TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Disusun Oleh: FERRY AGRIANTO
I 0606020
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENGESAHAN KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh: FERRY AGRIANTO
I 0606020
Menyetujui, Surakarta, 23 Juli 2010
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Soedwiwahjono, M.T. Ir. Widi Suroto, M.T. NIP. 19620306 199003 1 001
NIP. 19560905 1986901 1 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Hardiyati, M.T. Ir. Galing Yudana, M.T. NIP. 19561209 198601 2 001
NIP. 19620129 198703 1 002
Pembantu Dekan I
Ir. Nugroho Djarwanti, M. T. 19561112 198403 2 007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA 1
Ferry Agrianto 2 NIM. I0606020
Abstrak
Kinerja dapat diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk rencana dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat menjadi pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah. Pelaksanaan perencanaan pembangunan dan daerah seharusnya memperhatikan penataan ruang, karena menjadi arahan dan batasan dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang sehingga tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang tersedia.
Rencana pembangunan yang semula diharapkan dalam jangka panjang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah namun banyak yang tidak tercapai dikarenakan tidak adanya dukungan dari sumber daya alam dan daya dukung lingkungan demi terwujudnya kegiatan pembangunan daerah.
Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta serta menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di Kota Surakarta.
Metode yang ditempuh ialah melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif data, proses penarikan kesimpulan juga dilakukan melalui pendekatan paradigma naturalistik (the naturalistic method of inquiry) dan teknik komparatif data sehingga ditemukan tingkatan kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkatan kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi kegiatan pembangunan lintas sektor dan wilayah dalam perwujudan pemanfaatan ruang ialah tergolong dalam tingkatan kinerja cukup. Terdapat korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Nilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud dalam pemanfaatan ruang diperoleh sebesar 41,67% terpadu.
Kata kunci: kinerja, keterpaduan, rencana tata ruang wilayah, rencana pembangunan.
Judul yang diangkat sebagai lingkup kajian dalam penelitian. 2 Penulis dan penyusun tugas akhir sebagai bentuk hasil penelitian yang dilakukan.
SPATIAL PLANNING PERFORMANCE IN THE LAND USE OF SURAKARTA
Ferry Agrianto NIM. I0606020
Abstract
Performance, in this context, can be interpreted as the achievement of function and use of planning product to be applied as guidance and reference in regional development. The application of regional development planning should pay more attention in spatial planning, because it gives clear orientation, and also limitation, in development activities.
On the other side, there are a lot of development processes done that do not obey spatial planning. As a consequence, they usually do not conform to the available resources, such as natural resources and environment. Finally, the development that is firstly expected to push regional economic development in the long term can not be run successfully.
This study purposes to analyze the level of integration between spatial planning and development planning in the case of Surakarta land use. It also aims to observe the process of spatial planning arrangement in order to synchronize between spatial planning content and regional development planning in Surakarta.
Method used in this study is the descriptive qualitative approach, combined with interactive data analysis model. The conclusion will be drawn based on the naturalistic method of inquiry and data comparative until the performance level of spatial planning in land use of Surakarta found out.
The result of this study shows that the performance level of spatial planning as a reference in land use of cross-sectors and cross-areas development activities in Surakarta is fair. There are some correlation and synchronization between the spatial planning and development planning in making land use in Surakarta, and the score of the integration between them is 41,67%.
Key words : performance, spatial planning, development planning
MUQADDIMAH
“ Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S Al Baqarah : 147-148)
“ dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang- orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”
(Q.S Al Hajj : 54)
„ Para malaikat membentangkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu sebagai tanda kerelaan atas perbuatannya .
Pelajarilah ilmu, sebab mencari ilmu di jalan Allah adalah taqwa, menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan membelanjakan kepada ahlinya adalah kedekatan. Ilmu teman penghibur dikesendirian , sahabat kala kesepian, pembimbing jalan kepada agama, penasehat dalam suka dan duka, seorang menteri di
tengah teman sejawat, seorang kerabat diantara orang asing, serta nur
penerang menuju surga. ‟ (Hadits mar‟fu Muadz bin Jabal)
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpahan berkat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan mengangkat judul “Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta”.
Tugas akhir ini merupakan syarat akhir penulis untuk menyelesaikan perjalanan studi sebagai mahasiswa Program Strata 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan, arahan, masukan, bimbingan dan dorongan yang bersifat membangun serta bermanfaat dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
2. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah melakukan percepatan akreditasi Prodi.
3. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc, PhD selaku ketua tim panitia tugas akhir dan pelaksananya yang telah mempersiapkan mekanisme dan administratif penyelenggaraan tugas akhir serta selalu mendorong keaktifan mahasiswa dalam proses penyusunan tugas akhir.
