Studi tentang konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan program pengembangan konsep diri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 1
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN PROGRAM PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
Marselina Juniati
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan survei yang
dimaksudkan untuk (1) mengungkap seberapa positif konsep diri siswa kelas VII
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, dan (2) menyusun usulan
program yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
mengembangkan konsep dirinya.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah responden sebanyak 79 siswa. Semua siswa

menjadi responden. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen
penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta dengan 58 pernyataan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian
berdasarkan kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasarkan distribusi normal
dengan metode kategorisasi jenjang (ordinal) dengan lima jenjang, yaitu: sangat
positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan tidak positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 siswa (5,06%) memiliki konsep
diri yang sangat positif, 69 siswa (87,43%) memiliki siswa konsep diri yang positif, 6
siswa (7,6%) memiliki konsep diri yang cukup positif, tidak ada siswa (0%) memiliki
konsep diri yang kurang positif, dan tidak ada siswa (0%) memiliki konsep diri yang
tidak positif. Peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 memiliki konsep diri yang positif
(tinggi). Peneliti membuat usulan program pengembangan konsep diri berdasarkan
item yang menunjukkan kurang positifnya konsep diri siswa.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDY OF THE SELF-CONCEPT STUDENTS OF THE SEVEN GRADE
STUDENTS AT BOPKRI 1 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN
2013/2014 ACADEMIC YEAR AND THE IMPLICATIONS OF THE
PROPOSED DEVELOPMENT PROGRAM FOR SELF-CONCEPT
By
Marselina Juniati
Sanata Dharma University
2014
This research is a descriptive quantitative survey is intended to (1) reveal how
positive self-concept of students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior
High School Yogyakarta in 2013/2014 academic year, and (2) to make
recommendations appropriate guidance program to help students of the seven grade
students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta developed the concept itself.
The population of this research is the seven grade students at BOPKRI 1

Junior High School Yogyakarta in 2013/2014 academic year with respondents of 79
students. The research instrument is a questionnaire that revealed the self-concept of
students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta in
2013/2014 academic year with 58 statements . Type of questionnaire used is enclosed
questionnaire . The data analysis technique used is the categorization of self-concept
of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta in
2013/2014 academic year based Azwar criteria. Categorization compiled based on a
normal distribution with the methods of categorization levels (ordinal) with five
levels, namely: very positive, positive, fairly positive, less positive, and positive.
The results showed that 4 students (5.06%) have very positive self-concept,
69 students (87.43%) students have positive self-concept, 6 students (7.6%) have
fairly positive self-concept, no student (0%) have both less positive self-concept, and
no students (0%) have much less positive self-concept. The researchers concluded
that the majority of students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High
School Yogyakarta in 2013/2014 academic year have positive self-concept.
Researchers create self-concept proposed development program based on items that
show less positive self-concept of students.

ix


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP
BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM
PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Marselina Juniati
NIM : 091114043


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP
BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM
PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh :
Marselina Juniati
NIM : 091114043

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Yesus Kristus dan Bunda Maria
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
Dosen Pembimbingku : Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A
Keluargaku : Bapak Stefanus Lusi,
Ibu Paula Darsiyah,
Laurentia Juliani,
Dominikus Suprianto Lusi,
Dionisius Richardo Lusi, dan
Gemma Algani Lusi.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Motto

“Saudara-saudara, jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu menderita, maka itu
adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus
pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya
kamu mengikuti jejak-Nya.” (I Kis 2:20b-21)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Juni 2014
Penulis

Marselina Juniati

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama
Nomor Mahasiswa

: Marselina Juniati
: 091114043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 1
YOGYAKARTA

TAHUN

AJARAN

2013/2014

DAN

IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN PROGRAM PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam

bentuk

media

lain,

mengelolanya

dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 19 Juni 2014
Yang menyatakan,

