Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Petandakan - Kecamatan Buleleng - Kabupaten Betandakan.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : PETANDAKAN

KECAMATAN : BULELENG

KABUPATEN/KOTA : BULELENG

NAMA MAHASISWA : KADEK VERLYANITA SEPTIARINI

FAK/PS : KEDOKTERAN/ILMU KEPERAWATAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Program pendampingan keluarga merupakan salah satu program pokok non tema

KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran dan Pemberdayaan kepada Masyarakat) yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup keluarga yang didampingi oleh mahasiswa dengan cara turut serta berpartisipasi dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang sedang dialami oleh keluarga tersebut dan berusaha untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh keluarga dampingan.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak yang terkait dalam kegiatan pendampingan keluarga. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

 Bapak Dr. drh. Ida Bagus Ngurah Swacita, MP selaku Dosen Pembimbing Lapangan

(DPL) yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan motivasi dalam pelaksanaan program ini.

 Bapak Wayan Joni Arianto selaku Penjabat Kepala Desa Petandakan yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan, saran dan dukungan selama program KKN – PPM

berlangsung.

 Bapak Nyoman Sila Arsa sebagai Kelian Banjar Dinas Kawan atas data yang telah

diberikan kepada penulis.

 Keluarga Bapak Made Sukiada selaku keluarga dampingan penulis yang telah membagi

banyak pengalaman hidup selama pelaksanaan keluarga dampingan.

 Seluruh warga Desa Petandakan termasuk STT di Desa Petandakan atas kerja samanya

selama pelaksanaan pelaksanaan program KKN-PPM.

 Teman-teman kelompok KKN-PPM Desa Petandakan atas semangat, dukungan dan kerja


(3)

iii

 Kepada semua pihak yang terkait yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, sehingga proposal ini selanjutnya akan terus direvisi dengan harapan dapat menjadi lebih sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan ini.

.

Petandakan, Agustus 2016


(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan... 3

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 3

a. Kebutuhan Sehari-hari ... 3

b. Pendidikan... 4

c. Kesehatan ... 4

d. Sosial dan kehidupan bermasyarakat ... 5

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga ... 6

2.2 Masalah Prioritas ... 8

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program ... 10

3.2 Jadwal Kegiatan ... 12

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA ... 15

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 18

5.2 Rekomendasi ... 18 LAMPIRAN


(5)

(6)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1Profil Keluarga Dampingan

KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Udayana merupakan kegiatan untuk membentuk mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang ditentukan adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema yang wajib dilaksanakan selama masa KKN PPM. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari.

Dalam KKN PPM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga pra-sejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap Dusun di Desa Petandakan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Tahap awal yang dilakukan adalah mencari data keluarga yang akan didampingi kepada kepala dusun setempat. Kepala dusun kemudian memberikan data dan mengarahkan untuk mendampingi salah satu keluarga yang berada di dusun kawan. Pada KKN periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Desa Petandakan, yaitu keluarga Bapak Made Sukiada.

Bapak Made Sukiada merupakan salag satu penduduk asli Banjar Dinas Kawan, Desa Petandakan, Kecamatan Buleleng. Keluarga Bapak Made Sukiada merupakan salah satu keluarga yang kurang mampu. Bapak Made Sukiada berstatus sudah menikah dan memiliki 5 orang anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak perempuan dari bapak laki-lakinya dan ibu mertuanya. Anak pertama bapak Made Sukiada telah bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.


(7)

Keluarga Bapak Made Sukiada memperoleh beberapa bantuan yang membantu dalam kehidupan sehari-harinya. Bantuan yang diterima keluarga beliau diantaranya raskin, KIP, KIS, BPS, dan bedah rumah.

Saat ini, keluarga Bapak Made Sukiada menempati lahan seluas ± 2 are yang merupakan tanah milik pribadi. Bapak Made Sukiada bekerja sebagai pengayah bangunan. Terkadang 1 minggu bapak Made Sukiada tidak bekerja karena banyaknya buruh bangunan di Desa Petandakan sehingga pesanan berkurang. Sedangkan istri dari bapak Made Sukiada merupakan Ibu Rumah Tangga.Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga Bapak Made Sukiada dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak Made Sukiada

