PDRB Kab Mimika 2014

PRODUK DOMESIK REGIONAL
BRUTO
KABUPATEN MIMIKA

GROSS REGIONAL
DOMESTIC PRODUCT
OF MIMIKA REGENCY

2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN MIMIKA 2013
Gross Domestic Regional Product of Mimika Regency 2012

Nomor Katalog / Catalog Number : 6340.9412
ISSN :
Nomor Publikasi / Publication Number : 9412.1401
Ukuran Buku / Book Size :

x 2 cm


Jumlah Halaman / Number of Page : ix + 102 halaman / pages
Naskah / Editor :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
BPS - Statistics of Mimika Regency
Gambar Kulit / Art Designer :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
BPS - Statistics of Mimika Regency
Diterbitkan Oleh / Published by :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
BPS - Statistics of Mimika Regency
Dicetak / Printed by :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika
BPS - Statistics of Mimika Regency

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
May be cited with reference to the source

BUPATI MIMIKA
SAMBUTAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika menyambut baik atas terbitnya
publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Mimika
Tahun 2012 yang merupakan kerjasama BAPPEDA Kabupaten Mimika
dengan BPS Kabupaten Mimika.
Publikasi ini sangat penting dan bermanfaat untuk perencanaan
maupun untuk mengevaluasi hasil pembangunan yang ingin dicapai.
Dalam publikasi ini disajikan nilai PDRB menurut lapangan usaha, PDRB
per kapita, dan kontribusi tiap sector serta laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Mimika selama periode 2009-2013.
Harapan kami agar data ini dapat terus dikembangkan sehingga
dapat menjadi

bahan

acuan dan petunjuk

yang berharga

untuk


perencanaan pembangunan pada masa yang akan dating. Semoga
publikasi ini bermanfaat bagi kita semua.
Timika, Oktober 2014
Bupati Mimika

ELTINUS OMALENG,SE

KATA PENGANTAR

Untuk perencanaan, evaluasi dan menentukan kebijaksanaan
pembangunan suatu daerah, dibutuhkan berbagai data statistik. Salah satu
diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Dalam rangka memenuhi kebutuhan data PDRB tersebut, BPS
Kabupaten Mimika telah menghitung dan menyusun Produk Domestik
Regional Bruto tahun 2013. Publikasi ini memuat angka PDRB menurut
lapangan usaha, PDRB perkapita, serta laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Mimika Tahun 2009-2013.
Perhitungan PDRB ini terwujud berkat kerjasama antara BPS
Kabupaten Mimika dengan BAPPEDA Kabupaten Mimika. Diharapkan
bahwa publikasi ini akan banyak membantu berbagai pihak, terutama

BAPPEDA, Pemerintah Daerah Mimika, dan instansi lainnya baik
pemerintah maupun swasta, untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan
di daerah Kabupaten Mimika.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu kami ucapkan
banyak terimakasih. Semoga publikasi ini bermanfaat.

Timika, Oktober 2014
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Mimika

SIMON MOTE,S.Ag,MMT

KATA PENGANTAR
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Mimika Tahun 2013, merupakan lanjutan publikasi sebelumnya, yang
disusun oleh BPS Kabupaten Mimika, bekerja sama dengan BAPPEDA
Kabupaten Mimika.
Publikasi PDRB disamping menyajikan angka pertumbuhan
ekonomi juga menyajikan data perkembangan nilai tambah yang
ditimbulkan oleh setiap sektor maupun sub sektor kegiatan ekonomi yang

ada di Kabupaten Mimika, sehingga akan membantu pemerintah daerah
dalam perencanaan pembangunan ekonomi.
Disadari bahwa dalam proses penghitungannya masih terhambat
dengan keterbatasan data yang dimiliki oleh dinas/instansi terkait. Usaha
perbaikan dan penyempurnaan terus diupayakan sehingga kualitas data
PDRB secara bertahap dapat ditingkatkan. Untuk itu saran dan kritik dari
para pembaca dan pengguna data tetap diharapkan untuk penyempurnaan
publikasi berikutnya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
hingga selesainya publikasi ini, diucapkan terima kasih.
Timika, Oktober 2014
BPS Kabupaten Mimika
Kepa
Kepala,

Suhainto, S. Sos
NIP. 1960 021119821002

DAFTAR ISI
Halaman


Kata Pengantar ..............................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................
Daftar Gambar ...................................................................................

iv
vi
vii

BAB I

PENJELASAN UMUM ..................................................................
1.1 PENDAHULUAN ....................................................................
1.2 ALASAN TEKNIS PEMILIHAN TAHUN DASAR 2000 ....
1.3 PERUBAHAN KLASIFIKASI ...............................................
1.4 TUJUAN DAN KEGUNAAN PUBLIKASI PDRB ...............

1
1
2

3
4

BAB II

KONSEP DAN DEFINISI .............................................................
2.1 SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL .........
2.2 METODE PENDEKATAN ......................................................
2.3 STRUKTUR PENDAPATAN REGIONAL ............................
2.4 PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN ...............
2.5 CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEX .........................

5
5
12
15
25
29

BAB III


URAIAN SEKTORAL ...................................................................
3.1 SEKTOR PERTANIAN ...........................................................
3.1.1 Subsektor Tanaman Bahan Makanan ............................
3.1.2 Subsektor Tanaman Perkebunan ....................................
3.1.3 Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya ......................
3.1.4 Subsektor Kehutanan ......................................................
3.1.5 Subsektor Perikanan ........................................................
3.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ............
3.2.1 Subsektor Pertambangan Migas .....................................
3.2.2 Subsektor Pertambangan Tanpa Migas ...........................
3.2.3 Subsektor Penggalian .....................................................
3.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN ..................................
iv

29
29
29
30
30

31
31
32
32
32
34
34

BAB IV

3.3.1 Subsektor Industri Besar dan Sedang .............................
3.3.2 Subsektor Industri Kecil/ Kerajinan Rumah Tangga ......
3.3.3 Subsektor Pengilangan Gas Alam ..................................
3.4 SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM ..................................
3.4.1 Subsektor Listrik .............................................................
3.4.2 Subsektor Air Minum .....................................................
3.5 SEKTOR BANGUNAN/ KONSTRUKSI ...............................
3.6 SEKTOR PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN .....
3.6.1 Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran .....................
3.6.2 Subsektor Restoran ................................................... ......

