PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN BANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN BANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP N 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh :

Handayani Wahyuni NIM 408111056

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-Nya sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajarn Kontekstual (CTL) dengan Bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Pada Materi Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 16 Medan T.A 2012/2013” disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs M. Panjaitan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd,dan Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, M.Sselaku dosen penguji yang telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya skripsi ini dan kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta jajarannya. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika, Mutia Khairani selaku Pegawai Jurusan Matematika, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai Jurusan Matematika yang telah banyak membantu kelancaran selama penyusunan skripsi ini.


(4)

v

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ernawati, M.M selaku kepala sekolah SMP Negeri 16 Medan, Ibu Yanni Zairina selaku guru bidang studi matematika kelas VII SMP Negeri 16 Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm. Mawardi Nst dan Ibunda Hj. Halimah Srg yang selalu setia memberikan dukungan, doa, bantuan moril maupun materil. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada kakanda penulis yaitu Hayani Wardah, Mirwansyah Abidin, Muhardinsyah, dan Mahadi Sofyanyang setia juga memberikan dukungan, semangat dan doa.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada para sahabat (Hety, Rifi, Winta, Ningsih, Ade, Ningsih, Lisa, Nita, dan Zeki) dan rekan-rekan seperjuangan kelas Dik B dan A Reguler ’08 yang memberikan support dalam mengerjakan skripsi ini serta teman-teman seperjuangan sidang. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Musleh Nst yang juga membantu penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika.

Medan, Januari 2013 Penulis,

Handayani Wahyuni NIM. 408111056


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DENGAN BANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PADA MATERI PECAHAN

DI KELAS VII SMP NEGERI 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013 HANDAYANI WAHYUNI (408111056)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan, untuk mengetahui strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VII-A dan VII-B di SMP Negeri 16 Medan yang masing-masing berjumlah 40 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pada materi pecahan melalui penerapan Model Pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pelaksanaan siklus I di kelas VII-B dan dilanjutkan dengan siklus II di kelas VII-A untuk melihat peningkatan aktivtas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I di kelas VII-B sebanyak 40 orang siswa, terdapat 30 siswa (75%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 10 siswa (25%) belum tuntas dengan rata-rata kelas 73,19. Dari lembar observasi aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh persentase aktivitas siswa adalah 58,4% (kategori kurang aktif). Dari hasil analisis data pada siklus II di kelas VII-A sebanyak 40 orang siswa, terdapat 36siswa (90%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (10%) belum tuntas dengan rata-rata kelas 79,16. Dari lembar observasi aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh persentase aktivitas siswa adalah 69,5% (kategori cukup aktif).

Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan individu dan klasikal dan terjadi peningkatan rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II, maka dari tindakan dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan dengan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 16 Medan.


(6)

(7)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Proses Belajar Mengajar 8

2.1.2. Belajar Mengajar Matematika 9

2.1.3. Konsep dalam Matematika 12

2.1.4. Hasil Belajar 12

2.1.5. Aktivitas Belajar 13

2.1.6. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) 15

2.1.6.1. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual 16


(8)

vii

2.1.7. Media Pembelajaran 18

2.1.8. Media PembelajaranLembarKegiatanSiswa (LKS) 19

2.2. Materi Pecahan 20

2.3. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual

pada Materi Pecahan 24

2.4. Kerangka Konseptual 29

2.5. Hipotesis Tindakan 30

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1. Jenis Penelitian 31

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 31

3.3.1. Subjek Penelitian 31

3.3.2. Objek Penelitian 32

3.4. Prosedur Penelitian 32

3.4.1. Prosedur Penelitian Siklus I 32

3.4.2. Prosedur Penelitian Siklus II 35

3.5. Alat Pengumpulan Data 36

3.5.1. Tes 36

3.5.2. Teknik Nontes 37

3.5.2.1. Observasi 37

3.5.2.2. Dokumentasi 40

3.6. Teknik Analisis Data 40

3.6.1. Reduksi Data 40

3.6.2. Paparan Data 40

3.6.2.1. Ketuntasan Hasil Belajar 41

3.6.2.2. Menganalisis Hasil Observasi 43

3.6.3. Menarik Kesimpulan 44


(9)

