KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN ETNOBOTANI PADA ANAK-ANAK KAMPUNG ADAT BADUY.

(1)

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN ETNOBOTANI PADA ANAK-ANAK KAMPUNG ADAT BADUY

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Departemen Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Oleh :

MOCH. ALI MUSAFAK 1009078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN ETNOBOTANI PADA ANAK-ANAK KAMPUNG ADAT BADUY

Oleh

Moch. Ali Musafak

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Moch. Ali Musafak 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto-kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MOCH. ALI MUSAFAK

KAJIAN PEWARISAN PENGETAHUAN ETNOBOTANI PADA ANAK-ANAK KAMPUNG ADAT BADUY

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof. Dr. H. Achmad Munandar M.Pd. NIP. 194907131976031002

Pembimbing II

Prof. Dr. Hj. Hertien Koosbandiah Surtikanti, MSc. ES. NIP. 196104191985032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. Riandi, M.Si NIP: 197606052001122001


(4)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

This study aims to determine the inheritance of children’s ethnobotany knowledge of ethnobotany in children Indigenous Baduy village and to know ethnobotany knowledge possessed children Indigenous Baduy village.The method used in this research is descriptive qualitative. Subjects in this study were children of Indigenous Baduy village who have aged between 7-15 years old and their parents. Data obtained from semi-structured interviews, direct observation and documentation during the study. Data from the survey results revealed that the inheritance of knowledge is done vertically through learning dialukan by parents to their children and are harizontal through dialkukan learning with children who have the same age. Children of Indigenous Village Inner Baduy have knowledge of ethnobotany higher with an average value of 42% and Children’s of Indigenous Village Outer Baduy average value of 24%. Factors affecting children's knowledge of ethnobotany Indigenous Baduy village dwellings and daily activities.

Keywords: inheritance of knowledge, Children, and of Indigenous Village Baduy

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak Kampung Adat Baduy serta untuk mengetahui pengetahuan etnobotani yang dimiliki anak-anak Kampung Adat Baduy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak Kampung Adat Baduy yang memiliki usia antara 7-15 tahun dan orangtua mereka. Data diperoleh dari wawancara semi-terstuktur, observasi langsung dan dokumentasi selama penelitian. Dari data hasil penelitian diketahui bahwa pewarisan pengetahuan dilakukan secara vertikal melalui pembelajaran yang dialukan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan secara harizontal melalui pembelajaran yang dilakukan dengan anak-anak yang memiliki usia yang sama. Anak-anak Kampung Adat Baduy Dalam memiliki pengetahuan etnobotani lebih tinggi dengan nilai rata-rata 42% dan anak-Anak Kampung Adat Baduy Luar nilai rata-rata 24%. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan etnobotani anak-anak Kampung Adat Baduy tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari.


(5)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL, TEORI BELAJAR SOSIAL DAN KAMPUNG ADAT BADUY... A. Pengetahuan Tradisional... 5

1. Pengertian... 5

2. Sumber dan taransmisi pengetahuan tradisional... 6

3. Etnobotani... 8

B. Teori Belajar Sosial... 9

1. Pengertian ... 9

2. Fungsi dan Proses Observational Learning ... 9

C. Kampung Adat Baduy... 11

1. Lokasi dan Keadaan Alam Kampung Adat Baduy .... 11

2. Pendidikan ... 12

3. Mata pencaharian... 13


(6)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5. Kesenian ... 15

6. Sistem pemerintahan... 15

D. Penelitian Yang Relevan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN... 19

A.Lokasi dan Subjek Penelitian... 19

B. Metode Penelitian... 20

C. Definisi operasional... 21

D. Intruman Wawancara... 21

1. Wawancara ... 21

2. Catatan lapangan... 24

3. Peralatan Dokumentasi... 25

E. Teknik Pengumpulan Data... 25

F. Analisa Data... 25

G. Prosedur dan alur Penelitian... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... A.Proses Pewarisan Pengetahuan Etnobotani di Kampung Adat Baduy dan Pemanfatan Pengetahuan Etnobotani 28 1. Hasil ... 28

2. Pembahasan ... 30

B. Pengetahuan Etnobotani yang Dimiliki Penduduk Kampung Baduy... 38

1. Hasil ... 38

2. Pembahasan ... 40

C.Tanaman-tanaman yang Diketahui dan Dimanfaatkan Penduduk Kampung Adat Baduy... 46

1. Hasil ... 46

2. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55


(7)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA... 57

LAMPIRAN... 60

RIWAYAT HIDUP... 90

DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Halaman 3.1 Kisi-Kisi dan Beberapa Pertanyaan Wawancara Yang Akan Diajukan Kepada Narasumber... 23

3.2 Contoh Skoring Pengetahuan Etnobotani Penduduk Kampung Adat Baduy... 24

3.3 Format Catatan Lapangan... 24

4.1 Hasil Wawancara Proses Pewarisan Pengetahuan Etnobotani Kepada Anak-Anak Kampung Adat Baduy... 28

4.2 Hasil Wawancara Proses Pewarisan Pengetahuan Etnobotani Kepada Orangtua Kampung Adat Baduy... 29

4.3 Skor Pengetahuan Etnobotani Anak-anak Kampung Adat Baduy... 38

4.4 Nilai Tanaman yang Diketahui dan Dimanfaatkan oleh Anak-anak Berdasarkan Wawancara pada Anak-anak Kampung Adat Baduy... 44

4.5 Nilai Tanaman yang Diketahui dan Dimanfaatkan oleh Anak-anak Wawancara Pada Orang Tuan dan Tokoh Adat Kampung Adat Baduy... 49


