Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Lactobacillus casei strain Shirota Pada Produk Susu Fermentasi.
ABSTRAK
Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kualitas Lactobacillus casei strain Shirota.
pada Produk Susu Fermentasi
Maude Renata
Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si
Liessyana, dr.
Susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota berguna untuk
mempertahankan kesehatan tubuh manusia. Untuk menjaga kualitas bakteri ini
diperlukan suhu penyimpanan yang benar, tetapi ada beberapa penjual yang tidak
menyimpan produk ini pada suhu penyimpanan yang benar. Sehubungan dengan
hal ini, telah dilakukan penelitian terhadap kualitas hidup Lactobacillus casei
strain Shirota yang dishpan pada 0°C-10°C dan dishpan pada suhu ruang yang
terdapat dalam susu yang dishpan sampai batas kadaluarsanya. Susu fermentasi
yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota (inokulum) ditanam pada
susu murni (medium) lalu diinkubasi, setelah itu pH susu diukur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa inokulum yang disimpan pada 0°C-10°C menghasilkan susu
asam dengan pH yang lebih rendah dibandingkan dengan inokulum yang
disimpan pada suhu ruang. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpukan
bahwa susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang dishpan
pada suhu 0°C-10°C mempunyai kualitas yang lebih baik daripada susu yang
mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang disimpan pada suhu ruang
(t = -8, p 0,05).
Kata kunci : Lactobacillus casei strain Shirota, suhu penyimpanan, batas
kadaluarsa
ABSTRACT
The Effect of Storage Temperature on The Quality of Lactobacillus casei
strain Shirota in Fermented Milk Product
Maude Renata
Tutor: Philips Onggowidjaja, S. Si, M.Si.
Liessyana, dr.
Milk which contains Lactobacillus casei strain Shirota is good to maintain
human's health. To keep the quality of this bacterium, we need to keep it in
storage temperature, but there are some sellers who do not do this. Based on this
fact, the research has been done with milk with Lactobacillus casei Shirota strain
which was kept at
and at room temperature until the expired date. This
milk (inoculums) was inoculated into pasteurised milk (medium), the milk was
incubated, then the pH was measured. The result showed that the inoculums
which was kept at
resulted in a lower pH of milk than the inoculums
kept at room temperature. It can be concluded that the milk with Lactobacillus
casei strain Shirota which was kept at
has better quality than the milk
kept at room temperature (t = -8, p
Key words :Lactobacillus casei strain Shirota, storage temperature, expired date
V
DAFTAR ISI
Halaman
1
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA
iii
ABSTRAK
iv
V
ABSTRACT
vi
PRAKATA
Viii
DAFTAR ISI
X
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka pemikiran
1.6. Metodologi
1.7. Lokasi dan Waktu
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pencernaan dan Mikroflora Usus
5
2.2. Bakteri Asam Laktat
7
2.3. Lactobacillus casei strain Shirota
8
10
2.4. Susu Fermentasi
2.4.1. Susu Bulgaricus
11
2.4.2. Susu Acidophilus
11
Viii
2.4.3. Yogurt
11
2.4.4. Taette
12
2.4.5. Kumiss
12
2.4.6. Susu Kefir
12
2.5. Manfaat Susu Asam
13
2.6. Pengaruh Penyimpanan pada Kualitas Susu
14
BAB 3. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
3.1. Alat dan Bahan
16
3.2. Cara Kerja Penelitian
16
3.2.1. Persiapan Pembuatan Susu Asam
17
3.2.2. Pembuatan Susu Asam
17
3.2.3. Pengamatan pH
19
3.2.4. Pengolahan Data
19
BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
20
BAB 5. KESIMPULAN DAN S A R A N
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
32
ix
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel 4.1. Perubahan pH Susu yang telah Diinokulasi dengan Susu Fermentasi 20
X
DAFTARGRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Perubahan pH Susu yang telah Diinokulasi dengan Susu Fermentasi 21
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1. Cara Kerja Umum
17
xii
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Pembuatan Susu Asam
18
Gambar 3.2. Pengukuran pH Susu
19
DAFTARLAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A. HASIL STUDI PENDAHULUAN
26
LAMPIRAN B. KERUSAKAN pada SUSU
27
LAMPIRAN C. PENGOLAHAN DATA dengan MENGGUNAKAN UJI T
31
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam traktus gastrointestinal manusia, terdapat kurang lebih 400 macam
mikroorganisme.