4. Bapak Ir. Soewiwahjono, MT selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan, catatan serta bimbingan baik secara substantif maupun penulisan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
5. Bapak Ir. Widi Suroto, MT selaku pembimbing kedua yang juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan, 5. Bapak Ir. Widi Suroto, MT selaku pembimbing kedua yang juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan, masukan,
6. Bapak Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP selaku dosen pembimbing akademis yang telah mendorong dalam pengambilan tugas akhir.
7. Bapak Nunung Nugroho, BAPPEDA Kota Surakarta serta para Kepala Kecamatan di Kota Surakarta yang telah menyempatkan diri untuk menjadi informan dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Ayah, Ibu , Nenek dan adik-adikku tercinta yang tak henti-hentinya selalu menyayangi dan mendoakan penulis serta bantuan moril yang tidak akan pernah terlupakan.
9. Fatmawati Nurul Handayani Kusuma Wardani. Terima kasih atas segalanya, baik kesempatan dan keikhlasan yang telah diberikan.
10. Zaini Musthofa, yang selalu mendampingiku saat suka dan duka, juga atas dorongan untuk penyelesaian tugas akhir ini.
11. Tori dan Mon2, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya.
12. Teman-teman angkatan 2006 yang sudah memasuki usia lanjut, jangan lupakan kebersamaan dan kekompakan kita.
13. Pengurus dan anggota HMPWK FT UNS Tahun 2009-2010.
14. Pada para penghuni kontrakan „tanpa nama‟, yang telah menyempatkan waktu untuk mendukung serta bercanda hingga tercipta suasana kondusif
dalam proses penyusunan tugas akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu kritik, masukan, dan saran sangat penulis harapkan dalam upaya perbaikan. Selanjutnya, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Surakarta, 23 Juli 2010
Ferry Agrianto
DAFTAR ISI
Halaman Judul i Halaman Pengesahan
ii Abstrak
iii Muqaddimah
v Kata Pengantar
vi Daftar Isi
viii Daftar Tabel
xii Daftar Gambar
xiv Daftar Lampiran
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Pendekatan
1.4.2 Lingkup Penelitian
1.4.2.1 Lingkup Wilayah
1.4.2.2 Lingkup Studi
1.4.3 Kerangka Penelitian
1.4.4 Sumber Data
1.4.5 Teknik Pengumpulan Data
1.4.5.1 Interview (Wawancara)
1.4.5.2 Studi Dokumentasi
1.4.5.3 Trianggulasi Data (Peer Debriefing)
1.4.6 Teknik Analisis Data
1.4.7 Instrumen Penelitian
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PERENCANAAN TATA RUANG DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
2.1 Definisi Perencanaan
2.1.1 Unsur-Unsur Perencanaan
2.1.2 Sifat Perencanaan
2.2 Tata Ruang
2.2.1 Tugas dan Wewenang Pelaku Penataan Ruang
2.2.2 Penyelenggaran Penataan Ruang
2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
2.3.1 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2.3.2 Fungsi RTRW Kota
2.3.3 Manfaat RTRW Kota
2.3.4 Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota
2.4.1 Aspek Perencanaan Pembangunan
2.4.2 Proses Perencanaan Pembangunan
2.4.3 Koordinasi Perencanaan dan Penganggaran
2.4.4 Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah
2.5 Rencana Pembangunan Daerah
2.6 Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang
BAB 3 TINJAUAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA
3.1 Proses Penyusunan Rencana Keruangan dan Rencana Pembangunan
3.1.1 Proses Penyusunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
3.1.2 Proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surakarta Tahun 2005-2010 56
3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta Tahun 2007- 2026
3.2.1 Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta
3.2.2 Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota
3.2.2.1 Aspek Tata Ruang Kota
3.2.2.2 Aspek Sosial Ekonomi
3.2.2.3 Aspek Pengelolaan Pembangunan Kota
3.2.2.4 Aspek Lingkungan Hidup
3.2.3 Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota
3.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan
3.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial
3.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan
3.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas
3.2.4 Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
3.2.4.1 Kawasan Lindung
3.2.4.2 Kawasan Budidaya
3.2.5 Pelaksanaan Rencana
3.3 Rencana Pembangunan Kota Surakarta
3.3.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
3.3.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun 2005-2010
3.3.2.1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3.3.2.2 Dinas Pekerjaan Umum
3.3.2.3 Dinas Tata Kota
3.3.2.4 Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan 103
3.3.2.5 Dinas Kebersihan dan Pertamanan 104
3.3.2.6 Kantor Lingkungan Hidup
3.3.2.7 Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan
Perempuan dan KB
3.3.2.8 Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan
HAM
3.3.2.9 Kantor Pengelolaan Aset Daerah 107
3.3.2.10 Dinas Pertanian
3.3.2.11 Dinas Pariwisata Seni dan Budaya 108
3.3.2.12 Dinas Pengelolaan Pasar
3.3.2.13 Kantor Pengelolaan PKL
3.3.2.14 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Penanaman Modal
3.4 Hasil Interview Pada Informan 111