viii

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 48

4.1.1.1. Permasalahan I 48

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 54

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 56

4.1.1.4. Observasi I 59

4.1.1.5. Analisis Data I 61

4.1.1.6. Refleksi I 69

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 71

4.1.2.1. Permasalahan II 71

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 72

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 73

4.1.2.4. Observasi II 77

4.1.2.5. Analisis Data II 78

4.1.2.6. Refleksi II 83

4.1.3. Uji Beda Rata-Rata Hasil Belajar Siswa (Uji Statistik-t) 84

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87

5.1. Kesimpulan 87

5.2. Saran 88


(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 38

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Penguasaan 41

Tabel 3.3. Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru 43

Tabel 4.1. Nilai Tes Awal Kelas VII-A dan VII-B 48

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 61

Siklus I

Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 62

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 64

Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru Mengelola Pelajaran 78

Siklus II

Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 79

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 82


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 35

Gambar 1. Peneliti Di Depan Sekolah Penelitian 215

Gambar 2. Peneliti Menjelaskan Tujuan Pembelajaran 215

Gambar 3. Peneliti Memberikan Penjelasan Mengenai Materi Pecahan 216

Gambar 4. Siswa Belajar Dalam Kelompok 216

Gambar 5. Peneliti Membimbing Siswa dalam Mengerjakan LKS 217

Gambar 6. Siswa Mencoba Mengerjakan Soal yang Diberikan Peneliti 217

Gambar 7. Antusias Siswa untuk Menjawab Soal yang Diberikan Peneliti 218

Gambar 8. Pewakilan Kelompok Memaparkan Hasil Diskusinya 218


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus I 92

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) Siklus I 100

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) Siklus I 106

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (RPP I) Siklus II 111

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (RPP II) Siklus II 119

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (RPP III) Siklus II 125

Lampiran 7 Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I) 130

Lampiran 8 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa I (LKS I) 134

Lampiran 9 Lembar Kegiatan Siswa II (LKS II) 136

Lampiran 10 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa II (LKS II) 141

Lampiran 11 Lembar Kegiatan Siswa III (LKS III) 143

Lampiran 12 Penyelesaian Lembar Kegiatan Siswa III (LKS III) 146

Lampiran 13 Tes Awal 147

Lampiran 14 Penyelesaian Tes Awal 149

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Awal 152

Lampiran 16 Lembar Validasi Tes Awal 153

Lampiran 17 Tes Hasil Belajar I dan II 154

Lampiran 18 Penyelesaian Tes Hasil Belajar I dan II 156

Lampiran 19 Pedoman Penskoran Tes hasil Belajar I dan II 159

Lampiran 20 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar 160

Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 161

Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 173

Lampiran 23 Pedoman Skala Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 185

Lampiran 24 Lembar Observasi Aktivtas Guru 187


(13)

xii

Lampiran 26 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar 191

Kelas VII-A dan VII-B

Lampiran 27 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar I (Kelas VII-B) 193

Lampiran 28 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar II (Kelas VII-A) 195

Lampiran 29 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standart Deviasi 197

Lampiran 30 Uji Normalitas Data 199

Lampiran 31 Perhitungan Uji Homogenitas 203

Lampiran 32 Pengujian Hipotesis 207

Lampiran 33 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus I (Kelas VII-B) 209

Lampiran 34 Rekapitulasi Hasil Observasi Siswa Siklus II (Kelas VII-A) 211

Lampiran 35 Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus I (Kelas VII-B) 213

Deskripsi Aktivitas Siswa Siklus II (Kelas VII-A)

Lampiran 36 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I (Kelas VII-B) 214

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II (Kelas VII-A)


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan berperan penting dalam setiap bidang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, matematika dijadikan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Peran matematika penting dalam mengembangkan daya pikir kritis, analitis, dan logis. Cornelius (dalam Abdurrahman, 1999 : 37) mengemukakan :

“Lima alasan perlunya belajar matematikakarena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) saran untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Begitu sangat pentingnya matematika bagi kehidupan, namun kondisi saat ini menunjukkan kualitas pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara.Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni

papan bawah(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/).Ini menunjukkan

bahwa pengajaran matematika yang sekarang tidak mampu mengangkat ke level yang lebih tinggi. Sehingga hal ini jelas menunjukkan pembenahan pendidikan matematika di sekolah belum berhasil.

