6.Silabus Pendidikan Agama Buddha dan BP SD versi 120216

SILABUS MATA PELAJARAN
SEKOLAH DASAR
(SD)

MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

i

I. PENDAHULUAN

1

A. Rasional
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan

Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti di Sekolah Dasar
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekerti Sekolah Dasar
E. Pembelajaran dan Penilaian
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan
dan Peserta Didik
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Kelas
Kelas
Kelas
Kelas

Kelas
Kelas

I
II
III
IV
V
VI

1
2
3
4
7
8
10
10
11
13

14
16
18

i

I.PENDAHULUAN
A. Rasional
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan
Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut
diwujudkan melalui proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Dalam pendidikan agama Buddha, pendidikan diartikan suatu hal yang
dilatih untuk menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan
sesuai dengan ajaran agama Buddha. Dalam melaksanakan pendidikan

pasti memiliki tujuan, baik tujuan dalam menjalankan hidup maupun
tujuan dari pendidikan agama Buddha itu sendiri.
Pendidikan berasal dari istilah latihan (sikkh ), tersirat bahwa
pendidikan merupakan proses belajar, latihan pelajaran, mempelajari,
mengembangkan, dan pencapaian penerangan. Pada istilah ini termasuk
juga disiplin moral (s la), konsentrasi (sam dhi), dan kebijaksanaan
(pañña) yang dilaksanakan untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan
kebodohan batin sehingga dapat mencapai nibb na. Disiplin moral
dilakukan terus menerus dengan perhatian pendidikan sebagai sifat
fungsional dari latihan, praktik, dan kemajuan setahap demi setahap.
Dengan demikian pendidikan agama Buddha berperan aktif dalam
mengikis sifat intoleran, radikalisme, fanatisme sempit, dan
eksklusivisme. Sebaliknya, agama Buddha menekankan pengembangan
tolerensi, inklusif, dan pluralis.
Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran
mulia
(catt riariya
sacc ni),
yaitu
mengidentifikasi

adanya
dukkha, sebab dukkha,
terhentinya dukkha,
dan
jalan
menuju
terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha memberikan petunjuk
bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis. Mengatasi
masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan
yaitu
dari
mengidentifikasi
adanya
penderitaan,
asal
penderitaan, terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman
mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa
diartikan sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran
mengatasi penderitaan.
Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan

dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial
dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran pembelajaran langsung
(direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching).
Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup
bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and
harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Penumbuhan dan
1

pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran,
pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang
menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, peserta didik yang menempatkan pengetahuan sebagai
perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.
Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang
sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien,

tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak
berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi
dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip
keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah
diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable);
terukur
pencapaiannya
(measurable);
bermakna
(meaningfull); dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to learn) sebagai
bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan
kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran,
serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip
tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi
pemebelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang
terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang
berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan
inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam
melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan
materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat
serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan
dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mengembangakan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut ini.

2

C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti di Sekolah Dasar
Kompetensi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di
Sekolah Dasar seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kompetensi Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti di Sekolah Dasar
1.

2.
3.

4.

Kelas I III
Memiliki pengetahuan tentang
keyakinan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Memiliki keyakinan terhadap
Triratna, Arahat, Bodhisattva, dan
Nibb na
Memiliki kemampuan dasar
tentang hukum kebenaran
sebagai hukum alam yang bersifat
mutlak
Menirukan puja bakti dan
membaca kitab suci serta mengerti
artinya dengan baik dan benar


5. Memiliki kemampuan dasar untuk
3

Kelas IV VI
1. Menumbuhkan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Menumbuhkan keyakinan
terhadap Triratna, Arahat,
Bodhisattva, dan Nibb na
3. Memiliki pemahaman tentang
hukum kebenaran sebagai hukum
alam yang bersifat mutlak
4. Melakukan puja bakti dan
membaca kitab suci serta mengerti
artinya dengan baik dan benar
5. Memiliki kemampuan untuk

Kelas I III
mengenal meditasi melalui nilainilai luhur dalam bertutur,
berbuat dan berperilaku dalam

kehidupan sehari-hari
6. Memiliki kemampuan dasar
berpikir logis, kritis, dan kreatif
untuk memecahkan masalah

6.

7. Mengetahui sifat, sikap,
7.
kepribadian, kehidupan Buddha
dan para siswa utama Buddha
dalam mewujudkan toleransi
beragama, bermasyarakat dan
berbangsa.
8. Mengenal sejarah perkembangan 8.
dan
lambang-lambang
agama
Buddha
9.

