PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

YULI TRILARASATI 0913033098

Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku siswa. Salah satu tolok ukur keberhasilan siswa adalah tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dari itu, pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru yang berkualitas dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran sejarah adalah model pembelajaran Cooperative Script. Model pembejaran ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar sejarah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa?”

dan “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen quasi dan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung ke sekolah.

Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA dan kelas VIIB SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script lebih tinggi dengan nilai rata-rata 82,08 dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Think


(3)

thitung 6,433 dan ttabel 1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan ttabel 1,67 > 0,05 dan tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi berdasarkan uji hipotesis yang diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05 sehingga dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05.


(4)

(5)

(6)

(7)

Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK HALAMAN COVER HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP MOTO PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka ... 8

1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script ... 8

2. Konsep Prestasi ... 14

3. Konsep Belajar ... 16

B.Kerangka Pikir ... 18

C.Paradigma ... 19

D.Hipotesis ... 20

III. METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian... 21

B.Populasi dan Sampel ... 22

C.Variabel Penelitian ... 25

D.Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Validitas dan Reliabilitas ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 30


(8)

1. Gambaran Umum SMPN I Terusan Nunyai ... 35

2. Keadaan Sekolah ... 37

3. Deskripsi Data Tes Kelas Eksperimen ... 39

4. Data Tes Kelas Kontrol. ... 42

.5. Pengujian Normalitas Data. ... 47

6. Uji Homogenitas. ... 51

7. Uji Hipotesis. ... 51

B. Pembahasan ... 55

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seorang anak normal yang tumbuh dewasa maka secara otomatis pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak dalam mengambil suatu keputusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya diimbangi dengan pendidikan yang baik.

Dalam pendidikan persekolahan atau pendidikan formal, siswa secara sadar dan terencana didewasakan dalam suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Bab I Pasal 1 Ayat (1) UUSPN No 20 tahun 2003).

Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,


(10)

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Oemar Hamalik, 2004:79).

Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menciptakan generasi yang bermutu dan dapat menjalankan kewajibannya dalam meningkatkan kehidupan di masa depan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pengertian pendidikan adalah sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Kebutuhan akan guru yang berkualitas yang semakin tinggi saat ini harus disikapi secara positif oleh para pengelola pendidikan guru. Respons positif ini haruslah ditunjukkan dengan senantiasa meningkatkan mutu program pendidikan yang ditawarkannya. Perbaikan mutu pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi ini jelas akan membawa dampak positif bagi penciptaan guru yang berkualitas kelak di kemudian hari.


(11)

Pendidikan bermutu tidak akan terwujud tanpa adanya guru berkualitas. Sejalan dengan kenyataan tersebut, upaya awal yang harus dilakukan untuk mewujudkan pendidikan bermutu adalah meningkatkan kualitas guru. Melalui peningkatan mutu guru, guru akan mampu mengembangkan mutu pembelajaran yang dilaksanakannya. Peningkatan mutu pembelajaran ini akan berdampak pada peningkatan mutu lulusan. Pada akhirnya kepemilikan karakter guru yang efektif akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Melalui guru yang berkualitas, pendidikan bermutu bukan sebuah keniscayaan.

Sikap dari seorang guru adalah salah satu faktor yang menentukan bagi perkembangan jiwa anak didik selanjutnya. Karena sikap seorang guru tidak hanya dilihat dalam waktu mengajar saja, tetapi juga dilihat tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-sehari oleh anak didiknya. Mengingat pada saat ini banyak sikap dari seorang guru tidak lagi mencerminkan sikapnya sebagai seorang pendidik karena adanya berbagai faktor yang mestinya tidak terjadi dalam dunia pendidikan. karenanya masalah sikap guru dalam mengajar perlu mendapat perhatian kita semua. Seorang pendidik atau guru perlu menguasai banyak faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Lingkungan fisik di kelas, level kenyamanan emosi yang dialami siswa dan kualitas komunikasi antar guru dan siswa merupakan faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran yang optimal.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru mata pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri I Terusan Nunyai dan siswa, menunjukkan bahwa


(12)

prestasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran sejarah sangat kurang. Asumsi dasar yang menyebabkan prestasi terhadap mata pelajaran sejarah siswa sangat kurang adalah pemilihan metode pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa dalam KBM. Metode mengajar guru masih terpaku pada satu atau dua jenis metode saja. Proses belajar mengajar sejarah masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja yang memang menaruh minat yang lebih pada mata pelajaran sejarah. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang menaruh minat yang lebih cenderung lebih aktif dalam KBM sedangkan siswa yang kurang berminat cenderung lebih pasif dalam KBM, mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi siswa dan melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama pada mata pelajaran sejarah. Salah satu upaya yang dianggap mampu untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat membantu meningkatkan prestos belajar siswa dan hasil belajar siswa sejarah adalah dengan model pembelajaran Cooperative Script.


(13)

Penerapan model ini dengan cara siswa bekerja berpasangan kemudian guru membagikan materi untuk dibuat ringkasan dan didiskusikan kemudian siswa bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian dari materi yang dipelajari dan setelah itu merumuskan kesimpulan bersama-sama.

Dengan model ini diharapkan agar prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran sejarah untuk siswa kelas VII lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya yang belajar tanpa menggunakan model-model pembelajaran yaitu dengan metode ceramah saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Penerapan model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Ada sistem evaluasi penggunaan model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Model ini berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan dan waktu dari penulis, maka masalah yang akan

diangkat pada penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh model pembelajaran


(14)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

2. “Sejauhmana pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa?”

E. Tujuan, Kegunaan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh model pembelajarn Cooperative Script dalam meningkatka prestasi belajar siswa.

2. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Mempermudah siswa dalam mempelajari pelajaran sejarah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(15)

3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa secara keseluruhan.

3. Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Terusan Nunyai.

