INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN Intensi Turnover Ditinjau Dari Komitmen Organisasi Pada Karyawan Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) Batang.

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

Putri Aninditarini
F. 100 080 302

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN

RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

Putri Aninditarini
F. 100 080 302

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

INTENSI TARNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI
PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM)
BATANG


Diajukan oleh:

Putri Aninditarini
F. 100 080 302

Telah disetujui untuk dipertahankan

di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

Achmad Dwityanto, S. Psi, M. Si

Surakarta,

111


5 Maret2ol3

1

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI
KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN
RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

Putri Aninditarini
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi memiliki anggota yang mampu
untuk berkomitmen terhadap organisasi juga sangat dibutuhkan. Anggota yang
memiiki komitmen organisasi yang tinggi terhadap organisasi atau perusahaannya
kecil kemungkinannya untuk memiliki keinginan untuk keluar dari organisasi atau
perusahaan tersebut. Namun, anggota yang memiliki keinginan untuk keluar dari
organisasi juga belum tentu memiliki komitmen organisasi yang rendah.
Mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan intensi turnover

merupakan tujuan dari penelitian. Populasi penelitian sebanyak 213 karyawan
Rumah Sakit Qolbu Insan Mulia (QIM) Batang dengan menggunakan teknik
purposive non random sampling untuk pengambilan sampel penelitian sebanyak
107 karyawan. Pengambilan data menggunakan skala intensi turnover dan skala
komitmen organisasi. Metode analisis data dengan teknik korelasi Product
Moment yang menunjukkan hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar –0,857
dengan p = 0,000 (p < 0,01). Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara komitmen organisasi dengan intensi turnover.

Kata kunci : Intensi Turnover, Komitmen Organisasi

1

2

hasil penelitian dari Johnson et al,

PENDAHULUAN
Memiliki karyawan dengan
komitmen


yang

terhadap

Dalam organisasi diperlukan

perusahaan pastilah harapan setiap

sebuah komitmen yang ada di dalam

perusahaan.

semua

demikian

tinggi

Widodo, serta Andini.


Karyawan
diharapkan

memajukan

yang

bisa

perusahaan,

ikut

sehingga

karyawannya.

Karyawan


dituntut untuk bisa bekerjasama demi
kepentingan

perusahaan

yang

tujuan-tujuan yang ingin dicapai

nantinya akan bermanfaat juga untuk

perusahaan bisa terwujud. Namun,

dirinya. Sementara, perusahaan pun

seringkali

dituntut untuk bisa bersikap adil

muncul


persoalan-

persoalan yang berkaitan dengan

dengan

sumber daya manusia, yaitu turnover

yang

(perpindahan) karyawan. Turnover

karyawan. Apa yang dilakukan dan

merupakan hal yang sering terjadi

diberikan

organisasi


dalam organisasi. Tentunya hal ini

karyawannya

akan

akan menimbulkan dampak negatif

bagaimana

bagi

terhadap organisasinya. Komitmen

perusahaan,

sehingga

memberikan

sesuai

penghargaan

dengan

prestasi

bagi

menentukan

komitmen

karyawan

seharusnya pihak perusahaan perlu

inilah


mengetahui

penyebab

mempengaruhi keputusannya untuk

munculnya intensi turnover dalam

tetap bergabung dan memajukan

diri karyawan tersebut. Beberapa

organisasinya atau memilih tempat

teori menyatakan bahwa komitmen

kerja lain yang lebih “menjanjikan”.

organisasi merupakan faktor yang

Berdasarkan

paling berperan terhadap munculnya

muncul rumusan masalah, apakah

intensi

faktor

turnover

dalam

diri

karyawan, diantaranya dikemukakan
oleh Jewell dan Siegall, Mobley,
Griffeth, Hand, dan Megliono, serta

ada

yang

nantinya

fenomena

hubungan

antara

akan

di

atas

komitmen

organisasi dengan intensi turnover?
Menurut

Abelson

Sumarto, 2009) intensi

(dalam
turnover

adalah sesuatu gambaran tentang

3

pikiran-pikiran untuk keluar mencari

meninggalkan

pekerjaan

serta

intensi turnover ini baru sebatas

keinginan meninggalkan organisasi.