No Nama Status Umur Pendidikan Hubungan dgn KK Pekerjaan

1 Made Sukiada Kawin 46 th Tamat SD KK Pengayah

bangunan

2 Made Menuh

Sari Kawin 45 th Tamat SD Istri KK

Ibu Rumah

Tangga

3 Wayan Kariasa Belum

kawin 24 th SMA Anak KK Karyawan

4 Ketut Bayu Kari

Widiasa

Belum

kawin 18 th SMA Anak KK Pelajar

5 Putu Inang Kari

Widiasa

Belum

kawin 13 th SMP Anak KK Pelajar

6 Kadek Bagia

Purwani Yasa

Belum

kawin 12 th SD Anak KK Pelajar

7 Komang Surya

Widi Prasta

Belum

kawin 8 th SD Anak KK Pelajar

8 Ketut Simpen Cerai

mati 80 th

Tidak

Sekolah Mertua KK Tidak Bekerja

Bapak Made Sukiada menemapti rumah yang telah mendapat bantuan dari desa (bedah rumah). Rumah bapak Made Sukiada memiliki dua kamar yaitu kamar tempat tidur anak-anaknya dan kamar suci. Terkadang Bapak Made Sukiada bersama istri tidur di teras rumah. Kamar mandinya


(8)

sangat kecil dan tidak layak pakai namun bapak Made Sukiada tetap mensyukuri apa yang ia miliki. Istri Bapak Made Sukiada memasak masih menggunakan kayu api.

Sebagai salah satu keluarga pra-sejahtera keluarga ini mengalami beberapa permasalahan terutamnya dalam hal perekonomian keluarga. Meski demikian Bapak Made Sukiada mampu menyekolahkan anak sulungnya hingga jengjang kuliah. Kemudian anak sulungnyalah yang kemudian membantu perekonomian keluarga dan membantu menyekolahkan keempat adiknya. 1.2Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi keluarga dampingan dijelaskan menjadi dua pokok yaitu pendapatan keluarga dan pengualaran keluarga.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak Made Sukiada termasuk keluarga dengan ekonomi rendah. Bapak Made Sukiada bekerja sebagai pengayah bangunan. Bapak Made Sukiada bekerja apabila diminta bantuan oleh buruh bangunan. Sehingga penghasilan bapak Made Sukiada setiap harinya tidak menentu. Terkadang dalam satu minggu bapak Made Sukiada tidak mendapat kerjaan. Namun apabila ajakan bekerja ramai dalam seharinya bapak Made Sukiada diupah sekitar Rp. 80.000.

Anak sulung dari Bapak Made Sukiada juga membantu perekonomian keluarga. Dia diminta sebagai tulang punggung keluarga oleh bapak Made Sukiada. Penghasilan rata-rata anak sulung bapak Made Sukiada berkisar Rp. 1.000.0000/bulan. Bapak Made Sukiada mengatakan perekonomiannya sangat terbantu sejak anak sulungnya telah bekerja dan mendapat banyak bantuan dari desa. Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kebutuhan kerohanian dan sosial.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

1.2.2.1Kebutuhan Sehari-hari

Pengeluaran Bapak Made Sukiada untuk kebutuhan sehari-hari tidak menentu setiap harinya. Masalah pengeluaran selalu menjadi permasalahan di keluarga Bapak Made Sukiada. Sebagian upah yang diperoleh oleh Bapak Made Sukiada diberikan kepada istrinya untuk membeli kebutuhan sehari-hari keluarganya. Penghasilan anak sulung Bapak Made Sukiada digunakan untuk


(9)

membiayai adiknya-adiknya dan melengkapi apabila kekurangan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Setiap bulannya diperkirakan keluarga ini menghabiskan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari sekitar Rp. 500.000. Bapak Made Sukiada mengatakan pengeluaran sering melebihi pendapatan, sehingga keluarga ini sering kali tidak makan. Bapak Made Sukiada tidak memiliki alokasi khusus untuk membeli beras karena keluarga Bapak Made Sukiada mendapat bantuan beras setiap bulan dari desa. Bapak Made Sukiada cukup membayar Rp. 30.000,- untuk mengambil beras di Desa.

Bapak Made Sukiada setiap bulannya hanya membayar listrik sekitar Rp. 20.000 karena bapak Made Sukiada menumpang listrik di tetangga. Selain biaya makan, bapak Made Sukiada juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulannya seperti deterje, sabun, dan rokok. Bapak Made Sukiada adalah seorang perokok namun tidak perokok berat, karena bapak Made Sukiada harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya maka bapak Made Sukiada berusaha agar meminimalisir pengeluaran pribadinya.

