KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH TANGAN BERDASARKAN PASAL 29 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.
TESIS
KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH
TANGAN BERDASARKAN PASAL 29 AYAT (1)
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN
KETUT SUANTARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 26 OKTOBER 2016
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I G A A Ariani, SH., MS.
NIP.19441221 197503 2 001
Dr. Pt. Gd. A Sumerthayasa, SH., MH.
NIP.19640915 199003 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Magister Kenotariatan
Direktur Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Universitas Udayana
Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).
NIP. 19640402 198911 2 001
NIP. 19590215 198510 2 001
iii
TESIS INI TELAH DIUJI
Pada Tanggal : 25 Oktober 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana
Nomor: 5178/ UN 14.4/ HK/ 2016
Tanggal: 19 Oktober 2016
Ketua
:
Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS.
Sekretaris
:
Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.
Anggota
:
1. Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH., MS.
2. Dr. I Gusti Putu Anom Kerti, SH., M.Kn.
3. Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika, SH., MH.
iv
PERNYATAAN BABAS PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa :
Nama
: Ketut Suantari
NIM
: 1392461019
Program Studi
: Kenotariatan
Judul Tesis
: Keabsahan
Perjanjian
Kawin
di
Bawah
Tangan
Berdasarkan Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 26 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,
Ketut Suantari
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul “Keabsahan Perjanjian Kawin di Bawah Tangan
Berdasarkan Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan”. Tesis ini disusun untuk memenuhi kriteria sebagai salah
satu syarat meraih gelar Magister Kenotariatan pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan
tesis ini, yang hanya berkat bantuan berbagai pihak, maka tesis ini selesai pada
waktunya. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH.,
MS., pembimbing pertama dan Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.,
pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, ide, perhatian, dan saran
kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada
Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister Universitas Udayana, kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka
Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswi Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana,
kepada Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana dan Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum., Ketua
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, atas kesempatan,
perhatian dan dukungan yang telah diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan pada Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana, serta
kepada panitia penguji tesis, yang telah memberikan masukan dan saran kepada
penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
vi
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen
pengajar di Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana
Universitas Udayana atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama
perkuliahan berlangsung. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu seluruh staff
dan karyawan di Sekretariat Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang
telah membantu penulis dalam proses administrasi selama perkuliahan
berlangsung dan selama proses penulisan tesis ini berlangsung.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada orang tua I Ketut Suanta dan
Ni Made Suarningsih, serta kakak-kakak yang senantiasa mendoakan, mendukung
dan memberikan semangat selama penulis menjalani masa perkuliahan dan selama
proses pengerjaan tesis ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada suami
tercinta Ida Bagus Eka Sastrajnyana, SH dan keluarga atas dukungan dan motivasi
yang diberikan kepada penulis dalam proses pengerjaan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Junaedi Kariadi, SH.,
MH., M.Kn dan seluruh teman-teman angkatan VI Magister Kenotariatan
Universitas Udayana yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan tesis ini serta semua pihak
yang telah mendukung proses pembuatan tesis ini. Akhir kata penulis berharap
semoga Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan
kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua dan semoga tesis ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah kepustakaan di
bidang kenotariatan serta berguna bagi masyarakat.
Denpasar 26 Oktober 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH TANGAN
BERDASARKAN PASAL 29 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Perjanjian kawin merupakan persetujuan yang dibuat oleh calon suami
istri, untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan mereka yang
menyimpang dari persatuan harta kekayaan. Setelah berlakunya Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, maka telah ada unifikasi hukum
dalam perkawinan di Indonesia yang dipertegas dalam Pasal 66. Namun masih
ada ketidakjelasan pengaturan dalam Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan mengenai
bentuk daripada perjanjian kawin tersebut, apakah dapat dibuat dengan akta
otentik atau cukup dibuat di bawah tangan oleh para pihak. Oleh karena itu,
rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi : (1) apakah perjanjian kawin yang
dibuat di bawah tangan sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; dan (2) bagaimanakah kekuatan
pembuktian dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan
oleh pegawai pencatatan perkawinan. Landasan teoritis yang dipergunakan adalah
teori perjanjian dan konsep perjanjian kawin sebagai pisau analisis rumusan
masalah pertama. Kemudian teori kewenangan dan teori kepastian hukum, serta
konsep hukum pembuktian sebagai pisau analisis permasalahan kedua.