3.6.3 Subsektor Hotel ...............................................................
3.7 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI ............
3.7.1 Subsektor Pengangkutan..................................................
3.7.2 Subsektor Jasa Penunjang Angkutan ..............................
3.7.3 Subsektor Komunikasi ....................................................
3.8 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
PERUSAHAAN
3.8.1 Subsektor Bank ...............................................................
3.8.2 Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank ..................
3.8.3 Subsektor Jasa Penunjang Keuangan ..............................
3.8.4 Subsektor Sewa Bangunan ..............................................
3.8.5 Subsektor Jasa Perusahaan ..............................................
3.9 SEKTOR JASA-JASA .............................................................
3.9.1 Subsektor Jasa Pemerintahan Umum ..............................
3.9.2 Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan ..........................
3.9.3 Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi .............................
3.9.4 Subsektor Jasa Perorangan dan rumah Tangga ...............

34
34

35
35
35
35
36
36
36
36
36
37
38
39
40
41

TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA ......................
4.1 PDRB DAN PERKEMBANGANNYA ...................................
4.2 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MIMIKA ......
4.3 STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN MIMIKA ..
4.4 PERTUMBUHAN EKONOMI
DAN PERANAN
SEKTORAL

47
47
49
51
51

v

41
41
42
43
43
44
44
45
46
46

LAMPIRAN

4.4.1 SEKTOR PERTANIAN .................................................
4.4.2 SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ..
4.4.3 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN .........................
4.4.4 SEKTOR LISTRIK DAN AIR MINUM ........................
4.4.5 SEKTOR BANGUNAN/ KONSTRUKSI ......................
4.4.6 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN
4.4.7 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI ..
4.4.8 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA
PERUSAHAAN............................................................
4.4.9 SEKTOR JASA-JASA ...................................................
4.5ANALIS
SHARE
TERHADAP
PERTUMBUHAN
EKONOMI
4.6 PDRB PERKAPITA KABUPATEN MIMIKA ......................
4.7 PDRB KABUPATEN MIMIKA MENURUT KELOMPOK
SEKTOR.................................................................................
DENGAN TAMBANG ..................................................................
TANPA TAMBANG ......................................................................

vi

55
58
59
61
63
63
65
68
70
72
75
77
82
95

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.

Analis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten 73
Mimika Tahun 2013 ........................................................

vii

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.

Halaman
PDRB Mimika dengan Tambang ............................
48

Grafik 2.

PDRB Mimika tanpa Tambang ..............................

48

Grafik 3.
Grafik 4.

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2009-2013
Laju Pertumbuhan PDRB per Sektor Tahun 2013

50
51

Grafik 5.

Peranan Sektor-sektor Ekonomi ( Dengan Tambang)
53
Tahun 2009-2013....................................................
Peranan Sektor-sektor Ekonomi ( Tanpa Tambang)
tahun 2009-2013......................................................
54
Pertumbuhan Ekonomi Sektor pertanian dan
Subsektornya Tahun 2009-2013................................
56
Peranan Sektor Pertanian dan sub Sektornya tahun 2013
57
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan
Penggalian Tahun 2009-2013................................
58
Peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian tahun
2013.........................................................................
59
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan dan
Sub Sektornya Tahun 2009-2013................................
60
Peranan Sektor Industri Pengolahan dan Sub Sektornya
tahun 2013................................................................
60
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik dan Air Bersih
dan Sub Sektornya Tahun 2009-2013..................
62
Peranan Sektor
Listrik dan Air Bersih dan Sub
Sektornya tahun 2013.............................................
62
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan Tahun 20092013........................................................................
63
Pertumbuhan Ekonomi Sektor
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran dan Sub Sektornya tahun 2009-2013....... 65
Peranan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Tahun 2013...............................................................
67

Grafik 6.
Grafik 7.
Grafik 8.
Grafik 9.
Grafik 10.
Grafik 11.
Grafik 12.
Grafik 13.
Grafik 14.
Grafik 15.
Grafik 16.
Grafik 17.

viii

Halaman
Grafik 18.
Grafik 19.
Grafik 20.

Grafik 21.

Grafik 22.
Grafik 23.
Grafik 24.
Grafik 25.
Grafik 26.
Grafik 27.
Grafik 28.
Grafik 29.

Pertumbuhan Ekonomi Angkutan dan Komunikasi dan
Sub Sektornya tahun 2009-2013..................................
Peranan Ekonomi Sektor Angkutan dan Komunikasi
Tahun 2013...............................................................
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan,
dan Jasa Perusahaan dan Sub Sektornya tahun 20092013...........................................................................
Peranan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan, dan
Jasa Perusahaan dan Sub Sektornya
Tahun
2013........................................................................
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa dan Sub
Sektornya tahun 2009-2013..................................
Peranan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa dan Sub Sektornya
Tahun 2013...............................................................
Perkembangan PDRB per Kapita Kabupaten Mimika
Tahun 2009-2013....................................................
Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Mimika
Tahun 2009-2013.....................................................
Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab.
Mimika Tahun 2009-2013 Dengan Tambang............
Kontribusi Kelompok Sektor terhadap PDRB Kab.
Mimika Tahun 2009-2013 Tanpa Tambang...............
Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi Dengan
Tambang Tahun 2013................................................
Pertumbuhan Kelompok Sektor Ekonomi Dengan
Tambang Tahun 2013...............................................

