Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief pada Staf Marketing di Perusahaan "X", Bandung.

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha yang diajukan bersifat survey, yakni metode pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan tanpa diberikan treatment atau manipulasi oleh peneliti. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah self efficacy. Subjek penelitian ini adalah karyawan staf marketing Perusahaan “X” Bandung. Pemilihan sample ditentukan dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 40 orang responden. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner derajat self efficacy yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori self efficacy dari Bandura (2002). Selain itu terdapat alat ukur sebagai data penunjang berupa kuesioner identitas diri dan faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy staf marketing Perusahaan ”X”. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan perhitungan statistik untuk melihat derajat self efficacy staf marketing perusahaan ”X”, Bandung dengan perhitungan distribusi frekwensi.

Pada taraf kekeliruan sebesar 0,05 diperoleh validitas berkisar dari 0,341 - 0,793 dan reliabilitas sebesar 0,749. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik persentasi dan tabulasi silang dan diperoleh gambaran bahwa staf marketing Perusahaan ”X”, Bandung memiliki derajat self efficacy yang rendah .

Hasil penelitian ini adalah staf marketing Perusahaan ”X”, Bandung memiliki derajat self effiacy rendah sebesar 55% dan self efficacy tinggi sebesar 45%. Aspek yang mempengaruhi derajat self efficacy staf marketing Perusahaan ”X”, usaha yang rendah sebesar 95,5%, pilihan dalam mengambil keputusan yang rendah sebesar 81,8%, penghayatan perasaan yang rendah sebesar 90,9% dan daya tahan yang tinggi sebesar 94.4%. Sumber self efficacy yaitu mastery experience sebesar 68,8% juga mempengaruhi tinggi rendahnya self efficacy.

Berdasarkan hasil penelitian maka saran dari peneliti adalah bagi staf marketing yang memiliki self efficacy yang rendah, disarankan agar mampu mempersepsi dan menginterpretasi kegagalan yang dialami kearah positif dengan menjadikan kegagalan yang dialami sebagai pemicu agar lebih meningkatkan semangat dalam mengejar target. bagi staf marketing yang memiliki self efficacy yang tinggi, disarankan agar dapat mempertahankan dan mengendalikan self efficacy dengan tetap yakin pada kemampuan yang dimilikinya sehingga membantu mereka dalam mengejar target dan memenuhi tugas pekerjaannya tepat waktu.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha proposed research are surveys, namely the method of collecting data from a number of units or individuals in the same time without any treatment or manipulation by researchers. The variables in this study were self-efficacy. The subject of this study is the Company's marketing staff employee "X" Bandung. Selection of samples was determined by purposive sampling technique and obtained 40 respondents. Measuring instrument used is the degree of self-efficacy questionnaire compiled by the researchers based on self-efficacy theory of Bandura (2002). In addition there is a measuring tool as supporting data in the form of questionnaire self-identity and the factors that influence self-efficacy marketing staff of Company "X". The data obtained were processed using statistical calculations to see the degree of self-efficacy corporate marketing staff "X", New York with the calculation of frequency distributions.

At the level of 0.05 is obtained validity errors ranged from 0.341 to 0.793 and the reliability of 0.749. Data processing is done by using statistical methods and percentages and cross tabulation indicated that marketing staff of Company "X", New York has a low degree of self-efficacy.

The results of this study is the marketing staff of Company "X", New York has a low degree of self effiacy by 55% and higher self-efficacy by 45%. Aspects that influence the degree of self-efficacy of staff marketing company "X", a low effort of 95.5%, a choice in taking decisions that low of 81.8%, a low sense of appreciation of 90.9% and high durability of 94.4 %. Source of self-efficacy is mastery experience also affects 68.8% of high and low self-efficacy.

Based on the results of the research then the suggestion of researchers is for marketing staff who have low self-efficacy, it is suggested to be able to perceive and interpret the failure experienced a positive direction by making the failure experienced as a trigger to further enhance the spirit in the pursuit of the target. marketing staff who have high self-efficacy, it is advisable to maintain and control self-efficacy to remain confident in the ability they have to assist them in pursuing targets and fulfill his job duties on time.


(3)

vii Universitas Kristen Maranatha Halaman

LEMBAR JUDUL………....i

LEMBAR PENGESAHAN……….ii

ABSTRAK………..iii

KATA PENGANTAR……….v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ...xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Kegunaan Penelitian... 7

1.3.1. Maksud Penelitian...7

1.3.2. Tujuan Penelitian...7

1.4. Kerangka Pemikiran………7

1.4.1. Kegunaan Ilmiah...7

1.4.2. Kegunaan Praktis...7


(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.1.2. Kriteria Masa Dewasa Awal ... 23

2.2. Self-efficacy ... 25

2.2.1. Belief ... 25

2.2.2. Definisi Self-efficacy……….………....….26

2.2.3. Sumber-sumber Self-Efficacy……….……27

2.2.4. Proses-proses Utama Self-efficacy ………32

2.2.5. Sumber-sumber Self-Efficacy……….……43

2.3. Perusahaan ”X”, Bandung………..43 2.3.1. Pengertian Perusahaan ”X”, Bandung……….43

2.3.2. Visi dan Misi Perusahaan ”X”, Bandung...43

2.3.3. Tugas dan Tanggung Jawab Staf Marketing...44

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 46

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 46

3.2.1. Variabel Penelitian ... 46

3.2.2. Definisi Operasional... 46

3.3. Alat Ukur ... 47

3.3.1. Alat Ukur Self Efficacy ... 47

3.3.2. Kisi-kisi Alat Ukur Self Efficacy ... 47


(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

3.4.1. Validitas Alat Ukur ... 50

3.4.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 51

3.5. Sampel Penelitian ... 53

3.5.1 Populasi Sasaran ... 53

3.5.2 Karakteristik Populasi... 53

3.5.3 Teknik Sampling ... 53

3.6. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Gambaran Responden………...57

4.2.1 Gambaran Self Efficacy Staf Marketing dengan Aspek-Aspek………...57

4.3 Pembahasan……….……...59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………...………..65

5.2 Saran……….66

5.2.1 Saran penelitian lanjutan.………..66

5.2.2 Saran guna laksana………..………..66

DAFTAR PUSTAKA……….……...67

DAFTAR RUJUKAN………68 LAMPIRAN


(6)

x Universitas Kristen Maranatha Bagan 3.1. Bagan Rancangan Penelitian... 46


(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.1.3 Gambaran responden berdasarkan pendidikan ... 56

4.1.4 Gambaran responden berdasarkan lama bekerja ... 56

4.2 Self efficacy staf marketing ... 57

4.2.1 Self efficacy staf marketing dengan aspek usaha... 57

4.2.1.2 Self efficacy staf marketing dengan aspek pilihan yang dibuat ... 57

4.2.1.3 Self efficacy staf marketing dengan aspek daya tahan ... 57


(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyusun Tugas Akhir (TA), maka peneliti membutuhkan bantuan dari teman-teman staff marketing perusahaan “X”. Kuesioner ini semata -mata hanya untuk kerluan akademis. Kerahasian data terjaga, oleh karena itu tidak perlu ragu-ragu dalam mengisinya.

