Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang hitam (Cinnamomun porrectum Roxb.) Sebagai Bahan...
IDENTIFIKASI SIFAT EKSTRAK KULIT KAYU MEDANG
HITAM (CINNAMOMUM PORRECTUM Roxb.) SEBAGAI
BAHAN PENGAWET KAYU
TESIS
untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S2
Program Studi Ilmu Kehutanan
Program Pascasarjana Magister
Diajukan oleh :
Ridwanti Batubara
03/I-06/001/0002
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2005
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
INTISARI
Ridwanti Batubara. Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu
( C i n n a m o m u n p o r r e c t u m Ro xb.) Sebagai Bah an Peng awet
bimbingan Enih Rosamah dan Edy Budiarso.
Medang hitam
Kay u . Dibawah
Bahan pengawet kayu yang digunakan saat ini merupakan bahan kimia sintetis
yang mempunyai dampak y ang kurang baik terhadap lingkungan. Upaya pencarian
bahan pengawet alternatif dari alam terus dilakukan, diantaranya dengan memanfaatkan
komponen kimia berupa zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu. Kulit kayu Medang
hitam yang m e r u p a k a n b a h a n b a k u o b a t a n t i n y a m u k b a k a r d a n l e m , d i d u g a
mengandung ekstraktif yang bisa digunakan sebagai bahan pengawet kayu.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kandungan k imia k ulit
kayu Medang hitam, mengiden tifikasi awal senyawa zat e k s t r a k t i f y a n g
d i k a n d u n g k u l i t k a y u M e d a n g h i t a m , d a n m e l i h a t aplikasinya sebagai bahan
pengawet kayu dengan mengukur retensinya dan menguji sifat bioaktifnya terhadap jamur.
Metode yang dipakai untuk mengetahui kandungan kimia kulit kayu Medang hitam
adalah prosedur TAPPI (TAPPI 207 om-88, dan TAPPI 212 om-88). Sedangkan
identifikasi komponen/senyawa kimianya dilakukan d e n g a n u j i F i t o k i mi a d a n T L C
( T h i n L a y e r C r o m a t o g r a p h y ) . U n t u k mengetahui besarnya retensi, hasil ekstrak
yang didapat diaplikasikan pada kayu akasia (Acacia mangium Wild.) dengan metode
rendaman dingin. Uji bioaktif pada jamur Shizophyllum commune Fries. mengacu pada
metode pengujian pestisida yang dimodifikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kelarutan zat ekstraktif kulit kayu Medang hitam (C. porrectum) dalam air dingin
sebesar 9,33%, air panas sebesar 19,11%, NaOH 1% s e b e s a r 3 0 , 0 9 % , d a n
A l k o h o l - B e n z e n e ( 1 : 2 ) s e b e s a r 8 , 1 7 % . Peng aruh p erlak uan k etingg ian ku lit
dalam batang pada semu a kelarutan non signifikan kecuali pada kelarutan
dalam NaOH 1% sangat signifikan, semakin ke ujung kelarutan zat
ekstraktifnya semakin tingggi.
2. Kandungan ekstrak Aseton kulit kayu Medang hitam adalah 7,67%, terdiri dari
komponen yang larut dalam n-Heksana 4,67%, larut dalam Etil eter 1,33%, larut dalam
Etil asetat 1,00% dan sisanya tidak larut (residu) 0,67%.
3. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa pada semua fraksi ditemukan senyawa
alkaloid kecuali pada fraksi n-Heksana. Senyawa flavonoid ditemukan pada semua
fraksi kecuali pada fraksi Aseton. Senyawa saponin ditemukan hanya pada fraksi
ketiga Etil asetat dan residu. Senyawa steroid tidak ditemukan sama sekali pada fraksi
manapun.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
Senyawa triterpenoid ditemukan pada fraksi n-Heksana, fraksi ketiga n-Heksana, fraksi Etil
eter, dan fraksi ketiga Etil eter.
