Sebuah Survei Mengenai Servant Leadership dalam Organisasi-Organisasi Kemahasiswaan dan Unit-Unit Kegiatan Mahasiswa.

(1)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

A Study about servant leadership on university students. The purpose is to know how important and how acceptable a servant leadership is for the students who have applied it in their organization life . The respondents were 200 university students who involved in student organization and student extra-curricular in several universities in DKI Jakarta and Bandung. This observation used conceptual framework to measure the servant leadership that is offered by Wong and Page (2003) and use five dimensions of Barbuto and Wheeler (altruistic calling, emotional healing, persuasive mapping, wisdom, organizational stewardship) and added with three dimensions, namely service, humility, and vision. The result of this observation shows that the servant leadership is important. Students who are involved in student organization agreed to have applied the eight dimensions of servant leadership in organizational life. This entire observation shows a leadership that is happening now in running student organization from several universities in Indonesia has now aimed to the servant leadership.


(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Studi mengenai survei servant leadership pada organisasi kemahasiswaan. Tujuan dari survey ini adalah untuk mengetahui seberapa penting dan seberapa setuju mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa merasa telah menerapkan servant leadership dalam kehidupan berorganisasinya Responden yang digunakan dalam survei ini adalah 200 mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa di beberapa universitas DKI Jakarta dan Bandung. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja konseptual untuk mengukur servant leadership yang diajukan oleh Wong dan Page (2003) dan menggunakan lima dimensi Barbuto dan Wheeler (altruistic calling,

emotional healing, persuasive mapping, wisdom, organizational stewardship) ditambah

tiga dimensi, yaitu service, humility, dan vision. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

servant leadership penting menurut mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam

organisasi kemahasiswaan setuju telah menerapkan 8 dimensi servant leadership dalam kehidupan berorganisasinya. Keseluruhan penelitian ini menunjukkan kepemimpinan yang sekarang ini berlangsung dalam kehidupan berorganisasi mahasiswa di beberapa universitas di Indonesia sudah mengarah pada servant leadership.

Kata Kunci: Servant Leadership, Organisasi Kemahasiswaan dan Unit Kegiatan Mahasiswa


(3)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.1 Servant Leadership ... 7

2.1.1 Perbedaan Kepemimpinan Autokritik, Paternalistik, Pelayan (Servant) ... 9

2.1.2 Karakteristik Servant Leader ... 11

2.1.2.1 Karakteristik Servant Leader menurut Larry Spears (1995)... 11

2.1.2.2 Karakteristik Servant Leader menurut Dr. Jim Laub (1999) ... 15

2.1.2.3 Karakteristik Servant Leader menurut Kathleen Patterson (2003) ... 18

2.1.2.4 Karakteristik Servant Leader menurut Pendapat Pakar Lain ... 19

2.2 Kerangka Pemikiran ... 20

2.2.1 Altruistic calling ... 21

2.2.2 Emotional healing ... 22

2.2.3 Wisdom ... 22

2.2.4 Persuasive mapping ... 23

2.2.5 Organizational stewardship ... 24

2.2.6 Humility ... 24

2.2.7 Vision ... 25

2.2.8 Service ... 26


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENLITIAN ... 30

3.1 Rancangan Penelitian ... 30

3.2 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data ... 30

3.3 Jenis, Sumber Data dan Pengukurannya ... 31

3.4 Hasil Pengumpulan Data ... 32

3.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.6 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Karakteristik Responden ... 37

4.2 Hasil Analisis Data ... 39

4.2.1 Wisdom ... 40

4.2.2 Organizational Stewardship... 42

4.2.3 Service ... 44

4.2.4 Vision ... 45

4.2.5 Humility ... 46

4.2.6 Persuasive Mapping ... 47

4.2.7 Emotional Healing ... 48

4.2.8 Alturistic Calling ... 48


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

5.1 Simpulan ... 50

5.2 Saran ... 51

5.3 Keterbatasan ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 56


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Karakteristik Organisasi Yang Sehat (healthy Organization)

Menurut Jim Laub (1999) ... 17 Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran ... 21


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Model APP (Autokritik-Paternalistik-Pelayanan (Servant)) ... 10