Bacalah petunjuk pengisian kuesioner terlebih dahulu sebelum mulai menjawab setiap pertanyaan pada kuesioner agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti sangat berharap agar teman-teman dapat mengisi kuesioner ini dengan sungguh-sungguh sesuai keadaan diri dan kondisi teman-teman saat ini, sehingga data yang diberikan dapat berguna.

Terima kasih banyak atas kesediaan untuk meluangkan waktu dan bantuan yang telah diberikan oleh teman-teman.

Hormat Saya.

Penulis


(10)

Data Penunjang

Nama (inisial) :

Usia :

pendidikan terakhir :

Lama bekerja (pengalaman) :

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan, berilah tanda silang (X) pada huruf yang berada di depan pertanyaan yang sesuai dengan diri saudara atau yang saudara anggap paling sesuai dengan diri saudara.

1. Saya menjadikan kegagalan sebagai motivasi saya dalam bekerja : a. Sering sekali

b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

2. Saya menguasai pekerjaan saya sekarang ini : a. Yakin sekali

b. Yakin

c. Kurang yakin d. Tidak yakin

3. Saya merasa cocok dengan pekerjaan saya sekarang ini : a. Yakin sekali

b. Yakin

c. Kurang yakin d. Tidak yakin


(11)

4. Saya melihat rekan kerja saya yang berhasil sebagai pemicu untuk memenuhi target yang diberikan perusahaan:

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

5. Saya melihat rekan kerja saya yang berhasil sebagai contoh dalam memenuhi target yang diberikan perusahaan:

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

6. Saya melihat rekan kerja saya yang berhasil sebagai sumber motivasi untuk memenuhi target yang diberikan perusahaan:

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

7. Saya semakin giat bekerja apabila saya mendapatkan pujian dari atasan atau rekan kerja saya :

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering


(12)

8. Kritik dari atasan atau rekan kerja yang saya rasa kurang mendukung, tidak mempengaruhi hasil kerja saya :

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

9. Saya akan merasa kecewa apabila gagal memenuhi target yang diberikan perusahaan tepat waktu :

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

10.Saya akan merasa cemas apabila harus bertemu dengan calon nasabah: a. Sering sekali

b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

11.Keadaan tubuh yang kurang bugar akan mempengaruhi kinerja saya di kantor : a. Sering sekali

b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering


(13)

12.Saya merasa kurang yakin ketika harus melakukan contacting terhadap nasabah - nasabah baru:

a. Sering sekali b. Sering

c. Kurang sering d. Tidak sering

Hal-hal lain yang mempengaruhi saya dalam bekerja :

____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________


(14)

Kuesioner Self Efficacy

Pada bagian ini terdapat 36 (tiga puluh enam) item peryataan yang berkaitan dengan diri saudara. Di sebelah kanan dari setiap pernyataan terdapat 4 (empat) alternatif jawaban. Saudara diminta untuk memberi tanda silang (X) pada kolom salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara dengan mengikuti pedoman sebagai berikut :

SY : Sangat Yakin Y : Yakin

KY : Kurang Yakin TY : Tidak Yakin

No Pernyataan SY Y KY TY

1. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

2. Saya mampu untuk memilih keputusan yang paling tepat untuk menyelesaikan tugas saya

3. Saya mampu untuk bertahan ketika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas – tugas saya

4. Saya mampu untuk terus bekerja walaupun pekerjaan yang saya lakukan monoton

5 Saya dapat membuat calon nasabah merasa tertarik mendengarkan presentasi

6 Saya mampu untuk terus bekerja walaupun pekerjaan yang saya lakukan monoton

7 Saya mampu untuk bertahan ketika mengalami kesulitan dalam mempresentasikan produk perusahaan kepada calon investor

8 Saya mampu untuk tidak kecewa ketika calon nasabah membatalkan janji bertemu dengan saya


(15)

9 Saya dapat memperkenalkan produk dengan jelas kepada nasabah

10 Saya mampu untuk memberikan cara yang terbaik untuk menjelaskan produk kepada nasabah

11 Saya mampu untuk menjelaskan produk perusahaan secara detail kepada nasabah

12 Saya mampu untuk tetap ramah ketika harus memperkenalkan produk perusahaan

13 Saya dapat memperoleh 2 nasabah setiap bulannya 14 Saya mampu untuk memberikan alternatif pilihan yang

positif untuk perusahaan ketika menghadapi masalah 15 Saya mampu untuk bertahan dengan pekerjaan – pekerjaan

yang diberikan perusahaan

16 Saya mampu untuk merasa nyaman walaupun target yang diberikan perusahaan sangat sulit untuk dicapai

17 Saya dapat menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan nasabah

18 Saya mampu untuk meyakinkan calon investor untuk bergabung dengan perusahaan

19 Saya mampu untuk bertahan dengan investor yang sulit untuk bekerjasama

20 Saya mampu untuk terus bersemangat mencari calon nasabah walalupun menghadapi penolakan

21 Saya dapat memberikan informasi produk terbaru kepada nasabah

22 Saya mampu untuk memberikan alternatif kepada nasabah ketika mengalami kesulitan dalam memahami produk


(16)

perusahaan

23 Saya mampu untuk bertahan ketika nasabah mengalami kesulitan dalam pemahaman produk perusahaan

24 Saya mampu untuk tetap bersemangat walaupun harus terus menerus mengamati dunia perkonomian

25 Saya dapat mencapai target 150.000.000 dalam waktu 2 bulan 26 Saya mampu untuk menemukan cara yang terbaik untuk

menyelesaikan target yang diberikan perusahaan

27 Saya mampu bertahan untuk terus berusaha mendapatkan nasabah baru walaupun sudah mendekati deadline perusahaan

28 Saya mampu untuk terus bekerja dengan tenang walaupun target perusahaan mendekati deadline

29 Saya dapat menjawab semua pertanyaan dari nasabah

30 Saya mampu untuk menemukan calon investor yang tepat untuk saya presentasikan

31 Saya mampu untuk terus mencari calon investor untuk perusahaan 32 Saya mampu untuk tetap ramah terhadap calon nasabah yang

saya temui, walaupun belum mencapai kesepakatan

33 Saya dapat memberikan analisa produk secara akurat kepada nasabah

34 Saya mampu untuk memberikan beberapa cara terbaik untuk menganalisa produk perusahaan

35 Saya mampu untuk bertahan ketika harus terus menerus mengamati gejolak ekonomi

36 Saya mampu untuk merasa nyaman ketika harus menjelaskan produk terbaru berulang kali


(17)

1 Universitas Kristen Maranatha 1.1Latar Belakang Masalah

Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Pertumbuhan di berbagai aspek pun ikut terjadi seperti kemajuan teknologi, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Berbagai sektor pekerjaan dalam industri dan organisasi pun tidak mau ketinggalan. Perkembangan yang pesat dalam bidang tersebut menciptakan persaingan ketat antar berbagai pihak, terutama antar perusahaan sejenis. Perusahaan sejenis akan saling berlomba untuk menjadi yang terbaik di antara saingan-saingannya, menghasilkan produk terbaik dan menguasai pasar. Salah satu perusahaan sejenis yang sedang berkembang adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa.