ix

68
69

69

71
71
75
76
76
78
78
80
80

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

BAB I PENJELASAN
UMUM
1.1 PENDAHULUAN
Penyusunan perencanaan ekonomi suatu daerah/wilayah, memerlukan
berbagai jenis data statistik yang akan digunakan sebagai bahan analisis
dalam menentukan dan mengarahkan program pembangunan untuk
mencapai hasil guna dan daya guna yang tinggi. Program dan kebijakan
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan hendaknya dievaluasi baik
hasil maupun implikasinya.
Hasil dari suatu evaluasi akan berbentuk suatu ukuran kuantitatif
yang mutlak diperlukan agar dapat memberikan gambaran tentang keadaan
masa lalu, masa kini, dan gambaran yang hendak dicapai pada masa yang
akan datang. Pada hakekatnya pembangunan ekonomi merupakan usaha
yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar
kesempatan kerja, meningkatkan pemerataan pembagian pendapatan
masyarakat,

meningkatkan

hubungan

ekonomi,

dan

mengusahakan

penggeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan
tersier.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
masyarakat, maka perlu disajikan statistik pendapatan regional secara
berkala sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya
dibidang ekonomi.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

1

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

1.2

ALASAN TEKNIS PEMILIHAN TAHUN DASAR 2000
a. Karena seri data PDB/PDRB yang menggunakan tahun dasar
sebelumnya (1993) dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ekonomi yang terjadi.
b.

Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negaranegara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran
PDB yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung.

c.

Tahun 2000 merupakan awal berlangsungnya proses pemulihan
ekonomi Indonesia setelah dilanda krisis ekonomi sejak tahun 1998.

d. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 relatif stabil.
e.

Tersedianya perangkat data yang lengkap yang disajikan dalam Tabel
Input Output 2000. Melalui Tabel I-O, keseimbangan antara transaksi
supply and demand atas berbagai produk barang dan jasa di Wilayah
domestik dapat dikontrol dengan lebih baik.

f.

Tersedianya perangkat data SNSE tahun 2000, yang menyajikan
informasi mengenai keseimbangan antara penerimaan dan konsumsi
nasional. Perangkat ini khususnya digunakan sebagai kontrol dalam
pengukuran PDB menurut penggunaan.

g. Adanya pembaharuan konsep-konsep yang berbasis pada SNA (93),
meski belum seluruh konsep dapat diaplikasikan.
1.3 PERUBAHAN KLASIFIKASI
Dalam penghitungan PDRB 1993, klasifikasi sektor telah disesuaikan
dengan klasifikasi yang digunakan dalam PDB. Sektor ekonomi pada
perhitungan lama masih terdiri dari 11 sektor dan perhitungan baru telah
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

2

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

dirubah menjadi 9 sektor. Perubahan klasifikasi

ini

mempunyai dua

landasan yaitu :
1. Klasifikasi baru lebih mengacu pada klasifikasi rekomendasi SNA 1993.
Klasifikasi

ini

menjadi

lebih

umum

dan

bermanfaat

untuk

membandingkan data PDB/PDRB dengan negara/daerah lain secara total
maupun sektoral.
2.

Klasifikasi baru pada umumnya lebih terinci dengan maksud lebih
berorientasi pada pengguna data. Data yang lebih terinci akan lebih
banyak

kegunaannya

diban-dingkan dengan

data

yang

terbatas

rinciannya.
Perubahan yang terjadi adalah pada sektor sewa rumah dan sektor
pemerintahan dan Hankam. Sektor Pemerintahan dan Hankam masuk sektor
Jasa-jasa dan sektor Sewa rumah masuk sektor Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan. Sektor sewa rumah cakupannya diperluas menjadi sub
sektor sewa bangunan, sedangkan sub sektor jasa perusahaan tadinya
menjadi bagian dari sektor jasa.
1.4 TUJUAN DAN KEGUNAAN PUBLIKASI PDRB
Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan atas dasar harga
konstan, akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu
daerah

baik secara agregat maupun secara sektoral. Pertumbuhan

perekonomian yang timbul tersebut apabila dibandingkan dengan jumlah
penduduk masing-masing tahun, maka akan dapat pula mencerminkan
tingkat perkembangan pendapatan per kapita penduduk. Jika pendapatan per
kapita penduduk suatu daerah dibandingkan dengan pendapatan per kapita
daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat dipakai sebagai indikator
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

3

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

untuk membandingkan tingkat kemakmuran material dengan daerah lainnya.
Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai
indikator untuk melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi ditingkat
produsen. Demikian pula apabila disajikan secara sektoral akan dapat juga
memberi gambaran tentang struktur perekonomian suatu daerah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik
Regional Bruto yang disajikan secara berkala dan komprehensif akan dapat
diketahui :
a. Indikator tingkat pertumbuhan perekonomian.
b. Indikator tingkat perkembangan pendapatan per kapita.
c. Indikator tingkat kemakmuran masyarakat.
d. Indikator tingkat inflasi dan deflasi.
e. Indikator dari struktur perekonomian suatu daerah.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

4

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

BAB II
KONSEP DAN DEFINISI

2.1 SUSUNAN AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL

a. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
merupakan penjumlahan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi,
yang terbagi dalam sektor-sektor ekonomi yang berada pada suatu
daerah.
b. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep netto dan konsep bruto adalah karena
pada konsep bruto, penyusutan masih termasuk didalamnya, sedang
pada konsep netto komponen penyusutan sudah dikeluarkan.
Apabila Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto
atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai
susutnya (ausnya) barang-barang modal yang ikut serta dalam proses
produksi. Jika nilai susutnya barang-barang modal dari seluruh sektor
ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan penyusutan yang
dimaksud.

c. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

5

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut Pemerintah dan
subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi.
Pajak tak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh berbanding
terbalik terhadap harga barang. Pajak tak langsung berpengaruh
menaikkan harga barang sedangkan subsidi berpengaruh menurunkan
harga barang. Sehingga apabila pajak tak langsung dikurangi subsidi
akan diperoleh pajak tak langsung netto. Jika Produk Domestik
Regional Netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak
langsung netto ini, maka hasilnya akan berupa Produk Domestik
Regional Netto atas dasar biaya faktor.
d. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep di atas dapat diketahui, bahwa Produk
Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya
merupakan jumlah balas jasa dari faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu daerah. Faktor-faktor produksi
tersebut berupa tenaga kerja/buruh, modal uang, tanah dan
pengusaha/interpreneur.
Dengan demikian Produk Domestik Regional Netto atas dasar
biaya faktor merupakan jumlah dari pendapatan

yang berupa

upah/gaji, bunga uang, sewa tanah dan keuntungan yang timbul
(income originated), atau merupakan pendapatan yang berasal (income
originated) dari daerah tersebut.
Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut tidak
seluruhnya

menjadi

pendapatan

penduduk

di

wilayah

yang

bersangkutan. Sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

6

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

penduduk yang tinggal di wilayah lain, misalnya suatu perusahaan
yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi
beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan
perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar daerah
tersebut. Sehingga sebagian keuntungan akan menjadi pendapatan dari
pemilik modal yang berada di luar daerah. Sebaliknya kalau ada
penduduk daerah ini yang menanamkan modalnya di luar daerah,
maka sebagian keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam
daerah tersebut, dan menjadi pendapatan dari pemilik modal daerah
ini.
Kalau Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor
dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar, ditambah dengan
pendapatan yang mengalir masuk ke dalam region/daerah, maka
hasilnya akan merupakan Produk Regional Netto, yaitu merupakan
jumlah pendapatan yang benar-benar diterima (income receipt) oleh
seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Produk Regional
inilah

yang

merupakan

Pendapatan

Regional

Daerah

yang

bersangkutan.
Apabila Pendapatan Regional tersebut dibagi dengan jumlah
seluruh penduduk yang tinggal di daerah itu, maka hasilnya
merupakan pendapatan perkapita penduduk di daerah tersebut.
e. Personal Income
Personal Income (pendapatan orang seorang) adalah merupakan
pendapatan

yang

diterima

oleh

rumahtangga.

Kalau

kita

memperhatikan konsep Pendapatan Regional maupun Pendapatan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

7

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

Perkapita Penduduk seperti tersebut di atas, maka sebenarnya tidak
semua Pendapatan Regional tersebut diterima oleh rumahtangga,
karena harus dipotong pajak pendapatan (corporate income taxes),
keuntungan yang tidak dibagikan (undistributed profits), dan iuran
kesejahteraan sosial (social security constribution). Sebaliknya
pendapatan tersebut harus ditambah dengan transfer yang diterima
oleh rumahtangga dan bunga neto atas hutang Pemerintah.
Jadi apabila Pendapatan Regional dikurangi pajak pendapatan,
keuntungan yang tidak dibagikan dan iuran kesejahteraan sosial,
kemudian ditambah dengan transfer yang diterima oleh rumahtangga
dan bunga neto atas hutang pemerintah, maka akan diperoleh Personal
Income.
f.

Disposable Income
Apabila pendapatan orang seorang (personal income) tersebut
dikurangi dengan pajak rumahtangga dan transfer yang dibayar oleh
rumahtangga, maka akan diperoleh pendapatan yang benar-benar siap
dibelanjakan (Disposable Income).
Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat disusun Agregat
Pendapatan Regional sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar
Dikurangi

: Penyusutan

Sama dengan

:

2. Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar
Dikurangi

: Pajak tak langsung netto

Sama dengan

:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

8

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

3. Produk Domestik Regional Netto atas biaya faktor
Ditambah

: Pendapatan yang masuk dari luar daerah/
luar negeri

Dikurangi

:

Pendapatan

yang

mengalir keluar

daerah/ luar negeri
Sama dengan

:

4. Produk Domestik Regional/Pendapatan Regional
Dikurangi

: - Pajak pendapatan
-Keuntungan yang tidak dibagikan
-Iuran kesejahteraan sosial

Ditambah

: - Transfer yang diterima oleh
rumahtangga

Sama dengan

:

-Bunga netto atas hutang pemerintah

5. Pendapatan orang-seorang (Personal Income)
Dikurangi

: - Pajak rumahtangga
-Transfer yang dibayar oleh rumah tangga

Sama dengan

:

6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income).
Disposable Income inilah yang merupakan pendapatan yang
benar-benar digunakan dan dimiliki oleh rumahtangga. Untuk lebih
jelasnya, maka susunan Agregat Pendapatan Regional tersebut
digambarkan seperti terlihat pada

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

9

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

Gambar 1.Susunan Agregat Pendapatan Regional
Biaya Antara:
Bibit, pupuk, obatobatan, bahan baku,
bahan penolong, listrik,
jasa perbaikan alatalat, sewa bangunan
dan mesin, jasa lainnya
dan sebagainya, tidak
termasuk pemberian
barang modal
Penyusutan
Pajak Tidak Langsung
Netto
Pajak perusahaan,
keuntungan yang tidak
dibagikan, iuran
kesejahteraan sosial

Upah dan Gaji, Sewa
bangunan, royalti,
bunga modal,
keuntungan (deviden
dan laba tahunan)

Pajak rumah tangga,
transfer oleh rumah
tangga

Pendapatan Netto dari
luar daerah/ luar negeri

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

Pendapatan siap Dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan Orang Seorang (Personal Income)

