5. Silabus PA Hindu dan BP SD versi 120216

SILABUS MATA PELAJARAN
SEKOLAH DASAR
(SD)

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
I.

PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama
Hindu di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi
Setelah Mempelajari Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Hindu di Sekolah Dasar
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Hindu Sekolah Dasar
E. Pembelajaran dan Penilaian
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi
Lingkungan dan Peserta Didik

II.

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kelas I
B. Kelas II
C. Kelas III
D. Kelas IV
E. Kelas V
F. Kelas VI

1


I.
A.

PENDAHULUAN

Rasional
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan affektif
melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang
terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut,
proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam Agama
Hindu, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
berkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: 1. berpusat pada
peserta didik; 2. pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan alam sumber/media lainnya); 3.

pembelajaran dirancang secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi, serta dapat diperoleh melalui internet); 4. pembelajaran
bersifat aktif (peserta didik didorong untuk aktif mencari informasi
melalui pendekatan saintifik); 5. belajar kelompok (berbasis tim); 6.
pembelajaran berbasis multimedia; 7.pembelajaran berbasis
pengguna(users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8. pola pembelajaran
menggunakan ilmu pengetahuan jamak(multidisciplines); dan 9.
pembelajaran yang mengembangkan berpikirkritis.
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. sekolah merupakan
bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana, dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari
kemasyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar; 3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk

mengembangkan
berbagai
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan;5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi
int kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
matapelajaran; 6. kompetensi inti menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi inti; 7. kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan
prinsip
akumulatif,
saling
memperkuat
(reinforced)
dan
memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan
hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace
2

and harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan
untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh
berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang
menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak
hanya berupa hafalan atau verbal.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan,
disebutkan bahwa: Pendidikan Agama berfungsi membentuk
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat
beragama (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya, disebutkan bahwa

Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan
peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).
Perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni yang
sangat cepat menumbuhkan budaya-budaya baru dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan yang pesat
tersebut menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak baik
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Pendidikan Agama
merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa. Pendidikan Agama Hindu
memiliki berbagai konsep yang dapat memberikan kendali atau
kontrol pada umatnya untuk mengendalikan diri dari pengaruh
negatif perkembangan zaman.
Sebagai warga Negara umat Hindu memiliki konsep Dharma
Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan
agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 1963, tersurat
dan tersirat secara langsung maupun tidak langsung, mendukung
keutuhan NKRI, diantaranya:
1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana

(hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia
dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungan).
2. Agama Hindu selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi
(toleransi antar sesama) bahwa dalam diri manusia memiliki
sumber hidup yang sama.
3. Agama Hindu selalu menekankan persaudaraan pada semua
makhluk (Vasudaiva Kutumbhakam).
4. Agama Hindu selalu menjauhkan fanatisme sempit dan
radikalime yang menyimpang dari nilai-nilai Dharma.
5. Agama Hindu selalu menekankan ajaran Susila, Dharma dan
Satya.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang
sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih
efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan
substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata
urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus
ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan
pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable);
3


mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth
to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan
pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan
kesempatan
kepada
guru
untuk
mengembangkan
dan
melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulankeunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus
mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus
merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas.
Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif
sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai
dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam

pengembangan
materi,
pengelolaan
proses
pembelajaran,
penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan
dengan
situasi
dan
kondisi
masyarakat
serta
tingkat
perkembangan kemampuan peserta didik.
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu di
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi
Pekerti menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Adapun kompetensi pendidikan Agama Hindu pada Jenjang
Sekolah Dasar (SD) pada ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan sebagai berikut:

4

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
menumbuhkankembangkan dan meningkatkan kualitas Sraddha,
bhaktii, berilmu, percaya diri, rasa ingin tahu, santun, disiplin, jujur,
mandiri, peduli, toleransi, bersahabat, dan bertanggung jawab dalam
hidup bermasyarakat, serta mencerminkan pribadi yang berbudi
pekerti luhur dan cinta tanah air.
Mencerminkan sikap bersyukur, ksama (pemaaf), disiplin, Satya
(jujur), Ahimsa (tidak melakukan kekerasan), Karuna (menyayangi),
Sraddha (keyakinan) rajin, bertanggungjawab, tekun, mandiri,
mampu bekerjasama, gotong royong dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan factual, konseftual, dan prosedural dengan
cara mengamati(, mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu.
Melalui materi tentang Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Susila
(etika), Acara dan Sejarah secara konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang universal.

Keterampilan

Memiliki kemampuanpikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret, dalam berdoa, bersembahyang,
berdharmagita (menyanyi, mekidung, bhajan, kirtan), bermeditasi,
membuat sarana upakara, melaksanakan tirtayatra ketempat suci,
dan berjapa.