Berangkat dari adanya kekaburan norma dalam Pasal 29 ayat (1) UU
Perkawinan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan
konseptual. Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum
primer, sekunder, dan tertier. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian
ini adalah dengan metode bola salju, dan bahan hukum yang diperoleh dicatat
dengan menggunakan sistem kartu. Bahan hukum yang telah terkumpul diolah
dengan cara editing, pemberian catatan, kemudian rekonstruksi bahan hukum, dan
sistematis bahan hukum. Teknik analisis bahan hukum menggunakan deskriftif,
sistematisasi, dan interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kawin yang dibuat di bawah
tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan. Hal ini
dikarenakan dalam pasal tersebut tidak ada keharusan perjanjian kawin untuk
dibuat secara otentik, sehingga sah selama perjanjian kawin tersebut memenuhi
ketentuan persyaratan umum suatu perjanjian yaitu sepakat mereka yang
mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal
tertentu, dan suatu sebab yang halal. Tolak ukur sahnya perjanjian kawin di bawah
tangan ini adalah isi daripada perjanjian kawin tersebut tidak boleh melanggar
batas-batas hukum, agama dan kesusilaan. Kemudian perjanjian kawin tersebut
haruslah mendapat pengesahan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. Kekuatan
pembuktian dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan
oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan memiliki kekuatan pembuktian yang dapat
disetarakan selayaknya akta otentik, sepanjang para pihak mengakuinya atau
tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak. Catatan Sipil memperoleh
kewenangan oleh undang-undang mengesahkan perjanjian kawin, namun esensi
daripada pengesahan tersebut hanyalah sebagai pembukuan untuk pemenuhan
asas publisitas semata kepada pihak ketiga.
Kata Kunci: Perjanjian Kawin, Keabsahan, Perjanjian di Bawah Tangan.
viii
ABSTRACT
THE LEGALITY OF PRENUPTIAL AGREEMENT UNDER THE HAND
BASED ON ARTICLE 29 SECTION (1) LAW NO. 1 OF 1974
CONCERNING MARRIAGE
Prenuptial agreement is an agreement made by the prospective husband
and wife, to arrange a result of a marriage towards the wealth of those who stray
from the wealth affiliation. After the Law No. 1 of 1974 has been applied about
Marriage, there has been a unification of law in Indonesia which is reinforced by
Article 66. But, there are still some ambiguities or unclear arrangements in the
Article 29 section (1) of the Marriage Law regarding the form of the prenuptial
agreement, if it can be made with authentic deed or simply made under the hand
of the parties. Therefore, the issue raised in this research were : (1) whether the
agreement of prenuptial made under the hand of legitimate according to the
provisions of Article 29 section (1) of Law No. 1 of 1974; and (2) how the strength
of evidence of the prenuptial agreement made under the hand that was verified by
the Officer of the Registry of Marriage. Used theoretical basis is the agreement
theory and prenuptial agreement concepts as a knife analysis mating formulation
of the problem first. Then the authority theory, legal certainty theory and legal
concepts of evidence as knives second problem analysis.
Departing from this blurring norms in Article 29 section (1) of the
Marriage Law, this research used the type of normative legal research. This
research used the approach of legislation and the approach of conceptual. The
source of the legal material of this particular research consists of primary,
secondary and tertiary legal materials. The collection technique of the legal
materials was used the snowball method and noted with card system. The Legal
materials that have been collected was processed by means of editing, giving
record, reconstruction of legal materials, and the legal materials was
systematized. Legal materials analysis techniques used descriptive,
systematization, and interpretation techniques.
The results showed that (1) the agreement of prenuptial made under the
hand is lawful in accordance with Article 29 section (1) of the Marriage Law.
Based on the above article, there is no necessity of an agreement made with
authentic deed as long as the prenuptial agreement fulfilled by the general
requirements of the validity of the agreement are agreed they were bound
themselves, an ability to make an agreement, a certain thing, and a cause that is
halal. Benchmark validity of the prenuptial agreement under the hand must not
violate the limits of the law, religion and morality. Then prenuptial agreement
must obtain legalization by Officer of Registry of Marriage (2) the strength of
evidence of prenuptial agreements made under the hand that was officially
verified by the Officer of Registry of Marriage has the strength of evidence as
befits an authentic deed, if all the paties admit it or not there is denial of one of
the parties. Registry of marriage obtain authority by Marriage Law to legalization
of prenuptial agreement, but the essence of legalization merely a publicity to a
third party.
Key Words : Prenuptial Agreement, Legality, Agreement Under The Hand.
ix
RINGKASAN
Tesis ini menganalisis keabsahan perjanjian kawin di bawah tangan
berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.
