Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan PMK No.162/PMK.011/2012.
viii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze whether there are differences in the amount of Article 21 Income Tax by using the personal exemption under the Act No. 36 of 2008 and the Regulation of the Minister of Finance No. 162/PMK.011/2012. The method used is the comparative method. The data used in this research is the primary data in the form of salary of permanent employees of PT S in the year 2013 were analyzed using paired sample t-test. The results of this study indicate that there are significant differences between the Article 21 Income Tax in accordance with Article 21 of Law No.36 of 2008 by the Minister of Finance Regulation No. 162/PMK.011/2012.
(2)
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan jumlah perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dengan menggunakan Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode komparatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa gaji pegawai tetap PT S dalam tahun 2013 yang dianalisis menggunakan uji paired sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
(3)
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
(4)
xi
Universitas Kristen Maranatha
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6
2.1. Kajian Pustaka ... 6
2.1.1. Pajak ... 6
2.1.1.1. Definisi Pajak ... 6
2.1.1.2. Fungsi Pajak ... 7
2.1.1.3. Syarat Pemungutan ... 7
2.1.1.4. Teori Pemungutan Pajak ... 8
2.1.1.5. Sistem Pemungutan Pajak ... 10
2.1.1.6. Jenis Pajak ... 10
2.1.2. Pajak Penghasilan (PPh) ... 12
2.1.2.1. Definisi Pajak Penghasilan ... 12
2.1.2.2. Subjek Pajak ... 13
2.1.2.2.1. Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri ... 15
2.1.2.3. Biaya yang Diperkenankan Sebagai Pengurang (Deductible Expense)... 17
(5)
xii
Universitas Kristen Maranatha
2.1.3. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) ... 19
2.1.3.1. Definisi Pajak PPh Pasal 21 ... 19
2.1.3.2. Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 20
2.1.3.3. Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 21
2.1.3.4. Objek PPh Pasal 21 ... 22
2.1.3.5. Tidak Termasuk Objek PPh Pasal 21 ... 24
2.1.3.6. Pemotong PPh Pasal 21 ... 25
2.1.3.7. Hak dan Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21 ... 27
2.1.3.8. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 ... 29
2.1.3.9. Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 31
2.2. Kerangka Pemikiran ... 34
2.3. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1. Objek Penelitian ... 36
3.1.1. Sejarah Singkat PT S ... 36
3.1.2. Visi dan Misi PT S ... 37
(6)
xiii
Universitas Kristen Maranatha
3.2. Metode Penelitian ... 39
3.2.1. Metode Penelitian yang Digunakan... 39
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.2.3. Metode Analisis Data ... 40
3.2.4. Hipotesis ... 41
3.2.5. Uji Normalitas ... 42
3.2.6. Uji Dua Sampel Berkaitan (Paired Sample T Test)... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1. Hasil Penelitian ... 43
4.1.1. Daftar Penghasilan Bruto Pegawai Tetap PT S ... 43
4.1.2. Pembahasan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap PT S Berdasarkan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ... 45
4.1.3. Pembahasan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap PT S Berdasarkan PTKP menurut Peraturan Menteri Keuangan No.162/PMK.011/2012 ... 50
4.2. Analisis Data ... 55
(7)
xiv
Universitas Kristen Maranatha
4.2.2. Uji Paired Sample T-Test ... 56
4.3. Pembahasan ... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1. Simpulan ... 59
5.2. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
(8)
xv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel I Tabel Tarif Progresif PPh 21... 33
Tabel II Tabel PTKP Tahun 2008 dan Tahun 2012 ... 34
Tabel III Tabel Daftar Penghasilan Bruto Pegawai Tetap PT S ... 44
Tabel IV Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Angie PTKP 2008 .. 46
Tabel V Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Jojo PTKP 2008... 47
Tabel VI Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Barry PTKP 2008 ... 48
Tabel VII Tabel Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Berdasarkan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 .. 49
Tabel VIII Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Angie PTKP 2012 .. 51
Tabel IX Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Jojo PTKP 2012... 52
Tabel X Tabel Perhitungan PPh Pasal 21 Terutang Sampel Barry PTKP 2012 ... 53
Tabel XI Tabel Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Berdasarkan PTKP menurut PMK No. 162/PMK.011/2012 ... 54
Tabel XII Tabel Hasil Uji Normalitas ... 56
(9)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Soemitro dalam Siti Resmi (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pajak dan bea cukai menjadi penyumbang terbesar pemasukan negara dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012 dengan nilai Rp1.016 triliun atau 78,64 persen dari keseluruhan pendapatan. Dari angka Rp1.016 triliun tersebut, Rp885 triliun di antaranya berasal dari pajak dan sisanya dari bea cukai (www.antaranews.com).
