Pembuatan DRP (Disaster Recovery Plan) di LAPAN Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat tidak terlepas dari kemungkinan rusak, hilang atau tidak berfungsi dikarenakan terjadinya bencana. Untuk mengatasi efek dari terjadinya bencana, diperlukan sebuah Disaster Recovery Planning (DRP). Disaster Recovery Planning merupakan sekumpulan dokumen yang mendefinisikan setiap aktivitas, tindakan serta prosedur yang harus dilakukan segenap personel dalam sebuah organisasi untuk dapat menyelamatkan aset pada sektor teknologi informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Langkah-langkah penyusunan sebuah DRP didasarkan pada teori yang terdapat pada literatur yang dipilih. Studi kasus yang dipilih adalah LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung. DRP disusun dengan melihat profil organisasi secara keseluruhan, menentukan ruang lingkup dan batasan implementasi untuk DRP tersebut. Dukungan dari organisasi berupa data yang lengkap mengenai aset teknologi informasi yang dimiliki merupakan faktor pendukung suksesnya penyusunan DRP. Karena kurangnya informasi mengenai aset teknologi informasi yang dimiliki, masih terdapat kekurangan pada DRP yang telah disusun. Diharapkan agar kelak organisasi dapat melengkapi kekurangan pada DRP ini sehingga dapat melanjutkan proses bisnis organisasi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Although the digital technology development changes rapidly nowadays, it also gives other possibility such as damage, lost or dysfunctional because of disaster. Thats why, to face this disaster effect, DRP is needed. DRP consist of documents which define every activity, action and procedure that all organization members must do to save organization assets in information technology sector in that organization. The steps of composing a DRP based on theory in selection literatures. The chosen case study is Information Technology in Technical Guidance LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung. DRP was composed by reviewing the organization profile thoroughly; determine the data scope and implementation boundaries for the DRP. Organizations support consists of complete data about information technology asset which is the key success factor of DRP. Since the information of information technology asset is far from complete, the DRP has been composed has some insufficient also. Hopefully in the future the organization will provide the lack of data in this DRP to support the continuity of the organization business process.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

PRAKATA ... ... ... ... ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN ... ... ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... ... ... iii

ABSTRAK ... ... ... ... ... .... .... iv

ABSTRACT ... ... ... ... ... v

DAFTAR ISI ... ... ... ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ... ... .. viii

DAFTAR TABEL ... ... ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... ... ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... ... ... 2

I.2 Rumusan Masalah ... ... ... 3

I.3 Tujuan pembahasan ... ... ... 2

I.4 Ruang Lingkup Kajian ... ... ... 3

I.5 Sumber Data ... ... ... 3

I.6 Sistematika Penyajian ... ... ... 4

BAB II KAJIAN TEORI ... ... ... 5

II.1 Defenisi Disaster Recovery Plan ... ... 5

II.2 Mekanisme Disaster Recovery Plan Secara Umum ... 5

II.3 Strategi Backup dan Recovery Data ... ... 6

II.3.1 Offline Backup Solutions ... ... 7

II.3.2 Online Data Protection Solutions ... ... 9

II.4 Jenis-Jenis Proses Backup ... ... .. 10

BAB III ANALISIS DAN DOKUMENTASI PENELITIAN ... ... 14

III.1 Kedudukan LAPAN ... ... ... 10

III.1.1 Tugas Pokok ... ... ... 14

III.1.2 Fungsi ... ... ... 14

III.1.3 Kewenangan ... ... ... 15

III.1.4 Visi LAPAN ... ... ... 16

III.1.5 Misi LAPAN ... ... ... 16

III.1.6 Tujuan LAPAN ... ... ... 17

III.1.7 Sasaran Strategis dan Target Utama ... ... 18

III.2 Identifikasi Aset ... ... ... 20

III.2.1 Aset Personel LAPAN ... ... 20

III.2.2 Aset Fisik LAPAN ... ... ... 21

III.2.3 Aset Fasilitas dan Dokumen Aktivitas ... ... 24

III.3 Identifikasi Ancaman Bencana ... ... 30

III.3.1 Bencana Alam ... ... ... 30

III.3.2 Bencana Non-alam ... ... ... 30

III.3.3 Bencana Sosial ... ... ... 31

BAB IV EVALUASI PENELITIAN ... ... ... 32

IV.1Rencana Keadaan Darurat (Emergency Plan) ... ... 32

IV.2 Rencana Cadangan (Backup Plan) ... ... 45


(4)