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Hindu di Sekolah Dasar
Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di
Pendidikan Dasar dan Menengah pada jenjang SD yaitu:
I III
Mampu memahami dan mengenal Jenisjenis ciptaan Sang Hyang Widhi; Tri
Pramana, ajaran Tri Kaya Parisudha,
Kitab suci Veda dengan buku biasa,
ajaran Dharmagita, mantra guru, gayatri
mantra, mantra makan, mantra
Saraswati dan doa tidur, serta sejarah

IV - VI
Mampu memahami, mengenal,
menyebutkan, dan menguraikan
ajaran Punarbhava, orang suci,
Catur Pramana, Maharsi penerima
wahyu, Hari-hari Suci agama
Hindu, dan sejarah perkembangan
agama Hindu di Indonesia secara
5

perkembangan agama Hindu pada abad I
di Indonesia
Mampu memahami dan mengenal Atma
sebagai sumber hidup, ajaran Tri Murti,
Menghindari Tri mala, Catur Paramita,
Tokoh dalam cerita R m yaṇ a, sejarah
perkembangan agama Hindu di daerah
setempat,
Mampu memahami, mengenal dan
menguraikan ajaran Tri Parartha, ajaran
Daiwi Sampad dan Asuri Sampad, tokohtokoh dalam Mah bh rata, nama-nama
planet sesuai ajaran Veda, tari sakral dan
tari profan, dan tata cara
sembahyang.dan berdoa dalam agama
Hindu.

singkat.
Mampu memahami, menguraikan,
dan menjelaskan ajaran Kitab
suci Veda, Catur Yoga Marga,
Cadhu Sakti, Catur Guru, dan
tempat-tempat suci agama Hindu
Mampu memahami, menguraikan,
menjelaskan dan menerapkan Isi
Pokok Bhagavadgita, ajaran Panca
Sraddha, Tattvam Asi dalam
Itihasa, Menghindari perilaku Sad
Ripu, dan Tri Rna sebagai hutang
yang dibawa sejak lahir.

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu
Sekolah Dasar
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai
SMA/SMK, sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya terintegrasi
dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat
melalui pengkodisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Pada jenjangPendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti SMPmengembangkan konsep-konsep dasar agama Hindu.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Hindu Dan Budi Pekerti
Kelas I s.d VI mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Dasar
yaitu Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti pada kelas I s.d VI yaitu:

Kompetensi
Inti
KI 1

KI 2

KI 3

Kelas I

Kelas II

Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
dan guru

Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
dan guru

Memahami
pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca]
dan menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan

Memahami
pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca]
dan menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan

Kelas III

Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru dan
tatangganya
Memahami
pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati
[mendengar,
melihat, membaca]
dan menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
6

KI 4

Kompetens
i Inti
KI 1

KI 2

KI 3

benda-benda yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah
Menyajikan
pengetahuan
faktual dalam
bahasa yang jelas
dan logis, dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia

Kelas IV

Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang
dianutnya
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya
Memahami
pengetahuan
faktual dengan cara
mengamati dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat bermain

benda-benda yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah
Menyajikan
pengetahuan
faktual dalam
bahasa yang jelas
dan logis, dalam
karya yang estetis,
dalam gerakan yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia

Kelas V

Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang
dianutnya.
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya serta
cinta tanah air.
Memahami
pengetahuan
faktual dan
konseptual dengan
cara mengamati,
menanya dan
mencoba
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat
bermain

benda-benda yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah
Menyajikan
pengetahuan
faktual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis dan logis,
dalam karya yang
estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia
Kelas VI

Menerima,
menjalankan, dan
menghargai ajaran
agama yang
dianutnya.
Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya serta
cinta tanah air
Memahami
pengetahuan faktual
dan konseptual
dengan cara
mengamati,
menanya dan
mencoba
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat bermain.

7

KI 4

Menyajikan
pengetahuan
faktual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis dan logis,
dalam karya yang
estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia

Menyajikan
pengetahuan
faktual dan
konseptual dalam
bahasa yang jelas,
sistematis,
logisdankritis,
dalamkarya yang
estetis,
dalamgerakan yang
mencerminkan
anak sehat, dan
dalam tindakan
yang mencerminkan
perilakuanak
beriman dan
berakhlak mulia

Menyajikan
pengetahuan faktual
dan konseptual
dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis
dan kritis,
dalamkarya yang
estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia

Ruang lingkup Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah
Tri Kerangka Agama Hindu yang diwujudkan melalui konsep Tri
Hita Karana, yaitu:
a. Hubungan yang harmonis antara Manusia dengan Sang Hyang
Widhi;
b. Hubungan yang harmonis antara Manusia dengan Manusia; dan
c. Hubungan yang harmonis antara Manusia dengan Lingkungan
sekitar.
Kelima lingkup materi Agama Hindu dan Budi Pekerti dijelasakan
sebagai berikut
d. Pemahaman Kitab Suci Veda yang menekankan kepada
pemahaman Veda sebagai kitab suci, melalui pengenalan Kitab
Purana, R m yaṇ a, Mah bh rata, Bhagavadgita, Veda Sruti,
Smerti dan mengenal bahasa yang digunakan dalam Veda serta
Maharsi penerima wahyu Veda dan Maharsi pengkodifikasi Veda.
e. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha yang meliputi
Brahman,Atma, Karmaphala, Punarbhawa dan Moksha.
f. Susila yang penekanannya pada ajaran Subha Karma dan
Asubha Karma, Tri Mala, Trikaya Parisudha, Catur Paramitha,
Catur Guru, Sad Ripu, Tri Parartha, Daiwi Sampad dan Asuri
Sampad, Tri Hita Karana dalam kehidupan, Orang Suci, dan
ajaran bhakti serta Tattvam Asi yang merupakan ajaran kasih
sayang antar sesama.
g. Acara
yang penekanannya pada
sikap dan
praktik
sembahyang, yaitu dengan melafalkan lagu kidung keagamaan,
memahami dasar Wariga, Jyotisa, Tari Sakral, Tempat Suci, Tri
Rna, Tata Cara Bersembahyang serta mengenal Panca Yaj a.
h. Sejarah Agama Hindu menekankan pada pengetahuan sejarah
perkembangan Agama Hindu d i Indonesia, Asia dan dunia,
sehingga peserta didik memiliki pemahaman yang utuh tentang
perkembangan Hindu
.
Peta materi PAH dan Budi Pekerti SD
Kelas I