Pembenahan yang belum berhasil tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, yaitu pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk dipelajari siswa. Sesuai dengan apa yang dikatakan Frederick yang berasal dari The University of Hongkong bahwa :“Mayoritas soal yang diberikan guru matematika di Indonesia terlalu kaku. Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal yang


(15)

2

diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika yang diset dalam konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari.Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan.Mereka pun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.”(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/). Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang bervariasi dan cenderung membatasi siswa untuk berkreasi mengungkapkan pikirannya saat belajar sehingga siswa kurang berminat belajar matematika dan hasil belajar yang kurang optimal.

Sesuai dengan pendapat Russeffendi “Matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi kalau bukan pelajaran yang dibenci” (Russeffendi, 1990 :15). Kesulitan belajar tersebut bukan hanya dari materi yang sulit tetapi bisa juga dari ditimbulkan oleh cara gurudalam menyampaikan materi itu atau cara pendekatan yang digunakan kurang efektif sehingga siswa tidak dapat menyerap dan menguasai materi yang diberikan dengan baik serta tidak menyukai pelajaran tersebut.sedangkan nilai manfaat di sekolah hanya ada jika matematika dapat ditangkap dan dimengerti para murid.

Selain itu, faktor yang juga menyebabkan hasil belajar matematika rendah adalah metode atau model atau pendekatan pembelajaran yang diterapka oleh guru kurang efektif. Guru merupakan salah satu yang mempengaruhi proses belajar siswa. Selama ini, pembelajaran matematika terkesan sulit dan aktivitas belajar di kelas cenderung sangat kurang. Siswa di sekolah cenderung lebih ditandai oleh kegiatan mengajar guru melalui ceramah dan proses belajar siswa melalui menghafal dari apa yang didengar dan apa yang ditulis oleh gurunya. Sebaliknya sangat jarang ditemui siswa yang menemukan sendiri pengetahuan atau konsep dalam suatu materi pelajaran berdasarkan analisa yang dimilikinya serta kemampuan yang ada pada dirinya.

Pada dasarnya semua pendekatan atau metode pengajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, tetapi tidak semua materi pelajaran dapat disampaikan hanya dengan satu pendekatan atau metode saja.Karena setiap materi pelajaran


(16)

3

mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan pendekatan atau metode yang sesuai untuk menyampaikan materi tersebut.

Begitu juga dengan media pengajaran akan lebih banyak membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan dapat membangkitkan minat yang baru, rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa..Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa belajar dengan baik.Arsyad (2006 : 68) mengatakan bahwa :“Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, para guru dituntut menggunakan media sekolah yang disediakan dan sedapat mungkin menggunakan alat yang mudah dan efisien demi mengembangkan ketrampilan peserta didik”.

Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu media pengajaran yang sangat efisien dan merupakan alat penyajian materi pelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Dalam penggunaan lembar kegiatan siswa ini, siswa dituntut aktif dalam proses belajar mengaja. Dalam bidang pendidikan, lembar kegiatan siswa dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk media pengajaran sekolah. Dengan adanya media pengajaran Lembar Kegiatan Sekolah (LKS), diharapkan siswa dapat termotivasi dalam proses belajar sehingga siswa dapat memahami atau menguasai materi dengan mudah dan cepat serta mengembangkan kreativitas.

Permasalahan tertentu dalam pembelajaran matematika adalah bagaimana caranya menerapkan atau menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat memahami dan mengerti terutama dalam materi konsep pecahan.Berbicara mengenai pecahan, sebagian besar siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) memiliki kemampuan berhitung operasi pecahan yang rendah.Sejalan dengan itu, Jodintra (dalam Tarigan, 2000 : 16) mengungkapkan bahwa pecahan merupakan topik yang sangat sulit diajarkan maupun dipelajari di Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Menurut Sue dan Rosencrantz (dalam Suharta, 2001 : 1) : “Kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi


(17)

4

real”. Hal ini yang menyebabkan sulitnya pecahan bagi siswa, karena pembelajaran materi pecahan kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkannya dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkontruksi ide-ide matematika.

Berdasarkan uraian di atas, salah satu model pembelajaran matematika yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan yang nyata adalah Model Pembelajaran Kontekstual. Situasi realistik dalam masalah memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan informal yang memegang peranan penting dalam penemuan kembali dan pengkonstruksian konsep terutama pada konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama serta efektif meningkatkan hasil belajar siswa.

Sehingga penulis merasa perlu adanya suatu visi pembelajaran matematika dalam melakukan pengembangan, maka dalam pembelajaran matematika di kelas penekanan keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari dan menerapkan kembali konsep-konsep yang dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain sangatlah penting dilakukan. Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada matematisasian pengalaman dalam kehidupan sehari-hari (everydaying Mathematic) adalah melalui Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning/CTL).

Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang telah dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapatmenerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Situasi nyata dalam masalah memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan informalnya pada konsep pecahan, meminimalkan kesulitan siswa dalam memahami materi pecahan serta efektif meningkatkan hasil belajar siswa.


(18)

5

Sebelum melakukan penelitian, peneliti lebih dahulu melakukan observasi dan wawancara kepada guru bidang studi matematika SMP Negeri 16 Medan. Berdasarkan hasil observasi terhadap 40 siswa, hanya 10% siswa yang sangat menguasai materi pecahan (memperoleh nilai di atas 65), 15% siswa yang menguasai materi (memperoleh nilai 65), dan 75% siswa yang tidak menguasai materi (memperoleh nilai dibawah 65).Dan berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yenni selaku guru matematika di sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa kebanyakan siswa tidak menguasai operasi hitung pecahan, kurang menguasai soal-soal berbentuk cerita pada materi pecahan, tidak mampu mengaitkan apa yang telah dipelajari ke dalam kehidupan nyata sehingga menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Selain itu juga, sekolah tersebut belum pernah menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada materi pecahan.

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada materi pecahan dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berhasil atau tidak diterapkan pada sekolah tersebut maka perlu diadakan suatu penelitian dengan mengangkat judul

:Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan Bantuan Lembar

Kegiatan Siswa (LKS) pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP N 16 Medan T.A 2012/2013

1. 2. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah yang terjadi diantaranya :

1. Metode pembelajaran yang dilakukan guru di kelas masih kurang efektif dan bervariasi.

2. Masih banyak siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kurang

memahami konsep pecahan.

3. Sering ditemui sejumlah siswa yang memperoleh hasil belajarmatematika dibawah rata-rata khususnya pada materi pecahan.


(19)

6

4. Masih kurangnya pemanfaatan media pengajaran dalam pembelajaran

matematika.

5. Sekolah belum menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual

(Contextual Text Learning)

1. 3. Batasan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang teridentifikasi, peneliti membatasi penelitian ini pada penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan T.A 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan di kelasVII SMPNegeri 16 Medan?

2. Apakah dengan menerapkanModel Pembelajaran Kontekstual (CTL)

dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan?

3. Apakah dengan menerapkanModel Pembelajaran Kontekstual (CTL)

dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan?

1. 5. Tujuan Penelitian

Dari masalah yang muncul pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :


(20)

7

1. Untuk mengetahui strategi penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan di kelas VII SMP N 16 Medan.

2. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran

Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa(LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP N 16 Medan.

3. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan Model Pembelajaran

Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa(LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP N 16 Medan.

1. 6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, memberi motivasi untuk lebih mandiri mengembangkan pola pikirnya dalam belajar melalui Model Pembelajaran Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan siswa.

2. Bahan masukan bagi guru dan pihak lainnya bahwa Model Pembelajaran Kontekstual dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika.

3. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan masukan dalam mengajarkan materi pecahan dimasa yang akan datang.


(21)

87 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan yaitu :

- Tahap Kontrukstivisme : Guru bertanya jawab dengan siswa bertujuan

untuk membentuk/ membangun pengetahuan baru siswa. Selain bertanya jawab guru juga menggunakan gambar/alat peraga untuk memancing respon dari siswa.

- Tahap Inkuiri : Guru menggunakan gambar/ alat peraga untuk

memfasilitasi siswa menemukan sendiri konsep-konsep pada materi yang akan diajarkan. Dengan begitu, konsep yang baru diterima siswa akan lebih lama diingat oleh siswa.

- Tahap Bertanya : Guru memberikan kesempatan kepada siswa

menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti dari penjelasan dan contoh-contoh soal yang telah diberikan.

- Tahap Masyarakat Belajar : Guru mengelompokkan siswa yang terdiri dari

5 orang siswa yang heterogen dalam setiap kelompoknya. Setiap kelompok akan menyelesaikan beberapa soal yang diberikan oleh guru.

- Tahap Pemodelan : Guru membuat suatu model yang dapat ditiru oleh

siswa. Dalam hal ini model yang dimaksud adalah langkah-langkah menyelesaikan suatu soal. Langkah-langkah tersebut disajikan dengan menggunakan media LKS.