4. Ruang Lingkup Waktu


(16)

REFERENSI


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari awal sampai akhir. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Pembelajaran kooperatif menampakkan wujudnya dalam bentuk belajar kelompok. Dalam belajar kelompokanak tidak diperkenankan mendominasi atau menggantungkan diri pada orang lain, tiap anggota kelompok dituntut untuk memberikan urunan bagi keberhasilan kelompok karena nilai hasil belajar kelompok ditentukan oleh hasil belajar (Abdurrahman, 1999:122).

Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantuan-membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative skripsi adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi pengertian dari Cooperative adalah Strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok


(18)

kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Beberapa pendapat para ahli mendefinisikan model pembelajaran cooperative script yaitu:

1. Model pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam Slavin (1994) adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.

2. Pembelajaran cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi(2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.

3. Brousseau (2002) dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.


(19)

A. Prinsip Model Cooperative Script

Model pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the acleratedlearning, active learning, dan cooperative learning. Maka prinsip-prinsip dalam model pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip yang ada pada model pembelajaran cooperative learning, prinsip-prinsipnya yaitu :

1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang bersama.

2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Siswa harus berpandanagn bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama .

4. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para anggota kelompok.

5. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

6. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja sama selama belajar.

7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif (yusti-arini.blogspot.com/2013/08/model pembelajaran Cooperative Script).


(20)

B. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script

Langkah-langkah untuk menerapkan model pembelajaran coopertive script adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

2. Guru membagiakan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar: a. Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang

lengkap.

b. Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. 5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi

pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali..

6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.

7. Penutup (yusti-arini.blogspot.com/2013/08/modelpembelajaran Cooperative Script).

Model pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang


(21)

diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

C. Kelebihan Dan Kelemahan Dari Model Pembelajaran Cooperative Script

Kelebihan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah sebagai berikut,


(22)

b. Setiap siswa mendapatkan peran.

c. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan(Miftahul

A’la, 2011:98).

Model pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Model pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatifsiswa). Model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

Kelemahan model pembelajaran cooperative script diantaranya adalah sebagai berikut,

a. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.

b.Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut(Miftahul A’la, 2011:98).

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Model pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua siswa mampu menerapkan Model pembelajaran Cooperative Script, sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model


(23)

pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan Model pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok.Model pembelajaran ini sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.

2. Konsep prestasi

Pada dasarnya belajar adalah melakukan untuk merubah tingkah laku dan tindakan yang di alami oleh seseorang. Definisi prestasi adalah hasl yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1996:186).

Secara umum, prestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam usaha belajar. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-nilai kecakapan. Prestasi dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena sepasang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kepuasan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.Prestasi meliputi segenap


(24)

ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.

Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar (Sardiman A.M, 2001:46). Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setlah melakukan kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya (Oemar Hamalik, 2000:20).

Prestasi merupakan perubahan tingkah laku ang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar (Oemar Hamalik, 2004:48).

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi menurut Muhibin Syah dalam Sunariah (2007:144) yaitu:

1. Faktor internal siswa, meliputi:

a) Aspek fisiologis siswa, yaitu jasmani, mata, dan telinga.

b)Aspek psikologis siswa, yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, da motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi:

a) Lingkungan social, yaitu keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman.

b) Lingkungan nonsosial, yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:

a) Pendekatan tinggi, yaitu pendekatan speculative dan pendekatan achieving.

b) Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep.

c) Pendekatan rendah, yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan surface.


(25)

4. Konsep belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman A.M, 2001: 20). Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sedangkan menurut J. Bruner dalam (Slameto, 2003:11) mengemukakan bahwa belajar ialah tidak untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah.

Belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subyektif dan unsur motoris. Unsure subyektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak dapat kita lihat (Hamalik, 2004:30).


(26)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 5). Menurut Oemar Hamalik, belajar dibedakan menjadi 2 yaitu:1). Belajar merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Pendapat diatas memiliki makna bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat ditandai dengan perubahan yang terlihat pada diri seseorang.

“Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.


(27)

c. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.”

(Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).

B. Kerangka Pikir

Model pembelajaran Cooperative Script ini merupakan salah satu model yang digunakan oleh peneliti di SMP Negeri I Terusan Nunyai untuk meningkatkan prestasi belajar siswa untuk kelas eksperimen. Kemudian, untuk kelas kontrol peneliti menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share. Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Salah satu tujuannya yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah oleh siswa sehingga dapat membentuk perilaku siswa itu sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan seorang guru harus mengarah pada pencapaian tujuan dan metode atau strategi yang digunakan. Seorang guru sebaiknya tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dalam menerima mata pelajaran sejarah. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor seperti, model ataupun media yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Maka dari itu, diharapakan dengan model pembelajaran Cooperative Script untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran Think Pair and Share untuk kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran sejarah.


(28)

C. Paradigma

D. E.

Model Pembelajaran Cooperative Script

Keterangan :

: garis kegiatan : garis pengaruh

Pengaruh terhadap Prestasi belajar

siswa

Model pembelajaran Think Pair and Share Kelas

Eksprimen

Kelas Kontrol


(29)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Sudjana, 2005: 219). Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Cooperative Script terhadap prestasil belajar siswa

Ho : ρ = 0 (t hitung< t tabel )

Ha : ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Cooperative Script terhadap prestasi belajar siswa

Ha : ρ ≠ 0 (t hitung> t tabel )

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

- Ho diterima jika t hitung< t tabel dan Ha ditolak, - Ho ditolak jika dan t hitung> t tabel Ha diterima


(30)

REFERENSI

Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Miftahul A’la. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.

Sutrisno Hadi.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada. Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Muhibin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slavin.1994.TAPPS. tersedia di

. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm


(31)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan sebab- akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012). Tetapi, metode eksperimen tidak hanya digunakan untuk menjelaskan sebab-akibat antara satu dan lain variabel, tetapi juga untuk menjelaskan dan memprediksi gerak atau arah kecenderungan satu variabel di masa depan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen quasi. Metode eksperimen quasi adalah metode yang hanya satu yang diberi perlakuan yaitu kelompok eksperimen saja. Tujuannya yaitu untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen yang telah ditentukan.