Marselina Juniati

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
STUDI TENTANG KONSEP DIRI SISWA KELAS VII SMP BOPKRI 1
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN PROGRAM PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
Marselina Juniati
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan survei yang
dimaksudkan untuk (1) mengungkap seberapa positif konsep diri siswa kelas VII
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014, dan (2) menyusun usulan
program yang sesuai untuk membantu siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
mengembangkan konsep dirinya.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah responden sebanyak 79 siswa. Semua siswa
menjadi responden. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian populasi. Instrumen
penelitian berupa kuesioner yang mengungkap konsep diri siswa kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta dengan 58 pernyataan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian
berdasarkan kriteria Azwar. Kategorisasi disusun berdasarkan distribusi normal
dengan metode kategorisasi jenjang (ordinal) dengan lima jenjang, yaitu: sangat
positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan tidak positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 siswa (5,06%) memiliki konsep
diri yang sangat positif, 69 siswa (87,43%) memiliki siswa konsep diri yang positif, 6
siswa (7,6%) memiliki konsep diri yang cukup positif, tidak ada siswa (0%) memiliki
konsep diri yang kurang positif, dan tidak ada siswa (0%) memiliki konsep diri yang
tidak positif. Peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 memiliki konsep diri yang positif
(tinggi). Peneliti membuat usulan program pengembangan konsep diri berdasarkan
item yang menunjukkan kurang positifnya konsep diri siswa.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
STUDY OF THE SELF-CONCEPT STUDENTS OF THE SEVEN GRADE
STUDENTS AT BOPKRI 1 JUNIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN
2013/2014 ACADEMIC YEAR AND THE IMPLICATIONS OF THE
PROPOSED DEVELOPMENT PROGRAM FOR SELF-CONCEPT
By
Marselina Juniati
Sanata Dharma University
2014
This research is a descriptive quantitative survey is intended to (1) reveal how
positive self-concept of students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior
High School Yogyakarta in 2013/2014 academic year, and (2) to make
recommendations appropriate guidance program to help students of the seven grade
students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta developed the concept itself.
The population of this research is the seven grade students at BOPKRI 1
Junior High School Yogyakarta in 2013/2014 academic year with respondents of 79
students. The research instrument is a questionnaire that revealed the self-concept of
students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta in
2013/2014 academic year with 58 statements . Type of questionnaire used is enclosed
questionnaire . The data analysis technique used is the categorization of self-concept
of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High School Yogyakarta in
2013/2014 academic year based Azwar criteria. Categorization compiled based on a
normal distribution with the methods of categorization levels (ordinal) with five
levels, namely: very positive, positive, fairly positive, less positive, and positive.
The results showed that 4 students (5.06%) have very positive self-concept,
69 students (87.43%) students have positive self-concept, 6 students (7.6%) have
fairly positive self-concept, no student (0%) have both less positive self-concept, and
no students (0%) have much less positive self-concept. The researchers concluded
that the majority of students of the seven grade students at BOPKRI 1 Junior High
School Yogyakarta in 2013/2014 academic year have positive self-concept.
Researchers create self-concept proposed development program based on items that
show less positive self-concept of students.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh
karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. R. H. Dj. Sinurat, M. A. selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh
kesabaran dan penuh perhatian memberikan motivasi dan meluangkan waktu
untuk mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi.
3. Dra. Sukami selaku Kepala Sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah
memberikan izin dan mendampingi penulis saat uji coba dan pengambilan data.
4. Y. Arief Susilo selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP BOPKRI 1
Yogyakarta.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Bapak dan Ibu guru serta seluruh karyawan SMP BOPKRI 1 Yogyakarta atas
dukungan dan bantuan serta kebersamaan selama penulis melakukan uji coba dan
pengambilan data.
6. Siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah bersedia meluangkan
waktu dan menjadi responden dalam melaksanakan uji coba dan pengambilan
data.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh
hati sehingga berguna bagi bekal hidup.
8. Karyawan sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta: Stefanus Priyatmoko atas pelayanan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluargaku: Bapak Stefanus Lusi, Ibu Paula Darsiyah, Laurentia Juliani,
Dominikus Suprianto Lusi, Dionisius Richardo Lusi, dan Gemma Algani Lusi
yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, harapan, dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Orang terdekatku Nupik Wahyu Widagdo, yang telah memberikan dukungan,
motivasi, nasehat, serta doa demi lancarnya penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku terkasih: Lambertus Karapa, Ninda Hapsari Putri, Galih
Sukmara Jati, Rudolfus Angga, Michael Theodore, yang telah memberikan
dukungan, motivasi, nasehat, serta doa demi kelancaran penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 atas
dukungan dan perhatiannya.
Akihirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan Bimbingan
dan Konseling.

Yogyakarta, 19 Juni 2014

Marselina Juniati

x ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
HALAMAN MOTTO.............................................................. ..............
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................
ABSTRAK................................................................................................
ABSTRACT..............................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
E. Definisi Operasional..............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Penggolongan Konsep Diri .........................
1. Pengertian Konsep Diri............................................. ...
2. Penggolongan Konsep Diri....................................... ...
a. Konsep Diri Positif (Tinggi).....................................
3. Konsep Diri Negatif (Rendah) ....................... .............
B. Perkembangan Konsep Diri Remaja ....................................
C. Tinjauan Hasil Penelitian Lain yang Relevan...…………....
D. Program Pengembangan Konsep Diri ..................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................
B. Subjek Penelitian..................................................................
C. Instrumen Penelitian..............................................................
1. Penentuan Skor......................................................... ...
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.......................... ..
xiii

Halaman
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
1
4
4
5
6
7
7
10
10
14
17
20
21
23
23
24
27
28