Kelas IV VI
menumbuhkan meditasi melalui
nilai-nilai luhur dalam bertutur,
berbuat dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari
Memiliki kemampuan menumbuh
kan berpikir logis, kritis, dan
kreatif untuk memecahkan
masalah
Meneladan sifat, sikap,
kepribadian, kehidupan Buddha
dan para siswa utama Buddha
dalam mewujudkan toleransi
beragama, bermasyarakat dan
berbangsa.
Memahami sejarah perkembangan
dan lambang-lambang agama
Buddha
Memiliki bekal pengetahuan dan
kemampuan untuk melanjutkan
pendidikan di SMP

D.Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan
Budi Pekerti Sekolah Dasar
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diberikan sejak SD
sampai SMA/SMK sebagai mata pelajaran, dan nilai-nilainya
terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut
diperkuat melalui pengkondisian aktivitas peserta didik di lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pada jenjang SD, kurikulum
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan untuk
meletakkan dasar-dasar agama dan budi pekerti peserta didik.
Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti Sekolah Dasar Kelas I s.d. VI mengikuti elemen pengorganisasi
Kompetensi Dasar yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas I
s.d. VI seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kompetensi Inti SD
Kompetensi Inti
Kelas I
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya

2. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru

Kompetensi Inti
Kelas II
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya

2. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan
guru

4

Kompetensi Inti
Kelas III
1. Menerima dan
menjalankan ajaran
agama yang
dianutnya

2. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru dan tetangganya

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kelas I
Kelas II
Kelas III
3. Memahami
3. Memahami
3. Memahami
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
dengan cara
dengan cara
dengan cara
mengamati
mengamati
mengamati
[mendengar, melihat,
[mendengar, melihat,
[mendengar, melihat,
membaca] dan
membaca] dan
membaca] dan
menanya
menanya
menanya
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
ingin tahu tentang
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
dirinya, makhluk
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
ciptaan Tuhan dan
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
benda-benda yang
benda-benda yang
dijumpainya di
dijumpainya di
dijumpainya di
rumah dan di sekolah
rumah dan di sekolah
rumah dan di sekolah
4. Menyajikan
4. Menyajikan
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
dalam bahasa yang
dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan
jelas dan logis, dalam
jelas dan logis, dalam
logis, dalam karya
karya yang estetis,
karya yang estetis,
yang estetis, dalam
dalam gerakan yang
dalam gerakan yang
gerakan yang
mencerminkan anak
mencerminkan anak
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
sehat, dan dalam
sehat, dan dalam
tindakan yang
tindakan yang
tindakan yang
mencerminkan
mencerminkan
mencerminkan
perilaku anak
perilaku anak
perilaku anak
beriman dan
beriman dan
beriman dan
berakhlak mulia
berakhlak mulia
berakhlak mulia
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
1. Menerima,
1. Menerima,
1. Menerima,
menjalankan, dan
menjalankan, dan
menjalankan, dan
menghargai ajaran
menghargai ajaran
menghargai ajaran
agama yang
agama yang
agama yang
dianutnya
dianutnya.
dianutnya.
2. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
jawab, santun,
peduli, dan percaya
diri dalam
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya

3.Memahami
pengetahuan faktual
dengan cara
mengamati dan
menanya
berdasarkan rasa
ingin tahu tentang
dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan

2. Menunjukkan
2. Menunjukkan
perilaku jujur,
perilaku jujur,
disiplin, tanggung
disiplin, tanggung
jawab, santun,
jawab, santun,
peduli, dan percaya
peduli, dan percaya
diri dalam
diri dalam
berinteraksi dengan
berinteraksi dengan
keluarga, teman,
keluarga, teman,
guru, dan
guru, dan
tetangganya serta
tetangganya serta
cinta tanah air.
cinta tanah air.
3. Memahami
3. Memahami
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
dan konseptual
dan konseptual
dengan cara
dengan cara
mengamati,
mengamati,
menanya dan
menanya dan
mencoba
mencoba
berdasarkan rasa
berdasarkan rasa
ingin tentang dirinya,
ingin tahu tentang
makhluk ciptaan
dirinya, makhluk
5

Kompetensi Inti
Kelas I
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah, di sekolah
dan tempat bermain
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan
logis, dalam karya
yang estetis, dalam
gerakan yang
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan
perilaku anak
beriman dan
berakhlak mulia

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti
Kelas II
Kelas III
Tuhan dan
ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang
benda-benda yang
dijumpainya di
dijumpainya di
rumah, di sekolah
rumah, di sekolah
dan tempat bermain
dan tempat bermain
4. Menyajikan
4. Menyajikan
pengetahuan faktual
pengetahuan faktual
dan konseptual
dan konseptual
dalam bahasa yang
dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis
jelas, sistematis, logis
dan kritis, dalam
dan kritis, dalam
karya yang estetis,
karya yang estetis,
dalam gerakan yang
dalam gerakan yang
mencerminkan anak
mencerminkan anak
sehat, dan dalam
sehat, dan dalam
tindakan yang
tindakan yang
mencerminkan
mencerminkan
perilaku anak
perilaku anak
beriman dan
beriman dan
berakhlak mulia
berakhlak mulia

Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah
ajaran mengenai cara-cara memahami penderitaan dan mengakhirinya
yang tercermin dalam empat kebenaran mulia yang mencakup ajaran
tentang cara-cara memahami:
a. Hubungan manusia dengan Triratna;
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi
aspek-aspek sebagai berikut: (1) keyakinan (saddh ); (2) perilaku/moral
(s la); (3) meditasi (sam dhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci
agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah.
Keenam aspek di atas merupakan kesatuan yang terpadu dari materi
pembelajaran agama Buddha yang mencerminkan keutuhan ajaran
Buddha dalam rangka mengembangkan potensi spiritual peserta didik.
Aspek keyakinan yang mengantar ketakwaan, moralitas, dan
spiritualitas maupun penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan
dan budaya luhur akan terpenuhi.
Peta Materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah
Dasar pada kelas I sd VI seperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Peta Materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
Kelas I