Bab I, menguraikan latar belakang masalah yang dalam hal ini terdapat
kekaburan norma pada pengaturan Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan yaitu dalam
frasa ‘dapat mengadakan perjanjian tertulis’, dimana menimbulkan penafsiran
ganda karena tidak terdapat penjelasan atau ditentukan secara tegas mengenai
bentuk dari perjanjian kawin tersebut. Bentuk daripada perjanjian kawin ini dapat
ditafsirkan, apakah dapat dibuat dengan akta otentik atau cukup dibuat dibawah
tangan oleh para pihak, sehingga hal ini tentunya akan berimplikasi juga terhadap
kekuatan pembuktian daripada perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan
tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka landasan teoritis yang
dipergunakan adalah teori perjanjian dan konsep perjanjian kawin sebagai pisau
analisis rumusan masalah pertama. Kemudian teori kewenangan dan teori
kepastian hukum, serta konsep hukum pembuktian sebagai pisau analisis
permasalahan kedua. Pada sub ini juga diuraikan mengenai tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan metode penelitian.
Bab II, menguraikan tinjauan umum tentang perkawinan dan perjanjian
kawin. Bab ini terdiri dari 2 (dua) Sub Bab yaitu Sub Bab pertama tentang
perkawinan, yang terdiri dari Pengertian dan Tujuan Perkawinan; Asas-asas
Perkawinan; Syarat Sahnya Perkawinan; Harta Benda Perkawinan; dan Akibat
Hukum Perkawinan. Sub Bab kedua tentang perjanjian kawin yang terdiri dari
Pengertian Perjanjian Kawin; Bentuk Perjanjian Kawin; Syarat Sahnya Perjanjian
Kawin; Isi Perjanjian Kawin; dan Perubahan Perjanjian Kawin.
Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah
yang pertama, mengenai Keabsahan Perjanjian Kawin di Bawah Tangan Menurut
Undang-Undang Perkawinan. Bab ini dibagi menjadi 2 (dua) Sub Bab yaitu
Pengaturan Hukum Keabsahan Perjanjian Kawin Menurut KUHPerdata dan UU
Perkawinan yang terdiri dari Prosedur Pembuatan Perjanjian Kawin di Hadapan
Notaris dan Peranan Notaris dalam Pembuatan Akta Perjanjian Kawin. Sub Bab
kedua mengenai Keabsahan Perjanjian Kawin yang Dibuat di Bawah Tangan
Menurut Pasal 29 Ayat (1) UU Perkawinan.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah
kedua terkait dengan Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin yang Dibuat di
Bawah Tangan yang Disahkan Oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan. Bab ini
dibagi menjadi 3 (tiga) Sub Bab yaitu Kedudukan Akta Otentik yang terdiri dari
Pengertian Akta Otentik dan Kekuatan Pembuktian Akta Otentik. Sub Bab kedua
tentang Kedudukan Akta di Bawah Tangan yang terdiri dari Pengertian Akta di
Bawah Tangan dan Kekuatan Pembuktian Akta di Bawah Tangan. Terakhir Sub
Bab ketiga mengenai Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin yang Dibuat di
Bawah Tangan yang Disahkan oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan yang terdiri
dari Pengesahan Perjanjian Kawin Menurut UU Perkawinan dan Kekuatan
x
Pembuktian dari Perjanjian Kawin di Bawah Tangan yang Disahkan Pegawai
Pencatat Perkawinan.
Bab V merupakan bab penutup yaitu menguraikan tentang kesimpulan dan
saran dari penulis. Penulis menyimpulkan bahwa (1) Perjanjian kawin yang dibuat
di bawah tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Hal ini dikarenakan dalam pasal
tersebut tidak ada keharusan perjanjian kawin untuk dibuat secara otentik,
sehingga sah selama perjanjian kawin tersebut memenuhi ketentuan persyaratan
umum suatu perjanjian yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,
kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal tertentu, dan suatu sebab
yang halal. Tolak ukur sahnya perjanjian kawin di bawah tangan ini adalah isi
daripada perjanjian kawin tersebut tidak boleh melanggar batas-batas hukum,
agama dan kesusilaan. Kemudian perjanjian kawin tersebut haruslah mendapat
pengesahan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan; dan (2) Kekuatan pembuktian
dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan oleh Pegawai
Pencatatan Perkawinan memiliki kekuatan pembuktian sebagaimana layaknya
akta otentik, sepanjang diakui isi dan tandatangannya oleh masing masing pihak
atau tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak. Catatan Sipil memperoleh
kewenangan oleh undang-undang mengesahkan perjanjian kawin, namun esensi
daripada pengesahan tersebut hanyalah sebagai pembukuan untuk pemenuhan
asas publisitas semata. Pegawai Pencatat Perkawinan dalam kewenangannya
mengesahkan perjanjian kawin tidak memperhatikan lebih lanjut mengenai isi
perjanjian kawin apakah telah memenuhi seluruh ketentuan yang diatur dalam
undang-undang atau justru terdapat pelanggaran di dalamnya.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ..................................................................................
i
PRASYARAT GELAR ..........................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................................
