cukup 30,09 Sedang Tidak dipakai

6 65,43 Baik 36,42 Sedang Dipakai

7 53,70 Baik 26,85 Sukar Dipakai

8 70,37 Sangat baik 35,19 Sedang Tidak dipakai

9 30,86 Cukup 26,54 Sukar Tidak dipakai

10 46,30 Baik 25,00 Sukar Tidak dipakai

Keputusan untuk memilih soal yang dipakaidipertimbangkan berdasarkan hasil analisis uji coba dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Uji Data Hasil Penelitian

Setelah penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang dilakukan yaitu:


(12)

a) Menghitung nilaipretes/ postesketerampilanberpikiranalitis.

Perhitungan nilai pretes/ postes keterampilan berpikir analitis ini dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Nilai = � � � � �

� �� � x 100

b) Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara skor pretes dan postes.

Untuk menentukan peningkatan keterampilanberpikiranalitis siswa dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi (normalized gain, N-Gain). N-Gain menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir analitis siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Skor N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor.Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dapat dihitung dengan rumus:

N-Gain=

(pretes) awal

tes Nilai -maksimum Nilai

(pretes) awal

tes Nilai -(postes) akhir

tes Nilai

(Meltzer, 2002) Tabel 3.11.

Kategori Gain Ternormalisasi Gain Ternormalisasi

(N-Gain, G) Kriteria Peningkatan

G < 0,30 Rendah

0,30 ≤ G ≤ 0,70 Sedang

G > 0,70 Tinggi

Pengolahan data skor gain ternormalisasi ini juga dianalisis menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.


(13)

c) AnalisisKeterlaksanaan Model PembelajaranBerbasisMasalah

Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah merupakan data yang diambil menggunakanlembarobservasi. Lembar observasimemuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran berbasismasalahberdasarkanaktivitas yang teramatipada guru dansiswa.Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama pembelajaran berbasismasalahberlangsung. Pada lembar observasi ini juga terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat kekurangan-kekurangan dalam setiap fase pembelajaran.

Analisisterhadapketerlaksanaan model

pembelajaranberbasismasalahinidilakukansecarakualitatifdeskriptifberdasarkan data yang terekamdalamlembarobservasi guru dansiswa.

d) AnalisisAngketSiswa

Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan tingkatan (Arikunto, 2006). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan


(14)

menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan. Sedangakan kriteria angket tanggapan siswa sebagai berikut.

Tabel 3.12.

Kriteria Skor Total Angket Tanggapan Siswa

Rata-rata Nilai kelas

bobot ≥ 2145 Sangat setuju

1650 ≤ bobot < 2145 Setuju

1155 ≤ bobot < 1650 Tidak setuju

660 ≤ bobot < 1155 Sangat tidak setuju

e) AnalisisWawancaraSiswa

Data hasil wawancara diperoleh dari perwakilan tiap kelompok siswa yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Data hasil wawancara dianalisis secara kualitatif deskriptif dan digunakan sebagai data pelengkap.


(1)

Dina, 2012

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. ReliabilitasinidianalisismenggunakanANATES V.4.Hasil yang diperolehdikonsultasikanpadatabelinterpretasireliabilitassebagaiberikut.

Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas

Nilai r Keterangan

0,00 – 0,19 Sangat rendah 0,20 – 0,39 Rendah 0,40 – 0,59 Cukup 0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat

Hasil perhitungan dengan program ANATES V.4 diperoleh r= 0,78 maka soal tersebut mempunyai tingkat reliabilitas kuat (Lampiran D.1.2 halaman 298). c) DayaPembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi dapat ditentukan dengan program ANATES V.4 yang hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasidayapembedasoalsebagaiberikut.

Tabel 3.6.

Interpretasi Daya Pembeda Soal

Inteval Kriteria

D0,00 Jelek sekali 0,00<D 0,20 Jelek 0,20<D 0,40 Cukup 0,40<D 0,70 Baik 0,70<D 1,00 Sangat baik


(2)

Contoh:perhitungan daya pembeda soal nomor 1. Dari perhitungan

tersebut diperoleh D = 0,26; artinya item 1 mempunyai daya pembeda ‘cukup’

(Lampiran D.1.3 halaman 299).

Tabel 3.7.

Hasil Analisis Daya Pembeda Soal

Kriteria Nomor soal

Jelek sekali -

Jelek 4

Cukup 1, 3, 5, 9 Baik 2, 6, 7, 10 Sangatbaik 8

d) IndeksKesukaran

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesukaran soal (indeks

kesukaran), digunakan program ANATES V.4 yang

hasilnyadikonsultasikanpadatabelinterpretasiindekskesukaransoalsebagaiberikut. Tabel 3.8.