1. Mengenal cara
menghormat
2. Mengenal salam
agama Buddha
3. Menghormat yang
patut dihormati

Kelas II

1. Kelahiran Pangeran
Siddharta
2. Masa kanak-kanak
Pangeran Siddharta
3. Kisah Kasih sayang
4. Kisah kejujuran

6

Kelas III

1. Semangat belajar
dan masa
bersekolah
Pangeran Siddharta
2. Pengorbanan
bodhisattva

Kelas I

4. Mengenal simbolsimbol agama
Buddha
5. Mengenal doa agama
Buddha
6. Aku dan agamaku
7. Aku dan keluarga
tercinta
8. Mengenal keluarga
Pangeran Siddharta

Kelas IV

1. Masa berumah
tangga Pangeran
Siddharta
2. Pelepasan agung
Pangeran Siddharta
3. Pertolongan sejati
4. Tahu berterima kasih
5. Puja dalam
kehidupan seharihari
6. Brahma vihara
7. Candi-candi buddhis
di Indonesia
8. Melestarikan candi
dan hari Waisak

Kelas II

5. Kisah persahabatan
6. Hidup teratur di
keluarga
7. Hidup teratur di
sekolah
8. Perbuatan baik
9. Perbuatan buruk

Kelas V

1. Masa bertapa
Pangeran Siddharta
2. Petapa Siddharta
menyiksa diri
3. Memahami
kehidupan
4. Delapan kondisi
duniawi
5. Berdana
6. Indahnya berdana
7. Empat macam jalan
kesuksesan
8. Empat macam
teman sejati

Kelas III

3. Hari raya Waisak
dan Asadha
4. Hari raya Kathina
dan Magha Puja
5. Kewajiban anak
terhadap orangtua
6. Kewajiban siswa
terhadap guru
7. Mengakui
kesalahan dan
memperbaiki diri
8. Meminta dan
memberi maaf

Kelas VI

1. Keajaiban
pencapaian
penerangan
sempurna
2. Dasa p ramit
3. Kisah rumah
terbakar
4. Kisah
perumpamaan
panah beracun
5. Kisah
perumpamaan
kembalinya anak
hilang
6. Meditasi
pernafasan
7. Meditasi cinta
kasih
8. Pencapaian alam
surga
9. Nibb na

E. Pembelajaran dan Penilaian
1. Pembelajaran
Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi.
Pendekatan-pendekatan pembelajaran tersebut adalah:
a. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh Buddha, yang
terdiri dari pendekatan bertahap (gradual approach), pendekatan
adaptasi (adaptation approach), pendekatan ilustratif (illustrative
approach), pendekatan analitis (analytical approach), dan
pendekatan eksperimen (experimental approach).
b. Pendekatan ilmiah (scientific), yang terdiri dari proses mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasi
c. pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
d. pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
e. Pembelajaran langsung (direct learning)
f. pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
7

g. Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry
learning)
Guru diharapkan menggunakan pembelajaran berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (ICT).
2. Penilaian
Penilaian mencakup tiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan
beribadah (puja bakti); (2) berperilaku puas dengan apa yang dimiliki;
(3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur,
bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar
penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta
konsentrasi saat proses pembelajaran).
Penilaian sikap sosial: (1) jujur (jujur dalam ucapan, perbuatan,
mengerjakan ulangan atau ujian); (2) disiplin (disiplin melaksanakan
tata tertib sekolah, belajar, puja bakti); (3) tanggung jawab (tanggung
jawab dalam belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, melaksanakan
piket kelas); (4) santun (hormat terhadap orang yang patut dihormati,
sopan dalam perkataan dan perbuatan, menerima dan memberi
dengan sopan, serta berterima kasih); (5) peduli (meminjamkan alat
tulis, menjenguk teman yang sakit, membantu teman yang susah,
membantu guru, membuang sampah pada tempatnya); (6) percaya diri
(percaya diri saat tampil di kelas, diskusi, menjawab pertanyaan,
percaya diri dalam ujian).
Penilaian pengetahuan pada Sekolah Dasar (SD) mencakup
pengetahuan faktual, dan konseptual tentang ajaran Buddha antara
lain: (1) keyakinan (saddh ); (2) perilaku/moral (s la); (3) meditasi
(sam dhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci agama Buddha
Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah.
Penilaian keterampilan mencakup dua aspek yaitu keterampilan
abstrak dan keterampilan konkret. Keterampilan abstrak adalah
bentuk keterampilan belajar berupa kemampuan dalam hal
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/data,
menalar/mengasosiasi, dan mengomuniksikan. Keterampilan konkret
adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat diamati seperti:
(1) melakukan puja bakti; (2) mewarnai gambar; (3) menyanyi lagu
buddhis; (4) membaca paritta; (5) membaca Dhammapada; (6)
membuat puisi; (7) membuat bagan/skema/diagram; (8) memberi
penghormatan (añjali, namaskara, utthana, dan pradaksina).
F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan

Peserta Didik

Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar.
Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan
kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.