(Pendapatan Regional)

PDRN Biaya Faktor

PDRN Harga Pasar

PDRB Harga Pasar

Total Output

Transfer yang diterima
rumah tangga, bunga
netto atas hutang
pemerintah

Keterangan :

PDRB= Produk Domestik
Regional Bruto

PDRN= Produk Domestik
RegionalNetto

PRN = Produk Regional
Netto

10

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

SKEMA AGREGAT PENDAPATAN REGIONAL
Produk Domestik Regional
Netto (PDRN) atas dasar

Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

11

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

2.2

METODE PENDEKATAN
Untuk melakukan penghitungan Pendapatan Regional ada empat
metode yang dipakai yaitu :

a. Pendekatan dari segi produksi (production approach)
b. Pendekatan dari segi pendapatan (income approach)
c. Pendekatan dari segi pengeluaran (expenditure approach)
d. Metode Alokasi (allocation method)
Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan dari masing-masing
metode sebagai berikut :
a. Pendekatan Produksi
Pendekatan dengan metode ini untuk memperoleh Nilai Tambah
Bruto (Gross Value Added) dilakukan dengan cara besarnya nilai
output dikurangi dengan biaya-biaya antara (intermediate cost).
Biaya-biaya antara (intermediate cost) yang dimaksud adalah
barang-barang yang tidak tahan lama (umur pemakaian kurang dari
satu tahun atau habis dalam satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak
lain yang digunakan dalam proses produksi.
Apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya

antara,

maka akan diperoleh Nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya
faktor produksi (upah/gaji, bunga netto, sewa tanah, keuntungan),
penyusutan barang modal dan pajak tak langsung netto.
Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi
yang bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil Survei
Khusus

Pendapatan

Regional

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

(SKPR).

Penghitungan

dengan
12

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

pendekatan produksi ini biasanya digunakan untuk sektor pertanian,
industri, listrik, gas dan air minum, pertambangan dan sebagainya.
b. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan

dengan

cara

ini

dapat

dilakukan

dengan

menjumlahkan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi
berupa upah/gaji, bunga netto, sewa tanah dan keuntungan, sehingga
diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.
Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas
dasar harga pasar, harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak
langsung netto. Penghitungan dengan metode pendapatan (income
approach) ini biasanya digunakan untuk kegiatan yang sulit dihitung
dengan pendekatan produksi, seperti subsektor Pemerintahan umum
dan Jasa-jasa yang usahanya tidak mencari untung (non profit).
c. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai
barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam
masyarakat. Barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit produksi
akan digunakan untuk keperluan konsumsi, pembentukan modal
(investasi) dan ekspor. Karena yang dihitung nilai barang dan jasa
yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen biaya
di atas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai
ekspor di atas akan menjadi nilai ekspor netto.
Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumahtangga, pemerintah
dan yayasan sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor netto
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

13

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

dijumlahkan, maka akan diperoleh nilai Produk Domestik Regional
Bruto atas dasar harga pasar.
d. Metode Alokasi
Kadang-kadang data yang tersedia tidak memungkinkan untuk
menggunakan ketiga metode tersebut, sehingga terpaksa dipakai
metode alokasi. Hal ini dapat terjadi misalnya suatu unit produksi
yang mempunyai kantor pusat dan kantor cabang. Kantor Pusat berada
diwilayah lain, sedang kantor cabang berada didaerah tersebut. Sering
kantor-kantor cabang ini tidak dapat membuat neraca untung rugi,
sebab neracanya dibuat di kantor pusat, sehingga tidak dapat diketahui
berapa keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang. Padahal
keuntungan merupakan salah satu komponen dari nilai tambah.
Untuk dapat menghitung hal-hal yang demikian maka
digunakan metode alokasi, yaitu dengan jalan mengalokasikan angkaangka secara terpusat dengan memakai indikator-indikator yang
sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang yang berada di daerah
itu terhadap kantor pusatnya. Indikator yang dimaksud dapat berupa
volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk, dan lain-lain.
Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak
langsung, sedang yang lain merupakan metode langsung. Dengan
menggunakan metode langsung akan dapat dihasilkan angka-angka
yang bisa menggambarkan karakteristik yang lebih mendekati
kenyataan bila dibandingkan dengan angka-angka yang diperoleh dari
metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin digunakan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

14

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

metode langsung, dan bila hal ini tidak mungkin, baru ditempuh
penghitungan dengan metode tidak langsung.

2.3 STRUKTUR PENDAPATAN REGIONAL
Untuk dapat memberi gambaran sampai seberapa jauh peranan
masing-masing sektor ekonomi memberikan andil dalam berproduksi,
atau sampai seberapa jauh peranan faktor-faktor produksi berpartisipasi
dalam proses produksi, atau bagaimana komposisi penggunaan produkproduk yang dihasilkan tadi, maka biasanya Pendapatan Regional
disajikan dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu :
1.

Pendapatan Regional menurut

lapangan usaha (by industrial

origins).
2.

Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi.

3.

Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of
expenditure).
a. Pendapatan Regional menurut lapangan usaha
Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran tentang
peranan masing-masing sektor

dalam

memberikan andilnya

pada Pendapatan Regional. Karena itu unit-unit produksi
dikelompokkan kedalam sektor-sektor sebagai berikut
1. Pertanian,

Peternakan,

Perikanan,

Kehutanan

dan

Perkebunan.
2. Pertambangan dan Penggalian.
3. Industri Pengolahan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

15

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

4. Listrik dan Air Minum.
5. Bangunan.
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran.
7. Pengangkutan dan Komunikasi.
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.
9. Jasa-Jasa.

b. Pendapatan Regional menurut andilnya faktor-faktor produksi
Penyajian dalam bentuk ini dapat memberikan gambaran
tentang

peranan

masing-masing

faktor

produksi

dalam

memberikan andil pada Pendapatan Regional. Karena itu
disajikan balas jasa yang diterima oleh masing-masing faktor
produksi yaitu dalam bentuk upah/gaji, sewa tanah, bunga dan
keuntungan. Berhubung ada unit-unit produksi yang faktorfaktor produksinya sekaligus dimiliki sendiri oleh produsen
seperti : petani, pelukis dan pekerja profesional lainnya, maka
terlalu sukar untuk memisahkan nilai tambahnya dalam
komponen-komponen faktor-faktor pendapatan, sehingga perlu
ditambahkan satu rincian lagi untuk menampung hal seperti ini,
yaitu usaha perorangan (non corporated enterprices). Dengan
demikian maka item yang keluar pada tabel yang disajikan
menjadi :
1. Upah/Gaji sebagai balas jasa pegawai (Compensation of
employees)
2. Pendapatan dari usaha perorangan (Income from non corporated enterprices)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

16

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

3. Sewa Tanah (Rental Income)
4. Keuntungan (Corporated Profit)
5. Bunga netto (Net Interest)
Untuk dapat memberi gambaran tentang apa-apa yang tercakup
dalam masing-masing item, di atas di bawah ini akan diuraikan
secara singkat sebagai berikut :
1. Upah / Gaji
Upah/Gaji yang tercakup disini ialah balas jasa faktor
produksi buruh/pegawai yang meliputi :
a. Upah dan Gaji baik berupa uang maupun barang,
sebelum dipotong pajak upah, dana pensiun, asuransi
kesehatan.
b.

Pembayaran yang berbentuk hadiah, premi, bonus dan
segala macam tunjangan lainnya

c. Social security contribution,

meliputi pembayaran

kontribusi yang dilakukan oleh pengusaha untuk
keperluan pegawai-pegawainya, misalnya untuk dana
asuransi, kesehatan, pensiun, dan sebagainya.
2. Pendapatan Usaha Perorangan
Yang

tercakup

disini

adalah

pendapatan

yang

ditimbulkan oleh unit-unit produksi yang tidak berbentuk
perusahaan, seperti petani, dokter, pedagang kecil, tukang cukur,
dan sebagainya. Disini biasanya faktor produksinya tidak dibeli
dari luar tetapi dimiliki oleh unit-unit produksi itu sendiri, maka
pendapatan yang ditimbulkan sukar dipisahkan menjadi
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

17

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

komponen-komponen balas jasa faktor

produksinya. Sehingga

nilai tambahnya dikeluarkan dalam bentuk gabungan dalam item
ini.
3. Sewa Tanah
Yang tercakup dalam hal ini adalah pendapatan yang
ditimbulkan oleh :
a. Ikut sertanya faktor produksi tanah dalam proses produksi.
Dengan tidak melihat untuk apa tanah itu digunakan (apakah
untuk petanian, perikanan atau untuk bangunan), maka sewa
tanah yang dihasilkan dimasukkan dalam rental income.
Tapi perlu diingat, bahwa sewa yang dimaksud disini harus
sewa netto, artinya setelah dipotong dengan kewajibankewajiban yang harus dibayar oleh pemilik tanah, seperti
pajak dan ongkos perbaikan atas tanah bila hal ini
dibebankan kepada pemilik tanah.
b. Pemilik atas hak patent, hak cipta (copyright), merk dagang
dan sebangsanya.
4. Keuntungan
Yang tercakup disini ialah keuntungan perusahaan
sebelum dipotong pajak perusahaan dan pajak langsung lainnya,
dan sebelum dibagikan sebagai deviden.
5. Bunga Netto
Yang tercakup dalam bunga netto adalah bunga

atas

piutang maupun surat-surat berharga lainnya yang diterima oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

18

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

penduduk maupun pemerintah, dikurangi

bunga

hutang pemerintah kepada penduduk jika

hutang tersebut

dipakai untuk konsumsi pemerintah,

misalnya

atas

untuk

membiayai perang. Karena dipakai untuk

konsumsi,

berarti uang itu tidak ikut serta dalam proses

produksi,

sehingga bunganya pun bukan balas jasa faktor produksi.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa Pendapatan
Regional merupakan balas jasa faktor produksi, maka bunga
yang demikian bukan bagian dari Pendapatan Regional dan
harus

dikeluarkan

dari

Pendapatan

selanjutnya dianggap sebagai

Regional,

transfer. Selain itu

untuk
perlu

diadakan imputasi atas bunga dari uang penduduk yang
disimpan

sebagai

tanggungan

di

perusahaan-perusahaan,

seperti asuransi jiwa, dana pensiun, dan sebagainya dan
imputasi ini dimasukkan dalam item bunga netto.
c.

Pendapatan Regional menurut jenis penggunaan (by type of
expenditure)
Penyajian dalam bentuk ini dapat memberi gambaran
bagaimana barang dan jasa yang diproduksi itu digunakan
oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Untuk keperluan
ini maka barang dan jasa itu dikelompokkan menurut
penggunaannya dalam masyarakat, yaitu digunakan untuk
keperluan konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang
tidak mencari untung (private consumption expenditure),
ditanam sebagai barang modal (Fixed Capital Formation),

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

19

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

yang

tidak digunakan pada tahun laporan akan disimpan

sebagai stock (increase in stock) dan digunakan untuk
ekspor netto. Jadi penyajiannya akan

barang

berbentuk

1. Pengeluaran Konsumsi rumahtangga
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
3. Pembentukan Modal Tetap
4. Perubahan Stok
5. Ekspor Neto
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Yang termasuk dalam hal ini ialah pengeluaran yang
dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli barang-barang jadi
baru dan jasa tanpa melihat durability dari barang dan jasa itu,
dikurangi penjualan dari barang bekas netto (penjualan pembelian
barang bekas netto), dengan pengecualian pengeluaran yang
bersifat transfer, pembelian tanah dan rumah. Pengecualian ini
dilakukan sebab transfer akan dihitung sebagai pengeluaran pada
konsumer yang menerima transfer tadi, sedang pengeluaran untuk
tanah dan rumah dimasukkan dalam item Pembentukan Modal
(Capital Formation).
Kecuali pengeluaran yang dilakukan oleh rumahtangga
yang tercakup dalam item ini ialah pengeluaran rutin yang
dilakukan oleh lembaga swasta (Lembaga Swasta yang tidak
mencari untung). Pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga ini
untuk pembelian barang-barang modal akan dimasukkan dalam
item

pembentukan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

modal

tetap.

