Implementasi Peran Masyarakat Dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kota Bandung.

IMPLEMENTASI PERAN MASYARAKAT DALAM
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DI KOTA
BANDUNG
Asterryni Putri Utami
110111100006
ABSTRAK

Penataan ruang di Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang
mengkhawatirkan akibat pembangunan yang dilakukan tanpa mengikuti rencana tata
ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan salah satu proses
penyelenggaraan penataan ruang guna mewujudkan tertib tata ruang. Undang –
Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 65 menyatakan bahwa
masyarakat memiliki peran penting dalam penataan ruang. Peraturan ini diturunkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Masyarakat Dalam Penataan Ruang dimana masyarakat memiliki peran dalam
pengendalian pemanfaatan ruang. Peran masyarakat dalam penataan ruang berlaku
pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Untuk wilayah Kota Bandung,
peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang diatur dalam Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Bandung Tahun 2011 – 2031.
Metode pendekatan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan

mengkaji kaidah hukum positif melalui pengumpulan bahan, data primer, data
sekunder, dan kepustakaan. Spesifikasi penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah deskriptif analitis guna memberikan gambaran rinci, sistematis, dan
menyeluruh mengenai permasalahan menurut peraturan perundang – undangan.
Teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan studi lapangan dengan cara
mewawancarai pihak yang terkait dengan objek permasalahan. Data dikumpulkan,
kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis yuridis kualitatif untuk
menafsirkan bahan – bahan hukum yang diperoleh.
Peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang sangat penting,
karena wilayah yang akan dimanfaatkan merupakan lingkungan tempat hidup
masyarakat, dan seluruh dampak maupun manfaat akan mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, peran masyarakat
dalam pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandung masih sangat terbatas dan
belum diimplementasikan secara maksimal oleh masyarakat Kota Bandung. Upaya
penolakan masyarakat atas pembangunan restoran di Kawasan Babakan Siliwangi
oleh PT Esa Gemilang Indah dan upaya penolakan warga terhadap pembangunan
Hotel Four R di Ranca Bentang menjadi contoh peran masyarakat dalam
pengendalian pemanfaatan ruang diimplementasikan dengan baik sehingga berhasil
menerapkan upaya tertib tata ruang di Kota Bandung. Disisi lain, penolakan warga
terhadap pembangunan apartemen Dago Suites di Kecamatan Coblong belum

berhasil menciptakan keadaan tertib tata ruang di wilayah tersebut.
iv