keinginan atau niatan individu untuk

Lyons (dalam Jimad, 2011) juga

meninggalkan

di

tempat

mendefinisikan
sebagai

lain,

turnover

intensi

kecenderungan

meninggalkan

untuk

perusahaan.

organisasi,

nampak

sosial).

ketika

muncul turnover intention dalam

perusahaan
belum

pada

atau
tahap

lingkungan sosial (berisi pengaruh
dan

seseorang

Jadi,

realisasi

Oleh karena itu, perilaku yang
dari

pekerjaan.

tekanan

c. Aspek

dari

lingkungan

kontrol

perilaku,

dirinya adalah mencari lowongan

melibatkan

pekerjaan yang lebih baik di tempat

internal dan eksternal. Aspek

lain.

internal
Fishbein dan Ajzen (dalam

Jannah, 2007) mengemukakan aspekaspek

dalam

turnover

intensi

dua

meliputi

ketrampilan,
individu

aspek,

dan

untuk

perilakunya,

yaitu

informasi,
kemampuan
melaksanakan

sedangkan

aspek

meliputi:

eksternal meliputi hal-hal yang

a. Aspek sikap pribadi, merupakan

menghalangi

individu

dorongan, pikiran dan keinginan

melakukan

untuk

tidak

ketergantungan

yang

orang lain dan kesempatan.

melakukan

atau

melakukan

turnover

dipengaruhi

oleh

kegiatan,
individu

untuk
seperti
pada

keyakinan

Munculnya intensi turnover

positif dari dalam diri orang yang

dalam diri karyawan disebabkan

melakukan

turnover

sebagai

karena beberapa faktor. Menurut

akibat

perilaku

turnover

Mobley (1986) faktor-faktor yang

dari

tersebut.
b. Aspek

mempengaruhi munculnya intensi
norma

subyektif,

turnover adalah:

merupakan dorongan, pikiran dan

a. Faktor individual, termasuk di

keyakinan melakukan atau tidak

dalamnya adalah usia, masa kerja,

melakukan pindah kerja yang

jenis kelamin, pendidikan, dan

dipengaruhi oleh norma dalam

status perkawinan.

4

b. Kepuasan

kerja,

menyangkut

Sumarto

(2009)

juga

beberapa aspek operasional, yakni

menyebutkan

kepuasan

mempengaruhi munculnya intensi

terhadap

gaji

atau

faktor-faktor

pembayaran,

kepuasan

turnover

dalam

terhadap

penyeliaan,

kepuasan

dukungan

organisasi,

terhadap

bobot

pekerjaan,

kepuasan

terhadap

sistem

jabatan,

promosi

ataupun

kepuasan

diri

yang

karyawan
keterlibatan

kerja, komitmen organisasi,

dan

kepuasan

dan

kerja.

Falkenberg

Schyns (dalam Jimad, 2011) yang

terhadap kondisi kerja perusahaan

menyimpulkan

pada umumnya.

organisasi dan kepuasan kerja yang

bahwa

komitmen

c. Komitmen organisasional, tidak

tinggi akan mengurangi munculnya

adanya komitmen organisasional

intensi turnover. Dimana komitmen

dapat

organisasi

membuat

seseorang

lebih

mempunyai

karyawan yang puas terhadap

hubungan yang kuat dengan intensi

pekerjaannya

turnover, sedangkan kepuasan kerja

mempunyai

niat

untuk keluar atau pindah ke

berpengaruh

perusahaan lain. Namun, seorang

terhadap

karyawan bisa tidak puas terhadap

(Sumarto, 2009).

pekerjaan, tetapi tidak memiliki
niat untuk keluar atau pindah ke
perusahaan lain karena adanya
komitmen

yang

kuat

antara

dirinya dengan perusahaan tempat
ia bekerja. Oleh karena itu, ia
akan

tetap

bekerja

untuk

melakukan yang terbaik disertai
dengan adanya dorongan yang
kuat untuk tetap menjadi anggota
perusahaan.