BAB 4 PEMBAHASAN KINERJA RENCANA TATA RUANG
WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA
4.1 Telaah Proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surakarta
4.2 Telaah Muatan dan Arahan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
4.2.1 Tinjauan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota Surakarta
4.2.2 Tinjauan Tujuan Pemanfaatan Ruang Kota 117
4.2.3 Tinjauan Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kota 117
4.2.3.1 Rencana Sistem Lingkungan
4.2.3.2 Rencana Pengembangan Fasilitas Sosial 118
4.2.3.3 Rencana Pengembangan Perumahan 118
4.2.3.4 Rencana Pengembangan Utilitas 119
4.2.4 Tinjauan Rencana Pola Pemanfaatan Ruang 120
4.2.4.1 Kawasan Lindung
4.2.4.2 Kawasan Budidaya
4.2.5 Tinjauan Pelaksanaan Rencana
4.3 Telaah Keterpaduan Mekanisme Pra Implementasi Rencana dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 dan RPJM Kota Surakarta Tahun 2005-2010
4.4 Telaah Kelembagaan Penyusun Perencanaan Keruangan dan Perencanaan Pembangunan
4.5 Telaah Indikasi Penganggaran dalam Perencanaan 138
4.6 Sintesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 140
5.2 Rekomendasi 141
Daftar Pustaka 144 Lampiran
145 Daftar Riwayat Hidup
154
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ilustrasi Matriks Komparatif Rencana Keruangan dan Rencana Pembangunan
18 Tabel 1.2 Tingkatan Kinerja dan Kriteria Penilaian
22 Tabel 1.3 Instrumen Penelitian
24 Tabel 2.1 Matrik Susunan Tipikal Indikasi Program Utama dalam Penyusunan RTRW Kota
41 Tabel 3.1 Perkiraan Produksi Sampah dan Kebutuhan Sarana Pengangkut Sampah Di Kota Surakarta Tahun 2027
74 Tabel 3.2 Matrik Kelayakan Percampuran Kegiatan Pada Zona Peruntukan Yang Ditentukan Di Kota Surakarta
86 Tabel 3.3 Indikasi Program Pelaksanaan Pembangunan RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026
94 Tabel 3.4 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
98 Tabel 3.5 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum
99 Tabel 3.6 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Tata Kota
102 Tabel 3.7 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
103 Tabel 3.8 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Kebersihan dan Pertamanan
104 Tabel 3.9 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Lingkungan Hidup
105 Tabel 3.10 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Kesejehteraan Rakyat, Pemberdayaan Perempuan dan KB
106 Tabel 3.11 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Sekretariat Daerah, Bagian Hukum dan HAM
106 Tabel 3.12 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Pengelolaan Aset Daerah
107 Tabel 3.13 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pertanian
107 Tabel 3.14 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pariwisata Seni dan Budaya
108 Tabel 3.15 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar
109 Tabel 3.16 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Kantor Pengelolaan PKL
110 Tabel 3.17 Matrik Program Lima Tahunan Rencana Strategis Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal
110 Tabel 4.1 Penilaian Rencana RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 Berdasarkan Kelengkapan Substansi dan Karakteristik Wilayah
Tabel 4.2 Komparasi RTRW Kota Surakarta Tahun 2007-2026 Terhadap RPJM Kota Surakarta 2005-2010
124 Tabel 4.3 Sistesis Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan Ruang di Kota Surakarta
139 Tabel 5.1 Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pemanfaatan Ruang
142 Tabel 5.2 Ilustrasi Pengembangan Matrik Program Pembangunan
142
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Alur Pola Pikir Induktif
9 Gambar 1.2 Kerangka Penelitian
11 Gambar 1.3 Model Analisis Interaktif Data
17 Gambar 2.1 Skema Klasifikasi Penataan Ruang
Gambar 2.2 Tugas dan Wewenang Pemerintahan dalam Penataan
32 Gambar 2.3 Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ruang
Gambar 2.4 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang
36 Gambar 2.5 Koordinasi Antartingkat Perencanaan
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
48 Gambar 2.6 Proses Penyusunan dan Penetapan RPJPD
50 Gambar 2.7 Penyusunan dan Penetapan RPJMD
51 Gambar 2.8 Penyusunan dan Penetapan RKPD
52 Gambar 3.1 Proses Penyusunan RPJM Kota Surakarta 2005-2010
57 Gambar 3.2 Peta Rencana Pembagian Wilayah Kota
63 Gambar 3.3 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Pendidikan
66 Gambar 3.4 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Kesehatan
67 Gambar 3.5 Peta Rencana Sebaran Fasilitas Perdagangan
68 Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih
72 Gambar 3.7 Peta Rencana Jaringan Drainase Utama Kota
73 Gambar 3.8 Peta Rencana Sebaran Tempat Pembuangan Sampah
75 Gambar 3.9 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
79 Gambar 3.10 Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang
88 Gambar 4.1 Usulan Proses Penyusunan RPJMD
Gambar 4.2 Proses Perumusan Visi dan Misi Penataan Ruang Kota
Surakarta (Dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2007- 2026)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Interview Guides (Pedoman Wawancara) 145 Lampiran 2 Hasil Interview pada Kepala BAPPEDA Kota Surakarta 147 Lampiran 3 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Laweyan Kota
