Waste recycling being Biomassa and high economic potency handmade to solve the waste problematic and to solve the poverty.

ABSTRAK
Pengolahan Sampah Menjadi Biomassa dan Kerajinan Berekonomis Tinggi Guna
Mengatasi Permasalahan Sampah serta Pengentasan Kemiskinan
Oleh:
Dewanto Harjunowibowo
Kegiatan pengolahan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos
sudah dilakukan sejak 2007 lalu. Saat ini volume sampah yang diolah baru berkisar 4-6
m3/hari di TPA Winong Boyolali kota. Salah satu pengelolaan sampah yang sangat
prospektus adalah pembuatan briket sampah dan kerajinan plastik bekas. Biobriket yang
nilai kalornya sekitar setengah dari nilai kalor 1 liter minyak tanah dengan harga jual
sekitar Rp 500 akan terjadi penghematan biaya bahan bakar sebesar 50%. Data ini
memperlihatkan bahwa briket biomasa secara harga akan mampu bersaing dengan batubara
dan minyak tanah. Untuk sampah plastik dapat ditawarkan solusi yaitu membuat aneka
kerajinan limbah plastik. Sehingga sampah plastik yang sulit terurai di lingkungan dapat
diminimalisasi dampak pencemarannya terhadap lingkungan dengan penggunaan kembali
limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat tinggi, misalnya aneka tas, taplak meja,
penutup perabot rumah tangga dan sebagainya.
Waste recycle has done for TPA Winong Boyolali at Winong Village. Organic waste
was recycled to be biomassa and anorganic waste was recycled to be unique bags
handmade. All waste were made into products which has high economic in order to get
high gain for Winong village society.

Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi 3 (tiga) hal yakni sosialisasi bahaya dan
potensi sampah, pelatihan pembuatan briket dan kerajinan tas, pendampingan produksi dan
pemasaran. Pada tahap sosialisasi, para peserta diberikan penyuluhan mengenai seluk beluk
sampah mulai dari bahaya hingga manfaat yang bisa diambil. Tahap kedua adalah pelatihan
pembuatan briket dari sampah organik dan kerajinan plastik dari sampah anorganik. Tahap
selanjutnya adalah Pemasaran. Dengan pemasaran yang baik maka produk yang dihasilkan
segera tersebar di masyarakat dan memiliki cash flow untuk diputar sebagai modal
pembuatan briket selanjutnya. Dengan menggunakan manajemen pemasaran yang baik
diharapkan produsen akan menikmati keuntungan yang akhirnya mampu meningkatkan
kesejahteraan produsen briket kerajinan plastik dan membuka lapangan kerja bagi orangorang di sekitarnya.
Methodology of the program has 3 steps, First, socialization of disadvantages of
waste and the economics potency. Second, biomassa and bags handmade training. Third,
supervising of the production and then the marketing penetration indeed.
Hasil kegiatan ini berupa ketrampilan hidup teknik pembuatan briket dari sampah
organik. Ketrampilan hidup pembuatan sampah anorganik (plastik kemasan) difokuskan
pada pembuatan produk kerajinan tangan berupa tas dan aneka kerajinan lainnya.
Kelompok kerja briket mampu memproduksi rata-rata 35kg per minggu, diharapkan seiring
berjalannya waktu dan pengalaman maka kuantitas produksi akan semakin banyak.
Kelompok kerja kerajinan rumah tangga masih memerlukan pendampingan yang lebih
intensif karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam bekerja dan manajemen waktu

antara keluarga dan kegiatan ekonomis. Beberapa tas sedang dan kecil serta sandal unik
sudah dapat dihasilkan dari kegiatan ini. Pembuatan 1 tas ukuran sedang masih
membutuhkan waktu yang panjang yakni 1 minggu karena proses pengerjaan yang rumit
dan waktu peserta yang sedikit. Pemasaran baru dapat dilakukan untuk briket dengan
sistem konsinyasi di warung-warung kecil sekitar lokasi kegiatan.
Keyword: Briket, Kerajinan tas, sampah, pemasaran

ABSTRACT
Waste recycling being Biomassa and high economic potency handmade to solve the
waste problematic and to solve the poverty
By:
Joko Ariyanto, Adam Wahida, and Dewanto Harjunowibowo

Waste recycle has done for TPA Winong Boyolali at Winong Village. Organic waste
was recycled being biomassa and the anorganic waste (plastic) was recycled to be unique
bags handmade. Some of waste were made into products which has high economic in order
to increase the income for Winong village society.
Methodology of the program has 3 steps, First, socialization of disadvantages of
waste and the economics potency. Second, biomassa and bags handmade training. Third,
supervising for the production and then the marketing penetration indeed.

The products from the program were lifeskills making biomassa and bags handmade.
Biomassa center have made the biomassa 35 kg per week succesfully, and trashion center
(bags handmade) have made 10 kinds of bags i.e. sandals, small bags and medium bags.
The products were sold by consignment system in the stores.
Keywords: recycle, waste, handmade, biomassa, winong

1