HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA
PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA PADA
ANAK USIA 0-9 TAHUN DI PUSKESMAS TIMIKA JAYA MIMIKA
PAPUA

NASKAH PUBLIKASI

oleh:
SUCI WULANDARI RAHAYU
J 210 050 077

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
UPAYA PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN MALARIA
PADA ANAK USIA 0-9 TAHUN DI PUSKESMAS TIMIKA JAYA
MIMIKA PAPUA
Suci Wulandari Rahayu*

Arif Widodo, A.Kep. M.Kes.**
Endang Zulaicha S.Kp**
Abstrak
Angka kejadian malaria di daerah Timika Jaya Mimika masih tinggi. data
Dinas Kesehatan Timika Jaya Mimika Papua 2011 dari bulan Januari sampai
Desember dengan jumlah 156 anak yang terjangkit malaria. Tingginya angka
kejadian malaria banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti alam di
Timika yang mendukung berkembang biaknya nyamuk anopheles. Kejadian
malaria pada anak sebenarnya dapat dicegah salah
satunya adalah
pengetahuan yang baik pada ibu untuk melakukan upaya pencegahan malaria.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang upaya pencegahan malaria dengan kejadian malaria pada anak usia 09 tahun di Puskesmas Timika Jaya Mimika Papua. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif, pendekatan
penelitian secara cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai
anak berumur 0 sampai 9 tahun di Desa Mimika Jaya, Timika Papua berjumlah
64 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner baik variabel
pengetahuan tentang upaya pencegahan malaria, dan variabel kejadian malaria.
Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan 22

responden (34,4%) dengan pengetahuan tinggi, 14 responden (21,9%) dengan
pengetahuan Cukup, dan 28 responden (43,8%) dengan pengetahuan kurang.
Sebanyak 38 anak responden (59,4%) mengalami kejadian malaria, 26 anak
responden (40,6%) tidak mengalami kejadian malaria dalam kurun waktu 3
bulan terakhir. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai 2 = 7,898 dengan p = 0,019.
Keputusan hipotesis yang diambil adalah Ho ditolak, sehingga kesimpulannya
adalah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang upaya pencegahan
malaria dengan kejadian malaria pada anak usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika
Jaya Mimika Papua.
Kata kunci : Pengetahuan, Kejadian Malaria, Anak Usia 0-9 tahun

1

CORRELATION BETWEEN MOTHER’S KNOWLEDGE OF MALARIA
PREVENTION EFFORT WITH MALARIA INCIDENT OF
CHILDREN 0-9 YEARS OLD IN TIMIKA JAYA
PUBLIC HEALTH SERVICE OF MIMIKA PAPUA
Abstract
Malaria incidence in Timika Mimika area is still high. Data Timika Papua
Jaya Mimika Health Service at January to December 2011 get 156 children

whose malaria ill. The high incidence of malaria are influenced by various
factors, such as natural in Timika to support breeding of anopheles mosquito.
The incidence of malaria in children can be prevented one of them is good
knowledge for action on maternal behavior and healthy as well. The objective is
aim to know correlation between mother’s knowledge of malaria prevention effort
with malaria incident of children 0-9 years old in Jaya Timika Public Health
Service of Mimika Papua. This research is a quantitative research using
descriptive methods, with cross sectional approach. Sample research are
mothers who have child 0- 9 years old in Mimika Jaya, village with 64 persons.
Taking sample with simple random
sampling. Instrument research use
questionnaires for knowledge of malaria prevention effort variable, and incidence
of malaria variable. Data analysis using Chi Square test. The results showed 22
respondents (34.4%) with a high knowledge, 14 respondents (21.9%) with fair
knowledge, and 28 respondents (43.8%) with poor knowledge. 38 children of
respondents (59.4%) with malaria incident, 26 children of respondents (40.6%)
no incidence of malaria as long as last 3 months. results Chi Square test
obtained X2 = 7.898 p = 0.019. so the conclusion is there is a correlation between
mother’s knowledge of malaria prevention effort with malaria incident of
children 0-9 years old in Jaya Timika Public Health Service of Mimika Papua

Keywords: Knowledge, Malaria incident, Children Ages 0-9 years
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia malaria tersebar
di seluruh pulau dengan derajat
endemisitas yang berbeda-beda dan
dapat berjangkit di daerah ketinggian
sampai
1.800
meter
di
atas
permukaan laut (dpl). Angka Annual
Parasite Incidence (API) malaria di
pulau Jawa pada tahun 2000 adalah
0,120 per 1.000 penduduk, sedangkan
di luar pulau Jawa tingkat Parasite
Rate (PR) tahun 2000 sebesar 4,78%.
Spesies yang terbanyak dijumpai
adalah plasmodium falciparum dan

plasmodium vivax. (Marshcall dkk,
2000)

Angka kesakitan malaria di
provinsi Papua dalam kurun waktu
2005-2010 berkisar sebesar 193-224
per 1000 penduduk. Ini merupakan
tertinggi
di
Indonesia.
Malaria
dianggap
merupakan
penyebab
kematian utama bagi semua kelompok
umur di Papua walaupun data
kongkretnya belu, dapat diperoleh. Di
daerah endemis malaria, penyakit ini
menyumbang angka kesakitan anemia
dan kematian ibu hamil. Malaria

menyebabkan ibu hamil melahirkan
bayi dengan berat bayi lahir rendah,
prematur dan juga kematian bayi.
Akibat lainnya klien dalam usia
produktif
akan
menurun
produktifitasnya (Briand 2007).

2

Pengetahuan masyarakat yang
diperoleh dari berbagai sumber
merupakan upaya positif untuk dapat
melakukan suatu tindakan yang
berarti
guna
meminimalkan
terserangnya penyakit malaria bagi
keluarganya.

Tindakan
menjaga
kebersihan, pemakaian obat malaria,
menghindar dari gigitan nyamuk,
seperti memakai kelambu atau kasa
anti
nyamuk,
vaksin
malaria,
memelihara ikan pemakan jentik di
kolam/bak-bak
penampungan
air
sepeti ikan kakap merah, menghindari
keluar rumah pada waktu malam hari
(Sumarmo,
dkk, 2002). Tujuan
Penelitian
adalah
megetahui

hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang upaya pencegahan malaria
dengan kejadian malaria pada anak
usia 0-9 tahun di Puskesmas Timika
Jaya Mimika Papua.
LANDASAN TEORI
Pengetahuan
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia (KBBI, 2000) pengetahuan
berarti
segala
sesuatu
yang
diketahui,kepandaian yang berkaitan
dengan sesuatu hal. Pengetahuan
adalah hasil tahu manusia terhadap
sesuatu atau segala perbuatan
manusia untuk memahami suatu

obyek tertentu. Pengetahuan menurut
Notoadmojo (2004) adalah hasil dari
tahu yang terjadi melalui proses
sensori khususnya mata dan telinga
terhadap obyek tertentu. Oleh kerenaa
itu pengetahuan masyarakat tentang
malaria adalah pengetahuan tentang
penyebab, gelaja dan tanda terkena
malaria serta cara pencegahan dan
pengobatan tentang penyakit malaria.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat
adalah
upaya
untuk
memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi,
dan
melakukan
edukasi
untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap,
dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana
(social support), dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai
suatu
upaya
untuk
membantu
masyarakat
mengenali
dan
mengetahui

masalahnya
sendiri,
dalam tatanan rumah tangga, agar
dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat
dalam
rangka
menjaga,
memelihara,
dan
meningkatkan
kesehatannya (Depkes, 2006).
Malaria
Istilah malaria diambil dari dua
kata bahasa italia yaitu mal yang
artinya buruk dan area artinya udara
atau udara buruk karena dahulu
banyak terdapat di daerah rawa –
rawa yang mengeluarkan bau busuk.
Penyakit ini juga mempunyai nama
lain seperti demam roma, demam
rawa, demam tropik, demam pantai,
demam charges, demam kura dan
paludisme (Purwanto, 2004).
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan
metode
deskriptif
korelasi Pendekatan waktu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
ibu yang mempunyai anak usia 0-9
tahun di Desa Mimika Jaya, Timika
Papua yang berjumlah 186 orang.
Pengambilan
sampel
adalah
menggunakan
simple
random
sampling dan diperoleh sampel
sebanyak = 64 responden

3

Kreteria sampel
Kriteria Inklusi: Ibu yang mempunyai
anak 0-9 tahun, Ibu yang tinggal di
daerah Timika Jaya, Ibu dapat
membaca dan menulis
Kriteria Ekslusi, berupa Ibu yang
pada saat penelitian sedang pergi ke
luar kota
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa 15
pertanyaan Pengetahuan. Instrument
kejadian malaria berupa kuesioner
yang terdiri dari 1 pertanyaan yaitu
apakah anak pernah mengalami sakit
malaria dalam kurun waktu 3 bulan
terakhir.
Analisis Data
Analisis bivarat menggunakan uji
Chi-Square (Sugiono, 2006).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik ibu
Tabel 1
Distribusi responden
berdasarkan umur, pendidikan, status
pekerjaan ibu di Puskesmas Timika
Jaya Mimika Papua
Karakteristik Frekuensi
%
Umur
23-26 tahun
3
4.69
27-30 tahun
23
35.94
31-34 tahun
16
25.00
35-38 tahun
14
21.88
39-42 tahun
6
9.38
43-46 tahun
2
3.13
Pendidikan
SMP
18
28.1
SMA
41
64.1
D-3
2
3.1
S-1
3
4.7
Pekerjaan
Wiraswasta
8
12.5
PNS
4
6.3
IRT
32
50.0
Swasta
20
31.3

Tabel 3 menunjukkan responden
paling banyak berpendidikan pada
tingkat SMA (64,1%), dan pekerjaan
ibu banyak sebagai ibu rumah tangga
(IRT) (50%). Responden paling
banyak Berumur antara 27-30 tahun
(35,94%).
Pembagian
umur
responden
berdasarkan
menggunakan rumus kelas interval
yaitu 3,3 +log (N), sehingga diperoleh
kelas interval sebanyak 6 dan dengan
interval umur 3 tahun (Slamet, 2012).
Karakteristik anak
Karakteristik anak meliputi jenis
kelamin dan umur. Distribusi frekuensi
anak berdasarkan jenis kelamin dan
umur ditampilkan dalam table 4.
Tabel 4. Distribusi frekuensi anak
berdasarkan umur, dan jenis kelamin
di Puskesmas Timika Jaya Mimika
Papua
Karakteristik
Frekuensi
%
Umur
1-3 tahun
10
15.6
4-6 tahun
41
64.1
7-9 tahun
13
20.3
Jenis kelamin
Laki-laki
34
53.10
Perempuan
30
46.90
Tabel 4 menunjukkan anak
banyak umur pada rentang 4-6 tahun
sebesar 64,1%, jenis kelamin anak
laki-laki sebesar 53,1%.
Analisis Univariat
Pengetahuan tentang PHBS
Tabel
3.
Distribusi
frekuensi
responden berdasarkan pengetahuan
tentang PENCEGAHAN MALARIAdi
Puskesmas Timika Jaya Mimika
Papua
Pengetahuan
Tinggi
Cukup
Kurang
Total

N
22
14
28
64

%
34.4
21.9
43.8
100.0

4

Tabel 3 menunjukkan sebagian besar
responden memiliki pengetahuan
tentang pencegahan malariamasih
kurang sebesar 43,8%.
Kejadian malaria
Tabel 4. Distribusi frekuensi anak
berdasarkan kejadian malaria di
Puskesmas Timika Jaya Mimika
Papua dalam periode 3 bulan terakhir

Kejadian malarian
N
%
Tidak
26
40.6
Kejadian
Kejadian
38
59.4
Total
64
100.0
Tabel 4 memperlihatkan banyak
anak responden yang mengalami
kejadian malaria sebesar 58,4%.

Analisis Bivariat
Tabel 5. Tabulasi silang antara Pengetahuan Ibu Tentang pencegahan
malariaDengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di Puskesmas
Timika Jaya Mimika Papua
kejadian malaria pada
anak
Tidak
Kejadian
Kejadian
Total

p
Pengetahua
N
%
n
%
N
%
n
Tinggi
13 20.3
9
14.1 22
34.4
Cukup
Kurang

7
6

10.9
9.4

7
22

10.9
34.4

14
28

Total

26

40.6

38

59.4

64

Tabel 5 memperlihatkan dari 22
responden (34,4%) yang mempuyai
pengetahuan tentang PENCEGAHAN
MALARIAyang tinggi terdapat 13 anak
responden (20,3%) tidak mengalami
kejadian malaria sementara 9 anak
(14,1%) mengalami malaria. Dari 14
responden (21,9%) yang mempunyai
pengetahuan cukup terdapat 7 anak
responden (10,9%) tidak mengalami
malaria demikian juga 7 anak
responden
(10,9%)
mengalami
malaria. Sebanyak 6 responden
(9,4%) yang mempunyai pengetahuan
kurang menjadikan anak mengalami
kejadian malaria sementara 22
responden
(34,4%)
dengan
pengetahuan kurang namun anak
tidak mengalami kejadian malaria.
Berdasarkan hasil
uji statistic
dengan menggunakan alat analisis
Chi Square menunjukkan nilai 2 =
7,898 dengan p = 0,019. Keputusan
hipotesis yang diambil adalah Ho

21.9
43.8

7.898

0,019

100

ditolak,
sehingga
kesimpulannya
adalah
ada
hubungan
tingkat
pengetahuan
ibu
tentang
PENCEGAHAN
MALARIAdengan
kejadian malaria pada anak usia 0-9
tahun di Puskesmas Timika Jaya
Mimika Papua.
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan tentang PHBS
Hasil
penelitian
tingkat
pengetahuan menunjukkan sebagian
besar responen memiliki pengetahuan
masih kurang sebesar 43,8%. Hal ini
menunjukkan pengetahuan orang tua
tentang malaria dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satunya adalah
tingkat
pendidikan.
Meskipun
Pendidikan
responden
banyak
lulusan SMA namun pengetahuan
tentang pencegahan malariamasih
kurang.
Tingkat
pengetahuan
responden dipengaruhi faktor tingkat

5

pendidikan, sesuai dengan pendapat
Notoatmodjo
(2003)
yang
menyatakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan
adalah
pendidikan.
Seharusnya
semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin mudah pula
seseorang menerima informasi. Akan
tetapi dalam hal ini pendidikan tidak
sama
dengan
pengetahuan,
seseorang
yang
mempunyai
pendidikan tinggi belum tentu tahu
dan paham tentang penyakit malaria.
Kurangnya
pengetahuan
responden juga dapat dipengaruhi
adalah kurang efektifnya petugas
kesehatan
dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan,
sehingga
transfer pengetahuan dari petugas
kepada responden masih sangat
kurang
yang
pada
akhirnya
mempengaruhi tingkat pemahaman
tentang penyakit malaria secara
benar. Apabila ibu membaca buku
kesehatan
mengenai
masalah
pencegahan malaria dan penyakit
malaria seperti dari leflet atau dari
koran, atau media informasi lain
masih
bersifat satu arah, artinya
bahwa ibu hanya menerima informasi
tanpa adanya informasi timbal balik.
Jika ibu mengalami kesulitan dalam
pemahaman dari apa yang dibaca,
ataupun didengar maka ibu tidak
dapat mendapatkan jawaban atas
kurangnya pengetahuan tersebut.
Oleh karena itu menjadi masalah
tersendiri bagi ibu yang berusaha
meningkatkan pengetahuan namun
tidak didampingi oleh orang yang ahli
dibidangnya.
Menurut hasil penelitian Stella
(2010) mengatakan bahwa banyak
masyarakat umum yang sering
mendengar
tentang
PHBS,
mendengar tentang penyakit malaria
akan tetapi belum mengetahui dengan
baik tentang penyakit malaria itu
sendiri, penyebab, tanda gejala,
penularan dan cara pencegahannya.

Dengan
demikian,
pengetahuan
responden
dapat
dipengaruhi
terhadap kejadian malaria.
Menurut Notoatmodjo (2003)
pendidikan adalah proses belajar
yang
berarti
terjadi
proses
pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang
pada diri individu, lanjut usia atau
masyarakat. Beberapa hasil penelitian
mengenai
pengaruh
pendidikan
terhadap
perkembangan
pribadi,
bahwa pada umumnya pendidikan itu
mempertinggi
taraf
intelegensi
individu.
Upaya
Pencegahan
Penyakit
Malaria
Hasil penelitian mengenai
upaya pencegahan penyakit malaria
menunjukkan banyak responden yang
buruk dalam upaya pencegahan
penyakit malaria. Buruknya upaya
pencegahan penyakit Malaria ini
banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor selain tingkat pengetahuan
adalah faktor karakteristik keluarga,
faktor sosial ekonomi, faktor peran
tenaga kesehatan, dan penyuluhan
kesehatan
mengenai
penyakit
malaria.
Distribusi
pekerjaan
responden menunjukkan sebagian
besar responden adalah ibu rumah
tangga. Sebenarnya sebagai ibu
rumah tangga mereka memiliki
kesempatan dan waktu yang lebih
banyak untuk melakukan upayaupaya pencegahan penyakit malaria,
misalnya
dengan
membersihkan
lingkungan di sekitar rumah. Namun
dalam
kesehariannya
mereka
bertugas membantu para suami
bekerja di ladang. Ibu-ibu bertugas
menyiapkan dan mengirim makanan
ke ladang, serta membantu proses
bercocok tanam mulai dari menamam
hingga panen. Kesibukan ibu sebagai
penanggung jawab kegiatan rumah

6

serta dituntut untuk membantu
pekerjaan
suami
di
sawah
menyebabkan waktu luang ibu untuk
memperhatikan kebersihan rumah
maupun lingkungan di sekitar rumah
menjadi kurang.
Kebiasaan-kebiasaan
yang
terdapat pada masyarakat di Timika
Jaya
Mimika
antara
lain
menggantungkan pakaian, menimbun
sampah di pekarangan dan tidak
menguras bak mandi. Hal sejalan
dengan penelitian Yuniar (2011) yang
meneliti mengenai hubungan antara
tingkat
pengetahuan
masyarakat
tentang penyakit DBD dengan upaya
pencegahan DBD di Desa Sukorejo
Musuk Boyolali. Hasil penelitian
adalah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan masyarakat tentang
penyakit
DBD
dengan
upaya
pencegahan DBD di Desa Sukorejo
Musuk Boyolali.
Hubungan Tingkat pengetahuan ibu
tentang
pencegahan
malaria
dengan Kejadian Malaria pada anak
usia 0-9 tahun di Puskesmas
Timika Jaya Mimika Papua
Berdasarkan hasil tabel 7
tabulasi silang antara pengetahuan
ibu tentang pencegahan malaria
dengan kejadian malaria pada anak
menunjukkan dari 22 responden yang
mempunyai pengetahuan tentang
pencegahan malaria kategori tinggi,
namun masih terdapat 9 anak
responden
mengalami
kejadian
malaria.
Gambaran
tersebut
mempunyai arti bahwa pengetahuan
yang tinggi pada ibu tidak serta merta
dapat
menurunkan
atau
menghindarkan anak terkena malaria.
Hasil observasi peneliti diperoleh
keterangan bahwa rata-rata tingkat
ekonomi rendah, hal ini dapat dilihat
dari
hasil
distribusi
responden
menurut pekerjaan terbanyak adalah
ibu rumah tangga, sehingga praktis
pendapatan
keluarga
hanya

mengandalkan
pendapatan
dari
kepala keluarga (ayah) sehingga
dapat mempengaruhi kemampuan
ekonomi keluarga khususnya masalah
kesehatan seperti sarana kesehatan.
Sebagai
contoh,
meskipun
masyarakat tahu bahwa nyamuk
anopheles dapat masuk ke dalam
kamar, namun upaya ibu untuk
mencegah
seperti
tersedianya
kelambu akan sulit dicapai apabila
tidak adanya kemampuan daya beli
secara ekonomi. Faktor lain yang
dapat mengakibatkan bahwa ibu telah
berusaha sebaik mungkin dalam
pencegahan namun anak tetap sakit
malaria dapat terjadi bahwa nyamuk
anopheles dapat menggigit anak pada
saat tidak dirumah. contoh ibu yang
mengajak anak pergi berbelanja di
pasar,
anak tergigit nyamuk
anopheles pada saat di pasar, dimana
pasar yang ada di daerah Timika
masih terbuka dengan alam, sehingga
nyamuk dengan mudah menggigit
anak. Gigitan nyamuk anopheles ini
mengakibatkan anak menjadi sakit
malaria. Hal yang berbeda terjadi
pada
13
responden
dengan
pengetahuan yang tinggi menjadikan
anak tidak mengalami kejadian
malaria. Ibu dengan pengetahuan
yang tinggi menjadikan bekal untuk
berpikir sebelum melakukan tindakan
mencegah kejadian malaria pada
anaknya. Tindakan atau perilaku
hidup bersih dan sehat dilakukan di
dalam rumah maupun di lingkungan
rumah.
Tindakan
membersihkan
sarang nyamuk, selalu membersihkan
saluran air, membuang genangan air
seperti di pot tanaman. Tindakan yang
dilakukan oleh ibu secara rutin dapat
menjadikan anak tidak mengalami
kejadian malaria.
Hasil penelitian ini juga
diperolah data bahwa dari 28 ibu
dengan pengetahuan yang kurang
mengenai
pencegahan
malaria
mengakibatkan 22 anak mengalami

7

kejadian
malaria.
Ibu
dengan
pengetahuan yang kurang menjadikan
kurang mengerti akan perilaku hidup
sehat.
Kemauan
untuk
selalu
berusaha hidup bersiha dan sehat
dapat
dipengaruhi
oleh
factor
motivasi. Menurut Nursalam (2005)
bahwa
pengetahuan
seseorang
dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
merupakan dorongan, keinginan dan
tenaga penggerak yang berasal dari
dalam
diri
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu
dengan
mengesampingkan
hal-hal
yang
dianggap kurang bermanfaat.
Keadaan yang sebaliknya
terjadi pada 6 responden, dimana
dengan pengetahuan yang masih
kurang, namun anak tidak mengalami
sakit malaria. Meskipun ibu yang
masih kurang pengetahuan dalam
PHBS,
namun
perilaku
untuk
berusaha mencegah anak tidak
sampai digigit nyamuk dengan baik
sehingga anak tidak terkena malaria.
Tindakan ibu dengan memberi obat
anti nyamuk merupakan salah satu
contoh ibu berupaya mencegah anak
tidak sakit malaria. Tindakan yang
yang rutin dilakukan oleh ibu, namun
tidak
kurang mengetahui bahwa
dengan member obat anti nyamuk
merupakan salah satu tindakan
PHBS. Sudah menjadi kebiasaan bagi
sebagian warga di timika, bahwa
menggunakan obat bakar untuk
mengusir nyamuk, tindakan ini
merupakan agar anak maupun
anggota keluarga tidak terkena gigitan
nyamuk, namun ibu
kurang
mengetahui efek yang ditimbulkan
dari asap obat nyamuk yang bakar.
Hasil uji statistik dalam
penelitian ini diketahui terdapat
hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang pencegahan malaria dengan
kejadian malaria pada anak usia 0-9
tahun di Puskesmas Timika Jaya,
Mimika Papua. Hal ini dapat diartikan
mutlak
dibutuhkan
tingkat

pengetahuan ibu yang tinggi tentang
pentingnya hidup bersih dan sehat
serta dapat menerapkan program
hidup bersih, sehat dengan benar
yang pada akhirnya anak tidak
mengalami kejadian malaria.
Depkes RI (2009) untuk dapat
mewujudkan
suatu
lingkup
lingkungan, lingkungan itu sendiri
merupakan segala sesuatu yang ada
di sekitar individu, baik lingkungan
fisik,
biologis,
maupun
sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke
dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Purwanti (2004).
Penelitian ini berkesimpulan bahwa
secara statistik ada hubungan antara
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
tatanan Rumah Tangga dengan nilai
korelasi
sedang.
Agar
dapat
mewujudkan suatu tatanan rumah
yang sehat sebagai perwujudan
gambaran penerapan pencegahan
malaria maka syarat yang harus
dimiliki adalah memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang
kesehatan.
Karena pengetahuan
merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang
atau
over
behavior
(Notoatmodjo, 2007).
Menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), merupakan
langkah ampuh untuk menangkal
penyakit. Namun dalam praktiknya,
penerapan Pencegahan Malaria yang
kesannya sederhana tidak selalu
mudah dilakukan. Terutama bagi
mereka
yang
tidak
terbiasa,
kurangnya
pengetahuan
dan
sedikitnya kesadaran diri untuk
berperilaku bersih dan sehat. Oleh

8

karena itu diperlukan pengetahuan
tentang pencegahan malaria bagi
keluarga
(Depkes,
2004).
pencegahan
malaria
mencakup
kebiasaan-kebiasaan yang harus
dilakukan setiap saat. Dalam hal ini,
pendidikan
dalam
keluarga
memegang peran penting. Terutama
pendidikan orang tua kepada anakanaknya mengingat sebagian besar
kebiasaan merupakan pola perilaku
yang terbentuk sejak masa kanakkanak. Dalam hal ini, orang tua harus
mampu menjadi teladan yang baik
bagi anak-anaknya (Nadesul, 2008).
Program
pencegahan
malariadalam rumah tangga adalah
upaya pemberdayaan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktekkan perilaku hidup bersih
dan sehat, serta ikut berperan aktif
dalam gerakan – gerakan peningkatan
kesehatan
masyarakat.
Program
pencegahan malariadalam rumah
tangga ini perlu terus dipromosikan
karena rumah tangga merupakan
suatu bagian masyarakat terkecil di
mana perubahan perilaku dapat
membawa dampak besar dalam
kehidupan dan tingkat kesehatan
anggota keluarga di dalamnya.
Rumah tangga sehat juga merupakan
suatu aset dan modal utama
pembangunan di masa depan yang
perlu
dijaga,
ditingkatkan
dan
dilindungi kesehatannya. Terwujudnya
masyarakat yang sehat tidak terlepas
dari perilaku hidup bersih dan sehat
dilingkungan rumah tangga. Sebab,
rumah tangga merupakan lingkungan
terkecil dalam masyarakat. Dengan
terciptanya kehidupan masyarakat
yang sehat, merupakan modal utama
dan aset yang sangat berharga untuk
melaksanakan pembangunan yang
perlu
dijaga,
ditingkatkan
dan
dilindungi kesehatannya. Manfaat
pencegahan malaria di institusi
kesehatan yaitu untuk meningkatkan
kinerja petugas kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan
preventif, promotif dan kuratif serta
dapat menjadi sarana kesehatan yang
bersih dan sehat bagi masyarakat.
Tentunya dalam mewujudkan
kesemua itu dibutuhkan pengetahuan
tentang PHBS, hal ini tidak terlepas
dari peran seluruh bidang kesehatan
ataupun peran masyarakat untuk
bekerja sama memberikan suatu
bentuk
penyuluhan
(Gerakan
Pemberdayaan),
promosi
dan
pembelajaran sehingga pengetahuan
masyarakat
tentang
pencegahan
malariadapat meningkat. Diharapkan
dengan bertambahnya pengetahuan
sebuah masyarakat dalam skala
makro dan individu atau keluarga
dalam skala mikro, maka akan
meningkat taraf kesehatannya dan
dapat memenuhi indikator-indikator
pencegahan
malariayang
ada
(Depkes RI, 2009). Ketika indikator
pencegahan
malariasudah
dapat
terpenuhi sesuai konsep kesehatan
berarti
tujuan
pencegahan
malariasudah dapat tercapai sehingga
setiap kalangan dalam masyarakat
dapat mengambil manfaat dari
penerapan pencegahan malaria ini.
Simpulan
1. pengetahuan
ibu
tentang
pencegahan malaria masih kurang
sebesar 43,8%
2. Sebanyak
58,4%
anak
mengalami kejadian malaria
3. Terdapathubungan
antara
Pengetahuan
Ibu
Tentang
pencegahan
malariadengan
Kejadian Malaria Pada Anak Usia
0-9 Tahun Di Puskesmas Timika
Jaya Mimika Papua.
Saran
1. Instansi Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
Petugas
kesehatan
melalui kader kesehata desa lebih

9

meningkatkan perannya dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
mengenai penyakit malaria, cara
pencegahan
penyakit,
dan
berkoordinasi dengan instansi
terkait
untuk
melakukan
kebersihan lingkungan yang masih
kotor agar masyarakat tidak
terjangkit malaria.
2. Bagi responden
Meningkatkan
informasi
dan
kesadaran diri tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
dengan cara selalu membersihkan
rumah seperti menyapu rumah,
menjaga agar rumah tidak lembab,
agar terhindar dari penyakit
malaria.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan
dalam
penelitian
selanjutnya
menganalisa
tentang
upaya
pencegahan kekambuhan demam
tifoid yang lebih variatif dan lebih
luas
yaitu
dengan
adanya
observasi
dalam
penelitian,
menambah variabel seperti faktor
sosial ekonomi, dan faktor budaya
masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,

S.
(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka

Briand (2007) Intermittent Preventive
Treatment for the Prevention
of Malaria During Pregnancy
in High Transmission Areas.
Malaria
Journal.
http://www.malariajournal.co
m/content/6/1/160

DepKes RI.(2001). Profil Kesehatan
Indonesia. Jakarta.
Depkes

RI.
(2004).
Modul
Manajemen Pemberantasan
Penyakit Malaria 6. Jakarta:
Depkes RI.

Depkes RI. (2009). Pengembangan
Promosi
Kesehatan
Didaerah
Melalui
Dana
Dekon 2009. Jakarta: Pusat
Promosi
Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. (2006). Pengembangan
Promosi
Kesehatan
Didaerah
Melalui
Dana
Dekon 2006. Jakarta
KBBI

Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia. 2000.
edisi
Ketiga.
Jakarta:
Balai
Pustaka.

Malau.

(2009), Factors Related
Malaria in Papua New
Guinea.
Health
journal
Malaria. National Malaria
Treatment
Policy
http://www.malariajournal.co
m/content/8/1/27

Marschall R. S, and. Greganti A, M.
(2000).
Netter’s
Internal
Medicine,
International
Student Edition. Jakarta:
EGC
Murphy (2001). Children and Malaria.
Health journal Roll Back
Malaria
Partnership
Secretariat, World Health
Organization, 20 Avenue
Appia, CH-1211 Geneva 27,
Switzerland Decade to Roll

10

Back
Malaria
http://www.malariajournal.co
m/content/8//201
Nadesul, H. (2008). Tangkal Penykit
dengan PHBS.PT.Kompas
Media Nusantara : Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2003). Promosi
Kesehatan dan Teori-Teori
Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoadmojo. 2004. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Rineka
cipta: Jakarta.
Notoatmojo, S. (2007). Promosi
Kesehatan
Dan
Ilmu
Perilaku.
Jakarta : PT
Rineka Cipta
Purwanti

E.
2004.
Dampak
Pemanasan Global terhadap
Risiko Terjadinya Malaria.
Vol 2, No 2 (2004): Jurnal
Kesehatan
Masyarakat
http://www.jurnalkesmas.com
/index.php/kesmas/issue/vie
w/23

Purwanto
S,
(2004).
Malaria,
Mencegah
dan
Mengatasinya.
Puspa
Swara, Jakarta,
Slamet R. (2012) Metode Penelitian
Sosial
dan
Pendidikan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sumarmo S. S, Herry G, dan Rezeki
SS. (2010). Buku Ajar Infeksi

dan Pediatrik Tropis.Edisi
2Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI).
Sumarmo S. S, 2002. Malaria di
Indonesia, Situasi sekarang
dan harapan di masa
mendatang.
Proceeding
Seminar dan Workshop.
Berbagai Aspek Malaria dan
Penanggulangannya.
Universitas
Indonesia.
Depok. Jurnal. Media Litbang
Kesehatan Volume XVIII
Nomor 4
Yuniar, I, H. (2011) Hubungan Antara
Tingkat
Pengetahuan
Masyarakat tentang Penyakit
DBD
Dengan
Upaya
Pencegahan Dbd di Desa
Sukorejo Musuk Boyolali.
Skripsi. Tidak diterbitkan.
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Suci Wulandari Rahayu*;
Mahasiswa S-1 Keperawatan FIK
UMS
Arif Widodo, A.Kep. M.Kes.**:
Staff pengajar FIK UMS
Endang Zulaicha S.Kp**: Staff
pengajar FIK UMS

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

2 87 83

Hubungan Penyuluhan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Lamteuba Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar

1 54 118

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PENCEGAHAN MALARIA DENGAN KEJADIAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Upaya Pencegahan Malaria Dengan Kejadian Malaria Pada Anak Usia 0-9 Tahun Di PUSKESMAS Timika Jaya Mimika Papua.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT MALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA BALITA DI PUSKESMAS WANGGAR Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT MALARIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA BALITA DI PUSKESMAS WANGGAR Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua.

1 13 11

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA PADA IBU HAMIL

0 0 7

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN ISPA PADA BAYI USIA 0-12BULAN DI PUSKESMAS PANDAAN

1 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN MALARIA DENGAN PREVALENSI MALARIA DI PUSKESMAS WAINGAPU

0 0 27