Salah satu pajak yang dibebankan pemerintah kepada masyarakatnya adalah pajak penghasilan (PPh). Menurut Djoko Muljono (2006: 27), pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pajak penghasilan terbagi menjadi dua, yaitu PPh Pasal 21 dan PPh Pasal 26. Namun pajak penghasilan yang dibahas dalam penelitian ini adalah PPh Pasal 21. Menurut Waluyo (2011:201) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan
(10)
BAB I PENDAHULUAN 2
Universitas Kristen Maranatha
nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri. Pajak penghasilan Pasal 21 dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pemotong pajak, yaitu, pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, Dana Pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan.
Pajak penghasilan berpangkal pada subjek pajaknya. Menurut Waluyo (2011:99) subjek pajak diartikan sebagai orang atau badan atau pihak yang dituju oleh undang-undang untuk dikenai pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak meliputi: orang pribadi, badan, bentuk usaha tetap. Dalam penelitian ini Subjek pajak Orang Pribadi yang akan dibahas adalah pegawai tetap.
Sebelum penghasilan dihitung, penghasilan selama setahun harus dikurangi terlebih dahulu dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan pengurangan penghasilan neto yang diperkenankan oleh undang-undang Nomor 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan. PTKP hanya diberikan kepada Wajib Pajak orang pribadi/perseorangan sesuai pasal 6 ayat (3) UU PPh.
Di Indonesia Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sudah beberapa kali mengalami penyesuaian. Pertama kali terjadi pada tahun 1993 dengan terbitnya KMK No. 928/KMK.04/1993 tentang perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang mulai diberlakukan pada tahun 1994. Perubahan kedua terjadi pada tahun 1994 dengan disahkannya UU No. 10 Tahun 1994 yang efektif pada tanggal 1 Januari 1995. Setelah dua kali mengalami perubahan pada tahun 1994, perubahan tersebut kembali terjadi sebanyak 6 kali yaitu pada tahun 1998 (KMK No.
(11)
BAB I PENDAHULUAN 3
Universitas Kristen Maranatha
361/KMK.04/1998), 2000 (UU No.17 Tahun 2000), 2004 (KMK No.564/KMK.03/2004), 2005 (PMK No.137/PMK.03/2005), 2008 (UU No.36 Tahun 2008), dan yang terakhir pada tahun 2012 (PMK No 162/PMK.011/2012).
Alasan pemerintah melakukan perubahan PTKP adalah untuk mengimbangi kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP). Upaya ini diharapkan akan menjadi langkah ampuh pemerintah untuk menjaga target penerimaan negara. Pemerintah melakukan peningkatan jumlah PTKP ini agar daya beli masyarakat meningkat dan mengurangi kemiskinan yang terjadi (ortax.org).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) dengan judul "Analisis Besarnya Pajak Penghasilan Terutang Akibat Perubahan Regulasi Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laba Rugi Perusahaan (Studi Pada CV. Bagus Karya Di Sorowako)" diperoleh kesimpulan bahwa terdapat selisih yang cukup besar terhadap jumlah pajak terutang yang harus dibayar oleh pegawai dalam perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan Perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Parnika (2013) dengan judul "Analisis Penerimaan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar Setelah Pemberlakuan Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak" diperoleh kesimpulan bahwa penerimaan pajak mengalami peningkatan secara signifikan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Walaupun terjadi kenaikan PTKP pada tahun 2009 dengan berubahnya PMK No.137/PMK.03/2005 menjadi UU No.36 Tahun 2008, peningkatan penerimaan pajak yang paling besar justru terjadi pada tahun 2009.
(12)
BAB I PENDAHULUAN 4
Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul "Analisis Perbandingan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan PMK No.162/PMK.011/2012."
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008?
2. Bagaimanakah perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012?
(13)
BAB I PENDAHULUAN 5
Universitas Kristen Maranatha
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
2. Untuk mengetahui perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
3. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang perhitungan PPh Pasal 21 terhadap pegawai suatu perusahaan.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis di kemudian hari.
3. Bagi Pegawai
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi dan pengetahuan lebih dalam mengenai perhitungan PPh Pasal 21 kepada para pegawai yang menjadi Subjek pajak di sebuah perusahaan.
(14)
59 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari sampel gaji pegawai tetap PT S tahun 2013 yang berjumlah 40 orang, jumlah PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 adalah sebesar Rp 44.723.930,00.
2. Dari sampel gaji pegawai tetap PT S tahun 2013 yang berjumlah 40 orang, jumlah PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PTKP menurut PMK No.162/PMK.011/2012 adalah sebesar Rp 27.109.580,00
3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap besarnya PPh Pasal 21 yang dihitung menggunakan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan besarnya PPh Pasal 21 yang dihitung menggunakan PTKP menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
(15)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 60
Universitas Kristen Maranatha
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi PT S
Penulis memberikan saran kepada PT S untuk terus mengikuti perubahan yang terjadi dalam peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh pemerintah agar tidak salah dalam memotong besarnya PPh 21 pegawai tetap. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya, untuk mencari sampel penelitian dengan penghasilan yang besar sehingga dalam perhitungan pajaknya dapat menggunakan tarif pajak 15%, 25%, dan 30%.