langsung
komitmen

positif
organisasi

Porter, et. al (dalam Malik,
dkk, 2010) mendefinisikan komitmen
organisasi sebagai kepercayaan dan
penerimaan terhadap nilai dan tujuan
organisasi, kemauan untuk berusaha
keras

demi

organisasi,

pencapaian

dan

mempertahankan

keinginan

tujuan
untuk

keanggotaannya

dalam organisasi. Steers dan Porter
menyebutkan bahwa suatu bentuk
komitmen yang muncul bukan hanya
bersifat loyalitas yang pasif, tetapi

5

juga melibatkan hubungan yang aktif
dengan

organisasi

kerja

yang

Selanjutnya, Allen dan Meyer
(dalam Luthans, 2006) menyebutkan

memiliki tujuan memberikan segala

aspek-aspek

usaha demi keberhasilan organisasi

organisasi, yaitu :

yang bersangkutan (Sopiah, 2008).

a. Komitmen

dalam

komitmen

afektif

(affective

Faktor-faktor yang mempengaruhi

commitment) adalah keterikatan

tingginya komitmen organisasi yang

emosional karyawan, identifikasi,

dimiliki

dan keterlibatan dalam organisasi.

karyawan

terhadap

perusahaan menurut David (dalam

b. Komitmen

kelanjutan

Sopiah, 2008) adalah:

(continuance commitment) adalah

a. Faktor personal, misalnya usia,

komitmen berdasarkan kerugian

jenis kelamin, tingkat pendidikan,

yang

pengalaman kerja, kepribadian,

keluarnya

dll.

organisasi.

b. Karakteristik pekerjaan, misalnya

berhubungan

dengan

karyawan

dari

c. Komitmen normatif (normative

lingkup jabatan, tantangan dalam

commitment)

pekerjaan, konflik peran dalam

wajib untuk tetap berada dalam

pekerjaan, tingkat kesulitan dalam

organisasi karena memang harus

pekerjaan, dll.

begitu,

c. Karakteristik struktur, misalnya
besar/kecilnya organisasi, bentuk

adalah

tindakan

perasaan

tersebut

merupakan hal benar yang harus
dilakukan.
Mowday et. al. (dalam Joo,

organisasi seperti sentralisasi atau
desentralisasi, kehadiran serikat

2010)

pekerja dan tingkat pengendalian

kriteria komitmen organisasi, yaitu :

yang

dilakukan

organisasi

d. Pengalaman kerja. Pengalaman
karyawan

berpengaruh
komitmen
organisasi.

terhadap
karyawan

tiga

a. Kepercayaan dan penerimaan
yang kuat terhadap tujuan dan

terhadap karyawan.

kerja

mengidentifikasikan

nilai organisasi

sangat

b. kemauan untuk mengerahkan

tingkat

usaha yang cukup atas nama

terhadap

organisasi

6

c. keinginan yang kuat untuk

moment

dari

mempertahankan

instrumen

keanggotaan dalam organisasi

menggunakan

Pearson

analisis

dimana

penelitian

program

ini

statistik

SPSS 15,0 For Windows Program.

HIPOTESIS

HASIL

Ada hubungan negatif antara

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

komitmen organisasi dengan intensi
turnover.

Aitem

valid

untuk

skala

intensi turnover memiliki koefisien
validitas (rxy) yang bergerak dari
0,498 sampai 0,858 dengan p < 0.05

METODE PENELITIAN
Subjek penelitiannya adalah

dan koefisien reliabilitas alat ukur

karyawan Rumah Sakit Qolbu Insan

(rη)

Mulia (QIM) Batang, baik fungsional

koefisien validitas (rxy) untuk aitem

maupun

dimana

valid pada skala komitmen organisasi

keseluruhan populasi berjumlah 213

bergerak dari 0,317 sampai 0,795

karyawan dengan sampel sebanyak

dengan p < 0.05 dan koefisien

107

reliabilitas alat ukur (rη) sebesar 0,

manajerial,

karyawan.