8

Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti memanfaatkan
berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk
buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013,
buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan
buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar
sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Buddha dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diajarkan pada peserta didik
dengan memperhatikan keungulan lokal dan kebutuhan daerah.
Keunggulan lokal sebagai realisasi peningkatan nilai berupa potensi
setempat sehingga menjadi karya yang bernilai tinggi, mengandung
keunikan/kekhasan serta potensi dalam pengembangan spiritual. Dalam
masyarakat Buddha terdapat beberapa budaya yang bercirikan buddhis
seperti upacara/puja bakti, bentuk penghormatan, bahasa dalam puja
bakti (Pali, Jawa, Sansekerta, Mandarin). Peran guru Pendidikan Agama
Buddha dan Budi Pekerti mengakomodasi budaya tersebut sebagai
potensi kontekstual Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.
Landasan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yang
berbasis keunggulan lokal diajarkan Buddha kepada peserta didik-Nya.
Dalam membabarkan ajaran di tempat yang berbeda dengan
memperhatikan dialek/bahasa setempat. Buddha mengajarkan dalam
Aranavibhanga Sutta bahwa seseorang seharusnya tidak memaksakan
bahasa setempat dan tidak mengabaikan penggunaan umum (M.III.236).
Pemahaman ajaran ini akan melepas pandangan bahwa hanya ini yang
benar, dan yang lainnya adalah salah. seperti sebuah piring di tempat
yang berbeda diucapkan pãti dan plate . Bagi peserta didik dapat
mengunakan budaya lokal seperti bahasa setempat sebagai sarana
pembelajaran
aku mengizinkan kalian, wahai bhikkhu, untuk
mempelajari kata-kata Buddha dalam dialek masing-masing (Vin.II.139).
Pembelajaran kontekstual yang memperhatikan keunggulan dan
kebutuhan
daerah
dalam
Pendidikan
Agama
Buddha
dapat
memanfaatkan juga berbagai sumber dari peninggalan sejarah seperti
candi-candi Buddha. Guru berperan dalam pelestarian budaya bercorak
buddhis (kearifan lokal) melalui pembelajaran di sekolah seperti
dharmayatra. Buddha berpesan kepada Bhikkhu Ananda, para siswa yang
berbakti menyatakan sujud dengan penuh hormat mengunjungi tempat
suci setelah kehidupan ini akan terlahir di alam surga (sagga loka)
(D.II.142)
Hal ini diharapkan secara khusus peserta didik meningkatkan keyakinan,
mengenali
peninggalan-peninggalan
buddhis
sehingga
dapat
melestarikannya. Secara umum peserta didik dapat lebih akrab dengan
lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah tempat mereka berada,
memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang
berlaku di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai
luhur budaya daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

9

II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Kelas
I
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu

1.1

2.1

3.1

4.1

Kompetensi
Dasar
Menerima cara-cara
menghormat, salam,
dan simbol-simbol
agama Buddha
Menunujukkan
perilaku santun
setelah memahami
cara-cara
menghormat, salam,
dan simbol-simbol
agama Buddha
Memahami caracara menghormat,
salam, dan simbolsimbol agama
Buddha
Menyajikan caracara menghormat,
salam, dan simbolsimbol agama
Buddha






Materi
Pembelajaran
Cara
menghormat
Salam agama
Buddha
Hormat
menghormati
Simbol-simbol
agama Buddha







1.2 Menjalankan doa
• Doa agama
sebelum dan sesudah Buddha
melakukan kegiatan
sehari-hari
2.2 Menunjukkan
perilaku bertanggung
jawab untuk berdoa
sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan
sehari-hari
3.2 Menerapkan doa
sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan
sehari-hari
4.2. Melaksanakan doa
sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan
sehari-hari







Kegiatan
Pembelajaran
Mengamati gambargambar dan dan membaca
buku teks tentang caracara menghormat, salam,
dan simbol-simbol agama
Buddha
Menganalisis informasi
yang terdapat dari sumber
tertulis, gambar, dan atau
internet serta sumber
lainnya untuk
mendapatkan kesimpulan
tentang cara-cara
menghormat, salam, dan
simbol-simbol agama
Buddha
Memajangkan atau
memamerkan hasil
mewarnai gambar caracara menghormat, salam,
dan simbol-simbol agama
Buddha
Mengamati gambargambar dan demonstrasi
cara-cara berdoa sebelum
dan sesudah melakukan
kegiatan sehari-hari
Memperagakan sikapsikap doa sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan sehari-hari
Menyampaikan dalam
bentuk lisan/tertulis
dengan bahasa sederhana
tentang doa sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan sehari-hari

1.3 Menerima tempat
• Aku dan agamaku • Mengamati gambaribadah, rohaniawan,
gambar dan menyimak
kitab suci, hari raya,
informasi dari guru
dan Guru Agung
tentang tempat ibadah,
Agama Buddha
rohaniawan, kitab suci,
hari raya, dan Guru Agung
2.3 Menunjukkan
Agama Buddha
perilaku peduli
terhadap tempat
• Mewarnai gambar tempat
ibadah dan hari raya,
ibadah, rohaniwan, kitab
santun terhadap
suci, hari raya, dan Guru
rohaniawan, kitab