(32)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh masyarakat yang menjadi sasaran dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini. Populasi merupakan semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel (Mardalis, 2008:53). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2013-2014.

Tabel 1. Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terusan Nunyai Tahun Pelajaran 2013-2014

No. Kelas Siswa Jumlah

L P

1 VII A 15 21 36

2 VII B 14 22 36

3 VII C 15 16 31

4 VII D 15 17 32

5 VII E 14 17 31

Jumlah 78 88 166

Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Terusan Nunyai

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam penelitian ini masih sangat luas, dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini yang diambil dari populasi. Maka, dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling


(33)

purposive. Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012).

Menurut pendapat Masri S, dan Sofian E, purposive sampling adalah:

Cara pengambilan sampel yang memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat-sifat yang sesuai dengan populasi. Jadi dalam hal ini kita terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat populasi tersebut, dan sampel yang akan ditarik diusahakan mempunyai sifat-sifat seperti populasi tersebut. Hal ini berarti bahwa purposive sampling tidak akan dilakukan dari populasi yang belum kita kenal sifat-sifatnya, atau yang harus dikenal terlebih dahulu (Masri S, dan Sofian E, 1999: 169).

Kemudian Suharsimi Arikunto, menjelaskan tentang purposive sampling sebagai berikut:

Purposive sampling (sampling bertujuan) dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:

1. Pengambilan sampel harus didasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek

yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan (Suharsimi Arikunto, 1987: 102).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, purposive sampling adalah metode pemilihan sampel dengan cara memilih sub grup dari populasi sehingga sampel yang dipilih memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan populasi.

Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan dari guru pengajar pelajaran sejarah yang mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam


(34)

menerima pelajaran rata-rata sama. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VII A dan VII B.

Kelas VII A merupakan sampel untuk kelas eksperimen yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script, karena model pembelajaran ini baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain.

Kelas VII B merupakan sampel untuk kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair And Share, karena Think Pair And Share ini dapat meningkatkan partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yamg diingat siswa (Gunter, Ester dan Schwab,1999 dalam Susilo,2005), dengan Think Pair And Share siswa belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru, tidak seperti biasanya hanya siswa siswa tertentu saja yang menjawab.


(35)

Tabel 2 Data Sampel SMP Negeri I Terusan Nunyai

No. Kelas Siswa Jumlah Ket

L P

1 VII A 15 21 36 Kelas eksperimen

2 VII B 14 22 36 Kelas Kontrol

Jumlah 34 38 72

Sumber :Tata Usaha SMP Negeri I Terusan Nunyai

C. Variabel Penelitian

Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodelogi Penelitian, yang dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000 : 72).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Cooperative Script, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui Observasi. Pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:203). Observasi langsung dilakukan terhadap objek di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa,


(36)

sehingga observer berada bersama objek yang di selidiki (Hadari Nawawi, 1987:100). Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data prestasi siswa secara langsung terhadap objek yang akan di teliti.

2. Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan, 2003: 57)

Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar yang akan ditempatkan sebagai variabel terikat yang mengukur prestasi siswa sebagai hasil dari proses belajar. Tes yang diberikan adalah berupa soal tertulis berbentuk objektif dengan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, jadi alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur secara tepat sehingga sesuai kriteria tujuan belajar (Arikunto, 2001:144). Validitas juga merupakan alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Oemar Hamalik, 2005:157).


(37)

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas konstra (Construct Validity).

Dalam penelitian ini tes disesuaikan dengan materi sejarah yang akan diajarkan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan sehingga taraf validitas suatu isi tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas tes – 1,00 sampai dengan 1,00. koefisien validitas dapat dihitung dengan menggunakan teknik korelasi product momen.

rh =

2 2

2

 

2

 

   Y Y n X X n Y X XY n

( Sugiyono, 2008 : 255 ).

keterangan :

rh : koefisien korelasi ∑ X : jumlah skor per item

∑ Y : jumlah seluruh skor ( skor total ) n : jumlah respoden dalam uji instrumen

Untuk memberikan interprestasi mengenai besarnya koefisien korelasi, peneliti berpedoman tabel nilai-nilai r product momen.


(38)

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil (Suharsimi Arikunto, 2011:86).

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur objek yang sama dan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008:267 ). Menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronboch sebagai berikut :

1. Menghitung varian setiap item, dengan rumus :

N N x x s i i i 2 2 2

 ( Sugiyono, 2005 : 282 )

Keterangan :

2 i

s = Varian skor setiap item

2

xi = Jumlah kuadrat item Xi

N = jumlah respoden dalam uji instrumen

2. Menjumlahkan varian seluruh item : 2 2 3 2 2 2 1 2 ... N

i s S S S

s    

( Sugiyono, 2005 : 282 )

Keterangan :

 

2 i


(39)

Si2 = varian ke-1

Sn2 = varian ke-n

3. Menghitung varian total, dengan rumus :

N N x x s t t t 2 2 2

 ( Sugiyono, 2005 : 282 )

Keterangan :

2 t

s = Varian skor setiap item

2

t

x = jumlah dari kuadrat setiap total skor

2

xt = Jumlah seluruh skor kemudian dikuadratkan N = jumlah respoden dalam uji instrumen

4. menghitung nilai reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach sebagai berikut :           

2 2 11 1 1 t i s s k k

r ( Sugiyono, 2005 : 282 )

Keterangan :

11

r : nilai reliable

2

i


(40)

St2 : varian total

K : jumlah item

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan mengidentifikasikan data, menyelesaikan dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data.

a). Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis normal atau tidak, katena uji t baru dapat digunakan apabila data tersebut terdistribusi normal.

Langkah-langkah yang digunakan untuk uji t adalah :

a) Rentang ( Rank ) = data terbesar – data terkecil b) Banyak kelas interval = 1 + 3,3 log n

c) Panjang kelas interval ( P ) =

s banyakkela

g rentan

d) Mencari rata-rata dari masing-masing kelompok data yang dirumuskan

1 1 1.