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .....................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................
vi
ABSTRAK..............................................................................................
viii
ABSTRAK ...............................................................................................
ix
RINGKASAN .........................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
12
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
13
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................
13
1.3.1 Tujuan Khusus ....................................................................
13
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
14
1.4.1 Manfaat Teoritis..................................................................
14
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................
14
1.5 Landasan Teoritis dan Kerangka Berpikir ....................................
15
1.5.1 Landasan Teoritis................................................................
15
1.5.1.1 Teori Perjanjian .......................................................
16
1.5.1.2 Teori Kewenangan ..................................................
21
1.5.1.3 Teori Kepastian Hukum ..........................................
24
1.5.1.4 Konsep Perjanjian Kawin ........................................
26
1.5.1.5 Konsep Hukum Pembuktian ....................................
27
1.5.2 Kerangka Berpikir...............................................................
30
1.6 Metode Penelitian ........................................................................
32
xii
1.6.1 Jenis Penelitian ...................................................................
32
1.6.2 Jenis Pendekatan .................................................................
33
1.6.3 Sumber Bahan Hukum ........................................................
34
1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ...................................
35
1.6.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum……………
36
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN
PERJANJIAN KAWIN .............................................................
39
2.1 Perkawinan ..................................................................................
39
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Perkawinan .....................................
39
2.1.2 Asas-asas Perkawinan .........................................................
42
2.1.3 Syarat Sahnya Perkawinan ..................................................
48
2.1.4 Harta Benda Perkawinan .....................................................
51
2.1.5 Akibat Hukum Perkawinan .................................................
56
2.2 Perjanjian Kawin .........................................................................
59
2.2.1 Pengertian Perjanjian Kawin ...............................................
62
2.2.2 Bentuk Perjanjian Kawin ....................................................
66
2.2.3 Syarat Sahnya Perjanjian Kawin .........................................
68
2.2.4 Isi Perjanjian Kawin ............................................................
70
2.2.5 Perubahan Perjanjian Kawin ...............................................
71
BAB III KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH
TANGAN
MENURUT
UNDANG-UNDANG
PERKAWINAN .........................................................................
73
3.1 Pengaturan Hukum Keabsahan Perjanjian Kawin Menurut
KUHPerdata dan UU Perkawinan ...............................................
79
3.1.1 Prosedur Pembuatan Perjanjian Kawin di Hadapan Notaris
92
3.1.2 Peranan Notaris dalam Pembuatan Akta Perjanjian Kawin .
99
3.2 Keabsahan Perjanjian Kawin yang dibuat di Bawah Tangan
Menurut Pasal 29 Ayat (1) UU Perkawinan .................................
xiii
103
BAB IV KEKUATAN PEMBUKTIAN DARI PERJANJIAN
KAWIN YANG DIBUAT DI BAWAH TANGAN YANG
DISAHKAN
OLEH
PEGAWAI
PENCATATAN
PERKAWINAN .........................................................................
109
4.1 Kedudukan Akta Otentik..............................................................
112
4.1.1 Pengertian Akta Otentik………………………………….. ..
112
4.1.2 Kekuatan Pembuktian Akta Otentik…………………………
120
4.2 Kedudukan Akta di Bawah Tangan ..............................................
126
4.2.1 Pengertian Akta di Bawah Tangan .......................................
126
4.2.2 Kekuatan Pembuktian Akta di Bawah Tangan .....................
130
4.4 Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin Yang Dibuat Di
Bawah Tangan Yang Disahkan oleh Pegawai Pencatatan
Perkawinan ..................................................................................
132
4.3.1 Pengesahan Perjanjian Kawin Menurut UU Perkawinan…..
134
4.3.2 Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin di Bawah
Tangan yang Disahkan Pegawai Pencatat Perkawinan……. .
139
BAB V PENUTUP .................................................................................
146
5.1 Kesimpulan..................................................................................
146
5.2 Saran ...........................................................................................
147
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
149
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH
TANGAN BERDASARKAN PASAL 29 AYAT (1)
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN
KETUT SUANTARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 26 OKTOBER 2016
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. I G A A Ariani, SH., MS.
NIP.19441221 197503 2 001
Dr. Pt. Gd. A Sumerthayasa, SH., MH.