10

3.3

4.3

1.4
2.4

3.4
4.4

Materi
Kompetensi
Kegiatan
Pembelajaran
Dasar
Pembelajaran
suci dan Guru Agung
Agung Agama Buddha.
Agama Buddha
• Memajangkan atau
Memahami tempat
memamerkan gambar
ibadah, rohaniawan,
tempat ibadah,
kitab suci, hari raya,
rohaniwan, kitab suci,
dan Guru Agung
hari raya, dan Guru
Agama Buddha
Agung Agama Buddha
Menyajikan
hasil mewarnai
pengetahuan faktual
tentang tempat
ibadah, rohaniawan,
kitab suci, peristiwa
hari raya dan Guru
Agung agama
Buddha
Menerima keluarga
• Aku dan keluarga • Membaca dan mengamati
tercinta
gambar dari berbagai
sendiri dan keluarga
Pangeran Siddharta • Keluarga
sumber/media, serta
Pangeran
menyimak informasi guru
Menunjukkan
perilaku percaya diri
Siddharta
tentang keluarga sendiri
setelah mengenal
dan keluarga Pangeran
keluarga sendiri dan
Siddharta
keluarga Pangeran
• Melengkapi bagan
Siddharta
keluarga sendiri dan
Memahami keluarga
keluarga Pangeran
sendiri dan keluarga
Siddharta
Pangeran Siddharta
• Mewarnai gambar dan
Menyajikan silsilah
menceritakan gambar
keluarga sendiri dan
keluarga sendiri dan
keluarga Pangeran
keluarga Pangeran
Siddharta
Siddharta
• Menyajikan bagan dan
gambar keluarga sendiri
dan keluarga Pangeran
Siddharta

B. Kelas II
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu

1.1

2.1

3.1

4.1

Kompetensi
Dasar
Menerima cerita
kelahiran dan masa
kanak-kanak
Pangeran Siddharta
Menunjukkan
perilaku percaya diri
setelah mengenal
cerita kelahiran dan
masa kanak-kanak
Pangeran Siddharta
Mengenal sejarah
kelahiran dan masa
kanak-kanak
Pangeran Siddharta
Menceritakan

Materi
Pembelajaran
• Kelahiran
Pangeran
Siddharta
• Masa kanakkanak Pangeran
Siddharta

11

Kegiatan
Pembelajaran
• Mengamati gambar /video
cerita kelahiran dan masa
kanak-/kanak Pangeran
Siddharta
• Berdiskusi, membaca, dan
mengumpulkan informasi
tambahan tentang
kelahiran dan masa
kanak-kanak Pangeran
Siddharta
• Menyampaikan dengan
bahasa sendiri tentang
kelahiran dan masa
kanak-kanak Pangeran

1.2

2.2

3.2

4.2

1.3

2.3

3.3

4.3

1.4

2.4

3.4

Kompetensi
Dasar
kembali peristiwa
kelahiran dan masa
kanak-kanak
Pangeran Siddharta
Menerima kisah
kasih sayang,
kejujuran, dan
persahabatan
Menunjukkan
perilaku kasih
sayang, jujur dan
bersahabat
Menunjukkan kisah
kasih sayang,
kejujuran, dan
persahabatan
Menyajikan
pengetahuan faktual
kisah kasih sayang,
kejujuran, dan
persahabatan
Menerima dan
menjalankan
macam-macam
peraturan dalam
keluarga dan
sekolah.
Menunjukkan
perilaku disiplin
dan tanggung
jawab dalam
menjalankan
macam-macam
peraturan keluarga
dan sekolah.
Memahami
macam-macam
peraturan dalam
keluarga dan
sekolah.
Menjalankan
macam-macam
peraturan dalam
keluarga dan
sekolah.
Menjalankan
perbuatan baik dan
menghindari
perbuatan buruk
Menunjukkan
perilaku baik dan
menghindari perilaku
buruk
Mengetahui
perbuatan baik dan
buruk

Materi
Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran
Siddharta

• Kisah Kasih
sayang
• Kisah kejujuran
• Kisah
persahabatan

• Membaca berbagai
sumber tentang kisah
kasih sayang, kejujuran,
dan persahabatan
• Bertukar pendapat
tentang kisah-kisah
Jataka tentang -kasih
sayang, kejujuran, dan
persahabatan
• Menyampaikan hasil
diskusi dalam bentuk
lisan atau tertulis tentang
kisah kasih sayang,
kejujuran, dan
persahabatan

• Hidup teratur di
keluarga
• Hidup teratur di
sekolah

• Mencermati gambar dan
membaca buku tentang
bermacam-macam
peraturan dalam keluarga
dan sekolah
• Mengunjungi kantor,
kelas, tempat ibadah, dan
ruangan lain untuk
mendapatkan informasi
tambahan tentang
macam-macam peraturan
di sekolah.
• Menyampaikan dalam
bentuk lisan dengan
bahasa sederhana tentang
bermacam-macam
peraturan dalam keluarga
dan sekolah

• Perbuatan baik
• Mengamati gambar orang
• Perbuatan buruk
yang sedang melakukan
perbuatan baik
• Membut daftar perbuatan
baik dan perbuatan buruk
• Menyampaikan hasil
dalam bentuk tulisan
tentang bermacammacam perbutan baik dan
buruk