149 Lampiran 4 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta
150 Lampiran 5 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Pasarkliwon
Surakarta
151 Lampiran 6 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Jebres Kota
Kota Surakarta
152 Lampiran 7 Hasil Interview pada Kepala Kecamatan Serengan Kota
Surakarta
Surakarta
153
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, metode penelitian serta sistematika pembahasan dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengertian kinerja biasanya digunakan untuk mengukur capaian kerja pada suatu individu, organisasi atau lembaga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi organisasi atau lembaga tersebut. Apabila dihadapkan pada dimensi non keorganisasian atau kelembagaan, dengan tanpa menghilangkan makna yang tersirat, khususnya pada produk suatu rencana, kinerja dapat pula diartikan sebagai capaian fungsi dan manfaat produk rencana dalam merealisasikan rencana yang telah dirumuskan sehingga dapat menjadi pedoman dan acuan dalam pembangunan suatu wilayah.
Dewasa ini, dinamika pembangunan terjadi sangat pesat menuntut pemerintah untuk membuat tindakan antisipasi akan perubahan yang berjalan serta dampak yang akan mengikutinya. Disini peran perencanaan sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang seimbang dan berkesinambungan antara kebutuhan dan ketersediaan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan memiliki makna untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik di masa depan dengan memperhatikan kecenderungan dan dinamika perkembangan yang ada di masa lalu dan masa kini. Dalam perencanaan terdapat unsur-unsur yang diperhatikan yang meliputi unsur keinginan, cita-cita; unsur tujuan dan motivasi; unsur sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi) unsur upaya hasil guna dan daya guna; serta unsur ruang dan waktu (Sujarto, 1995). Dengan memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam aspek perencanaan tersebut, diharapkan hasil proyeksi dan peramalan ke depan dapat lebih bersifat komprehensif, obyektif, efisien dan efektif.
Sistem perencanaan yang berlaku di Indonesia saat ini dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis sistem perencanaan, yaitu Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem perencanaan yang berlaku di Indonesia saat ini dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis sistem perencanaan, yaitu Perencanaan Pembangunan Nasional
Pada dimensi perencanaan pembangunan daerah, yang merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan nasional, memiliki tujuan untuk mencapai sasaran pembangunan nasional serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembangunan daerah bagi masyarakat secara adil dan merata. Perencanaan pembangunan daerah dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing dengan mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah. Perencanaan ini dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. (Termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah).
daerah seharusnya memperhatikan penataan ruang, karena menjadi arahan dan batasan dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah masih sering dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang sehingga tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan memperhatikan kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Rencana pembangunan yang semula diharapkan dalam jangka panjang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah namun banyak yang tidak tercapai dikarenakan tidak adanya dukungan dari sumber daya alam dan daya dukung lingkungan demi terwujudnya kegiatan pembangunan daerah. Pemanfaatan ruang seharusnya dilaksanakan dengan pengelolaan kegiatan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, ketersediaan, keberadaan dan kegunaan
Pelaksanaan
perencanaan
pembangunan pembangunan
Rencana tata ruang merupakan wujud penataan ruang yang berisi tentang perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang serta pengendalian pemanfaatan ruang semestinya digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan secara sinergis, serasi dan berkelanjutan.
Dalam wilayah perkotaan, kebijakan penataan ruang wilayah kota merupakan arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kota guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota dalam kurun waktu dua puluh (20) tahun. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan.
Indikasi program yang tercantum dalam RTRW Kota ini sebagai perwujudan pengalokasian peruntukan ruang serta rencana pembangunan yang memuat arahan-arahan kegiatan pembangunan dalam pengalokasian peruntukan tersebut. Keselarasan dan sinkronisasi antara dua jenis perencanaan dapat terwujud melalui perpaduan antara indikasi program yang termuat dalam RTRW Kota dengan arahan-arahan kegiatan pembangunan yang tercantum dalam rencana pembangunan daerah sehingga tercapainya penggunaan sumber daya yang seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.