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Validitas Instrumen........................................ .......
b. Reliabilitas Instrumen..................................... ......
D. Teknik Pengumpulan Data.....................................................
1. Tahap Persiapan.......................................................... .
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data...................... .
E. Teknik Analisis Data..............................................................
BAB BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN
PROGRAM PENGEMBANGAN KONSEP DIRI
A. Hasil Penelitian ....................................................................
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
C. Usulan Program Pengembangan Konsep Diri.......................
1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun
Program............................................ ............................
a. Sasaran Intervensi.......................................... .......
b. Kompetensi Guru BK/Pendamping............... .......
c. Evaluasi Program Pengembangan
Konsep Diri... ........................................................
2. Program Pengembangan Konsep Diri....................... ...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................

x iv

28
29
31
31
32
33

35
37
40
40
40
40
41
43
60
60
62
65

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 .....................................
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Kepositifan Konsep Diri
Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2013/2014 ................................................................................
Tabel 3 : Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas .........................................
Tabel 4 : Kategori Konsep Diri Siswa Kelas VII SMP BOPKRI
1 Yogyakarta ...........................................................................
Tabel 5 : Konsep Diri Siswa Kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2013/2014 ........................................................
Tabel 6 : Item-item Kuesioner yang Menunjukkan Bahwa Konsep Diri
Siswa Hanya Cukup Positif...……………………………....
Tabel 7: Usulan Program Pengembangan Konsep Diri .........................

xv

24

25
30
34
36
44
45

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

: Kuesioner Konsep Diri Siswa Kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 .......
: Hasil Perhitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas ......
: Tabulasi Penelitian .......................................................
: Surat Ijin Penelitian......................................................

xvi

65
69
73
85

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja dikenal sebagai masa pencarian jati diri dan merupakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Ali & Asrori,
2005: 9). Tahap ini dimulai dari usia 10/11 tahun sampai dengan 25 tahun.
Seseorang dianggap sebagai remaja, sejak individu yang bersangkutan
mengalami kematangan seksual sampai individu tersebut dianggap relatif
mandiri. Transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja melibatkan
sejumlah perubahan seperti perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007: 22).
Perubahan-perubahan tersebut terkadang dapat membuat remaja tidak
nyaman. Ketidaknyamanan yang dialami dapat membuat remaja
cenderung bersikap menyendiri atau agresif. Sikap-sikap tersebut dapat
berawal dari pikiran dan perasaan mereka yang negatif terhadap diri
mereka sendiri. Pikiran dan perasaan remaja yang negatif dan yang positif
terhadap diri mereka sendiri akan mempengaruhi konsep diri remaja.
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Hurlock, 2005: 58).
Konsep diri berasal dan berakar pada pengalaman masa kanak-kanak dan
berkembang terutama sebagai akibat dari hubungan remaja dengan
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

lingkungan sekitarnya. Cara orang lain memperlakukan remaja turut
membentuk pandangan remaja yang bersangkutan tentang dirinya sebagai
seorang pribadi.
Konsep diri adalah faktor yang selalu berkembang. Konsep diri bukan
merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang
dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan
dengan orang lain.
Konsep diri merupakan inti dari kepribadian dan merupakan modal
penting dalam menjalin pergaulan dengan orang lain. Oleh sebab itu, para
remaja perlu diberi program untuk mengembangkan konsep diri yang
positif.
Peneliti memilih SMP BOPKRI 1 Yogyakarta sebagai tempat
penelitian dikarenakan peneliti pernah melakukan studi kasus di sekolah
tersebut. Dari pengalaman itu timbul kesan bahwa sebagian besar siswa di
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki konsep diri yang negatif. Selain itu
peneliti juga mendapat informasi dari guru BK bahwa sebagian besar
siswa di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki konsep diri yang negatif.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman satu angkatan peneliti yang
dulu pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Sekolah
Menengah Pertama (PPL SMP) di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, juga
menimbulkan kesan bahwa sebagian besar siswa di SMP BOPKRI 1
Yogyakarta memiliki konsep diri yang negatif. Hal ini bisa dilihat dari
sikap dan perilaku mereka sehari-hari, seperti kurang percaya diri, kurang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

