SENGKETA KAWASAN HUTAN CISALADAH DESA CIKALONG KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN ANTARA PIHAK PERHUTANI DAN AHLI WARIS DARI PENGGARAP DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PE.
SENGKETA KAWASAN HUTAN CISALADAH DESA CIKALONG
KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN ANTARA
PIHAK PERHUTANI DAN AHLI WARIS DARI PENGGARAP
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN
UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN
Suhasanah
1100110110072
Klaim kepemilikan tanah yang melibatkan Kawasan hutan terjadi di
Kawasan Hutan Cisaladah Kabupaten Pangandaran. Konflik yang terjadi di
kawasan hutan Cisaladah Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten
Pangandaran sementara berdasarkan administrasi kehutanan, lokasi lahan
yang menjadi sumber konflik tersebut berada di petak 19 a dan 20 a RPH
Ciamis, Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pangandaran, KPH
Ciamis. Tepatnya berada di Persil 159 dan persil 169 seluas 33 Hektar.
Tujuan penelitian untuk mengkaji dan mengetahui penggarapan yang
dilakukan masyarakat Desa Cikalong dalam menggarap hutan Cisaladah
yang dikuasai Perhutani. Serta untuk mengetahui dan memahami
penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh untuk tanah kawasan Hutan
Cisaladah.
Metode yang dipergunakan adalah metode pendekatan Yuridisnormatif yaitu ini penelitian terhadap asas-asas hukum, norma dan kaidahkaidah hukum. Tahap penelitian adalah penelitian kepustakaan terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier,
serta dengan melakukan penelitian lapangan, metode analisis data. yuridiskualitatif dengan melakukan analisis data hasil studi literature/kepustakaan
dan studi lapangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Cikalong telah
menggarap Kawasan Hutan Cisaladah sebelum Perhutani mengelola persil
159 dan 169, dapat dikatakan bahwa persil 159 dan 169 adalah tanah
dikuasai negara yang statusnya tanah terlantar dalam perlindungannya
dilindungi oleh negara. Dalam penyelesaian kasus sengketa kawasan
hutan Cisaladah dapat melalui Pengadilan, karena melalui Putusan
Pengadilan kedua belah pihak Perhutani dan Ahli waris dari penggarap
dapat membuktikan kepemilikan tanah. Untuk kawasan hutan Cisaladah
perlu dilaksanakan pemasangan permanen di lokasi Blok Karapyak,
Cisaladah oleh Tim Gabungan Kehutanan seperti Dinas Kehutanan, BKPH,
dan Perum Perhutani.
iv
KECAMATAN SIDAMULIH KABUPATEN PANGANDARAN ANTARA
PIHAK PERHUTANI DAN AHLI WARIS DARI PENGGARAP
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN
UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN
Suhasanah
1100110110072
Klaim kepemilikan tanah yang melibatkan Kawasan hutan terjadi di
Kawasan Hutan Cisaladah Kabupaten Pangandaran. Konflik yang terjadi di
kawasan hutan Cisaladah Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten
Pangandaran sementara berdasarkan administrasi kehutanan, lokasi lahan
yang menjadi sumber konflik tersebut berada di petak 19 a dan 20 a RPH
Ciamis, Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pangandaran, KPH
Ciamis. Tepatnya berada di Persil 159 dan persil 169 seluas 33 Hektar.
Tujuan penelitian untuk mengkaji dan mengetahui penggarapan yang
dilakukan masyarakat Desa Cikalong dalam menggarap hutan Cisaladah
yang dikuasai Perhutani. Serta untuk mengetahui dan memahami
penyelesaian sengketa yang dapat ditempuh untuk tanah kawasan Hutan
Cisaladah.
Metode yang dipergunakan adalah metode pendekatan Yuridisnormatif yaitu ini penelitian terhadap asas-asas hukum, norma dan kaidahkaidah hukum. Tahap penelitian adalah penelitian kepustakaan terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier,
serta dengan melakukan penelitian lapangan, metode analisis data. yuridiskualitatif dengan melakukan analisis data hasil studi literature/kepustakaan
dan studi lapangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Cikalong telah
menggarap Kawasan Hutan Cisaladah sebelum Perhutani mengelola persil
159 dan 169, dapat dikatakan bahwa persil 159 dan 169 adalah tanah
dikuasai negara yang statusnya tanah terlantar dalam perlindungannya
dilindungi oleh negara. Dalam penyelesaian kasus sengketa kawasan
hutan Cisaladah dapat melalui Pengadilan, karena melalui Putusan
Pengadilan kedua belah pihak Perhutani dan Ahli waris dari penggarap
dapat membuktikan kepemilikan tanah. Untuk kawasan hutan Cisaladah
perlu dilaksanakan pemasangan permanen di lokasi Blok Karapyak,
Cisaladah oleh Tim Gabungan Kehutanan seperti Dinas Kehutanan, BKPH,
dan Perum Perhutani.
iv