PERBEDAAN BESAR SUDUT KONDILUS ANTARA SUBYEK BERGIGI DAN TIDAK BERGIGI PADA SUBRAS DEUTEROMELAYU.

PERBEDAAN BESAR SUDUT KONDILUS ANTARA SUBYEK
BERGIGI DAN TIDAK BERGIGI PADA SUBRAS
DEUTEROMELAYU

Oleh :
ALEXIUS ERON TONDAS
1602-2107-0001

TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat ujian
Untuk memperoleh gelar Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal
Seperti tertera di bawah ini

Bandung, Juni 2012

Taufik Sumarsongko, drg., SpPros(K)
Pembimbing Utama

Dr. Rasmi Rikmasari, drg. SpPros(K)
Pembimbing Pendamping


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1.

Karya tulis saya dalam bentuk tesis ini adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapat gelar akademik (sarjana, magister dan atau doktor)
baik di Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lainnya.

2.

Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain kecuali arahan dari tim pembimbing.

3.

Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma yang
berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandung, Juni 2012
Yang Membuat Pernyataan

(Alexius Eron Tondas)
1602-2107-0001

ii

ABSTRAK

Secara fisiologis, susunan gigi geligi manusia terbentuk sesuai dengan relasi

harmonis rahang, bukan sebaliknya. Dalam pembuatan gigi tiruan penuh, agar
sesuai dengan relasi rahang dan harmonis dengan gerakan mandibula, penyusunan
gigi dilakukan sesuai dengan prinsip oklusi berimbang. Salah satu faktor penting
dalam prinsip oklusi berimbang tersebut adalah sudut kondilus. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata besar sudut kondilar subras
Deuteromelayu, baik pada subyek yang bergigi lengkap maupun yang tidak
bergigi.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian klinis yang bersifat deskriptif
komparatif. Penelitian dilakukan pada 16 orang mahasiswa koasisten dan 14
orang pasien tidak bergigi subras Deuteromelayu di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran yang memenuhi kriteria sampel. Nilai sudut kondilus
diperoleh dengan menggunakan metode pencatatan protrusif pada artikulator fully
adjustable tipe arcon.
Hasil rata-rata besar sudut kondilus pada subyek bergigi adalah 38,0° dan
hasil rata-rata besar kondilus pada subyek tidak bergigi adalah 30,7°. Analisis
statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara besar rata-rata
sudut kondilus subyek bergigi dengan subyek tidak bergigi pada subras
Deuteromelayu.
Kesimpulannya adalah sudut kondilus subyek bergigi pada subras
Deuteromelayu lebih besar daripada besar sudut kondilus subyek tidak bergigi

subras Deuteromelayu.
Kata kunci: Sudut kondilus, artikulator fully-adjustable, pencatatan
protrusif, subras Deuteromelayu

iii

ABSTRACT

Phyisiologically, the human teeth must fit into the harmony of the jaw
relationship, not vice versa. In order to produce full dentures that fit into the
harmony of the jaw, the denture teeth arrangement should be done according to
the balanced occlusion principal. One of the most important factor in the
balanced occlusion principal is the condylar angle adjustment. The purpose of
this study is to compare the condylar angle average values between the complete
dentulous subjects and the totally edentulous subjects in Deuteromalays.
This study was a descriptive comparative clinical research. The samples of
this study are 16 complete dentulous Deuteromalays dental students and 14
totally edentulous Deuteromalays patients at Faculty of Dentistry Padjadjaran
University who have fullfilled the certain criteria. The condylar angle value
measurement is done with protrusive record method using the fully-adjustable

arcon type articulator.
Results showed that the average value of the complete dentulous
Deuteromalay’s condylar angles was 38.0° and the average value of the totally
enentulous Deuteromalayan’s condylar angles was 30.7°. Statistically, there is a
significant difference between the average value of the complete dentulous and
the average value of the totally edentulous in the Deutermalays.
The conclusion of this study was the condylar angle of complete dentulous
subjects was steeper than the condylar angle of fully edentulous subjects in
Deuteromalays subraces.
Keywords: Condylar angle, fully-adjustable articulator, protrusive record,
Deuteromalays subraces

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas segala berkat
dan kemudahan-Nya, penulisan karya ilmiah akhir dengan judul "Perbandingan
besar sudut kondilus antara subyek bergigi dan tidak bergigi pada subras
Deuteromelayu" ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan karya ilmiah akhir

ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Prostodonsia di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Penulis

menyadari

keterbatasan

pengetahuan,

kemampuan

dan

pengalaman sehingga hasil penulisan karya ilmiah akhir ini masih jauh dari
sempurna, baik dari sisi materi, pembahasan, cara penyajian, maupun hal lainnya.
Namun demikian, besar harapan penulis agar karya ilmiah akhir ini dapat berguna
bagi praktisi, akademisi, dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya


kepada pihak-pihak yang telah memberikan dorongan dan

bantuan moril maupun materiil sehingga tesis ini dapat terselesaikan, khususnya
kepada :
1. Prof. DR. drg. Eky Setiawan Soeria Soemantri, SpOrt(K) sebagai Dekan
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
2. Bagian Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran,
khususnya drg. Deddy Firman, M.S. selaku kepala bagian Prostodonsia.
3. Koordinator Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran.

v

4. drg. Taufik Sumarsongko, SpPros(K) sebagai Pembimbing Utama yang telah
bersedia meluangkan waktu guna membimbing dan memberikan saran yang
berarti dalam penulisan karya ilmiah ini.
5. Dr. Rasmi Rikmasari, drg., SpPros(K) selaku Pembimbing Pendamping yang
telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing,
mengarahkan, dan memotivasi penulis sampai penyusunan karya ilmiah ini

selesai.
6. Alm. Poedji Rahajoeningsih, SpPros(K) yang telah membimbing dan
membantu penulis dalam pekerjaan klinis. Tanpa bantuan Almarhumah,
penulis tidak akan bisa menyelesaikan Pendidikan Spesialis dengan tepat
waktu.
7. Seluruh Staf Dosen bagian Prostodonsia: drg. Erna Kurnikasari, SpPros(K);
drg. Aprillia Adenan, SpPros(K); drg. Gantini, M.Kes.; drg. Hasna Dziab,
M.S.; drg. Lisda Damayanti, SpPros; drg Annisa; drg Vita; serta Seluruh
Dosen dan Karyawan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis bidang studi
Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
8. DR. Drs. H. Berniks Maskum, MStat, yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam pengolahan data stastistika.
9. Alm. Papi yang telah memberikan contoh dan membentuk karakter penulis
hingga menjadi seperti sekarang.
10. Mami, Papa, dan Mama yang terus memberikan bantuan, dorongan, semangat,
dan doa tanpa henti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

vi

11. Istriku tersayang drg. Agustina Suherman, SpOrt yang selalu setia menemani,

memahami, dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
12. Gerardo Marvino Tondas dan Nathanael Vincent Tondas yang telah menghiasi
hari-hari penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini.
13. Teman-teman seperjuangan Prostomania 2007: Kak Grace, Teh Nining, dan
Mbak Maya, serta seluruh residen Prostodonsia yang turut memberikan
semangat dan membantu dalam kelancaran penyelesaian karya ilmiah akhir
ini.
Akhir kata, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Untuk
mereka, penulis berharap semoga Tuhan YME membalas budi baik mereka.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi
Ilmu Kedokteran Gigi, khususnya bidang Prostodonsia.

Bandung, Juni 2012

Penulis

vii