Tabel 2.2 Karakteristik Servant Leadership menurut Jim Laub (1999) ... 17

Tabel 3.1 Hasil Pengumpulan Data ... 32

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 38

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Analisis Data ... 40

Tabel 4.3 Wisdom ... 41

Tabel 4.4 Organizational Stewardship ... 43

Tabel 4.5 Service ... 44

Tabel 4.6 Vision ... 45

Tabel 4.7 Humility ... 46

Tabel 4.8 Persuasuve Mapping ... 47

Tabel 4.9 Emotional healing ... 48


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Database ... 56

Kode Data Kusioner ... 57

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 58


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa ini telah banyak bukti yang ditemukan dalam lingkungan kerja yang mengarah pada simpulan bahwa para pekerja ingin mendapatkan makna hidupnya (meaning) dalam pekerjaan yang mereka lakukan di perusahaan (Terez, 2000). Mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam suatu organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa juga ingin mendapatkan makna hidupnya dalam pekerjaan yang mereka lakukan dalam organisasi atau unit kegiatannya. Karl Albrecht (1994) dalam bukunya “The Northbound Train: Finding the purpose,

Setting the Direction, Shaping the Destiny of Your Organization” menyatakan bahwa dalam berbagai hal, krisis utama yang dihadapi oleh bisnis (suatu organisasi) saat ini adalah krisis akan kurangnya makna hidup dalam dunia kerja. Victor Frankl dalam buku “Man’s Search for Meaning” menyatakan, pencarian manusia akan makna merupakan motivasi utama yang menggerakkannya dalam hidup ini (Lantu,2007). Frost (2003) dalam Seger Handoyo (2010) menekankan bahwa akibat krisis kepemimpinan, banyak orang yang menderita, yang mengalami burn-out, yang tidak dapat menikmati hidup dalam pekerjaannya, serta banyak biaya yang dikeluarkan untuk mengobati sakit emosional di tempat kerja. Hal ini mendorong adanya kebutuhan yang besar akan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada orang. Wong dan Davey (2007) dalam Seger Handoyo (2010) menyatakan bahwa fokus kepemimpinan harus digeser dari proses dan hasil menjadi orang dan masa depan.


(11)

P E N D A H U L U A N | 2

Universitas Kristen Maranatha Fokus kepemimpinan ditempat kerja menjadi orang dan masa depan memungkinkan

para pekerja mendapatkan makna hidupnya dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Kepemimpinan yang dapat membantu para pengikutnya untuk dapat memberikan makna hidup dalam pekerjaan dan kehidupannya menurut Turner (2000) adalah kepemimpinan yang mampu memberikan pelayanan pada para pengikutnya dan institusi dimana ia bekerja, serta masyarakat sekitar dimana perusahaan melayani. Herb Kelleher (2002, dalam Lantu, 2007) juga menyatakan secara jelas dan tegas bahwa ia sangat percaya bahwa pemimpin yang baik adalah pelayan yang terbaik. Kepemimpinan ini merupakan sebuah pendekatan yang secara gamblang didefinisikan oleh Robert Greenleaf (1970, dalam Lantu, 2007) yaitu model kepemimpinan yang mencoba untuk secara simultan meningkatkan pertumbuhan personal dari para pekerja dan memperbaiki kualitas pelayanan dari organisasi melalui kombinasi atas kerjasama tim dan pengembangan komunitas, keterlibatan personal dalam proses pembuatan keputusan, serta perilaku yang peduli dan etis. Pendekatan yang baru muncul dalam konsep kepemimpinan ini kemudian disebut dengan servant leadership (kepemimpinan yang melayani)

Tulisan dan penelitian tentang apa yang dimaksud dengan servant leadership serta apa karakteristiknya telah banyak ditulis dan diteliti. Beberapa peneliti pun sudah mulai mengembangkan instrumen pengukuran servant leadership. Fernando Jaramillo, Douglas B. Grisaffe, Lawrance B. Chonko, dan James A. Roberts (2009) meneliti dampak servant leadership pada sales force performance dan penelitian mereka menyatakan persepsi salesperson pada manajer yang menerapkan servant

leadership secara empiris berhubungan dengan orientasi pelanggan salesperson,


(12)

P E N D A H U L U A N | 3

Universitas Kristen Maranatha hasil kinerja penjualan. Di tahun 2009 juga Fernando Jaramillo, Douglas B. Grisaffe,

