PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI (Study Deskriptif Pada Civitas Akademik SMPN 15 Bandung).

(1)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

(Study Deskriptif Pada Civitas Akademik SMPN 15 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Roies Saban Fauzi 0901479

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH

TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

(Study Deskriptif di SMPN 15 Bandung)

Oleh:

ROIES SABAN FAUZI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Roies Saban Fauzi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ROIES SABAN FAUZI

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd. NIP. 197409072001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi


(4)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Roies Saban Fauzi (0901479). Skripsi ini berjudul “Persepsi Civitas Akademika Sekolah Terhadap Pendidikan Jasmani” (Studi Deskriptif di SMPN 15 Bandung). Skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Bambang Abduljabar, M.P.d Sebagai Pembimbing I, dan Didin Budiman M.P.d Sebagai Pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi civitas akademika sekolah terhadap pendidikan jasmani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dari jumlah populasi 1070 anggota civitas akademik, di dapat 291 sampel civitas akademik. Sejumlah 291 sampel dikirimi angket persepsi yang terdiri dari faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural. Data yang diperoleh di analisis menggunakan uji skala Guttman, skala persentase, dan Analisis Chi Kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; Pertama, terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural dengan persepsi kepala sekolah terhadap pendidikan jasmani sebanyak 90%. Kedua, terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural dengan persepsi guru terhadap pendidikan jasmani sebanyak 90,82%. Ketiga, terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural dengan persepsi peserta didik terhadap pendidikan jasmani sebanyak 84,43%. keterikatan persepsi civitas akademik dengan faktor persepsi dalam penelitian ini adalah keterikatan dalam hal keberadaan atau pengakuan saja bukan atas peran, fungsi dan kontribusi pendidikan jasmani itu sendiri. Tidak dalam koridor operasional pelaksanaan namun hanya dalam tingkatan opini. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih melihat sisi peran, fungsi dan kontribusi dari pendidikan jasmani.


(6)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERCEPTIONS OF SCHOOL ACADEMIC COMMUNITY TOWARD PHYSICAL EDUCATION

Roies saban Fauzi

Health Physical Education and Recreation Faculty of Physical Education And Health Indonesia University of Education

E - mail : [email protected] Author Second , Third Author ,

( Bambang Abduljabar ) ( Didier Budiman ) " Writers in Charge " " Writers in Charge " ABSTRACT

This study aims to determine how perceptions of the school community toward physical education. The method used in this research is descriptive method. From the total population of 1070 members of the academic community, there are 291 samples. A number of 291 samples were sent questionnaires perception consists of functional factors, structural factors, and cultural factors. The data obtained were analyzed using Guttman scale testing, scale percentages, and Chi Square Analysis. These results indicate that; First, there is a correlation between the functional, structural, and cultural factors to the principal’s perception toward physical education as much as 90 %. It means that there are 90 possibilities for the events from 100 possibilities events. Secondly, there is a correlation between the functional, structural, and cultural factors in the teachers’ perception toward the physical education as much as 90.82 %. It means there are 90.82 possibility of events from 100 possibilities events. Third, there is a correlation between the functional, structural, and cultural factors to the students’ perception toward physical education as much as 84.43 %. It means there are 84.43 possibility of events from 100 possibilities events. Entanglement perception of the academic community with the perception factor in this study is an attachment in terms of the presence or recognition not only of the role, function and contribution of physical education itself. This study is not in the operational implementation, but only in the level of opinion.