Mikroorganisme ini ada yang patogen dan ada juga yang
nonpatogen. Mikroflora yang nonpatogen ini disebut juga flora normal. Bila
jumlah bakteri patogen dalam usus lebih banyak daripada bakteri nonpatogen,
maka bakteri patogen ini akan menurunkan jumlah populasi bakteri nonpatogen,
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia.
Gangguan keseimbangan
mikroflora pada usus manusia dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
pertumbuhan berlebih bakteri patogen, bakteri oportunistik, jamur, parasit, virus,
higiene yang jelek, banyak mengkonsumsi makanan manis dan berkarbohidrat
tinggi, banyak minum minuman yang beralkohol, alergi makanan, obat-obatan
tertentu, sering menggunakan antibiotik, sering terkena radiasi, pembedahan, luka
fisik, stres berlebuh, toksin, pengaruh lingkungan. dan faktor genetik.(Internet-2)
Gangguan keseimbangan pada traktus gastrointestinal mengakibatkan infeksi
saluran cerna. Menurut rekam medis yang didapat dari Departemen Kesehatan
Bandung jumlah kasus infeksi saluran cerna baru yang berobat di rumah sakit
pada tahun 2000, yaitu 58.174 kasus (75,82%). Ada 2 cara untuk mengurangi
infeksi saluran cerna ini ,yaitu cara probiotik dan prebiotik.
Lactobacillus merupakan bakteri Gram positif berbentuk basil, yang banyak
Lactobacillus, merupakan bakteri
digunakan dalam industri makanan.
nonpatogen, termasuk bakteri asam laktat, dan dapat menekan pertumbuhan
bakteri patogen, sehingga kesehatan konsumen dapat djaga. Lactobacillus casei
strain Shirota, salah satu dari spesies Lactobacillus, telah dikembangkan sehingga
1
2
dapat bertahan hingga usus kecil dalam keadaan hidup, walaupun terkena asam
lambung (HCl) dan empedu.(AnonymousAsia 21)
Susu fermentasi yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota berguna
untuk meningkatkan kesehatan tubuh manusia. Lactobacillus casei strain Shirota
dapat
menjaga keseimbangan flora usus, membantu menormalkan gerakan
peristaltik usus, mengurangi zat-zat yang dapat merusak yang dihasilkan oleh
bakteri patogen. Suhu penyimpanan untuk minuman kesehatan ini adalah pada
suhu 0°C-10°C. Tetapi, tidak semua penjual susu fermentasi ini menyimpannya
pada suhu
sehingga timbul pertanyaan bagaimana pengaruh suhu
penyimpanan terhadap kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota (kualitas
inokulum) yang terdapat pada susu fermentasi “Y” yang disimpan pada suhu
ruang?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas
antara
Lactobacillus pada susu fermentasi “Y” yang disimpan pada suhu ruang dengan
yang dishpan pada 0°C- 10°C sampai batas tanggal kadaluarsanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pH susu yang
diinokulasi dengan susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang
dishpan pada suhu ruang dan pada suhu 0°C- 10°C sampai batas kadaluarsanya.
3
1.4. Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada distributor,
penjual, dan konsumen mengenai cara penyimpanan susu fementasi “Y”.