4. Eluen yang relatif sangat sesuai pada uji TLC adalah n-Heksana: Aseton (4:1), dimana
dengan eluen ini pada ekstrak Aseton ditemukan 3 senyawa; pada fraksi n-Heksana, fraksi
Etil eter dan Etil asetat ditemukan masing-masing 2 senyawa, serta pada fraksi residu tidak
ditemukan senyawa sama sekali. Hasil uji TLC mendukung hasil uji fitokimioa yaitu pada kulit
kayu Medang hitam mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan tanin.
5. Retensi lima jenis ekstrak kulit kayu Medang hitam yang diaplikasikan dengan metode
rendaman dingin pada kayu akasia (Acacia mangium) berkisar antara 0,020 – 1,029 kg/M3.
Baik perbedaan pelarut maupun perbedaan konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat
signifikan.
6. Hasil uji bioaktif ekstrak kulit kayu Medang hitam terhadap jamur Shizophyllum commune
menunjukkan bahwa rata-rata penekanan pertumbuhan jamur pada tiap bahan pelarut adalah:
Aseton 45,415% (tertekan sedang), n-Heksana 67,691% (tertekan berat), Etil eter
78,668% (tertekan sangat berat), Etil asetat 17,625 (tertekan ringan), dan residu 7,688%
(tertekan ringan). Diduga pada tiga fraksi ( Aseton, n-Heksana, dan Etil eter) tersebut
terdapat senyawa yang bersifat bioaktif terhadap jamur, yaitu senyawa alkaloid, flavonoid,
triterpenoid, dan tanin.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
ABSTRAK
Ridwanti Batubara. Identification of Medang hitam (Cinnamomum porrectum Roxb.)
Bark Extract Properties as Wood Preservatives (Supervised by Enih Rosamah and Edy
Budiarso)
The objectives of this research were to identify chemical and extractive compounds
of Medang Hitam bark and to see their application possibilities as wood preservatives by measuring
their retentions in cold soaking treatment of wood of Acacia mangium Wild. and to assay their
bioactivity properties against wood destroying fungus Shizophyllum commune Fr. modified
with pesticide assay.
This research resulted that the solubility of Medang hitam bark extract in cold and
hot water treatments were 9.33 % and 19.11 %, respectively, in NaOH 1 % and alcohol: benzene (1
: 2, v/v) were 30.09 and 8.17 %, respectively. There was no significantly different of ail
solvents resulted from the different of bark heights at the trees, except in NaOH 1 % which resulted
highly significant different effect.
The compound of bark extract in Acetone was 7.67 %, consisted of compounds soluble in
n-Hexane was 4.67 %, in Ethyl ether 1.33 %, in Ethyl acetate 1.99 % and insoluble fraction
(residue) 0.67 %.
The results of phytochemical assay shown, those in all fractions were found alkaloid
compounds, except in n-Hexane fraction. Flavonoid compounds were found in all fractions
except in Acetone fraction. Saponin compounds were found only in the third fraction of Ethyl
acetate and in the residue, while steroid compounds were not found in all fractions.
Triterpenoid compounds were found in n-Hexane fraction, the third fraction of n-Hexane, Ethyl ether
fraction and in the third of Ethyl ether fraction.
The TLC assay with eluen n-Hexena : Aceton (4 : 1, v/v) resulted that there were three
compounds found in the Aceton; in the n-Hexena, Ethyl ether and Ethyl acetate were two
compounds, while in the soluble fraction were not. The TLC assay supported phytochemical assay
that in the bark of Medang hitam was contained alkaloid, flavonoid, triterpenoid and tannin
compounds.
The retention of five kinds of bark extract of Medang hitam treated by cold soaking
method of A. mangium wood ranged between 0.020 and 1.029 kg/m3. The differences of solvents as
well as concentrations caused highly significant different in retention values.