Sampel

diambil

dengan teknik purposive non random
sampling

dengan

kriteria

sebesar

0,969,

sedangkan

B. Uji Asumsi

yang

Hasil uji normalitas sebaran
turnover

diajukan adalah karyawan tetap,

dari

bekerja

tahun,

memiliki sebaran normal dengan

minimal

nilai Kolmogorov-Smirnov (KS-Z =

SMA, dan berusia antara 18-35

0,486; p = 0,972), sedangkan sebaran

tahun.

dari variabel komitmen organisasi

minimal

berpendidikan

2

terakhir

Alat pengumpul data dengan

variabel

intensi

memiliki sebaran normal dengan

komitmen

nilai Kolmogorov-Smirnov (KS-Z =

organisasi dan skala intensi turnover.

0,761; p = 0,609). Dengan nilai

Kemudian untuk menguji hipotesis

asymp sig (p = 0,972) untuk variabel

metode analisis

yang digunakan

intensi turnover dan (p = 0,609)

adalah

korelasi

product

untuk variabel komitmen organisasi,

menggunakan

analisis

skala

7

tersebut

yang berarti intensi turnover pada

memiliki data sebaran yang normal

subjek penelitian tergolong sedang.

karena nilai asymp sig (p > 0,05).

Begitu pula pada variabel komitmen

maka

kedua

variabel

Berdasarkan
linearitas

antara

turnover

(Y)

hasil
variabel

intensi

dengan

variabel

komitmen

organisasi

menunjukkan

bahwa

memiliki

hubungan

uji

(X)
keduanya

yang

organisasi

yang

memiliki

rerata

empirik 93,19 dan rerata hipotetik
92,5

yang

berarti

komitmen

organisasi pada subjek penelitian
tergolong sedang.

linear,

dimana nilai p = 0,544 ( p > 0,05).

PEMBAHASAN
Berdasarkan

C. Uji Hipotesis

hasil

analisis

Uji hipotesis dalam penelitian

yang telah dilakukan diperoleh hasil

ini menggunakan teknik analisis

bahwa ada hubungan negatif yang

product

korelasi

moment

dan

sangat signifikan antara komitmen

mendapatkan nilai koefisien korelasi

organisasi dengan intensi turnover.

(r) sebesar -0,857 dengan nilai p =

Artinya, semakin tinggi komitmen

0,00 (p < 0,01), yang dapat diartikan

organisasi

ada hubungan negatif yang sangat

karyawan, maka semakin rendah

signifikan

intensi turnover dalam diri karyawan

antara

komitmen

organisasi dengan intensi turnover.

yang

dimiliki

oleh

tersebut. Sebaliknya, jika komitmen

Sumbangan efektif komitmen

organisasi yang dimiliki karyawan

organisasi terhadap intensi turnover

rendah, maka intensi turnover-nya

melalui R Squared sebesar 0,735

akan semakin tinggi. Hasil penelitian

atau 73,5%. Artinya, masih ada

ini mendukung pernyataan yang

26,5%

dikemukakan oleh Johnson et al

dari

variabel

mempengaruhi

lain

intensi

yang

turnover

selain komitmen organisasi.
Berdasarkan
kategorisasi
intensi

turnover

penelitian

analisis

diketahui
memiliki

(dalam

hasil

variabel
rerata

empirik 79,98 dan rerata hipotetik 80

Johnson

Widodo,

2010).

Pada

yang

dilakukan

oleh

tahun

1990

et

al

menyimpulkan
organisasi

bahwa

berhubungan

komitmen
negatif

dengan keinginan untuk pindah. Hal

8

yang sama juga diungkapkan dalam

dengan munculnya intensi turnover

penelitian

dalam

yang

Sumarto

dilakukan

(2009)

“Meningkatkan

oleh

mengenai

Komitmen

untuk

diri

karyawan.

