Penunjukan PT Pupuk Sriwidjaya Palembang Sebagai Holding Company BUMN yang Memproduksi Pupuk di Indonesia Dihubungkan Dengan KUHPerdata, UU PT dan UU No. 5 Tahun 1999.

PENUNJUKAN PT PUPUK SRIWIDJAYA PALEMBANG SEBAGAI
HOLDING COMPANY BUMN YANG MEMPRODUKSI PUPUK DI
INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40
TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN UNDANGUNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK
MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Dina Pertiwi
110110070002

ABSTRAK

Pembentukan holding company BUMN merupakan salah satu
upaya pemerintah meningkatkan kinerja BUMN dengan menyatukan
BUMN-BUMN dengan industri sejenis. Pemerintah mengeluarkan PP No.
28 Tahun 1997 untuk mengalihkan saham pada PT Pupuk Kalimantan
Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk
Kujang kepada PT Pusri untuk membentuk Holding Company BUMN
Pupuk. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis secara yuridis pembentukan PT Pusri sebagai holding
company BUMN melalui pengambilalihan saham negara dan mengetahui
bagaimana akibatnya terhadap persaingan usaha.

Spesifikasi dalam penulisan ini bersifat deskriptif analitis yaitu
dengan menggambarkan, memaparkan dan menganalisis secara
sistematis mengenai penunjukan PT Pusri sebagai holding company
perusahaan pupuk BUMN di Indonesia dihubungkan dengan syarat
sahnya perjanjian menurut KUHPerdata, proses pelaksanaan akuisisi
saham menurut UU No. 40 Tahun 2007 serta menganalisis pengaruh
akuisisi saham yang dilakukan PT Pusri berdasarkan UU No. 5 Tahun
1999, teori hukum dan asas dalam persaingan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses
akuisisi saham milik negara pada PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk
Iskandar Muda, PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kujang oleh PT Pusri
melalui PP No. 28 Tahun 1997 pada dasarnya sama dengan akuisisi
persero pada umumnya, yang membedakan adalah dalam hal birokrasi
pemerintahan. Market power yang dimiliki PT PT Pusri akibat akuisisi
saham BUMN Pupuk tidak melanggar UU No. 5 Tahun 1999 dalam hal
produksi dan distribusi pupuk bersubsidi, namun dalam hal produksi dan
distribusi pupuk non subsidi posisi PT Pusri di industri pupuk Indonesia
berpotensi melanggar UU No. 5 Tahun 1999 yaitu monopoli, posisi
dominan dan praktik diskriminasi.


iv