PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 35MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK EKOSISTEM DI
KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Nur Hidayah
NIM 409341034
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul” Pengaruh Model Pembelajaran
Induktif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pokok Ekosistem Di
Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Herkules Abdullah, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Drs.H.Tri Harsono, M.Si, Bapak
Drs. M. Yusuf Nst, M.Si, Ibu Khairiza Lubis, S,Si M.Sc, dan Ibu Dra. Hj. Cicik
Suryani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan,
M,Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan Ibu dosen
beserta staf pegawai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas
Negeri Medan yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Junianti, S.Pd selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri 35 Medan beserta bapak wakil kepala sekolah, Ibu Marfuah,
S.Pd, selaku guru bidang studi Biologi dan para guru serta staf pegawai yang telah
banyak membantu penulis selama studi penulis dan juga selama penelitian
berlangsung.
Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan tiada terhingga kepada
Ayahanda tercinta Muhammad Lubis S.PdI dan Ibunda tercinta Nur Azizah
Nasution yang senantiasa memberikan bimbingan dan doa yang tiada henti kepada
penulis, serta kerelaan mengorbankan segalanya demi penyelesaian studi penulis.
Semoga Allah SWT meninggikan derajat, segala jerih payah Ayahanda dan
Ibunda tercinta menjadi hiasan amal di dunia dan akhirat. Kepada keluarga
tercinta Adinda
Fathul Jannah, Bapak Abdul Hadi, kakanda Khairunnisah
Siagian, kak Via, Nurul, Tari, Elsi serta seluruh anggota pondokan mujahidah,
sanak saudara yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan moril maupun
material hingga selesainya studi penulis.
Teristimewa ucapan terimakasih kepada sahabat-sahabat (Hutri,Ummi,
Zai, Riza, Vana, Evi, Sari, Siti, Widya, Indah, Fatimah dan lain-lain) yang
senantiasa memberikan semangat, dukungan dan pengorbanannya, juga buat
seluruh teman-teman jurusan Biologi 2009 yang telah memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Semoga
Allah SWT membalas segalanya dengan kebaikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun tiada manusia yang sempurna begitu juga dengan skripsi ini, baik dari
segi isi mau pun teknik penulisan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
Medan,
Juni 2013
Penulis
Nur Hidayah
NIM.409341034
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII
SMP NEGERI 35
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Nur Hidayah (NIM: 409341034)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di
SMPN 35 Medan selama pelaksanaan pembelajaran dengan model Induktif
Tahun Pembelajaran 2012/2013 dan mengetahui pengaruh model pembelajaran
Induktif terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas
VII SMP Negeri 35 Medan Tahun pembelajaran 2012/2013. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Purposif
Sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 35
Medan yang berjumlah 8 kelas. Kelas eksperimen menggunakan model
Pembelajaran Induktif dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang, sedangkan kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sebanyak 38 orang
siswa. Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran Induktif. Nilai rata-rata Model Pembelajaran
Induktif sebesar 82,63, sedangkan nilai rata–rata hasil belajar siswa pada kelas
kelas Model Pembelajaran konvensional sebesar 77,15. Adanya pengaruh hasil
belajar tersebut dibuktikan melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
dan taraf kepercayaan α = 0,05, dimana thitung>ttabel (2,703>1,995), yang berarti
dalam penelitian ini H0 ditolak sekaligus menerima Ha, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa yang signifikan melalui
penerapan model pembelajaran Induktif pada materi Ekosistem siswa SMP Negeri
35 Medan tahun pembelajaran 2012/2013.
EFFECT OF LEARNING MODEL TYPE INDUCTIVE RESULT OF
STUDENT LEARNING IN THE MATTER OF ECOSYSTEM IN
CLASS VII 35 STATE OF SMP MEDAN
LEARNING 2012/2013
NUR HIDAYAH ( NIM. 409341034)
ABSTRACT
This study aims to determine the class VII student learning outcomes in
SMP 35 Medan during the implementation of learning with Inductive Model Year
Study 2012/2013 and determine the effect of inductive learning model for student
learning outcomes at the sub-class subject matter in the ecosystem VII SMP
Negeri 35 Medan learning Year 2012 / 2013. The method used in this study is the
experimental method with purposive sampling. The study population was all
students in class VII SMP Negeri 35 Medan, amounting to 8 classes.