Beberapa permasalahan perkotaan yang masih menjadi tantangan dalam perencanaan, misalnya rendahnya pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah, kesenjangan pembangunan antardaerah, belum meratanya dukungan infrastruktur, masih banyaknya Beberapa permasalahan perkotaan yang masih menjadi tantangan dalam perencanaan, misalnya rendahnya pemanfaatan rencana tata ruang sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah, kesenjangan pembangunan antardaerah, belum meratanya dukungan infrastruktur, masih banyaknya
Kota Surakarta, yang kerap dikenal dengan sebutan Kota Solo, dengan riwayat perkembangan sebagai kota dagang, dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Para investor gencar menanamkan bisnis properti di wilayah kota ini karena melirik adanya peluang keuntungan besar yang akan diperoleh. Pihak pemerintah dengan dalih peningkatan pendapatan daerah terkesan sulit untuk mengendalikan keinginan pihak swasta tersebut dalam penanaman modal berupa properti dan fasilitas umum. Diperlukan adanya penataan ruang serta rencana pembangunan yang tegas demi mendorong peningkatan perekonomian wilayah, tentunya juga tidak melepas perhatian akan daya dukung lingkungan serta pemanfaatan ruang demi tercapainya pembangunan yang berorientasi pada penggunaan sumber daya yang seimbang, efektif, efisien serta berkesinambungan.
Ditinjau dari konstelasi internal-eksternal wilayah, kota Surakarta menempati lokasi yang strategis. Wilayah ini merupakan muara pusat pertumbuhan bagi daerah sekitarnya, dituntut akan ketersediaan jaringan dan fasilitas yang baik demi mengakomodir aktifitas yang notabene tidak hanya berasal dari internal wilayah namun juga berasal dari daerah sekitarnya seperti Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Wonogiri dan Klaten. Kota Surakarta juga mengemban fungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan dengan ditetapkannya wilayah ini sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sehingga dituntut adanya kerja sama antar regional yang efektif.
Untuk mewujudkan fungsi dan manfaat Kota Surakarta serta terjaminnya pemanfaatan ruang yang seimbang, efektif, efisien dan berkesinambungan diperlukan suatu perancanaan yang matang sampai tahap implementasi, monitoring dan evaluasi. Keterpaduan rencana antara RTRW Kota sebagai wujud penataan ruang dengan Perencanaan Pembangunan di Kota Surakarta sebagai tools dalam pengendalian pembangunan sangatlah penting dan diperlukan demi terwujudnya fungsi dan manfaat Kota Surakarta yang optimal.
Beranjak dari permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan kajian penelitian akan korelasi (hubungan), keterpaduan
(kesesuaian yang menyatu) serta sinkronisasi (penyerentakan) rencana tata ruang yang terwujud dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dan rencana pembangunan di Kota Surakarta yang mana capaian fungsi dan manfaat rencana tata ruang tersebut diukur sebagai suatu kinerja sehingga tercipta perencanaan yang terintegratif (saling terkait dalam satu kesatuan). Topik penelitian ini kemudian oleh penulis diangkat menjadi sebuah judul penelitian yaitu „Kinerja
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam Pemanfaatan Ruang di Kota
Surakarta ‟.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah: Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta?
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Penelitian tentang kinerja RTRW dalam pemanfaatan ruang Kota Surakarta bertujuan:
1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi meninjau sinkronisasi muatan perencanaan keruangan dengan perencanaan pembangunan di Kota Surakarta.
1.3.2 Sasaran
Sasaran dari penelitian ini ialah:
1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas sektor dan wilayah.
2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara RTRW dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan rencana tata ruang dan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang.
1.4 Metode Penelitian
1.4.1 Pendekatan
Pendekatan yang akan ditempuh dalam penelitian ini ialah menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian deskripif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang terkumpul kedalam kalimat-kalimat yang memiliki arti lebih mendalam, karena menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, guna menentukan frekuensi adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala yang lain. Metode ini juga dapat ditempuh melalui pendeskripsian data yang telah terkumpul untuk kemudian dibandingkan demi mencari korelasi yang dapat berupa perbedaan atau persamaan makna yang tersirat dalam data yang terhimpun guna ditarik sintesisnya berdasar tinjauan pustaka yang terkait dengan tujuan penelitian.
Creswell yang dikutip oleh Satori (2009: 24) mengemukakan „qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methological traditions of inquiry that explore social or human problem. The researcher builds
a complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts the study in natural setting ‟. Penelitian kualitatif ialah suatu proses inquiry tentang pemahaman berdasar pada tradisi-tradisi metodologis terpisah; jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah sosial atau manusia, peneliti membangun suatu kompleks, gambaran holistik, meneliti kata-kata, laporan- laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.