bisa mengungkapkan pendapat dengan baik, dan kurang asertif. Hanya
anak-anak tertentu yang berani jika diminta untuk mengemukakan
pendapat, memimpin doa, menjadi ketua atau pemimpin.
Alasan-alasan di atas semakin menguatkan peneliti untuk melakukan
penelitian berkaitan dengan konsep diri siswa di SMP BOPKRI 1
Yogyakarta karena menurut Kemendiknas (Kementerian Pendidikan
Nasional) konsep diri yang ideal adalah konsep diri yang positif. Hal ini
bertentangan dengan kesan peneliti yang menangkap konsep diri siswa di
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta cenderung negatif. Dan hal itu ingin
dibuktikan peneliti melalui penelitian ini.
Peneliti memilih mengambil subjek kelas VII dikarenakan kelas VII
merupakan kelas awal memasuki jenjang pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama setelah siswa menyelesaikan studinya di Sekolah
Dasar. Siswa kelas VII di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta telah memasuki
semester ke II berarti mereka sudah lama menjadi bagian dari SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta dan telah mengalami berbagai pengalaman yang
mempengaruhi konsep diri mereka. Siswa yang memasuki jenjang kelas
VII merupakan siswa yang mengalami masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa remaja. Pada masa ini biasanya siswa mengalami
kebingungan dalam mencari dan menemukan identitas dirinya, termasuk
dalam hal mengembangkan konsep diri (Ali & Asrori, 2005: 10).
Mengingat pentingnya konsep diri dan peranannya dalam kehidupan
remaja terutama siswa kelas VII yang bersekolah di SMP BOPKRI 1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Yogyakarta, lewat penelitian ini peneliti ingin mengetahui dan
membuktikan seberapa positif konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI
1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengetahui seberapa
positif konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, dapat
disusun pula program pengembangan konsep diri yang sesuai untuk
mengembangkan konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Seberapa positif konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014?
2. Usulan

program

bimbingan

manakah

yang

sesuai

untuk

mengembangkan konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui seberapa konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.
2. Menyusun

usulan

program

bimbingan

yang

sesuai

untuk

mengembangkan konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran mengenai konsep diri siswa pada
jenjang SMP sebagai bahan kajian bagi para pendidik dan
pengembang kepribadian khususnya calon-calon konselor sekolah.
2. Manfaat Praktis
a.

Bagi guru BK
Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai seberapa

positif konsep diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
tahun ajaran 2013/2014 dan menjadi bahan pertimbangan dalam
menetukan bahan pendampingan bagi siswa SMP BOPKRI 1
Yogyakarta.
b.

Bagi peneliti sebagai calon konselor
1) Penelitian ini merupakan kesempatan untuk berlatih
meneliti dan menyusun karya ilmiah tentang konsep diri.
2) Penelitian ini dapat memberikan bekal ilmiah bagi peneliti
sebagai calon konselor atau guru BK.

c.

Bagi peneliti lain
Peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai sumber inspirasi atau bahan pembanding apabila ingin
mengembangkan penelitian serupa ataupun yang berkaitan
dengan tema ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

E. Definisi Operasional
1. Konsep Diri
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan
dan penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri, seperti yang
dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakankan. Konsep
diri yang dimaksud dalam skripsi ini tampak dari atau diperlihatkan
oleh skor total siswa dalam menjawab alat pengumpul data yang
digunakan.
2. Siswa Kelas VII
Siswa kelas VII yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para
remaja kelas VII yang bersekolah di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
yang berusia 12-15 tahun, pada tahun ajaran 2013/2014.
3. SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta adalah salah satu Sekolah Menengah
Pertama swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikelola
oleh yayasan BOPKRI, yang beralamat di Jalan Mas Suharto no. 48
Yogyakarta, telpon (0274) 563189.
4. Program Pengembangan Konsep Diri
Program pengembangan konsep diri merupakan suatu rangkaian
materi/topik bimbingan tentang pengembangan konsep diri yang
terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu
tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan hasil kajian pustaka tentang pengertian konsep
diri, penggolongan konsep diri, perkembangan konsep diri remaja, dan
program pengembangan konsep diri.
A. Pengertian dan Penggolongan Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Sejak kecil individu telah dipengaruhi dan dibentuk oleh berbagai
pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain,
terutama dengan orang-orang terdekat, maupun yang didapatkan dalam
peristiwa-peristiwa kehidupan. Sejarah individu dari masa lalu dapat
membuat dirinya memandang diri lebih baik atau lebih buruk dari
kenyataan sebenarnya (Centi, 1993). Cara pandang seseorang terhadap
dirinya adalah konsep dirinya. Konsep diri mempengaruhi perilaku,
kemampuan berpikir dan keberhasilan belajar seseorang.
Hurlock (2005: 58) memberikan pengertian konsep diri sebagai
keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan seseorang
tentang dirinya sendiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang
dikemukakan Djaali (2007: 109) yang mengartikan konsep diri sebagai
pandangan seseorang tentang dirinya sendiri mengenai apa yang ia ketahui
dan ia rasakan tentang perasaannya, serta bagaimana perilaku itu
berpengaruh terhadap orang lain. Menurut Centi (1993: 3) konsep diri
terdiri dari bagaimana seseorang melihat diri sendiri sebagai pribadi,
7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