Kelas II

Kelas III

8

Jenis-jenis ciptaan
Sang Hyang Widhi
Tri Pramana sebagai
kekuatan makhluk
hidup

Atma sebagai sumber
hidup bagi makhluk
hidup
Tri Murti sebagai
perwujudan Sang
Hyang Widhi

Tri Kaya Parisudha
sebagai tuntunan
hidup manusia

Ajaran Tri Mala yang
harus dihindari dalam
kehidupan sehari-hari

Kitab Suci Veda dan
Buku Biasa

Catur Paramitha untuk
mencapai kehidupan
yang harmonis

Dharmagita dalam
kegiatan sehari-hari
Mantra guru, Gayatri
Mantra, mantra
makan, mantra
Saraswati, dan doa
tidur
Sejarah Perkembangan
agama Hindu pada
abad ke I di Indonesia

Tokoh-tokoh cerita
Ramayana dalam
kehidupan sehari-hari
Perkembangan sejarah
agama Hindu di daerah
setempat

Ajaran Tri Parartha
untuk mencapai
keharmonisan hidup

Daiwi sampad dan
Asuri sampad yang
bersumber pada kitab
Bhagavadgita
Tokoh-tokoh cerita
Mahabharata dalam
rangka meneladani
nilai-nilai
kepemimpinan
Nama-nama Planet /
astronomi dalam
ajaran Veda

Tari Sakral dan Tari
profan dalam
kehidupan keagamaan
Sembahyang dan
berdoa dalam ajaran
Hindu

Kelas IV
Punarbhava sebagai
upaya meningkatkan
kualitas hidup

Kelas V
Kitab Suci Veda
Sebagai Sumber
Hukum Hindu

Kelas VI
Isi pokok Bhagavadgita
sebagai tuntunan hidup

Orang Suci agama
Hindu yang patut
diteladani
Catur Pramana dalam
mencari pengetahuan
kebenaran

Catur Marga Yoga
dalam agama Hindu

Panca Sraddha sebagai
dasar meningkatkan
keyakinan
Tattvam Asi dalam
ceritera Itihasa

Hari-hari suci agama
Hindu.
Sejarah perkembangan
agama Hindu di
Indonesia secara
singkat

Tempat-tempat suci
dalam agama Hindu

Maharsi penerima
wahyu Veda

E.

Kemahakuasaan Sang
Hyang Widhi sebagai
Cadhu Sakti

Catur Guru yang patut
dihormati

Sad Ripu sebagai
perilaku yang harus
dihindari dalam
kehidupan sehari-hari
Tri Rna sebagai utang
yang dibawa sejak lahir

Pembelajaran dan Penilaian
1. Pembelajaran
Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan budi
Pekerti, Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
9

dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang tertuang
dalam Kompetensi Inti 3 (tiga) harus diimplementasikan dalam
kompetensi Inti 4 (empat) disesuaikan dengan materi pokok
yang diajarkan di setiap jenjang sesuai dengan Silabus
Kurikulum 2013.
Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang
tertuang dalam Kompetensi Inti 1 (satu) dan 2 (dua) yang
berkaitan dengan materi pokok yang diajarkan sesuai dengan
tingkat satuan pendidikan dan jenjang masing-masing kelas
a. Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan pengamatan dilingkungan
sekitar sesuai materi pokok pembelajaran.
b. Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami terkait materi pembelajaran yang sedang dibahas,
maupun hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibahas.
c. Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan
sesuai dengan materi pembelajaran.
d. Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
menganalisis
materi
pembelajaran yang sedang dibahas.
e. Mengkomunikasikan
yaitu
peserta
didik
dapat
menyampaikan hasil proses pembelajaran dari materi
pembelajaran dalam tertulis maupun lisan.
Selain metode di atas, dalam menyampaikan materi
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang SD
menggunakan metode 6D. Adapun keenam metode tersebut
antara lain:
a. Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah
metode mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan
tulisan diperkuat dengan menggunakan mediavisual.
Pendidik berperan sebagai sumber pengetahuan utama
atau dominan. Belajar dengan strategi Dharma Wacana
dapat memperoleh ilmu agama. Metode Dharma Wacana
termasuk dalam ranah pengetahuan dalam dimensi
Kompetensi Inti 3.
b. Metode Dharma G t adalah metode mengajar dengan pola
menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan
tembang. Pendidik dalam proses pembelajaran melibatkan
rasa seni yang dimiliki setiap peserta didik, terutama seni
suara atau menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi
pekerti dan dapat memahami ajaran Agama.
c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode
mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik,
untuk berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara
mereka.
Metode
Dharma
Tula
digunakan
untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
memiliki
kecerdasan
yang
berbeda-beda.
Dengan
menggunakan strategi Dharma Tula, peserta didik dapat
memberikan kontribusi dalam pembelajaran.
d. Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode
10