1.2.2.2Pendidikan

Keluarga bapak Made Sukiada tidak memiliki alokasi khusus untuk pendidikan. Walaupun demikian, beliau telah mampu menyekolahkan anak pertamanya hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).anak sulung bapak Made Sukiada berencena melanjutkan ke perguruan tinggi, namun karena kendala dengan biaya menyebabkan anak sulung Bapak Made Sukiada bekerja untuk mengumpulkan uang yang nantinya dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi. Selanjutnya untuk anak kedua hingga anak kelimanya biaya sekolahnya gratis karena keempat anak bapak Made Sukiada memiliki kartu Indonesia Pintar yang didapatkan dari pemerintah. Untuk biaya pendidikan lainnya seperti membayar uang sumbangan di sekolah biasanya anak sulungnyalah yang memberikan uang kepada adik-adiknya. Dapat dikatakan bahwa bapak Made Sukiada telah melepas tanggung jawab untuk biaya pendidikan keempat anaknya, karena telah dibantu oleh anak sulungnya.


(10)

1.2.2.3Kesehatan

Keluarga bapak Made Sukiada termasuk keluarga yang relative jarang sakit. Keadaan kesehatan bapak Made Sukiada beserta istri dan anak-anaknya secara umum baik. Keluarga bapak Made Sukiada tidak mengidap penyakit berat dan riwayat penyakit berat lainnya. Namun bapak Made Sukiada mengatakan terkadang demam dan batuk-batuk namun tidak sampai memerlukan rawat inap. Apabila salah satu anggota keluarga sakit, keluarga bapak Made Sukiada berobat ke bidan yang praktek di desa Petandakan. Dana kesehatan bapak Made Sukiada ditanggung oleh pemerintah karena bapak Made Sukiada memiliki karti Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk biaya kesehatan. Sehingga pengeluaran keluarga bapak Made Sukiada untuk kesehatan terbantu dengan adanya bantuan dari pemerintah.

Saat pengkajian dua anak bapak Made Sukiada demam sudah 4 hari dan mengatakan mual dan pusing. Saat di kaji lebih lanjut disekitar rumah bapak Made Sukiada terdapat riwayat penyakit Demam Berdarah.

1.2.2.4Sosial dan Kehidupan Bermasyarakat

Dari segi sosial bapak Made Sukiada mengakui bahwa cukup banyak dana harus diluangkan untuk kehidupan untuk kehidupan sosialnya. Selayaknya orang Bali pada umumnya, emmang diperlukan alokasi dana untuk upacara adat maupun acara adat lainnya. Keluarga ini memang tidak mengalokasikan dana khusus untuk bersosialisasi (menyama braya) namun tetap saja hampir tiap bulannya dibutuhkan untuk keperluan ini. Bapak Made Sukiada mengakui kebutuhan untuk kehidupan sosial nampaknya memang menghabiskan cukup banyak dana pendapatan bapak Made Sukiada dan istrinya.

Bapak Made Sukiada kerap menyiasati dengan meminjam uang ke Koperasi Desa Pekraman Petandakan dan LPD Desa Pekraman Petandakan. Jalan ini dipilih karenan mudahnya kredit yang ditawarkan oleh Koperasi dan LPD sehingga bapak Made Sukiada tidak perlu berfikir keras untuk pelunasannya. Bapak Made Sukiada memiliki satu motor kredit yang mana juga meminjam uang di Koperasi Desa Pekraman Petandakan. Sehingga dengan meminjam


(11)

uang di Koperasi dan LPD setempat kebutuhan sosial dan bermasyrakat yang tidak dapat dijumlahkan nominalnya dan datang tak tertuga dapat ditutupi.


(12)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak Made Sukiada yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara kekeluargaan dan Membina Hubungan Saling Percara dengan keluarga Bapak Made Sukiada, yaitu melakukan obrolan-obrolan ringan dengan kepala keluarga dan istrinya mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, masalah perekonomian, serta melihat keadaan tempat tinggal Bapak Made Sukiada.

2.1 Permasalahan Keluarga

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Masalah perekonomian merupakan yang dirasa utama dari keluarga Bapak Made Sukiada. Permalasan keuangan yang dihadapi Bapak Made Sukiada memang nampak ringan di permukaannya namun permasalahan yang dihadapi dapat dikategorikan sebagai masalah yang cukup serius. Apabila tidak diselesaikan secepatnya permasalahan akan semakin menumpuk dan membebani keuangan keluarga kedepannya. Bapak Made Sukiada tidak mengerti dengan kebutuhan sehari-hari karena kerap sekali pengeluaran melebihi dari pendapatan.

Pengeluaran terbesar yang tak terkontrol ialah saat hari raya beruntun seperti misalnya Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan yang menyebabkan Bapak Made Sukiada dan istri merasa bingung dan sedih karena tidak memiliki uang untuk upacara agama. Ada kalanya pengeluaran tidak terkontrol terutama disaat ada tajen ataupun bentuk judi lainnya yang diselenggarakan di sekitar lingkungan Banjar Kawan membuat Bapak Made Sukiada terlibat didalamnya tanpa memikirkan uang yang masih tersisa sebagai akibatnya uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari akan habis dan untuk menutupinya diambil dari pinjaman Koperasi dan LPD, ini membuat jumlah pinjaman makin membekak. Hal ini disebabkan karena hanya bapak Made Sukiada yang bekerja sedangkan istri hanya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sedangkan penghasilan dari anak sulung Bapak Made Sukiada digunakan untuk melunasi kreditan di Koperasi dan LPD.