Experimental class using Inductive learning models with the number of students
as many as 38 people, while the control class using conventional learning models
as many as 38 students. Research results showed the influence of student learning
outcomes through the application of inductive learning model. The average value
of 82.63 Inductive Learning Model, while the average value of student learning
outcomes in a conventional class Learning Model class at 77.15. The influence of
learning outcomes is demonstrated through hypothesis testing using t-test and
confidence level α = 0.05, where t> t table (2.703> 1.995), which means that H0 is
rejected in this study as well as accept Ha, so it can be concluded that no effect
significant student learning outcomes through the application of inductive learning
model to material Ecosystem students of SMP Negeri 35 Medan learning
2012/2013.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
5
1.7. Anggapan Dasar
5
1.8. Definisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. Pengertian Belajar
7
2.2. Aktivitas Belajar
8
2.3. Hasil Belajar
9
2.4. Model Pembelajaran Induktif
11
2.5. Materi Pembelajaran
18
2.6. Kerangka Berfikir
28
2.7. Hipotesis
29
BAB III METODE PENELITIAN
30
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
30
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
30
3.3. Variabel Penelitian
30
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
30
3.5. Instrumen penelitian
32
3.6. Prosedur Penelitian
34
3.7. Teknik Analisis Data
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Persyaratan Uji Analisis Data
4.3. Pembahasan
39
43
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
49
49
51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Dampak pengertian belajar terhadap perilaku mengajar
7
Tabel 3.1. Desain Penelitian
31
Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen penelitian/tes hasil belajar
32
Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian
39
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Pretes
41
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Postest
42
Tabel 4.4. Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian
43
Tabel 4.5. Hasil Analisis Homogenitas Data Penelitian
44
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan t-test
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil belajar melalui proses yang bermakna
10
Gambar 2.2 Efek instruksional dan pengiring pembelajsaran induktif
15
Gambar 2.3 Ekosistem Alami
20
Gambar 2.4. Ekosistem Buatan
20
Gambar 2.5 Tumbuhan hijau merupakan produsen
21
Gambar 2.6 Komponen Abiotik
23
Gambar 2.7 Rantai Makanan
24
Gambar 2.8 Jaring-jaring Makanan
25
Gambar 2.3 Piramida Makanan
25
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Eksperimen
34
Gambar 4.1. Diagram rata-rata nilai pretes untuk kelas eksperimen
42
Gambar 4.2. Diagram rata-rata nilai postes untuk kelas eksperimen
43
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Halaman
53
Lampiran 2. RPP Induktif
55
Lampiran 3. RPP Konvensional
69
Lampiran 4. Instrumen Penilaian
78
Lampiran 5. Kunci Jawaban
87
Lampiran 6. Tabel Perhitungan Validitas
88
Lampiran 7. Soal Instrumen Penelitian
89
Lampiran 8. Kunci Jawaban
95
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal
96
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa
104
Lampiran 11. Rata-Rata,Standart Deviasi dan Varians Pretes
108
Lampiran 12. Rata-Rata,Standart Deviasi dan Varians Post-tes
110
Lampiran 13. Uji Normalitas Penelitian
112
Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian
117
Lampiran 15. Pengujian Hipotesis
119
Lampiran 16 Perhitungan Ketuntasaan Belajar Siswa
121
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian
122
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang
yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai
sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.
Begitu juga Indonesia, yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang
penting dan utama.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut, lembaga pendidikan
sebagai pencetak peserta didik yang cerdas, hendaknya mampu mengembangkan
potensi peserta didik sebagai pondasi dalam proses pendidikan.
Sesuai dengan undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Indonesia, Hasbullah (2008:4) mengatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pebelajaran agar peserta didik cesara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri ,
kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara. Sedangkan menurut Ki-Hajar Dewantara
pendidikan yaitu tuntutan di dalam tumbuhnya anak-anak, menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya
Jika dicermati, peserta didik berbeda dalam minat, kemampuan,
pengalaman dan cara belajar. Siswa tertentu lebih mudah belajar melalui dengarbaca (auditif), siswa lain melalui melihat (visual), sementara yang lain lagi
melalui gerakan (kinestetik). Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu beragam
sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Ketika guru berceramah, hanya siswa
dengan tipe auditiflah yang mengalami pembelajaran optimal. Supaya semua
2
peserta didik mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan berbagai
pengalaman belajar agar perbedaan individu terakomodasi.