bagaimana seseorang merasa tentang diri sendiri dan bagaimana seseorang
menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan Burns (1993: 66) mengatakan konsep diri dapat dipandang
sebagai seperangkat sikap-sikap terhadap diri dan penghargaan diri atau
evaluasi diri. Sikap adalah kecenderungan seseorang dalam bereaksi atau
melakukan tindakan terhadap suatu objek tertentu. Sikap terdiri dari
kemampuan kognitif dan kemampuan afektif. Demikian pula konsep diri
sebagai seperangkat sikap terhadap diri terdiri dari komponen kognitif,
komponen afektif, dan evaluasi diri.
Komponen

kognitif

merupakan

pengetahuan

seseorang

untuk

mempresepsikan keadaan dirinya atau dikatakan sebagai gambaran
seseorang tentang keadaan dirinya sendiri. Keadaan diri sebagai yang
gemuk, kurus, berkulit putih, berkulit hitam dapat menimbulkan pelepasan
secara emosional dan evaluasi diri. Komponen afektif merupakan seberapa
kuat seseorang merasakan bermacam segi perasaannya.
Evaluasi diri merupakan tingkatan saat seseorang merasa positif
maupun

negatif

mengenai

karakteristik-karakteristik

yang

khusus

mengenai dirinya (Burns, 1993: 15). Evaluasi diri tersebut memberi
kecenderungan bagi seseorang untuk memberikan respon ataupun
bertingkah laku. Setiap orang tidak dilahirkan dengan konsep diri.
Pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh peristiwa belajar dan
pengalaman, terutama yang berhubungan dengan dirinya, seperti harga
diri, kegagalan/kesuksesan yang dicapai (Surakhmad, 1980: 40).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Sikap dan perilaku orang lain terhadap dirinya akan sangat
mempengaruhi seseorang dalam menilai dan memandang dirinya. Jadi dari
beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri
merupakan kombinasi dari yang dilihat seseorang tentang diri (citra diri),
seberapa kuat seseorang merasakan bermacam segi perasaannya (intensitas
afektif), apakah seseorang mempunyai pendapat menyenangkan atau tidak
menyenagkan tentang dirinya (evaluasi diri) dan apa yang kemungkinan
besar diperbuat seseorang di dalam memberi respon kepada evaluasi
tentang dirinya (Burns, 1993: 73-74).
Menurut Gunawan (2003: 19) konsep diri terdiri dari tiga macam yaitu
diri ideal (self ideal), citra diri (self image), dan harga diri (self esteem).
Diri ideal (self ideal) menentukan arah perkembangan diri dan
pertumbuhan karakter serta kepribadian dirinya sendiri, citra diri (self
image) adalah cara orang melihat dirinya sendiri dan berpikir mengenai
dirinya sekarang atau saat ini, dan harga diri (self esteem) adalah
kecenderungan untuk memandang dirinya sendiri sebagai pribadi yang
mampu dan memiliki daya upaya dalam menghadapi tantangan-tantangan
hidup yang mendasar dan layak untuk hidup bahagia.
Dari semua pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa konsep
diri

adalah

keseluruhan

gambaran,

pandangan,

keyakinan,

dan

penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri yang didapat melalui
pengalaman, baik pengalaman yang positif atau menyenangkan dan
pengalaman yang negatif atau kurang menyenangkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

2. Penggolongan Konsep Diri
Penggolongan konsep diri secara umum menurut Burns (1993: 234)
digolongkan sebagai berikut:
a. Konsep diri positif (tinggi)
Konsep diri positif

bersinonim dengan evaluasi diri positif,

penghargaan diri positif, perasaan harga diri positif, dan
penerimaan diri positif. Memiliki konsep diri positif yaitu jika
seseorang mampu menerima, menghargai, dan menilai keadaan diri
apa adanya secara positif dan orang lain menerima, menilai, dan
memandang dirinya secara positif pula (Burns, 1993: 234). Senada
dengan pernyataan di atas, jika kita diterima orang lain, dihormati
dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung
bersikap menghormati dan menerima diri kita (Rakhmat, 2005:
101).
Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif selalu
berusaha untuk menilai dan menerima keadaan dirinya apa adanya,
cenderung berpikir positif, optimis, tidak mudah menyerah atau
putus asa. Konsep diri yang positif terbentuk karena adanya kasih
sayang, penerimaan dan penghargaan yang berpengaruh dalam
hidupnya. Orang yang memiliki konsep diri yang positif adalah
orang yang tahu betul keadaan dirinya, dapat memahami dan
menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang
dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

dan dapat menerima keberadaan orang lain. Orang yang memiliki
konsep diri yang positif akan dapat merancang tujuan-tujuan yang
sesuai dengan realitas dan keadaan dirinya sendiri, yaitu tujuan
yang kemungkinan besar dapat dicapai, sesuai dengan keadaan diri
dan kemampuan yang dimilikinya.
Orang yang memiliki konsep diri yang positif ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut (Rakhmat, 2005: 105-106):
1) Individu yakin akan kemampuannya untuk mengatasi masalah.
Artinya jika individu merasa memiliki kemampuan untuk
mengatasi masalah, maka masalah apapun yang dihadapi pada
akhirnya individu mampu mengatasinya bahkan saat individu
menghadapi

kegagalan

atau

kemunduran.