NIP.19640915 199003 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Magister Kenotariatan
Direktur Program Pascasarjana
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Universitas Udayana
Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K).
NIP. 19640402 198911 2 001
NIP. 19590215 198510 2 001
iii
TESIS INI TELAH DIUJI
Pada Tanggal : 25 Oktober 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana
Nomor: 5178/ UN 14.4/ HK/ 2016
Tanggal: 19 Oktober 2016
Ketua
:
Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH., MS.
Sekretaris
:
Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.
Anggota
:
1. Prof. Dr. Tjok Istri Putra Astiti, SH., MS.
2. Dr. I Gusti Putu Anom Kerti, SH., M.Kn.
3. Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika, SH., MH.
iv
PERNYATAAN BABAS PLAGIAT
Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa :
Nama
: Ketut Suantari
NIM
: 1392461019
Program Studi
: Kenotariatan
Judul Tesis
: Keabsahan
Perjanjian
Kawin
di
Bawah
Tangan
Berdasarkan Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 26 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,
Ketut Suantari
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul “Keabsahan Perjanjian Kawin di Bawah Tangan
Berdasarkan Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan”. Tesis ini disusun untuk memenuhi kriteria sebagai salah
satu syarat meraih gelar Magister Kenotariatan pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana.
Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan
tesis ini, yang hanya berkat bantuan berbagai pihak, maka tesis ini selesai pada
waktunya. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Prof. Dr. I Gusti Ayu Agung Ariani, SH.,
MS., pembimbing pertama dan Dr. Putu Gede Arya Sumerthayasa, SH., MH.,
pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, ide, perhatian, dan saran
kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada
Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister Universitas Udayana, kepada
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka
Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswi Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana,
kepada Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana dan Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum., Ketua
Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, atas kesempatan,
perhatian dan dukungan yang telah diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan pada Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana, serta
kepada panitia penguji tesis, yang telah memberikan masukan dan saran kepada
penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
vi
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen
pengajar di Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana
Universitas Udayana atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama
perkuliahan berlangsung. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu seluruh staff
dan karyawan di Sekretariat Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang
telah membantu penulis dalam proses administrasi selama perkuliahan
berlangsung dan selama proses penulisan tesis ini berlangsung.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada orang tua I Ketut Suanta dan
Ni Made Suarningsih, serta kakak-kakak yang senantiasa mendoakan, mendukung
dan memberikan semangat selama penulis menjalani masa perkuliahan dan selama
proses pengerjaan tesis ini. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada suami
tercinta Ida Bagus Eka Sastrajnyana, SH dan keluarga atas dukungan dan motivasi
yang diberikan kepada penulis dalam proses pengerjaan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Junaedi Kariadi, SH.,
MH., M.Kn dan seluruh teman-teman angkatan VI Magister Kenotariatan
Universitas Udayana yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan tesis ini serta semua pihak
yang telah mendukung proses pembuatan tesis ini. Akhir kata penulis berharap
semoga Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan
kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua dan semoga tesis ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah kepustakaan di
bidang kenotariatan serta berguna bagi masyarakat.
Denpasar 26 Oktober 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH TANGAN
BERDASARKAN PASAL 29 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
Perjanjian kawin merupakan persetujuan yang dibuat oleh calon suami
istri, untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta kekayaan mereka yang
menyimpang dari persatuan harta kekayaan. Setelah berlakunya Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, maka telah ada unifikasi hukum
dalam perkawinan di Indonesia yang dipertegas dalam Pasal 66. Namun masih
ada ketidakjelasan pengaturan dalam Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan mengenai
bentuk daripada perjanjian kawin tersebut, apakah dapat dibuat dengan akta
otentik atau cukup dibuat di bawah tangan oleh para pihak. Oleh karena itu,
rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi : (1) apakah perjanjian kawin yang
dibuat di bawah tangan sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; dan (2) bagaimanakah kekuatan
pembuktian dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan
oleh pegawai pencatatan perkawinan. Landasan teoritis yang dipergunakan adalah
teori perjanjian dan konsep perjanjian kawin sebagai pisau analisis rumusan
masalah pertama. Kemudian teori kewenangan dan teori kepastian hukum, serta
konsep hukum pembuktian sebagai pisau analisis permasalahan kedua.