- Tahap Refleksi : Guru merangkum semua konsep yang baru diajarkan.

Rangkuman yang ditampilkan oleh guru akan ditulis oleh siswa di buku catatan masing-masing.

- Tahap Penilaian Autentik : Guru memberikan penilaian terhadap siswa


(22)

88

menilai secara individual tetapi juga menilai hasil kerja kelompok dan kerja sama kelompok.

2. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar

kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B) memperoleh nilai persentase sebesar 58,4% (kategori kurang baik) dan pada siklus II (kelas VII-A) menjadi 69,5% (kategori cukup baik).

3. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar

kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B), nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar mencapai 73,19 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 72,5% dan pada siklus II (kelas VII-A), nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar mencapai 79,16 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 90%.

4. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan

Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru agar dapat mengajak siswa untuk menemukan sendiri

pengetahuannya. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah saja.

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada

guru dan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Sebagai alternatif bagi peneliti selanjutnya agar benar-benar dapat

menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan rencana pembelajaran yang dibuat, meningkatkan pengelolaan pembelajaran, lebih mampu menata fisik kelas agar diskusi kelompok berjalan secara kondusif, dan dapat memotivasi siswa agar menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(23)

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah., (2008), Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam

Meningkatkan Perilaku Nilai Moral Mahasiswa, Dosetasi Doktor pada SPS UPI Program Studi Pendidikan Umum/Nilai

Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkualitas

Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Ametembun, N.A. 1985., Kerelevansian Gaya-Gaya Mengajar dan Belajar

(Suatu Tinjauan Analitik), FIP-IKIP Bandung, Bandung

Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta

Arsyad, Azhar., (2007), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian

Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Frederick., (2012), (http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed September 2012)

Gafur, Abdul., (2003), Penerapan Konsep-Konsep dan Pembelajaran Kontekstual

dalam Pengembangan Bahan Ajar Ilmu-Ilmu Sosial, Perbukuan : Yogyakarta

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hudoyo, Herman., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran


(24)

90

Hernawan, Asep Herry., (2007), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,

Universitas Terbuka, Jakarta

Johnson, Elaine B., (2007), Contextual Teaching and Learning, MLC, Bandung

Latief, M. Adnan., (2009), http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/karya-dosen-fs/article/view/2215 (accessed Juli 2012)

Muslich, M., (2008), KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara,

Jakarta

Parakang, (2008), Indon Rendah Prestasi Matematika, Malaysia :

(http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed September

2012)

Poerwadarminta., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com

/2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)

Rousseuau., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com /2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)

Ruseffendi, E.T., (1990), Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini,

Tarsito, Bandung

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta

Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja

Rosdakarya, Bandung


(25)

91

Suharta, I Gusti Putu., (2001), Matematika Realistik : Apa dan Bagaimana?,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Tarigan, Daitin., (2000), Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Belajar

Perkalian Pecahan di Kelas VI SDN Sumbersari III Kotamadya Malang, Skripsi, FMIPA, UNM, Malang

Trianto., (2009) Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, PT. Prestasi

Pustakaraya, Jakarta

Winarti, Atik, dkk., (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII,


(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Handayani Wahyuni dilahirkan di Medan, pada tanggal 27 Januari 1991. Ibu bernama Hj. Halimah Srg dan Ayah bernama Alm. Mawardi Nst. Merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 064013 Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 16 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahu 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(1)

87 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi pecahan yaitu :

- Tahap Kontrukstivisme : Guru bertanya jawab dengan siswa bertujuan untuk membentuk/ membangun pengetahuan baru siswa. Selain bertanya jawab guru juga menggunakan gambar/alat peraga untuk memancing respon dari siswa.

- Tahap Inkuiri : Guru menggunakan gambar/ alat peraga untuk memfasilitasi siswa menemukan sendiri konsep-konsep pada materi yang akan diajarkan. Dengan begitu, konsep yang baru diterima siswa akan lebih lama diingat oleh siswa.

- Tahap Bertanya : Guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti dari penjelasan dan contoh-contoh soal yang telah diberikan.

- Tahap Masyarakat Belajar : Guru mengelompokkan siswa yang terdiri dari 5 orang siswa yang heterogen dalam setiap kelompoknya. Setiap kelompok akan menyelesaikan beberapa soal yang diberikan oleh guru. - Tahap Pemodelan : Guru membuat suatu model yang dapat ditiru oleh

siswa. Dalam hal ini model yang dimaksud adalah langkah-langkah menyelesaikan suatu soal. Langkah-langkah tersebut disajikan dengan menggunakan media LKS.

