PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU Problem Psikososial Pada Remaja Yang Orang Tua Nya Merantau.
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA
MERANTAU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh :
Danastri Prihantini
F 100 090 161
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA
MERANTAU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
Danastri Prihantini
F 100 090 161
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAKSI
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA
MERANTAU
Danastri Prihantini
Dr. Sri Lestari, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
psy.danastri@gmail.com
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi problem psikososial pada
remaja yang orang tuanya merantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
terbuka. Informan dalam penelitian ini adalah 58 remaja yang terdiri dari 32 lakilaki dan 26 perempuan yang berusia 12 sampai 18 tahun yang kedua orang tuanya
masih hidup dan merantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
sembilan bentuk problem psikososial yang muncul pada remaja laki-laki adalah
membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi,
main kartu, berkelahi, dan tawuran. Problem psikososial yang dialami remaja
perempuan adalah membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu.
Kata kunci: problem psikososial, remaja, merantau
dukungan
PENDAHULUAN
Remaja
merupakan
dalam
menghadapi
suatu
masalahnya sendiri (Gunarsa, 2001).
periode yang sudah mulai berani
Secara khusus keluarga yaitu orang
untuk menunjukkan dirinya tetapi
tua memiliki peranan yang sangat
masih mudah untuk terpengaruh oleh
penting dalam pengajaran nilai-nilai
lingkungan sosialnya. Oleh karena
bagi anak. Kurangnya peran orang
itu pada usia ini anak membutuhkan
tua dalam pengajaran, pengasuhan,
perhatian
masih
dan bimbingan kepada anak akan
dan
mempengaruhi perkembangan anak
khusus
membutuhkan
dan
bimbingan
tersebut sepanjang hidupnya, apalagi
psikologis atau problem psikososial
untuk orang tua yang merantau.
kepada
Mayoritas perantau di Jawa
anak
remajanya.
tersebut
Problem
di
masa
psikososial
Tengah baik dengan tujuan dalam
merupakan problem yang muncul
negeri
pada anak, dalam hal ini remaja yang
maupun
luar
negeri,
meninggalkan pengasuhan anaknya
berhubungan
kepada kakek nenek atau saudara
sosial yang mencakup faktor-faktor
terdekatnya, sehingga antara anak
psikologis
dan orang tua kurang memiliki
Achenbach dan Edelbrock (dalam
kedekatan dan kelekatannya kurang
Steinberg,
terbentuk. Kelekatan terhadap orang
bahwa masalah psikososial seperti
tua diketahui memiliki pengaruh
masalah-masalah
yang besar pada citra diri, terutama
zat-zat terlarang, masalah perilaku
yang
seperti
bekaitan
dengan
beberapa
dengan
hubungan
(Chaplin,
2011),
2011).
memaparkan
penyalahgunaan
kenakalan,
pembolosan,
aspek yang sangat penting bagi
antisosial, serta masalah emosi dan
sesama remaja, seperti gambaran
kognisi seperti depresi, kecemasan,
fisik,
atau fobia.
sasaran
pekerjaan,
dan
seksualitas (O’koon dalam Geldard
& Geldard, 2011).
Dengan
pengasuhan
anak
Kelekatan pada masa kanakkanak
meninggalkan
kepada
dengan
berpengaruh
orang
pada
tua
akan
banyak
orang
pengalaman remaja di kemudian
ketiga selain orang tua, maka akan
harinya serta dapat mempengaruhi
memberikan
remaja dalam menghadapi situasi-
dampak-dampak
situasi yang berpotensi menyebabkan
yang berjumlah 58 responden dengan
stres
karakteristik
dan
problem-problem
yaitu
remaja
yang
psikososial (Geldard & Geldard,
kedua orang tuanya merantau yang
2011). Hal ini seperti yang telah
berada pada usia 12 s.d. 18 tahun.
dijabarkan oleh Bakker, Elings-Pels,
Data-data yang diperoleh dari
dan Reis (2009), mengenai dampak
penelitian ini akan dianalisis dengan
dari remaja yang ditinggal orang
cara mencampurkan prosedur umum
tuanya migrasi, remaja memiliki
dengan
problem
yaitu (Creswell, 2012): (1) Mengolah
psikososial
yang
langkah-langkah
khusus,
diakibatkan dari tidak terbentuknya
dan
kelekatan anak dengan orang tua.
dianalisis; (2) Membaca keseluruhan
Tujuan pada penelitian ini adalah
data; (3) Melakukan pengkodean
mengidentifikasi problem psikososial
(coding) data; (4) Kategorisasi data;
pada remaja yang ditinggal orang
(5)
tuanya merantau.