(7)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN. ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Hakikat Pendidikan ... 8

1. Pengertian Pendidikan ... 8

2. Konsep Pendidikan ... 9

3. Jenis-jenis Pendidikan ... 10

4. Manfaat Pendidikan ... 11

5. Fungsi Pendidikan ... 12

B. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 13

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Konsep Pendidikan Jasmani ... 15

3. Peran Pendidikan Jasmani ... 16


(8)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Proses Belajar Mengajar ... 20

6. Evaluasi ... 21

7. Hasil Belajar ... 24

C. Konsep Sekolah ... 26

1. Sekolah Sebagai Institusi Pendidikan ... 26

2. Hubungan Sekolah Dengan Kebutuhan Sosial ... 28

3. Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat ... 29

D. Persepsi Civitas Akademika Sekolah Terhadap Pendidikan Jasmani ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Populasi ... 39

3. Sampel ... 39

B. Metode Penelitian ... 40

C. Operasional Variabel ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Teknik Pengolahan Data ... 42

1. Analisis Instrumen ... 42

2. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 47

B. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jabatan ... 48

C. Analisis Data ... 50

1. Uji Skala Guttman ... 50


(9)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Teknik Analisis Chi Kuadrat ... 59

D. Diskusi Temuan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(10)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI


(11)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangatlah penting, tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuannya yang berguna bagi kehidupanya. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas. Maka dari itu, pendidikan harus diselenggarakan secara utuh agar dapat mengarah pada peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Pendidikan telah membuat perubahan terhadap perkembangan bangsa, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi. Dalam pembukaan UUD

1945 alinea IV, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pernyataan ini diperkuat

oleh pasal 31 UUD 1945 yaitu:1) tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan 2) pemerintah mengesahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang di atur oleh undang-undang. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam undang-undang sitem pendidikan No. 11 tahun 1989 bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan uraian diatas, dijelaskan betapa pentingnya Pendidikan. Pendidikan merupakan upaya yang memiliki fungsi atau tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan manusia seutuhnya, pendidikan juga


(12)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan salah satu cara untuk menjadikan manusia yang berkualitas baik jasmani maupun rohani.

Untuk mencapai tujuan tersebut tentu bukan hal yang mudah, menjadikan manusia yang berkualitas baik jasmani maupun rohani. rohaniah adalah sumber dari semua kreasi manusia. Oleh sebab itu kenapa pendidkan itu sendiri harus mengarah kepada pembinaan potensi rohaniah. Meskipun begitu, dukungan kondisi jasmani yang baik sangatlah penting. Keduanya tidak dapat terpisahkan dalam mewujudkan tujuan pendidikan dan dalam menciptakan manusia yang seutuhnya, manusia yang berkualitas. Untuk menciptakan dan memelihara jasmani tentu tidak akan tercapai tanpa adanya suatu pemikiran dan tindakan matang. Dalam hal ini, pendidikan mempunyai peran penting. Pendidikan mempunyai posisi yang strategis untuk membina dan menciptakan kesehatan jasmani tersebut.

Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani, aktivitas gerak, permainan dan olahraga yang menjadi wahana untuk meningkatkan individu secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Mahendra (2009, hlm. 21) bahwa “pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.”

Program pendidikan jasmani adalah suatu tindakan ideal sebagai upaya pemberian arah pada pendidikan secara total. Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara total yang berkontribusi pada perkembangan individual melalui media alamiah aktivitas jasmani gerak insani. Urutan pengalaman belajar yang direncanakan secara seksama, dirancang seolah untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan, dan kebutuhan perilaku setiap siswa merupakan definisi lain dari pendidikan jasmani. Tujuan yang ingin dicapaipun bersifat menyeluruh dan memerlukan waktu jangka panjang. Menurut hetherington (dalam Abduljabar, 2010, hlm. vii), mendeklarasikan 4 tujuan pendidikan jasmani yaitu:


(13)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tujuan perkembangan organik: sebagai contoh kebugaran, kesehatan, kekuatan, daya tahan, power, tahan terhadap derita, dan mudah bergerak 2. Tujuan perkembangan kognitif: yaitu tujuan pengetahuan, sebagai contoh

pemahaman, kebebasan, kemerdekaan, wawasan, dan kenyataan.

3. Tujuan perkembangan psikomotor: keterampilan, bergerak efektif, kompetens, bebeas mengekspresikan, partisipasi (dalam budaya olahraga) dan kreativitas.