Lawrance B. Chonko, dan James A. Roberts meneliti dampak servant leadership terhadap salesperson’s turnover intention dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa servant leadership berdampak pada turnover intention melalui hubungan moderat dan mediasi yang komplek yang melibatkan tingkat etika, struktur organisasi dan komitmen organisasi serta menunjukkan servant leadership penting ketika organisasi dirasa tidak etis oleh salesperson. Mark Neill, Karen S. Hayward dan Teri Peterson (2007, meneliti persepsi pelajar mengenai interprofessional team dalam praktek dengan penerapan prinsip servant leadership. Sen Sendjaya, James C. Sarros dan Joseph C. Santora (2008) meneliti definisi dan pengukuran perilaku

servant leadership dalam organisasi dan hasil penelitiannya menunjukkan model servant leadership ditandai dengan adanya service orientation, holistic outlook, dan moral-spiritual emphasis. Seger Handoyo (2010) melakukan pengukuran servant leadership sebagai alternatif kepemimpinan di institusi pendidikan tinggi pada masa

perubahan organisasi yang hasilnya menemukan bahwa servant leadership dapat menjadi alternatif kepemimpinan di pendidikan tinggi untuk melakukan perubahan organisasi dengan berhasil.. Barbuto dan Wheeler (2006) juga telah melakukan studi untuk pengembangan skala pengukuran servant leadership dengan menggunakan 11 karakteristik kepemimpinan yaitu: listening, empathy, healing, awareness,persuasion, conceptualization, foresight, stewardship, commitment to the growth of people, community building dan calling. Namun penelitian dan

pengukuran servant leadership di Indonesia, terlebih dalam setting perguruan tinggi, masih sangat jarang (Makara Sosial Humaniora, 2010).


(13)

P E N D A H U L U A N | 4

Universitas Kristen Maranatha Penulis menjadi merasa tertarik untuk membahas dan mengadakan penelitian

yang bertujuan mensurvei apakah aspek-aspek servant leadership penting dan telah diterapkan dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Di Indonesia, perguruan tinggi dipandang sebagai organisasi yang sangat penting. Salah satu alasan di Indonesia perguruan tinggi dianggap penting karena sumbangan pendidikan tinggi yang paling nyata yaitu lulusannya. Kualitas lulusan, dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya, akan sangat menentukan perkembangan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan bangsa. Dalam konteks itu, tantangan perguruan tinggi adalah membantu mahasiswa untuk mengembangkan bakat khusus dan sikap mereka yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dan agen perubahan sosial yang efektif melalui kegiatan akademik, adanya organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa. Oleh karena itu penelitian ini berjudul “Sebuah Survei Mengenai Servant Leadership dalam Organisasi-Organisasi Kemahasiswaan dan Unit - Unit Kegiatan Mahasiswa”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah apakah dimensi-dimensi servant

leadership dianggap penting oleh mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam

organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dan mereka merasa setuju telah menerapkan servant leadership dalam kehidupan berorganisasinya.


(14)

P E N D A H U L U A N | 5

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui seberapa penting dan seberapa setuju mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa telah merasa menerapkan servant

leadership dalam kehidupan berorganisasinya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan

untuk memperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk program pengembangan kepemimpinan di organisasi-organisasi kemahasiswaan serta unit-unit kegiatan mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat: kepada pihak-pihak, antara lain:

1. Bagi mahasiswa dan pengurus organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dan pembina organisasi kemahasiswaan.

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk memberikan gambaran perilaku servant leadership yang dibutuhkan di organisasi-organisasi kemahasiswaan dan unit–unit kegiatan mahasiswa. Apabila perilaku-perilaku servant leadership dianggap penting, maka alat ukur dapat dipergunakan untuk mengetahui karakteristik servant leadership yang dimiliki pemimpin di organisasi-organisasi kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa. Pemimpin organisasi dapat lebih menyiapkan diri dan membangun para anggotanya untuk mencapai visi, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi dan sosial.


(15)

P E N D A H U L U A N | 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Pihak Universitas

Hasil survei juga dapat dijadikan informasi pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan organisasi dan unit kegiatan kemahasiswaan (pihak universitas) untuk mendukung program pengembangan (keberlangsungan hidup) kepemimpinan di organisasi-organisasi kemahasiswaan serta unit-unit kegiatan mahasiswa guna mempersiapkan calon pemimpin masa depan bangsa dan menjadi agen perubahan sosial yang efektif melalui kegiatan akademik serta adanya organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa.