Pengeluaran

konsumsi
20

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

rumahtangga lembaga swasta yang tidak mencari untung ini
disebut Private Consumption Expenditure.
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Item ini mencakup pengeluaran rutin untuk pembelian
barang dan jasa dari pihak lain yang dilakukan oleh Pemerintah,
baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dikurangi
hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah.
Pengeluaran rutin disini meliputi pembayaran upah dan gaji
kepada pegawai-pegawai pemerintah, belanja barang, biaya-biaya
pemeliharaan dan biaya-biaya rutin lainnya. Termasuk juga
pengeluaran belanja modal untuk keperluan militer. Belanja
modal untuk keperluan sipil misalnya pembelian mobil-mobil,
pesawat terbang, mesin-mesin, pembuatan gedung-gedung, jalanjalan, jembatan dan sebagainya, akan dimasukkan dalam
pembentukan modal tetap, sedang pembelian seperti di atas, tetapi
untuk keperluan militer dimasukkan dalam Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah . Pengeluaran rutin tersebut harus dikurangi dengan
hasil penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah,
misalnya penjualan buku-buku penerbitan oleh departemendepartemen, penjualan bibit padi dan telur dari pusat-pusat
pembibitan milik Pemerintah dan sebagainya.
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
Pembentukan modal tetap bruto (Gross Fixed Capital
Formation) ditambah perubahan stok (increase in stock) biasanya
disebut Gross Capital Formations, sebab memang keduanya
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

21

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

merupakan jumlah perubahan stok barang, baik barang-barang
yang sudah ditanam maupun yang masih disimpan. Hanya untuk
memudahkan penghitungan, kedua item ini perlu dipisahkan.
Apa yang tercakup dalam perubahan stok akan dibicarakan
kemudian sedang yang masuk dalam pembentukan modal tetap
mencakup besarnya modal yang ditanam selama satu tahun, baik
oleh Pemerintah, Swasta, Lembaga Swasta Nirlaba maupun
rumahtangga (terbatas pada tanah dan rumah), dikurangi dengan
jumlah penjualan barang-barang modal bekas selama tahun yang
sama. Yang tercakup dalam barang modal tetap (durable
procedure goods) dan umurnya lebih dari satu tahun, misalnya
tanah, rumah, gedung-gedung, jalan, jembatan, dam-dam, mesinmesin, alat-alat transport, dan sebagainya. Selain tersebut di atas
yang termasuk juga dalam pembentukan modal tetap seperti untuk
pembelian/penambahan ternak-ternak yang dipelihara untuk
diambil susunya, tenaganya, bulunya, dan sebagainya. Sedangkan
pembelian/penambahan ternak yang dipelihara untuk diambil
dagingnya (dipotong) akan dimasukkan dalam pembentukan
modal stok. Dalam item ini termasuk juga pengeluaranpengeluaran

untuk

penanaman

hutan

baru,

perkebunan-

perkebunan atau tanaman-tanaman keras yang baru bisa dipetik
hasilnya setelah berumur lebih dari satu tahun.
4. Perubahan Stok
Yang dimaksud dalam item ini ialah barang-barang yang
diproduksi maupun yang diimpor pada tahun itu, tetapi belum
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

22

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

sempat dipakai sampai akhir tahun, sehingga masih disimpan
sebagai stok. Seperti yang disebut di atas termasuk juga dalam
increase stock ini ialah penambahan ternak yang dipelihara untuk
dipotong.
5. Ekspor Netto
Ekspor Netto disini berarti selisih antara ekspor dan impor
dari barang dan jasa. Ekspor barang dan jasa meliputi ekspor
barang-barang yang dijual keluar negeri, dimana termasuk
didalamnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa-jasa
transport, asuransi dan jasa-jasa lain. Begitu pula untuk impor
termasuk barang-barang dagangan, jasa-jasa lain yang dibeli dari
luar negeri. Juga pengeluaran/pemasukan barang yang bersifat
pemberian/hadiah ke/dari negara-negara lain dan barang-barang
yang diekspor/impor dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh
dari transfer antar negara. Tetapi kalau pengeluaran/pemasukan
barang yang bersifat hadiah/pemberian ini dimaksud untuk
keperluan militer tidak termasuk dalam item ekspor/impor ini.