Berangkat dari adanya kekaburan norma dalam Pasal 29 ayat (1) UU
Perkawinan, penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan
konseptual. Sumber bahan hukum dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum
primer, sekunder, dan tertier. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian
ini adalah dengan metode bola salju, dan bahan hukum yang diperoleh dicatat
dengan menggunakan sistem kartu. Bahan hukum yang telah terkumpul diolah
dengan cara editing, pemberian catatan, kemudian rekonstruksi bahan hukum, dan
sistematis bahan hukum. Teknik analisis bahan hukum menggunakan deskriftif,
sistematisasi, dan interpretasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian kawin yang dibuat di bawah
tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan. Hal ini
dikarenakan dalam pasal tersebut tidak ada keharusan perjanjian kawin untuk
dibuat secara otentik, sehingga sah selama perjanjian kawin tersebut memenuhi
ketentuan persyaratan umum suatu perjanjian yaitu sepakat mereka yang
mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal
tertentu, dan suatu sebab yang halal. Tolak ukur sahnya perjanjian kawin di bawah
tangan ini adalah isi daripada perjanjian kawin tersebut tidak boleh melanggar
batas-batas hukum, agama dan kesusilaan. Kemudian perjanjian kawin tersebut
haruslah mendapat pengesahan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. Kekuatan
pembuktian dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan
oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan memiliki kekuatan pembuktian yang dapat
disetarakan selayaknya akta otentik, sepanjang para pihak mengakuinya atau
tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak. Catatan Sipil memperoleh
kewenangan oleh undang-undang mengesahkan perjanjian kawin, namun esensi
daripada pengesahan tersebut hanyalah sebagai pembukuan untuk pemenuhan
asas publisitas semata kepada pihak ketiga.
Kata Kunci: Perjanjian Kawin, Keabsahan, Perjanjian di Bawah Tangan.
viii
ABSTRACT
THE LEGALITY OF PRENUPTIAL AGREEMENT UNDER THE HAND
BASED ON ARTICLE 29 SECTION (1) LAW NO. 1 OF 1974
CONCERNING MARRIAGE
Prenuptial agreement is an agreement made by the prospective husband
and wife, to arrange a result of a marriage towards the wealth of those who stray
from the wealth affiliation. After the Law No. 1 of 1974 has been applied about
Marriage, there has been a unification of law in Indonesia which is reinforced by
Article 66. But, there are still some ambiguities or unclear arrangements in the
Article 29 section (1) of the Marriage Law regarding the form of the prenuptial
agreement, if it can be made with authentic deed or simply made under the hand
of the parties. Therefore, the issue raised in this research were : (1) whether the
agreement of prenuptial made under the hand of legitimate according to the
provisions of Article 29 section (1) of Law No. 1 of 1974; and (2) how the strength
of evidence of the prenuptial agreement made under the hand that was verified by
the Officer of the Registry of Marriage. Used theoretical basis is the agreement
theory and prenuptial agreement concepts as a knife analysis mating formulation
of the problem first. Then the authority theory, legal certainty theory and legal
concepts of evidence as knives second problem analysis.
Departing from this blurring norms in Article 29 section (1) of the
Marriage Law, this research used the type of normative legal research. This
research used the approach of legislation and the approach of conceptual. The
source of the legal material of this particular research consists of primary,
secondary and tertiary legal materials. The collection technique of the legal
materials was used the snowball method and noted with card system. The Legal
materials that have been collected was processed by means of editing, giving
record, reconstruction of legal materials, and the legal materials was
systematized. Legal materials analysis techniques used descriptive,
systematization, and interpretation techniques.
The results showed that (1) the agreement of prenuptial made under the
hand is lawful in accordance with Article 29 section (1) of the Marriage Law.
Based on the above article, there is no necessity of an agreement made with
authentic deed as long as the prenuptial agreement fulfilled by the general
requirements of the validity of the agreement are agreed they were bound
themselves, an ability to make an agreement, a certain thing, and a cause that is
halal. Benchmark validity of the prenuptial agreement under the hand must not
violate the limits of the law, religion and morality. Then prenuptial agreement
must obtain legalization by Officer of Registry of Marriage (2) the strength of
evidence of prenuptial agreements made under the hand that was officially
verified by the Officer of Registry of Marriage has the strength of evidence as
befits an authentic deed, if all the paties admit it or not there is denial of one of
the parties. Registry of marriage obtain authority by Marriage Law to legalization
of prenuptial agreement, but the essence of legalization merely a publicity to a
third party.
Key Words : Prenuptial Agreement, Legality, Agreement Under The Hand.
ix
RINGKASAN
Tesis ini menganalisis keabsahan perjanjian kawin di bawah tangan
berdasarkan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.