The results of bioassay of bark extract against S. commune shown that average growth
suppression of the fungus on each solvent material were: Acetone 45.415 % (medium
suppression), n-Hexane 67.691 % (severe suppression), Ethyl ether 78.668 `)/0 (highly severe
suppression), Ethyl acetate 17.625 % (low suppression) and residue 7.688 % (low suppression). It
was expected that in the third fractions (Acetone, n-Hexane and Ethyl ether) contained antibiotic
compound against the fungus, they were alkaloid, flavonoid, triterpenoid and tannin compounds.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
HITAM (CINNAMOMUM PORRECTUM Roxb.) SEBAGAI
BAHAN PENGAWET KAYU
TESIS
untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S2
Program Studi Ilmu Kehutanan
Program Pascasarjana Magister
Diajukan oleh :
Ridwanti Batubara
03/I-06/001/0002
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2005
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
INTISARI
Ridwanti Batubara. Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu
( C i n n a m o m u n p o r r e c t u m Ro xb.) Sebagai Bah an Peng awet
bimbingan Enih Rosamah dan Edy Budiarso.
Medang hitam
Kay u . Dibawah
Bahan pengawet kayu yang digunakan saat ini merupakan bahan kimia sintetis
yang mempunyai dampak y ang kurang baik terhadap lingkungan. Upaya pencarian
bahan pengawet alternatif dari alam terus dilakukan, diantaranya dengan memanfaatkan
komponen kimia berupa zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu. Kulit kayu Medang
hitam yang m e r u p a k a n b a h a n b a k u o b a t a n t i n y a m u k b a k a r d a n l e m , d i d u g a
mengandung ekstraktif yang bisa digunakan sebagai bahan pengawet kayu.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kandungan k imia k ulit
kayu Medang hitam, mengiden tifikasi awal senyawa zat e k s t r a k t i f y a n g
d i k a n d u n g k u l i t k a y u M e d a n g h i t a m , d a n m e l i h a t aplikasinya sebagai bahan
pengawet kayu dengan mengukur retensinya dan menguji sifat bioaktifnya terhadap jamur.
Metode yang dipakai untuk mengetahui kandungan kimia kulit kayu Medang hitam
adalah prosedur TAPPI (TAPPI 207 om-88, dan TAPPI 212 om-88). Sedangkan
identifikasi komponen/senyawa kimianya dilakukan d e n g a n u j i F i t o k i mi a d a n T L C
( T h i n L a y e r C r o m a t o g r a p h y ) . U n t u k mengetahui besarnya retensi, hasil ekstrak
yang didapat diaplikasikan pada kayu akasia (Acacia mangium Wild.) dengan metode
rendaman dingin. Uji bioaktif pada jamur Shizophyllum commune Fries. mengacu pada
metode pengujian pestisida yang dimodifikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Kelarutan zat ekstraktif kulit kayu Medang hitam (C. porrectum) dalam air dingin
sebesar 9,33%, air panas sebesar 19,11%, NaOH 1% s e b e s a r 3 0 , 0 9 % , d a n
A l k o h o l - B e n z e n e ( 1 : 2 ) s e b e s a r 8 , 1 7 % . Peng aruh p erlak uan k etingg ian ku lit
dalam batang pada semu a kelarutan non signifikan kecuali pada kelarutan
dalam NaOH 1% sangat signifikan, semakin ke ujung kelarutan zat
ekstraktifnya semakin tingggi.
2. Kandungan ekstrak Aseton kulit kayu Medang hitam adalah 7,67%, terdiri dari
komponen yang larut dalam n-Heksana 4,67%, larut dalam Etil eter 1,33%, larut dalam
Etil asetat 1,00% dan sisanya tidak larut (residu) 0,67%.
3. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa pada semua fraksi ditemukan senyawa
alkaloid kecuali pada fraksi n-Heksana. Senyawa flavonoid ditemukan pada semua
fraksi kecuali pada fraksi Aseton. Senyawa saponin ditemukan hanya pada fraksi
ketiga Etil asetat dan residu. Senyawa steroid tidak ditemukan sama sekali pada fraksi
manapun.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
Senyawa triterpenoid ditemukan pada fraksi n-Heksana, fraksi ketiga n-Heksana, fraksi Etil
eter, dan fraksi ketiga Etil eter.
4. Eluen yang relatif sangat sesuai pada uji TLC adalah n-Heksana: Aseton (4:1), dimana
dengan eluen ini pada ekstrak Aseton ditemukan 3 senyawa; pada fraksi n-Heksana, fraksi
Etil eter dan Etil asetat ditemukan masing-masing 2 senyawa, serta pada fraksi residu tidak
ditemukan senyawa sama sekali. Hasil uji TLC mendukung hasil uji fitokimioa yaitu pada kulit
kayu Medang hitam mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, dan tanin.