(16)

50 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa servant leadership penting dan telah diterapkan dalam kehidupan berorganisasi mahasiswa-mahasiswa di beberapa universitas dii Indonesia. Dari delapan dimensi servant leadership, enam dimensi

servant leadership dinilai penting oleh mahasiswa-mahasiswa yang terlibat

organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dan dua dimensi lainnya netral mendekati penting Dimensi wisdom adalah dimensi yang dinilai paling penting dan merupakan dimensi yang mahasiswa akui telah mereka miliki serta terapkan dalam kehidupan berorganiasi diantara dimensi organizational stewardship, services,

humility, vision, persuasive mapping, alturistic calling dan dimensi emotional healing. Dimensi alturistic calling memiliki tingkat kepentingan yang paling rendah

dibandingkan dimensi servant leadership lainnya karena item pernyataan yang menunjukkan alturistic calling yaitu: meletakkan kepentingan bawahan diatas kepentingannya sendiri dan mengorbankan kepentingannya untuk memenuhi kepentingan bawahan bagi beberapa mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dianggap kurang penting. Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan kepemimpinan yang sekarang ini berlangsung dalam kehidupan berorganisasi mahasiswa di beberapa universitas di Indonesia khususnya universitas swasta sudah mengarah pada servant leadership. Hal ini dipandang baik karena menurut


(17)

S I M P U L A N D A N S A R A N | 51

Universitas Kristen Maranatha penelitian Laub (1999) dipimpin oleh para servant leader maka organisasi itu akan

menjadi sebuah organisasi yang sehat (healthy organization).

5.2 Saran

 Pihak-pihak yang terlibat dan berkaitan dengan eksistensi unit kegiatan mahasiswa maupun organisasi kemahasiswaan disarankan terus mendukung keberlangsungan hidup unit kegiatan dan organisasi kemahasiswaan karena adanya unit kegiatan dan organisasi kemahasiswaan bukan hanya dapat menambah pengalaman organisasi mahasiswa tetapi dapat membantu mahasiswa menemukan makna hidupnya. Dapat dilakukan pelatihan kepemimpinan yang menekan pada dimensi-dimensi servant leadership guna meningkatkan pemahaman pentingnya hidup saling melayani mencapai organisasi yang sehat.

Untuk penelitian berikutnya mengenai survei servant leadership di organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dapat menambah jumlah sampel dengan jurusan dan jenis organisasi yang lebih beragam. Selain itu dapat membandingkan tingkat kepentingan dan penerapan servant leadership pada mahasiswa-mahasiwa yang aktif berorganisasi di universitas negeri dengan universitas swasta.


(18)

S I M P U L A N D A N S A R A N | 52

Universitas Kristen Maranatha 5.3 keterbatasan

Adapun keterbatasan yang penulis sadari dalam penelitian ini, yaitu:

1. Latar belakang responden didominasi lima universitas swasta dan hanya satu universitas negeri sehingga penulis menyatakan hasil penelitian belum benar-benar dapat digeneralisasi untuk universitas negeri.

2. Beberapa responden baru satu tahun terlibat dalam organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan dimana pengalaman berorganisasi khususnya dalam hal kepemimpinan masih tergolong baru, hal ini kurang menggambarkan kepemimpinan yang telah berlangsung selama ini.

3. Survei ini menggunakan self assesment rating sehingga memungkinkan responden menilai terlalu rendah/ tinggi dirinya.


(19)

53 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Terez, T. 2000. 22 Keys to Creating a Meaningful Workplace. Holbrook : MA Adams Media Corporation.

Albrecht, K. 1994. The Northbound Train: Finding the purpose, Setting the Direction, Shaping the Destiny of Your Organization . New York: AMACON.

Handoyo, Seger. 2010. Pengukuran Servant Leadership sebagai Alternatif Kepemimpinan di Institusi Pendidikan Tinggi pada Masa Perubahan Organisasi. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, Desember; 130-140.

Lantu, Donald., Erich Pesiwarissa., dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant Leadership The Ultimate Calling to Fulfill Your Life’s Greatness.Yogyakarta : Gradien Books.

Sendjaya, Sen., James C. Sarros., dan Joseph C. Santora. 2008. Defining and Measuring Servant Leadership Behaviour in Organizations. Journal of Management Studies, 45:2.

Jaramillo, Fernando., Douglas B. Grisaffe., Lawrence B.Chonko., dan James A. Roberts. 2009. Examining The Impact of Servant Leadership on Salesperson’s Turnover Intention. Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXIX, No.4 ; 351-365.