1.5. Kerangka Pemikiran
Masa kadaluarsa susu fermentasi ini 40 hari (Dian, pers.com.), dihitung dari
tanggal dimulainya produksi, asalkan suhu penyimpanannya 0°C-10°C. Bila susu
fermentasi ini tidak disimpan pada suhu
melainkan dishpan pada suhu
ruang, kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota yang terdapat pada
susu fermentasi tersebut akan terpengaruh. Bila Lactobacillus casei strain Shirota
yang terdapat pada susu fermentasi ini hidup maka Lactobacillus casei strain
Shirota ini akan mengubah susu menjadi asam. Hal ini bisa dilihat dari penurunan
pH susu. Bila Lactobacillus casei strain Shirota ini mati, maka pH susu tidak
akan berubah. Di lapangan, ada penjaja susu fermentasi “Y” yang menyimpan
produk ini begitu saja (tidak memenuhi syarat penyimpanan yang baik). Dari hal
tersebut, dapat disusun hipotesis, sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan nyata antara kualitas inokulum (susu fermentasi “Y”)
yang dishpan pada suhu ruang dan yang dishpan pada suhu 0°C- 10°C.
Ada perbedaan nyata antara kualitas inokulum (susu fermentasi “Y”) yang
dishpan pada suhu ruang dan yang dishpan pada suhu 0°C-10°C.
4
1.6. Metodologi
Penelitian ini bersifat eksperimental murni. Sebagian sampel dishpan pada
suhu
sebagian lagi pada suhu ruang selama 34 hari (batas kadaluarsa
produk yang dibeli). Susu-susu tersebut dijadikan inokulum. Perubahan pH pada
susu dicatat setelah inkubasi 12 jam (LAMPIRAN A).
Data dianalisis
menggunakan uji t.
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di rumah dengan alamat jalan Setramurni, mulai bulan
Mei sampai dengan Desembar 2001.
BAB 5
KESIMPULAN DAN S A R A N
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kemampuan inokulum untuk menghasilkan susu asam, susu
fermentasi “Y” yang dishpan pada suhu 0°C-10°C sampai batas kadaluarsanya
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan susu fermentasi “Y” yang
dishpan pada suhu ruang sampai batas kadaluarsanya (Ho ditolak).
5.2. Saran
Para distributor, penjual dan konsumen disarankan untuk menyimpan susu
fermentasi yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota pada suhu 0°C10°C. Konsumen juga disarankan untuk tidak membeli susu fermentasi yang
mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang tidak disimpan pada suhu
0°C- 10°C karena mungkm manfaatnya sudah berkurang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agus.2001 .Konsep Prebiotik(artikel Harian Umum Kompas).Jakarta.
Alcarno, E. 1994.Fundamentals of
Benjamin/CummingsPublishing Company, Inc.
edition.New York.: The
Anonymous. 1996. Asia 21(brosur). Jakarta: P.T. Yakult Indonesia Persada
Frazier,W. C.1958.Food Microbiology.New York.. :McGraw-Hill Book
Company,Inc.
Linquist, J. 1998.General Overview of The Lactic Acid Bacteria.
Madison.University of Winconsin.
Weiser,H.H.,Mountney,G. J.,Gould,W.A. 1971.Practical Food Microbiology and
Technology.Connecticut.:The Avi Publishing Company,Inc.
Internet-1:
http://content. health.msn.
Internet-2:
http://www. lef.org/
Internet-3:
http://www.vrp.
htm
Internet-4:
htm
Internet-5 :
httP://www.metchnikof€',co.nz/yogh.html
Internet-6:
http ://www.yakult .com.au/edu 1.htm
Internet-7:
http://www.lifestar.
html
Internet-8:
14-w.html
24
Internet-9:
http
Dna2z.
html
Internet- 10:
http://www.
html.
Internet-1 1 :
http://www.Isic.ucla.edu/
Internet-12:
http:
horizonpress.
html
Internet-13:
http:l/www.
25
Pengaruh Suhu Penyimpanan terhadap Kualitas Lactobacillus casei strain Shirota.
pada Produk Susu Fermentasi
Maude Renata
Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si
Liessyana, dr.
Susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota berguna untuk
mempertahankan kesehatan tubuh manusia. Untuk menjaga kualitas bakteri ini
diperlukan suhu penyimpanan yang benar, tetapi ada beberapa penjual yang tidak
menyimpan produk ini pada suhu penyimpanan yang benar. Sehubungan dengan
hal ini, telah dilakukan penelitian terhadap kualitas hidup Lactobacillus casei
strain Shirota yang dishpan pada 0°C-10°C dan dishpan pada suhu ruang yang
terdapat dalam susu yang dishpan sampai batas kadaluarsanya. Susu fermentasi
yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota (inokulum) ditanam pada
susu murni (medium) lalu diinkubasi, setelah itu pH susu diukur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa inokulum yang disimpan pada 0°C-10°C menghasilkan susu
asam dengan pH yang lebih rendah dibandingkan dengan inokulum yang
disimpan pada suhu ruang. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpukan
bahwa susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang dishpan
pada suhu 0°C-10°C mempunyai kualitas yang lebih baik daripada susu yang
mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang disimpan pada suhu ruang
(t = -8, p 0,05).
Kata kunci : Lactobacillus casei strain Shirota, suhu penyimpanan, batas
kadaluarsa
ABSTRACT
The Effect of Storage Temperature on The Quality of Lactobacillus casei
strain Shirota in Fermented Milk Product
Maude Renata
Tutor: Philips Onggowidjaja, S. Si, M.Si.
Liessyana, dr.
Milk which contains Lactobacillus casei strain Shirota is good to maintain
human's health. To keep the quality of this bacterium, we need to keep it in
storage temperature, but there are some sellers who do not do this. Based on this
fact, the research has been done with milk with Lactobacillus casei Shirota strain
which was kept at
and at room temperature until the expired date. This
milk (inoculums) was inoculated into pasteurised milk (medium), the milk was
incubated, then the pH was measured. The result showed that the inoculums
which was kept at
resulted in a lower pH of milk than the inoculums
kept at room temperature. It can be concluded that the milk with Lactobacillus
casei strain Shirota which was kept at
has better quality than the milk
kept at room temperature (t = -8, p
Key words :Lactobacillus casei strain Shirota, storage temperature, expired date
V
DAFTAR ISI
Halaman
1
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA
iii
ABSTRAK
iv
V
ABSTRACT
vi
PRAKATA
Viii
DAFTAR ISI
X
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka pemikiran
1.6. Metodologi
1.7. Lokasi dan Waktu
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pencernaan dan Mikroflora Usus
5
2.2. Bakteri Asam Laktat
7
2.3. Lactobacillus casei strain Shirota
8
10
2.4. Susu Fermentasi
2.4.1. Susu Bulgaricus
11
2.4.2. Susu Acidophilus
11
Viii
2.4.3. Yogurt
11
2.4.4. Taette
12
2.4.5. Kumiss
12
2.4.6. Susu Kefir
12
2.5. Manfaat Susu Asam
13
2.6. Pengaruh Penyimpanan pada Kualitas Susu
14
BAB 3. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
3.1. Alat dan Bahan
16
3.2. Cara Kerja Penelitian
16
3.2.1. Persiapan Pembuatan Susu Asam
17
3.2.2. Pembuatan Susu Asam
17
3.2.3. Pengamatan pH
19
3.2.4. Pengolahan Data
19
BAB 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
20
BAB 5. KESIMPULAN DAN S A R A N
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
32
ix
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel 4.1. Perubahan pH Susu yang telah Diinokulasi dengan Susu Fermentasi 20
X
DAFTARGRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Perubahan pH Susu yang telah Diinokulasi dengan Susu Fermentasi 21
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1. Cara Kerja Umum
17
xii
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Pembuatan Susu Asam
18
Gambar 3.2. Pengukuran pH Susu
19
DAFTARLAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A. HASIL STUDI PENDAHULUAN
26
LAMPIRAN B. KERUSAKAN pada SUSU
27
LAMPIRAN C. PENGOLAHAN DATA dengan MENGGUNAKAN UJI T
31
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam traktus gastrointestinal manusia, terdapat kurang lebih 400 macam
mikroorganisme.