(13)

Permasalah ekonomi lainnya diakibatkan karena pekerjaan bapak Made Sukiada yang tidak tetap. Dahulu bapak Made Sukiada pernah merantau ke Sulawesi untuk bekerja selama 10 tahun, namun perubahan tidak dirasakan sehingga mengakibatkan bapak Made Sukiada .Pekerjaan Bapak Made Sukiada sebagai pengayah buruh yang dimana apabila buruh bangunan membutuhkan bantuan pengayah baru bapak Made Sukiada dihubungi. Hal tersebut menyebabkan pengahasilan bapak Made Sukiada tiap bulannya tidak menentu. Terkadang anak-anak bapak Made Sukiada tidak mendapatkan bekal setiap harinya karena kurangnya uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Keluarga Bapak Made Sukiada sampai sekarang ini belum memiliki tabungan, tabungan sesungguhnya sangat diperlukan oleh keluarga Bapak Made Sukiada untuk mengantisipasi pengeluaran yang tiba-tiba, seperti sakit, kematian, perayaan pernikahan, dan sebagainya. Namun karena keadaannya seperti sekarang ini menyebabkan keluarga bapak Made Sukiada tidak memungkinkan untuk memiliki tabungan. Sehingga permasalahan ekonomi sangat dirasakan di keluarga Bapak Made Sukiada.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sangat berat, namun nyeri dada sering dirasakan oleh bapak Made Sukiada karena bapak Made Sukiada merokok sejak muda. Namun nyeri dada yang dirasakan tidak sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Nyeri dirasakan oleh bapak Made Sukiada sejak tahun 2014, apabila nyeri yang dirasakan timbul maka bapak Made Sukiada langsung istirahat agar nyeri yang dirasakan tidak memberat. Seseorang perokok sangat berpotensi menderita penyakit paru-paru, potensi inilah yang kemungkinan terjadi pada bapak Made Sukiada.

Akhir-akhir ini anak ketiga dan keempat bapak Made Sukiada mengalami demam. Demam sudah dirasakan 4 hari, selain demam mual dan pusing juga dirasakan. Setelah dilakukan pengkajian ternyata disekitar rumah bapak Made Sukiada terdapat dua keluarga yang salah satu anggota keluarganya yang dirawat dirumah sakit dengan Demam Berdarah Dengue. Istri bapak Made Sukiada cemas dengan keadaan kedua putranya sehingga istri bapak Made Sukiada rutin membawa


(14)

anaknya ke Pustu dan Bidan yang ada di Desa Petandakan.Walaupun keadaan rumah bapak Made Sukiada termasuk sangat sederhana dan sempit, namun pekerangan rumah bapak Made Sukiada sangat bersih, tidak tampak sampah berserakan, begitu pula kamar mandi bapak Made Sukiada yang kecil sangatlah bersih dan tidak tampak jentik nyamuknya.

Istri bapak Made Sukiada mengeluh terkadang merasakan kesulitan dalam melihat jarak jauh dan dekat. Terkadang istri bapak Made Sukiada mengeluh pusing apabila menonton tv dan membaca terlalu lama, sering keluar air mata. Istri bapak Made Sukiada mengatakan malas untuk memeriksaan diri ke Puskesmas Buleleng III dan istri bapak Made Sukiada dirujuk ke RSUD Buleleng yang mana terdapat praktek dokter mata, hal tersebutlah yang mengakibatkan istri Bapak Made Sukiada malas untuk memeriksakan matanya kembali karena takut akan biaya pemeriksaan mata yang mahal.

2.1.3 Masalah Pendidikan

Masalah pendidikan muncul seiring dnegan kondisi ekonomi keluarga ini dimana dapat dilihat seperti anak sulung bapak Made Sukiada yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi karena tidak adanya biaya untuk melanjutkan sekolah mengakibatkan anak sulung bapak Made Sukiada secara mandiri untuk membantu perekonomian keluarga.

Bapak Made Sukiada memiliki cita-cita yang tinggi agar anak-anaknya mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan Perguruan Tinggi agar nantinya dapat merubah perekonomian keluarga, namun dengan keadaan seperti saat ini menyebabkan cita-cita bapak Made Sukiada harus dikubur dan hanya bisa berharap agar biaya pendidikan semakin murah dan pemerintah dapat memberikan beasiswa pada keluarga yang kurang mampu.