Jaramillo, Fernando., Douglas B. Grisaffe., Lawrence B.Chonko., dan James A. Roberts. 2007. Examining, The Impact of Servant Leadership on Sales Force Performance. Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXIX, No.3 ; 257-275.

Neill, Mark., Karen S. Hayward., dan Teri Peterson. 2007. Student’s Perceptions of the Interprofessional Team in Practice through The Application of Servant Leadership Principles. Journal of Interprofessional Care, Vol.2, No.4 ; 425-432.

Barbuto, J.E., & Wheeler, D.W. (2006). Scale Development and Construct Clarification of Servant Leadership. Group and Organization Management, No.31; 300-326.

Sinuraya, Candra. 2009. Pengaruh Partisispasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajer: Peran Kecukupan Anggaran dan Job Relevant Information sebagai Variabel Intervening . Jurnal Akuntansi, Vol.1 ; 17-39.

Farling, M.L., Stone, A.G., & Winston, B.E. (1999). Servant Leadership: Setting the Stage for Empirical Research . The Journal of Leadership Studies, No.6 ; 49-72.

Dennis, R., & Winston, B.E. (2003). A Factor Analysis of Page and Wong’s Servant Leadership Instrument. Leadership and Organizational Development Journal, No.24 ; 455-459.


(1)

P E N D A H U L U A N | 5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini untuk mengetahui seberapa penting dan seberapa setuju mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa telah merasa menerapkan servant leadership dalam kehidupan berorganisasinya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk program pengembangan kepemimpinan di organisasi-organisasi kemahasiswaan serta unit-unit kegiatan mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat: kepada pihak-pihak, antara lain:

1. Bagi mahasiswa dan pengurus organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dan pembina organisasi kemahasiswaan.

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk memberikan gambaran perilaku servant leadership yang dibutuhkan di organisasi-organisasi kemahasiswaan dan unit–unit kegiatan mahasiswa. Apabila perilaku-perilaku servant leadership dianggap penting, maka alat ukur dapat dipergunakan untuk mengetahui karakteristik servant leadership yang dimiliki pemimpin di organisasi-organisasi kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa. Pemimpin organisasi dapat lebih menyiapkan diri dan membangun para anggotanya untuk mencapai visi, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi dan sosial.


(2)

P E N D A H U L U A N | 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Pihak Universitas

Hasil survei juga dapat dijadikan informasi pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dengan organisasi dan unit kegiatan kemahasiswaan (pihak universitas) untuk mendukung program pengembangan (keberlangsungan hidup) kepemimpinan di organisasi-organisasi kemahasiswaan serta unit-unit kegiatan mahasiswa guna mempersiapkan calon pemimpin masa depan bangsa dan menjadi agen perubahan sosial yang efektif melalui kegiatan akademik serta adanya organisasi kemahasiswaan dan unit kegiatan mahasiswa.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa servant leadership penting dan telah diterapkan dalam kehidupan berorganisasi mahasiswa-mahasiswa di beberapa universitas dii Indonesia. Dari delapan dimensi servant leadership, enam dimensi servant leadership dinilai penting oleh mahasiswa-mahasiswa yang terlibat organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dan dua dimensi lainnya netral mendekati penting Dimensi wisdom adalah dimensi yang dinilai paling penting dan merupakan dimensi yang mahasiswa akui telah mereka miliki serta terapkan dalam kehidupan berorganiasi diantara dimensi organizational stewardship, services, humility, vision, persuasive mapping, alturistic calling dan dimensi emotional healing. Dimensi alturistic calling memiliki tingkat kepentingan yang paling rendah dibandingkan dimensi servant leadership lainnya karena item pernyataan yang menunjukkan alturistic calling yaitu: meletakkan kepentingan bawahan diatas kepentingannya sendiri dan mengorbankan kepentingannya untuk memenuhi kepentingan bawahan bagi beberapa mahasiswa yang terlibat dalam organisasi dianggap kurang penting. Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan kepemimpinan yang sekarang ini berlangsung dalam kehidupan berorganisasi mahasiswa di beberapa universitas di Indonesia khususnya universitas swasta sudah mengarah pada servant leadership. Hal ini dipandang baik karena menurut


(4)

S I M P U L A N D A N S A R A N | 51

Universitas Kristen Maranatha penelitian Laub (1999) dipimpin oleh para servant leader maka organisasi itu akan

menjadi sebuah organisasi yang sehat (healthy organization).

5.2 Saran

 Pihak-pihak yang terlibat dan berkaitan dengan eksistensi unit kegiatan mahasiswa maupun organisasi kemahasiswaan disarankan terus mendukung keberlangsungan hidup unit kegiatan dan organisasi kemahasiswaan karena adanya unit kegiatan dan organisasi kemahasiswaan bukan hanya dapat menambah pengalaman organisasi mahasiswa tetapi dapat membantu mahasiswa menemukan makna hidupnya. Dapat dilakukan pelatihan kepemimpinan yang menekan pada dimensi-dimensi servant leadership guna meningkatkan pemahaman pentingnya hidup saling melayani mencapai organisasi yang sehat.

Untuk penelitian berikutnya mengenai survei servant leadership di organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan mahasiswa dapat menambah jumlah sampel dengan jurusan dan jenis organisasi yang lebih beragam. Selain itu dapat membandingkan tingkat kepentingan dan penerapan servant leadership pada mahasiswa-mahasiwa yang aktif berorganisasi di universitas negeri dengan universitas swasta.


(5)

S I M P U L A N D A N S A R A N | 52

5.3 keterbatasan

Adapun keterbatasan yang penulis sadari dalam penelitian ini, yaitu:

1. Latar belakang responden didominasi lima universitas swasta dan hanya satu universitas negeri sehingga penulis menyatakan hasil penelitian belum benar-benar dapat digeneralisasi untuk universitas negeri.

2. Beberapa responden baru satu tahun terlibat dalam organisasi kemahasiswaan atau unit kegiatan dimana pengalaman berorganisasi khususnya dalam hal kepemimpinan masih tergolong baru, hal ini kurang menggambarkan kepemimpinan yang telah berlangsung selama ini.

3. Survei ini menggunakan self assesment rating sehingga memungkinkan responden menilai terlalu rendah/ tinggi dirinya.


(6)

53 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Terez, T. 2000. 22 Keys to Creating a Meaningful Workplace. Holbrook : MA Adams Media Corporation.

Albrecht, K. 1994. The Northbound Train: Finding the purpose, Setting the Direction, Shaping the Destiny of Your Organization . New York: AMACON.

Handoyo, Seger. 2010. Pengukuran Servant Leadership sebagai Alternatif Kepemimpinan di Institusi Pendidikan Tinggi pada Masa Perubahan Organisasi. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, Desember; 130-140.

Lantu, Donald., Erich Pesiwarissa., dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant Leadership The Ultimate Calling to Fulfill Your Life’s Greatness.Yogyakarta : Gradien Books.

Sendjaya, Sen., James C. Sarros., dan Joseph C. Santora. 2008. Defining and Measuring Servant Leadership Behaviour in Organizations. Journal of Management Studies, 45:2.

Jaramillo, Fernando., Douglas B. Grisaffe., Lawrence B.Chonko., dan James A. Roberts. 2009. Examining The Impact of Servant Leadership on Salesperson’s Turnover Intention. Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXIX, No.4 ; 351-365.

Jaramillo, Fernando., Douglas B. Grisaffe., Lawrence B.Chonko., dan James A. Roberts. 2007. Examining, The Impact of Servant Leadership on Sales Force Performance. Journal of Personal Selling & Sales Management, Vol. XXIX, No.3 ; 257-275.

Neill, Mark., Karen S. Hayward., dan Teri Peterson. 2007. Student’s Perceptions of the Interprofessional Team in Practice through The Application of Servant Leadership Principles. Journal of Interprofessional Care, Vol.2, No.4 ; 425-432.

Barbuto, J.E., & Wheeler, D.W. (2006). Scale Development and Construct Clarification of Servant Leadership. Group and Organization Management, No.31; 300-326.

Sinuraya, Candra. 2009. Pengaruh Partisispasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajer: Peran Kecukupan Anggaran dan Job Relevant Information sebagai Variabel Intervening . Jurnal Akuntansi, Vol.1 ; 17-39.

Farling, M.L., Stone, A.G., & Winston, B.E. (1999). Servant Leadership: Setting the Stage for Empirical Research . The Journal of Leadership Studies, No.6 ; 49-72.

Dennis, R., & Winston, B.E. (2003). A Factor Analysis of Page and Wong’s Servant Leadership Instrument. Leadership and Organizational Development Journal, No.24 ; 455-459.