4. Tujuan perkembangan afektif: sebagai contoh perkembangan karakter, apresiasi, makna, keringanan, dan kesenangan.

Dalam lingkungan akademik, pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani memberikan kontribusi besar bukan hanya pada perkembangan dalam aspek fsikal, emosional, sosial, tetapi juga aspek intelektual siswa. Pendidikan jasmani berkontribusi langsung terhadap pengembangan kompetensi fsikal dan kebugaran jasmani. tidak ada mata pelajaran lain yang mengembangkan domain psikomotor kecuali pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani juga membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan tentang nilai-nilai penting dari kebiasaan hidup aktif, nilai kesehatan dan kesejahteraan menjadi sangat mudah dikenali siswa. Selain itu, Pendidikan jasmani dapat memberi dampak yang baik belajar akademik. Karena siswa yang lebih aktif dan sehat secara fisik lebih menunjukan motivasi tinggi pada akademik, siswa lebih cermat dan cekatan. Siswa yang memiliki badan sehat dapat belajar lebih efektif, memiliki energi lebih untuk melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Ketika siswa diharapkan menjadi individu yang produktif, maka siswa harus sehat dan sejahtera, dan hanya pendidikan jasmani yang mampu mengupayakan hal-hal tersebut. Program pendidikan jasmani dapat mengantarkan siswa memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang menunjang kehidupan keseharian siswa. Pendidikan jasmani berkontribusi pada kesehatan yang baik, yang pada gilirannya juga akan mengembangkan produktivitasnya. “Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, bertujuan untuk meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, kongnitif, social dan emosional” (Depdiknas:2003).


(14)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan jasmani sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan. Hal ini sejalan dengan SK Mendikbud No. 413/U/1978. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromusculer, intelektual, dan emosiaonal melalui berbagai aktivitas jasmani.

Mencermati penjelasan diatas dari beberapa definisi, tujuan, manfaat pendidikan jasmani yang begitu komperhensif dalam meningkatkan kualitas individu peserta didik baik itu dalam aspek fisikal maupun intelektual peserta didik. Dan dari begitu banyaknya kontribusi yang dihasilkan dari proses pendidikan jasmani, ternyata hingga saat ini masih sering timbul keraguan dari berbagai kalangan terhadap peran dan fungsi pendidikan jasmani, Hal tersebut tentu sangat mengusik pikiran kita sebagai pelaku secara penyelenggara pendidikan jasmani. Bagi kita sebagai seorang mahasiswa yang diarahkan untuk menjadi guru mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terjadi salah satunya karena persepsi tentang pendidikan jasmani yang kurang baik. Dimana dalam hal ini, persepsi yang baik perlu dibangun dari setiap kalangan yang terbentuk oleh beberapa individu.

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dihuni oleh civitas akademik dengan istilah struktur organisasi yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang study, staf tata usaha dan siswa itu sendiri. Dan seperti kita ketahui bersama bahwa kegiatan pendidikan yang dikelola secara terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas hanya ada di sekolah. Hal inilah yang menjadikan sekolah sebagai muara penelitian sebagai faktor penentu keberhasilan pendidikan di semua negara dari dulu hingga sekarang. Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agen perubahan masyarakat, baik lokal, regional maupun global. Manusia Indonesia yang diharapkan saat ini adalah manusia yang mampu mengembangkan keseluruhan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, persepsi yang baik tentang pendidikan jasmani harus dimiliki semua elemen yang bersangkutan dalam kegiatan pendidikan guna proses belajar


(15)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajar terlaksana dengan maksimal sehingga akan berdampak pada tercapainya tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Persepsi Civitas Akademika Sekolah Terhadap Pendidikan Jasmani (Study Deskriptif di SMPN 15 Bandung)