(8)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Gambar Halaman

2.1 Peta letak wilayah Kampung Adat Baduy 11

2.2 Perempuan Baduy sedang menenun kain didepan rumah 14 2.3 Laki-laki Baduy sedang membawa hasil panen dari

huma... 14 2.4 Struktur Pemerintah Baduy... 16 3.1 Jalan setapak menuju kampung Cibeo dan kondisi

rumah-rumah di kampung Kadujangkung... 19 3.2 Alur penelitian... 27 4.1 Grafik Perbandingan Persentase Skor Rata-Rata

Pengetahuan Etnobotani Pada Penduduk Kampung Adat

Baduy 32

4.2 Grafik Perbandingan Nilai Tanaman yang Diketahui Berdasarkan Pemanfatan dan Cara Mendapatkannya

Pada Anak-anak Kampung Adat Baduy... 48 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Tanaman yang Diketahui

Berdasarkan Pemanfatan dan Cara Mendapatkannya

Pada Orang Dewasa Kampung Adat Baduy... 51 4.5 Koja salah satu kerajinan Kmpung Adat Baduy yang

terbuat dari kulit pohon Teureup (Artocarpus elastica)... 53 4.6 Pare Koneng yang Sedang Dijemur di Huma dan Dekat


(9)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(10)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran Halaman

LAMPIRAN A

A1 Daftar Pertanyaan yang Diajukan Kepada Orangtua dan

Anak-anak 60

A2 Daftar Tanaman yang Diajukan pada saat Wawancara

Kepada Informan 60

LAMPIRAN B

B1 Hasil Wawancara Semi Terstuktur Kepada Anak-Anak 63 B2 Hasil Wawancara Semi Terstrutur Kepada Orangtua 65

B3 Keterangan Data Diri Informan 69

B4 Skor Pengetahuan Etnobotani Anak-anak Kampung

Adat Baduy 69

B5 Skor Pengetahuan Etnobotani Orangtua dan Tokoh Adat

Kampung Adat Baduy 70

B6 Daftar Tanaman yang Disebutkan Selain Tanaman yang

Diajukan Dalam Gambar 71

B7 Daftar varietas padi yang ada di Kampung Adat Baduy 73 B8 Catatan Lapangan (Field Note) Observasi Langsung

Penulis Tentang Aktivitas Warga Kampung Adat Baduy 74 B9 Trasnkrip Wawacara Focus Didcussion Group Dengan

Beberapa Tokoh Adat Di Kampung Adat Cibeo 83


(11)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Etnobotani merupakan salah satu cabang dari etnobiologi yang mempelajari konsep-konsep pengetahuan masyarakat mengenai tumbuhan yang merupakan hasil perkembangan kebudayaan dari suatu masyarakat (Darnaedi, 1998). Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akan menyebabkan perkembangan kebudayaan dalam masyarakat secara progresif ataupun regresif. Pengetahuan etnobotani yang merupakan konsep-konsep mengenai tumbuhan pemanfaatan, pelestarian, dan konservasi merupakan salah satu aspek dalam suatu kebudayaan tradisional yang sangat penting. Pengetahuan ini lambat laun akan mengalami penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi seiring perkembangan pemikiran dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini, salah satunya adalah pengetahuan tradisional mengenai berbagai jenis tumbuhan, sifat-sifat yang menyertai dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, serta perlakuan terhadap tumbuhan baik secara ritual maupun non ritual.

Pengetahuan tradisional bersifat adaptif dan dinamis karena merupakan hasil pengalaman empiris dan pemahaman masyarakat adat terhadap kondisi di sekitarnya. Pengetahuan tradisional telah digunakan sebagai prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam yang memberikan kontribusi besar dalam pelestarian alam dan pemanfaatan yang berkelanjutan, contohnya adalah pengelolaan kebun talun pada masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Desa Sinaresmi yang memberikan kontribusi yang besar terhadap keanekaragaman tumbuhan yang menyusun ekosistem di sana (Kodir, 2009).

Baik atau buruknya pengetahuan etnobotani dan penerapannya pada suku adat di masa yang akan datang dapat dilihat dari seberapa besar keinginan belajar dan banyaknya pengetahuan etnobotani pada anak-anak suku tersebut, karena anak-anaklah yang akan mewarisi dan melanjutkan pengetahuan etnobotani,


(12)

2

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kearifan lokal, dan wilayah adat mereka sendiri. Praktik-praktik pengetahuan tradisional tersebut menjadi bukti bahwa kelestarian suatu ekosisitem akan tercapai jika masyarakat adat terlibat dalam kegiatan pengelolaan dan pengetahuan tradisionalnya diterapkan. Selain itu pewarisan pengetahuan sangatlah penting karena pengetahuan etnobotani selalu mengalami perubahan dan perkembangan seiring bergantinya generasi, jadi diperlukan sistem pewarisan pengetahuan baik secara vertikal maupun horizontal yang baik untuk menjaga dan memelihara konsep-konsep tentang tumbuhan, pemanfaatan tumbuhan, serta pelestarian dan konservasi lingkungan. Contohnya adalah pengetahuan penggunaan tanaman sengkubak (Pycnarrhena cauliflora) telah berkurang terutama di kalangan generasi muda etnis Dayak dan Melayu Sintang, berkurangnya pengetahuan tradisional pada generasi muda suku Melayu dan Dayak yang kurang memliki pemahaman tentang tanaman sengkubak menyebabkan tanaman itu menjadi langka dan sukar ditemui kerena tidak adanya pemeliharaan dan budidaya terhadap tanaman tersebut (Afrianti, 2007).

