PENDAHULUAN Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit parasit yang tersebar
luas di seluruh dunia meskipun umumnya terdapat di daerah berlokasi
antara 60° Lintang Utara dan 40° Lintang Selatan (Yatim, 2007). Malaria
hampir ditemukan di seluruh bagian dunia, terutama di negara-negara yang
beriklim tropis dan sub tropis dan penduduk yang beresiko terkena malaria
berjumlah sekitar 2,5 milyar orang atau 41% dari jumlah penduduk dunia.
Setiap tahun kasusnya berjumlah 300-500 juta kasus dan mengakibatkan
1,5-2,7 juta kematian, terutama di negara-negara benua Afrika (Prabowo,
2007). Tinjauan situasi di Indonesia tahun 1997 s/d 2001 penyakit malaria
ditemukan tersebar hampir di seluruh kepulauan Indonesia dengan jumlah
kesakitan sekitar 70 juta orang atau 35 % penduduk Indonesia yang tinggal
di daerah resiko malaria (Depkes RI, 2008).
Malaria masih merupakan penyakit infeksi yang menjadi perhatian
WHO. Sebagian besar daerah di Indonesia masih merupakan daerah
endemik infeksi malaria, yaitu Indonesia bagian Timur seperti Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan bahkan beberapa
daerah seperti Lampung, Bengkulu, Riau, daerah di Jawa dan Bali,

walaupun endemitas sudah sangat rendah, masih sering dijumpai kasus
malaria (Harijanto, 2011). Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat karena mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian.
Sampai saat ini malaria ditemukan tertular luas di Indonesia dan bahkan

1

dapat timbul secara tiba tiba di suatu daerah yang telah dinyatakan bebas
malaria. Lebih dari 15 juta penderita malaria klinis di Indonesia dengan
30.000 kematian dilaporkan melalui unit pelayanan kesehatan di Indonesia
setiap tahun (SKRT, 1995)
Kelompok resiko tinggi yang rawan terinfeksi malaria adalah balita,
anak, ibu hamil dan ibu menyusui.

Malaria selain mempengaruhi angka

kematian dan kesakitan balita, anak, wanita hamil dan ibu menyusui juga
menurunkan produktifitas penduduk. Kelompok resiko tinggi yang lain adalah
penduduk yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti para
pengungsi, transmigrasi dan wisatawan (Harijanto, 2011).

Malaria dapat menyebabkan kekurangan darah karena sel-sel darah
banyak yang hancur dirusak atau dimakan oleh plasmodium. Malaria juga
menyebabkan splenomegali yaitu pembesaran limpa yang merupakan gejala
khas malaria klinik.

Limpa merupakan organ penting dalam pertahanan

tubuh terhadap infeksi malaria.

Limpa akan teraba setelah 3 hari dari

serangan infeksi akut dimana akan terjadi bengkak, nyeri, hiperemis.
Pembesaran terjadi akibat timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
bertambah, yang bisa menyebabkan perdarahan berat akibat pecahnya
kelenjar limpa (Depkes, 2007 ). Anemia terjadi terutama karena pecahnya
sel darah merah yang terinfeksi, plasmodium falsifarum menginfeksi seluruh
stadium sel darah merah hingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan
kronis (Depkes, 2010).
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hemotokrit
dan pecahnya sel darah merah di bawah nilai normal yang dijumlah untuk

perorangan. Secara umum ada 3 penyebab anemia yaitu; (1) kehilangan

2

darah secara kronis sebagai dampak pendarahan kronis seperti pada
penyakit ulcus peptikum; (2) asupan zat gizi tidak cukup dan penyerapan
tidak adekuat: dan (3) peningkatan kebutuhan akan zat gizi untuk
pertumbuhan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa
pertumbuhn bayi, masa purbertas, masa kehamilan, dan masa menyusui
(Arisman, 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Armedy (2010), membuktikan
bahwa infeksi Plasmodium Falsiparum menyebabkan perubahan bentuk
eritrosit yang memicu eritrifagositosis di limpa, menginduksi respon imun
untuk meningkatkan opsonisasi fagositosis melalui aktivasi sistim imun, yang
dapat menyebabkan penurunan kadar hemoglobin. Hasil penelitian Limanto
(2010), Timbulnya anemia pada balita selain disebabkan oleh penyakit
malaria juga karena dipengaruhi oleh status gizi pada balita.

Malnutrisi


meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi dan angka kematian akibat
penyakit infeksi tersebut.
Diantara beberapa fakta lainnya peningkatan kasus malaria disebabkan
oleh perubahan lingkungan, mobilitas dan perpindahan penduduk yang tinggi
(Purnomo dkk, 2006). Masih tingginya insidens dan prevalensi malaria di
Papua menunjukkan upaya pemberantasan malaria yang dilakukan belum
maksimal (Paskalis, 2012).
Penyakit malaria di Puskesmas Wanggar Nabire Papua menempati
urutan ke 2 setelah ISPA untuk pasien rawat jalan yaitu 1968 penderita dan
berdasarkan hasil laporan umum tahunan Puskesmas Wanggar jumlah
kunjungan pasien malaria di Poli umum rata-rata 197 orang perbulan dengan
jumlah balita yang malaria sebanyak 43 ( 20,9%) (Laporan Tahunan Poli

3

Umum, 2011).

Tahun 2012 terjadi peningkatan sebanyak rata rata 217

penderita perbulan dengan jumlah balita yang malaria sebanyak 49 (19,6%),

terjadi peningkatan sebanyak 7,92 %.

Peningkatan kejadian malaria di

Puskesmas Wanggar masih cukup tinggi maka penulis tertarik untuk meneliti
apakah ada hubungan kejadian penyakit malaria dengan anemia di
Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah adalah,” Apakah
ada hubungan penyakit malaria dengan kejadian anemia pada balita di
Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Mengetahui hubungan antara penyakit malaria dengan kejadian anemia
pada balita di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire.
2. Tujuan Khusus.
a. Mendeskripsikan kejadian malaria pada balita di wilayah Puskesmas
Wanggar Kabupaten Nabire.

b. Mendeskripsikan

Anemia

pada

balita

di

Puskesmas

Wangar

Kabupaten Nabire.
c. Menganalisis hubungan kejadian penyakit malaria dengan anemia
pada balita di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire.

4


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan informasi dalam
menyusun kebijakan dan strategi pelayanan kesehatan terutama yang
berhubungan antara kejadian penyakit malaria dengan anemia.
2. Bagi Masyarakat Wanggar Kabupaten Nabire Papua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber informasi untuk
masyarakat, khususnya para ibu balita tentang hubungan antara penyakit
malaria dengan kejadian anemia pada balita di Puskesmas Wanggar
Kabupaten Nabire Papua.
3. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan pengalaman ilmiah yang sangat berharga
bagi peningkatan pengetahuan dan menambah wawasan tentang faktor
yang berhubungan antara penyakit malaria dengan kejadian anemia pada
balita di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

5

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS GATAK Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 2 8

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERJO Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.

0 1 5

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KERJO Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar.

0 2 15

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

0 1 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT MALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA BALITA DI PUSKESMAS WANGGAR Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT MALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA BALITA DI PUSKESMAS WANGGAR Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

1 13 11