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini akan mengkaji tentang bagaimana persepsi civitas akademika sekolah terhadap pendidikan jasmani. pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses pemberian makna dari hasil pengamatan individu terhadap suatu objek, peristiwa dan sebagainya melalui panca indranya, yang kemudian mentafsirkannya sehingga seseorang tersebut dapat memberikan tanggapan mengenai baik buruknya atau positif negatifnya hal tersebut. Sedangkan yang di maksud dengan civitas akademik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya adalah “ masyarakat kecil”. Jadi civitas akademika sekolah adalah pihak-pihak yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekeolah. Adapun komponen-komponen yang termasuk masyarakat kecil atau civitas akademik menurut Yusmita (2002, hlm. 26) yaitu “kepala sekolah, tenaga pengajar (guru), peserta didik, staf atau karyawan dan orangtua siswa.” Komponen-komponen tersebut merupakan bagian dari civitas akademik yg secara otomatis memiliki aspek persepsi dalam dirinya masing-masing. Persepsi civitas akademika yang akan di ungkap dalam penelitian ini menginterpretasikan fenomena yang terjadi di SMPN 15 Bandung terhadap pendidikan jasmani. Dari banyaknya persepsi baik yang di bangung oleh anggota civitas akademika di sekolah, namun ternyata itu tidak terlepas dari beberapa persepsi yang kuarang baik dari anggota civitas akademika. Sebagai contoh kepala sekolah sebagai pemimpin yang mengkomando dan memberikan instruksi, ternyata pembelajaran penjas dihilangkan untuk siswa kelas 9 ketika menjelang ujian nasional, entah karena dapat mengganggu konsentrasi atau apaun itu. Sebagian guru juga menganggap mata pelajaran penjas dapat mengganggu mata pelajaran lain setelahnya. Karena di anggap siswa akan kurang fokus karena siswa


(16)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecapean, berkeringat dan sebagainya. Menurut staf dan karyawan mengganggap mata pelajaran penjas berlangsung berisik, sehingga dapat menggagu siswa lain yang sedang belajar. Menurut siswa pembelajaran penjas adalah mata pelajaran yang membuat cape, setelah belajar penjas siswa enggan melakukan kegiatan belajar selanjutnya. Menurut orangtua pembelajaran penjas adalah mata pelajaran yang banyak mengeluarkan biaya dan sebagainya. Fenomena yang telah di deskripsikan di atas, hanya merupakan gambaran peristiwa yang dibangun untuk menjelaskan kenyataan yang terjadi. namun hal tersebut harus dibuktika secara ilmiah melalui penelitian.

Maka dari itu, penelitian ini akan membahas terkait bagaimana persepsi civitas akademika sekolah terhadap pendidikan jasmani.

Atas dasar latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi kepala sekolah terhadap pendidikan jasmani? 2. Bagaimana persepsi guru terhadap pendidikan jasmani?

3. Bagaimana persepsi siswa terhadap pendidikan jasmani?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pegangan/pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitianya. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui persepsi kepala sekolah terhadap pendidikan jasmani? 2. Mengetahui persepsi guru terhadap pendidikan jasmani?


(17)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai pendidikan jasmani.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat disajikan bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.


(18)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penetilian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 15 Bandung, yang terletak di Jl.Dr.Setiabudhi No.89. Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Bandung Barat.

2. Populasi

Menurut Arikunto (2010, hlm. 173), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.”

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Civitas akademik di SMP N 15 Bandung. Adapun data dari anggota civitas akademika di smpn 15 bandung sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Civitas Akademik SMPN 15 Bandung No Anggota Civitas

Akademik Jumlah

1 Kepala sekolah 1

2 Guru 49

3 Staf/karyawan -

4 Siswa 1020

5 Orang tua -

Total 1070

Sumber : Data SMPN 15 Bandung

3.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari


(19)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi itu. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Setelah memperolah jumlah populasi yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel. Adapun jumlah anggota civitas akademik secara keseluruhan sebanyak 1070. Untuk penarikan sampel siswa, penulis menggunakan rumus pengambilan sampel dengan metode Solvin sebagai berikut: (www.analisis-statistika.blogspot.com)

Dimana

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

E : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Dengan menggunakan rumus tersebut, didapat sampel civitas akademik SMPN 15 Bandung sebagai berikut :

Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa ukuran sampel yang diambil yaitu, 291 anggota civitas akademik di SMP N 15 Bandung.

B. MetodePenelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Issac dan Michael (dalam sisca, 2013, dlm. 23) mengemukakan


(20)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa”metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”.

Adapun tujuan menggunakan metode ini yaitu untuk mengumpulkan data, fakta-fakta di lokasi penelitian, informasi dan keterangan yang menggambarkan persepsi civitas akademika sekolah terhadap pendidikan jasmani. sejumlah 291 sampel di kirimi angket persepsi yang terdiri dari tanggapan fungsional, struktural dan kulturan. Data yang diperoleh akan di analisis

C. Operasionalisasi Variabel

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan permasalahan yang penulis teliti, maka berikut ini buat penjabaran konsep yang dapat dijadikan pedoman dalam menemukan aspek-aspek yang di teliti, adapun tabel operasional variabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Persepsi Civitas

Akademik (Y)

Faktor Fungsional

1. Perhatian 2. Pengalaman 3. Kebutuhan 4. Motivasi Faktor Struktural 1. Intensitas

mengenal (informasi) 2. Pertentangan Faktor Kultural 1. Kepercayaan

2. Bahasa 3. Struktur


(21)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Teknologi

D. TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data dengan teknik tertentu sangat diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau kuisioner.

Teknik angket ini merupakan bentuk komunikasi antara peneliti dengan responden. Yaitu civitas akademika sekolah SMPN 15 Bandung. Sejumlah pernyataan yang di tulis oleh peneliti, akan di jawab secara tertulis juga oleh responden.

E. Teknik Pengolahan Data

Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian ini, yaitu:

1. Analisis Instrumen

Agar hasil penelitian ini tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itulah kuisionaer yang diberikan kepada sampel dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

a. Uji Validitas Instrumen.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010, hlm. 211). Untuk menguji validitas instrumen, digunakan teknik Korelasi Product Momentdari Pearson dengan rumus dibawah ini:

( Arikunto, 2010, hlm. 213) Keterangan:


(22)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rxy = koefisien validitas yang dicari

X = skor yang diperoles dari subjek tiap item Y = skor total item instrumen

= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y

= jumlah kuadrat pada masing-masing skor X = jumlah kuadrat padamasing-masingskor Y N = Jumlah sampel

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut : rxy< 0,20 = validitas sangat rendah

0,20 – 0,39 = validitas rendah 0,40 – 0,59 = validitas sedang/cukup 0,60 – 0,89 = validitas tinggi

0,90 – 1,00 = validitas sanga ttinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 koefisian korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan table korelasi table nilai r dengan derajat kebebesan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak sampel.

Jikaryx> r 0,05 maka valid, danjikarxy< r 0,05 makatidak valid.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen (Guru)

Item Soal Validitas Keterangan Item Soal Validitas Keterangan

1 3.493 Valid 11 2.601 Valid

2 4.725 Valid 12 1.409 Valid

3 3.884 Valid 13 1.814 Valid

4 4.105 Valid 14 1.348 Valid

5 1.597 Valid 15 1.146 Valid

6 1.458 Valid 16 1.981 Valid

7 2.789 Valid 17 2.252 Valid

8 1.249 Valid 18 0.311 TidakValid


(23)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 1.348 Valid 20 2.409 Valid

(Sumber = Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuisioner diperoleh nilai dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 30-2, yaitu 0,344. Dengan demikian jumlah pernyataan yang valid adalah 19 dan yang tidak valid 1.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen (Siswa) (Sumber = Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuisioner diperoleh nilai dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 100-2, yaitu 0,194. Dengan demikian semua item dalam kuisioner ini valid.

b. TesReabilitas

Reabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221).