2.4

PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN
Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional ialah untuk melihat
perkembangan pendapatan/produk dari tahun ke tahun. Karena adanya
pengaruh inflasi, maka daya beli uang akan mengalami penurunan dari
tahun ke tahun. Berhubung dengan itu apakah kenaikan pendapatan
seseorang benar-benar naik atau tidak maka faktor inflasi ini terlebih
dahulu harus dieliminir dari pendapatan ini. Setelah faktor inflasi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

23

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

dieliminir, maka pendapatan yang dihasilkan akan merupakan pendapatan
yang riil (real income). Sehingga naik turunnya pendapatan riil ini akan
mencerminkan naik turunnya daya beli.
Pendapatan

Regional

dengan

masih

adanya

faktor

inflasi

didalamnya akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga yang
berlaku (at current prices), sedang bila faktor inflasi sudah dieliminir
akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga konstan (at
constant prices). Untuk merubah angka atas dasar harga berlaku menjadi
angka atas dasar harga konstan, ada tiga metode dasar yang dapat dipakai,
yaitu :
1. Revaluasi
Cara ini diperoleh dengan menilai produksi pada tahun yang
bersangkutan dengan memakai harga pada tahun dasar. Begitu juga
biaya-biaya antara dinilai dengan memakai harga pada tahun dasar
pula.
2. Ekstrapolasi
Cara ini diperoleh dengan mengekstrapolasikan nilai tambah
pada tahun dasar dengan menggunakan indeks kuantum dari barangbarang yang bersangkutan. Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh
indeks kuantum dapat dipakai indikator lain yang ada hubungannya
dengan indeks kuantum produksi, seperti indeks tenaga kerja dibidang
itu, indeks kuantum dari input yang dipakai dan sebagainya.
Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga
konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

24

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga
konstan.
3. Deflasi
Cara ini diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar
harga yang berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang
bersangkutan. Indeks harga disini dapat dipakai indeks harga
perdagangan besar, harga produsen maupun harga eceran tergantung
mana yang lebih cocok. Selain daripada itu metode dasar tersebut di
atas, ada empat pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral
atas dasar harga konstan, tiga diantaranya didasarkan pada pendekatan
produksi yang dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang
satunya didasarkan pada pendekatan pendapatan. Empat pendekatan
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Deflasi Ganda
Deflasi ganda dilakukan apabila output atas dasar
konstan dihitung secara terpisah dari input antara atas

harga
dasar

harga konstan. Nilai tambah atas dasar harga konstan merupakan
selisih antara output dan input antara atas dasar harga konstan.
Untuk menghitung output dan input antara atas dasar harga
konstan itu dapat dipakai salah satu atau kombinasi dari tiga
metode dasar tersebut di atas. Perlu diperhatikan bahwa istilah
deflasi yang digunakan disini adalah dalam arti yang luas.

b. Ekstrapolasi Langsung terhadap Nilai Tambah
Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan
dengan menggunakan perkiraan dari penghitungan output atas dasar
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

25

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

harga konstan (yang didasarkan pada metode revaluasi, ekstrapolasi
atau deflasi) atau dapat secara langsung menggunakan indeks
produksi yang sesuai, atau tingkat pertumbuhan riil yang lalu dari
output, input antara atau nilai tambah kemudian dikalikan dengan
nilai tambah sektoral tahun dasar.
Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa
output atas dasar harga konstan berubah sejalan dengan input atas
dasar harga konstan atau rasio input antara riil boleh dikatakan
tetap. Asumsi itu akan cocok bila perubahan teknologi dari sektor
yang bersangkutan relatif kecil. Dalam beberapa hal pendekatan ini
akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila
rasio input antara adalah kecil.

c. Deflasi Tidak Langsung terhadap Nilai Tambah
Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan
menggunakan indeks harga implisit dari output atau secara
langsung menggunakan indeks harga produksi yang sesuai,
kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah sektoral
atas dasar harga berlaku. Secara implisit pendekatan ini didasarkan
pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi pada output dianggap sama
dengan inflasi pada input antara. Asumsi ini akan lebih mudah bila
digunakan dalam jangka pendek atau bila rasio input antara adalah
kecil.

d. Deflasi Komponen Pendapatan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

26

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

Komponen-komponen pendapatan dari nilai tambah pada
dasarnya erat kaitannya dengan tenaga kerja, modal dan
manajemen. Perubahan kualitas tenaga kerja dan modal akan
menyebabkan kesulitan-kesulitan, pendekatan ini hanya digunakan
untuk sektor-sektor dimana tiga pendekatan di atas tidak mungkin
digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau indeks output
yang sesuai. Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah
terutama terdiri dari kompensasi tenaga kerja dan penyusutan.
2.5.

CARA PENYAJIAN DAN ANGKA INDEKS
Agregat-agregat Pendapatan Regional secara seri selalu disajikan
dalam dua bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan, seperti yang telah diuraikan di atas.
Pada penyajian atas dasar harga yang berlaku, semua agregat
Pendapatan Regional dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masingmasing tahunnya, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara
maupun pada penilaian komponen nilai tambah.
Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar semua
agregat Pendapatan Regional dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi
pada tahun dasar, sehingga perkembangan agregat Pendapatan Regional
semata-mata karena perkembangan riil dan bukan karena pengaruh
kenaikan harga.
Agregat-agregat Pendapatan Regional juga disajikan dalam bentuk
angka indeks yaitu indeks perkembangan, laju pertumbuhan dan indeks
implisit, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

27

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

a.

Indeks perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada
masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100.
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan
dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya.

b. Angka laju pertumbuhan, diperoleh dengan membagi nilai pada
masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan
100. Jadi disini tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks ini
menunjukkan tingkat perkembangan agregat Pendapatan Regional
untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c. Indeks implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang
berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing
tahunnya,

dikalikan

100.

Indeks

ini

menunjukkan

tingkat

perkembangan harga dari agregat Pendapatan Regional terhadap harga
pada tahun dasar. Selanjutnya bila dari indeks implisit ini dibuat
indeks berantainya, akan terlihat tingkat perkembangan harga setiap
tahun terhadap tahun sebelumnya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mimika

28

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mimika 2013

BAB III URAIAN
SEKTORAL
3.1. SEKTOR PERTANIAN
Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan,
perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
3.1.1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan
seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kentang, kacang
tanah, kacang kedelai, kacang hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, dan
tanaman pangan lainnya, serta produk hasil-hasil ikutannya. Termasuk
disini hasil-hasil dari