Beliau juga mengeluhkan bahwa kurang meratanya pemberian beasiswa pada keluarga yang kurang mampu. Hal tersebut menyebabkan minat bapak Made Sukiada untuk melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang yang tinggi mulai berkurang.


(15)

Dari masalah-masalah yang telah didapatkan disusunlah masalah prioritas yang telah dibantu pemecahannya selama kurang lebih satu bulan proses pendampingan keluarga. Setelah ditelaah lebih lanjut telah dipilih tiga masalah yang utama untuk dijadikan bahan dalam penyusunan program pendampingan keluarga. Penyusunan program KK Dampingan dimulai tanggal 24 Juli 2016 disaat pelaksaan survey masyarakat Pentandakn sekaligus pembagian keluarga untuk dijadikan keluarga dampingan.

Sejak tanggal 25 Juli 2016 mulailah dilaksanakan beberapa program pendampingan keluarga di kediaman bapak Made Sukiada. Kegiatan terselesaikan dengan mengunjungi keluarga dampingan secara rutin hampir setiap harinya dengan menjalankan program yang telah direncanakan sebelumnya.

Masalah yang diprioritaskan dalam program pendampingan keluarga ini adalah permasalah ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Prioritas ini dipilih karena banyaknya masalah kesehatan dan pendidikan timbul karena berawal dari masalah ekonomi.

Sedangkan untuk bidang kesehatan dan kebersihan beberapa program sederhana disusun untuk meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya hidup dengan lebih sehat dan pemanfaatan lahan serta sumber daya yang ada di sekitar untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Masalah pendidikan yang telah diselesaikan adalah meningkatkan motivasi dan pemberian pemahaman kepada KK Dampingan tentang pentingnya penyisihan dana untuk pendidikan dan pemeberian informasi tentang terkait beasiswa untuk pendidikan.


(16)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah di atas, pendamping mengambil semua masalah yang harus dicarikam pemecahannya sehingga dapat membantu dan meningkatkan tingkat kehidupan keluarrga yang didampingi. Masalah yang diutamakan untuk dicarikan pemecahannya adalah masalah yang sesuai dengan bidang keahlian yang didalami selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Berbagai permasalahn ditemukan dengan survey yang dilakukan. Namun, terdapat tiga prioritas masalah yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa. Permasalahan tersebut meliputi permasalahan di bidang ekonomi, permasalahan bidang kesehatan, dan permasalahan pada pendidikan. Permasalahan tersebut kemudian disusunlah program yang dapat bersama dengan keluarga mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Selain memberikan solusi penulis juga memberikan sedikit bantuan yang dapat nantinya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

3.1.1 Program Perekonomian

1. Program Tukar Pikiran Mengenai Masalah Ekonomi

Mahasiswa memberikan bantuan untuk berdiskusi tentang masalah ekonomi sehingga dapat meringankazxn beban pikiran keluarga dampingan. Mahasiswa meminta pada keluarga Bapak Made Sukiada agar saling berbagi terkait pengeluaran yang selalu melebehi pendapatan sehingga dapat mengurangi pembelian kebutuhan sehari-hari.

2. Usulan Usaha Untuk Menunjang Kebutuhan Sehari-hari

Berdasarkan uraian permasalahan diatas didapatkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari hanya bapak Made Sukiada dan anak sulungnya yang bekerja. Walaupun sudah bekerja tetap saja pengeluaran melebihi pendapatan. Hal diatas menyebabkan mahasiswa berencana dan menyarankan agar istri Bapak Made Sukiada bekerja sampingan dirumah. Usulan program yang dilakukan adalah dengan cara membantu mencari alternative usaha lain yang mengahsilkan pemasukan selain penghasilan dari bapak Made Sukiada dan anak sulungnya.


(17)

Seperti misalnya usulan yang diberikan ialah menjual sarana dan prasarana banten.

3. Pemberian Sembako

Sembako merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari yang sangat dibutuhkan. Meskipun jarang ada kesempatan untuk membeli sembako secara lengkap setiap harinya sembako tetaplah diperlukan. Untuk menghindari kekurangan biaya dalam pembelian sembako, maka diadakanlah pemberian sembako yang disisipi juga dengan paham pemberdayaan.

3.1.2 Program Kesehatan

Untuk menghadapi permasalahan kesehatan maka pendamping memberikan program tukar pikiran mengenai pentingnya kesehatan. Saat pengkajian pertama didapatkan bahwa bapak Made Sukiada seorang perokok tidak keras namun juga beresiko mengalami sakit paru-paru. Pernyataan diatas didukung dengan keluhan yang disampaikan bahwa bapak Made Sukiada sering merasakan sakit pada dadanya. Kemudian melihat kenyataan tersebut penulis memberikan saran untuk mengurangi konsumsi rokok dan mengurangi kegiatan apabila merasakan sakit dada. Selain itu, saat pendampingan ditemukan bahwa dua putra bapak Made Sukiada mengalami demam yang sudah 4 hari. Selain demam, mual dan pusing juga dirasakan. Saat penulis amati lebih jauh ternyata disekitar rumah Bapak Made Sukiada ditemukan terdapat dua kasus yang dirawat dengan Demam Berdarah Dengue. Istri bapak Made Sukiada sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Kemudian dengan keadaan tersebut penulis menyarankan agar segera memeriksakan darah ke klinik terdekat dan menyarankan agar minum air putih lebih banyak. Saran lain yang diberikan juga terkait agar mengurangi makanan yang berlemak tinggi, dan mengurangi makanan dengan bau yang khas agar tidak menimbulkan rasa mual. Selain itu penulis juga memberikan pupuk abate kepada keluarga Bapak Made Sukiada dan mengajarkan cara penggunaanya dengan alasan karena terdapat kasus Demam Berdarah Dengue di sekitar rumah bapak Made Sukiada.


(18)

Program kesehatan lain yang disarankan ialah agar tetap menjaga kebersihan rumah, kamar mandi dan pekarangan rumah.

3.1.3 Program Pendidikan

Program yang diberikan berhubungan dengan pendidikan ialah dengan melakukan les privat bersama putra bapak Made Sukiada yang masih mengenyam pendidikan di bangku SD. Program yang dilakukan seperti memecahkan masalah terkait pelajaran yang tidak dipahami di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah bersama, dan melatih membaca salah satu putra bapak Made Sukiada. Penulis juga memberikan saran agar bapak Made Sukiada dan istri lebih memperhatikan anak dalam halnya menanyakan kesulitan belajar disekolah dan mengingatkan anak agar tetap belajar setiap harinya.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah bapak Made Sukiada. Dalam waktu sebulan dilakukan kunjungan sebanyak 20 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan No. Tanggal Waktu Jam Tim Volume

JKEM

Kegiatan

1 24 Juli

2016

20.00 – 23.00

3 jam 15 org 45 jam Rapat bersama kelompok terkait

persiapan KK Dampingan dan Pembagian KK Dampingan dilanjutkan dengan memohon ijin kepada Kelihan Banjar Kawan dan Kelihan Banjar Pondok.

2 25 Juli

2016

15.00 – 20.00

5 jam 15 org 75 jam Survey KK Dampingan

3 26 Juli

2016

15.00 – 20.00

5 jam 15 org 75 jam Survey KK Dampingan

4 27 Juli

2016

15.00- 19.00


(19)

5 28 Juli 2016

14.00-15.00, 17.00 – 20.00

4 jam 15 org 75 jam Survey dan membagi KK

Dampingan ke masing-masing mahasiswa.

6 29 Juli

2016

15.00 – 20.00

5 jam 6 org 30 jam Bertemu dengan KK Dampingan

untuk membina hubungan saling percaya.

7 31 Juli

2016

17.00 – 20.00

3 jam 6 org 18 jam Berbincang – bincang dan mencatat

profil KK Dampingan.

8 01

Agustus 2016

14.00 – 18.00

4 jam 6 org 24 jam Melakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital pada keluarga Bapak Made Sukiada

9 3

Agustus 2016

15.00 – 20.00

5 jam 6 org 30 jam Membahas tentang pengeluaran dan

pemasukan keluarga Bapak Made Sukiada

10 7

Agustus 2016

15.00 – 19.00

4 jam 6 org 24 jam Berkunjung ke rumah Bapak Made

Sukiada membahas tentang penggunaan kartu yang didapatkan dari pemerintah

11 8

Agustus 2016

13.00 – 18.00

5 jam 6 org 30 jam Membahas tentang masalah

kesehatan keluarga Bapak Made Sukiada

12 10

Agustus 2016

17.00 – 21.00

4 jam 6 org 24 jam Berdisukusi terkait perlunya usaha

sampingan untuk membantu

perekonomian keluarga bapak Made Sukiada

13 15

Agustus 2016

16.00 – 20.00

4 jam 5 org 20 jam Belajar bersama putra-putra bapak

Made Sukiada dan menyelesaikan bersama pekerjaan rumah yang belum dimengerti.


(20)

14 16 Agustus 2016

15.00 – 21.00

6 jam 6 org 36 jam Membahas tentang kondisi anaknya

dan mengajarkan cara penggunaan pupuk abate.

15 18

Agustus 2016

13.00-18.00

5 jam 5 org 30 jam Berdisukusi dengan putra-putra

bapak Made Sukiada terkait pelajaran yang tidak mengerti di sekolah.

16 19

Agustus 2016

16.00 – 20.00

4 jam 2 org 8 jam Membeli sembako dan

perlengkapan sekolah untuk keluarga Bapak Made Sukiada dan mulai menyusun laporan KK dampingan.

17 21

Agustus 2016

15.00 – 21.00

6 jam 6 org 36 jam Berbincang-bincang dengan

keluarga bapak Made Sukiada terkait kerja sampingan yang sudah dilakukan oleh istri bapak Made Sukiada

18 26

Agustus 2016

15.00 – 21.00

7 jam 7 org 49 jam Memberikan sembako, peralatan

sekolah dan melakukan perpisahan dengan keluarga Bapak Made Sukiada.

Melanjutkan pembuatan laporan KK Dampingan

19 27

Agustus 2016

14.00 – 20.00

7 jam 1 org 7 jam Menyelesaikan pembuatan laporan

KK Dampingan.


(21)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dilakukan penulis selama masa kegiatan KKN PPM Universitas Udayana yaitu dari tanggal 24 Juli 2016 – 26 Agustus 2016. Penulis biasanya melakukan kunjungan sekitar pk. 10.00 WITA untuk kunjungan pagi dan terkadang melakukan kunjungan di sore hari sekitar pk. 17.00 WITA. Waktu kunjungan yang dilakukan penulis, menyesuaikan dengan program-program lain dalam kegiatan KKN PPM Universitas Udayana. Dengan keterbatasan waktu tersebut, penulis tetap berusaha untuk sesering mungkin mengunjungi keluarga yang didampingi.

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali kunjungan dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingna yang penulis lakukan selama sebulan 10 hari adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 90 jam.

4.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Petandakan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga Bapak Made Sukiada adalah di Dusun/ Banjar Kawan, Desa Petandakan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Petandakan. Kegiatan KK Dampingna yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan percakapan santai bersama keluara yang didampingi untuk menciptakan suasana nyaman dan hubungan saling percaya sehingga informasi yang diberikan sesuai dengan kenyataan tanpa menutupi informasi dan menerima solusi yang


(22)

ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 20 kali selama sebulan, dimana waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

4.4 Hasil

4.4.1 Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi

Hasil dari kegiatatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena perlu waktu dalam mengatasi suatu masalah ekonomi. Namun salah satu satu solusi yang diberikan oleh mahasiswa menjadi salah satu jalan untuk mengatasi masalah perekonomian keluarga bapak Made Sukiada. Istri bapak Made Sukiada mulai melakukan kerja sampingan dimana dapat dilihat bahwa istri Bapak Made Sukiada mulai menawarkan diri pada masyarakat sekitar bahwa beliau menerima orderan banten hari raya Agama Hindu. Hal ini didukung dengan saat melakukan kunjungan ke rumah Bapak Made Sukiada ditemukan istri Bapak Made Sukiada sedang membuat orderan banten suci yang dipesan oleh salah satu masyrakat sekitar.

4.4.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan

Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang kesehatan khususnya pada bapak Made Sukiada belum menunjukan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena perlu waktu untuk berhenti merokok. Namun masalah yang terjadi pada kedua putranya menunjukan hasil yang signifikan dimana setelah diberikan saran untuk mengecek darah dan minum air yang banyak dan rutin langsung diterapkan oleh istri bapak Made Sukiada. Hal tersebut menyebabkan kedua putra bapak Made Sukiada diketahuai kondisinya segera oleh dokter dan dapat segera membaik sehingga tidak samapi dirawat.

4.4.3 Pendampingan Keluarga Bidang Pendidikan

Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang pendidikan sudah menunjukan hasil yang diharapkan. Menurut penuturan dari Bapak Made Sukiada putranya yang biasanya tidak pernah membaca buku dan membuat pekerjaan rumah, namun sejak di lakukan pendampingan putranya lebih rajin membaca buku dan membuat pekerjaan rumah. Istri bapak Made Sukiada juga selalu mengingatkan anakanya untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.


(23)

4.5 Kendala

Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga Bapak Made Sukiada adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Dimana pendanaan mahasiswa masih bergantung dari orang tua sehingga mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk tukar pikiran serta hanya bisa memberikan sembako seadanya dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.