Universitas Kristen Maranatha

IV.4 Rencana Pengujian (Test Plan) ... ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ... ... 60

V.I Simpulan ... ... ... 60

V.II Saran ... ... ... .... 61

. DAFTAR PUSTAKA ... ... ... .. 62


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Rencana Pengujian Control Bencana ... 55 Tabel 2. Rencana Pengujian Fasilitas Bencana ... 58


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Offline Backup Solutions ... ... ... 8

Gambar 2.Disk to-tape Deployment ... ... ... 9

Gambar 3.Disk-to-disk- to-tape Deployment ... 10

Gambar 4.Teleskoph Alpha dan Sunspot ... ... 25

Gambar 5.Grafik Pengamatan Matahari dengan Teleskop ... .. 26

Gambar 6.Sampah Antariksa, Badan Roket Cosmo dan Badan Satelit ... 26

Gambar 7.Geomagnet, Spektrum dan Data Geomagnet ... ... 27

Gambar 8.Geombang Radio pada Lapisan Ionosfer ... 28

Gambar 9.Propagasi Gelombang Radio ... 28


(7)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) adalah sebuah instansi pemerintah yang terdapat di kota Bandung. LAPAN Bandung merupakan bagian dari Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan yang membawahi : Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, dan Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa.

Bencana alam dan buatan manusia dapat terjadi. Kebakaran, banjir, tindakan kriminal serta kesalahan manusia (human error) dapat merusak sumber daya komputasi perusahaan. Banyak organisasi dibuat tidak berdaya, kehilangan kekuatan komputasi selama beberapa jam karena adanya bencana. Inilah alasan yang mendasari LAPAN mengembangkan prosedur pemulihan dari bencana (disaster recovery), serta mensahkannya sebagai rencana pemulihan dari bencana (disaster recovery plan, DRP). Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat tidak terlepas dari kemungkinan rusak, hilang atau tidak berfungsi dikarenakan terjadinya bencana. Untuk mengatasi efek dari terjadinya bencana, diperlukan sebuah Disaster Recovery Plan (DRP). Disaster Recovery Plan merupakan sekumpulan dokumen yang mendefinisikan setiap aktivitas, tindakan serta prosedur yang harus dilakukan segenap personel dalam sebuah organisasi untuk dapat menyelamatkan aset pada sektor teknologi informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Laporan ini menyusun sebuah DRP berdasarkan situasi pada sebuah studi kasus. Langkah-langkah penyusunan sebuah DRP didasarkan pada teori yang terdapat pada literatur yang dipilih.


(8)

2

Universitas Kristen Maranatha Studi kasus yang dipilih adalah LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung. DRP disusun dengan melihat profil LAPAN secara keseluruhan, menentukan ruang lingkup dan batasan implementasi untuk DRP tersebut. Dukungan dari LAPAN berupa data yang lengkap mengenai aset teknologi informasi yang dimiliki merupakan faktor pendukung suksesnya penyusunan DRP.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan pokok yang akan dibahas yaitu Bagaimana membuat DRP untuk mengurangi kerugian saat terjadi bencana. Karyawan mana yang akan berpartisipasi dalam pemulihan dari bencana, serta apa tugas mereka nantinya; hardware, software dan fasilitas apa yang akan digunakan; serta prioritas tindakan yang akan dilakukan.