Seperti

pendapat Falkenberg dan Schyns
(dalam

Jimad,

2011)

yang

Menyurutkan Niat Keluar” yang

menyimpulkan

memperoleh hasil bahwa semakin

organisasi dan kepuasan kerja yang

tinggi komitmen organisasi ternyata

tinggi akan mengurangi munculnya

diikuti oleh semakin rendah niat

intensi turnover, dimana komitmen

keluar.

organisasi
Intensi turnover merupakan

penanda

adanya

turnover

dalam

bahwa

komitmen

lebih

mempunyai

hubungan yang kuat dengan intensi
turnover, sedangkan kepuasan kerja

perusahaan. Dimana intensi turnover

berpengaruh

menurut Abelson (dalam Sumarto,

terhadap

2009) adalah suatu gambaran tentang

(Sumarto, 2010). Jika merasa puas

pikiran

terhadap organisasi atau perusahaan,

untuk

pekerjaan

di

keluar
tempat

meninggalkan

mencari

lain,

organisasi.

serta

maka

Ada

berusaha

langsung
komitmen

akan

organisasi

membuat

untuk

positif

karyawan

mempertahankan

beberapa hal yang menyebabkan

keanggotaannya

munculnya intensi turnover dalam

tersebut dan bekerja semaksimal

diri karyawan. Menurut Jewell dan

mungkin demi tercapainya tujuan

Siegall

organisasi,

(1998)

faktor

penyebab

munculnya intensi turnover dalam
diri

karyawan

organisasi

sehingga

akan

memperkecil intensi turnover-nya.

faktor

Komitmen organisasi yang

individual ( menyangkut usia, lama

tinggi dalam diri karyawan akan

kerja, jenis kelamin, tempat tinggal,

tercipta bila karyawan tersebut yakin

dan status pernikahan), kepuasan

terhadap

kerja, dan keinginan untuk tetap

perusahaan,

tinggal

tersebut

dengan

adalah

dalam

organisasi.

Dari

nilai-nilai

dan

sehingga

akan

tujuan

karyawan

mempertahankan

semua faktor tersebut, kepuasan

keanggotaannya

kerja dan komitmen organisasi telah

tersebut dan berusaha semaksimal

banyak diteliti memiliki keterkaitan

mungkin demi tercapainya tujuan

dalam

organisasi

9

organisasi. Makin kuat pengenalan

KESIMPULAN

dan keterlibatan individu dengan
organisasi

akan

mempunyai

Berdasarkan uraian di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

komitmen yang tinggi, sehingga akan

hubungan

mengurangi tingkat absensinya dan

signifikan

karyawan pun akan lebih puas

organisasi dengan intensi turnover.

dengan

Hal ini ditunjukkan dengan nilai

pekerjaannya

(Hackett

Guinnon, dalam Sopiah, 2008).

negatif

yang

antara

sangat

komitmen

koefisien korelasi (r) sebesar -0,857

Berdasarkan

hasil

analisis

dengan nilai signifikansi (p) adalah

diperoleh

hasil

bahwa

0,00 ( p < 0,01), yang berarti

komitmen organisasi dapat menjadi

semakin tinggi komitmen organisasi

faktor pengaruh munculnya intensi

yang dimiliki oleh karyawan, maka

turnover

semakin rendah intensi turnover

data,

dalam

diri

karyawan.

Namun, masih ada faktor-faktor lain

dalam

yang juga berpengaruh terhadap

Sebaliknya,

munculnya intensi turnover. Faktor-

komitmen organisasi yang dimiliki

faktor

mempengaruhi

oleh karyawan, maka semakin tinggi

intensi turnover menurut Mobley

intensi turnover yang muncul dalam

(1986) misalnya faktor individual,

diri karyawan tersebut.

lain

yang

termasuk di dalamnya adalah usia,
masa

kerja,

jenis

kelamin,

diri

karyawan

tersebut.