Rumus untuk menghitung reabilitas angket adalah :

(Arikunto, 2010, hlm. 224) Item Soal Validitas Keterangan Item Soal Validitas Keterangan

1 7.092 Valid 11 1.281 Valid

2 4.962 Valid 12 0.944 Valid

3 2.484 Valid 13 1.505 Valid

4 4.434 Valid 14 4.015 Valid

5 1.336 Valid 15 1.506 Valid

6 3.705 Valid 16 1.443 Valid

7 5.085 Valid 17 3.176 Valid

8 1.353 Valid 18 2.299 Valid

9 3.176 Valid 19 1.198 Valid


(24)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dengan keterangan:

= reabilitas instrumen

= rxy yang disebutkan sebgai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya dengan taraf signifikansi α = 0,05, nilai reabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari table korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (N-2) dimana N menyatakan jumlah baris atau banyak sampel. Jika r11> rtabel maka reabel, dan jika r11< rtabel maka tidak reabel.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reabilitas Instrumen (Guru)

Item Soal Validitas Keterangan Item Soal Validitas Keterangan

1 0.699 Valid 11 0.600 Valid

2 0.790 Valid 12 0.664 Valid

3 0.733 Valid 13 0.478 Valid

4 0.750 Valid 14 0.386 Valid

5 0.437 Valid 15 0.515 Valid

6 0.415 Valid 16 0.508 Valid

7 0.624 Valid 17 0.551 Valid

8 0.364 Valid 18 0.107 TidakValid

9 0.512 Valid 19 0.456 Valid

10 0.386 Valid 20 0.574 Valid

(Sumber = Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuisioner diperoleh nilai dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 49-2, yaitu 0,344. Dengan demikian jumlah pernyataan yang valid adalah 19 dan yang tidak valid.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Siswa

Item Soal Validitas Keterangan Item Soal Validitas Keterangan


(25)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 0.615 Valid 12 0.207 Valid

3 0.430 Valid 13 0.255 Valid

4 0.577 Valid 14 0.543 Valid

5 0.234 Valid 15 0.259 Valid

6 0.516 Valid 16 0.250 Valid

7 0.624 Valid 17 0.465 Valid

8 0.236 Valid 18 0.366 Valid

9 0.465 Valid 19 0.213 Valid

10 0.525 Valid 20 0.494 Valid

(Sumber = Hasil Pengolahan Data)

Dari hasil perhitungan setiap item soal kuisioner diperoleh nilai dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 100-2, yaitu 0,194. Dengan demikian semua item dalam kuisioner ini valid.

2. TeknikAnalisis data Uji Skala Guttman

Skala Guttman adalah penelitian bila ingin mendapat jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan ditanyakan, dan selalu dibuat dalam pilihan ganda ya/tidak, benar/salah, setuju/tidak setuju. Untuk pemberian skor diperoleh dengan cara, misalkan jawaban untuk setuju diberi nilai 1, dan jawaban yang bertentangan atau tidak setuju diberi nilai 0. Bila skor dikonversikan dalam persentase, maka secara logika dapat dijabarkan untuk menjawab setuju skor 1 = 1 x 100% = 100%, dan tidak setuju diberiskor 0 = 0 x 100% = 0%.

Hasil yang diperoleh dari sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada respon den kemudian dipindahkan kedalam table distribusi frekuensi sehingga akan terlihat jumlah responden yang setuju dan tidak setuju. Namun demikian hasil yang diperoleh tersebut belum memiliki makna apapaun, maka harus kembali dikonversikan kedalam bentuk persentase.Adapun rumus yang digunakan dalam memperoleh hasil persentase dari setiap nilai yang didapat adalah:


(26)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Persentase seperti ini sebetulnya digunakan dengan satu tujuan, dimana supaya dapat terlihat persentase responden yang setuju dengan tidak setuju. Persentase setuju dan tidak setuju kemudian ditempatkan kedalam rentang skala persentase, sehingga terlihat persis hasil pengukuran. Pada praktiknya, hasil pengukuran sering ditemukan 0% sampai dengan 100%, maka untuk memudahkan memberikan gambaran penilaian secara operasional maka digunakan rentang skala persentase, antara 0% - 50% dan 50% - 100%.