F X f

x ( Sudjana, 2002:70 )

Keterangan :


(41)

x1 = tanda kelas interval

f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

e) Modus          2 1 2 b b b p b

Mo ( Sudjana, 2002 : 77 )

Keterangan :

o

M = modus

b = atas bawah kelas modal

p = panjang kelas

b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan

tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal

b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan

tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal

f) Simpangan baku / Standar deviasi :

1

. 1. 1 2 2 1 1 2   

n n x f x f n

S ( Sudjana, 2002 : 95 )

Keterangan :


(42)

x1 = tanda kelas interval

f1 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval

n = banyak data

g) Menguji kenormalitasan data dengan rumus kemiringan yaitu rumus Karl Pearson dalam bentuk koefisien pearson

s M x

K   o

Keterangan :

K : kemiringan x : rata-rata Mo : Modus

S : simpangan baku

Data normal jika K terletak antara -1 sampai +1 (-1<k<1)

b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas data dilakukan untuk membuktikan bahwa sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama. Uji ini menggunakan rumus :

2 2

2 1 S

S


(43)

Keterangan :

F = uji homogenitas

S12 = varian terbesar

S22 = varian terkecil

Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk= k-1 dan peluang ( 1-α ) kedua sampel dapat dikatakan berasal dari populasi yang homogen apabila x2hitung < x2tabel.

G. Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian hipotesis merupakan suatu cara untuk menentukan apakah hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima atau tidak. Teknik pengujian hipotesis ini menggunakan statistik. Berikut ini langkah-langkah pengujian hipotesis :                2 1 2 1 1 1 1 N N S X X t Dengan

2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2       N N S N S N S Keterangan :


(44)

S1 = varian kelompok eksperimen S2 = varian kelompok kontrol S = standar deviasi

N1 = jumlah siswa pada kelompok eksperimen N2 = jumlah siswa pada kelompok kontrol S2 = varian total

Jika th > tt maka Ha diterima, jika th ≤ tt maka Ho diterima, dengan derajat kebebasan (N1 + N2 – 2 ).


(45)

REFERENSI

Suharsimi Arikunto. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Bina Angkasa.

Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta: Grafindo.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Bina Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara .

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Hadari Nawawi. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada University Press.


(46)

Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.


(47)

V . KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Cooperative Script berpengaruh signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII di SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung 6,433 dan ttabel 1,67 dengan taraf signifikansinya adalah 0,05. Sehingga dinyatakan thitung 6,433 > 0,05 dan ttabel 1,67 > 0,05.

2. Tingkat signifikansi pengaruh model pembelajaran Cooperative Script dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah tinggi pada mata pelajaran IPS siswa kelas VII di SMP Negeri I Terusan Nunyai Lampung Tengah karena berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung 9,87 dan ttabel 1,66 dengan tingkat signifikansinya adalah 0,05, sehingga dinyatakan thitung 9,87 > 0,05 dan ttabel 1,66 > 0,05. Hal ini juga terlihat dengan perolehan nilai rata-rata hasil tes untuk kelas eksperimen 82,08 dan untuk kelas kontrol 72,08.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Model pembelajaran CooperativeScript dan Think Pair and Sharedapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.


(48)

2. Guru harus memahami dan menerapkan setiap tahapan pada model pembelajaran yang ada agar siswa lebih termotivasi sehingga siswa mampu memahami materi pelajaran secara baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan pada saat ulangan harian dan ujian semester.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Yogyakarta:Diva Press.

Ali. Muhamad. 1984. Penelitian Kependidikan dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 1987. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Jakarta:Bina Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi VIII. Jakarta: Grafindo.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:PT.Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno.2007.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada. Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gajahmada University Press.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara. Riduwan, N. 2003. Dasar-Dasar Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo


(50)

Syah, Muhibin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:Tarsito.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali Press.

Sumber lain:

Slavin.1994.TAPPS. tersedia di

. http://www.wcer.wisc.edu/archieve/c11/cl/doingcl/tapps.htm


(51)

(52)

(53)

dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0,2% 0,1% satu sisi 10% 5% 2,5% 1% 0,5% 0,1% 0,05% 1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657 318,309 636,619 2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925 22,327 31,599 3 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841 10,215 12,924 4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604 7,173 8,610 5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032 5,893 6,869 6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707 5,208 5,959 7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499 4,785 5,408 8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355 4,501 5,041 9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250 4,297 4,781 10 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169 4,144 4,587 11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106 4,025 4,437 12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055 3,930 4,318 13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012 3,852 4,221 14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977 3,787 4,140 15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947 3,733 4,073 16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921 3,686 4,015 17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898 3,646 3,965 18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878 3,610 3,922 19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861 3,579 3,883 20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845 3,552 3,850 21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831 3,527 3,819 22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819 3,505 3,792 23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807 3,485 3,768 24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797 3,467 3,745


(54)

27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771 3,421 3,690 28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763 3,408 3,674 29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756 3,396 3,659 30 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750 3,385 3,646 31 1,309 1,696 2,040 2,453 2,744 3,375 3,633 32 1,309 1,694 2,037 2,449 2,738 3,365 3,622 33 1,308 1,692 2,035 2,445 2,733 3,356 3,611 34 1,307 1,691 2,032 2,441 2,728 3,348 3,601 35 1,306 1,690 2,030 2,438 2,724 3,340 3,591 36 1,306 1,688 2,028 2,434 2,719 3,333 3,582 37 1,305 1,687 2,026 2,431 2,715 3,326 3,574 38 1,304 1,686 2,024 2,429 2,712 3,319 3,566 39 1,304 1,685 2,023 2,426 2,708 3,313 3,558 40 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704 3,307 3,551 41 1,303 1,683 2,020 2,421 2,701 3,301 3,544 42 1,302 1,682 2,018 2,418 2,698 3,296 3,538 43 1,302 1,681 2,017 2,416 2,695 3,291 3,532 44 1,301 1,680 2,015 2,414 2,692 3,286 3,526 45 1,301 1,679 2,014 2,412 2,690 3,281 3,520 46 1,300 1,679 2,013 2,410 2,687 3,277 3,515 47 1,300 1,678 2,012 2,408 2,685 3,273 3,510 48 1,299 1,677 2,011 2,407 2,682 3,269 3,505 49 1,299 1,677 2,010 2,405 2,680 3,265 3,500 50 1,299 1,676 2,009 2,403 2,678 3,261 3,496 51 1,298 1,675 2,008 2,402 2,676 3,258 3,492 52 1,298 1,675 2,007 2,400 2,674 3,255 3,488