pembelajaran
dengan
mengajak
peserta
didik
mengunjungi suatu tempat guna menambah wawasan
peserta didik,
kemudian
membuat
laporandan
membukukan hasil kunjungan tersebut dalam bentuk
tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci atau pergi ke
tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan
Agama Hindu. Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada
saat menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya,
dan sejarah perkembangan Agama Hindu.
e. Metode Dharma Shanti adalah metode pembelajaran untuk
menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling
asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma
Shanti dalam pembelajaran memberikan kesempatan
kepada peserta didik, untuk saling mengenali temannya,
sehingga menumbuhkan rasa saling menyayangi.
f. Metode Dharma Sadhana adalah metode pembelajaran
untuk menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik
melalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan
mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya
2. Penilaian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah,
bahwa ruang lingkup penilain mencangkup ranah Sikap,
Pengetahuan dan Keterampilan. Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti mengacu pada Permen 104 dalam hal melaksanakan
penilaian peserta didik. Adapun penilaian-penilaian tersebut
antara lain:
a. Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap
perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan
kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap
spiritual dan sosial.
1) Sikap spiritual
Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan melakukan
sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan
santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam
beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening
sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat
proses pembelajaran).
2) Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan
perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas
dan
kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang
Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain
dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan
yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau
masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai maksudnya
menghargai pendapat orang lain dan berbagai perbedaan yang ada;
11

(7) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya
sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan; (8) tekun
yaitu sikap dan perilaku peserta didik yang selalu berusaha
melakukan tugas dengan sungguh-sungguh; (9) mandiri
yaitu perilaku yang dapat mengatur dirinya sendiri tanpa
harus selalu diingatkan; dan (10) kerjasama yaitu perilaku
peserta didik yang memperlihatkan semangat kebersamaan.
Penilaian sikap menggunakan tehnik observasi, penilaian diri
dan penilaian antar teman. Penilaian pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap
bersembahyang, perilaku toleran, jujur dalam berpikir, berkata,
dan berbuat, menunjukkan ketaatan dalam menjalankan Yaj a,
selalu mengucapkan syukur kehadapan Sang Hyang Widhi.
b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses
berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as
learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment
for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur
pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of
learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu,
digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan
kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan
penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari
penyusunan
perencanaan,
pengembangan
instrumen
penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan,
serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan
untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic)
proses pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti
dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta
didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk
perbaikan mutu pembelajaran. Penilaian KI-3 menggunakan
angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan
deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang
bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada
positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik
dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang
penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan
menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan
Penilaian pengetahuan pada Sekolah Dasar (SD) mencakup
pengetahuan prosedural, faktual, dan konseptual tentang
ajaran agama Hindu antara lain:(1) keyakinan (Panca Sraddh );
(2) perilaku/moral (Sus la); (3) orang suci; (4) kitab suci Veda;
(5) Sejarah perkembangan agama Hindu; (6) Nama-nama Tokoh
dalam Mahabharata; (7) Astronomi (Wariga); dan (8) Yajna.
c. Penilaian Keterampilan
12

Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi
karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk
menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua
kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja,
penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian
didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang
hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk
mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat
digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan
sesungguhnya
(dunia
nyata).
Penilaian
keterampilan menggunakan angka dengan rentangskor 0
sampai dengan 100 dan deskripsi.Teknik penilaian yang
digunakan sebagai berikut.
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta
peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi
yang
sesungguhnya
dengan
mengaplikasikan
atau
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.
Pada
penilaian
kinerja,
penekanan
penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk.
Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut
penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang
menekankan pada proses disebut penilaian praktik (praktik).
Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik,
melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan
sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan,
puisi, dan sebagainya.
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan
pengumpulan
data,
kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan
tertentu secara jelas.
3) Penilaian Portofolio
Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik
penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan
dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar,
penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu
yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu.
Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada
guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti
otentik perkembangan peserta didik.
Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai
karya-karya peserta didik dan mengetahui perkembangan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu
periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh
guru bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan
tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus
memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan
bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik
13

harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item
(dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu,
sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas
karya yang dikoleksi.
Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta
didik yang dibuat oleh guru bersama peserta didik yang
bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus
menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karyanya.
Penilaian keterampilan mencakup dua aspek yaitu keterampilan
abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak adalah
bentuk keterampilan belajar berupa kemampuan dalam hal
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/data,
menalar/mengasosiasi, dan mengomuniksikan. Keterampilan
konkret adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat
diamati seperti: (1); memberi penghormatan (salam panganjali)
(2); melakukan Puja Tri Sandhya (3) Dainika Upasana
(menghafalkan mantra sehari-hari); Dharmagita (mekidung,
bhajan, kirtan); (4) mewarnai gambar; (5) membuat puisi; (6)
membuat bagan/skema/diagram
F.

Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan
Peserta Didik
Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan
kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti.
Pembelajaran
Pendidikan
Agama
Hindu
dan
Budi
Pekerti
memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia
dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik
Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru
dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan
mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa).
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, LKS
bukan hanya kumpulan soal.
Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sesuai ruang
lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan
sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu
merancang
cita-citanya
sehingga
berhasil
dalam
hidup.
Kontekstualisasi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
sebagai berikut:
1. pembelajaran PAH-BP dilakukan dengan menyusun perencanaan
dengan membuat RPP, membuat media pembelajaran pendukung
yang sesuai kebutuhan tempat pengajar mengajar, sehingga materi
pelajaran dapat terserap dengan baik sesuai kompetensi dasar.
2. pembelajaran PAH-BP diharapkan dapat membangun sikap bangga
terhadap agamanya, sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga
terhindar dari sikap fanatisme sempit dan radikalisme. Guna
14

menumbuhkan sikap toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup
materi Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Susila (etika), Acara dan
Sejarah. Pembelajaran yang dikembangkan dalam PAH-BP pada
akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme.
3. pembelajaran PAH-BP selalu berkomitmen untuk menumbuhkan
perilaku yang anti radikalisme yang meyimpang dari Dharma,
dengan memberikan porsi materi Susila atau etika sebesar 35%
dari materi-materi yang lain. Dengan memberikan pembelajaran
etika yang lebih banyak, dapat menumbuhkan sikap toleran dan
bersikap sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat. Peserta
didik yang memiliki etika yang bagus dapat menciptakan
keharmonisan di masyarakat.
4. kontribusi PAH-BP mampu memberikan sumbangsih yang positif
terhadap agama, bangsa dan negara.

15

II.

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN

A. Kelas I
Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar

1.1 Menerima
anugrah sebagai
wujud rasa syukur
kehadapan Sang
Hyang Widhi atas
segala ciptaanNya;
2.1 Peduli terhadap
ciptaan Sang
Hyang Widhi
dalam
mewujudkan
kehidupan yang
harmonis;
3.1 Mengenal jenisjenis ciptaan Sang
Hyang Widhi;
4.1 Menyajikan
contoh-contoh
ciptaan Sang
Hyang Widhi dan
karya manusia;
1.2 Menerima
kemahakuasaan
Sang Hyang Widhi
yang telah
menganugerahkan
Sabda, Bayu, dan
Idep;
2.2 Percaya diri dalam
berinteraksi antar
makhluk yang
memiliki kekuatan
Eka Pramana, Dwi
Pramana, dan Tri
Pramana untuk
mewujudkan
kehidupan yang
harmonis;
3.2 Memahami ajaran
Tri Pramana
sebagai kekuatan
makhluk hidup;
4.2 Menyajikan hasil
pengamatan

Materi
Pembelajaran
Jenis-jenis
ciptaan Sang
Hyang Widhi
1. Ciptaan Sang
Hyang Widhi
yang hidup di
darat
2. Ciptaan Sang
Hyang Widhi
yang hidup air
3. Ciptaan Sang
Hyang Widhi
yang hidup di
udara
4. Menyajikan
contoh-contoh
ciptaan Sang
Hyang Widhi

Ajaran Tri
Pramana
1. Bagian-bagian
Tri Pramana
2. Penjelasan
masing-masing
bagian Tri
Pramana
3. Contoh ciptaan
Sang Hyang
Widhi yang
memiliki
kekuatan Eka,
Dwi, dan Tri
Pramana
4. Kelebihan
manusia
dibandingkan
makhluk
lainnya

Kegiatan Pembelajaran

• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
jenis-jenis ciptaan Sang Hyang
Widhi
• Mengamati dan
mengidentifikasi jenis-jenis
ciptaan Sang Hyang Widhi
• Mengamati gambar makhluk
hidup yang hidup di darat, air,
dan udara
• Mewarnai salah satu ciptaan
Sang Hyang Widhi
• Menyajikan hasil pengamatan
tentang contoh-contoh ciptaan
Sang Hyang Widhi

• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
Tri Pramana
• Mengamati dan
mengedentifikasi bagianbagian Tri Pramana
• Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber(guru) yang ada di
lingkungan sekolah makhluk
hidup yang memiliki Eka, Dwi,
dan Tri Pramana
• Mengamati/menyaksikan
gambar-gambar yang
termasuk Eka, Dwi, dan Tri
Pramana
• Menyajikan hasil pengamatan
tentang contoh-contoh Tri
Pramana
• Menyajikan kelebihan
manusia dibandingkan
makhluk lainnya

16

Kompetensi Dasar

tentang makhluk
hidup yang
memiliki Eka
Pramana, Dwi
Pramana, dan Tri
Pramana;
1.3Mensyukuri
Anugerah Sang
Hyang Widhi yang
dilimpahkan
kepada kita
sehingga dapat
berpikir baik,
berkata baik, dan
berbuat baik;

Materi
Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Ajaran Tri Kaya
Parisudha
1. Pengertian Tri
Kaya Parisudha
2. Bagian-bagian
Tri Kaya
Parisudha
3. Menjelaskan
masing-masing
bagian Tri Kaya
4. Contoh masingmasing bagian
Tri Kaya
Parisudha
5. Cerita yang
berkaitan
dengan Tri Kaya
Parisudha

• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
Tri Kaya Parisudha
• Mengamati dan
mengidentifikasi bagianbagian Tri Kaya Parisudha
• Mengamati gambar/ tayangan
vedio perilaku Tri Kaya
Parisudha
• Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan Tri
Kaya Parisudha
• Mendemonstrasikan contohcontoh perilaku manacika
parisudha,
• Mendemonstrasikan contohcontoh perilaku wacika
parisudha,
• Mendemonstrasikan contohcontoh perilaku kayika
parisudha

1.4 Membiasakan diri
mengucapkan doa
sebelum membaca
kitab suci Veda
dan buku biasa
2.4 Disiplin dalam
mempelajari kitab
suci Veda dan
buku biasa
sebagai pedoman
hidup manusia;
3.4 Memahami Kitab
suci Veda dan
buku biasa;
4.4 Menyajikan
perbedaan antara
kitab Veda dengan
buku biasa;

Kitab suci Veda
1. Kitab Suci-kitab
suci yang ada di
Indonesia
2 Jenis-jenis kitab
suci Veda
3. Jenis-jenis buku
biasa
4. Manfaat kitab
suci Veda dan
buku biasa
5. Perbedaan kitab
suci Veda dan
buku biasa

1.5 Menerima
Dharmagita untuk
mewujudkan
hubungan yang
harmonis antar
manusia dengan

Dharmagita
1. Pengertian
Dharmagita
2. Jenis-jenis
Dharmagita
3. Manfaat

• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
Kitab Suci Veda
• Mengamati perbedaan kitab
suci Veda dan buku biasa
• Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan
perbedaan kitab suci Veda
dengan buku biasa
• Menyimpulkan perbedaan
kitab suci Veda dan buku
biasa
• Melaporkan/memaparkan
hasil kesimpulan perbedaan
kitab suci Veda dan buku
biasa
• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
Dharmagita
• Mengamati dan
mengidentifikasi manfaat

2.3Berperilaku jujur
terhadap pikiran,
kata-kata, dan
perbuatan dalam
kehidupan seharihari;
3.3Mengenal ajaran Tri
Kaya Parisudha
sebagai tuntunan
hidup manusia;
4.3Menjalankan
perilaku masingmasing bagian Tri
Kaya Parisudha;

17

Kompetensi Dasar

Sang Hyang Widhi;
2.5 Percaya diri
melantumkan
Dharmagita dalam
kehidupan seharihari;
3.5 Mengenal ajaran
Dharmagita dalam
kehidupan seharihari;
4.5 Menyanyikan
Dharmagita atau
lagu kerohanian
Hindu;

Materi
Pembelajaran
Dharmagita
4. Menyanyikan
salah satu
Dharmagita

1.6 Membiasakan diri
mengucapkan
guru puja sebelum
mulai belajar dan
doa sehari-hari
sebagai wujud puji
syukur kehadapan
Sang Hyang Widhi;
2.6 Disiplin
mengucapkan
guru puja sebelum
belajar, gayatri
mantra, doa
makan, dan doa
tidur dalam
kehidupan seharihari;
3.6 Memahami mantra
guru, gayatri
mantra,mantra
makan,mantra
Saraswati dan doa
tidur;
4.6 Mendemontrasikan
pengucapan
mantra guru,
gayatri
mantra,mantra
makan,mantra
Saraswati dan doa
tidur;

Mantra guru,
gayatri
mantra,mantra
makan,mantra
Saraswati dan
doa tidur
1. Guru puja
2. Gayatri Mantra
3. Doa makan
4. Mantra
Saraswati
5. Doa tidur

1.7 Mengucapkan puji
syukur
kehadapan Sang
Hyang Widhi atas
keberhasilan para
leluhur terhadap
perkembangan
agama Hindu
pada abad I di
Indonesia.

Sejarah agama
Hindu abab I di
Indonesia
1. Tokoh-tokoh
yang berperan
aktif dalam
perkembangan
agama Hindu
abab I di di
Indonesia

Kegiatan Pembelajaran

Dharmagita
• Mengamati/ menonton
demonstrasi/menyaksikan
video lagu-lagu
keagamaan(Dharmagita)
• Mewarnai gambar orang yang
sedang membaca sloka atau
palawakia
• Menyanyikan salah satu lagulagu kerohanian(Dharmagita)
• Mendiskusikan manfaat
Dharmagita
• Menyinpulkan hasil
Dharmagita
• Melaporkan/memaparkan
hasil kesimpulan tentang
manfaat Dharmagita
• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
Mantra Guru Puja, Gayatri
Mantra, Mantra Saraswati,
Doa Makan, dan Doa tidur
• Mengamati dan
mengidentifikasi beberapa
jenis mantra
• Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan
Mantra Guru Puja, Gayatri
Mantra, Mantra Saraswati,
Doa Makan, dan Doa tidur
• Berdiskusi untuk mencari
tahu tentang guru puja,
mantra gayatri, doa makan,
mantra saraswati, dan doa
tidur
• Melafalkan pengucapan
mantra yang benar
• Mendemonstrasikan salah
satu mantra atau doa
• Menyimpulkan hasil diskusi
tentang guru puja, mantra
gayatri, doa makan, mantra
saraswati, dan doa tidur
• Melaporkan/memaparkan
hasil diskusi
• Menunjukkan sikap
tanggungjawab merawat dan
melestarikan peninggalanpeninggalan sejarah agama
Hindu yang dirintis oleh para
leluhur.
• Membaca buku teks
pendidikan agama Hindu dan
budi pekerti kelas I, tentang
18