Masyarakat kampung adat Baduy merupakan salah satu kampung adat yang ada di Indonesia yang masih menjaga kelestarian dan konservasi lingkungan dengan peraturan-peraturan, pikukuh, dan buyut yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Baduy. Dalam perkembangannya, masyarakat Baduy dibagi menjadi dua yaitu Baduy luar dan Baduy dalam, awalnya semua masyarakat Baduy harus ikut bertapa (mengasingkan diri dari dunia luar atau moderenisasi untuk menjaga dan memelihara kebudayaan nenek moyang kampung adat Baduy) menjaga alam lingkungannya, sekarang ini hanya masyarakat Baduy Dalam yang tugasnya

bertapa menjaga alam lingkungan, masyarakat Baduy Luar hanya membantu tapanya Baduy Dalam(Senoaji, 2010). Karena jumlah penduduk Baduy luar yang

semakin banyak, masyarakat Baduy Luar mulai diperbolehkan mencari garapan ladang di luar wilayah Baduy dengan cara menyewa atau bagi hasil. Hubungan yang terbina karena “bisnis” sewa menyewa antar masyarakat adat dan masyarakat luar akan banyak memberi dampak pada perubahan tingkah laku dan pola hidup masyarakat Baduy (O’Brien, 2012).


(13)

3

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adanya beberapa perbedaan yang terdapat pada masyarakat Baduy Dalam dan Baduy Luar seperti pada pola kehidupan Baduy Dalam yang masih hidup dalam kesederhanaan dan menjaga pola hidup dari nenek moyang mereka, sedangkan pada Baduy Luar sudah terpengaruh kehidupan luar Kampung Adat Baduy, dan telah banyak terpengaruh oleh modernisasi.

Penduduk Kampung Adat Baduy merupakan salah satu masyarakat adat yang dikhawatikan kehilangan pengetahuan etnobotaninya, seperti masyarakat adat yang lain. Kekhawatiran tersebut muncul karena pengaruh dari komunitas luar baduy, dimana komunitas luar baduy telah hidup modern dan telah mengikuti kemajuan teknologi. Gaya hidup komunitas luar baduy yang serba instan, seperti lebih memilih membeli obat kimia dari medis daripada menggunakan obat-obatan herbal, hal ini lambat laun di ikuti oleh penduduk Kapung Adat Baduy. Hal tersebut terjadi karena interaksi yang terjadi pada penduduk kampung adat baduy dengan komunitas luar baduy, selain itu Hasanah (2008). Mengungkapkan bahwa masalah penebangan hutan secara liar dan penyerobotan hutan adat baduy oleh pihak luar dikhawatirkan akan mempengaruhi pengetahuan etnobotani yang dimiliki penduduk Kampung Adat Baduy.

Berdasarkan penjelasan di atas, pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak sangatlah penting untuk dapat dapat mewarisi konsep-konsep tentang tumbuhan dan pemanfatannya, pelestarian dan konservasi lingkungan, serta adanya perbedaan karakteristik antara Baduy luar dan Baduy dalam. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti tentang “Kajian Pewarisan Pengetahuan Etnobotani pada Anak-Anak Kampung Adat Baduy”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana pewarisan pengetahuan etnobotani

pada anak-anak kampung adat Baduy?”

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(14)

4

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Bagaimana proses pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy?

2. Bagaimana pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Dalam?

3. Bagaimana pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Luar?

4. Faktor apa yang mempengaruhi pengetahuan pada anak-anak kampung adat Baduy?

C. Batasan Masalah

Supaya permasalahan yang dikaji tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah pada:

1. Pengetahuan etnobotani dalam konteks ini adalah segala hal pengetahuan tentang tanaman dan proses pewarisannya yang dimiliki anak-anak penduduk Baduy yang berkaitan dengan tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat, makanan, dan juga bahan kerajinan.

2. Anak-anak yang dijadikan subjek penelitian adalah anak-anak kampung adat Baduy yang memiliki usia antara 7-15 tahun dan orang tuanya dengan rentang usia 25-55 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, dapat dirumuskan

tujuan sebagai berikut: “Memelajari sistem pewarisan pengetahuan etnobotani

khususnya pada anak-anak kampung adat Baduy ”.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak di antaranya:

1. Bagi peneliti: hasil penelian ini dapat memberikan informasi tentang pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy


(15)

5

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan menambah pengetahuan tentang pemanfaatan berbagai tanaman lokal sebagai bahan makanan, obat-obatan tradisional, dan bahan bangunan. 2. Bagi masyarakat umum: dapat memberikan informasi tentang berbagai

tanaman lokal yang ada di kampung adat Baduy dan dapat dijadikan contoh untuk menanamkan sikap konservasi terhadap tanaman lokal.

3. Bagi peneliti lain: hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam.


(16)

19

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, untuk wilayah Baduy Dalam penelitian akan dilakukan di kampung Cikeusik, Cikertawana dan Cibeo, sedangkan pada Baduy luar penelitian akan dilakukan di kampung Kadungketer, Balimbing dan Kadujangkung. Penelitian dilakukan pada bulan April dan Juni 2014.

Pewarisan pengetahuan etnobotani di Kampung Adat Baduy dapat digali dengan menggunakan subjek penelitian tokoh-tokoh adat dan beberapa orang tua beserta anaknya yang ditemui ketika penelitian. Subjek penelitian yang utama adalah pasangan orang tua dan anak, hal ini dilakukan untuk melihat kecocokan informasi yang didapat dari anak dan orang tua.

Informan yang didapat pada saat penelitian adalah 26 orang informan dari Kampung Adat Baduy, yaitu 15 orang informan dari Baduy Luar (delapan orang dewasa dan tujuh orang anak-anak), dan 11 orang informan dari Baduy Dalam (lima orang anak-anak dan enam orang dewasa). 26 enam orang informan tersebut ditentukan berdasarkan tempat tinggal penduduk Kampung Adat Baduy yang dapat diwawancara ketika peneliti sedang melakukan studi.