I.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan untuk membuat Disaster Recovery Plan, secara spesifik mengidentifikasi faktor-faktor rencana perbaikan dan pencegahan terhadap bencana, untuk melindungi sumber daya manusia di LAPAN, termasuk aset IT dan sistem informasi, data-data penting dan fasilitas


(9)

3

Universitas Kristen Maranatha Ruang lingkup tidak hanya terbatas pada hilangnya data dan sumber informasi, tetapi juga kematian dari pekerja yang sangat diandalkan, kebakaran yang terjadi pada pusat operasi, dll. Ruang lingkup yaitu terbatas pada penanganan: 1. Pemilihan karyawan mana yang akan berpartisipasi dalam pemulihan dari

bencana, serta apa tugas mereka nantinya; hardware, software dan fasilitas apa yang akan digunakan; serta prioritas aplikasi yang akan diproses.

2. Kesepakatan dengan instansi lain untuk menggunakan fasilitas alternatif, sebagai lokasi pemulihan dari bencana, dan penyimpanan di luar kantor. Dengan demikian DRP mengurangi kebingungan yang terjadi saat ada bencana dan meningkatkan kemampuan LAPAN saat menghadapi keadaan krisis.

I.5 Sumber Data

1. Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang dituju mengenai proses bisnis (kegiatan operasional) yang berjalan di LAPAN.

b. Wawancara

Berkomunikasi langsung dengan kepala bagian dan pegawai LAPAN untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.

c. Studi literatur/kepustakaan

Melakukan pencarian bahan atau pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Bahan diambil dari beberapa buku, ebook,


(10)

4

Universitas Kristen Maranatha artikel, maupun bahan dari internet. Hasil dari studi literatur tersebut kemudian dipraktekkan melalui penanganan bencana di LAPAN.

I.6 Sistematika Penyajian

Secara garis besar, laporan ini terdiri dari beberapa bab dan dibuat dengan sistematika sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Pembahasan, Ruang Lingkup Kajian, Sumber Data dan Sistematika Penyajian.

2. BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini membahas tentang dasar atau kajian teori yang digunakan dalam penyusunan laporan.

3. BAB III ANALISIS DAN DOKUMENTASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjabaran dari setiap manfaat yang dibuat terhadap pembuatan Disaster Recovery Plan.

4. BAB IV EVALUASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil yang dicapai dari yang telah dirumuskan sebelum pembuatan laporan.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas tentang simpulan dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya, serta saran sebagai tindak lanjut dari simpulan.


(11)

60

Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

V.1 SIMPULAN

Dari bab-bab sebelumnya ditarik kesimpulan bahwa pembuatan Disaster Recovery Plan (DRP) dapat :

1. Memperbaiki sistem pengamanan aset-aset penting di LAPAN, dengan menspesifikasikan pegawai mana yang akan berpartisipasi sebelum, selama dan sesudah bencana.

2. Mengurangi resiko bencana yang terjadi akibat kesalahan pegawai, oleh pihak dalam maupun kerja sama dengan instansi lainnya.

3. Memperbaiki manajemen penanganan bencana di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung.

V.2 SARAN

Dengan adanya disaster recovery plan sebagai pedoman untuk menghadapi bencana, maka LAPAN dapat menghadapi situasi krisis akibat bencana dengan percaya diri dan terarah. Untuk hasil yang lebih baik ke depannya, maka saran pengembangan pembuatan Disaster Recovery Plan yaitu :

1. Melakukan pengauditan terhadap emergency plan, backup plan, recovery plan dan test plan. Sehingga program disaster recovery plan dapat terus diterapkan di LAPAN.