Materi
Pembelajaran
2.7 Bertanggungjawab 2. Peninggalanatas jasa-jasa
peninggalan
para leluhur
agama Hindu
terhadap
abad I di
perkembangan
Indonesia
agama Hindu
3. Cerita
pada abad I di
perkembangan
Indonesia.
agama Hindu
3.7 Memahami
abad I di
sejarah
Indonesia
perkembangan
agama Hindu
pada abad I di
Indonesia.
4.7 Menceritakan
secara singkat
sejarah
perkembangan
agama Hindu
pada abad I di
Indonesia.
Kompetensi Dasar

Kegiatan Pembelajaran












sejarah agama Hindu abad I di
Indonesia
Mengamati dan
mengidentifikasi tokoh-tokoh
yang berperan dalam
perkembangan agama Hindu
abad I di Indonesia
Mengamati gambar
peninggalan-peninggalan
agama Hindu abad I di
Indonesia
Mencari informasi dengan
mewawancarai beberapa
narasumber di lingkungan
sekolah berkaitan dengan
sejarah agama Hindu abad I di
Indonesia
Berdiskusi untuk mencari
tahu sejarah perkembangan
agama Hindu abad I di
Indonesia
Menyimpulkan hasil diskusi
Melaporkan/memaparkan
hasil diskusi

B. Kelas II
Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar

1.1 Menerima konsep

Atma sebagai
sumber hidup
bagi makhluk
hidup;
2.1 Perilaku jujur
antar sesama
manusia bahwa
kita bersumber
pada Atma;
3.1 Memahami Atma
sebagai sumber
hidup bagi
makhluk hidup;
4.1 Mengilustrasikan
Atma sebagai
sumber hidup
bagi makhluk
hidup;

Materi
Pembelajaran
Atma
1. Pengertian
Atma
2. Sifat-sifat Atma
3. Fungsi Atma
4. Atma sebagai
sumber hidup

Kegiatan Pembelajaran

• Meyakini adanya Atma sebagai
sumber kehidupan dan
menunjukkan sikap perilaku
jujur antar sesame manusia
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang Atma
• Mengamati dan mengidentifikasi
sifat-sifat Atma
• Mencari tahu dan informasi
dengan mewawancarai beberapa
narasumber yang ada di
lingkungan sekolah berkaitan
dengan pengertian, sifat-sifat, dan
fungsi Atma
• Mengilustrasikan/menggambarka
n fungsi Atma bagaikan aliran
listrik yang bersumber dari
Desel(Ginset)
• Mendiskusikan Atma sebagai
sumber hidup
• Menyimpulkan hasil diskusi
• Melaporkan/memaparkan hasil
19

Kompetensi Dasar
1.2 Menerima ajaran
Tri Murti sebagai
perwujudan dari
Sang Hyang
Widhi;
2.2 Disiplin
melaksanakan
sujud
bhakti
kehadapan Sang
Hyang
Widhi
dalam
wujud
beliau sebagai Tri
Murti;

Materi
Pembelajaran

syukur kehadapan
Sang Hyang Widhi
bahwa kita dapat
menghindarkan
diri dari perilaku
Tri Mala;
2.3 Disiplin antar
sesama untuk
menghindarkan
diri dari perilaku
Tri Mala;
3.3 Mengenal ajaran
Tri Mala yang
harus dihindari
dalam kehidupan
sehari-hari;
4.3 Menyajikan cara
menghindari
perilaku Tri Mala
dalam kehidupan
sehari-hari;

diskusikan

Tri Murti
1. Pengertian Tri
Murti
2. Bagian-bagian
Tri Murti
3. Karakteristik
dewa Brahma
4. Karakteristik
dewa Wisnu
5. Karakteristik
dewa Siwa

• Meyakini Dewa Tri Murti sebagai
manifestasi Sang Hyang Widhi
yang berfungsi sebai pencipta,
pemelihara, dan pelebur alam
semesta beserta isinya
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang Tri Murti dengan
disiplin
• Mengamati dan mengidentifikasi
bagian-bagian Tri Murti
• Mengamati gambar/video tentang
dewa Brahma
• Mencari tahu dan informasi
dengan mewawancarai beberapa
narasumber yang ada di
lingkungan sekolah berkaitan
dengan Tri Murti
• Mengamati gambar/video tentang
dewa Wisnu
• Mengamati gambar/video tentang
dewa Siwa
• Mendiskusikan karakter dewa Tri
Murti
• Menyimpulkan karakteristik
masing-masing bagian dewa Tri
Murti

Tri Mala
1. Pengertian Tri
Mala
2. Bagia-bagian
Tri Mala
3. Perilaku Moha
yang harus
dihindari
4. Perilaku Mada
yang harus
dihindari
5. Perilaku
Kasmala yang
harus dihindari
6. Cara
mengendalikan
Tri Mala

• Mengucapkan puji syukur telah
mampu menghindarkan diri dari
perilaku Tri Mala
• Konsisten(disiplin)
menghindarkan diri dari perilaku
Tri Mala
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang Tri Mala
• Mengamati perilaku dan
mengidentifikasi Tri Mala yang
harus dihindari
• Mengamati gambar/tayangan
vedio perilaku Moha, Mada, dan
Kasmala yang harus dihindari
• Mencari tahu dan informasi
dengan mewawancarai beberapa
narasumber yang ada di
lingkungan sekolah berkaitan
dengan Tri Mala
• Mendiskusikan perilaku Tri Mala
yang harus dihindari dan cara
menghindari Tri Mala
• Menyimpulkan hasil diskusi yang
berkaitan dengan Tri Mala yang
harus dihindari dan cara
menghindari Tri Mala
• Melaporkan/memaparkan hasil