Gambar 3.1 (1) jalan setapak menuju kampung Cibeo, (2) kondisi

rumah-rumah di kampung Kadujangkung


(17)

20

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Nazir (2005), metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pewarisan pengetahuan etnobotani di Kampung Adat Baduy. Menurut Frankell (2012). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha untuk menyelidiki kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau materi. desain ini bertujuan untuk menggambarkan suatu gejala sosial yang tengah berlangsung di lokasi penelitian. Penelitian kualitatif memiliki penekanan yang lebih besar pada deskripsi holistik berupa penjelasan secara rinci mengenai keseluruhan yang terjadi di dalam kegiatan atau situasi tertentu, memaparkan atau menggambarkan sikap/prilaku seseorang.

Creswell (1994:145) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah: 1) para peneliti kualitatif mempunyai perhatian yang lebih utama dengan proses daripada hasil atau produk, 2) peneliti kualitatif lebih tertarik dengan makna, bagaimana orang-orang memberikan makna terhadap kehidupan, pengalaman dan struktur mereka terhadap dunia, 3) para peneliti kualitatif merupakan instrumen utama untuk pengumpulan dan penganalisaan data, 4) penelitian kualitatif melibatkan kerja lapangan, dimana


(18)

21

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peneliti biasanya melakukan observasi terhadap orang-orang, keadaan, atau institusi dalam setting yang alamiah, 5) penelitian kualitatif bersifat deskriptif

peroleh melalui kata-kata atau gambar-gambar, 6) proses dari penelitian kualitatif bersifat induktif damana peneliti membangun abstraksi, konsep-konsep, hipotesis, dan teori secara terperinci.

Koleksi data dilakukan dengan menggunakan wawancara semi-tersruktur dilakukan kepada informan yang merupakan orang tua dan anak, setelah mendapatkan izin dari ketua adat dan orang tua atau informan sendiri. Hasil wawancara ditulis dalam kertas, atau direkam dengan tape-recorder, kemudian ditrankripsikan. Selain wawancara data juga dikumpulkan dengan menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi yang dapat mendukung analisis data.

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:

a. Pewarisan Pengetahuan

Pewarisan pengetahuan adalah proses transfer pengetahuan etnobotani dari generasi tua kepada generasi muda, atau pewarisan pengetahuan dari lingkungan kepada individu atau sebaliknya.

b. Pengetahuan Etnobotani

Penegetahuan etnobotani yang dimaksud di sini adalah pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman lokal dan bagaimana masyarakat memanfaatkan tanaman tersebut (bahan bangunan, makanan, alat, dan obat).

c. Anak-anak Kampung Adat Baduy

Anak-anak Kampung Adat Baduy yang dimaksud adalah anak-anak Kampung Adat Baduy yang berasal dari sekelompok masyarakat yang memiliki asal-usul leluhur yang sama secara turun temurun dan masih memegang nilai-nilai tradisi dalam sistem kehidupannya.


(19)

22

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen yang digunakan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

a. Focus Group Discussion (FGD)

Sebelum melakukan kegiatan wawancara semi terstruktur kepada masing-masing responden, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan FGD. Kegiatan ini dilakukan bersama informan kunci seperti tetua-adat dan perangkat lembaga sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi awal sebanyak-banyaknya berkaitan dengan data profil kampung adat baduy dan pewarisan pengetahuan etnobotani secara umum. Selain itu, untuk menyamakan persepsi antara konsep awal (daftar pertanyaan) yang direncanakan oleh peneliti dengan kondisi aktual di lapangan sehingga dapat mengurangi bias dalam melakukan penerjemahan data yang diperoleh dari sasaran penelitian. Data yang dikumpulkan berupa deskripsi kegiatan secara umum penduduk orang baduy, nama-nama spesies tumbuhan, dan peran pemerintah dalam proses pewarisan pengetahuan pada penduduk Kampung Adat Baduy. Hasil FGD kemudian akan dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan wawancara kepada masyarakat.

b. Wawancara semi-terstruktur

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara secara wawancara semi-terstruktur. Informan yang dipilih adalah informan yang dapat ditemui dan bersedia diwawancarai saat sedang penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan saat anak-anak Baduy sedang beristirahat ataupun bermain, hal ini dilakukan agar wawancara yang dilakukan tidak terlalu formal dan tidak mengganggu aktifitas berkegiatan informan. Kegiatan wawancara ini sebelumnya meminta persetujuan dari orang tua wali dan juga peserta penelitian itu sendiri.

Pertanyaan wawancara meliputi beberapa hal yang berkaitan tentang pengetahuan mereka mengenai tanaman lokal yang mereka pelajari secara langsung di hutan ataupun secara teori saja yang diberikan oleh orang tua mereka. Selain mewawancarai anak-anak langkah ini juga diberlakukan terhadap orang tua, guru atau tetua di Kampung Adat Baduy yang mengajarkan tentang


(20)

23

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tanaman, dan setiap informan dalam akan mendapatkan pertanyaan yang sama. Pertanyaan diajukan dengan menggunakan bahasa daerah ditempat tersebut

(O’Brien 2012). Dalam penelitian ini digunakan bahasa Sunda agar dapat berbaur dengan narasumber.