Perusahaan yang bergerak dibidang jasa, banyak yang bergerak di bidang jasa kosmetik, jasa perbankan, jasa pelayanan kesehatan, jasa transportasi dan jasa konsultasi keuangan. Jasa adalah setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak terhadap pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Philip Kotler, 1994).

Salah satu industri yang bergerak di bidang jasa adalah Perusahaan “X”,

dimana Perusahaan ”X” adalah perusahaan jasa keuangan non bank dan berperan

sebagai mitra utama dalam berinvestasi dan bertransaksi di pasar berjangka, yang bergerak dibidang foreign exchange trading yang merupakan perdagangan mata


(18)

Universitas Kristen Maranatha System”. Penawaran dan permintaan pasar akan menentukan nilai mata uang melalui Valuta Asing (Foreign Exchange), Indeks Saham (Stock Index), Komoditi (Emas) dan Options yang mengikuti pergerakan perdagangan Bursa Berjangka

Jakarta (BBJ). Perusahaan ”X” bergerak di bawah pengawasan BAPPEBTI

(Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi).

Perusahaan “X” adalah salah satu perusahaan berjangka terbaik seluruh

Indonesia, dengan kualifikasi banyaknya volume transaksi yang dilakukan

Perusahaan “X”setiap bulannya dan banyaknya nasabah. Tingginya volume

transaksi dan banyaknya nasabah membuat perusahaan “X” membutuhkan banyak karyawan terutama untuk posisi staf marketing. Perusahaan “X” mempunyai jumlah pegawai kurang lebih 100 orang yang memiliki tugas memenuhi target yang ditetapkan perusahaan, harus mampu membuat pertemuan dengan calon nasabah sebanyak mungkin dan menarik nasabah sebanyak-banyaknya untuk

memenuhi target perusahaan, staf marketing perusahaan “X” juga harus mampu

memperkenalkan produk dari perusahaan “X” itu sendiri. Selain itu mereka juga mempunyai tanggung jawab, seperti memberikan layanan dan kenyamanan untuk nasabah, memberikan informasi terbaru seputar perkembangan perekonomian, mampu untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh nasabah, siap untuk menyediakan waktu setiap saat untuk nasabah. Staf marketing pada perusahaan “X” termasuk pada bagian staf yang memiliki rentang usia 20-35 tahun. Staf marketing di perusahaan “X” mereka juga memiliki tugas perkembangan seperti harus mampu hidup secara otonomi untuk mencukupi kebutuhannya tanpa


(19)

Universitas Kristen Maranatha bergantung pada orang lain dan mampu mengembangkan karir mereka sehingga mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitar.

Menurut HRD Perusahaan “X”, untuk tetap mempertahankan predikat

Perusahaan “X” sebagai perusahaan berjangka terbaik maka dibutuhkan individu

yang tidak gampang putus asa, dan selalu optimis dalam bekerja, apabila seseorang dalam bekerja gampang menunjukkan rasa putus asa dan pesimis dalam bekerja, dapat berakibat buruk pada perusahaan, yang mengakibatkan penurunan jumlah nasabah yang menginvestasikan dananya pada perusahan sehingga transaksi pun akan menurun. Apabila jumlah transaksi menurun akan menyebabkan menurunnya dana operasional bagi perusahaan yang diperoleh dari hasil per transaksi dari para nasabah perusahaan ini, dan bukannya tidak mungkin apabila ini terjadi perusahaan ini dapat bangkrut.

Adanya tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang diberikan perusahaan ”X” pada staf marketing membuat staf marketing tersebut harus lebih giat dalam bekerja terutama dalam memenuhi target perusahaan. Apabila setiap karyawan dapat bekerja dengan baik, seperti dapat memenuhi target perusahaan maka perusahaan akan memberikan evaluasi yang baik pula untuk staf marketing tersebut. Seorang staf marketing diharapkan memiliki self efficacy belief yang merujuk keyakinan tentang kemampuan seseorang dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif (Bandura). Self efficacy belief dapat mempengaruhi pilihan yang dibuat oleh seorang staf marketing, bagaimana usaha yang dikeluarkan staf marketing tersebut dalam bekerja, berapa lama staf marketing


(20)

Universitas Kristen Maranatha tersebut dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan-rintangan (dan saat dihadapkan dengan kegagalan) dan bagaimana penghayatan perasaan staf marketing tersebut terhadap pekerjaannya.

Penghayatan yang kuat mengenai self efficacy belief mendorong prestasi kinerja staf marketing dan kesejahteraan pribadi dalam banyak cara. Staf marketing dengan keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan mereka menganggap tugas yang sulit seperti memenuhi target perusahaan sebagai tantangan yang harus dikuasai, dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Usaha yang penuh keyakinan tersebut memunculkan minat yang berasal dari dalam diri dan usaha itu menyerap perhatian yang mendalam pada aktivitas sehingga dapat menentukan tujuan yang menantang dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Staf marketing juga dapat meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada waktu menghadapi kegagalan seperti mendapat penolakan dari calon nasabah atau tidak berhasil bertemu calon nasabah padahal sudah membuat janji temu. Selain itu staf marketing juga dapat dengan cepat mengembalikan penghayatan terhadap self efficacy belief setelah mereka mengalami kegagalan atau hambatan dalam bekerja. Staf marketing dapat memandang kegagalan dalam bekerja sebagai usaha yang tidak memadai atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan, yang sebetulnya dapat diperoleh. Mereka mendekati situasi-situasi mengancam dengan penuh keyakinan bahwa mereka dapat mengandalikan situasi-situasi tersebut. Usaha yang penuh keyakinan itu menghasilkan prestasi kinerja pribadi, mengurangi stres dan menurunkan kerentanan terhadap depresi.


(21)

Universitas Kristen Maranatha Hal-hal tersebut di atas harus dapat ditunjukkan dan dilakukan oleh

seorang staf marketing di perusahaan ”X” sehingga mendapatkan penilaian positif

dari atasan mereka atau perusahaan. Hasil evaluasi yang positif terhadap kinerja staf marketing yang diberikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi self efficacy belief mereka.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 25 orang staf marketing di

perusahaan ”X”, diperoleh sebanyak 9 responden menyatakan penyebab kesulitan

bekerja berasal dari faktor internal dengan alasan, adanya rasa takut saat akan mengerjakan tugas–tugas yang diberikan, apakah sudah dilakukan dengan benar atau tidak, kesulitan memotivasi diri, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan mempertahankan mood untuk tetap bisa bekerja dengan baik. Sedangkan 16 responden menyatakan penyebab kesulitan berasal dari faktor eksternal dengan alasan, tidak mendapatkan dukungan dari rekan kerja, rasa takut ditegur oleh atasan, fasilitas kantor kurang menunjang pencapaian target seperti tidak tersedianya kendaraan ketika akan melakukan prospek.

Berdasarkan hasil wawancara kepada 25 staf marketing terhadap kemampuan dirinya dalam bekerja didapat, sebanyak 20% staf marketing merasa yakin akan memperoleh hasil yang maksimal dan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tepat waktu. Mereka mengerahkan usaha yang lebih besar daripada sebelumnya, dan mengatakan kondisi fisik kurang berpengaruh terhadap performance mereka. Adanya teman sesama staf marketing mempengaruhi para karyawan, mereka menggunakannya untuk memberi motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya dan tidak mau tertinggal dalam target yang harus


(22)

Universitas Kristen Maranatha dicapainya. Sebanyak 16% staf marketing merasa yakin akan memperoleh hasil yang maksimal dan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan tepat waktu tetapi kepercayaan dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan rendah. Karyawan ini memiliki kekhawatiran terhadap tidak mampunya mencapai target perusahaan.

Dan terdapat 40% staf marketing yang merasa yakin dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu, tetapi tidak yakin akan memperoleh hasil yang maksimal. Bagi mereka sesama staf marketing yang lain bukanlah motivator untuk segera menyelesaikan pekerjaannya, dan mereka tidak mengerahkan usaha yang lebih besar dari sebelumnya.

Sebanyak 24% staf marketing lainnya merasa tidak yakin dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Mereka tidak mengerahkan usaha lebih besar dari sebelumnya, bagi mereka yang terpenting adalah mengerjakan pekerjaan dan dapat menyelesaikan pekerjaannya meskipun tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Mereka mengatakan bila tiba-tiba mood untuk mengerjakan pekerjaan turun atau bahkan hilang, mereka akan berhenti mengerjakan pekerjaannya dan melakukan kegiatan lain. Kondisi fisik yang menurun juga sangat berpengaruh, dapat mengganggu konsenterasi atau menimbulkan rasa malas.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh staf marketing di

perusahaan ”X” yang berbeda-beda dalam menghadapi tuntutan tugas dan

tanggung jawab dari perusahaan maka peneliti ingin mengetahui gambaran self efficacy belief pada staf marketing di perusahaan ”X”, Bandung.


(23)

Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran derajat self efficacy belief terhadap karyawan staf marketing di Perusahaan ”X”, Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Memperoleh gambaran mengenai derajat self efficacy belief pada staf marketing di Perusahaan ”X”, Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kecenderungan antara derajat self efficacy belief pada staf marketing di Perusahaan ”X”, Bandung dengan sumber-sumber self efficacy belief.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1) Untuk memberi informasi bagi disiplin ilmu Psikologi, khususnya dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi yang berkaitan dengan self efficacy belief.

2) Untuk membantu peneliti-peneliti lain yang berminat dalam meneliti lebih lanjut dalam penelitian selanjutnya mengenai self efficacy belief.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1) Memberikan informasi kepada Perusahaan ”X” dalam memahami self


(24)

Universitas Kristen Maranatha dalam merancang program training untuk meningkatkan motivasi staf marketing dalam bekerja.

2) Memberi masukan kepada Perusahaan ”X” dalam membuat kebijakan -kebijakan-kebijakan sehubungan dengan self efficacy belief staf marketing tersebut yang bertujuan untuk memaksimalkan kinerjanya.

3) Memberikan informasi yang lebih jelas kepada staf marketing tentang self efficacy belief dalam bekerja, agar dapat meningkatkan keyakinan dirinya dan dapat membuat perencanaan yang lebih baik lagi dalam bekerja.

1.5Kerangka Pemikiran

Staf marketing di perusahaan ”X” adalah individu yang berada pada tahap perkembangan masa dewasa awal, dengan rentang usia antara 20-30 tahun. Pada masa ini staf marketing dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang lebih kompleks daripada masa sebelumnya, diantaranya adalah kemandirian secara ekonomi dan secara personal, berfokus dan mengembangkan karirnya. Masa desawa awal, sebagai langkah awal untuk memenuhi kemandirian secara ekonomi dan personal, berfokus dan mengembangkan karir, harus mencari pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi dan minatnya sehingga dapat memasuki dunia kerja dan mandiri secara ekonomi. Mendapatkan kemapanan dalam suatu pekerjaan tidaklah mudah, hal ini tergantung dari kemampuan seseorang untuk menunjukkan kemampuan, kemandirian dan keberhasilannya dalam mengerjakan suatu tugas yang diberikan oleh perusahaan dimana perusahaan akan menghargai


(25)

Universitas Kristen Maranatha karyawannya dengan memberikan berbagai macam tunjangan yang dapat mendukung kinerja dan motivasi karyawan tersebut.

Menurut HRD Perusahaan “X”, perusahaan “X” memiliki beberapa strategi untuk dapat bertahan sebagai perusahaan berjangka terbaik saat ini, dimana salah satu strategi utamanya terletak pada bagian marketing. Bagian marketing ini memiliki fokus terhadap nasabah, memahami benar kebutuhan nasabah, dan memberikan serangkaian nilai pelayanan sehingga sangat dibutuhkan seorang staf marketing yang baik dalam hal membentuk dan memelihara hubungan yang baik dengan nasabah. Seorang staf marketing yang bekerja di Perusahaan “X” diharapkan adalah seorang yang ulet, rajin dan tidak gampang putus asa, serta selalu optimis dalam bekerja.

Tugas dan tanggung jawab dari staf marketing di Perusahaan “X” adalah memenuhi target yang ditetapkan perusahaan, harus mampu membuat pertemuan dengan calon nasabah sebanyak mungkin dan menarik nasabah sebanyak-banyaknya untuk memenuhi target perusahaan, selain itu mereka juga harus mampu memperkenalkan produk dari Perusahaan “X” itu sendiri. Staf marketing

di Perusahaan “X” juga mempunyai tanggung jawab, seperti memberikan layanan

dan kenyamanan untuk nasabah, memberikan informasi terbaru seputar perkembangan perekonomian, mampu untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh nasabah, siap untuk menyediakan waktu setiap saat untuk nasabah.

Untuk mendapatkan prestasi dalam bekerja guna memenuhi tugas dan tanggungjawabnya, seorang staf marketing dalam suatu perusahaan diharapkan memiliki self efficacy belief yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Self


(26)

Universitas Kristen Maranatha efficacy belief adalah keyakinan tentang kemampuan seseorang dalam mengatur dan melaksanakan sumber-sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif (Bandura,2002).

Self efficacy belief adalah derajat keyakinan tentang kemampuan staf marketing dalam mengatur dan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan sehubungan dengan tugas dan tanggungjawabnya, yang terdiri dari empat aspek. Aspek-aspek itu meliputi usaha yang dikeluarkan, pilihan yang dibuat, daya tahan dan penghayatan terhadap perasaan yang dialami. Tinggi rendahnya derajat self efficacy pada staf marketing dilihat dari usaha yang dikeluarkan, seberapa yakin usaha yang dikeluarkan oleh staf marketing dengan perusahaan tempat bekerja, calon nasabah, rekan kerja, penyesuaian diri dengan lingkungan sosial. Kedua adalah pilihan yang dibuat, seberapa yakin staf marketing dalam menentukan pilihannya yang berkaitan dengan perusahaan tempat bekerja, calon nasabah, rekan kerja, penyesuaian diri dengan lingkungan sosial. Ketiga adalah daya tahan, seberapa yakin seorang staf marketing memiliki daya tahan dalam menghadapi rintangan-rintangan dalam bekerja seperti, ketika berhadapan dengan perusahaan tempat bekerja, calon nasabah, rekan kerja, penyesuaian diri dengan lingkungan sosial sedangkan aspek yang keempat adalah penghayatan terhadap perasaan yang dialami, seberapa yakin seorang staf marketing mampu menghayati perasaan terhadap pekerjaan yang dihadapi seperti, ketika berhadapan dengan perusahaan tempat bekerja, calon nasabah, rekan kerja, penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.


(27)

Universitas Kristen Maranatha Staf marketing dengan keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan mereka menganggap tugas yang sulit sebagai tantangan yang harus dikuasai, dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Usaha yang penuh keyakinan tersebut memunculkan minat yang berasal dari dalam diri dan usaha itu menyerap perhatian yang mendalam pada aktivitas. Mereka menentukan tujuan yang menantang dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut. Mereka meningkatkan dan mempertahankan usaha mereka pada waktu menghadapi kegagalan. Mereka dengan cepat mengembalikan penghayatan terhadap efficacy setelah mereka mengalami kegagalan atau hambatan. Mereka memandang kegagalan sebagai usaha yang tidak memadai atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan, yang sebetulnya dapat diperoleh. Mereka mendekati situasi-situasi mengancam dengan penuh keyakinan bahwa mereka dapat mengandalikan situasi-situasi tersebut. Usaha yang penuh keyakinan itu menghasilkan prestasi pribadi, mengurangi stress dan menurunkan kerentanan terhadap depresi.

Sebaliknya, staf marketing yang meragukan kemampuan diri mereka akan berusaha menghindari tugas-tugas yang sulit yang dipandang sebagai ancaman terhadap diri mereka. Mereka memiliki aspirasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan-tujuan yang telah mereka tetapkan. Ketika berhadapan dengan tugas yang sulit, mereka terpaku pada kelemahan-kelemahan mereka dan hambatan-hambatan yang akan mereka hadapi, dan kemungkinan hasil yang tidak menyenangkan daripada berkonsentrasi pada bagaimana mereka berusaha untuk mencapai sukses. Mereka menurunkan usahanya dan cepat menyerah dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat bangkit dari kegagalan karena mereka


(28)

Universitas Kristen Maranatha melihat performance yang kurang sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai kemampuan mereka sehingga mudah terkena stres dan depresi.

Staf marketing yang memiliki Self efficacy belief yang tinggi akan memandang target yang diberikan oleh perusahaan sebagai tantangan yang harus dikuasai dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu yang harus dihindari. Staf marketing tersebut akan menentukan tujuan untuk mendapatkan hasil pengerjaan yang maksimal dan berkomitmen terhadap tujuan tersebut sehingga memberikan usaha yang penuh dengan keyakinan untuk menyelesaikan target yang diberikan perusahaan tersebut tepat waktu. Staf marketing tersebut akan mengeluarkan usaha yang lebih besar apabila menemui hambatan dalam pencapaian target yang diberikan oleh perusahaan dan mampu mengontrol sumber stres agar tidak mempengaruhi kesehatan fisik karyawan itu sendiri. Apabila mereka menemui kegagalan dalam pencapaian target, mereka akan menganggap bahwa hal itu terjadi karena kurangnya usaha yang dikeluarkan dan bukan karena mereka tidak mampu untuk mencapai target tersebut.

Staf marketing yang memiliki Self efficacy belief yang rendah akan menentukan tujuan hanya untuk menyelesaikan pencapaian perusahaan, bukan hasil yang optimal. Staf marketing yang memiliki Self efficacy belief yang rendah akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindari situasi-situasi yang mengharuskannya pencapaian target dengan tantangan dan tingkat kesulitan yang tinggi seperti menghindari pencarian investor diluar lingkungan yang biasa mereka hadapi. Apabila mereka menemui hambatan dan kegagalan untuk


(29)

Universitas Kristen Maranatha memenuhi target yang diberikan perusahaan, maka mereka akan menganggap bahwa memang mereka tidak mampu untuk mencapai target tersebut dan menyerah, dan tidak mampu mengontrol sumber stres agar tidak mempengaruhi kondisi kesehatan fisik mereka.

Self efficacy belief yang terbentuk dapat mempengaruhi seorang staf marketing dalam pilihan yang dibuat, usaha yang dikeluarkan staf marketing tersebut, berapa lama karyawan tersebut dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan-rintangan (dan saat dihadapkan dengan kegagalan) dan bagaimana penghayatan perasaannya terhadap kejadian atau masalah yang dihadapi.

Individu yang mempunyai penghayatan terhadap Self efficacy belief yang tinggi membayangkan skenario sukses yang memberikan tuntutan yang positif dan dukungan untuk pelaksanaan pencapaian. Individu yang mempunyai penghayatan terhadap Self efficacy belief yang rendah membayangkan skenario kegagalan dan terpaku pada berbagai hal yang mengganggu. Fungsi utama dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk meramal kejadian dan mengembangkan cara untuk mengendalikan hal yang mempengaruhi hidup mereka (Bandura, 2002). Staf marketing harus mengolah pengetahuan yang mereka miliki untuk membangun pilihan, menimbang, mengintergrasikan faktor prediktif, menguji, memperbaiki penilaian-penilaian hasil dari tindakan mereka serta akibat terhadap jangka panjang dan jangka pendek, juga untuk mengingat faktor mana dan bagaimana faktor itu terlaksana dengan baik.

Setelah keempat sumber Self efficacy belief diolah dalam cognitive processes, terbentuklah self efficacy belief yang dapat mempengaruhi besar


(30)

Universitas Kristen Maranatha keyakinan dalam menetapkan rangkaian tindakan yang dipilih untuk diteruskan, besar keyakinan untuk mampu mengerahkan dan mengarahkan usaha, besar keyakinan untuk tekun dan memiliki daya tahan saat berhadapan dengan hambatan dan kegagalan, besar keyakinan untuk mampu mengatasi masalah atas tuntutan-tuntutan lingkungan selama proses pencapaian target kerja, besar keyakinan dalam memaknakan pencapaian yang telah diraih (Bandura, 2002).

. Staf marketing dengan self efficacy belief yang tinggi akan memiliki keyakinan untuk menetapkan target nasabah yang menantang bagi diri mereka sendiri dan memiliki komitmen terhadap target yang telah mereka buat. Target tersebut bukan hanya mengenai target yang telah ditetapkan perusahaan melainkan juga target pribadi mereka. Sebaliknya pada staf marketing yang memiliki self efficacy belief rendah, menetapkan target yang lebih rendah dan seringkali mudah menyerah saat mendapat hambatan dan rintangan. Tugas yang berat dirasakan staf marketing yang memiliki self efficacy belief rendah sebagai beban, bukan tantangan. Mereka memiliki daya juang dan usaha yang rendah, mengalami kesulitan membuat rencana kerja yang jelas, menetapkan target, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bangkit setelah mengalami kegagalan.

Menurut Bandura, self efficacy belief staf marketing dapat dikembangkan secara kognitif melalui empat sumber utama, yaitu : mastery experiences, vicarious experiences, social persuasion dan physiological and affective states. Hal tersebut dapat menjadi instruktif hanya melalui proses kognitif dan pemikiran secara reflektif. Oleh karena itu, harus dapat dibedakan antara informasi yang


(31)

Universitas Kristen Maranatha diperoleh melalui kejadian yang dialami dengan informasi yang telah dipilih, dipertimbangkan dan diintegrasikan menjadi penilaian self efficacy belief.

Mastery experiences adalah cara paling efektif untuk menciptakan penghayatan yang kuat mengenai efficacy. Mastery experiences adalah pengalaman bahwa staf marketing mampu menguasai keterampilan tertentu. Jika seorang staf marketing hanya mengalami sukses yang mudah dicapai, mereka akan mengharapkan hasil yang cepat dan dengan mudah menyerah kalau menghadapi kegagalan. Penghayatan efficacy yang dapat bertahan membutuhkan pengalaman dalam mengatasi rintangan-rintangan melalui usaha yang ulet atau terus menerus. Staf marketing yang mengalami keberhasilan memenuhi target yang diberikan perusahaan dimasa lalunya dapat membangun keyakinan self efficacy belief-nya dan pengalaman kegagalan ketika mendapat penolakan dari calon nasabah atau tidak berhasil bertemu calon nasabah padahal sudah membuat janji temu dapat menghambat self efficacy belief. Pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang dialami staf marketing akan diolah dalam cognitive processes. Seseorang yang menghayati keberhasilan atau kegagalannya sebagai suatu hasil dari usahanya sendiri akan membentuk self efficacy belief yang tinggi. Sebaliknya seseorang yang menghayati keberhasilan atau kegagalannya sebagai kurangnya kemampuan diri, akan membentuk self efficacy belief yang rendah. Artinya, bagaimana individu mengolah penghayatan mengenai keberhasilan atau kegagalannya pada cognitive processes akan mempengaruhi derajat self efficacy belief-nya (Bandura, 2002).


(32)

Universitas Kristen Maranatha Vicarious experiences adalah sumber kedua untuk menciptakan dan memperkuat self efficacy belief melalui vicarious experience atau pengalaman yang dapat diamati staf marketing dari seorang model sosial seperti teman dilingkungan pekerjaan. Staf marketing yang melihat individu lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya mampu menyelesaikan target yang diberikan perusahaan tepat pada waktunya, akan meningkatkan kepercayaan dirinya bahwa dia juga dapat memiliki kemampuan untuk menyelesaikan target yang diberikan perusahaan tepat waktu. Namun dapat terjadi sebaliknya, bila staf marketing melihat individu lain tersebut mengalami kegagalan dan tidak dapat menyelesaikan target yang diberikan perusahaan tepat waktu meskipun sudah berusaha kuat, akan menurunkan penilaian terhadap efficacy dirinya dan menurunkan usaha staf marketing tersebut dalam menyelesaikan target yang diberikan perusahaan tepat waktu. Staf marketing yang menghayati keberhasilan dari orang-orang tersebut menjadi suatu keberhasilan yang bisa saja terjadi pada dirinya akan mengalami peningkatan self efficacy belief. Sebaliknya, staf marketing yang menghayati kegagalan dari orang-orang tersebut menjadi suatu kegagalan yang bisa saja terjadi pada dirinya akan mengalami penurunan self efficacy belief. Bagaimana individu mengolah penghayatan mengenai keberhasilan atau kegagalan orang lain yang signifikan terhadap dirinya pada cognitive processes akan mempengaruhi derajat Self efficacy belief-nya (Bandura, 2002).

Social persuasion adalah keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki hal-hal yang dibutuhkan untuk berhasil. Staf marketing yang dipersuasi secara


(33)

Universitas Kristen Maranatha verbal, bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menguasai aktivitas tertentu cenderung menggerakkan usaha yang lebih besar dan mempertahankan usahanya dalam menghadapi masalah. Staf marketing yang diberikan reward berupa pujian, maka cenderung mengerahkan usaha yang lebih besar dan mempertahankannya, namun apabila staf marketing sering diberikan punishment atau diremehkan, cenderung untuk menghindari pekerjaan yang sulit atau menantang dan menyerah bila menghadapi kesulitan untuk menyelesaikan target yang diberikan oleh perusahaan. Nasehat, masukan, dukungan, dan pujian dapat menjadi persuasi verbal yang positif, sedangkan kritik, kata-kata yang menunjukkan tidak adanya dukungan, kata-kata yang meremehkan, dan cemoohan dapat menjadi persuasi verbal yang negatif. Staf marketing yang menghayati persuasi verbal sebagai suatu hal yang negatif, yang mengisyaratkan bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaannya secara optimal, akan menurunkan self efficacy belief-nya. Bagaimana individu mengolah persuasi verbal yang ia terima dalam cognitive processes akan mempengaruhi derajat self efficacy belief-nya (Bandura, 2002).

Physiological and affective states adalah kondisi dimana keadaan fisik dan keadaan emosional untuk menilai kemampuan diri sendiri. Dimana, staf marketing menginterpretasikan reaksi stres dan ketegangan mereka sebagai tanda-tanda kerentanan terhadap hasil kerja yang tidak memuaskan. Staf marketing dengan self efficacy belief yang tinggi cenderung memandang ketergugahan afektif sebagai fasilitator yang memberikan energi pada performance-nya, seperti misalnya staf marketing yang tidak berhasil memenuhi target yang diberikan


(34)

Universitas Kristen Maranatha perusahaan tepat waktu, akan merasa kecewa namun hal ini membuat staf marketing tersebut berusaha lebih keras lagi untuk menyelesaikan target yang diberikan perusahaan. Sedangkan staf marketing dengan self efficacy belief yang rendah melihatnya sebagai sesuatu yang menghambat dalam penyelesaian target yang diberikan perusahaan. Penghayatan mengenai kondisi fisik maupun emosi tersebut akan diolah dalam cognitive processes. Staf marketing yang menghayati kondisi fisik maupun emosinya sedang dalam keadaan optimal akan mengalami peningkatan self efficacy belief. Staf marketing yang menghayati tubuhnya sedang dalam keadaan bugar dan suasana hatinya sedang bahagia, merasa lebih yakin untuk mampu melakukan pekerjaannya sehari-hari, yaitu mencari nasabah. Sebaliknya, staf marketing yang menghayati fisik maupun emosinya sedang dalam keadaan kurang optimal akan mengalami penurunan self efficacy belief. Staf marketing yang menghayati tubuhnya sedang dalam keadaan kurang sehat atau kelelahan dan suasana hatinya sedang murung atau bersedih, merasa kurang yakin untuk mampu melakukan pekerjaannya sehari-hari, yaitu mencari nasabah. Bagaimana individu mengolah penghayatan mengenai kondisi fisik maupun kondisi emosinya dalam cognitive processes akan mempengaruhi tingkat self efficacy belief-nya (Bandura, 2002). Keempat sumber self efficacy belief tersebut akan diolah secara kognitif oleh tiap staf marketing hingga memiliki derajat self efficacy belief yang berbeda-beda tergantung bagaimana mereka mengolah informasi yang diperoleh dalam cognitive processes.

Individu yang mempunyai penghayatan terhadap self efficacy belief yang tinggi membayangkan skenario sukses yang memberikan tuntutan yang positif


(35)

Universitas Kristen Maranatha dan dukungan untuk pelaksanaan pencapaian. Individu yang mempunyai penghayatan terhadap self efficacy belief yang rendah membayangkan skenario kegagalan dan terpaku pada berbagai hal yang mengganggu. Fungsi utama dari pikiran adalah memungkinkan orang untuk meramal kejadian dan mengembangkan cara untuk mengendalikan hal yang mempengaruhi hidup mereka (Bandura, 2002). Staf marketing harus mengolah pengetahuan yang mereka miliki untuk membangun pilihan, menimbang, mengintergrasikan faktor prediktif, menguji, memperbaiki penilaian-penilaian hasil dari tindakan mereka serta akibat terhadap jangka panjang dan jangka pendek, juga untuk mengingat faktor mana dan bagaimana faktor itu terlaksana dengan baik.

Setelah keempat sumber self efficacy belief diolah dalam cognitive processes, terbentuklah self efficacy belief yang dapat mempengaruhi besar keyakinan dalam menetapkan rangkaian tindakan yang dipilih untuk diteruskan, besar keyakinan untuk mampu mengerahkan dan mengarahkan usaha, besar keyakinan untuk tekun dan memiliki daya tahan saat berhadapan dengan hambatan dan kegagalan, besar keyakinan untuk mampu mengatasi masalah atas tuntutan-tuntutan lingkungan selama proses pencapaian target kerja, besar keyakinan dalam memaknakan pencapaian yang telah diraih (Bandura, 2002).

. Staf marketing dengan self efficacy belief yang tinggi akan memiliki keyakinan untuk menetapkan target nasabah yang menantang bagi diri mereka sendiri dan memiliki komitmen terhadap target yang telah mereka buat. Target tersebut bukan hanya mengenai target yang telah ditetapkan perusahaan melainkan juga target pribadi mereka. Sebaliknya pada staf marketing yang


(36)

Universitas Kristen Maranatha memiliki self efficacy belief rendah, menetapkan target yang lebih rendah dan seringkali mudah menyerah saat mendapat hambatan dan rintangan. Tugas yang berat dirasakan staf marketing yang memiliki self efficacy belief rendah sebagai beban, bukan tantangan. Mereka memiliki daya juang dan usaha yang rendah, mengalami kesulitan membuat rencana kerja yang jelas, menetapkan target, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bangkit setelah mengalami kegagalan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan bagan kerangka berpikir di bawah ini :

1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Tugas staf marketing :

1. Memenuhi target perusahaan

2. Melakukan pertemuan&menarik nasabah sebanyak-banyaknya

3. Memperkenalkan produk perusahaan

4. Memeberikan pelayanan&kenyamanan untuk nasabah

5. Memberikan informasi terbaru mengenai dunia perekonomian

Staf marketing di

Perusahaan “X” Penilaian Kognitif Self Efficacy Belief

Tinggi Rendah yang 1. Mastery experiences 2. Vicarious experiences

3. Social persuasion

4. Physiological and affective states

1. Usaha yang dikeluarkan 2. Pilihan yang dibuat 3. Daya tahan

4. Penghayatan terhadap perasaan yang dialami


(37)

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat diasumsikan bahwa :

1) Staf marketing usia 20-30 memiliki derajat self efficacy belief yang berbeda-beda.

2) Staf marketing melakukan penilaian kognitif dalam membentuk self efficacy belief-nya terhadap usaha yang dikeluarkan, pilihan yang dibuat, daya tahan dan penghayatan terhadap perasaan yang dialami.

3) Penilaian kognitif (cognitive appraisal) menentukan tinggi rendahnya derajat self efficacybelief yang dihayati oleh staf marketing.


(38)

65 Universitas Kristen Maranatha 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai self efficacy belief terhadap karyawan

staf marketing di Perusahaan ”X”, Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat sebanyak 22 orang (55%) staf marketing memiliki self efficacy belief yang rendah dalam bekerja dan sebanyak 18 orang (45 %) staf marketing

Perusahaan “X” memiliki self efficacy belief yang tinggi dalam bekerja.

2. Staf marketing Perusahaan “X” dengan self efficacy belief yang tinggi, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penolakan nasabah, pencapaian target, mengerjakan pekerjaan monoton seperti memantau pasar global, atau memenuhi target menelpon setiap harinya.