3.2 Memahami ajaran
Tri Murti sebagai
perwujudan Sang
Hyang Widhi;
4.2 Menyajikan
contoh sujud
bhakti kehadapan
Sang Hyang Widhi
dalam wujud Tri
Murti;

1.3 Memanjatkan puji

Kegiatan Pembelajaran

20

Kompetensi Dasar

Materi
Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

diskusi yang telah disimpulkan

Catur Paramitha
1.
Pengertian Catur
Catur Paramitha
Paramitha
sebagai karunia
2. Bagian-bagian
Sang Hyang
Catur
Widhi untuk
Paramitha
mencapai
3.
Penjelasan
kehidupan yang
masing-masing
harmonis.
bagian Catur
2.4 Berperilaku
Paramitha
santun dalam
4. Contoh masingmewujudkan budi
masing bagian
pekerti luhur
Catur
sesuai ajaran
Paramitha
Catur Paramitha; 5. Dampak positif
3.4 Mengenal ajaran
perilaku Catur
Catur Paramitha
Paramitha
untuk mencapai
kehidupan yang
harmonis;
4.4 Menerapkan
ajaran Catur
Paramitha dalam
rangka
mengharmonisasi
kehidupan umat
manusia;

• Menunjukkan perilaku beriman
dan santun sebagai pengamalan
ajaran Catur Paramitha dalam
rangka mencapai kehidupan yang
harmonis
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang Catur Paramitha
• Mengamati dan mengidentifikasi
bagian-bagian Catur Paramitha
• Mengamati gambar/tayangan
video perilaku Catur Paramita
• Mencari tahu dan informasi
dengan mewawancarai beberapa
narasumber yang ada di
lingkungan sekolah berkaitan
dengan Catur Paramitha
• Menyajikan contoh-contoh Catur
Paramitha
• Mendiskusikan dampak positif
perilaku Catur Paramitha
• Menyimpulkan hasil diskusi

1.5 Menerima
keteladanan
tokoh-tokoh
dalam ceritera
R m yaṇ a;
2.5 Peduli terhadap
tokoh-tokoh
dalam ceritera
R m yaṇ a yang
telah memberikan
tuntunan hidup;
3.5 Memahami tokoh
ceritera
R m yaṇ a dalam
kehidupan
sehari-hari;
4.5 Menceriterakan
tokoh-tokoh
R m yaṇ a yang
berperilaku
Dharma dan
Adharma;

• Meneladani dan peduli terhadap
tokoh-tokoh cerita R m yaṇ a
sebagai pengamalan ajaran Veda
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
• Mengamati dan
mengidentifikasikan tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
• Mengamati gambar/tayangan
vedio cerita R m yaṇ a
• Mangamti tokoh-tokoh R m yaṇ a
berperilaku baik dan buruk
• Mencari tahu dan informasi
dengan mewawancarai beberapa
narasumber yang ada di
lingkungan sekolah berkaitan
dengan tokoh-tokoh cerita
R m yaṇ a
• Mendiskusikan dalam kelompok
kecil cara meneladani tokohtokoh yang berperilaku baik
• Mendemonstrasikan cara
meneladani tokoh R m yaṇ a yang
berperilaku baik
• Menyimpulkan hasil diskusi
meneladani perilaku yang baik

1.4 Menerima ajaran

Tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
1. Tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
2. Tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
yang
berperilaku
baik(Dharma)
3. Tokoh-tokoh
cerita R m yaṇ a
yang
berperilaku
buruk(Adharma)
4. Meneladani
perilaku tokoh
cerita R m yaṇ a
yang berbuat
baik(Dharma)

21

Kompetensi Dasar
1.6 Menerima
perkembangan
sejarah agama
Hindu sebagai
wujud
penghormatan
kepada leluhur.
2.6 Peduli terhadap
sejarah
perkembangan
agama Hindu di
daerah setempat.
3.6 Memahami
perkembangan
sejarah agama
Hindu di daerah
setempat.
4.6 Menceriterakan
secara singkat
sejarah
perkembangan
agama Hindu di
daerah setempat.

Materi
Pembelajaran
Perkembangan
sejarah agama
Hindu di daerah
setempat
1. Sejarah
perkembangan
agama Hindu
di daerah
setempat
2. Peninggalanpeninggalan
sejarah agama
Hindu yang
ada di daerah
setempat
3. Cara
melestarikan
peninggalan
agama Hindu
yang di daerah
setempat

Kegiatan Pembelajaran

• Melaporkan/memaparkan hasil
kesimpulan
• Menunjukkan sikap peduli
terhadap sejarah perkembangan
agama Hindu di daerah setempat
sebagai wujud penghormatan
kepada para leluhur
• Membaca buku teks pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti
kelas II, tentang sejarah agama
Hindu di daerah setempat
• Mengamati peristiwa dan
peninggalan-peninggalan agama
Hindu
• Mengamati gambar peninggalanpeninggalan agama Hindu yang
ada di daerah setempat
• M