Tabel 3.1 kisi-kisi dan beberapa pertanyaan wawancara yang akan

diajukan kepada narasumber:

No Aspek Pertanyaan

1. Sumber pengetahuan.

- Darimana mereka memperoleh pengetahuan etnobotani?

a. Apakah dari informasi keluarga, leluhur, (interaksi anak-anak dengan orang tua)

b. Apakah dari pengalaman orang lain (interaksi anak-anak dengan lingkungan sosial)

c. Apakah langsung dari alam secara coba-coba (interksi anak dengan alam)

2. Transfer pengetahuan

- Bagaimana cara leluhur mengajarkan pengetahuan etnoboni?

a. Dengan bercerita

b. Dengan pengalaman langsung 3. Isi

pengetahuan

- Apakah mereka tahu tentang pengetahuan etnobotani? a. Nama-nama tanaman lokal

b. Manfaat dari tanaman-tanaman lokal c. Cara memanfaatkan tanaman lokal

d. Cara mendapatkan tanaman-tanaman lokal, apakah mengambil langsung dari alam, ataukah dengan cara budidaya?

e. Tanaman apa saja yang paling sering dimanfaatkan?

Untuk mengetahui pengetahuan etnobotani penduduk Kampung Adat Baduy, peneliti menyajikan 44 gambar tanaman lokal yang terdapat di Kampung Adat Baduy. 44 tanaman ini didapatkan dari hasil FGD dengan tokoh adat dan orang tua dan observasi langsung di wilayah Kampung Adat Baduy ketika


(21)

24

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

melakukan penelitian pendahuluan, daftar 44 tanaman dapat dilihat dalam Lampiran A2, dari 44 tanaman yang disajikan akan ditanyakan kepada setiap informan tentang nama, ciri-ciri, manfaat dan cara pengolahan tanaman hingga dapat dimanfaatkan. Selanjutnya, setiap aspek akan mendapatkan skor satu dan setiap tanaman mendapatkan skor maksimal empat. Skoring digunakan untuk mengetahui pengetahuan etnobotani yang dimiliki informan dan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman oleh informan dari Kampung Adat Baduy. Agar dapat tergambar dengan jelas, dapat dilihat contoh skoring pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Contoh Skoring Pengetahuan Etnobotani Penduduk Kampung

Adat Baduy

No Nama Daerah

Indikator Pengetahuan

Jumlah Nama

Ciri-ciri Manfaat

Cara pengolahan

1 Areuy canar 0 0 0 0 0

2 Angsana 1 2 1 1 4

3 Areuy canar 0 0 0 0 0

4 Angsana 2 2 1 1 6

5 Antanan 5 5 1 1 12

6 Asahan 0 0 0 0 0

Keterangan: Jika menjawab dengan benar maka mendapat skor: 1, Jika tidak

dapat menjawab atau jawabannya salah mendapat skor : 0

Penyajian gambar bertujuan untuk menarik perhatian informan dan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis. Selain gambar, peneliti juga

mengajukan pertanyaan terbuka seperti: “Apakah ada tanaman lain yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan obat, bahan makanan, dan kerajinan?”. Hal ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai pengetahuan etnobotani yang dimiliki informan dari Kampung Adat Baduy.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan hasil pencatatan saat melakukan observasi langsung yang dilakukan secara sistematis dilokasi penelitian (Iskandar 2012:95-99). Dalam observasi langsung peneliti akan melakukan pencatatan


(22)

aktivitas-25

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

aktivitas yang dilakukan anak-anak dan penduduk Kampung Adat Baduy, seperti aktivitas berladang, aktivitas yang dilakukan di rumah, dan aktivitas di hutan saat menggunakan tanaman obat. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang tidak didapatkan dengan cara wawancara sekaligus sebagai verifikasi hasil wawancara dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Tabel 3.3 Format Catatan lapangan

No Lokasi dan waktu pengamatan

Hal yang diamati Keterangan

1. 2. 3. 4.

3. Peralatan Dokumentasi

Perlatan dokumentasi digunakan untuk merekam kejadian secara langsung dan sebagai bukti berlangsungnya suatu kejadian ditempat penelitian. Pelatan dokumenasi yang diguakan adalah kamera, perekam suara, dan video. Hasil dokumentasi akan ditraskripsikan untuk memudahkan dalam melakukan analisis.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan mengidentifikasi seluruh informasi yang berasal dari informan sebagai sumber datanya, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pengumpulan data melalui daftar pertanyaan, pengumpulan data dengan wawancara, serta pengumpulan data dengan catatan lapangan.

F. Analisis Data

Menurut Sarwono (2006) analisis data penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang bersifat kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada anak-anak dan orang tua yang berasal dari Kampung Adat Baduy. Hasil dari observasi


(23)

26

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

langsung dan wawancara yang didokumentasikan melalui catatan lapangan atau rekaman akan ditranskripsikan dan dikodekan, kemudian data-data yang terkumpul akan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teknik analisa deskriptif kualitatif dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengorganisasian data, yaitu proses pemilihan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti menentukan data-data yang akan digunakan dari data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan lapangan, dokumentasi penelitian yang telah ditrasnkripsikan, dan hasil wawancara pada penduduk Kampung Adat Baduy. Pemusatan perhatian pada penyederhanan, pengabstrakan dan transformasi.

2. Pembuatan katagori data, yaitu membuat katagori, mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.yaitu penyusunan informasi yang diperoleh dan telah direduksi ke dalam bentuk yang sistematis, sehingga menjadi data yang lebih selektif dan sederhana.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu peneliti proses penarikan kesimpulan yang didapatkan dari data yang diperoleh dan dianalisis selama penelitian.

G. Prosedur dan Alur Penelitian

1. Prosedur penelitian

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pasca-pelaksanaan. Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci dari ketiga tahapan tersebut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan penelitian meliputi : 1) Merumuskan masalah yang akan diteliti, 2) Melakukan kajian pustaka,

3) Penyusunan proposal yang akan dipresentasikan pada seminar proposal, 4) Perbaikan proposal

5) Penyusunan instrumen penelitian, berupa pedoman wawancara

6) Perbaikan instrumen penelitian setelah mendapatkan masukan dari dosen pembimbing, dan


(24)

27

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini: 1) Tahap pertama melakukan studi pendahuluan,

2) Tahap kedua mengurus perizinan sekaligus melakukan wawancara FGD kepada ketua adat dan perangkat adat di Kampung Adat Baduy.