Salah satu fasilitas untuk meningkatkan keberagaman pengalaman belajar
oleh guru adalah dengan kegiatan penelitian. Dengan kegiatan penelitian, setiap
fenomena di sekitar dapat diangkat untuk diidentifikasi, diformulasikan, ditelaah
dan dipecahkan sehingga ditemukan pola-pola baru dalam memecahkan setiap
masalah.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama masa PPL tahun 2012, bahwa
untuk pelajaran biologi minat belajar siswa sangatlah kurang dan menganggap
bahwa biologi merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Dan menurut
pengamatan peneliti dalam membelajarkan biologi guru lebih sering menjelaskan
dan menuliskan di papan tulis tanpa menggunakan ilustrasi dan pengalaman, fakta
yang umum terjadi sehingga membuat siswa tidak berfikir secara kritis. Sejalan
dengan hal ini setelah peneliti melakukan observasi awal ke SMPN 35 Medan
dengan mewawancarai guru bidang studi, diperoleh sejumlah data. Dengan
menggunakan angket dari 40 siswa diperoleh data bahwa 25% mengatakan
biologi sulit dan kurang menarik. Sedangkan 54,05% mengatakan biologi tidak
terlalu sulit tapi kurang menarik. Alasan siswa mengatakan demikian karena
menurut mereka pelajaran biologi tidak terlepas dari hafalan. Hal tersebut
membuat peserta didik jenuh karena kecenderungan proses pembelajaran lebih
menekankan pada ingatan dan pemahaman materi pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Marfuah S.Pd diketahui nilai harian
siswa kelas VII tahun ajaran 2012/2013 pada aspek pemahaman dan penerapan
konsep serta kinerja ilmiah. Dari aspek pemahaman dan penerapan konsep
diketahui bahwa nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata nilai 70
Sedangkan pada aspek kinerja ilmiah diketahui bahwa nilai terendah 62 dan nilai
tertinggi 77 dengan rata-rata nilai 69,5. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM)
di sekolah tersebut untuk mata pelajaran biologi adalah 70. Dapat dikatakan
bahwa nilai rata-rata siswa masih rendah. Lebih lanjut ibu Marfuah mengatakan
bahwa rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa
yang memusatkan pembelajaran pada guru.
3
Melalui observasi, diketahui bahwa terdapat perbedaan individu siswa
dalam mengalami peristiwa belajar. Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi
kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing. Sekitar 50% siswa
menginginkan belajar dengan percobaan, 20% lagi dengan ceramah dan tanya
jawab dan selebihnya dengan soal-soal. Model pembelajaran yang belum
bervariasi menyebabkan peserta didik merasa kebutuhan belajarnya belum
terpenuhi.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dilakukan
untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas VII ini adalah dengan
menerapkan model pembelajaran induktif. Alasan ini didasarkan pada latar
belakang
masalah
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya
yakni
proses
pembelajaran yang menekankan pada ingatan dan pemahaman materi pelajaran
sehingga kegiatan berfikir tidak dioptimalkan. Akibatnya, pengetahuan yang
terbentuk tidak bertahan lama yang berdampak pada hasil belajar siswa yang
rendah.
Dengan menerapkan model pembelajaran induktif, permasalahan tersebut
dapat diatasi. Hal ini didasarkan pada kelebihan model pembelajaran induktif
yang menekankan pada proses berpikir secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk menyelidiki dan memecahkan masalah secara sistematis, kritis, logis,
dan analitis berdasarkan data, gejala, fakta, dan pengalaman siswa. Dengan
demikian, perbedaan individu siswa dalam belajar dapat terakomodasi, kebiasaan
belajar siswa yang memusatkan pembelajaran pada guru dapat diminimalisir,
sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Model pembelajaran berpikir induktif Junaidi (2009:4) merupakan karya
besar
Hilda
Taba.
Suatu strategi
mengajar yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Model ini
dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan;.
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya,
dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk
mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa
4
belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu (a) saling
menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat
kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut, (b) menarik kesimpulan
berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun
hipotesis, dan (c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru,
dalam hat ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi
berdasarkan informasi tersebut;
3.Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful).
Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu
harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh
karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu
agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Induktif Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Sub Materi Pokok Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan
Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
1
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi masih rendah
2
Perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar
3
Kebiasaan belajar siswa yang memusatkan pembelajaran pada guru
4
Proses pembelajaran lebih menekankan pada ingatan dan pemahaman
terhadap materi pelajaran.
5
Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan
mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka
peneliti membatasi dalam penelitian ini yakni:
1. Menerapkan model pembelajaran induktif di kelas eksperimen (Kelas VII).
5
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Ekosistem saja yaitu Komponen
Ekosistem, Peran, dan Interaksinya
3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai
pengamatan aktivitas.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran induktif terhadap hasil belajar
siswa kelas VII di SMPN 35 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan selama
pelaksanaan pembelajaran dengan model induktif?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan
selama pelaksanaan pembelajaran dengan model induktif
Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran induktif terhadap hasil
belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan Tahun Pembelajaran
2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran induktif
yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru biologi dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan.
1.7. Anggapan Dasar
Siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran induktif memperlihatkan
peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang tidak diberi
perlakuan model pembelajaran induktif.
6
1.8. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran induktif merupakan model pembelajaran yang
bertumpu pada proses membangun informasi melalui proses berfikir
secara induktif. Pada model pembelajaran induktif guru langsung
memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan
ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya
guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari
ilustrasi-ilustrasi
yang
diberikan
tadi,
untuk
membantu
siswa
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan
berpikir kritis.
2. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Hasil belajar memiliki dampak pembelajaran berupa hasil yang
diukur dan dampak pengiring yang berupa terapan pengetahuan dan
kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Model pembelajaran induktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari Skor rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen
82,63 dan kelas kontrol 77,15. Setelah diberi treatment model
pembelajaran induktif di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
yang berupa metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol,
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada postes di kelas
eksperimen. Perbedaan skor rata-rata ini menunjukkan adanya pengaruh
model pembelajaran induktif terhadap hasil belajar siswa.
2. Dari perhitungan thitung = 2,703 dan ttabel = 1,995. Jika harga thitung : harga
ttabel, ternyata thitung > ttabel (2,703 > 1,995), maka dinyatakan Ha diterima
yang berarti hipotesis nol ditolak. Ini berarti hipotesis alternatif diterima
yang menyatakan ada pengaruh model pembelajaran induktif terhadap
hasil belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran induktif dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas VII SMP Negeri
35 Medan Tahun Pembelajaran 2012 / 2013.
5.2. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama,
sebaiknya media yang digunakan lebih dikembangkan lagi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan hasil yang
maksimal.
2. Agar peningkatan hasil belajar lebih tampak, sebaiknya lakukan penelitian
lebih dari tiga pertemuan agar kelima tahap model pembelajaran induktif
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Meminimalkan aspek pengamatan aktivitas dan sampel yang diamati agar
memudahkan
pengamatan.
Dalam
pelaksanaanya,
sebaiknya
49
menggunakan media dalam pengamatan aktivitas, misalnya rekaman. Hal
ini bertujuan untuk menghindarkan unsur subjektif dalam penilaian.
4. Peneliti sebagai calon guru, dalam memilih model pembelajaran
hendaknya memilih model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta
didik untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar mengajar.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anaz,Ridwan,(2012),Pengertian Rantai Makanan Jenis dan Contoh
http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-rantai-makanan-jenis-dancontoh- rantai-makanan/ (diakses tgl 5 Maret 2013).
Anonim, (2010), Jaring-jaring makanan,http://andalasdejava.files.wordpress.com
/2007/08/ rantai makanan,gif (diakses 5 Maret 2013).
Arikunto,S, (2009),Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek,Rineka
Cipta,Jakarta
Class,Fress,(2012),Ayo Memahami Rantai Makanan,http://fresh class.Blogspot.
com/2012/06/ayo-memahami-rantai-makanan.html(diakses tgl 5 Maret
2013).
Dimiyati, dan Mudjiono,(2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Dzaki,M,F,(2009),Penelitian Tindakan kelas, http: //penelitiantindakankelas.
blogspot.com/2009/03/model-pembelajaraninduktif-struktur.html. (diakses 1
Maret 2013 ).
Hasbullah,(2008),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafindo Parsada,
Jakarta.
Hasibuan,Mali,(2013),Soal Ekosistem kelas VII, malihasibuan. blogspot.com/
2012/03/ soal-ekosistem-kelas-vii.html (diakses taggal 8 Maret 2013).
Junaidi,Wawan,(2009),Model Pembelajaran Berfifikir Induktif, http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-berpikir-induktif.html
(diakses 5 Maret 2013).
Karnoto,B,K, dan Rusdi, (2008), Seribu Pena Biologi untuk SMP/MTS Kelas VII.
Penerbit Erlangga,Bandung.
Kunandar,(2010),Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
Rajawali Press,Jakarta.
Murni,(2010), Pengaruh Model Pembelajaran Induktif terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton di MTsN 1 Medan,Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan,Medan.
51
Muslich,M,(2008),Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Pemahaman dan Pengembangan, PT Bumi Aksara , Jakarta.
Dasar
Noorfadilah,(2012), Makalah Pemikiran Induktif, http: //noorfadlilah. blogspot.
com/2012/12/makalah-pemikiran-induktif.html (diakses 5 Maret 2013).
Rahul,(2012),Rantai Makanan Dan Jaring-Jaring.http://biologi-smp-rahul.
blogspot.com/2012/04/rantai-makanan-dan-jaring-jaring.html (diakses tgl 5
Maret 2013).
Saktiono,(2007),Ipa Biologi I SMP dan MTs Untuk Kelas VII,Esis,Jakarta
Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Edisi Keenam, Tarsito, Bandung
Sukardi,(2008),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara,Yogyakarta
Winansih,V,(2008), Pengantar
Perintis,Jakarta.
Psikologi
Pendidikan,Ciptapustaka
Media
BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI POKOK EKOSISTEM DI
KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN
PEMBELAJARAN 2012/2013
Oleh :
Nur Hidayah
NIM 409341034
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul” Pengaruh Model Pembelajaran
Induktif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Pokok Ekosistem Di
Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Herkules Abdullah, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
selesainya penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Drs.H.Tri Harsono, M.Si, Bapak
Drs. M. Yusuf Nst, M.Si, Ibu Khairiza Lubis, S,Si M.Sc, dan Ibu Dra. Hj. Cicik
Suryani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan,
M,Sc, Ph.D selaku dekan FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak dan Ibu dosen
beserta staf pegawai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas
Negeri Medan yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Junianti, S.Pd selaku Kepala
Sekolah SMP Negeri 35 Medan beserta bapak wakil kepala sekolah, Ibu Marfuah,
S.Pd, selaku guru bidang studi Biologi dan para guru serta staf pegawai yang telah
banyak membantu penulis selama studi penulis dan juga selama penelitian
berlangsung.
Teristimewa ucapan terima kasih dan penghargaan tiada terhingga kepada
Ayahanda tercinta Muhammad Lubis S.PdI dan Ibunda tercinta Nur Azizah
Nasution yang senantiasa memberikan bimbingan dan doa yang tiada henti kepada
penulis, serta kerelaan mengorbankan segalanya demi penyelesaian studi penulis.
Semoga Allah SWT meninggikan derajat, segala jerih payah Ayahanda dan
Ibunda tercinta menjadi hiasan amal di dunia dan akhirat. Kepada keluarga
tercinta Adinda
Fathul Jannah, Bapak Abdul Hadi, kakanda Khairunnisah
Siagian, kak Via, Nurul, Tari, Elsi serta seluruh anggota pondokan mujahidah,
sanak saudara yang telah memberikan doa, dukungan, bantuan moril maupun
material hingga selesainya studi penulis.
Teristimewa ucapan terimakasih kepada sahabat-sahabat (Hutri,Ummi,
Zai, Riza, Vana, Evi, Sari, Siti, Widya, Indah, Fatimah dan lain-lain) yang
senantiasa memberikan semangat, dukungan dan pengorbanannya, juga buat
seluruh teman-teman jurusan Biologi 2009 yang telah memberikan motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Semoga
Allah SWT membalas segalanya dengan kebaikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun tiada manusia yang sempurna begitu juga dengan skripsi ini, baik dari
segi isi mau pun teknik penulisan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan khasanah ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
Medan,
Juni 2013
Penulis
Nur Hidayah
NIM.409341034
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI EKOSISTEM DI KELAS VII
SMP NEGERI 35
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
Nur Hidayah (NIM: 409341034)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di
SMPN 35 Medan selama pelaksanaan pembelajaran dengan model Induktif
Tahun Pembelajaran 2012/2013 dan mengetahui pengaruh model pembelajaran
Induktif terhadap hasil belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas
VII SMP Negeri 35 Medan Tahun pembelajaran 2012/2013. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Purposif
Sampling. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 35
Medan yang berjumlah 8 kelas. Kelas eksperimen menggunakan model
Pembelajaran Induktif dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang, sedangkan kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sebanyak 38 orang
siswa. Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran Induktif. Nilai rata-rata Model Pembelajaran
Induktif sebesar 82,63, sedangkan nilai rata–rata hasil belajar siswa pada kelas
kelas Model Pembelajaran konvensional sebesar 77,15. Adanya pengaruh hasil
belajar tersebut dibuktikan melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t
dan taraf kepercayaan α = 0,05, dimana thitung>ttabel (2,703>1,995), yang berarti
dalam penelitian ini H0 ditolak sekaligus menerima Ha, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa yang signifikan melalui
penerapan model pembelajaran Induktif pada materi Ekosistem siswa SMP Negeri
35 Medan tahun pembelajaran 2012/2013.
EFFECT OF LEARNING MODEL TYPE INDUCTIVE RESULT OF
STUDENT LEARNING IN THE MATTER OF ECOSYSTEM IN
CLASS VII 35 STATE OF SMP MEDAN
LEARNING 2012/2013
NUR HIDAYAH ( NIM. 409341034)
ABSTRACT
This study aims to determine the class VII student learning outcomes in
SMP 35 Medan during the implementation of learning with Inductive Model Year
Study 2012/2013 and determine the effect of inductive learning model for student
learning outcomes at the sub-class subject matter in the ecosystem VII SMP
Negeri 35 Medan learning Year 2012 / 2013. The method used in this study is the
experimental method with purposive sampling. The study population was all
students in class VII SMP Negeri 35 Medan, amounting to 8 classes.