4.4 Melaksanakan
perbuatan baik dan

12

Kompetensi
Dasar
menghindari
perbuatan buruk

Materi
Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran

C. Kelas III
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu

1.1

2.1

3.1

4.1

1.2
2.2

3.2
4.2
1.3

Kompetensi
Dasar
Meneladan semangat
belajar Pangeran
Siddharta pada masa
bersekolah dan
pengorbanan
bodhisattva
Menunjukkan
perilaku percaya
diri setelah
mengenal
semangat belajar
Pangeran
Siddharta pada
masa bersekolah
dan pengorbanan
bodhisattva
Mengetahui
semangat belajar
Pangeran
Siddharta pada
masa bersekolah
dan pengorbanan
bodhisattva
Menceritakan
kembali semangat
belajar Pangeran
Siddharta pada
masa bersekolah
dan pengorbanan
bodhisattva
Menerima hari-hari
raya agama Buddha
Menunjukkan
perilaku
bertanggung jawab
dalam
melaksanakan
hari-hari raya
agama Buddha
Memahami harihari raya agama
Buddha
Melaksanakan
hari-hari raya
agama Buddha
Menjalankan
kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru

Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
• Semangat belajar • Mengamati gambar dan
dan masa
membaca berbagai
bersekolah
sumber tentang semangat
Pangeran
belajar Pangeran
Siddharta
Siddharta pada masa
• Pengorbanan
bersekolah dan
bodhisattva
pengorbanan bodhisattva
• Mendiskusikan semangat
belajar Pangeran
Siddharta pada masa
bersekolah dan
pengorbanan bodhisattva
dengan bahasa sendiri
• Menyajikan dalam bentuk
tulisan/lisan tentang
semangat belajar
Pangeran Siddharta pada
masa bersekolah dan
pengorbanan bodhisattva

• Hari raya Waisak Mencermati tayangan
dan asadha
peringatan hari-hari
• Hari raya Kathina
raya agama Buddha
dan Magha Puja
• Menyanyikan lagu-lagu
tentang hari-hari raya
agama Buddha
• Membuat kartu ucapan
selamat hari-hari raya
agama Buddha
• Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan/lisan tentang
hari-hari raya agama
Buddha
• Kewajiban anak
terhadap
orangtua
• Kewajiban siswa
13

• Mengamati melalui
membaca berbagai
sumber tentang kewajiban
anak terhadap orang tua

Kompetensi
Dasar
2.3 Menunjukkan
perilaku
bertanggung jawab
dalam
menjalankan
kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru
3.3 Memahami
kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru
4.3 Menjalankan
kewajiban anak
terhadap orang tua
dan guru
1.4 Menerima
kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan
memberi maaf
2.4 Menunjukkan
perilaku jujur
dalam mengakui
kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan
memberi maaf
3.4 Memahami
kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan
memberi maaf
4.4 Mengakui
kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan
memberi maaf

Materi
Pembelajaran
terhadap guru






• Mengakui
kesalahan dan
mem-perbaiki
diri
• Meminta dan
memberi maaf





Kegiatan
Pembelajaran
dan kewajiban siswa
terhadap guru
Menyanyikan lagu-lagu
Buddhis tentang
kewajiban anak terhadap
orang tua dan kewajiban
siswa terhadap guru
Menyimpulan tentang
kewajiban anak terhadap
orang tua dan kewajiban
siswa terhadap guru
Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan/lisan/ praktik
tentang kewajiban anak
terhadap orang tua dan
kewajiban siswa terhadap
guru
Mengamati melalui
membaca dan
mendemonstrasikan caracara mengakui kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan memberi
maaf
Menceriterakan
pengalaman tentang
mengakui kesalahan,
memperbaiki diri,
meminta dan memberi
maaf

D. Kelas IV
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Materi
Kompetensi
Pembelajaran
Dasar
1.1 Menerima sejarah
• Masa berumah
tangga Pangeran
masa berumah
tangga dan pelepasan Siddharta
agung Pangeran
• Pelepasan agung
Siddharta
Pangeran
2.1 Menunjukkan
Siddharta
perilaku percaya
diri setelah
mengenal masa
berumah tangga
dan pelepasan

14

Kegiatan
Pembelajaran
• Mengamati gambar dan
membaca buku teks
tentang masa berumah
tangga dan pelepasan
agung Pangeran Siddharta
• Mendiskusikan masa
berumah tangga dan
pelepasan agung Pangeran
Siddharta
• Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk

3.1

4.1

1.2

2.2

3.2

4.2

1.3
2.3

3.3
4.3

Kompetensi
Dasar
agung Pangeran
Siddharta
Memahami masa
berumah tangga
dan pelepasan
agung Pangeran
Siddharta
Menceritakan
kembali masa
berumah tangga
dan pelepasan
agung Pangeran
Siddharta
Menjalankan
pertolongan tanpa
pamrih dan tahu
berterima kasih
Menunjukkan
perilaku menolong
tanpa pamrih dan
tahu berterima
kasih
Memahami
pertolongan tanpa
pamrih dan tahu
berterima kasih
Melakukan
pertolongan tanpa
pamrih dan tahu
berterima kasih
Menerima brahma
vihara dan puja
bakti
Menunjukkan
perilaku santun
setelah memahami
brahma vihara dan
puja bakti
Memahami
brahma vihara dan
puja bakti
Menyajikan
pengetahuan
tentang brahma
vihara dan puja
bakti

1.4 Menghargai candicandi agama
Buddha di
Indonesia dan
candi yang
dipergunakan
perayaan Waisak
2.4 Menunjukkan
perilaku peduli

Materi
Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran
tulisan tentang masa
berumah tangga dan
pelepasan agung Pangeran
Siddharta.

• Pertolongan
sejati
• Tahu berterima
kasih

• Mengamati melalui
membaca berbagai
sumber tentang
pertolongan tanpa pamrih
dan tahu berterima kasih
• Mendemontrasikan
pertolongan tanpa pamrih
dan tahu berterima kasih
• Menyampaikan laporan
tertulis atau
lisanpertolongan tanpa
pamrih dan tahu
berterima kasih

• Puja dalam
kehidupan
sehari-hari
• Brahma vihara

• Mengamati gambar dan
membaca buku teks
pelajaran tentang puja
dalam kehidupan seharihari dan brahma vihara
• Memperhatikan gambar
umat Buddha yang sedang
melaksanakan puja dalam
kehidupan sehari-hari
• Bernyanyi lagu buddhis
yang terkait dengan puja
dalam kehidupan seharihari dan brahma vihara
• Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan/praktk tentang
puja dalam kehidupan
sehari-hari dan brahma
vihara
• Mengamati gambar dan
membaca buku teks
tentang candi-candi
agama Buddha di
Indonesia dan candi yang
dipergunakan perayaan
Waisak dan
melestarikannya
• Mewarnai/menggambar

• Candi-candi
buddhis di
Indonesia
• Candi dan hari
Waisak

15

Kompetensi
Dasar
terhadap candicandi agama
Buddha di
Indonesia dan
candi yang
dipergunakan
perayaan Waisak
3.4 Mendeskripsikan
candi-candi agama
Buddha di
Indonesia dan
candi yang
dipergunakan
perayaan Waisak
4.4 Menyajikan
pengetahuan
faktual tentang
candi-candi agama
Buddha di
Indonesia dan
candi yang
dipergunakan
perayaan Waisak

Materi
Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran
terkait dengan candi-candi
agama Buddha di
Indonesia dan candi yang
dipergunakan perayaan
Waisak
• Memamerkan gambar
hasil mewarnai tentang
candi-candi agama
Buddha di Indonesia dan
candi yang dipergunakan
perayaan Waisak.

E. Kelas V
Alokasi waktu: 4 jam pelajaran/minggu
Kompetensi Dasar

1.1 Menerima kisah
Petapa Siddharta
pada masa bertapa
dan gangguan
mara
2.1 Menunjukkan
perilaku percaya
diri setelah
memahami masa
bertapa dan
gangguan mara
3.1 Memahami masa
bertapa dan
gangguan mara
4.1 Menyajikan
pengetahuan
faktual tentang
masa bertapa dan
gangguan mara
1.2 Menghargai
delapan kondisi
duniawi dan
hakikat perbedaan
kehidupan
menurut ajaran
Buddha
2.2 Menunjukkan
perilaku jujur

Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
• Masa bertapa
• Mencermati gambar dan
Pangeran
membaca buku teks
Siddharta
tentang masa bertapa dan
gangguan mara
• Petapa Siddharta
menyiksa diri
• Menganalisis informasi
yang terdapat dari sumber
tertulis dan atau internet
serta sumber lainnya
untuk mendapatkan
kesimpulan tentang masa
menyiksa diri dan
gangguan mara
• Mendiskusikan masa
menyiksa diri dan
gangguan mara
• Membuat kesimpulan dan
menyajikan masa
menyikasa diri dan
gangguan mara
• Delapan kondisi • Mencermati materi
duniawi
tentang delapan kondisi
duniawi dan hakikat
• Hakikat
perbedaan kehidupan
perbedaan
menurut ajaran Buddha
kehidupan
dalam kehidupan seharihari
• Mendiskusikan delapan
kondisi duniawi dan

16

Kompetensi Dasar

3.2

4.2

1.3
2.3

3.3
4.3

1.4

2.4

3.4

dalam menghadapi
delapan kondisi
duniawi dan
hakikat perbedaan
kehidupan
menurut ajaran
Buddha
Memahami
delapan kondisi
duniawi dan
hakikat perbedaan
kehidupan
menurut ajaran
Buddha dalam
kehidupan seharihari
Menyajikan
pengetahuan
faktual tentang
delapan kondisi
duniawi dan
hakikat perbedaan
kehidupan
menurut ajaran
Buddha
Menjalankan caracara berdana yang
baik dan benar
Menunjukkan
perilaku peduli
dalam berdana
yang baik dan
benar
Memahami caracara berdana yang
baik dan benar
Mempraktikkan
cara-cara berdana
yang baik dan
benar
Menerima empat
macam jalan
kesuksesan dan
empat macam
teman sejati dalam
kehidupan seharihari
Menunjukkan
percaya diri
setelah memahami
empat macam
jalan kesuksesan
dan empat macam
teman sejati dalam
kehidupan seharihari
Memahami empat
macam jalan
kesuksesan dan