(55)

55 1,297 1,673 2,004 2,396 2,668 3,245 3,476 56 1,297 1,673 2,003 2,395 2,667 3,242 3,473 57 1,297 1,672 2,002 2,394 2,665 3,239 3,470 58 1,296 1,672 2,002 2,392 2,663 3,237 3,466 59 1,296 1,671 2,001 2,391 2,662 3,234 3,463 60 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660 3,232 3,460 61 1,296 1,670 2,000 2,389 2,659 3,229 3,457 62 1,295 1,670 1,999 2,388 2,657 3,227 3,454 63 1,295 1,669 1,998 2,387 2,656 3,225 3,452 64 1,295 1,669 1,998 2,386 2,655 3,223 3,449 65 1,295 1,669 1,997 2,385 2,654 3,220 3,447 66 1,295 1,668 1,997 2,384 2,652 3,218 3,444 67 1,294 1,668 1,996 2,383 2,651 3,216 3,442 68 1,294 1,668 1,995 2,382 2,650 3,214 3,439 69 1,294 1,667 1,995 2,382 2,649 3,213 3,437 70 1,294 1,667 1,994 2,381 2,648 3,211 3,435 71 1,294 1,667 1,994 2,380 2,647 3,209 3,433 72 1,293 1,666 1,993 2,379 2,646 3,207 3,431 73 1,293 1,666 1,993 2,379 2,645 3,206 3,429 74 1,293 1,666 1,993 2,378 2,644 3,204 3,427 75 1,293 1,665 1,992 2,377 2,643 3,202 3,425 76 1,293 1,665 1,992 2,376 2,642 3,201 3,423 77 1,293 1,665 1,991 2,376 2,641 3,199 3,421 78 1,292 1,665 1,991 2,375 2,640 3,198 3,420 79 1,292 1,664 1,990 2,374 2,640 3,197 3,418 80 1,292 1,664 1,990 2,374 2,639 3,195 3,416


(56)

83 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,191 3,412 84 1,292 1,663 1,989 2,372 2,636 3,190 3,410 85 1,292 1,663 1,988 2,371 2,635 3,189 3,409 86 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,188 3,407 87 1,291 1,663 1,988 2,370 2,634 3,187 3,406 88 1,291 1,662 1,987 2,369 2,633 3,185 3,405 89 1,291 1,662 1,987 2,369 2,632 3,184 3,403 90 1,291 1,662 1,987 2,368 2,632 3,183 3,402 91 1,291 1,662 1,986 2,368 2,631 3,182 3,401 92 1,291 1,662 1,986 2,368 2,630 3,181 3,399 93 1,291 1,661 1,986 2,367 2,630 3,180 3,398 94 1,291 1,661 1,986 2,367 2,629 3,179 3,397 95 1,291 1,661 1,985 2,366 2,629 3,178 3,396 96 1,290 1,661 1,985 2,366 2,628 3,177 3,395 97 1,290 1,661 1,985 2,365 2,627 3,176 3,394 98 1,290 1,661 1,984 2,365 2,627 3,175 3,393 99 1,290 1,660 1,984 2,365 2,626 3,175 3,392 100 1,290 1,660 1,984 2,364 2,626 3,174 3,390


(57)

No. Nama Jabatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Budi Pranoto S. Pd Esron Situmorang, S. Pd Rusdi S. Pd

Bambang Sujatmiko, S. Pd Siti Jumariah, S. Pd

Purnomo Samsu Rokhanah Harto Suhartono Indaryato Sirun Muksin, S.Pd Trustusunu Sukmono Margareta K.

Su’an, S.Pd Sutardjo, Amd. Pd Imujito , S. Pd Suparwati Roslina, S.Pd Endang Setyowati Sarah Saryanti, S.Pd

Moch. Mas’udi

B. Waseso Rosnawati Ni Wayan S. Ruliyati, S.Pd

Diana Cahyanti, S.Pd Sugito

Rakyan Ika Hapsari, S.Pd Dwi Linda

Triyanti Saptarini, S. Pd Suprapmiyati

Nilam

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru


(58)

1 Istikhomah Kepala TU

2 Yula Staf TU

3 Yusnita Staf TU

4 Eni Perpustakaan

5 Nunik Perpustakaan

6 Lutfi Komputer

7 Basuki Rahmad Tukang Kebun


(59)

2 Ahmad Arif W. L 3 Alpian Putra P. L

4 Ardi Arifin L

5 Adinda Lusiana D. P 6 Andrea Puspa A. P 7 Anisa Catur M. P

8 Artika P

9 Ayu Latifah P

10 Ayu Maysahara P 11 Caraka Wijaya L

12 Dian Saputra L

13 Dimas Setiawan L 14 Deni Andrayani P

15 Eka Prihatin P

16 Elita Utari P

17 Ifnu Danu S. L

18 IkaHidayaturohmah P 19 Khamim Fitrianto L 20 Lutfi Hutama W. L

21 Linda Sintia P

22 Muhammad Dika L

23 Muhammad M. L

24 Ningrum Nova S. P

25 Rahmawati O. P

26 Rama Abdul R. L 27 Retno Ayu Kinanti P 28 Suci Indah Ayu N. P 29 Syifa Latifah P 30 Tanti Indah Lestari P 31 Tina Wahyuningsih P 32 Tri Wulan Dian P. P 33 Vina Nur Aini P 34 Wahyu Santoso L 35 Yustinar Innayah S. P


(60)