Mendeskripsikan kategori dan tema
METODE PENELITIAN
dan
Metode
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
mempersiapkan
Menghitung
(7)
data
untuk
persentase;
Menginterpretasi
(6)
atau
memaknai data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian kualitatif. Data penelitian
Tujuan dari penelitian ini
akan diungkap dengan menggunakan
adalah
untuk
mengidentifikasi
wawancara mendalam dan kuesioner
problem psikososial remaja yang
terbuka. Informan penelitian dipilih
ditinggal orang tuanya merantau.
dengan
cara purposive sampling
Orang tua yang merantau termasuk
salah
satu
sangat
Edelbrock (dalam Steinberg, 2011),
terbentuknya
yakni selama masa remaja terdapat
problem psikososial pada remaja, hal
tiga kategori masalah diantaranya
ini sesuai dengan pengertian yang
masalah
kemukakan oleh Bakker, Elings-Pels
termasuk
and
gangguan
berpengaruh
hal
yang
dalam
Reis
(2009),
yang
penyalahgunaan
alkohol
zat
dan
nikotin,
internalisasi
yang
mengungkapkan dampak dari remaja
diwujudkan dalam bentuk gangguan
yang ditinggal orang tuanya migrasi
emosi, dan gangguan eksternalisasi
atau
atau masalah perilaku.
merantau,
problem
remaja
memiliki
psikososial
yang
Apabila definisi Achenbach
diakibatkan dari tidak terbentuknya
&
kelekatan anak dengan orang tua.
2011) diuraikan lebih lanjut yang
Problem psikososial yang
Edelbrock
termasuk
(dalam
dalam
Steinberg,
masalah
dialami remaja yang orang tuanya
penyalahgunaan zat yaitu nikotin
merantau
diidentifikasikan
dalam bentuk merokok dan minum
menjadi sembilan bentuk problem,
minuman keras yang diantaranya
yakni
adalah alkohol. Gangguan emosi
dapat
diantaranya
main
kartu,
membolos, main billiard, betengkar,
yang
berkelahi,
perilaku
merokok,
tawuran,
diakibatkan
remaja
dari
masalah
seperti
perilaku
berjudi, dan minum minuman keras.
agresi yang dialami, yaitu rasa
Problem-problem
psikososial
khawatir dan takut ketika subjek
tersebut sesuai dengan definisi yang
melakukan perilaku agresi tersebut.
dikemukan oleh Achenbach dan
Ada beberapa masalah perilaku yang
terbentuk dan dialami remaja yang
anak
orang
internalisasi dan eksternalisasi yang
tuanya
merantau
yaitu
laki-laki.
Gangguan
bertengkar, berkelahi, tawuran, serta
dialami
masalah
seperti
ditunjukkan dengan adanya data
membolos, berjudi, main kartu, dan
yang menyebutkan perilaku yang
main billiard.
dialami
perilaku
lain
Apabila problem psikososial
remaja
perempuan
remaja
diantaranya
perempuan
adalah
perasaan
dibedakan berdasarkan jenis kelamin
khawatir,
takut,
responden. Problem psikososial yang
membolos,
bertengkar,
berupa penyalahgunaan zat nikotin,
dan
alkohol, gangguan internalisasi, dan
tercantum dalam tabel 23.
eksternalisasi dialami oleh responden
Perilaku
main
ini
malu,
kartu
serta
berkelahi,
seperti
yang
yang
dialami
laki-laki, sedangkan untuk responden
responden
perempuan
melakukan
adalah membolos, bertengkar, main
penyalahgunaan zat, tetapi hanya
billiard, merokok, minum minuman
gangguan
dan
keras, berjudi, main kartu, berkelahi,
ekternalisasi. Hal ini sesuai dengan
dan tawuran. Hal ini sesuai dengan
definisi
definisi
tidak
internalisasi
yang dikemukakan oleh
laki-laki
diantaranya
yang dikemukakan oleh
Ritakallio (dalam Steinberg, 2011)
Ritakallio (dalam Steinberg, 2011)
yang memaparkan bahwa gangguan
yang memaparkan bahwa diantara
internalisasi dan eksternalisasi lebih
anak laki-laki, masalah perilaku
sering terjadi dan terlihat di antara
seperti
anak perempuan dibandingkan pada
dianggap normal untuk anak laki-laki
perilaku
ekstrim
yang
adalah perilaku yang lebih agresif
yang merokok dan minum minuman
dan sulit diatur.
keras. Papalia, Olds dan Fieldman
Apabila definisi Ritakallio
(2009) yang menyebutkan mengenai
(dalam Steinberg, 2011) dijabarkan
faktor
lebih lanjut, perilaku agresif yang
melakukan penyalahgunaan narkoba
dialami responden laki-laki seperti
dan zat terlarang diantaranya adalah
perilaku bertengkar, tawuran, dan
karakteristik temperamen, kontrol
berkelahi, serta perilaku yang sulit
dorongan
diatur diantaranya membolos, main
keluarga, masalah perilaku seperti
billiard, merokok, minum minuman
agresivitas,
keras, berjudi, dan main kartu,
terhadap
seperti yang tercantum dalam tabel
teman
23. Disini peneliti ingin memaparkan
pengguna narkoba dan zat terlarang,
mengenai
problem
memiliki
masalah
menggunakan
psikososial
bentuk
yaitu:
penyalahgunaan
gangguan
emosi
(1)
zat;
dalam
dan
(2)
masalah
pendorong
remaja
yang buruk, pengaruh
kurangnya
komitmen
pendidikan,
sebaya,
penolakan
bergaul
dengan
teman-teman
dan
penggunaan
diasingkan
untuk
yang
mentolerir
narkoba,
dan
merasa
memiliki
sifat
perilaku.
sebagai pemberontak, memandang
1. Masalah penyalahgunaan zat
positif terhadap pengguna narkoba
Masalah penyalahgunaan zat
pada remaja yang orang tuanya
merantau, yaitu penyalahgunaan zat
nikotin dan alkohol seperti remaja
serta mencoba narkoba sejak usia
dini.
Apabila
definisi
Papalia,
Olds dan Fieldman (2009) dijabarkan
lebih
lanjut
karakteristik
dengan
data
temperamen, kontrol dorongan yang
bahwa
ketika
buruk dan memiliki sifat sebagai
bermasalah dengan orang tuanya
pemberontak ini dijelaskan dengan
baik ayah maupun ibu, mereka
adanya
cenderung akan merokok dan minum
data
yang
menyebutkan
yang
menyebutkan
subjek
sedang
bahwa remaja yang orang tuanya
minuman
merantau
tercantum dalam tabel 30, 31, 36 dan
melakukan
penyalahgunaan zat dan alkohol
keras
seperti
yang
37.
ketika mereka sedang bermasalah
Faktor pendorong lainnya
baik bermasalah dengan orang tua,
yang
teman, maupun pacar, selain itu juga
Papalia, Olds dan Fieldman (2009)
disebutkan
beberapa
adalah bergaul dengan teman yang
remaja yang menunjukkan perilaku
merokok dan minum minuman keras.
memberontak seperti membantah,
Remaja menyebutkan bahwa mereka
dan sampai pergi dari rumah apabila
akan merokok dan minum minuman
dimarahi orang tuanya, seperti yang
keras
tercantum dalam tabel 8, 30 dan 36.
dengan teman, apabila tidak merokok
bahwa
ada
sesuai
ketika
dengan
sedang
penjelasan
berkumpul
Pengaruh keluarga seperti
mereka diejek temannya sehingga
yang dijelaskan Papalia, Olds dan
merasa malu apabila tidak merokok.
Fieldman (2009) menjadi salah satu
Perilaku minum minuman keras ini
faktor
terbentuknya
juga terjadi ketika remaja dan teman-
remaja yang merokok dan minum
temannya sedang menonton konser
minuman keras. Hal ini sesuai
dangdut, atau ketika ada acara
pendorong
hajatan yang merupakan suatu situasi
billiard. Orang tua yang merantau
yang sangat memungkinkan remaja
merupakan
untuk berkumpul dengan
teman-
terbentuknya masalah perilaku atau
temannya, serta banyak dari mereka
kenakalan remaja. Hal ini sesuai
yang juga melakukan perilaku lain
dengan definisi yang dikemukakan
seperti perilaku agresi yang berupa
oleh
perilaku bertengkar, tawuran, serta
kenakalan remaja disebabkan oleh
masalah perilaku seperti membolos
beberapa hal, diantaranya adalah
yang
kurang
remaja yang berasal dari status sosial
jelas
yang rendah, peran keluarga, seperti
terhadap pendidikan. Usia anak yang
kurangnya dukungan dari keluarga
tergolong dini (12 sampai 18 tahun)
terlebih
dalam mencoba rokok dan minuman
pengawasan dari orang tua, dan
keras
menguatkan
memiliki atau bergaul dengan teman
terbentuknya anak sebagai perokok
sebaya yang terlibat dalam kenakalan
dan peminum minuman keras.
remaja.
terbentuk
adanya
karena
komitmen
ini
semakin
yang
2. Gangguan emosi dan masalah
perilaku
penyebab
Santrock
orang
utama
(2012)
tua,
bahwa
kurangnya
Apabila definisi Santrock
(2012) dijabarkan lebih lanjut bahwa
Gangguan emosi disebabkan
penyebab kenakalan remaja salah
karena masalah perilaku. Masalah
satunya adalah remaja yang berasal
perilaku tersebut seperti bertengkar,
dari status sosial yang rendah. Hal ini
berkelahi,
membolos,
dijelaskan
dan
menyebutkan bahwa sebelum orang
berjudi,
tawuran,
main
kartu,
main
dari
data
yang
tua
merantau
ekonomi
bahkan menghukum, tetapi hal itu
keluarga remaja tergolong dalam
hanya berlaku ketika pertama kali
status sosial yang rendah, terlihat
saja,
dari
yang
dibiarkan oleh orang tuanya. Dengan
bekerja dirumah sebagai petani dan
kurangnya pengasuhan, pengawasan
beberapa orang tua merantau diluar
dan dukungan dari orang tua seperti
negeri
yang
kakek
sosial
nenek
sebagai
remaja
pembantu
rumah
tangga atau buruh pabrik.
Peran
dukungan
orang
dari
tua,
telah
seterusnya
dijelaskan
mereka
tersebut,
remaja akan mencari dukungan lain
keluarga
seperti
keluarga
terlebih
serta
untuk
yaitu misalnya dari pergaulan subjek
atau teman subjek.
kurangnya
Pemaparan Santrock (2012)
pengawasan dan pengasuhan dari
yang meyebutkan bahwa memiliki
orang tua menjadi salah satu faktor
atau bergaul dengan teman sebaya
terbentuknya kenakalan remaja. Hal
yang terlibat dalam kenakalan remaja
ini
akan menyebabkan remaja juga ikut
terlihat
dari
data
yang
menyebutkan bahwa ketika orang tua
melakukan
mengetahui
anaknya
melakukan
Remaja yang orang tuanya merantau
kenakalan
seperti
membolos,
memiliki pergaulan dalam berteman
bertengkar, berkelahi, tawuran, main
yang kurang baik. Teman-teman
billiard dan main kartu serta berjudi,
remaja yang orang tuanya merantau
orang tua hanya menegur saja dan
adalah mereka sendiri yang orang
ada yang membiarkan, walaupun ada
tuanya juga merantau, bertengkar,
beberapa
berkelahi, tawuran, main billiard,
yang
memarahi
atau
kenakalan
tersebut.
main kartu serta berjudi. Hal ini
sebatas
tergambar dalam gambar 6 mengenai
terwujud dari rasa khawatir dan
hubungan
takut, tetapi tidak sampai pada
remaja
dengan
teman
dekat dan teman lingkungan tempat
tinggalnya yang termasuk sangat
dari teman sebayanya (tabel 24).
Secara
emosional
remaja
takut apabila ketahuan melakukan
membolos,
bertengkar,
tawuran, dan perilaku lainnya. Hal
ini sejalan dengan definisi yang
dipaparkan oleh Achenbach dan
Edelbrock (dalam Steinberg, 2011)
yang menyebutkan bahwa gangguan
emosi dan kognisi pada remaja itu
seperti
kecemasan,
depresi,
yang
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
dapat
disimpulkan bahwa secara umum
merasakan perasaan khawatir dan
perilaku
kecemasan
depresi dan fobia.
dekat. Secara keseluruhan sebagian
besar remaja membolos oleh ajakan
pada
dan
fobia. Sejalan dengan hal tersebut
analisis data menyebutkan bahwa
remaja yang orang tuanya merantau
mengalami gangguan emosi hanya
problem psikososial yang dialami
remaja yang orang tua nya merantau
diantaranya
adalah
membolos,
bertengkar, main billiard, merokok,
minum minuman keras, berjudi,
main kartu, berkelahi, dan tawuran.
Problem psikososial yang dialami
responden laki-laki kurang lebih
sama dengan responden perempuan.
Keseluruhan
responden
laki-laki
melakukan semua perilaku tersebut,
tetapi untuk responden perempuan
perilaku
yang
membolos,
dilakukan
bertengkar,
dan main kartu.
seperti
berkelahi,
1. Masalah
penyalahgunaan
zat
3. Masalah perilaku (Kenakalan)
pada remaja yang orang tuanya
yang dialami remaja yang orang
merantau seperti merokok dan
tuanya merantau berupa perilaku
minum minuman keras. Secara
bertengkar, berkelahi, tawuran,
umum tidak semua responden
membolos, berjudi, main kartu,
merokok dan minum minuman
serta
keras. Perilaku merokok dan
responden mengalami masalah
minum
perilaku, baik responden laki-laki
minuman
keras
ini
main
billiard.
dialami oleh semua responden
maupun
laki-laki, tetapi untuk responden
responden laki-laki melakukan
perempuan
masalah
perilaku
merokok dan minum minuman
begitupun
dengan
keras.
perempuan, letak perbedaanya
tidak
ada
yang
2. Gangguan emosi yang dialami
remaja
yang
orang
tuanya
perempuan.
Semua
Semua
diatas,
responden
hanya terletak pada responden
perempuan
tidak
melakukan
merantau adalah rasa cemas,
perilaku berjudi, tawuran, dan
khawatir,
main billiard.
dan
rasa
takut.
Perasaan ini terbentuk ketika
DAFTAR PUSTAKA
responden melakukan perilaku
kenakalan
dan
dialami
oleh
semua responden baik laki-laki
maupun perempuan.
Bakker, C., Pels, M.E., dan Reis, M.
(2009). The Impact of
Migration on Children in The
Caribbean: Unicef office for
Barbados
and
Easter
Caribbean. Paper, 4, 1-19.
Chaplin, J. P. (2011). Kamus
Lengkap
Psikologi.
Terjemahan oleh Kartini
Kartono.
2011.
Rajawali Pers.
Jakarta:
Creswell, J. W. (2012). Research
Design:
Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed
edisi
ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geldard, Kathryn., dan Geldard,
David. (2011). Konseling
Remaja: Pendekatan Proaktif
untuk
anak
muda.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D.
(2001). Psikologi Praktis:
Anak, Remaja, dan Keluarga.
Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Papalia, D.E., Olds, S. W., dan
Feldman, R. D. (2008).
Human
development:
Perkembangan
Manusia
Edisi 10 Buku 2. Terjemahan
oleh Brian Marswendy. 2009.
Jakarta: Salemba Humanika.
Santrock, John. W. (2012). Life Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup edisi ketigabelas
Jilid 1. Terjemahan oleh
Benedictine
Widyasinta.
2012. Jakarta: Erlangga.
Steinberg, L. (2011). Adolescence.
New York: McGraw-Hill.
MERANTAU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Derajat Sarjana (S-1)
Diajukan Oleh :
Danastri Prihantini
F 100 090 161
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA
MERANTAU
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
Danastri Prihantini
F 100 090 161
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAKSI
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA
MERANTAU
Danastri Prihantini
Dr. Sri Lestari, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
psy.danastri@gmail.com
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi problem psikososial pada
remaja yang orang tuanya merantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
terbuka. Informan dalam penelitian ini adalah 58 remaja yang terdiri dari 32 lakilaki dan 26 perempuan yang berusia 12 sampai 18 tahun yang kedua orang tuanya
masih hidup dan merantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
sembilan bentuk problem psikososial yang muncul pada remaja laki-laki adalah
membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi,
main kartu, berkelahi, dan tawuran. Problem psikososial yang dialami remaja
perempuan adalah membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu.
Kata kunci: problem psikososial, remaja, merantau
dukungan
PENDAHULUAN
Remaja
merupakan
dalam
menghadapi
suatu
masalahnya sendiri (Gunarsa, 2001).
periode yang sudah mulai berani
Secara khusus keluarga yaitu orang
untuk menunjukkan dirinya tetapi
tua memiliki peranan yang sangat
masih mudah untuk terpengaruh oleh
penting dalam pengajaran nilai-nilai
lingkungan sosialnya. Oleh karena
bagi anak. Kurangnya peran orang
itu pada usia ini anak membutuhkan
tua dalam pengajaran, pengasuhan,
perhatian
masih
dan bimbingan kepada anak akan
dan
mempengaruhi perkembangan anak
khusus
membutuhkan
dan
bimbingan
tersebut sepanjang hidupnya, apalagi
psikologis atau problem psikososial
untuk orang tua yang merantau.
kepada
Mayoritas perantau di Jawa
anak
remajanya.
tersebut
Problem
di
masa
psikososial
Tengah baik dengan tujuan dalam
merupakan problem yang muncul
negeri
pada anak, dalam hal ini remaja yang
maupun
luar
negeri,
meninggalkan pengasuhan anaknya
berhubungan
kepada kakek nenek atau saudara
sosial yang mencakup faktor-faktor
terdekatnya, sehingga antara anak
psikologis
dan orang tua kurang memiliki
Achenbach dan Edelbrock (dalam
kedekatan dan kelekatannya kurang
Steinberg,
terbentuk. Kelekatan terhadap orang
bahwa masalah psikososial seperti
tua diketahui memiliki pengaruh
masalah-masalah
yang besar pada citra diri, terutama
zat-zat terlarang, masalah perilaku
yang
seperti
bekaitan
dengan
beberapa
dengan
hubungan
(Chaplin,
2011),
2011).
memaparkan
penyalahgunaan
kenakalan,
pembolosan,
aspek yang sangat penting bagi
antisosial, serta masalah emosi dan
sesama remaja, seperti gambaran
kognisi seperti depresi, kecemasan,
fisik,
atau fobia.
sasaran
pekerjaan,
dan
seksualitas (O’koon dalam Geldard
& Geldard, 2011).
Dengan
pengasuhan
anak
Kelekatan pada masa kanakkanak
meninggalkan
kepada
dengan
berpengaruh
orang
pada
tua
akan
banyak
orang
pengalaman remaja di kemudian
ketiga selain orang tua, maka akan
harinya serta dapat mempengaruhi
memberikan
remaja dalam menghadapi situasi-
dampak-dampak
situasi yang berpotensi menyebabkan
yang berjumlah 58 responden dengan
stres
karakteristik
dan
problem-problem
yaitu
remaja
yang
psikososial (Geldard & Geldard,
kedua orang tuanya merantau yang
2011). Hal ini seperti yang telah
berada pada usia 12 s.d. 18 tahun.
dijabarkan oleh Bakker, Elings-Pels,
Data-data yang diperoleh dari
dan Reis (2009), mengenai dampak
penelitian ini akan dianalisis dengan
dari remaja yang ditinggal orang
cara mencampurkan prosedur umum
tuanya migrasi, remaja memiliki
dengan
problem
yaitu (Creswell, 2012): (1) Mengolah
psikososial
yang
langkah-langkah
khusus,
diakibatkan dari tidak terbentuknya
dan
kelekatan anak dengan orang tua.
dianalisis; (2) Membaca keseluruhan
Tujuan pada penelitian ini adalah
data; (3) Melakukan pengkodean
mengidentifikasi problem psikososial
(coding) data; (4) Kategorisasi data;
pada remaja yang ditinggal orang
(5)
tuanya merantau.
Mendeskripsikan kategori dan tema
METODE PENELITIAN
dan
Metode
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
mempersiapkan
Menghitung
(7)
data
untuk
persentase;
Menginterpretasi
(6)
atau
memaknai data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian kualitatif. Data penelitian
Tujuan dari penelitian ini
akan diungkap dengan menggunakan
adalah
untuk
mengidentifikasi
wawancara mendalam dan kuesioner
problem psikososial remaja yang
terbuka. Informan penelitian dipilih
ditinggal orang tuanya merantau.
dengan
cara purposive sampling
Orang tua yang merantau termasuk
salah
satu
sangat
Edelbrock (dalam Steinberg, 2011),
terbentuknya
yakni selama masa remaja terdapat
problem psikososial pada remaja, hal
tiga kategori masalah diantaranya
ini sesuai dengan pengertian yang
masalah
kemukakan oleh Bakker, Elings-Pels
termasuk
and
gangguan
berpengaruh
hal
yang
dalam
Reis
(2009),
yang
penyalahgunaan
alkohol
zat
dan
nikotin,
internalisasi
yang
mengungkapkan dampak dari remaja
diwujudkan dalam bentuk gangguan
yang ditinggal orang tuanya migrasi
emosi, dan gangguan eksternalisasi
atau
atau masalah perilaku.
merantau,
problem
remaja
memiliki
psikososial
yang
Apabila definisi Achenbach
diakibatkan dari tidak terbentuknya
&
kelekatan anak dengan orang tua.
2011) diuraikan lebih lanjut yang
Problem psikososial yang
Edelbrock
termasuk
(dalam
dalam
Steinberg,
masalah
dialami remaja yang orang tuanya
penyalahgunaan zat yaitu nikotin
merantau
diidentifikasikan
dalam bentuk merokok dan minum
menjadi sembilan bentuk problem,
minuman keras yang diantaranya
yakni
adalah alkohol. Gangguan emosi
dapat
diantaranya
main
kartu,
membolos, main billiard, betengkar,
yang
berkelahi,
perilaku
merokok,
tawuran,
diakibatkan
remaja
dari
masalah
seperti
perilaku
berjudi, dan minum minuman keras.
agresi yang dialami, yaitu rasa
Problem-problem
psikososial
khawatir dan takut ketika subjek
tersebut sesuai dengan definisi yang
melakukan perilaku agresi tersebut.
dikemukan oleh Achenbach dan
Ada beberapa masalah perilaku yang
terbentuk dan dialami remaja yang
anak
orang
internalisasi dan eksternalisasi yang
tuanya
merantau
yaitu
laki-laki.
Gangguan
bertengkar, berkelahi, tawuran, serta
dialami
masalah
seperti
ditunjukkan dengan adanya data
membolos, berjudi, main kartu, dan
yang menyebutkan perilaku yang
main billiard.
dialami
perilaku
lain
Apabila problem psikososial
remaja
perempuan
remaja
diantaranya
perempuan
adalah
perasaan
dibedakan berdasarkan jenis kelamin
khawatir,
takut,
responden. Problem psikososial yang
membolos,
bertengkar,
berupa penyalahgunaan zat nikotin,
dan
alkohol, gangguan internalisasi, dan
tercantum dalam tabel 23.
eksternalisasi dialami oleh responden
Perilaku
main
ini
malu,
kartu
serta
berkelahi,
seperti
yang
yang
dialami
laki-laki, sedangkan untuk responden
responden
perempuan
melakukan
adalah membolos, bertengkar, main
penyalahgunaan zat, tetapi hanya
billiard, merokok, minum minuman
gangguan
dan
keras, berjudi, main kartu, berkelahi,
ekternalisasi. Hal ini sesuai dengan
dan tawuran. Hal ini sesuai dengan
definisi
definisi
tidak
internalisasi
yang dikemukakan oleh
laki-laki
diantaranya
yang dikemukakan oleh
Ritakallio (dalam Steinberg, 2011)
Ritakallio (dalam Steinberg, 2011)
yang memaparkan bahwa gangguan
yang memaparkan bahwa diantara
internalisasi dan eksternalisasi lebih
anak laki-laki, masalah perilaku
sering terjadi dan terlihat di antara
seperti
anak perempuan dibandingkan pada
dianggap normal untuk anak laki-laki
perilaku
ekstrim
yang
adalah perilaku yang lebih agresif
yang merokok dan minum minuman
dan sulit diatur.
keras. Papalia, Olds dan Fieldman
Apabila definisi Ritakallio
(2009) yang menyebutkan mengenai
(dalam Steinberg, 2011) dijabarkan
faktor
lebih lanjut, perilaku agresif yang
melakukan penyalahgunaan narkoba
dialami responden laki-laki seperti
dan zat terlarang diantaranya adalah
perilaku bertengkar, tawuran, dan
karakteristik temperamen, kontrol
berkelahi, serta perilaku yang sulit
dorongan
diatur diantaranya membolos, main
keluarga, masalah perilaku seperti
billiard, merokok, minum minuman
agresivitas,
keras, berjudi, dan main kartu,
terhadap
seperti yang tercantum dalam tabel
teman
23. Disini peneliti ingin memaparkan
pengguna narkoba dan zat terlarang,
mengenai
problem
memiliki
masalah
menggunakan
psikososial
bentuk
yaitu:
penyalahgunaan
gangguan
emosi
(1)
zat;
dalam
dan
(2)
masalah
pendorong
remaja
yang buruk, pengaruh
kurangnya
komitmen
pendidikan,
sebaya,
penolakan
bergaul
dengan
teman-teman
dan
penggunaan
diasingkan
untuk
yang
mentolerir
narkoba,
dan
merasa
memiliki
sifat
perilaku.
sebagai pemberontak, memandang
1. Masalah penyalahgunaan zat
positif terhadap pengguna narkoba
Masalah penyalahgunaan zat
pada remaja yang orang tuanya
merantau, yaitu penyalahgunaan zat
nikotin dan alkohol seperti remaja
serta mencoba narkoba sejak usia
dini.
Apabila
definisi
Papalia,
Olds dan Fieldman (2009) dijabarkan
lebih
lanjut
karakteristik
dengan
data
temperamen, kontrol dorongan yang
bahwa
ketika
buruk dan memiliki sifat sebagai
bermasalah dengan orang tuanya
pemberontak ini dijelaskan dengan
baik ayah maupun ibu, mereka
adanya
cenderung akan merokok dan minum
data
yang
menyebutkan
yang
menyebutkan
subjek
sedang
bahwa remaja yang orang tuanya
minuman
merantau
tercantum dalam tabel 30, 31, 36 dan
melakukan
penyalahgunaan zat dan alkohol
keras
seperti
yang
37.
ketika mereka sedang bermasalah
Faktor pendorong lainnya
baik bermasalah dengan orang tua,
yang
teman, maupun pacar, selain itu juga
Papalia, Olds dan Fieldman (2009)
disebutkan
beberapa
adalah bergaul dengan teman yang
remaja yang menunjukkan perilaku
merokok dan minum minuman keras.
memberontak seperti membantah,
Remaja menyebutkan bahwa mereka
dan sampai pergi dari rumah apabila
akan merokok dan minum minuman
dimarahi orang tuanya, seperti yang
keras
tercantum dalam tabel 8, 30 dan 36.
dengan teman, apabila tidak merokok
bahwa
ada
sesuai
ketika
dengan
sedang
penjelasan
berkumpul
Pengaruh keluarga seperti
mereka diejek temannya sehingga
yang dijelaskan Papalia, Olds dan
merasa malu apabila tidak merokok.
Fieldman (2009) menjadi salah satu
Perilaku minum minuman keras ini
faktor
terbentuknya
juga terjadi ketika remaja dan teman-
remaja yang merokok dan minum
temannya sedang menonton konser
minuman keras. Hal ini sesuai
dangdut, atau ketika ada acara
pendorong
hajatan yang merupakan suatu situasi
billiard. Orang tua yang merantau
yang sangat memungkinkan remaja
merupakan
untuk berkumpul dengan
teman-
terbentuknya masalah perilaku atau
temannya, serta banyak dari mereka
kenakalan remaja. Hal ini sesuai
yang juga melakukan perilaku lain
dengan definisi yang dikemukakan
seperti perilaku agresi yang berupa
oleh
perilaku bertengkar, tawuran, serta
kenakalan remaja disebabkan oleh
masalah perilaku seperti membolos
beberapa hal, diantaranya adalah
yang
kurang
remaja yang berasal dari status sosial
jelas
yang rendah, peran keluarga, seperti
terhadap pendidikan. Usia anak yang
kurangnya dukungan dari keluarga
tergolong dini (12 sampai 18 tahun)
terlebih
dalam mencoba rokok dan minuman
pengawasan dari orang tua, dan
keras
menguatkan
memiliki atau bergaul dengan teman
terbentuknya anak sebagai perokok
sebaya yang terlibat dalam kenakalan
dan peminum minuman keras.
remaja.
terbentuk
adanya
karena
komitmen
ini
semakin
yang
2. Gangguan emosi dan masalah
perilaku
penyebab
Santrock
orang
utama
(2012)
tua,
bahwa
kurangnya
Apabila definisi Santrock
(2012) dijabarkan lebih lanjut bahwa
Gangguan emosi disebabkan
penyebab kenakalan remaja salah
karena masalah perilaku. Masalah
satunya adalah remaja yang berasal
perilaku tersebut seperti bertengkar,
dari status sosial yang rendah. Hal ini
berkelahi,
membolos,
dijelaskan
dan
menyebutkan bahwa sebelum orang
berjudi,
tawuran,
main
kartu,
main
dari
data
yang
tua
merantau
ekonomi
bahkan menghukum, tetapi hal itu
keluarga remaja tergolong dalam
hanya berlaku ketika pertama kali
status sosial yang rendah, terlihat
saja,
dari
yang
dibiarkan oleh orang tuanya. Dengan
bekerja dirumah sebagai petani dan
kurangnya pengasuhan, pengawasan
beberapa orang tua merantau diluar
dan dukungan dari orang tua seperti
negeri
yang
kakek
sosial
nenek
sebagai
remaja
pembantu
rumah
tangga atau buruh pabrik.
Peran
dukungan
orang
dari
tua,
telah
seterusnya
dijelaskan
mereka
tersebut,
remaja akan mencari dukungan lain
keluarga
seperti
keluarga
terlebih
serta
untuk
yaitu misalnya dari pergaulan subjek
atau teman subjek.
kurangnya
Pemaparan Santrock (2012)
pengawasan dan pengasuhan dari
yang meyebutkan bahwa memiliki
orang tua menjadi salah satu faktor
atau bergaul dengan teman sebaya
terbentuknya kenakalan remaja. Hal
yang terlibat dalam kenakalan remaja
ini
akan menyebabkan remaja juga ikut
terlihat
dari
data
yang
menyebutkan bahwa ketika orang tua
melakukan
mengetahui
anaknya
melakukan
Remaja yang orang tuanya merantau
kenakalan
seperti
membolos,
memiliki pergaulan dalam berteman
bertengkar, berkelahi, tawuran, main
yang kurang baik. Teman-teman
billiard dan main kartu serta berjudi,
remaja yang orang tuanya merantau
orang tua hanya menegur saja dan
adalah mereka sendiri yang orang
ada yang membiarkan, walaupun ada
tuanya juga merantau, bertengkar,
beberapa
berkelahi, tawuran, main billiard,
yang
memarahi
atau
kenakalan
tersebut.
main kartu serta berjudi. Hal ini
sebatas
tergambar dalam gambar 6 mengenai
terwujud dari rasa khawatir dan
hubungan
takut, tetapi tidak sampai pada
remaja
dengan
teman
dekat dan teman lingkungan tempat
tinggalnya yang termasuk sangat
dari teman sebayanya (tabel 24).
Secara
emosional
remaja
takut apabila ketahuan melakukan
membolos,
bertengkar,
tawuran, dan perilaku lainnya. Hal
ini sejalan dengan definisi yang
dipaparkan oleh Achenbach dan
Edelbrock (dalam Steinberg, 2011)
yang menyebutkan bahwa gangguan
emosi dan kognisi pada remaja itu
seperti
kecemasan,
depresi,
yang
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan
dapat
disimpulkan bahwa secara umum
merasakan perasaan khawatir dan
perilaku
kecemasan
depresi dan fobia.
dekat. Secara keseluruhan sebagian
besar remaja membolos oleh ajakan
pada
dan
fobia. Sejalan dengan hal tersebut
analisis data menyebutkan bahwa
remaja yang orang tuanya merantau
mengalami gangguan emosi hanya
problem psikososial yang dialami
remaja yang orang tua nya merantau
diantaranya
adalah
membolos,
bertengkar, main billiard, merokok,
minum minuman keras, berjudi,
main kartu, berkelahi, dan tawuran.
Problem psikososial yang dialami
responden laki-laki kurang lebih
sama dengan responden perempuan.
Keseluruhan
responden
laki-laki
melakukan semua perilaku tersebut,
tetapi untuk responden perempuan
perilaku
yang
membolos,
dilakukan
bertengkar,
dan main kartu.
seperti
berkelahi,
1. Masalah
penyalahgunaan
zat
3. Masalah perilaku (Kenakalan)
pada remaja yang orang tuanya
yang dialami remaja yang orang
merantau seperti merokok dan
tuanya merantau berupa perilaku
minum minuman keras. Secara
bertengkar, berkelahi, tawuran,
umum tidak semua responden
membolos, berjudi, main kartu,
merokok dan minum minuman
serta
keras. Perilaku merokok dan
responden mengalami masalah
minum
perilaku, baik responden laki-laki
minuman
keras
ini
main
billiard.
dialami oleh semua responden
maupun
laki-laki, tetapi untuk responden
responden laki-laki melakukan
perempuan
masalah
perilaku
merokok dan minum minuman
begitupun
dengan
keras.
perempuan, letak perbedaanya
tidak
ada
yang
2. Gangguan emosi yang dialami
remaja
yang
orang
tuanya
perempuan.
Semua
Semua
diatas,
responden
hanya terletak pada responden
perempuan
tidak
melakukan
merantau adalah rasa cemas,
perilaku berjudi, tawuran, dan
khawatir,
main billiard.
dan
rasa
takut.
Perasaan ini terbentuk ketika
DAFTAR PUSTAKA
responden melakukan perilaku
kenakalan
dan
dialami
oleh
semua responden baik laki-laki
maupun perempuan.
Bakker, C., Pels, M.E., dan Reis, M.
(2009). The Impact of
Migration on Children in The
Caribbean: Unicef office for
Barbados
and
Easter
Caribbean. Paper, 4, 1-19.
Chaplin, J. P. (2011). Kamus
Lengkap
Psikologi.
Terjemahan oleh Kartini
Kartono.
2011.
Rajawali Pers.
Jakarta:
Creswell, J. W. (2012). Research
Design:
Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed
edisi
ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geldard, Kathryn., dan Geldard,
David. (2011). Konseling
Remaja: Pendekatan Proaktif
untuk
anak
muda.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D.
(2001). Psikologi Praktis:
Anak, Remaja, dan Keluarga.
Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Papalia, D.E., Olds, S. W., dan
Feldman, R. D. (2008).
Human
development:
Perkembangan
Manusia
Edisi 10 Buku 2. Terjemahan
oleh Brian Marswendy. 2009.
Jakarta: Salemba Humanika.
Santrock, John. W. (2012). Life Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup edisi ketigabelas
Jilid 1. Terjemahan oleh
Benedictine
Widyasinta.
2012. Jakarta: Erlangga.
Steinberg, L. (2011). Adolescence.
New York: McGraw-Hill.