Experimental class using Inductive learning models with the number of students
as many as 38 people, while the control class using conventional learning models
as many as 38 students. Research results showed the influence of student learning
outcomes through the application of inductive learning model. The average value
of 82.63 Inductive Learning Model, while the average value of student learning
outcomes in a conventional class Learning Model class at 77.15. The influence of
learning outcomes is demonstrated through hypothesis testing using t-test and
confidence level α = 0.05, where t> t table (2.703> 1.995), which means that H0 is
rejected in this study as well as accept Ha, so it can be concluded that no effect
significant student learning outcomes through the application of inductive learning
model to material Ecosystem students of SMP Negeri 35 Medan learning
2012/2013.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4. Rumusan Masalah
5
1.5. Tujuan Penelitian
5
1.6. Manfaat Penelitian
5
1.7. Anggapan Dasar
5
1.8. Definisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. Pengertian Belajar
7
2.2. Aktivitas Belajar
8
2.3. Hasil Belajar
9
2.4. Model Pembelajaran Induktif
11
2.5. Materi Pembelajaran
18
2.6. Kerangka Berfikir
28
2.7. Hipotesis
29
BAB III METODE PENELITIAN
30
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
30
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
30
3.3. Variabel Penelitian
30
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
30
3.5. Instrumen penelitian
32
3.6. Prosedur Penelitian
34
3.7. Teknik Analisis Data
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.2. Persyaratan Uji Analisis Data
4.3. Pembahasan
39
43
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
49
49
51
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Dampak pengertian belajar terhadap perilaku mengajar
7
Tabel 3.1. Desain Penelitian
31
Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen penelitian/tes hasil belajar
32
Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian
39
Tabel 4.2. Ringkasan Hasil Pretes
41
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Postest
42
Tabel 4.4. Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian
43
Tabel 4.5. Hasil Analisis Homogenitas Data Penelitian
44
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan t-test
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hasil belajar melalui proses yang bermakna
10
Gambar 2.2 Efek instruksional dan pengiring pembelajsaran induktif
15
Gambar 2.3 Ekosistem Alami
20
Gambar 2.4. Ekosistem Buatan
20
Gambar 2.5 Tumbuhan hijau merupakan produsen
21
Gambar 2.6 Komponen Abiotik
23
Gambar 2.7 Rantai Makanan
24
Gambar 2.8 Jaring-jaring Makanan
25
Gambar 2.3 Piramida Makanan
25
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Eksperimen
34
Gambar 4.1. Diagram rata-rata nilai pretes untuk kelas eksperimen
42
Gambar 4.2. Diagram rata-rata nilai postes untuk kelas eksperimen
43
i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Halaman
53
Lampiran 2. RPP Induktif
55
Lampiran 3. RPP Konvensional
69
Lampiran 4. Instrumen Penilaian
78
Lampiran 5. Kunci Jawaban
87
Lampiran 6. Tabel Perhitungan Validitas
88
Lampiran 7. Soal Instrumen Penelitian
89
Lampiran 8. Kunci Jawaban
95
Lampiran 9. Perhitungan Validitas Soal
96
Lampiran 10. Data Hasil Belajar Siswa
104
Lampiran 11. Rata-Rata,Standart Deviasi dan Varians Pretes
108
Lampiran 12. Rata-Rata,Standart Deviasi dan Varians Post-tes
110
Lampiran 13. Uji Normalitas Penelitian
112
Lampiran 14. Uji Homogenitas Data Penelitian
117
Lampiran 15. Pengujian Hipotesis
119
Lampiran 16 Perhitungan Ketuntasaan Belajar Siswa
121
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian
122
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang
yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.
Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai
sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.
Begitu juga Indonesia, yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang
penting dan utama.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut, lembaga pendidikan
sebagai pencetak peserta didik yang cerdas, hendaknya mampu mengembangkan
potensi peserta didik sebagai pondasi dalam proses pendidikan.
Sesuai dengan undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Indonesia, Hasbullah (2008:4) mengatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pebelajaran agar peserta didik cesara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri ,
kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat bangsa dan negara. Sedangkan menurut Ki-Hajar Dewantara
pendidikan yaitu tuntutan di dalam tumbuhnya anak-anak, menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya
Jika dicermati, peserta didik berbeda dalam minat, kemampuan,
pengalaman dan cara belajar. Siswa tertentu lebih mudah belajar melalui dengarbaca (auditif), siswa lain melalui melihat (visual), sementara yang lain lagi
melalui gerakan (kinestetik). Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu beragam
sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Ketika guru berceramah, hanya siswa
dengan tipe auditiflah yang mengalami pembelajaran optimal. Supaya semua
2
peserta didik mengalami peristiwa belajar, guru perlu menyediakan berbagai
pengalaman belajar agar perbedaan individu terakomodasi.
Salah satu fasilitas untuk meningkatkan keberagaman pengalaman belajar
oleh guru adalah dengan kegiatan penelitian. Dengan kegiatan penelitian, setiap
fenomena di sekitar dapat diangkat untuk diidentifikasi, diformulasikan, ditelaah
dan dipecahkan sehingga ditemukan pola-pola baru dalam memecahkan setiap
masalah.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama masa PPL tahun 2012, bahwa
untuk pelajaran biologi minat belajar siswa sangatlah kurang dan menganggap
bahwa biologi merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Dan menurut
pengamatan peneliti dalam membelajarkan biologi guru lebih sering menjelaskan
dan menuliskan di papan tulis tanpa menggunakan ilustrasi dan pengalaman, fakta
yang umum terjadi sehingga membuat siswa tidak berfikir secara kritis. Sejalan
dengan hal ini setelah peneliti melakukan observasi awal ke SMPN 35 Medan
dengan mewawancarai guru bidang studi, diperoleh sejumlah data. Dengan
menggunakan angket dari 40 siswa diperoleh data bahwa 25% mengatakan
biologi sulit dan kurang menarik. Sedangkan 54,05% mengatakan biologi tidak
terlalu sulit tapi kurang menarik. Alasan siswa mengatakan demikian karena
menurut mereka pelajaran biologi tidak terlepas dari hafalan. Hal tersebut
membuat peserta didik jenuh karena kecenderungan proses pembelajaran lebih
menekankan pada ingatan dan pemahaman materi pembelajaran.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Marfuah S.Pd diketahui nilai harian
siswa kelas VII tahun ajaran 2012/2013 pada aspek pemahaman dan penerapan
konsep serta kinerja ilmiah. Dari aspek pemahaman dan penerapan konsep
diketahui bahwa nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata nilai 70
Sedangkan pada aspek kinerja ilmiah diketahui bahwa nilai terendah 62 dan nilai
tertinggi 77 dengan rata-rata nilai 69,5. Ketuntasan Kompetensi Minimal (KKM)
di sekolah tersebut untuk mata pelajaran biologi adalah 70. Dapat dikatakan
bahwa nilai rata-rata siswa masih rendah. Lebih lanjut ibu Marfuah mengatakan
bahwa rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh kebiasaan belajar siswa
yang memusatkan pembelajaran pada guru.
3
Melalui observasi, diketahui bahwa terdapat perbedaan individu siswa
dalam mengalami peristiwa belajar. Keadaan ini menuntut peserta didik dipenuhi
kebutuhan belajarnya sesuai karakteristik masing-masing. Sekitar 50% siswa
menginginkan belajar dengan percobaan, 20% lagi dengan ceramah dan tanya
jawab dan selebihnya dengan soal-soal. Model pembelajaran yang belum
bervariasi menyebabkan peserta didik merasa kebutuhan belajarnya belum
terpenuhi.
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, salah satu cara yang dilakukan
untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas VII ini adalah dengan
menerapkan model pembelajaran induktif. Alasan ini didasarkan pada latar
belakang
masalah
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya
yakni
proses
pembelajaran yang menekankan pada ingatan dan pemahaman materi pelajaran
sehingga kegiatan berfikir tidak dioptimalkan. Akibatnya, pengetahuan yang
terbentuk tidak bertahan lama yang berdampak pada hasil belajar siswa yang
rendah.
Dengan menerapkan model pembelajaran induktif, permasalahan tersebut
dapat diatasi. Hal ini didasarkan pada kelebihan model pembelajaran induktif
yang menekankan pada proses berpikir secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk menyelidiki dan memecahkan masalah secara sistematis, kritis, logis,
dan analitis berdasarkan data, gejala, fakta, dan pengalaman siswa. Dengan
demikian, perbedaan individu siswa dalam belajar dapat terakomodasi, kebiasaan
belajar siswa yang memusatkan pembelajaran pada guru dapat diminimalisir,
sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.
Model pembelajaran berpikir induktif Junaidi (2009:4) merupakan karya
besar
Hilda
Taba.
Suatu strategi
mengajar yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. Model ini
dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan;.
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.Artinya,
dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk
mengembangkan operasi kognitif tertentu. Dalam seting tersebut, mana siswa
4
belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep, yaitu (a) saling
menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama lain serta membuat
kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut, (b) menarik kesimpulan
berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahuinya dalam rangka membangun
hipotesis, dan (c) memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru,
dalam hat ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi
berdasarkan informasi tersebut;
3.Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful).
Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu
harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh
karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu
agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Induktif Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Sub Materi Pokok Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan
Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
1
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi masih rendah
2
Perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar
3
Kebiasaan belajar siswa yang memusatkan pembelajaran pada guru
4
Proses pembelajaran lebih menekankan pada ingatan dan pemahaman
terhadap materi pelajaran.
5
Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan
mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka
peneliti membatasi dalam penelitian ini yakni:
1. Menerapkan model pembelajaran induktif di kelas eksperimen (Kelas VII).
5
2. Materi pelajaran yang diajarkan adalah Ekosistem saja yaitu Komponen
Ekosistem, Peran, dan Interaksinya
3. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif yang disertai
pengamatan aktivitas.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran induktif terhadap hasil belajar
siswa kelas VII di SMPN 35 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan selama
pelaksanaan pembelajaran dengan model induktif?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan
selama pelaksanaan pembelajaran dengan model induktif
Tahun
Pembelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran induktif terhadap hasil
belajar siswa kelas VII di SMPN 35 Medan Tahun Pembelajaran
2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran induktif
yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru biologi dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan.
1.7. Anggapan Dasar
Siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran induktif memperlihatkan
peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang tidak diberi
perlakuan model pembelajaran induktif.
6
1.8. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran induktif merupakan model pembelajaran yang
bertumpu pada proses membangun informasi melalui proses berfikir
secara induktif. Pada model pembelajaran induktif guru langsung
memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan
ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya
guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari
ilustrasi-ilustrasi
yang
diberikan
tadi,
untuk
membantu
siswa
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan
berpikir kritis.
2. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Hasil belajar memiliki dampak pembelajaran berupa hasil yang
diukur dan dampak pengiring yang berupa terapan pengetahuan dan
kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Model pembelajaran induktif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari Skor rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen
82,63 dan kelas kontrol 77,15. Setelah diberi treatment model
pembelajaran induktif di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional
yang berupa metode ceramah dan tanya jawab di kelas kontrol,
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada postes di kelas
eksperimen. Perbedaan skor rata-rata ini menunjukkan adanya pengaruh
model pembelajaran induktif terhadap hasil belajar siswa.
2. Dari perhitungan thitung = 2,703 dan ttabel = 1,995. Jika harga thitung : harga
ttabel, ternyata thitung > ttabel (2,703 > 1,995), maka dinyatakan Ha diterima
yang berarti hipotesis nol ditolak. Ini berarti hipotesis alternatif diterima
yang menyatakan ada pengaruh model pembelajaran induktif terhadap
hasil belajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran induktif dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem di kelas VII SMP Negeri
35 Medan Tahun Pembelajaran 2012 / 2013.
5.2. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama,
sebaiknya media yang digunakan lebih dikembangkan lagi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan hasil yang
maksimal.
2. Agar peningkatan hasil belajar lebih tampak, sebaiknya lakukan penelitian
lebih dari tiga pertemuan agar kelima tahap model pembelajaran induktif
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Meminimalkan aspek pengamatan aktivitas dan sampel yang diamati agar
memudahkan
pengamatan.
Dalam
pelaksanaanya,
sebaiknya
49
menggunakan media dalam pengamatan aktivitas, misalnya rekaman. Hal
ini bertujuan untuk menghindarkan unsur subjektif dalam penilaian.
4. Peneliti sebagai calon guru, dalam memilih model pembelajaran
hendaknya memilih model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta
didik untuk lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar mengajar.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anaz,Ridwan,(2012),Pengertian Rantai Makanan Jenis dan Contoh
http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-rantai-makanan-jenis-dancontoh- rantai-makanan/ (diakses tgl 5 Maret 2013).
Anonim, (2010), Jaring-jaring makanan,http://andalasdejava.files.wordpress.com
/2007/08/ rantai makanan,gif (diakses 5 Maret 2013).
Arikunto,S, (2009),Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek,Rineka
Cipta,Jakarta
Class,Fress,(2012),Ayo Memahami Rantai Makanan,http://fresh class.Blogspot.
com/2012/06/ayo-memahami-rantai-makanan.html(diakses tgl 5 Maret
2013).
Dimiyati, dan Mudjiono,(2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Dzaki,M,F,(2009),Penelitian Tindakan kelas, http: //penelitiantindakankelas.
blogspot.com/2009/03/model-pembelajaraninduktif-struktur.html. (diakses 1
Maret 2013 ).
Hasbullah,(2008),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grafindo Parsada,
Jakarta.
Hasibuan,Mali,(2013),Soal Ekosistem kelas VII, malihasibuan. blogspot.com/
2012/03/ soal-ekosistem-kelas-vii.html (diakses taggal 8 Maret 2013).
Junaidi,Wawan,(2009),Model Pembelajaran Berfifikir Induktif, http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-berpikir-induktif.html
(diakses 5 Maret 2013).
Karnoto,B,K, dan Rusdi, (2008), Seribu Pena Biologi untuk SMP/MTS Kelas VII.
Penerbit Erlangga,Bandung.
Kunandar,(2010),Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,
Rajawali Press,Jakarta.
Murni,(2010), Pengaruh Model Pembelajaran Induktif terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton di MTsN 1 Medan,Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan,Medan.
51
Muslich,M,(2008),Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP)
Pemahaman dan Pengembangan, PT Bumi Aksara , Jakarta.
Dasar
Noorfadilah,(2012), Makalah Pemikiran Induktif, http: //noorfadlilah. blogspot.
com/2012/12/makalah-pemikiran-induktif.html (diakses 5 Maret 2013).
Rahul,(2012),Rantai Makanan Dan Jaring-Jaring.http://biologi-smp-rahul.
blogspot.com/2012/04/rantai-makanan-dan-jaring-jaring.html (diakses tgl 5
Maret 2013).
Saktiono,(2007),Ipa Biologi I SMP dan MTs Untuk Kelas VII,Esis,Jakarta
Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Edisi Keenam, Tarsito, Bandung
Sukardi,(2008),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara,Yogyakarta
Winansih,V,(2008), Pengantar
Perintis,Jakarta.
Psikologi
Pendidikan,Ciptapustaka
Media