5. Retensi lima jenis ekstrak kulit kayu Medang hitam yang diaplikasikan dengan metode
rendaman dingin pada kayu akasia (Acacia mangium) berkisar antara 0,020 – 1,029 kg/M3.
Baik perbedaan pelarut maupun perbedaan konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat
signifikan.
6. Hasil uji bioaktif ekstrak kulit kayu Medang hitam terhadap jamur Shizophyllum commune
menunjukkan bahwa rata-rata penekanan pertumbuhan jamur pada tiap bahan pelarut adalah:
Aseton 45,415% (tertekan sedang), n-Heksana 67,691% (tertekan berat), Etil eter
78,668% (tertekan sangat berat), Etil asetat 17,625 (tertekan ringan), dan residu 7,688%
(tertekan ringan). Diduga pada tiga fraksi ( Aseton, n-Heksana, dan Etil eter) tersebut
terdapat senyawa yang bersifat bioaktif terhadap jamur, yaitu senyawa alkaloid, flavonoid,
triterpenoid, dan tanin.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007
ABSTRAK
Ridwanti Batubara. Identification of Medang hitam (Cinnamomum porrectum Roxb.)
Bark Extract Properties as Wood Preservatives (Supervised by Enih Rosamah and Edy
Budiarso)
The objectives of this research were to identify chemical and extractive compounds
of Medang Hitam bark and to see their application possibilities as wood preservatives by measuring
their retentions in cold soaking treatment of wood of Acacia mangium Wild. and to assay their
bioactivity properties against wood destroying fungus Shizophyllum commune Fr. modified
with pesticide assay.
This research resulted that the solubility of Medang hitam bark extract in cold and
hot water treatments were 9.33 % and 19.11 %, respectively, in NaOH 1 % and alcohol: benzene (1
: 2, v/v) were 30.09 and 8.17 %, respectively. There was no significantly different of ail
solvents resulted from the different of bark heights at the trees, except in NaOH 1 % which resulted
highly significant different effect.
The compound of bark extract in Acetone was 7.67 %, consisted of compounds soluble in
n-Hexane was 4.67 %, in Ethyl ether 1.33 %, in Ethyl acetate 1.99 % and insoluble fraction
(residue) 0.67 %.
The results of phytochemical assay shown, those in all fractions were found alkaloid
compounds, except in n-Hexane fraction. Flavonoid compounds were found in all fractions
except in Acetone fraction. Saponin compounds were found only in the third fraction of Ethyl
acetate and in the residue, while steroid compounds were not found in all fractions.
Triterpenoid compounds were found in n-Hexane fraction, the third fraction of n-Hexane, Ethyl ether
fraction and in the third of Ethyl ether fraction.
The TLC assay with eluen n-Hexena : Aceton (4 : 1, v/v) resulted that there were three
compounds found in the Aceton; in the n-Hexena, Ethyl ether and Ethyl acetate were two
compounds, while in the soluble fraction were not. The TLC assay supported phytochemical assay
that in the bark of Medang hitam was contained alkaloid, flavonoid, triterpenoid and tannin
compounds.
The retention of five kinds of bark extract of Medang hitam treated by cold soaking
method of A. mangium wood ranged between 0.020 and 1.029 kg/m3. The differences of solvents as
well as concentrations caused highly significant different in retention values.
The results of bioassay of bark extract against S. commune shown that average growth
suppression of the fungus on each solvent material were: Acetone 45.415 % (medium
suppression), n-Hexane 67.691 % (severe suppression), Ethyl ether 78.668 `)/0 (highly severe
suppression), Ethyl acetate 17.625 % (low suppression) and residue 7.688 % (low suppression). It
was expected that in the third fractions (Acetone, n-Hexane and Ethyl ether) contained antibiotic
compound against the fungus, they were alkaloid, flavonoid, triterpenoid and tannin compounds.
Ridwanti Batubara : Identifikasi Sifat Ekstrak Kulit Kayu Medang Hitam (CINNAMOMUM…, 2005
USU Repository © 2007