2. Pembuatan aplikasi disaster recovery plan, untuk mengontrol jalannya pelaksanaan setiap proses plan DRP.


(12)

62

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

a. Susan Snedaker (2007). Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. b. Manurung, Yunita, C. (2007). Penyusunan Rencana Penanggulangan

Bencana (Disaster Recovery Planning) Pada Sektor Teknologi Informasi. (Studi Kasus : Teknologi Informasi di Sub Dinas Bina Teknik Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua). Retrieved Mei 14, 2010, from ITB Central Library. c. Tugas Pokok&Fungsi, Visi&Misi dan Program Kerja LAPAN (Lembaga dan

Penerbangan Antariksa Nasional). Retrieved Mei 15, 2010, from http://www.lapan.co.id

d. Kelompok 121M IKI-83408T MTI UI. Business Continuity Plan & Disaster

Recovery Plan. Retrieved Juni 3, 2010, from

http://www.google/bcpanddrp.com

e. Ryan, Gusti, N (2009). Tips Membangun Disaster Recovery Plan Server

System. Retrieved Juni 5, 2010, from http://www.google/tipsmembuatdrp.htm

f. Rahmadi, Agung. SIP (2010). Instalasi Fire Hydrant System. Retrieved Juni


(1)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) adalah sebuah instansi pemerintah yang terdapat di kota Bandung. LAPAN Bandung merupakan bagian dari Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan yang membawahi : Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim, dan Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa.

Bencana alam dan buatan manusia dapat terjadi. Kebakaran, banjir, tindakan kriminal serta kesalahan manusia (human error) dapat merusak sumber daya komputasi perusahaan. Banyak organisasi dibuat tidak berdaya, kehilangan kekuatan komputasi selama beberapa jam karena adanya bencana. Inilah alasan yang mendasari LAPAN mengembangkan prosedur pemulihan dari bencana (disaster recovery), serta mensahkannya sebagai rencana pemulihan dari bencana (disaster recovery plan, DRP). Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat tidak terlepas dari kemungkinan rusak, hilang atau tidak berfungsi dikarenakan terjadinya bencana. Untuk mengatasi efek dari terjadinya bencana, diperlukan sebuah Disaster Recovery Plan (DRP). Disaster Recovery Plan merupakan sekumpulan dokumen yang mendefinisikan setiap aktivitas, tindakan serta prosedur yang harus dilakukan segenap personel dalam sebuah organisasi untuk dapat menyelamatkan aset pada sektor teknologi informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Laporan ini menyusun sebuah DRP berdasarkan situasi pada sebuah studi kasus. Langkah-langkah penyusunan sebuah DRP didasarkan pada teori yang terdapat pada literatur yang dipilih.


(2)

2

Universitas Kristen Maranatha

Studi kasus yang dipilih adalah LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung. DRP disusun dengan melihat profil LAPAN secara keseluruhan, menentukan ruang lingkup dan batasan implementasi untuk DRP tersebut. Dukungan dari LAPAN berupa data yang lengkap mengenai aset teknologi informasi yang dimiliki merupakan faktor pendukung suksesnya penyusunan DRP.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka permasalahan pokok yang akan dibahas yaitu Bagaimana membuat DRP untuk mengurangi kerugian saat terjadi bencana. Karyawan mana yang akan berpartisipasi dalam pemulihan dari bencana, serta apa tugas mereka nantinya;

hardware, software dan fasilitas apa yang akan digunakan; serta prioritas tindakan yang akan dilakukan.

I.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan untuk membuat Disaster Recovery Plan, secara spesifik mengidentifikasi faktor-faktor rencana perbaikan dan pencegahan terhadap bencana, untuk melindungi sumber daya manusia di LAPAN, termasuk aset IT dan sistem informasi, data-data penting dan fasilitas


(3)

3

Universitas Kristen Maranatha

Ruang lingkup tidak hanya terbatas pada hilangnya data dan sumber informasi, tetapi juga kematian dari pekerja yang sangat diandalkan, kebakaran yang terjadi pada pusat operasi, dll. Ruang lingkup yaitu terbatas pada penanganan: 1. Pemilihan karyawan mana yang akan berpartisipasi dalam pemulihan dari

bencana, serta apa tugas mereka nantinya; hardware, software dan fasilitas apa yang akan digunakan; serta prioritas aplikasi yang akan diproses.

