Persoalan Calon Tunggal.

k
R
k
P
~D@' I 118an
a. ya~
=_~~~
8

8

.

-4-

."

.~

....


E

'\:-~~'

1

'\

17

..

0

.

..QJan

2


'18

Senin
3

0

19

OPeb

5
20

6
21

UMar

.Apr


7

8

22

9

23

OMe;

Persoalan

10

~

24


0)110

C)III

K

R~aksiyangp~ing ekstrem
adal3h sua):"a.dan p~rpol yang
akan. I?elakUkan bOlkot d~lam
Pemllihan Umum Preslden
(Pilpr~) 8 ~uli mendatang.
Oleh karena ltu, ada kemung~
kinan pasangan calon. dalam
pilpres mendatang tidak sebanyak dalam ~pres 20,04. Bahkan kemungkinan terburuk dalam pilpres mendatang, 'hanya
akan mupcul satu pasang:;m caIon presiden (capres) dan calon

wakilpresiden (cawapres).

...


.
.
Kekosongan pengaturan
Munculnya wacana satu pas~ga~' capres ~~. ca~pr~
menarik untuk dikajl. pan sel?
yuridis. sebenarnya tidak. ad.a
. .pengaturan tentang berapa mlnimal-pasangan capres d~ ca:
wapres y~g dapat ~e.ngikutl
pilpres. Dalam hal lID, YUD
1945 tidak ~engatur.s~cara tegas berapajumlah mI~al p1).:;angan c,apres dan cawapres
. dalam pilpres. Namun, ~D
1945, ~e~enarnya "m~?gt~a-ratkan pilpr~ perlu diikuti Iebih dari dua pas~ngan ~on.
-Halitu terlihat dari bunVl Pas~
6A ayat (4) UUD 1945, "Dalam
hal tidak ada pasangan ca10n
presiden dan wakil presiden
terpIlih, dua pasangan calon
yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umqm dipilih oleh

rakyat secara langsungdan pasangan yang memperoleh suara terbanyak dilantik sebagai
presi4en

4an wakil £residen.

~

sanganca10nkurarigdari dua.
Misalnya, apakah pasangan caIon tersebut langsung dilantik
oleh MPR atau tetap dilaksanakan pilpres. Alasannya, karena
tidak ada calon lain sebagai saingannya, apakahfair jika pasangan tersebut langsung dianggap seb~gai pemenang dan
selanjutn~ dilantik olehMPR?
Sebaliknya, jika.pilpre~ itu harus'tetap dilaksanakan apakah
harns menunggu jumlalmya Ie-

12
26

13
27


C Ags OSep

15
28

:)OJIt

an capres dan cawapres, sehjngga hal itu luput dari perhatian..Padahal, semestinya UU
mengatur hal:.hal Yang lebih je'las sebagai penjabaran dari
UUD 1945, terrnasuk dibukanya peluangjika hanyaada satu p~gan
calon. .
Undang-Undang Pilpres hanya menyebutkan bahwa parpol ataugabungan parpol yang
dapat mengajukan pasangan
capres dan cawapres adalah
parpol yang mendapatkan 20% .
suara dalam pileg atau yang
, memiliki wakil minimal 25% di
DPR. Dari ketentuan tersebut,
secara matematis a1cin muncul

sebanyak-banyaknya Uma pasangan calon. Dengan ca~atan,
kalau semua parpol yang
mengajukan pasangan capres
dan cawapres memiliki suara
yangsama.
.
Namun, sekali lagi sangat disayangkan bahwa UU tersebut
juga tidak mengatur kemungkinan parpol yang tidak memenubi batas minimal 20% untuk
dapat mengajukan calon. Dengan banyaknya jumlah parpol
seperti sekarang, su~a pemilih
menjadi tersebar kepada lebih
dari tiga
puluh partai. Artinya,
-

bih dari'dua atau berapa pun
jumlahnya, sekalipun calon
tunggal, pilpres tersebut dapat
saja dilaksanakan.
. Kekurangan tersebut mungkin tidak pernah terbayangkari,

khususnya oleh anggota MPR
sendin, pada saat melakukan
perubahan keempat UUD 1945.
Mungkin saja para anggota
MPR padawaktu itu tidak menyangka akan teIjadi "kelangkaan~ pasangan capres dan cawapres, sehingga tidak mengatur jalan ke1uarnya apabila ha'nya terdapat satu pasangan.
'Dengan.demikian, kekosongan
itu akan menjadi persoalan.
apabila dalam pilpres mendatang benar-be~ar hanya ada satu pasangan calon.
Sangat disayangkan, persoalaD.tersebut ternyata juga. tidak
diatur secara jelas dalam UU
Pilpres. Ada kemungkinan bahwa presiden dan para anggota
. DPR pun, sebagai pembentuk
UU Pilpres yang sekarang berlaku, juga tidak menyangka

=- ~

11

----


Dapat diasumsikan bahwa
sepenarnya
1945~~nekankan bahwa pilpres m1D1IDal
diikuti lebih .dari dua p~angan.
Alasannya, tidak mungkin akan
terdapat pasangan c~pr~~ dan
cawapres yang memillki suara
~~rbanyak perta~a dan kedua
Jika pesertanya saJa kurang .?ari dua pasangan. B~kan, jlka
pasa~ga~ yang di~arapk~n
me~~kuti pilp~ te~but lebih
dan tiga, akan dilanjutkan d~ngan putaran kedua yang dlikut'l pasangan pemenang pertama dan kedua.
.
. Namun, sayan_gnya, Qdak
ada pengatUranjikajuffilah pa,

::"'"""

'Calon Tunggal


Oleh HERNADIAFFANDI
EKISRUHAN pelaksanaan
pemilihan
umum legislatif (pileg)
9 Aprillalu, ternyata berbuntut
panjang. Meskiptm penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih
berlangsurig dan belum diperoleh hasil akhir, sebagian b~sar
partai .politik (parpol) sudah
melakukan berbagai sikap dan
reaksi. Ada parpol yang "inenerima", ada:juga YiIDg"menolak"
hasil sementara pileg tetsebut.
Ada yang tenang-tenang saja,
tapi tidak sedikit pula yang menyikapinya dengan reaktifbahkan terkesan berlebihan.

8