(24)

1

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis damping adalah keluarga Bapak Made Sukiada. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Permasalahan tersebut kemudian disusunlah program yang dapat bersama dengan keluarga mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Selain memberikan solusi penulis juga memberikan sedikit bantuan yang dapat nantinya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Made Sukiada, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

1) Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN

PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

2) Diharapkan kepada keluarga Bapak Made Sukiada untuk lebih mmenyadari

pentingnya pola hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan pekarangan rumah, kamar mandi dan bangunan rumah.

3) Keluarga Bapak Made Sukiada diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi

yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.

Rekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

Program pendampingan keluarga ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas.


(25)

2

Mahasiswa diberikan pegangan pelaksanaan program dan parameter yang jelas untuk kesuksesan pelaksanaan program. Begitupula dengan pemenuhan jam pendampingan keluarga yang sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan program bantu


(26)

3

LAMPIRAN

Gambar 1.1 Kondisi Rumah Bapak Made Sukiada


(27)

4

Gambar 1.3 Pemeriksaan Tanda-tanda vital Keluarga Bapak Made Sukiada


(1)

ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 20 kali selama sebulan, dimana waktu yang dibutuhkan sekitar 4 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai lebih dari 90 jam.

4.4 Hasil

4.4.1 Pendampingan Keluarga Bidang Ekonomi

Hasil dari kegiatatan pendampingan yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena perlu waktu dalam mengatasi suatu masalah ekonomi. Namun salah satu satu solusi yang diberikan oleh mahasiswa menjadi salah satu jalan untuk mengatasi masalah perekonomian keluarga bapak Made Sukiada. Istri bapak Made Sukiada mulai melakukan kerja sampingan dimana dapat dilihat bahwa istri Bapak Made Sukiada mulai menawarkan diri pada masyarakat sekitar bahwa beliau menerima orderan banten hari raya Agama Hindu. Hal ini didukung dengan saat melakukan kunjungan ke rumah Bapak Made Sukiada ditemukan istri Bapak Made Sukiada sedang membuat orderan banten suci yang dipesan oleh salah satu masyrakat sekitar.

4.4.2 Pendampingan Keluarga Bidang Kesehatan

Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang kesehatan khususnya pada bapak Made Sukiada belum menunjukan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, karena perlu waktu untuk berhenti merokok. Namun masalah yang terjadi pada kedua putranya menunjukan hasil yang signifikan dimana setelah diberikan saran untuk mengecek darah dan minum air yang banyak dan rutin langsung diterapkan oleh istri bapak Made Sukiada. Hal tersebut menyebabkan kedua putra bapak Made Sukiada diketahuai kondisinya segera oleh dokter dan dapat segera membaik sehingga tidak samapi dirawat.

4.4.3 Pendampingan Keluarga Bidang Pendidikan

Hasil dari kegiatan pendampingan keluarga di bidang pendidikan sudah menunjukan hasil yang diharapkan. Menurut penuturan dari Bapak Made Sukiada putranya yang biasanya tidak pernah membaca buku dan membuat pekerjaan rumah, namun sejak di lakukan pendampingan putranya lebih rajin membaca buku dan membuat pekerjaan rumah. Istri bapak Made Sukiada juga selalu mengingatkan anakanya untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.


(2)

4.5 Kendala

Kendala yang dihadapi selama pendampingan keluarga Bapak Made Sukiada adalah mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan ekonomi karena keterbatasan dana yang dimiliki. Dimana pendanaan mahasiswa masih bergantung dari orang tua sehingga mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk tukar pikiran serta hanya bisa memberikan sembako seadanya dalam menyelesaikan masalah dari keluarga dampingan tersebut.


(3)

1 BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program KK Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis damping adalah keluarga Bapak Made Sukiada. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Permasalahan tersebut kemudian disusunlah program yang dapat bersama dengan keluarga mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Selain memberikan solusi penulis juga memberikan sedikit bantuan yang dapat nantinya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak Made Sukiada, maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

1) Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara pada KK bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas

2) Diharapkan kepada keluarga Bapak Made Sukiada untuk lebih mmenyadari pentingnya pola hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan pekarangan rumah, kamar mandi dan bangunan rumah.

3) Keluarga Bapak Made Sukiada diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.

Rekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.

Program pendampingan keluarga ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas.


(4)

2 Mahasiswa diberikan pegangan pelaksanaan program dan parameter yang jelas untuk kesuksesan pelaksanaan program. Begitupula dengan pemenuhan jam pendampingan keluarga yang sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan program bantu


(5)

3 LAMPIRAN

Gambar 1.1 Kondisi Rumah Bapak Made Sukiada


(6)

4 Gambar 1.3 Pemeriksaan Tanda-tanda vital Keluarga Bapak Made Sukiada