2. Kesepakatan dengan instansi lain untuk menggunakan fasilitas alternatif, sebagai lokasi pemulihan dari bencana, dan penyimpanan di luar kantor. Dengan demikian DRP mengurangi kebingungan yang terjadi saat ada bencana dan meningkatkan kemampuan LAPAN saat menghadapi keadaan krisis.

I.5 Sumber Data

1. Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang dituju mengenai proses bisnis (kegiatan operasional) yang berjalan di LAPAN.

b. Wawancara

Berkomunikasi langsung dengan kepala bagian dan pegawai LAPAN untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.

c. Studi literatur/kepustakaan

Melakukan pencarian bahan atau pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Bahan diambil dari beberapa buku, ebook,


(4)

4

Universitas Kristen Maranatha

artikel, maupun bahan dari internet. Hasil dari studi literatur tersebut kemudian dipraktekkan melalui penanganan bencana di LAPAN.

I.6 Sistematika Penyajian

Secara garis besar, laporan ini terdiri dari beberapa bab dan dibuat dengan sistematika sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Pembahasan, Ruang Lingkup Kajian, Sumber Data dan Sistematika Penyajian.

2. BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini membahas tentang dasar atau kajian teori yang digunakan dalam penyusunan laporan.

3. BAB III ANALISIS DAN DOKUMENTASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjabaran dari setiap manfaat yang dibuat terhadap pembuatan Disaster Recovery Plan.

4. BAB IV EVALUASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil yang dicapai dari yang telah dirumuskan sebelum pembuatan laporan.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahas tentang simpulan dari hasil pembahasan bab-bab sebelumnya, serta saran sebagai tindak lanjut dari simpulan.


(5)

60

Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

V.1 SIMPULAN

Dari bab-bab sebelumnya ditarik kesimpulan bahwa pembuatan Disaster Recovery Plan (DRP) dapat :

1. Memperbaiki sistem pengamanan aset-aset penting di LAPAN, dengan menspesifikasikan pegawai mana yang akan berpartisipasi sebelum, selama dan sesudah bencana.

2. Mengurangi resiko bencana yang terjadi akibat kesalahan pegawai, oleh pihak dalam maupun kerja sama dengan instansi lainnya.

3. Memperbaiki manajemen penanganan bencana di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Bandung.

V.2 SARAN

Dengan adanya disaster recovery plan sebagai pedoman untuk menghadapi bencana, maka LAPAN dapat menghadapi situasi krisis akibat bencana dengan percaya diri dan terarah. Untuk hasil yang lebih baik ke depannya, maka saran pengembangan pembuatan Disaster Recovery Plan yaitu :

1. Melakukan pengauditan terhadap emergency plan, backup plan, recovery plan dan test plan. Sehingga program disaster recovery plan dapat terus diterapkan di LAPAN.

2. Pembuatan aplikasi disaster recovery plan, untuk mengontrol jalannya pelaksanaan setiap proses plan DRP.


(6)

62

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

a. Susan Snedaker (2007). Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. b. Manurung, Yunita, C. (2007). Penyusunan Rencana Penanggulangan

Bencana (Disaster Recovery Planning) Pada Sektor Teknologi Informasi. (Studi Kasus : Teknologi Informasi di Sub Dinas Bina Teknik Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Papua). Retrieved Mei 14, 2010, from ITB Central Library. c. Tugas Pokok&Fungsi, Visi&Misi dan Program Kerja LAPAN (Lembaga dan

Penerbangan Antariksa Nasional). Retrieved Mei 15, 2010, from

http://www.lapan.co.id

d. Kelompok 121M IKI-83408T MTI UI. Business Continuity Plan & Disaster Recovery Plan. Retrieved Juni 3, 2010, from

http://www.google/bcpanddrp.com

e. Ryan, Gusti, N (2009). Tips Membangun Disaster Recovery Plan Server System. Retrieved Juni 5, 2010, from http://www.google/tipsmembuatdrp.htm

f. Rahmadi, Agung. SIP (2010). Instalasi Fire Hydrant System. Retrieved Juni 10, 2010, from http://www.google/firehydrantsystem.com