Mikroorganisme ini ada yang patogen dan ada juga yang
nonpatogen. Mikroflora yang nonpatogen ini disebut juga flora normal. Bila
jumlah bakteri patogen dalam usus lebih banyak daripada bakteri nonpatogen,
maka bakteri patogen ini akan menurunkan jumlah populasi bakteri nonpatogen,
sehingga menimbulkan penyakit pada manusia.
Gangguan keseimbangan
mikroflora pada usus manusia dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
pertumbuhan berlebih bakteri patogen, bakteri oportunistik, jamur, parasit, virus,
higiene yang jelek, banyak mengkonsumsi makanan manis dan berkarbohidrat
tinggi, banyak minum minuman yang beralkohol, alergi makanan, obat-obatan
tertentu, sering menggunakan antibiotik, sering terkena radiasi, pembedahan, luka
fisik, stres berlebuh, toksin, pengaruh lingkungan. dan faktor genetik.(Internet-2)
Gangguan keseimbangan pada traktus gastrointestinal mengakibatkan infeksi
saluran cerna. Menurut rekam medis yang didapat dari Departemen Kesehatan
Bandung jumlah kasus infeksi saluran cerna baru yang berobat di rumah sakit
pada tahun 2000, yaitu 58.174 kasus (75,82%). Ada 2 cara untuk mengurangi
infeksi saluran cerna ini ,yaitu cara probiotik dan prebiotik.
Lactobacillus merupakan bakteri Gram positif berbentuk basil, yang banyak
Lactobacillus, merupakan bakteri
digunakan dalam industri makanan.
nonpatogen, termasuk bakteri asam laktat, dan dapat menekan pertumbuhan
bakteri patogen, sehingga kesehatan konsumen dapat djaga. Lactobacillus casei
strain Shirota, salah satu dari spesies Lactobacillus, telah dikembangkan sehingga
1
2
dapat bertahan hingga usus kecil dalam keadaan hidup, walaupun terkena asam
lambung (HCl) dan empedu.(AnonymousAsia 21)
Susu fermentasi yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota berguna
untuk meningkatkan kesehatan tubuh manusia. Lactobacillus casei strain Shirota
dapat
menjaga keseimbangan flora usus, membantu menormalkan gerakan
peristaltik usus, mengurangi zat-zat yang dapat merusak yang dihasilkan oleh
bakteri patogen. Suhu penyimpanan untuk minuman kesehatan ini adalah pada
suhu 0°C-10°C. Tetapi, tidak semua penjual susu fermentasi ini menyimpannya
pada suhu
sehingga timbul pertanyaan bagaimana pengaruh suhu
penyimpanan terhadap kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Bagaimana kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota (kualitas
inokulum) yang terdapat pada susu fermentasi “Y” yang disimpan pada suhu
ruang?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kualitas
antara
Lactobacillus pada susu fermentasi “Y” yang disimpan pada suhu ruang dengan
yang dishpan pada 0°C- 10°C sampai batas tanggal kadaluarsanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pH susu yang
diinokulasi dengan susu yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang
dishpan pada suhu ruang dan pada suhu 0°C- 10°C sampai batas kadaluarsanya.
3
1.4. Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada distributor,
penjual, dan konsumen mengenai cara penyimpanan susu fementasi “Y”.