Nasir (2001:63) mengungkapkan penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Jenis pendekatan ini dipilih dikarenakan model analisis yang akan dipakai ialah pola pikir induktif dengan menarik hal-hal yang bersifat khusus dan bermakna dari suatu hal yang bersifat umum kemudian membandingkan antara hal-hal khusus tersebut demi mencari korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi atas
RTRW terhadap rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta sehingga tercipta sistem perencanaan yang terintegratif.
Untuk memperoleh penilaian akan capaian fungsi dan manfaat dari RTRW dalam pemanfaatan ruang, yang mana merupakan produk dari suatu kegiatan perencanaan yang berupa pedoman dan arahan demi mencapai keinginan dan cita-cita, tujuan dan motivasi, manajemen sumber daya dalam ruang dan waktu tertentu khususnya dalam hal penataan ruang (perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang), melalui pola pikir induktif ditelaah hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja atau capaian fungsi dan manfaat dari RTRW dalam pemanfaatan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Dalam rangka mencapai kinerja yang baik, RTRW Kota dapat bermanfaat dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota, mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah
sekitarnya dan menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas. 1 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota berupa arahan pengembangan
wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kota sesuai dengan RTRW Kota melalui penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan kota beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama jangka menengah lima tahunan kota yang berisi rencana program
utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu pelaksanaan. 2 Oleh karena itu, capaian fungsi dan manfaat RTRW Kota ditentukan oleh aspek
perencanaan tata ruang (rencana struktur dan pola ruang), jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota, kelembagaan penyelenggara (instansi pelaksana) serta penganggaran/sumber pendanaan dalam perencanaan.
1&2 Termuat Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
Aspek perencanaan tata ruang ditelaah dari kelengkapan substansi produk rencana dengan substansi dalam pedoman penyusunan rencana tata ruang wilayah kota yang meliputi rencana struktur dan pola ruang. Jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota ditelaah dari jangka waktu produk rencana tata ruang dan rencana pembangunan dengan kejelasan waktu pelaksanaannya yang merupakan syarat utama untuk mencapai ketepatan waktu pelaksanaan; korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi program-program keruangan (penataan/pengembangan) kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota. Kelembagaan penyelenggara ditelaah dari sinkronisasi instansi penyelenggara
program keruangan (penataan/pengembangan kota) dengan program/kegiatan pembangunan, melalui koordinasi yang semestinya dilakukan pada formulasi dan penyusunan rencana, implementasi dan pada evaluasi serta pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan rencana. Penganggaran/sumber pendanaan dalam perencanaan ditelaah dari pemanfaatan sumber-sumber pendanaan: sumber daya publik, partisipasi masyarakat dan pihak swasta.
program/kegiatan,
baik
dalam
Selanjutnya keempat aspek (kelengkapan substansi produk rencana, jangka waktu perencanaan dan keterpaduan program penataan/pengembangan kota sebagai mekanisme pra implementasi rencana dengan program/kegiatan pembangunan kota, kelembagaan penyelenggara, dan penganggaran) yang menentukan kinerja rencana tata ruang wilayah kota di atas digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini.
Berdasar pada aspek-aspek diatas, maka dapat digambarkan alur pola pikir induktif tiap variabel guna memperoleh penilaian akan tingkatan kinerja (capaian fungsi dan manfaat) dari RTRW dalam pemanfaatan ruang seperti gambar di bawah ini:
Rencana Tata Ruang Rencana
Wilayah Kota Pembangunan Kota
pola pikir induktif
Penganggaran/ Perencanaan
Substansi Jangka Waktu Perencanaan
Kelembagaan
dan Keterpaduan Program Penyelenggara Sumber
Pendanaan (Rencana
Tata Ruang Penataan/Pengembangan
(Instansi
Pelaksana) dalam
Kota sebagai Mekanisme
Struktur dan Pra Implementasi Rencana Perencanaan
Pola Ruang) dengan Program/Kegiatan
Pembangunan Kota)
pola pikir induktif
Tingkatan Kinerja RTRW dalam Pemanfaatan
Ruang di Kota Surakarta
Gambar 1.1 Skema Alur Pola Pikir Induktif Tiap Variabel dalam Penelitian
1.4.2 Lingkup Penelitian
1.4.2.1 Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang diambil dalam penelitian ini ialah Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah dengan batas administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kabupaten Boyolali dan Karanganyar. Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Barat
: Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.
1.4.2.2 Lingkup Studi
Lingkup studi yang diambil dalam penelitian ini ialah mengenai kinerja dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah menganalisis seberapa tinggi dokumen RTRW Kota Surakarta sebagai produk rencana dari sistem perencanaan keruangan untuk diacu dan dipedomani dalam pemanfaatan ruang yang diindikasikan dengan adanya beberapa program sektoral yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan di Kota Surakarta sebagai produk dari sistem Lingkup studi yang diambil dalam penelitian ini ialah mengenai kinerja dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota dalam pemanfaatan ruang di Kota Surakarta. Fokus kajian dalam penelitian ini ialah menganalisis seberapa tinggi dokumen RTRW Kota Surakarta sebagai produk rencana dari sistem perencanaan keruangan untuk diacu dan dipedomani dalam pemanfaatan ruang yang diindikasikan dengan adanya beberapa program sektoral yang terdapat dalam dokumen rencana pembangunan di Kota Surakarta sebagai produk dari sistem
Sebagai suatu kinerja yang efektif, dituntut adanya korelasi, keterpaduan dan sinkronisasi antara sistem perencanaan keruangan dengan sistem perencanaan pembangunan, yakni dengan menganalisis dan menilai tingkat keterpaduan, korelasi dan sinkronisasi RTRW Kota Surakarta dengan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
1.4.3 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian disusun dalam rangka untuk mendesain pelaksanaan penelitian mulai dari penemuan masalah sampai hasil yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan paradigma sebagai alat untuk menguraikan alur pelaksanaan penelitian serta kaidah yang digunakan selama proses penelitian hingga penemuan solusi akan permasalahan yang diungkap.
Dengan demikian penelitian memerlukan paradigma yang jelas seperti yang dikatakan Huntington yang dikutip Satori (2009: 9) bahwa paradigma dalam penelitian menjadi „peta‟ yaitu simplifikasi yang perlu sehingga kita tahu dimana
kita sedang berada, dan kemana kita harus melangkah. Dalam sebuah desain penelitian paradigma merupakan "Statement of a theoretical perspective that will guide the inquiry ", paradigma menjadi rujukan yang memandu suatu penelitian, paradigma dapat berupa conceptual framework atau kerangka konseptual yang menjadi titik tolak penelitian. Paradigma penelitian dapat berupa a representation, a model of a theory, an idea, or a principle atau suatu gambaran, model teori, gagasan, atau prinsip (Satori, 2009: 9).
Dengan demikian, dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menyusun kerangka penelitian seperti gambar di bawah ini:
LATAR BELAKANG
Penjabaran Judul
KESIMPULAN Prinsip dan tujuan perencanaan pembangunan
PERENCANAAN
TINJAUAN RENCANA
PEMBAHASAN KINERJA
DAN Prinsip dan tujuan rencana tata ruang
Definisi Perencanaan
TATA RUANG
RENCANA TATA RUANG
Unsur-unsur
WILAYAH
WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI REKOMENDASI
Keterkaitan rencana pembangunan dan rencana
Perencanaan
DAN RENCANA
Sifat Perencanaan
tata ruang
PEMBANGUNAN KOTA
KOTA SURAKARTA
Menarik
Problematika umum dalam daerah/kota
SURAKARTA
kesimpulan dan Problematika Kota Solo
Telaah Proses Penyusunan
Proses Penyusunan
Rencana Tata Ruang
merumuskan
rekomendasi RUMUSAN MASALAH
Rencana Keruangan
Wilayah (RTRW) dan
terkait kinerja Bagaimana tingkat kinerja RTRW sebagai pedoman
PENATAAN RUANG
PEMBANGUNAN
dan Rencana
Rencana Pembangunan
Tata Ruang
Aspek
Pembangunan
RTRW dalam dan acuan dalam pemanfaatan ruang di Kota
Kota Surakarta
Tugas dan
Perencanaan
Rencana Tata Ruang
Telaah Muatan dan
pemanfaatan
Surakarta?
Wewenang Pelaku
Pembangunan
Wilayah Kota
Arahan RTRW Kota
Proses
ruang
Penataan Ruang
Telaah Keterpaduan
TUJUAN
Penataan Ruang
Pembangunan Pembangunan Kota
Mekanisme Pra
1. Menganalisis tingkat keterpaduan rencana tata
Koordinasi
Surakarta
Implementasi Rencana
ruang wilayah dengan rencana pembangunan
Perencanaan Hasil Interview Pada
dalam RTRW dan Rencana
sebagai wujud pemanfaatan ruang di Kota
RTRW KOTA
Kedudukan RTRW
dan
Informan
Pembangunan di Kota
2. Menguraikan proses penyusunan rencana demi
Kota dalam Sistem
Prinsip
Telaah Kelembagaan
meninjau sinkronisasi muatan perencanaan
Penataan Ruang
Perencanaan
Penyusun Perencanaan
keruangan dengan perencanaan pembangunan.
dan Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Keruangan dan
1. Menemukan tingkat kinerja RTRW Kota Surakarta
Fungsi RTRW
Telaah Indikasi
RENCANA
sebagai acuan koordinasi pembangunan lintas
Kota
Penganggaran dalam
PEMBANGUNAN
sektor dan wilayah.
Manfaat RTRW
Perencanaan
DAERAH
2. Menemukan korelasi dan sinkronisasi antara
RTRW dalam Pemanfaatan
Kota
Dokumen
Sintesis Tingkatan Kinerja
Rencana
RTRW dengan rencana pembangunan sebagai
Arahan
wujud pemanfaatan ruang di Kota Surakarta.
Ruang di Kota Surakarta
Pemanfaatan
Pembangunan
Daerah (RPJPD,
3. Menilai keterpaduan RTRW dan rencana
Ruang Wilayah
pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang
Kota
RPJMD, RKPD)
di Kota Surakarta.
4. Menemukan rekomendasi format keterpaduan
rencana tata ruang dan rencana pembangunan sebagai wujud pemanfaatan ruang.
Tinjauan Pustaka akan Kinerja Rencana
METODE PENELITIAN Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam
Pemanfaatan Ruang Pendekatan Penelitian
Lingkup Penelitian Kerangka Penelitian
Sumber Data
PENUTUP Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Variabel dan Instrumen Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Penelitian
1.4.4 Sumber Data
Ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data dalam pelaksanaan penelitian akan turut menentukan kredibilitas, transferabilitas dan konfirmabilitas data sebagai bahan mentah dalam proses penelitian. Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2007: 157) mengatakan bahwa:
“Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain”.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini sumber data yang akan dieksplorasi meliputi:
1. Informan Informan adalah orang-dalam pada latar penelitian. Fungsinya untuk
memberikan informasi secara obyektif tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Seorang informan harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman akan latar penelitian. Seorang informan harus jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang mempunyai konflik dalam latar penelitian dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Di samping itu manfaat informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dari informan sebagai pihak yang secara langsung terkait dalam latar penelitian dapat memberikan informasi atau data melalui sudut pandang yang obyektif mengungkap realita peristiwa yang telah terjadi.
Informan yang dipilih pada penelitian ini adalah Kepala Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Surakarta atau yang mewakili sebagai pihak yang menyusun dokumen perencanaan serta terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam proses penyusunan RTRW dan rencana pembangunan Kota Surakarta.
2. Dokumen dan Arsip Dokumen dalam penelitian merupakan sumber data yang penting,
walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata atau tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak diabaikan karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Moleong (2007: 159 ) mengungkapkan “Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi”.
Dalam penelitian ini, dokumen dan arsip yang dibutuhkan ialah berupa dokumen RTRW Kota Surakarta dan dokumen rencana pembangunan Kota Surakarta.
1.4.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan metode yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teknik tertentu. Untuk dapat memecahkan permasalahan dengan tuntas dalam melaksanakan penelitian secara kualitatif diperlukan data yang credibel (dimungkinkan untuk dapat dipercaya), transferable (dapat ditransfer pada orang lain), dan confirmable (dapat dikonfirmasi kebenarannya). Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.5.1 Interview (Wawancara)
Sudjana yang dikutip oleh Satori (2009: 130) menyebutkan bahwa wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).
Begitu pula yang diungkapkan Esterberg dalam kutipan Satori (2009: 130), menjelaskan bahwa interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic . (Wawancara Begitu pula yang diungkapkan Esterberg dalam kutipan Satori (2009: 130), menjelaskan bahwa interview, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic . (Wawancara
Wawancara juga dapat dimaknai sebagai suatu teknik pengumpulan data yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang digali dari sumber data melalui percakapan atau diskusi tanya jawab. Sifat dari wawancara ini ialah mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan wawancara semi standar (semistandardized interview). Pendekatan ini menggunakan petunjuk umum wawancara yang merupakan kombinasi wawancara terpimpin dan tak terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang akan diajukan, yaitu penulis membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, mengajukan pertanyaan secara bebas, pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan dan pemilihan kata-katanya juga tidak baku tetapi dimodifikasi pada saat wawancara berdasarkan situasinya.
1.4.5.2 Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif naturalistik adalah dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa Latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Dalam bahasa Inggris disebut document yaitu "something written or printed, to be used as a record or evidence ", (A.S Hornby dalam kutipan Satori, 2009: 146) atau sesuatu tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau bukti.
Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources ). Nasution dalam kutipan Satori, (2009: 146), menyebutkan bahwa: "... ada pula sumber non manusia, (non human resources), diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik." Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai cacatan
kejadian yang sudah lampau. Tentang hal ini McMillan dan Schumacher dalam kutipan Satori (2009: 147) menjelaskan bahwa:
“Document are record of past events that are written or printed; they may be anecdotal notes, letters, diaries, and documents. Official documents include internal papers, communications to various “Document are record of past events that are written or printed; they may be anecdotal notes, letters, diaries, and documents. Official documents include internal papers, communications to various
Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, deskripsi program dan data statistik pengajaran.