Kemampuan-

kemampuan yang perlu dimiliki individu untuk mengatasi
masalah (Staf Yayasan Cipta Loka Caraka, 1989: 149) yaitu:
bersikap tenang dan objektif, mempertimbangkan untung rugi
atau akibat-akibat yang akan ditimbulkan, bersikap kreatif dan
luwes, bersikap optimis.
a) Bersikap tenang dan objektif
Hindari mengatasi masalah dengan terburu-buru dalam
keadaan bingung atau perasaan terganggu. Seorang remaja
sering membiarkan perasaan mengaburkan pertimbangan
akal sehat, maka sebaiknya untuk sementara remaja

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

melepaskan diri dari persoalan guna memikirkannya
dengan lebih tenang dan objektif.
b) Mempertimbangkan untung rugi atau akibat-akibat yang
akan ditimbulkan
Telitilah berbagai cara pemecahan, misalnya berapa
banyak waktu yang digunakan untuk menimbang-nimbang
pemecahan berdasarkan pada penting tidaknya masalah itu
serta memperhitungkan akibat-akibat yang baik dan yang
akan datang.
c) Bersikap kreatif dan luwes
Masalah-masalah yang dihadapi mungkin menuntut
pemecahan baru serta kreatif. Jangan selalu menggunakan
cara yang itu-itu saja dalam menghadapi tantangan hidup.
Bersikap luwes berarti berani mengadakan penyesuaianpenyesuaian yang perlu dalam sepanjang kehidupan. Jika
individu bersikeras dan tetap berpegang pada satu
pandangan atau rencana yang tidak jalan, individu akan
kehilangan kesempatan untuk berkreasi dalam mengatasi
masalah-masalahnya. Maka diharapkan individu bersikap
luwes, mau menggunakan alternatif lain dalam pemecahan
masalah-masalahnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

d) Bersikap optimis
Individu yang bersikap optimis apabila individu tidak
mundur karena kehilangan motivasi dan akan melakukan
sesuatu dalam menghadapi masalah-masalahnya. Individu
yang bersikap optimis juga akan berpikir bahwa masalah
yang dihadapi mampu diselesaikan. Sebaliknya, individu
yang bersikap pesimis apabila individu menyerah pada
keadaan dan menanggapi masalah-masalahnya dengan
tidak wajar.
2) Individu merasa sama dengan orang lain, individu tidak
menganggap dirinya lebih positif/negatif dari orang lain. Ia
tidak menganggap dirinya lebih berharga dari pada orang lain
dan mengusahakan agar setiap orang tidak dirugikan tetapi
mengusahakan agar kedua belah pihak sama-sama, meskipun
terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang
budaya atau sikap yang dimiliki orang lain.
3) Individu tidak merasa malu menerima pujian. Individu dapat
menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah.
4) Individu dapat mengaku pada orang lain bahwa ia mampu
merasakan berbagai dorongan dan keinginan, dari perasaan
marah

sampai

cinta,

perasaan

sedih

sampai

bahagia,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

kekecewaan yang mendalam sampai kepuasan yang mendalam
pula.
5) Individu mampu memperbaiki diri karena ia menyadari hal-hal
yang negatif dalam dirinya dan berusaha mengubahnya. Halhal negatif dalam diri individu turut menetukan konsep diri
negatif atau positif individu. Individu membutuhkan bantuan
dan informasi dari orang lain dan tidak sungkan mengatakan
hal-hal negatif dalam diri kepada orang lain dan berusaha
mengubah hal-hal negatif menjadi hal-hal yang positif.
Demikaian juga sebaliknya, jika orang lain membutuhkan
bantuan ia akan membantunya.
b. Konsep diri negatif (rendah)
Konsep diri negatif dapat disamakan dengan evaluasi diri
negatif, membenci diri, perasaan negatif, dan tidak adanya perasaan
menghargai sebagai pribadi dan menerima diri (Burns, 1993: 234).
Konsep diri negatif/rendah dapat terbentuk jika seseorang tidak
menyukai keadaan dirinya dan pesimis untuk menjadi pribadi yang
diidam-idamkan orang lain. Bila orangtua, guru, dan teman-teman
sebayanya memperolok-olok, mengkritik mengenai tingkah laku
seseorang ataupun keadaan fisiknya, maka penghargaan terhadap
diri atau harga dirinya kecil kemungkinan muncul (Burns, 1993:
234). Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Sinurat (2003:
2) bahwa konsep diri negatif akan terbentuk jika seseorang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

direndahkan, diremehkan, dipermalukan, dan ditolak oleh tokohtokoh yang signifikan/berpengaruh dalam hidupnya misalnya,
orang tua, guru, dan teman sebaya.
Menurut Centi (1993: 26) konsep diri yang negatif mendorong
kita untuk membuat perbandingan negatif dengan orang lain,
membuat kita cenderung memusatkan perhatian pada yang negatifnegatif pada diri kita, menciptakan ingatan yang pilih-pilih, yang
meneguhkan perasaan diri tak berharga, menciptakan sikap
memihak dalam pandangan kita mengenai apa yang terjadi pada
diri kita dan cenderung membawa kita kepada kegagalan.
Centi (1993: 26-32) mengemukakan beberapa pengaruh/akibat
konsep diri yang negatif dalam hidup kita, antara lain:
1) Konsep diri yang negatif membuat kita cenderung memusatkan
perhatian pada yang negatif dalam diri kita.
2) Konsep diri yang negatif mendorong kita untuk membuat
perbandingan negatif dengan orang lain.
3) Konsep diri yang negatif menciptakan ingatan yang pilih-pilih,
selektif, yang meneguhkan perasaan diri tak berharga.
4) Konsep diri yang negatif menciptakan sikap memihak dalam
pandangan kita mengenai apa yang terjdai pada diri kita.
5) Konsep diri yang negatif cenderung membawa kita pada
kegagalan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

Orang yang memiliki konsep diri yang negatif, ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut (Rakhmat, 2005: 105-106):
1) Individu peka terhadap kritikan. Individu ini sangat tidak tahan
terhadap kritikan yang diterimanya, mudah marah atau naik
pitam. Koreksi/penilaian terhadap dirinya seringkali dipersepsi
sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
2) Responsif sekali terhadap pujian meskipun individu berpurapura

menghindari

pujian,

individu

tidak

dapat

menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian
apapun.
3) Bersikap hiperkritis. Individu selalu mengeluh, mencela atau
meremehkan apa pun dan siapa pun, merasa tidak pandai dan
tidak

sanggup

mengungkapkan

penghargaan/pengakuan

kelebihan orang lain.
4) Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Individu merasa
tidak diperhatikan karena individu bereaksi pada orang lain
sebagai musuh sehingga tidak dapat menciptakan kehangatan
dan keakraban persahabatan.
5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam
keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam
prestasi. Individu merasa tidak berdaya melawan persaingan
yang merugikan dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

B. Perkembangan Konsep Diri Remaja
Konsep diri berkembang seiring dengan pertumbuhan yang dialami
oleh individu. Menurut Gunarso (1986: 236) begitu banyak perubahan
yang terjadi pada seorang anak ketika usianya mulai memasuki masa
remaja. Masa remaja merupakan saat yang penuh dengan berbagai macam
perubahan dan terkadang merupakan masa yang tersulit dalam kehidupan
sebelum memasuki masa dewasa.
Masa remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa (Ali & Asrori, 2005: 9). Tahap ini dimulai dari usia
10/11 tahun sampai dengan 25 tahun. Istilah masa remaja atau adolesensi
berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh
menjadi dewasa”. Istilah

adolesensi yang dipergunakan saat ini

mempunyai arti yang cukup luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 2005: 206).
Seseorang dianggap sebagai remaja, sejak individu yang bersangkutan
mengalami kematangan seksual sampai individu tersebut dianggap relatif
mandiri. Transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja melibatkan
sejumlah perubahan seperti perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional (Santrock, 2007: 22).
Perubahan-perubahan tersebut terkadang dapat membuat remaja tidak
nyaman. Ketidaknyamanan yang dialami dapat membuat remaja
cenderung bersikap menyendiri atau agresif. Sikap-sikap tersebut dapat
berawal dari pikiran dan perasaan mereka yang negatif terhadap diri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