Interpretasi Indeks Kesukaran Soal

Interval Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 <IK  0,30 Sukar

0,30 <IK  0,70 Sedang 0,70 <IK< 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

Contoh:perhitungan tingkat kesukaran menggunakan ANATES V.4 untuk item soal 1. Dari hasil perhitungan diperoleh IK = 0,31. Hal ini berarti item soal 1 termasuk kategori ‘sedang’ (Lampiran D.1.4 halaman 300).


(3)

Dina, 2012

Tabel 3.9.

Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal

Kriteria Nomor soal

Sukar 2, 3, 7, 9, 10 Sedang 1, 4, 5, 6, 8

Mudah -

Berikut rekapitulasi hasil analisis uji coba soal menggunakan program ANATES V.4.

Tabel 3.10.

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Reliabilitas

Keputusan DP

(%) Kriteria

P

(%) Kriteria Nilai Kriteria 1 25,93 Cukup 31,48 Sedang

0,78 Kuat

Tidak dipakai

2 48,15 Baik 24,07 Sukar Dipakai

3 22,22 Cukup 16,05 Sukar Tidak dipakai 4 19,75 Jelek 58,02 Sedang Tidak dipakai

5 34,26 Cukup 30,09 Sedang Tidak dipakai

6 65,43 Baik 36,42 Sedang Dipakai

7 53,70 Baik 26,85 Sukar Dipakai

8 70,37 Sangat baik 35,19 Sedang Tidak dipakai

9 30,86 Cukup 26,54 Sukar Tidak dipakai

10 46,30 Baik 25,00 Sukar Tidak dipakai

Keputusan untuk memilih soal yang dipakaidipertimbangkan berdasarkan hasil analisis uji coba dan konsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Uji Data Hasil Penelitian

Setelah penelitian, ada beberapa teknik analisis data yang dilakukan yaitu:


(4)

a) Menghitung nilaipretes/ postesketerampilanberpikiranalitis.

Perhitungan nilai pretes/ postes keterampilan berpikir analitis ini dilakukan menggunakan bantuan software Microsoft Office Excel 2010. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut.

Nilai = � � � � �

� �� � x 100

b) Menghitung gain ternormalisasi (N-gain) antara skor pretes dan postes.

Untuk menentukan peningkatan keterampilanberpikiranalitis siswa dilakukan dengan cara menghitung gain ternormalisasi (normalized gain, N-Gain). N-Gain menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir analitis siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Skor N-Gain menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan daripada perolehan skor.Peningkatan yang terjadi sesudah pembelajaran tersebut dapat dihitung dengan rumus:

N-Gain=

(pretes) awal

tes Nilai -maksimum Nilai

(pretes) awal

tes Nilai -(postes) akhir

tes Nilai

(Meltzer, 2002) Tabel 3.11.

Kategori Gain Ternormalisasi Gain Ternormalisasi

(N-Gain, G) Kriteria Peningkatan

G < 0,30 Rendah

0,30 ≤ G ≤ 0,70 Sedang

G > 0,70 Tinggi

Pengolahan data skor gain ternormalisasi ini juga dianalisis menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.


(5)

Dina, 2012

c) AnalisisKeterlaksanaan Model PembelajaranBerbasisMasalah

Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah merupakan data yang diambil menggunakanlembarobservasi. Lembar observasimemuat daftar keterlaksanaan model pembelajaran berbasismasalahberdasarkanaktivitas yang teramatipada guru dansiswa.Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang teramati selama pembelajaran berbasismasalahberlangsung. Pada lembar observasi ini juga terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat kekurangan-kekurangan dalam setiap fase pembelajaran.

Analisisterhadapketerlaksanaan model

pembelajaranberbasismasalahinidilakukansecarakualitatifdeskriptifberdasarkan data yang terekamdalamlembarobservasi guru dansiswa.

d) AnalisisAngketSiswa

Pendapat siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan analisis deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti beberapa respon yang menunjukkan tingkatan (Arikunto, 2006). Respon atau tanggapan terhadap masing-masing pernyataan dinyatakan dalam 4 kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju). Bobot untuk kategori SS = 4; S = 3; TS = 2; dan STS = 1. Perhitungan secara keseluruhan dilakukan dengan


(6)

menggunakan persentase (%) masing-masing tanggapan. Sedangakan kriteria angket tanggapan siswa sebagai berikut.

Tabel 3.12.

Kriteria Skor Total Angket Tanggapan Siswa

Rata-rata Nilai kelas

bobot ≥ 2145 Sangat setuju

1650 ≤ bobot < 2145 Setuju

1155 ≤ bobot < 1650 Tidak setuju 660 ≤ bobot < 1155 Sangat tidak setuju e) AnalisisWawancaraSiswa

Data hasil wawancara diperoleh dari perwakilan tiap kelompok siswa yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Data hasil wawancara dianalisis secara kualitatif deskriptif dan digunakan sebagai data pelengkap.