(27)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji skala guttman untuk kepala sekolah di peroleh hasil frekuensi untuk faktor fungsional sebanyak 6, faktor struktural 4, dan faktor kultural 8. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 30%, faktor struktural 20%, dan faktor kultural 40%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi kepala sekolah terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 90%. 2. Hasil uji skala guttman untuk Guru di peroleh hasil frekuensi untuk faktor

fungsional sebanyak 335, faktor struktural 165, dan faktor kultural 370. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 36.22%, faktor struktural 16,84%, dan faktor kultural 37,76%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi guru terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 90,82%. 3. Hasil uji skala guttman untuk siswa di peroleh hasil frekuensi untuk faktor

fungsional sebanyak 1691, faktor struktural 591, dan faktor kultural 1787. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 35,10%, faktor struktural 12,26%, dan faktor kultural 37,07%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi siswa terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 84,43%.


(28)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dilihat dari pemaparan diatas, bahwa persepsi civitas akademik di SMPN 15 lebih memusat ke faktor persepsi kultural. Dan keterikatan persepsi civitas akademik dengan faktor persepsi dalam penelitian ini adalah keterikatan dalam hal keberadaan atau pengakuan saja bukan atas peran, fungsi dan kontribusi pendidikan jasmani itu sendiri. Tidak dalam koridor operasional pelaksanaan namun hanya dalam tingkatan opini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Nilai hubungan yang di dapat antara faktor fungsional dengan persepsi ini dapat di tingkatkan dengan cara menumbuhkan motivasi dan perhatian terhadap pendidikan jasmani serta menambah wawasan terkait pendidikan jasmani melalui catatan-catatan atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pola pikir.

2. Nilai hubungan yang di dapat antarafaktor struktural dengan persepsi ini dapat ditingkatkan maka intensitas harus lebih ditingkatkan dengan cara pihak penyelenggara harus lebih menyosialisasikan lagi pendidikan jasmani agar lebih di kenal, di pahami, serta di harapkan agar para penyelenggara pendidikan memberikan dukungan dan pengarahan kepada peserta didik.

3. Nilai hubungan yang di dapat antara faktor kultural dengan persepsi. hal ini tentunya membutuhkan penambahan wawasan pendidikan jasmani. 4. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih melihat sisi peran,


(29)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku Teks :

Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung.FPOK UPI Bandung.

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Rizki Press.

Abduljabar, B. & Kusumah, J. D. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmadi, uhbiyanti (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta. RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta. Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta. Balai Pustaka.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung.PT REMAJA ROSDAKARYA.

Hasbullah. (1999). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Hendrayana, Yudi (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaftif. Bandung.FPOK UPI Bandung.


(30)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta. Depdiknas.

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Rakhmat, Jalaludin. (2007)(2012). Psikologi Komunikasi. Bandung:PT.Remaja Posdaya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Sukintaka. (2004). Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung. Nuansa.

Dari Jurnal Penelitian, Skripsi atau Tesis :

Fitriyani, Sisca (2013). Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. UPI. Skripsi

Ginanjar, Aang (2011). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani Terhadap Motivasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. UPI. Skripsi


(31)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Internet dan Lain-lain :

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21763/1/YUSMIATI-FITK.pdf

Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003.


(1)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Persentase seperti ini sebetulnya digunakan dengan satu tujuan, dimana supaya dapat terlihat persentase responden yang setuju dengan tidak setuju. Persentase setuju dan tidak setuju kemudian ditempatkan kedalam rentang skala persentase, sehingga terlihat persis hasil pengukuran. Pada praktiknya, hasil pengukuran sering ditemukan 0% sampai dengan 100%, maka untuk memudahkan memberikan gambaran penilaian secara operasional maka digunakan rentang skala persentase, antara 0% - 50% dan 50% - 100%.