semakin

rendah

Disarankan
perusahaan

bagi

agar

pimpinan

secara

rutin

pendidikan, dan status perkawinan,

melakukan pelatihan-pelatihan yang

serta kepuasan kerja. Ada pula

bermanfaat

pendapat

kinerja

Sumarto

menyatakan
yang

bahwa

(2009)

yang

faktor-faktor

mempengaruhi

munculnya

untuk

peningkatan

karyawan,

mengadakan

kegiatan informal meeting untuk
lebih

mempererat

hubungan

intensi turnover dalam diri karyawan

karyawan

selain komitmen organisasi adalah

memberikan jaminan rasa aman bagi

dukungan

karyawan,

organisasi,

keterlibatan

kerja, dan kepuasan kerja.

dengan

misalnya

perusahaan,

diikutkan

program Jamsostek, diberi tunjangan
hari tua, tunjangan kecelakaan kerja,

10

tunjangan pemeliharaan kesehatan,
dan santunan kematian, bisa merasa
betah bekerja di perusahaan, serta
pemberian reward untuk karyawan
yang memiliki kinerja baik. Selain
itu,

bagi

karyawan

juga

agar

mengikuti program-program yang
diadakan oleh perusahaan, terutama
yang bertujuan untuk mempererat

Jannah, A.R. 2007. Hubungan antara
Persepsi terhadap Budaya
Perusahaan dan Kepuasan
Kerja dengan Intensi Turnover
pada Karyawan. Skripsi (Tidak
Diterbitkan).
Surakarta
:
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Jewell & Siegall. 1998. Psikologi
Industri/Organisasi Modern.
Jakarta: Arcan

karyawan, sehingga karyawan bisa

Jimad, H. 2011. Kepuasan Kerja,
Komitmen Organisasi, dan
Intensi Turnover. Jurnal Bisnis
dan Manajemen, Vol. 7 No.2,
Januari 2011, 155-165

lebih memiliki ikatan emosional

Joo,

hubungan antara perusahaan dengan
karyawan dan peningkatan kinerja

dengan perusahaan dan bisa ikut
memajukan
demikian,

perusahaan.

Dengan

diharapkan

akan

meningkatkan komitmen organisasi
yang

dimiliki

oleh

karyawan,

sehingga bisa memiliki loyalitas
yang tinggi terhadap perusahaan dan
bisa mengurangi terjadinya turnover
dalam perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Andini, R. 2006. Analisis Pengaruh
Kepuasan Gaji, Kepuasan
Kerja,
Komitmen
Organisasional
terhadap
Turnover Intention (Studi
Kasus pada Rumah Sakit
Roemani
Muhammadiyah
Semarang). Thesis (Tidak
Diterbitkan).
Semarang
:
Universitas Diponegoro

Baek-Kyoo.
2010.
Organizational Commitment
for Knowledege Workers: The
Roles
of
Perceived
Organizational
Learning
Culture,
Leader-Member
Exchange
Quality
and
Turnover Intention. Human
Resource
Development
Quarterly Vol. 21 No.1. Wiley
Interscience

Luthans,
F.
2006.
Perilaku
Organisasi
Edisi
10.
Yogyakarta : Andi
Malik, dkk. 2010. Job Satisfaction
and
Organizational
Commitement of University
Teachers in Public Sector of
Pakistan. International Journal
of Bussiness and Management,
Vol. 5 No. 6, Juni 2010, 17-26
Mobley, W. H. 1986. Pergantian
Karyawan : Sebab, Akibat dan
Pengendaliannya. Alih Bahasa
: Nurul Imam. Jakarta : PT.
Pustaka Binaman Pressindo

11

Sopiah.
2008.
Organisasional.
Andi

Perilaku
Yogyakarta:

Sumarto.
2009.
Meningkatkan
Komitmen dan Kepuasan untuk
Menyurutkan Niat Keluar.
Jurnal
Manajemen
dan
Kewirausahaan, Vol. 11 No. 2,
September 2009, 116-125
Widodo, R. 2010. Analisis Pengaruh
Keamanan
Kerja
dan
Komitmen
Organisasional

terhadap Turnover Intention
serta Dampaknya pada Kinerja
Karyawan Outsourcing (Studi
pada PT. PLN Persero APJ
Yogyakarta). Thesis (Tidak
Diterbitkan).
Semarang
:
Universitas Diponegoro.