2 Alfan Febriyanto L 3 Arifin Galuh Aji S. L 4 Aliffiona Shilma Y. P

5 Amirotun Nafisah P

6 Adelia Wahyu Eka P. P 7 Aulia Febbyrahma P. P

8 Dandy Afriandi L

9 Dimas Prasetyo L

10 Endang Eti S. P

11 Fani Diki Iswanto L

12 Fatonah Annas P

13 Febti Alfiah P

14 Fajar Yuliati P

15 Gita Kartika P

16 Hendri L

17 Maulana Ridwan P

18 Meidi Waljunata Putra L

19 Melani Hapsari P

20 Nanda Ahdiana Dewi P

21 Nini Naimah P

22 Nurma Kusuma Dewi P 23 Reski Ari Pangestu L

24 Resti Wulandari P

25 Ridho Langgeng S. L

26 Samsul Anwar L

27 Sastiawati P

28 Septi Novi Yanti P

29 Tika Ayu Ningrum P

30 Totok Maulana L

31 Vivi Ayu Ningrum P

32 Wahyu Hidayat L

33 Widayanti Ning S. P

34 Wizarani Sapitri P

35 Yunita Sari P


(61)

Nama Sekolah : SMP Negeri I Terusan Nunyai Mata Pelajaran : SEJARAH

Kelas/Semester : VII (tujuh) / 1 (satu)

Standar Kompetensi : Memahami lingkungan kehidupan manusia. Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran Pengalaman Belajar Indikator Penilaian

Alokasi Waktu (Menit)

Sumber / Bahan / Alat 1.2Mendeskripsi

kan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia.

 Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia

 Jenis-jenis manusia purba di Indonesia

 Perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia

 Persebaran nenek moyang bangsa

Indonesia

1. Mengidentifikasi pengaruh

Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Mengidentifikasi

jenis-jenis

manusia purba di Indonesia.

3. Mendeskripsikan

1. Kognitif

 Mengetaahui jenis-jenis manusia purba di Indonesia. 2. Psikomotor:

 Mengerjakan isian yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). 3. Afektif

Karakter :

 bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab serta

Jenis tagihan: Tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester. Bentuk

instrumen:

Laporan tertulis, LKS, dan tes tertulis (PG dan uraian).

4 x 45 menit Sumber :

Sejarah SMP, I Wayan Badrika Bahan: LKS  Alat: LCD, Komputer dan Internet


(62)

kehidupan masa pra-aksara di Indonesia.

4. Melacak

kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

peduli, serta berperilaku santun

 Keterampilan Sosial : Terlibat aktif dalam pembelajaran baik meliputi; interaksi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM), keberanian anak dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat, partisipasi anak dalam PBM, motivasi anak dalam PBM, hubungan sesama siswa selama PBM, serta hubungan siswa dengan guru.

Mengetahui,

KEPALA SMPN 1 Terusan Nunyai

Budi Pranoto, S.Pd

NIP 19581002 198601 1 001

Guru SMPN I Terusan Nunyai

Sutardjo, Amd. Pd NIP 19640909 199403 2 00

Peneliti

Yuli Trilarasati NPM 0913033098


(63)

(RPP)

Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia

Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)

A.

Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat: 5. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 6. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

7. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 8. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

C. Metode Pembelajaran

Ceramah dan menggunakan model Cooperative Script.

D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan 1


(64)

b. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi dalam dua kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume: - Kelompok 1:

Pengertian dan masa pra-aksara. -Kelompok 2:

Jenis-janis manusia purba.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya. - Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup - Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari masa pra-aksara di Indonesia.

2. Pertemuan 2 a. Pendahuluan

- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?

- Motivasi : Siswa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita. b. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi dalam dua kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempreseentasikan resume: - Kelompok 1:

Perkembangan Kehidupan manusia purba. -Kelompok 2:

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia. - Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya. - Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup - Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari masa pra-aksara di Indonesia.


(65)

3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan. F. Penilaian

1. Teknik Penilaian a. Tes Tulis

b. Tes Unjuk Kerja 2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian b. Tes identifikasi c. Uji petik kerja produk 3. Soal Instrumen:

a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?

b. Berikan masing-masing 2 contoh jenis manusia megantropus? c. Jelaskan perbedaan masa berburu dan lading berpindah? d. Sebutkan 3 contoh peninggalan bangunan megalitikum?

e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke Indonesia

Uji petik kerja produk:

- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!

Bandarsakti, November 2013 Mengetahui,

Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti

Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati


(66)

(RPP)

Sekolah : SMPN I Terusan Nunyai Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : VII/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia

Kompetensi Dasar :1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia

Alokasi Waktu : 8 Jam pelajaran (2 x Pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat: 1. Mendeskripsikan pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Mendeskripsikan perkembangan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Melacak kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

B. Materi Pembelajaran

1. Pengertian dan masa pra-aksara di Indonesia. 2. Jenis-jenis manusia purba di Indonesia.

3. Perkembanga kehidupan masa pra-aksara di Indonesia. 4. Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia.

C. Metode Pembelajaran


(67)

1. Pertemuan 1 a. Pendahuluan

- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?

- Motivasi : Siswqa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita. b. Kegiatan Inti

- Siswa dibagi dalam dua kelompok.

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempresentasikan resume: - Kelompok 1:

Pengertian dan masa pra-aksara. -Kelompok 2:

Jenis-janis manusia purba.

- Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya. - Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup - Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari masa pra-aksara di Indonesia.

2. Pertemuan 2 a. Pendahuluan

- Apersepsi : Pernahkah melihat fosil manusia?

- Motivasi : Siswa diminta untuk menjelaskan asal-usul nenek moyang kita. b. Kegiatan Inti


(68)

- Kelompok 1:

Perkembangan Kehidupan manusia purba. -Kelompok 2:

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia. - Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya. - Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup - Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari masa pra-aksara di Indonesia.

E. Sumber Belajar

1. Lembar Penilaian Psikomotorik 2. OHP

3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan. F. Penilaian

1. Teknik Penilaian a. Tes Tulis

b. Tes Unjuk Kerja 2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian b. Tes identifikasi c. Uji petik kerja produk 3. Soal Instrumen:

a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?