3) Tahap ketiga merupakan tahap pengambilan data kepada anak-anak dan orangtua Kampung Adat Baduy.

c. Tahap pasca-pelaksanaan

Tahap pasca-penelitian terdiri atas beberapa tahapan-tahapan berikut ini: 1) Menyusun ulang hasil dari lapangan berupa hasil wawancara, cacatan

lapangan dan pengamatan langsung di lapangan 2) Melakukan analisis data hasil penelitian,

3) Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data, 4) Menyusun laporan hasil penelitian.


(25)

28

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Alur Penelitian

Penelitian yang dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

Perumusan ide dan permasalahan

Melakukan study literature tentang pewarisan pengetahuan etnobotani kampung tradisional dan kampung adat

Pembuatan proposal

Melaksanakan seminar proposal

Membuat perbaikan proposal

Uji coba perangkat instrumen penelitian

Tindak lanjut (revisi) perangkat instrumen

Pengambilan data; wawancara semi-tersruktur dan observasi langsung kepada anak-anak Kampung Adat Baduy dan penduduk Kampung Adat

Baduy

Analisis data dari hasil penelitian

Membuat kesimpulan

Pembuatan laporan penelitian dalam bentuk skripsi Menyusun instrumen penelitian


(26)

29

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moch Ali M., 2015

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(27)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Proses pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak Kampung Adat Baduy secara umum dilakukan secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal melalui pembelajaran yang dialukan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan dari tokoh adat kepada anak-anak Kampung Adat Baduy yang tempat tinggalnya berdekatan. Secara harizontal melalui pembelajaran yang dialkukan bersama anak-anak dan saudara yang memiliki usia yang relatif sama.

Anak-anak Kampung Adat Baduy Dalam memiliki rata-rata pengetahuan etnobotani 42%, sedangkan pada anak-anak Kampung Adat Baduy Luar memiliki rata-rata pengetahuan etnobotani 24%. Anak-anak Kampung Adat Baduy dalam memiliki pengetahuan etnobotani lebih tinggi karena mereka meiliki interaksi yang lebih tinggi dari pada anak-anak Kampung Adat Baduy luar dan di Baduy luar sudah banyak terpengaruh oleh moderenisasi akibat dari letaknya yang dekat dengan luar baduy dan aturan adat yang lebih longgar.

Terdapat perbedaan pengetahuan etnobotani pada informan dari anak-anak dan orangtua Kampung Adat Baduy, perbedaan pengetahuan tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu: Pertama. Faktor usia: semakin tinggi usia yang dimiliki maka semakin banyak pengatahuan etnobotaninya, karena semakin bertambahnya usia maka semain banyak pengalaman yang dimiliki. Kedua. Faktor orangtua: karena orangtua adalah orang yang paling banyak mengajarkan pengetahuan etnobotani kepada anak-anak Kampung Adat Baduy. Ketiga. Faktor tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari: tepat tinggal dan aktifitas akan berpengaruh terhadap interkasi langsung dengan huma dan hutan sebagai media utama dalam pembelajaran pengetahuan etnobotani. Keempat. Kedudukan dalam struktur adat: kedududkan dalam struktur adat akan berpengaruh terhadap


(28)

56

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

motivasi yang dimiliki untuk belajar pengetahuan etnobotani dan budaya-budaya yang harus dipegang teguh oleh penduduk Kampung Adat Baduy.

B. Saran

Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh masyarakat dan kehidupan di luar Baduy terhadap pengetahuan etnobotani pada Kampung Adat Baduy. Dalam melakukan penelitian sangat diperlukan pendekatan yang lebih baik dan waktu yang lama sehingga dapat memperoleh data yang banyak dan mendalam dalam penelitian. Perlu dilakukan studi yang sama pada berbagai masyarakat adat yang ada di Indonesia untuk mengetahui proses pewarisan pengetahuan etnobotani dan kodisinya.


(29)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, U.R. (2007). Kajian Etnobotani Dan Aspek Konservasi Sengkubak

[Pycnarrhena cauliflora (Miers.) Diels. Di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.Tesis Pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor Bogor; tidak diterbitkan.

Amin, S. (2010). Pewarisan Nilai Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah

Jalur Formal Dan Informal Pada Siswa Sma Di Kudus Kulon. Thesis

Pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta.

Craswell, G. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative aproach. Thousand oaks: sage publication.

Colleen M. O’Brien. (2012). Do They Really “Know Nothing”? An inquiry into

ethnobotanical knowledge of students in Arizona, USA [Online].

Tersedia: http://www.ethnobotanyjournal.org/vol8/i1547-3465-08-035.pdf/ [25 Februari 2014].

Colleen M. O’Brien. (2008). Ethnobiological Knowledge Of The Sonoran Desert:

Identifying Inter-Generational Learning And Variation. (Disertasi)

Faculty of The University of Georgia. Athens, Georgia. Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darnaedi SY. (1998). Sentuhan Etnosains dalam Etnobotani: Kebijakan

Masyarakat Lokal dalam Mengelola dan Memanfaatkan Keanekaragaman Hayati Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya

Nasional Etnobotani III.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI.Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 53-55.

Ellen, R.F dan Harris, H. (2000). Introduction. Dalam Ellen R.F. Parkes. P, Bicker. A (eds), Idigeneous Environmental Knowledge And Its

Transformation: Critical Antropologiocal Perspective. Amsterdam:

Harwood Academic Publisher.