mereka sendiri. Pikiran dan perasaan remaja yang negatif dan yang positif
terhadap diri mereka sendiri akan mempengaruhi konsep diri remaja.
Konsep diri adalah keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan seseorang tentang dirinya sendiri (Hurlock, 2005: 58).
Konsep diri berasal dan berakar pada pengalaman masa kanak-kanak dan
berkembang terutama sebagai akibat dari hubungan remaja dengan
lingkungan sekitarnya. Cara orang lain memperlakukan remaja turut
membentuk pandangan remaja yang bersangkutan tentang dirinya sebagai
seorang pribadi.
Konsep diri dapat digolongkan menjadi dua yaitu, konsep diri positif
(tinggi) dan konsep diri negatif (rendah). Remaja yang memiliki konsep
diri positif mampu berperilaku positif terhadap segala permasalahan yang
dihadapinya, bahkan akan terhindar dari kecemasan, mempunyai
kepercayaan diri, mampu berinteraksi secara memuaskan dengan orang
lain. Sedangkan remaja yang mempunyai konsep diri yang negatif
cenderung mempunyai pengetahuan yang negatif tentang dirinya,
mempunyai pengharapan yang tidak realistis dan menilai dirinya dengan
rendah, bahkan dapat meremehkan dan menolak dirinya.
Hurlock (2005: 238) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan
inti dari kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi perilakunya. Jika
konsep diri positif, anak akan mengembangkan sikap positif seperti
memiliki kepercayaan diri yang tinggi, harga diri yang tinggi, asertivitas
yang tinggi dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

sehingga akan menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik.
Sebaliknya apabila konsep diri negatif, anak akan mengembangkan sikap
negatif seperti kurang percaya diri, tidak berani berbicara di depan umum,
memiliki asertivitas yang rendah, dan kurang memiliki kemampuan untuk
melihat dirinya secara realistis, sehingga menumbuhkan penyesuaian
pribadi dan sosial yang buruk.
Konsep diri juga dikatakan berperan dalam perilaku individu karena
seluruh

sikap

dan

pandangan

individu

terhadap

dirinya

akan

mempengaruhi individu tersebut dalam menafsirkan setiap aspek
pengalaman-pengalamannya. Suatu kejadian akan ditafsirkan secara
berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain, karena
masing-masing individu mempunyai pandangan dan sikap berbeda
terhadap diri mereka. Tafsiran-tafsiran individu terhadap sesuatu peristiwa
banyak dipengaruhi oleh sikap dan pandangan individu terhadap dirinya
sendiri. Tafsiran negatif terhadap pengalaman disebabkan oleh pandangan
dan sikap negatif terhadap dirinya sendiri, begitu pula sebaliknya.
Selanjutnya konsep diri dikatakan berperan dalam menentukan perilaku
karena konsep diri menentukan pengharapan individu. Menurut beberapa
ahli, pengharapan ini merupakan inti dari konsep diri. Pengharapan
merupakan tujuan, cita-cita individu yang selalu ingin dicapainya demi
tercapainya keseimbangan batin yang menyenangkan.
Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Misalnya bila seorang individu
berpikir bahwa dia bodoh, dia akan benar-benar menjadi bodoh.
Sebaliknya apabila individu yang bersangkutan merasa bahwa dia
memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apapun
yang dihadapinya pada akhirnya dapat diatasi. Ini karena individu tersebut
berusaha hidup sesuai dengan label yang diletakkan pada dirinya. Dengan
kata lain sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada
kualitas konsep diri seseorang, positif atau negatif (Rakhmat, 2005: 104).
Konsep diri adalah faktor yang selalu berkembang. Konsep diri bukan
merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang
dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Begitu pula dengan konsep diri remaja yang terbentuk
melalui pengalamannya dalam berhubungan dengan orang lain.
C. Tinjauan Hasil Penelitian Lain yang Relevan
Raimundawati (2005) mengadakan penelitian tentang deskripsi tingkat
konsep diri siswa kelas II SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun
ajaran 2004/2005 dan impilakasinya terhadap usulan program bimbingan
klasikal. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas II SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
tahun ajaran 2004/2005. Jumlah seluruh populasi adalah 63 siswa. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh
penulis dengan memodifikasi kuesioner skala penilaian konsep diri yang
disusun oleh Pasao. Teknik analisis data yang digunakan adalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

penggolongan tingkat konsep diri berdasarkan Penilaian Acuan Patokan
(PAP) tipe I.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa kelas II SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta tahun ajaran
2004/2005 memiliki konsep diri yang kurang tinggi.
Yoga (2013) mengadakan penelitian tentang konsep diri siswa-siswi
kelas XI SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan
impilakasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal untuk
meningkatkan konsep diri siswa. Jenis penelitiannya adalah penelitian
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Sang Timur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh populasi adalah 31
siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang
disusun oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah
pengkategorisasian konsep diri siswa kelas XI SMA Sang Timur
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan kriteria Azwar. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi kelas XI
SMA Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 memiliki konsep
diri yang positif.
D. Program Pengembangan Konsep Diri
Program

bimbingan

merupakan

suatu

rangkaian

materi/topik

bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode
waktu tertentu (Winkel dan Hastuti, 2006: 91). Suatu program bimbingan
dapat disusun berdasarkan suatu kerangka berpikir tertentu dan pola dasar
p