(16)
61 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Antara. (2012). Pajak Sumbang 78,64 Persen Pendapatan Negara. Antara News, 30 Juli 2012 diakses dari http://www.antaranews.com/berita/324540/pajak-sumbang-7864-persen-pendapatan-negara pada tanggal 15 Oktober 2014. Astuti, Ima. (2011). Analisis Besarnya Pajak Penghasilan Terutang Akibat
Perubahan Regulasi Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laba Rugi Perusahaan (Studi Pada CV. Bagus Karya Di Sorowako). Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar.
Farnika, Novita Erawati. (2013). Analisis Penerimaan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar Setelah Pemberlakuan Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, hal. 1-17.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011, Penerbit C.V Andi Offset,
Yogyakarta.
Mulyono, Djoko. (2006). Akuntansi Pajak, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Ortax. (2013). UMP Naik, Pemerintah Bersiap Naikkan Batas PTKP Tahun 2014. Ortax, 4 November 2013 diakses dari
http://ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=13186&q=&hlm= pada tanggal 15 Oktober 2014.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 361/KMK.04/1998 Tentang Faktor Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 928/KMK.04/1993 Tentang Faktor Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Resmi, Siti. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus, Buku 1, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
(17)
DAFTAR PUSTAKA 62
Universitas Kristen Maranatha
Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1993 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Buku 1, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
(1)
BAB I PENDAHULUAN 4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul "Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan PMK No.162/PMK.011/2012."
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008?
2. Bagaimanakah perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012?
(2)
BAB I PENDAHULUAN 5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
2. Untuk mengetahui perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
3. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan PPh Pasal 21 menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan perhitungan PPh Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang perhitungan PPh Pasal 21 terhadap pegawai suatu perusahaan.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis di kemudian hari.
3. Bagi Pegawai
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi dan pengetahuan lebih dalam mengenai perhitungan PPh Pasal 21 kepada para pegawai yang menjadi Subjek pajak di sebuah perusahaan.
(3)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari sampel gaji pegawai tetap PT S tahun 2013 yang berjumlah 40 orang, jumlah PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 adalah sebesar Rp 44.723.930,00.
2. Dari sampel gaji pegawai tetap PT S tahun 2013 yang berjumlah 40 orang, jumlah PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PTKP menurut PMK No.162/PMK.011/2012 adalah sebesar Rp 27.109.580,00
3. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap besarnya PPh Pasal 21 yang dihitung menggunakan PTKP menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dengan besarnya PPh Pasal 21 yang dihitung menggunakan PTKP menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012.
(4)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 60
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi PT S
Penulis memberikan saran kepada PT S untuk terus mengikuti perubahan yang terjadi dalam peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh pemerintah agar tidak salah dalam memotong besarnya PPh 21 pegawai tetap. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya, untuk mencari sampel penelitian dengan penghasilan yang besar sehingga dalam perhitungan pajaknya dapat menggunakan tarif pajak 15%, 25%, dan 30%.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Antara. (2012). Pajak Sumbang 78,64 Persen Pendapatan Negara. Antara News, 30 Juli 2012 diakses dari http://www.antaranews.com/berita/324540/pajak-sumbang-7864-persen-pendapatan-negara pada tanggal 15 Oktober 2014. Astuti, Ima. (2011). Analisis Besarnya Pajak Penghasilan Terutang Akibat
Perubahan Regulasi Perpajakan Serta Pengaruhnya Terhadap Laba Rugi Perusahaan (Studi Pada CV. Bagus Karya Di Sorowako). Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar.
Farnika, Novita Erawati. (2013). Analisis Penerimaan Pajak Pada Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Wajib Pajak Besar Setelah Pemberlakuan Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak. Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, hal. 1-17.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 564/KMK.03/2004 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011, Penerbit C.V Andi Offset,
Yogyakarta.
Mulyono, Djoko. (2006). Akuntansi Pajak, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Ortax. (2013). UMP Naik, Pemerintah Bersiap Naikkan Batas PTKP Tahun 2014. Ortax, 4 November 2013 diakses dari
http://ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=13186&q=&hlm= pada tanggal 15 Oktober 2014.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.03/2005 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 Tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 361/KMK.04/1998 Tentang Faktor Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 928/KMK.04/1993 Tentang Faktor Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
(6)
DAFTAR PUSTAKA 62
Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1993 Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991.
Undang No. 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.
Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia, Buku 1, Edisi 10, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.