Frankell, J. R., Wallen, N. E., dan Hyun, H. H. (2012). How to design and

evaluate research in education. Unitet State of America: Lane Akers,

Inc.

Garna, J. (1988) . Perubahan Social Budaya Masyarakat Baduy. Rangkas bitung lebak. [online]. Tersedia:http://www.ipb.ac.id [25 Februari 2014].

Gracia, R.V, (2009) Cultural transmission of ethnobotanical knowledge and skills: an empirical analysis from an Amerindian society. Evolution and


(30)

58

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasanah Y. (2008). Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Ulayat Baduy pada

Kawasan Hutan Lindung. [Skripsi]. Program Studi Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hewlett, B.S., dan Cavalli, S. (1986). Culturar Tranmission Among Aka Pygmies.

American Antropologyst. 88:922-934.

Iskandar, J. (2012). Etnobiologi Dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung; AIPI Bandung, Puslitbang KPK LPPM Unpad Bandung, M63 Foundation.

Joesoef.S dan Santoso. S.(1981). Pendidikan luar sekolah. Penerbit usaha nasional-surabaya Indonesia Thn.1981.

Makmun, S. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Mustofa Kamil,H. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta.

Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto Y. (1999). Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati.Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayat. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor.

Prihantoro Feri. (2006). Sustainable Life Of Baduy Tribe Community. BINTARI (Bina Karta Lestari) Foundation.

Purwanto, N.M (2002). Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuanttatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Senoaji gunggung. (2010). Dinamika Sosial Dan Budaya Masyarakat Baduy

Dalam Mengelola Hutan Dan Lingkungan. [Online]. Tersedia:http://senoaji1211@gmail.com [25 Februari 2014].

Soendari Tjutju. (2009). Catatan lapangan. PLB FIP UPI. [Online]. Tersedia:http://www.file.upi.edu/.../CATATAN_LAPANGAN.ppt_%5B Compatibility_Mode%[18 April 2014].

Steenis, V. (2013). Flora. Jakarta: PT Balai Pustaka

Suansa, N.I. (2011). Penggunaan Pengetahuan Etnobotani Dalam Pengelolaan

Hutan Adat Baduy. Skripsi pada Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suryadarma, I.G.P. (2008). Etnobotani. [Online]. Tersedia di: http://www. UNY.edu.diktatetnobotani./pdf/pub. [10 Maret 2014].


(31)

59

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tarsidi Didi. (2010). Teori Kognitif Sosial Albert Bandura. Diktat kuliah [Online]. Tersedia di: http://www.upi.edu.teoribelajar./pdf/pub. [10 September 2014].

Toledo, V.M. (2002). Ethnoecology: A Coneptual Framewrok For The Study Of Indygenous Knowledge Of Nature. Dalam Iskandar, J. 2012. Etnobiologi

Dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung; AIPI Bandung, Puslitbang

KPK LPPM Unpad Bandung, M63 Foundation.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014. Bandung: UPI.

Prihantoro fery. (2006). Sustainable Life of Baduy Tribe Community. Dalam Asia

Good ESD Practice Project [Online], Tersedia: http://www. agepp_indonesia1_baduy_fullversion_ind. [10 januari 2014].

Young KJ. (2007). Ethnobotany. New York: Chelsea House Publishers.

Zent S. (2009). Methodology for Developing a Vitality Index of Traditional Environmental Knowledge (VITEK) for the Project “Global Indicators of the Status and Trends of Linguistic Diversity and Traditional

Knowledge.” Principal Investigator Centro de Antropologia Instituto


(1)

29

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moch Ali M., 2015

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(2)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak Kampung Adat Baduy secara umum dilakukan secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal melalui pembelajaran yang dialukan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan dari tokoh adat kepada anak-anak Kampung Adat Baduy yang tempat tinggalnya berdekatan. Secara harizontal melalui pembelajaran yang dialkukan bersama anak-anak dan saudara yang memiliki usia yang relatif sama.

Anak-anak Kampung Adat Baduy Dalam memiliki rata-rata pengetahuan etnobotani 42%, sedangkan pada anak-anak Kampung Adat Baduy Luar memiliki rata-rata pengetahuan etnobotani 24%. Anak-anak Kampung Adat Baduy dalam memiliki pengetahuan etnobotani lebih tinggi karena mereka meiliki interaksi yang lebih tinggi dari pada anak-anak Kampung Adat Baduy luar dan di Baduy luar sudah banyak terpengaruh oleh moderenisasi akibat dari letaknya yang dekat dengan luar baduy dan aturan adat yang lebih longgar.

Terdapat perbedaan pengetahuan etnobotani pada informan dari anak-anak dan orangtua Kampung Adat Baduy, perbedaan pengetahuan tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu: Pertama. Faktor usia: semakin tinggi usia yang dimiliki maka semakin banyak pengatahuan etnobotaninya, karena semakin bertambahnya usia maka semain banyak pengalaman yang dimiliki. Kedua. Faktor orangtua: karena orangtua adalah orang yang paling banyak mengajarkan pengetahuan etnobotani kepada anak-anak Kampung Adat Baduy. Ketiga. Faktor tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari: tepat tinggal dan aktifitas akan berpengaruh terhadap interkasi langsung dengan huma dan hutan sebagai media utama dalam pembelajaran pengetahuan etnobotani. Keempat. Kedudukan dalam struktur adat: kedududkan dalam struktur adat akan berpengaruh terhadap


(3)

56

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

motivasi yang dimiliki untuk belajar pengetahuan etnobotani dan budaya-budaya yang harus dipegang teguh oleh penduduk Kampung Adat Baduy.

B. Saran

Perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk mengetahui pengaruh masyarakat dan kehidupan di luar Baduy terhadap pengetahuan etnobotani pada Kampung Adat Baduy. Dalam melakukan penelitian sangat diperlukan pendekatan yang lebih baik dan waktu yang lama sehingga dapat memperoleh data yang banyak dan mendalam dalam penelitian. Perlu dilakukan studi yang sama pada berbagai masyarakat adat yang ada di Indonesia untuk mengetahui proses pewarisan pengetahuan etnobotani dan kodisinya.


(4)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, U.R. (2007). Kajian Etnobotani Dan Aspek Konservasi Sengkubak [Pycnarrhena cauliflora (Miers.) Diels. Di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat.Tesis Pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Bogor; tidak diterbitkan.

Amin, S. (2010). Pewarisan Nilai Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah Jalur Formal Dan Informal Pada Siswa Sma Di Kudus Kulon. Thesis Pada Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta.

Craswell, G. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative aproach. Thousand oaks: sage publication.

Colleen M. O’Brien. (2012). Do They Really “Know Nothing”? An inquiry into ethnobotanical knowledge of students in Arizona, USA [Online]. Tersedia: http://www.ethnobotanyjournal.org/vol8/i1547-3465-08-035.pdf/ [25 Februari 2014].

Colleen M. O’Brien. (2008). Ethnobiological Knowledge Of The Sonoran Desert: Identifying Inter-Generational Learning And Variation. (Disertasi) Faculty of The University of Georgia. Athens, Georgia.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darnaedi SY. (1998). Sentuhan Etnosains dalam Etnobotani: Kebijakan

Masyarakat Lokal dalam Mengelola dan Memanfaatkan

Keanekaragaman Hayati Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani III.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Departemen Pertanian RI, LIPI.Perpustakaan Nasional RI. Bogor. Hal: 53-55.

Ellen, R.F dan Harris, H. (2000). Introduction. Dalam Ellen R.F. Parkes. P, Bicker. A (eds), Idigeneous Environmental Knowledge And Its Transformation: Critical Antropologiocal Perspective. Amsterdam: Harwood Academic Publisher.

Frankell, J. R., Wallen, N. E., dan Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education. Unitet State of America: Lane Akers, Inc.

Garna, J. (1988) . Perubahan Social Budaya Masyarakat Baduy. Rangkas bitung lebak. [online]. Tersedia:http://www.ipb.ac.id [25 Februari 2014].

Gracia, R.V, (2009) Cultural transmission of ethnobotanical knowledge and skills: an empirical analysis from an Amerindian society. Evolution and


(5)

58

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasanah Y. (2008). Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Ulayat Baduy pada Kawasan Hutan Lindung. [Skripsi]. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hewlett, B.S., dan Cavalli, S. (1986). Culturar Tranmission Among Aka Pygmies. American Antropologyst. 88:922-934.

Iskandar, J. (2012). Etnobiologi Dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung; AIPI Bandung, Puslitbang KPK LPPM Unpad Bandung, M63 Foundation.

Joesoef.S dan Santoso. S.(1981). Pendidikan luar sekolah. Penerbit usaha nasional-surabaya Indonesia Thn.1981.

Makmun, S. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Mustofa Kamil,H. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta.

Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto Y. (1999). Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengembangan Keanekaragaman Hayati.Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayat. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor.

Prihantoro Feri. (2006). Sustainable Life Of Baduy Tribe Community. BINTARI (Bina Karta Lestari) Foundation.

Purwanto, N.M (2002). Ilmu pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuanttatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Senoaji gunggung. (2010). Dinamika Sosial Dan Budaya Masyarakat Baduy

Dalam Mengelola Hutan Dan Lingkungan. [Online].

Tersedia:http://senoaji1211@gmail.com [25 Februari 2014].

Soendari Tjutju. (2009). Catatan lapangan. PLB FIP UPI. [Online]. Tersedia:http://www.file.upi.edu/.../CATATAN_LAPANGAN.ppt_%5B Compatibility_Mode%[18 April 2014].

Steenis, V. (2013). Flora. Jakarta: PT Balai Pustaka

Suansa, N.I. (2011). Penggunaan Pengetahuan Etnobotani Dalam Pengelolaan Hutan Adat Baduy. Skripsi pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suryadarma, I.G.P. (2008). Etnobotani. [Online]. Tersedia di: http://www. UNY.edu.diktatetnobotani./pdf/pub. [10 Maret 2014].


(6)

Moch Ali M., 2015

Kajian pewarisan pengetahuan etnobotani pada anak-anak kampung adat Baduy Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tarsidi Didi. (2010). Teori Kognitif Sosial Albert Bandura. Diktat kuliah [Online]. Tersedia di: http://www.upi.edu.teoribelajar./pdf/pub. [10 September 2014].

Toledo, V.M. (2002). Ethnoecology: A Coneptual Framewrok For The Study Of Indygenous Knowledge Of Nature. Dalam Iskandar, J. 2012. Etnobiologi Dan Pembangunan Berkelanjutan. Bandung; AIPI Bandung, Puslitbang KPK LPPM Unpad Bandung, M63 Foundation.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014. Bandung: UPI.

Prihantoro fery. (2006). Sustainable Life of Baduy Tribe Community. Dalam Asia

Good ESD Practice Project [Online], Tersedia: http://www.

agepp_indonesia1_baduy_fullversion_ind. [10 januari 2014]. Young KJ. (2007). Ethnobotany. New York: Chelsea House Publishers.

Zent S. (2009). Methodology for Developing a Vitality Index of Traditional Environmental Knowledge (VITEK) for the Project “Global Indicators of the Status and Trends of Linguistic Diversity and Traditional

Knowledge.” Principal Investigator Centro de Antropologia Instituto