(69)

e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke Indonesia

Uji petik kerja produk:

- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!

Bandarsakti, November 2013 Mengetahui,

Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti

Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati


(70)

Mata Pelajaran : Sejarah

Nama : ... Kelas : ... Nomor Absen :...

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban yang Benar

1. Pengetahuan yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau

disebut…

a. Cerita c. prasejarah b. Riwayat d. sejarah

2. Kurun waktu sebelum manusia mengenal tulisan disebut zaman…

a. Batu c. kuno

b. Prasejarah d. sejarah

3. Untuk mengetahui kehidupan zaman prasejarah dipergunakan dua sumber yaitu

fosil dan…

a. Batu c. artefak b. Piagam d. prasasti

4. Zaman prasejarah atau zaman pra-aksara adalah zaman… a. Sesudah ditemukannya sumber sejarah tulisan

b. Sebelum ada tulisan

c. Sebelum ada kehidupan di muka bumi d. Sebelum ada manusia di muka bumi

5. Yang disebut fosil adalah sisa-sisa dari…yang telah membatu. a. Hewan c. makhluk hidup

b. Manusia d. tumbuhan

6. Berikut ini yang bukan merupakan sumber sejarah berupa benda-benda

peninggalan masa lampau adalah…

a. Arca c. candi b. Patung d. prasasti

7. Yang dimaksud dengan manusia purba adalah manusia yang… a. Menjadi nenek moyang bangsa Indonesia

b. Hidup pada zaman prasejarah c. Belum mengenal baca tulis d. Ditemukan dalam bentuk fosil

8. Sesuatu yang merupakan sisa-sisa kehidupan organic yang telah membatu karena

proses kimiawi dan terdapat pada lapisan tanah disebut…


(71)

cara di bawah ini…

a. Meneliti fosil dan prasasti b. Menemukan prasasti dan artefak c. Meneliti fosil dan artefak

d. Menyelidiki stratifikasi dan tipologi bumi

10.Ciri yang membedakan antara zaman sejarah dengan prasejarah adalah… a. Tulisan c. jenis manusia purba

b. Alat yang dihasilkan d. fosil 11.Homo sapiens artinya adalah manusia…

a. Cerdas c. berdiri tegak

b. Tua d. besar

12.Pada masa berburu dan meramu tingkat awal pekerjaan yang cocok bagi

perempuan adalah…

a. Berburu makanan c. menjerat hewan b. Memasang perangkap d. meramu makanan 13.Kegunaan kapak genggam adlah untuk…

a. Merimbas kayu b. Pemecah tulang

c. Menggali, memotong, dan mengguliti d. Senjata dan menombak

14.Disebut zaman logam, karena peninggalannya terbuat dari…

a. Logam c. perunggu

b. Tembaga d. besi 15.Ciri isik manusia purba adalah…

a. Hidup berkelompok

b. Berjalan tegak dengan dua kaki

c. Berjalan dengan dua tangan dan dua kaki d. Memakan apa saja

16.Ilmu yang khusus memepelajari manusia dari zaman kebudayaan batu tua adalah… a. Palaeolitikum c. paleontologi

b. Palaeoanthropologi d. patologi

17.Manusia purba mulai melakukan perdagangan barter sejak masa… a. Bercocok tanam c. membuat alat dari logam dan besi b. Perundagian d. berburu dan mengumpulkan makanan 18.Perdagangan barter adalah…

a. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa uang logam b. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa benda berharga

c. Perdagangan tukar-menukar barang dengan nilai tukar atas dasar kesepakatan bersama

d. Perdagangan tukar-menukar barang dengan barang antarpulau antarnegara 19.Manusia purba yang terakhir mendiami nusantara (Indonesia) adalah…

a. Homo Erectus b. Melayu Austronesia c. Ausralomelanesid


(72)

a. Homo Habilis c. Homo Mongoloid

b. Homo Sapiens d. Hominid

21.Kepercayaan nenek moyag kita diantaranya, menganggap benda mati atau makhluk

hidup mempunyai kekuatan ghaib disebut kepercayaan…

a. Atheisme c. tontemisme

b. Animisme d. dinamisme

22.Fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

23.Nekara adalah salah satu hasil budaya perundagian yang fungsinya untuk hal-hal berikut ini, kecuali…

a. Sebagai genderang perang b. Mengiringi upacara pengantin c. Mengiringi jenazah

d. Menyimpan makanan

24.Manusia purba Indonesia yang biasa disebut kera yang berjalan tegak adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

25.Suatu kebudayaan yang terbuat dari batu besar menyerupai meja, namanya… a. Punden berundak-undak

b. Sarkofagus c. Menhir d. dolmen


(73)

1. C 11. A 21. D 2. B 12. D 22. A 3. C 13. C 23. D 4. B 14. A 24. A 5. C 15. B 25. D

6. B 16. D

7. C 17. B

8. A 18. C

9. C 19. D


(1)

- Setiap kelompok diberi tugas untuk mempreseentasikan resume: - Kelompok 1:

Perkembangan Kehidupan manusia purba. -Kelompok 2:

Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia. - Setiap kelompok membuat laporan hasil presentasi

- Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil diskusinya. - Tanya jawab tentang perbedaannya.

c. Penutup - Penilaian

- Refleksi: Siswa mengungkapkan kesan terhadap pentingnya mempelajari masa pra-aksara di Indonesia.

E. Sumber Belajar

1. Lembar Penilaian Psikomotorik 2. OHP

3. Buku IPS/ Sejarah yang relevan. F. Penilaian

1. Teknik Penilaian a. Tes Tulis

b. Tes Unjuk Kerja 2. Bentuk Instrumen

a. Tes Uraian b. Tes identifikasi c. Uji petik kerja produk 3. Soal Instrumen:

a. Apa yang dimaksud masa pra-aksara?


(2)

c. Jelaskan perbedaan masa berburu dan lading berpindah? d. Sebutkan 3 contoh peninggalan bangunan megalitikum?

e. Jelaskan perbedaan bangsa Melayu Muda dan Melayu Tua yang datang ke Indonesia

Uji petik kerja produk:

- Buatlah satu tulisan tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia, apakah manusia purba atau yang berasal dari Yunan!