1.5. Kerangka Pemikiran
Masa kadaluarsa susu fermentasi ini 40 hari (Dian, pers.com.), dihitung dari
tanggal dimulainya produksi, asalkan suhu penyimpanannya 0°C-10°C. Bila susu
fermentasi ini tidak disimpan pada suhu
melainkan dishpan pada suhu
ruang, kelangsungan hidup Lactobacillus casei strain Shirota yang terdapat pada
susu fermentasi tersebut akan terpengaruh. Bila Lactobacillus casei strain Shirota
yang terdapat pada susu fermentasi ini hidup maka Lactobacillus casei strain
Shirota ini akan mengubah susu menjadi asam. Hal ini bisa dilihat dari penurunan
pH susu. Bila Lactobacillus casei strain Shirota ini mati, maka pH susu tidak
akan berubah. Di lapangan, ada penjaja susu fermentasi “Y” yang menyimpan
produk ini begitu saja (tidak memenuhi syarat penyimpanan yang baik). Dari hal
tersebut, dapat disusun hipotesis, sebagai berikut:
Tidak ada perbedaan nyata antara kualitas inokulum (susu fermentasi “Y”)
yang dishpan pada suhu ruang dan yang dishpan pada suhu 0°C- 10°C.
Ada perbedaan nyata antara kualitas inokulum (susu fermentasi “Y”) yang
dishpan pada suhu ruang dan yang dishpan pada suhu 0°C-10°C.
4
1.6. Metodologi
Penelitian ini bersifat eksperimental murni. Sebagian sampel dishpan pada
suhu
sebagian lagi pada suhu ruang selama 34 hari (batas kadaluarsa
produk yang dibeli). Susu-susu tersebut dijadikan inokulum. Perubahan pH pada
susu dicatat setelah inkubasi 12 jam (LAMPIRAN A).
Data dianalisis
menggunakan uji t.
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di rumah dengan alamat jalan Setramurni, mulai bulan
Mei sampai dengan Desembar 2001.
BAB 5
KESIMPULAN DAN S A R A N
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kemampuan inokulum untuk menghasilkan susu asam, susu
fermentasi “Y” yang dishpan pada suhu 0°C-10°C sampai batas kadaluarsanya
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan susu fermentasi “Y” yang
dishpan pada suhu ruang sampai batas kadaluarsanya (Ho ditolak).
5.2. Saran
Para distributor, penjual dan konsumen disarankan untuk menyimpan susu
fermentasi yang mengandung Lactobacillus casei strain Shirota pada suhu 0°C10°C. Konsumen juga disarankan untuk tidak membeli susu fermentasi yang
mengandung Lactobacillus casei strain Shirota yang tidak disimpan pada suhu
0°C- 10°C karena mungkm manfaatnya sudah berkurang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Agus.2001 .Konsep Prebiotik(artikel Harian Umum Kompas).Jakarta.
Alcarno, E. 1994.Fundamentals of
Benjamin/CummingsPublishing Company, Inc.
edition.New York.: The
Anonymous. 1996. Asia 21(brosur). Jakarta: P.T. Yakult Indonesia Persada
Frazier,W. C.1958.Food Microbiology.New York.. :McGraw-Hill Book
Company,Inc.
Linquist, J. 1998.General Overview of The Lactic Acid Bacteria.
Madison.University of Winconsin.
Weiser,H.H.,Mountney,G. J.,Gould,W.A. 1971.Practical Food Microbiology and
Technology.Connecticut.:The Avi Publishing Company,Inc.
Internet-1:
http://content. health.msn.
Internet-2:
http://www. lef.org/
Internet-3:
http://www.vrp.
htm
Internet-4:
htm
Internet-5 :
httP://www.metchnikof€',co.nz/yogh.html
Internet-6:
http ://www.yakult .com.au/edu 1.htm
Internet-7:
http://www.lifestar.
html
Internet-8:
14-w.html
24
Internet-9:
http
Dna2z.
html
Internet- 10:
http://www.
html.
Internet-1 1 :
http://www.Isic.ucla.edu/
Internet-12:
http:
horizonpress.
html
Internet-13:
http:l/www.
25