- Tahap Refleksi : Guru merangkum semua konsep yang baru diajarkan. Rangkuman yang ditampilkan oleh guru akan ditulis oleh siswa di buku catatan masing-masing.

- Tahap Penilaian Autentik : Guru memberikan penilaian terhadap siswa baik dari segi kognitif, afektik dan psikomotorik siswa. Guru tidak hanya


(2)

menilai secara individual tetapi juga menilai hasil kerja kelompok dan kerja sama kelompok.

2. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B) memperoleh nilai persentase sebesar 58,4% (kategori kurang baik) dan pada siklus II (kelas VII-A) menjadi 69,5% (kategori cukup baik).

3. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dengan bantuan lembar kegiatan siswa (LKS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan yakni pada siklus I (kelas VII-B), nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar mencapai 73,19 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 72,5% dan pada siklus II (kelas VII-A), nilai rata-rata kelas pada tes hasil belajar mencapai 79,16 dengan tingkat ketuntasan belajar klasikal 90%.

4. Dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual (CTL) dengan bantuan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pecahan di kelas VII SMP Negeri 16 Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru agar dapat mengajak siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya berjalan satu arah saja.

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau bertanya kepada guru dan temannya serta mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Sebagai alternatif bagi peneliti selanjutnya agar benar-benar dapat menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan rencana pembelajaran yang dibuat, meningkatkan pengelolaan pembelajaran, lebih mampu menata fisik kelas agar diskusi kelompok berjalan secara kondusif, dan dapat memotivasi siswa agar menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah., (2008), Implementasi Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Meningkatkan Perilaku Nilai Moral Mahasiswa, Dosetasi Doktor pada SPS UPI Program Studi Pendidikan Umum/Nilai

Abdurrahman, Mulyono., (1999), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkualitas Belajar, Rineka Cipta, Jakarta

Ametembun, N.A. 1985., Kerelevansian Gaya-Gaya Mengajar dan Belajar (Suatu Tinjauan Analitik), FIP-IKIP Bandung, Bandung

Arikunto, Suharsimi., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta Arsyad, Azhar., (2007), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Frederick., (2012), (http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed September 2012)

Gafur, Abdul., (2003), Penerapan Konsep-Konsep dan Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Bahan Ajar Ilmu-Ilmu Sosial, Perbukuan : Yogyakarta

Hamalik, Oemar., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Hudoyo, Herman., (2001), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang


(4)

Hernawan, Asep Herry., (2007), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Universitas Terbuka, Jakarta

Johnson, Elaine B., (2007), Contextual Teaching and Learning, MLC, Bandung Latief, M. Adnan., (2009),

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/karya-dosen-fs/article/view/2215 (accessed Juli 2012)

Muslich, M., (2008), KTSP Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta

Parakang, (2008), Indon Rendah Prestasi Matematika, Malaysia : (http://www.topix.com/forum/world/indonesia/) (accessed September 2012)

Poerwadarminta., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com /2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)

Rousseuau., (2012), (http://noviansangpendiam.blogspot.com /2011/04/aktivitas-belajar-siswa.html) (accessed September 2012)

Ruseffendi, E.T., (1990), Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini, Tarsito, Bandung

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta

Sanjaya, Wina., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana, Jakarta Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung

Sudjana, Nana., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung


(5)

Suharta, I Gusti Putu., (2001), Matematika Realistik : Apa dan Bagaimana?, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Tarigan, Daitin., (2000), Membantu Mengatasi Kesulitan Siswa dalam Belajar Perkalian Pecahan di Kelas VI SDN Sumbersari III Kotamadya Malang, Skripsi, FMIPA, UNM, Malang

Trianto., (2009) Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta

Winarti, Atik, dkk., (2008), Matematika Sekolah Menengah Pertama Kelas VII, Edisi 4, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta


(6)

RIWAYAT HIDUP

Handayani Wahyuni dilahirkan di Medan, pada tanggal 27 Januari 1991. Ibu bernama Hj. Halimah Srg dan Ayah bernama Alm. Mawardi Nst. Merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 064013 Medan dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 16 Medan dan lulus pada tahun 2005. Pada tahu 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Medan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.