Bandarsakti, November 2013 Mengetahui,

Kepala SMA SMPN I Terusan Nunyai Guru Peneliti

Budi Pranoto, S. Pd Yuli Trilarasati


(3)

SOAL TES

Mata Pelajaran : Sejarah

Nama : ...

Kelas : ...

Nomor Absen :...

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) Pada Jawaban yang Benar

1. Pengetahuan yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau disebut…

a. Cerita c. prasejarah b. Riwayat d. sejarah

2. Kurun waktu sebelum manusia mengenal tulisan disebut zaman…

a. Batu c. kuno

b. Prasejarah d. sejarah

3. Untuk mengetahui kehidupan zaman prasejarah dipergunakan dua sumber yaitu fosil dan…

a. Batu c. artefak b. Piagam d. prasasti

4. Zaman prasejarah atau zaman pra-aksara adalah zaman… a. Sesudah ditemukannya sumber sejarah tulisan

b. Sebelum ada tulisan

c. Sebelum ada kehidupan di muka bumi d. Sebelum ada manusia di muka bumi

5. Yang disebut fosil adalah sisa-sisa dari…yang telah membatu. a. Hewan c. makhluk hidup

b. Manusia d. tumbuhan

6. Berikut ini yang bukan merupakan sumber sejarah berupa benda-benda peninggalan masa lampau adalah…

a. Arca c. candi b. Patung d. prasasti

7. Yang dimaksud dengan manusia purba adalah manusia yang… a. Menjadi nenek moyang bangsa Indonesia

b. Hidup pada zaman prasejarah c. Belum mengenal baca tulis d. Ditemukan dalam bentuk fosil

8. Sesuatu yang merupakan sisa-sisa kehidupan organic yang telah membatu karena proses kimiawi dan terdapat pada lapisan tanah disebut…


(4)

b. Kapak d. flakes

9. Para ahli sejarah mengungkapkan kehidupan zaman prasejarah dengan salah satu cara di bawah ini…

a. Meneliti fosil dan prasasti b. Menemukan prasasti dan artefak c. Meneliti fosil dan artefak

d. Menyelidiki stratifikasi dan tipologi bumi

10. Ciri yang membedakan antara zaman sejarah dengan prasejarah adalah… a. Tulisan c. jenis manusia purba

b. Alat yang dihasilkan d. fosil 11. Homo sapiens artinya adalah manusia…

a. Cerdas c. berdiri tegak

b. Tua d. besar

12.Pada masa berburu dan meramu tingkat awal pekerjaan yang cocok bagi perempuan adalah…

a. Berburu makanan c. menjerat hewan b. Memasang perangkap d. meramu makanan 13. Kegunaan kapak genggam adlah untuk…

a. Merimbas kayu b. Pemecah tulang

c. Menggali, memotong, dan mengguliti d. Senjata dan menombak

14. Disebut zaman logam, karena peninggalannya terbuat dari…

a. Logam c. perunggu

b. Tembaga d. besi 15. Ciri isik manusia purba adalah…

a. Hidup berkelompok

b. Berjalan tegak dengan dua kaki

c. Berjalan dengan dua tangan dan dua kaki d. Memakan apa saja

16. Ilmu yang khusus memepelajari manusia dari zaman kebudayaan batu tua adalah… a. Palaeolitikum c. paleontologi

b. Palaeoanthropologi d. patologi

17. Manusia purba mulai melakukan perdagangan barter sejak masa… a. Bercocok tanam c. membuat alat dari logam dan besi b. Perundagian d. berburu dan mengumpulkan makanan 18. Perdagangan barter adalah…

a. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa uang logam b. Perdagangan dengan menggunakan alat tukar berupa benda berharga

c. Perdagangan tukar-menukar barang dengan nilai tukar atas dasar kesepakatan bersama

d. Perdagangan tukar-menukar barang dengan barang antarpulau antarnegara 19. Manusia purba yang terakhir mendiami nusantara (Indonesia) adalah…

a. Homo Erectus b. Melayu Austronesia c. Ausralomelanesid


(5)

d. Homo Sapiens

20.Jenis manusia yang menghuni bumi kita sekarang ini disebut… a. Homo Habilis c. Homo Mongoloid

b. Homo Sapiens d. Hominid

21.Kepercayaan nenek moyag kita diantaranya, menganggap benda mati atau makhluk hidup mempunyai kekuatan ghaib disebut kepercayaan…

a. Atheisme c. tontemisme

b. Animisme d. dinamisme

22. Fosil manusia purba yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

23.Nekara adalah salah satu hasil budaya perundagian yang fungsinya untuk hal-hal berikut ini, kecuali…

a. Sebagai genderang perang b. Mengiringi upacara pengantin c. Mengiringi jenazah

d. Menyimpan makanan

24. Manusia purba Indonesia yang biasa disebut kera yang berjalan tegak adalah… a. Pithecanthropus Erectus

b. Meganthropus Palaeojavanicus c. Homo Soloensis

d. Homo Wajakensis

25. Suatu kebudayaan yang terbuat dari batu besar menyerupai meja, namanya… a. Punden berundak-undak

b. Sarkofagus c. Menhir d. dolmen


(6)

Kunci Jawaban.

1. C 11. A 21. D 2. B 12. D 22. A 3. C 13. C 23. D 4. B 14. A 24. A 5. C 15. B 25. D

6. B 16. D

7. C 17. B

8. A 18. C

9. C 19. D


Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH PEMBELAJARAN PAIKEM TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VII SMP 3 TERUSAN NUNYAI LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 64

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 3 TERUSAN NUNYAI LAMPUNG TENGAH

0 20 145

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI I TERUSAN NUNYAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014

1 17 73

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 79

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DALAM BELAJAR IPS (SEJARAH) SISWA KELAS VII.1 DI SMP NEGERI I GISTING TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 13 85

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 66

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA SMP NEGERI 1 KASUI KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

0 24 76

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2014/2015

3 16 60