(2)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji skala guttman untuk kepala sekolah di peroleh hasil frekuensi untuk faktor fungsional sebanyak 6, faktor struktural 4, dan faktor kultural 8. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 30%, faktor struktural 20%, dan faktor kultural 40%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi kepala sekolah terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 90%. 2. Hasil uji skala guttman untuk Guru di peroleh hasil frekuensi untuk faktor

fungsional sebanyak 335, faktor struktural 165, dan faktor kultural 370. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 36.22%, faktor struktural 16,84%, dan faktor kultural 37,76%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi guru terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 90,82%. 3. Hasil uji skala guttman untuk siswa di peroleh hasil frekuensi untuk faktor

fungsional sebanyak 1691, faktor struktural 591, dan faktor kultural 1787. Jika di persentasekan maka faktor fungsional adalah 35,10%, faktor struktural 12,26%, dan faktor kultural 37,07%. Artinya terdapat pengaruh antara faktor fungsional, faktor struktural, dan faktor kultural terkait terbentuknya persepsi siswa terhadap pendidikan jasmani. Hasil dari jumlah persentase yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebesar 84,43%.


(3)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dapat dilihat dari pemaparan diatas, bahwa persepsi civitas akademik di SMPN 15 lebih memusat ke faktor persepsi kultural. Dan keterikatan persepsi civitas akademik dengan faktor persepsi dalam penelitian ini adalah keterikatan dalam hal keberadaan atau pengakuan saja bukan atas peran, fungsi dan kontribusi pendidikan jasmani itu sendiri. Tidak dalam koridor operasional pelaksanaan namun hanya dalam tingkatan opini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Nilai hubungan yang di dapat antara faktor fungsional dengan persepsi ini dapat di tingkatkan dengan cara menumbuhkan motivasi dan perhatian terhadap pendidikan jasmani serta menambah wawasan terkait pendidikan jasmani melalui catatan-catatan atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pola pikir.

2. Nilai hubungan yang di dapat antarafaktor struktural dengan persepsi ini dapat ditingkatkan maka intensitas harus lebih ditingkatkan dengan cara pihak penyelenggara harus lebih menyosialisasikan lagi pendidikan jasmani agar lebih di kenal, di pahami, serta di harapkan agar para penyelenggara pendidikan memberikan dukungan dan pengarahan kepada peserta didik.

3. Nilai hubungan yang di dapat antara faktor kultural dengan persepsi. hal ini tentunya membutuhkan penambahan wawasan pendidikan jasmani. 4. Disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih melihat sisi peran,


(4)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Dari Buku Teks :

Abduljabar, Bambang. (2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung.FPOK UPI Bandung.

Abduljabar, Bambang. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung. Rizki Press.

Abduljabar, B. & Kusumah, J. D. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Ahmadi, uhbiyanti (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta. RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta. Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung.PT REMAJA ROSDAKARYA.

Hasbullah. (1999). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Hendrayana, Yudi (2007). Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaftif. Bandung.FPOK UPI Bandung.


(5)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta. Depdiknas.

Mahendra, Agus. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Rakhmat, Jalaludin. (2007)(2012). Psikologi Komunikasi. Bandung:PT.Remaja Posdaya.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Sukintaka. (2004). Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan Jasmani. Bandung. Nuansa.

Dari Jurnal Penelitian, Skripsi atau Tesis :

Fitriyani, Sisca (2013). Persepsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. UPI. Skripsi

Ginanjar, Aang (2011). Hubungan Persepsi Siswa Tentang Pendidikan Jasmani Terhadap Motivasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. UPI. Skripsi


(6)

Roies Saban Fauzi, 2014

PERSEPSI CIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internet dan Lain-lain :

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21763/1/YUSMIATI-FITK.pdf

Undang-Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003.