Materi
Pembelajaran

• Berdana
• Indahnya
berdana

Kegiatan
Pembelajaran
hakikat perbedaan
kehidupan menurut
ajaran Buddha dalam
kehidupan sehari-hari
• Menghubungkan antara
perbedaan delapan
kondisi duniawi dan
hakikat perbedaan
kehidupan menurut
ajaran Buddha dalam
kehidupan sehari-hari
• Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan atau bentuk lain
tentang delapan kondisi
duniawi dan hakikat
perbedaan kehidupan
menurut ajaran Buddha
dalam kehidupan seharihari

• Mengamati gambar dan
mencermati cara-cara
berdana yang baik dan
benar
• Menyampaikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan tentang cara-cara
berdana yang baik dan
benar

• Empat macam
• Memperhatikan tampilan
jalan kesuksesan
gambar dari berbagai
sumber empat macam
• Empat macam
jalan kesuksesan dan
teman sejati
empat macam teman sejati
• Mendiskusikan empat
macam jalan kesuksesan
dan empat macam teman
sejati
• Menyimpulkan empat
macam jalan kesuksesan
dan empat macam teman
sejati
• Menyampaikan hasil
kesimpulan dalam bentuk
tulisan atau bentuk lain
tentang empat macam
jalan kesuksesan dan
17

Kompetensi Dasar

empat macam
teman sejati
4.4 Menyajikan empat
macam jalan
kesuksesan dan
empat macam
teman sejati

Materi
Pembelajaran

Kegiatan
Pembelajaran
empat macam teman sejati

F. Kelas VI
Alokasi Waktu

1.1

2.1

3.1

4.1

1.2

2.2

Kompetensi
Dasar
Menerima kisah
keajaibankeajaiban saat
Petapa Gotama
mencapai
penerangan
sempurna
Menunjukkan
perilaku santun
setelah memahami
keajaibankeajaiban saat
Petapa Gotama
mencapai
penerangan
sempurna
Memahami
keajaibankeajaiban saat
Petapa Gotama
mencapai
penerangan
sempurna
Menyajikan
pengetahuan
faktual tentang
keajaibankeajaiban saat
Petapa Gotama
mencapai
penerangan
sempurna
Menerima sepuluh
kesempurnaan
(dasa p ramit )
dan kisah
perumpamaan
populer tentang
perilaku bijaksana
Menunjukkan
perilaku peduli
setelah memahami
sepuluh
kesempurnaan
(dasa p ramit )

Materi
Pembelajaran
• Keajaiban
pencapaian
penerangan
sempurna

Kegiatan
Pembelajaran
• Mengamati melalui
membaca dari berbagai
sumber tentang keajaiban
saat Petapa Gotama
mencapai penerangan
sempurna
• Menyampaikan keajaiban
saat Petapa Gotama
mencapai penerangan
sempurna

• Dasa p ramit
• Membaca dan mencermati
gambar-gambar tentang
• Kisah rumah
sepuluh kesempurnaan
terbakar
(dasa p ramit ) dan kisah
• Kisah
perumpamaan populer
perumpamaan
tentang perilaku bijaksana
panah beracun
• Mendiksikan dan
• Kisah
menyimpulkan sepuluh
perumpamaan
kesempurnaan (dasa
kembalinya anak
p ramit ) dan kisah
hilang
perumpamaan populer
tentang perilaku bijaksana
• Melaporkan/menyampaik

18

3.2

4.2

1.3

2.3

3.3

4.3

1.4
2.4

3.4
4.4

Kompetensi
Dasar
dan kisah
perumpamaan
populer tentang
perilaku bijaksana
Memahami
sepuluh
kesempurnaan
(dasa p ramit )
dan kisah
perumpamaan
populer tentang
perilaku bijaksana
Menyajikan
pengetahuan
faktual tentang
sepuluh
kesempurnaan
(dasa p ramit )
dan kisah
perumpamaan
populer tentang
perilaku bijaksana
Menjalankan cara
meditasi
pernafasan dan
cinta kasih
Menunjukkan
perilaku disiplin
dalam
melaksanakan
meditasi
pernafasan dan
cinta kasih
Memahami cara
meditasi
pernafasan dan
cinta kasih
Mempraktikkan
meditasi
pernafasan dan
cinta kasih
Menerima tujuan
akhir umat
Buddha
Menunjukkan
perilaku
bertanggung jawab
terhadap tujuan
akhir umat
Buddha
Memahami tujuan
akhir umat
Buddha
Menyajikan
pengetahuan
konseptual tentang
tujuan akhir umat
Buddha

Materi
Pembelajaran

• Meditasi
• Meditasi
pernafasan
• Meditasi cinta
kasih

Kegiatan
Pembelajaran
an diskusi dalam bentuk
tulisan tentang sepuluh
kesempurnaan (dasa
p ramit ) dan kisah
perumpamaan populer
tentang perilaku bijaksana

• Mengamati melalui
membaca dari berbagai
sumber tentang meditasi
pernafasan dan cinta
kasih
• Mendiskusikan meditasi
pernafasan dan cinta
kasih
• Menyampaikan dalam
bentuk tulisan/bentuk
lainnya tentang meditasi
pernafasan dan cinta
kasih

• Pencapaian alam • Membaca dari berabagai
surga
sumber tentang tujuan
akhir umat Buddha
• Nibb na
• Bercurah pendapat
tentang tujuan akhir umat
Buddha.
• Menyampaikan dalam
bentuk tulisan tentang
tujuan akhir umat
Buddha.

19