Bab I, menguraikan latar belakang masalah yang dalam hal ini terdapat
kekaburan norma pada pengaturan Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan yaitu dalam
frasa ‘dapat mengadakan perjanjian tertulis’, dimana menimbulkan penafsiran
ganda karena tidak terdapat penjelasan atau ditentukan secara tegas mengenai
bentuk dari perjanjian kawin tersebut. Bentuk daripada perjanjian kawin ini dapat
ditafsirkan, apakah dapat dibuat dengan akta otentik atau cukup dibuat dibawah
tangan oleh para pihak, sehingga hal ini tentunya akan berimplikasi juga terhadap
kekuatan pembuktian daripada perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan
tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka landasan teoritis yang
dipergunakan adalah teori perjanjian dan konsep perjanjian kawin sebagai pisau
analisis rumusan masalah pertama. Kemudian teori kewenangan dan teori
kepastian hukum, serta konsep hukum pembuktian sebagai pisau analisis
permasalahan kedua. Pada sub ini juga diuraikan mengenai tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan metode penelitian.
Bab II, menguraikan tinjauan umum tentang perkawinan dan perjanjian
kawin. Bab ini terdiri dari 2 (dua) Sub Bab yaitu Sub Bab pertama tentang
perkawinan, yang terdiri dari Pengertian dan Tujuan Perkawinan; Asas-asas
Perkawinan; Syarat Sahnya Perkawinan; Harta Benda Perkawinan; dan Akibat
Hukum Perkawinan. Sub Bab kedua tentang perjanjian kawin yang terdiri dari
Pengertian Perjanjian Kawin; Bentuk Perjanjian Kawin; Syarat Sahnya Perjanjian
Kawin; Isi Perjanjian Kawin; dan Perubahan Perjanjian Kawin.
Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah
yang pertama, mengenai Keabsahan Perjanjian Kawin di Bawah Tangan Menurut
Undang-Undang Perkawinan. Bab ini dibagi menjadi 2 (dua) Sub Bab yaitu
Pengaturan Hukum Keabsahan Perjanjian Kawin Menurut KUHPerdata dan UU
Perkawinan yang terdiri dari Prosedur Pembuatan Perjanjian Kawin di Hadapan
Notaris dan Peranan Notaris dalam Pembuatan Akta Perjanjian Kawin. Sub Bab
kedua mengenai Keabsahan Perjanjian Kawin yang Dibuat di Bawah Tangan
Menurut Pasal 29 Ayat (1) UU Perkawinan.
Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah
kedua terkait dengan Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin yang Dibuat di
Bawah Tangan yang Disahkan Oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan. Bab ini
dibagi menjadi 3 (tiga) Sub Bab yaitu Kedudukan Akta Otentik yang terdiri dari
Pengertian Akta Otentik dan Kekuatan Pembuktian Akta Otentik. Sub Bab kedua
tentang Kedudukan Akta di Bawah Tangan yang terdiri dari Pengertian Akta di
Bawah Tangan dan Kekuatan Pembuktian Akta di Bawah Tangan. Terakhir Sub
Bab ketiga mengenai Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin yang Dibuat di
Bawah Tangan yang Disahkan oleh Pegawai Pencatatan Perkawinan yang terdiri
dari Pengesahan Perjanjian Kawin Menurut UU Perkawinan dan Kekuatan
x
Pembuktian dari Perjanjian Kawin di Bawah Tangan yang Disahkan Pegawai
Pencatat Perkawinan.
Bab V merupakan bab penutup yaitu menguraikan tentang kesimpulan dan
saran dari penulis. Penulis menyimpulkan bahwa (1) Perjanjian kawin yang dibuat
di bawah tangan adalah sah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1) Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Hal ini dikarenakan dalam pasal
tersebut tidak ada keharusan perjanjian kawin untuk dibuat secara otentik,
sehingga sah selama perjanjian kawin tersebut memenuhi ketentuan persyaratan
umum suatu perjanjian yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,
kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal tertentu, dan suatu sebab
yang halal. Tolak ukur sahnya perjanjian kawin di bawah tangan ini adalah isi
daripada perjanjian kawin tersebut tidak boleh melanggar batas-batas hukum,
agama dan kesusilaan. Kemudian perjanjian kawin tersebut haruslah mendapat
pengesahan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan; dan (2) Kekuatan pembuktian
dari perjanjian kawin yang dibuat di bawah tangan yang disahkan oleh Pegawai
Pencatatan Perkawinan memiliki kekuatan pembuktian sebagaimana layaknya
akta otentik, sepanjang diakui isi dan tandatangannya oleh masing masing pihak
atau tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak. Catatan Sipil memperoleh
kewenangan oleh undang-undang mengesahkan perjanjian kawin, namun esensi
daripada pengesahan tersebut hanyalah sebagai pembukuan untuk pemenuhan
asas publisitas semata. Pegawai Pencatat Perkawinan dalam kewenangannya
mengesahkan perjanjian kawin tidak memperhatikan lebih lanjut mengenai isi
perjanjian kawin apakah telah memenuhi seluruh ketentuan yang diatur dalam
undang-undang atau justru terdapat pelanggaran di dalamnya.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ..................................................................................
i
PRASYARAT GELAR ..........................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................................
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .....................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................
vi
ABSTRAK..............................................................................................
viii
ABSTRAK ...............................................................................................
ix
RINGKASAN .........................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
12
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
13
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................
13
1.3.1 Tujuan Khusus ....................................................................
13
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
14
1.4.1 Manfaat Teoritis..................................................................
14
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................
14
1.5 Landasan Teoritis dan Kerangka Berpikir ....................................
15
1.5.1 Landasan Teoritis................................................................
15
1.5.1.1 Teori Perjanjian .......................................................
16
1.5.1.2 Teori Kewenangan ..................................................
21
1.5.1.3 Teori Kepastian Hukum ..........................................
24
1.5.1.4 Konsep Perjanjian Kawin ........................................
26
1.5.1.5 Konsep Hukum Pembuktian ....................................
27
1.5.2 Kerangka Berpikir...............................................................
30
1.6 Metode Penelitian ........................................................................
32
xii
1.6.1 Jenis Penelitian ...................................................................
32
1.6.2 Jenis Pendekatan .................................................................
33
1.6.3 Sumber Bahan Hukum ........................................................
34
1.6.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ...................................
35
1.6.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum……………
36
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN
PERJANJIAN KAWIN .............................................................
39
2.1 Perkawinan ..................................................................................
39
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Perkawinan .....................................
39
2.1.2 Asas-asas Perkawinan .........................................................
42
2.1.3 Syarat Sahnya Perkawinan ..................................................
48
2.1.4 Harta Benda Perkawinan .....................................................
51
2.1.5 Akibat Hukum Perkawinan .................................................
56
2.2 Perjanjian Kawin .........................................................................
59
2.2.1 Pengertian Perjanjian Kawin ...............................................
62
2.2.2 Bentuk Perjanjian Kawin ....................................................
66
2.2.3 Syarat Sahnya Perjanjian Kawin .........................................
68
2.2.4 Isi Perjanjian Kawin ............................................................
70
2.2.5 Perubahan Perjanjian Kawin ...............................................
71
BAB III KEABSAHAN PERJANJIAN KAWIN DI BAWAH
TANGAN
MENURUT
UNDANG-UNDANG
PERKAWINAN .........................................................................
73
3.1 Pengaturan Hukum Keabsahan Perjanjian Kawin Menurut
KUHPerdata dan UU Perkawinan ...............................................
79
3.1.1 Prosedur Pembuatan Perjanjian Kawin di Hadapan Notaris
92
3.1.2 Peranan Notaris dalam Pembuatan Akta Perjanjian Kawin .
99
3.2 Keabsahan Perjanjian Kawin yang dibuat di Bawah Tangan
Menurut Pasal 29 Ayat (1) UU Perkawinan .................................
xiii
103
BAB IV KEKUATAN PEMBUKTIAN DARI PERJANJIAN
KAWIN YANG DIBUAT DI BAWAH TANGAN YANG
DISAHKAN
OLEH
PEGAWAI
PENCATATAN
PERKAWINAN .........................................................................
109
4.1 Kedudukan Akta Otentik..............................................................
112
4.1.1 Pengertian Akta Otentik………………………………….. ..
112
4.1.2 Kekuatan Pembuktian Akta Otentik…………………………
120
4.2 Kedudukan Akta di Bawah Tangan ..............................................
126
4.2.1 Pengertian Akta di Bawah Tangan .......................................
126
4.2.2 Kekuatan Pembuktian Akta di Bawah Tangan .....................
130
4.4 Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin Yang Dibuat Di
Bawah Tangan Yang Disahkan oleh Pegawai Pencatatan
Perkawinan ..................................................................................
132
4.3.1 Pengesahan Perjanjian Kawin Menurut UU Perkawinan…..
134
4.3.2 Kekuatan Pembuktian dari Perjanjian Kawin di Bawah
Tangan yang Disahkan Pegawai Pencatat Perkawinan……. .
139
BAB V PENUTUP .................................................................................
146
5.1 Kesimpulan..................................................................................
146
5.2 Saran ...........................................................................................
147
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
149
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv