AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis) DAN KULIT BUAH Aktivitas Antidiabetes Melitus Ekstrak Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Dan Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria Longan (Lour.) Steud) Terhadap Tikus Putih

AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS EKSTRAK KULIT
BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis) DAN KULIT BUAH
KELENGKENG (Euphoria longan (Lour.) Steud) TERHADAP
TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI
ALOKSAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
ENI SETYOWATI
K100100179

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2014

ii

AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANIS
(Citrus sinensis) DAN KULIT BUAH KELENGKENG (Euphoria longan (Lour.) Steud)

TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI
ALOKSAN
ANTIDIABETIC MELLITUS ACTIVITY EXTRACT OF SWEET ORANGE FRUIT
PEEL (Citrus sinensis) AND LONGAN FRUIT PEEL (Euphoria longan (Lour.) Steud)
ON MALE WHITE RATS WISTAR STRAIN INDUCED BY ALLOXAN
Muhtadi*,Eni Setyowati**, Tanti Azizah
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102
*Email : pmuhtadi@gmail.com
**Email : ens_tyowati@yahoo.com

ABSTRAK
Kulit buah jeruk manis (Citrus sinensis) dan kulit buah kelengkeng (Euphoria longan (Lour.) Steud)
mengandung flavonoid dan diduga mempunyai efek hipoglikemik. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas
antidiabetes ekstrak kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng terhadap tikus putih jantan galur wistar
yang dinduksi aloksan. Metode penelitian ini adalah pre and post test with control group design. Empat puluh
ekor tikus dibagi dalam 8 kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol negatif) diberi CMC-Na 0,5%, kelompok II
(kontrol positif) diberi glibenklamid 0,45mg/kgBB, kelompok III, IV, V diberi ekstrak kulit buah jeruk manis
dengan dosis berturut-turut 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, kelompok VI, VII, VIII diberi ekstrak
kulit buah kelengkeng dengan dosis berturut-turut 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB. Sebelumnya

tikus diinduksi aloksan monohidrat dosis 150 mg/kgBB secara intraperitoneal, 4 hari kemudian tikus dengan
kadar glukosa darah ± 200 mg/dL digunakan dalam penelitian. Perlakuan pada tikus diabetes selama 10 hari
dengan 4 kali pengambilan darah yaitu hari ke-0, 4, 11 dan 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
kulit buah jeruk manis dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB memiliki aktivitas menurunkan
kadar glukosa darah dengan persentase penurunan berturut-turut sebesar 39,24±4,96%; 46,18±6,60% dan
61,36±5,57%. Ekstrak kulit buah kelengkeng dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB memiliki
aktivitas menurunkan kadar glukosa darah dengan persentase penurunan berturut-turut sebesar 29,59±4,44%;
36,96±3,88% dan 57,78±9,38%.
Kata kunci : Citrus sinensis, Euphoria longan (Lour.) Steud, glukosa darah

ABSTRACT
Sweet oranges fruit peel (Citrus sinensis) and Longan fruit peel (Euphoria Longan (Lour.) Steud)
contain flavonoids and assumed to have hypoglycemic effect. This study purposed to determine the activity
antidiabetic of extract of sweet orange fruit peel and longan fruit peel on male white rats wistar strain induced
by alloxan. Forty rats were divided into 8 treatment group. Group I (negative control) were treated by CMC-Na
0.5%, group II (positive control) were treated by glibenclamide 0.45 mg/kg BW, group III, IV, V were treated by
extract of sweet orange fruit peel 125 mg/kgBW, 250 mg/kgBW, 500 mg/kgBW respectively, group VI, VII, VIII
were treated by extract of longan fruit peel 125 mg/kgBW, 250 mg/kgBW, 500 mg/kgBW respectively. Previous
rats induced alloxan 150 mg/kgBW intraperitoneally, 4 day later, the rats with blood glucose level ± 200 mg/dL
is use for research. Treatment of diabetic rats for 10 days with 4 time the blood sampling at 0, 4, 11 and 15 day.

The results showed that the extract of sweet orange fruit peel dose of 125 mg/kgBW, 250 mg/kgBW and 500
mg/kgBW has blood glucose lowering activity with the percentage of reduction 39.24±4.96%; 46.18±6.60% and
61.36±5.57% respectively. Extract of longan fruit peel dose of 125 mg/kgBW, 250 mg/kgBW and 500 mg/kgBW
has blood glucose lowering activity with the percentage of reduction 29.59±4.44%; 36.96±3.88% and
5.,78±9.38% respectively.
Key words: Citrus sinensis, Euphoria longan (Lour.) Steud, blood glucose

1

PENDAHULUAN
Angka kejadian diabetes melitus dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan,
survei WHO tahun 2005 Indonesia menempati peringkat ke-4 jumlah penderita diabetes
terbanyak di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Prevalensinya mencapai 8,6 %
dari total penduduk dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai 21,3 juta penderita di
tahun 2030 (Iskandar, 2010). Oleh karena itu kini penyakit diabetes melitus mendapat banyak
perhatian dari berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan pengelolaan. Diabetes melitus
merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa
darah diatas nilai normal karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
(Perkeni, 2011).
Pengelolaan dan pencegahan komplikasi pada penderita DM dilakukan melalui

pengaturan kadar glukosa yang baik dengan terapi non farmakologis maupun farmakologis.
Penggunaan obat antidiabetes kebanyakan berlangsung lama dan menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan serta tingginya biaya pengobatan sehingga diperlukan
alternatif terapi untuk mengurangi timbulnya beberapa efek samping dan biaya pengobatan.
Salah satunya dengan memanfaatkan tanaman yang diketahui berkhasiat hipoglikemik yang
berada disekitar kita. Pada tahun 1980 WHO merekomendasikan agar dilakukan penelitian
terhadap tanaman yang memilikki efek hipoglikemik karena penggunaan obat-obat
hipoglikemik yang kurang aman (Kumar et al., 2005). Hasil p enelitian yang dilakukan
Parmar & Kar (2007) menyatakan bahwa ekstrak kulit jeruk manis berpotensi sebagai
antidiabetes. Pemberian ekstrak kulit jeruk manis pada mencit jantan dengan dosis 25
mg/kgBB mampu menormalkan kondisi-kondisi merugikan akibat penginduksian aloksan.
Kandungan senyawa dalam kulit buah jeruk antara lain flavon glikosida, triterpen, pigmen,
flavon polimetoksilat dan flavonoid (Milind & Dev, 2012). Kandungan flavonoid inilah
yang diduga memilikki aktivitas antidiabetes. Aksi flavonoid sebagai antidiabetes diduga
dengan meregenerasi kerusakan sel beta pankreas (Dheer & Bhatnagar, 2010) dan
merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin (Kawatu dkk., 2013). Kulit buah
kelengkeng mengandung asam galat, flavon glikosida dan hidroksinamat dengan kandungan
utama flavon berupa kaempferol dan kuersetin (Jaitrong et al., 2006). Menurut Annida
(2011) kandungan fenolik dan flavonoid total dari kulit dan biji buah kelengkeng cukup
tinggi dan berpotensi sebagai sumber antioksidan alami. Hasil penelitian praklinis

melaporkan bahwa kaempferol mempunyai aktivitas antidiabetes (Montano et al., 2011).
Selain itu kuersetin juga ditemukan mempunyai aktivitas menghambat α-glukosidase yang
mampu menurunkan kadar glukosa darah (Zhang et al., 2011).
2

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas ternyata kulit buah jeruk manis dan kulit buah
kelengkeng yang selama ini hanya berakhir sebagai sampah dari hasil beberapa penelitianpenelitian sebelumnya mempunyai senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan, salah satunya
sebagai antidiabetes. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas
antidiabetes dari ekstrak kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng terhadap tikus
putih jantan galur Wistar yang diinduksi aloksan.

METODE PENELITIAN

Alat
Alat-alat yang digunakan adalah neraca analitik, penggiling simplisia (blender),
maserator, waterbath (memmert), rotary evaporator (stuart), timbangan hewan (triple beam
balance), minisipin ependorf (hamburg), tabung ependorf, spektrofotometer UV/Vis
(Stardust),

kuvet (plastibrand), mikropipet (socorex), vortex (thermolyne), spuit injeksi


(terumo), holder, sonde lambung dan alat-alat gelas (pyrex).

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan kulit buah jeruk manis, kulit buah kelengkeng, etanol
96%, aseton, tikus jantan galur Wistar sehat, umur 2-3 bulan, berat 150-300 gram, aloksan
monohidrat (Sigma Aldrich), aquabidestilata steril for injection, CMC-Na, GOD-PAP
(Glucose Oksidase Phenol 4-Aminoantipirin) dari Diagnostic Systems International (Diasys),
dan glibenklamid (Indofarma).
Penyiapan Bahan
Kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng diperoleh dari pasar Gede,
Surakarta. Kulit buah yang diambil kemudian dibersihkan, dirajang kecil-kecil, dikeringkan,
kemudian diserbukan dengan blender. Serbuk kulit buah kemudian ditimbang dan siap untuk
diekstraksi.

Ekstraksi kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng
Ekstrak kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng dibuat dengan metode
maserasi menggunakan cairan penyari etanol 96% : aseton (4:1). Sebanyak 2,5 kg Serbuk
kulit buah jeruk manis direndam dalam 10 L etanol 96% dan 2,5 L aseton dan untuk serbuk
3


kulit buah kelengkeng sebanyak 2 kg direndam dalam 8 L etanol 96% dan 2 L aseton
terlindung dari cahaya matahari dan diaduk setiap hari selama 3 hari. Hasil maserasi
kemudian disaring dengan corong Buchner. Sisa ampas diremaserasi 2 kali. Ekstrak cair
yang diperoleh dipekatkan dengan evaporator, kemudian diuapkan dengan waterbath
sampai diperoleh ekstrak kental.

Cara pengambilan darah
Pengambilan darah dilakukan melalui vena lateralis yang terdapat di ekor tikus
sebanyak 0,5 mL lalu ditampung di tabung ependorf, kemudian disentrifugasi menggunakan
minispin selama 20 menit dengan kecepatan 12.000 rpm untuk mendapatkan serumnya.
Selanjutnya supernatan diambil menggunakan mikropipet sebanyak 10 µL dimasukkan
kedalam kuvet kemudian ditambah 1000 µL campuran pereaksi GOD-PAP dan diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 37oC. Kemudian blanko, standar dan sampel dibaca serapannya
menggunakan spektrofotometer visible λ 500 nm.
Uji aktivitas antidiabetes
Hewan uji dibagi secara acak dalam 8 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor
tikus. Masing-masing tikus diambil darahnya yang sebelumnya dipuasakan dulu selama 1215 jam dan diukur kadar glukosa darah awal. Selanjutnya semua kelompok diinduksi
intraperitonial dengan aloksan monohidrat 150 mg/kgBB (Sujono dan Sutrisna, 2010).
Empat hari setelah diinduksi aloksan kadar glukosa darah tikus diukur kembali, jika terjadi

kenaikan kadar glukosa darah tikus menjadi ± 200 mg/dL maka tikus dianggap sudah
diabetes. Kemudian setiap kelompok diberi perlakuan sebagai berikut :
1) Kelompok I

: kontrol negatif, diberi CMC-Na 0,5% .

2) Kelompok II

: kontrol positif, diberi Glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB.

3) Kelompok III

: ekstrak kulit buah jeruk manis dosis 125 mg/kgBB.

4) Kelompok IV : ekstrak kulit buah jeruk manis dosis 250 mg/kgBB.
5) Kelompok V

: ekstrak kulit buah jeruk manis dosis 500 mg/kBB.

6) Kelompok VI : ekstrak kulit buah kelengkeng dosis 125 mg/kgBB.

7) Kelompok VII : ekstrak kulit buah kelengkeng dosis 250 mg/kgBB.
8) Kelompok VIII : ekstrak kulit buah kelengkeng dosis 500 mg/kgBB.
Selanjutnya setelah 10 hari diberi perlakuan, kadar glukosa darah tikus diukur kembali
untuk dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diinduksi aloksan pada hari ke-4.
4

Analisis Data
Data pengukuran kadar glukosa darah tikus yang diperoleh dari 3 titik pengambilan
darah tikus yaitu glukosa awal pada hari ke-0, glukosa post aloksan pada hari ke-4, glukosa
akhir pada hari ke-15 dianalisis menggunakan uji statistik dengan menggunakan software
program SPSS versi 17 for windows. Analisis statistik yang digunakan adalah uji distribusi
normal (uji Shapiro-Wilk) dan uji homogenitas (uji Levene). Dilanjutkan dengan analisis non
parametrik (Uji Kruskal-Wallis) untuk melihat apakah terdapat perbedaan penurunan kadar
glukosa darah tikus antar kelompok yang bermakna. selanjutnya (uji Mann-Whitney) untuk
mengetahui kelompok mana yang memberikan nilai berbeda bermakna dengan kelompok
lainnya.
Persentase penurunan kadar glukosa darah dapat dihitung dengan rumus :
% PKGD =

x 100%


HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi kulit buah jeruk manis dan kulit buah kelengkeng menggunakan teknik
maserasi dengan pelarut etanol : aseton (4:1). Menurut Sanjaya (2012) pelarut campuran
etanol dan aseton dapat memberikan hasil ekstrak yang baik karena lebih selektif, tidak
beracun, netral, panas untuk pemekatan lebih sedikit dan etanol dapat bercampur dengan
aseton dengan segala perbandingan. Rendemen yang diperoleh dari kulit jeruk manis adalah
20,35% dan kulit kelengkeng adalah 13,10%. Rendemen dari kulit buah jeruk manis lebih
banyak daripada kulit buah kelengkeng. Hal ini karena kandungan senyawa aktif dalam kulit
buah jeruk manis lebih banyak daripada kulit buah kelengkeng sehingga senyawa-senyawa
aktif yang dapat tersari oleh pelarutpun juga lebih banyak pada kulit buah jeruk manis
daripada kulit buah kelengkeng.
Induksi diabetes pada tikus dalam penelitian ini menggunakan metode perusakan
pankreas dengan memberikan diabetonik yaitu aloksan. Dosis aloksan monohidrat 150
mg/kgBB diberikan melalui rute intraperitonial mampu membuat kondisi diabetes pada tikus
(Sujono and Sutrisna, 2010). Aloksan merupakan analog glukosa yang bersifat toksik pada
sel–sel beta pankreas. Mekanisme aloksan menginduksi diabetes terutama dimediasi oleh
produk radikal bebas yang terbentuk dari reaksi redoks. Aloksan dan produk reduksinya, asam
5


dialurik, membentuk siklus redoks dengan formasi radikal superoksida. Radikal ini
mengalami dismutasi menjadi hidrogen peroksida. Aksi radikal bebas dengan rangsangan
tinggi meningkatkan konsentrasi kalsium sitosol yang menyebabkan destruksi cepat sel beta
pankreas (Rohilla and Ali, 2012). Setelah diinduksi aloksan jika terjadi kenaikan kadar
glukosa darah menjadi ± 200 mg/dL maka tikus dianggap sudah diabetes. Kemudian tikus
diberi perlakuan yaitu kontrol negatif (pemberian CMC-Na 0,5%), kontrol positif (pemberian
glibenklamid dosis 0,45mg/kgBB), ekstrak kulit buah jeruk manis dosis: 125 mg/kgBB, 250
mg/kgBB dan 500mg/kgBB, dan ekstrak kulit buah kelengkeng dosis: 125 mg/kgBB, 250
mg/kgBB dan 500mg/kgBB selama 10 hari. Hasil rata-rata pengukuran kadar glukosa darah
tikus dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata–rata hasil pengukuran kadar glukusa darah tikus
Perlakuan

Kadar glukosa
awal (mg/dL)

Kontrol negatif (CMC-Na 0,5%)
Kontrol positif (Glibenklamid 0,45
mg/kgBB)
Ekstrak etanol kulit buah jeruk
manis dosis 125 mg/kg BB
Ekstrak etanol kulit buah jeruk
manis dosis 250 mg/kg BB
Ekstrak etanol kulit buah jeruk
manis dosis 500 mg/kg BB
Ekstrak etanol kulit buah
kelengkeng dosis 125 mg/kg BB
Ekstrak etanol kulit buah
kelengkeng dosis 250 mg/kg BB
Ekstrak etanol kulit buah
kelengkeng dosis 500 mg/kgBB

Kadar glukosa
akhir (mg/dL)

PKGD (%)

81,60±20,16

Kadar glukosa
post aloksan
(mg/dL)
217,80±15,27

227,80±21,58

-

66,60±6,88

213,60±13,94

130,40±28,43

42,76±12,48

81,60±16,29

214±14,02

138,40±11,30

39,24±4,96

92±13,78

218,60±7,70

122,60±15,04

46,18±6,60

88,60±14,96

219,20±17,88

88±12,69

61,36±5,57

82,00±14,23

221,80±17,03

157±5,24

29,59±4,44

85,20±12,66

236,20±27,64

143,60±8,85

36,96±3,88

80,20±21,12

215,60±28,65

96,20±21,37

57,77±9,38

Data kadar glukosa darah awal, glukosa post induksi aloksan dan glukosa akhir
dianalisis distribusinya dengan Sapiro-Wilk dan homogenitas data dengan Test of
Homogenecity of Variance. Hasil uji Sapiro-Wilk pada kadar glukosa darah awal dan post
aloksan didapat nilai p>0,05 yang berarti data normal. Sedangkan pada glukosa darah akhir
pada kelompok kontrol positif didapat distribusi data tidak normal nilai p0,05), kadar glukosa darah setelah induksi aloksan 0,099
(p>0,05) dan kadar glukosa darah akhir 0,171 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data
homogen. Perbedaan efek penurunan kadar glukosa darah dilihat dari kadar glukosa akhir saja
karena distribusi data kadar glukosa darah setelah induksi aloksan normal dan homogen.
Karena pada kadar glukosa darah puasa akhir didapat data yang tidak normal maka
dilanjutkan dengan uji non parametrik.
6

Hasil Uji Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95% pada kadar glukosa darah
akhir didapat nilai signifikansi 0,00 (p

Dokumen yang terkait

Uji Daya Terima Selai Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis L) dan Nilai Gizinya

57 343 104

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack) Prain) terhadap Bakteri Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, dan Esherichia coli

24 140 104

Studi Pemanfaatan Buah Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Sebagai Chelator Logam Pb Dan Cd Dalam Udang Windu (Penaeus Monodon)

5 85 89

Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang hitam (Cinnamomun porrectum Roxb.) Sebagai Bahan...

0 27 4

Limbah Kulit Jeruk Manis

0 48 7

AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis) DAN KULIT BUAH Aktivitas Antidiabetes Melitus Ekstrak Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Dan Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria Longan (Lour.) Steud) Terhadap Tikus Putih

0 3 13

PENDAHULUAN Aktivitas Antidiabetes Melitus Ekstrak Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Dan Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria Longan (Lour.) Steud) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 3 11

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Antidiabetes Melitus Ekstrak Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Dan Kulit Buah Kelengkeng (Euphoria Longan (Lour.) Steud) Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 5 4

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis (L.) Osbeck) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli MULTIRESISTEN

0 1 17

AKTIVITAS ANTIDIABETES MELITUS EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANIS (Citrus sinensis) DAN KULIT BUAH KELENGKENG (Euphoria longan (Lour.) Steud) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN Muhtadi, Eni Setyowati, Tanti Azizah Fakultas Farmasi

0 0 10