3. Staf marketing perusahaan “X” memiliki usaha yang rendah. Sebagian besar staf marketing memiliki self efficacy belief yang rendah dalam usahanya memenuhi target perusahaan baik target dalam bentuk rupiah maupun ketepatan waktu.

4. Tinggi rendahnya self efficacy belief staf marketing perusahaan “X” berkaitan juga dengan 4 sumber, yaitu : mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective states, dimana sebagian besar staf marketing Perusahaan “X” Staf marketing Perusahaan “X” merasa


(39)

Universitas Kristen Maranatha yakin dan cocok akan apa yang sedang mereka kerjakan. Staf marketing juga melihat keberhasilan rekan sekerja dan menjadikannya sebagai contoh untuk memotivasi dirinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan

1. Bila penelitian yang serupa dilakukan baik di kota Bandung maupun di kota lain agar menggunakan teknik korelasi sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih mendalam tentang self efficacy belief staf marketing.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam sumber-sumber yang mempengaruhi self efficacy belief staf marketing dan staff bagian lain di

Perusahaan ”X” yang mendukung keberhasilan pencapaian target perusahaan.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Bagi staf marketing yang memiliki self efficacy belief yang rendah, disarankan agar mampu mempersepsi dan menginterpretasi kegagalan yang dialami kearah positif dengan menjadikan kegagalan yang dialami sebagai pemicu agar lebih meningkatkan semangat dalam mengejar target.

2. Bagi staf marketing yang memiliki self efficacy belief yang tinggi, disarankan agar dapat mempertahankan dan mengendalikan self efficacy belief dengan tetap


(40)

Universitas Kristen Maranatha yakin pada kemampuan yang dimilikinya sehingga membantu mereka dalam mengejar target dan memenuhi tugas pekerjaannya tepat waktu.

3. Bagi Perusahaan “X” mengadakan lebih banyak pelatihan dan seminar bagi staf marketing guna meningkatkan keyakinan diri setiap staf marketing .


(41)

68 Universitas Kristen Maranatha Control.

5th .ed. New York: W. H. Freeman and Company.

Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi ke-lima. Jakarta: Erlangga.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsini 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Parametrik. Edisi revisi VI. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta


(42)

69 Universitas Kristen Maranatha Majalah Bisnis SWA, 15Thed, 2002

Tabloid Investor Daily, 12nded, 2001 Tabloid Futures Monthly, 12nd ed, 2006

Heriwanter Hariandja 2009. Outline Skripsi : Hubungan Self Efficacy terhadap pengerjaan skripsi kepada mahasiswa fakultas “X” Universitas Kristen Maranatha. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Vika Yanuar 209. Outline Skripsi : Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy pada mahasiswa Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK lebih dari satu kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.


(1)

1.6Asumsi

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat diasumsikan bahwa :

1) Staf marketing usia 20-30 memiliki derajat self efficacy belief yang berbeda-beda.

2) Staf marketing melakukan penilaian kognitif dalam membentuk self efficacy belief-nya terhadap usaha yang dikeluarkan, pilihan yang dibuat, daya tahan dan penghayatan terhadap perasaan yang dialami.

3) Penilaian kognitif (cognitive appraisal) menentukan tinggi rendahnya derajat self efficacy belief yang dihayati oleh staf marketing.


(2)

65 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai self efficacy belief terhadap karyawan staf marketing di Perusahaan ”X”, Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat sebanyak 22 orang (55%) staf marketing memiliki self efficacy belief yang rendah dalam bekerja dan sebanyak 18 orang (45 %) staf marketing Perusahaan “X” memiliki self efficacy belief yang tinggi dalam bekerja.

2. Staf marketing Perusahaan “X” dengan self efficacy belief yang tinggi, memiliki daya tahan yang tinggi terhadap penolakan nasabah, pencapaian target, mengerjakan pekerjaan monoton seperti memantau pasar global, atau memenuhi target menelpon setiap harinya.

3. Staf marketing perusahaan “X” memiliki usaha yang rendah. Sebagian besar staf marketing memiliki self efficacy belief yang rendah dalam usahanya memenuhi target perusahaan baik target dalam bentuk rupiah maupun ketepatan waktu.

4. Tinggi rendahnya self efficacy belief staf marketing perusahaan “X” berkaitan juga dengan 4 sumber, yaitu : mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, dan physiological and affective states, dimana sebagian besar staf marketing Perusahaan “X” Staf marketing Perusahaan “X” merasa


(3)

yakin dan cocok akan apa yang sedang mereka kerjakan. Staf marketing juga melihat keberhasilan rekan sekerja dan menjadikannya sebagai contoh untuk memotivasi dirinya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan

1. Bila penelitian yang serupa dilakukan baik di kota Bandung maupun di kota lain agar menggunakan teknik korelasi sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih mendalam tentang self efficacy belief staf marketing.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggali lebih dalam sumber-sumber yang mempengaruhi self efficacy belief staf marketing dan staff bagian lain di Perusahaan ”X” yang mendukung keberhasilan pencapaian target perusahaan.

5.2.2 Saran Guna Laksana

1. Bagi staf marketing yang memiliki self efficacy belief yang rendah, disarankan agar mampu mempersepsi dan menginterpretasi kegagalan yang dialami kearah positif dengan menjadikan kegagalan yang dialami sebagai pemicu agar lebih meningkatkan semangat dalam mengejar target.

2. Bagi staf marketing yang memiliki self efficacy belief yang tinggi, disarankan agar dapat mempertahankan dan mengendalikan self efficacy belief dengan tetap


(4)

67

Universitas Kristen Maranatha yakin pada kemampuan yang dimilikinya sehingga membantu mereka dalam mengejar target dan memenuhi tugas pekerjaannya tepat waktu.

3. Bagi Perusahaan “X” mengadakan lebih banyak pelatihan dan seminar bagi staf marketing guna meningkatkan keyakinan diri setiap staf marketing .


(5)

Bandura, Albert. Stanford University, 2002. Self efficacy : The Exercise of Control.

5th .ed. New York: W. H. Freeman and Company.

Hurlock, E.B. 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi ke-lima. Jakarta: Erlangga.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsini 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Parametrik. Edisi revisi VI. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta


(6)

69 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

www.mifx.com www.bappebti.go.id

Majalah Bisnis SWA, 15Thed, 2002 Tabloid Investor Daily, 12nded, 2001 Tabloid Futures Monthly, 12nd ed, 2006

Heriwanter Hariandja 2009. Outline Skripsi : Hubungan Self Efficacy terhadap pengerjaan skripsi kepada mahasiswa fakultas “X” Universitas Kristen Maranatha. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Vika Yanuar 209. Outline Skripsi : Studi Deskriptif Mengenai Self Efficacy pada mahasiswa Psikologi yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK lebih dari satu kali di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung.