HUBUNDENG Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug Dengan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Bagian Weaving III di PT. Dan Liris, Sukoharjo.

HUBUN
NGAN TING
GKAT KED
DISIPLINA
AN PEMAKA
AIAN EAR PLUG
DENG
GAN GANG
GGUAN PE
ENDENGAR
RAN PADA
A KARYAW
WAN
BA
AGIAN WEA
AVING III D
DI PT. DAN
N LIRIS, SU
UKOHARJO

NASKA

AH PUBLIIKASI

Diisusun oleeh :

ANNISA
A NUR PE
ERTIWI
J 4410 100 0661

PR
ROGRAM STUDI K
KESEHAT
TAN MASY
YARAKA
AT
KULTAS ILMU KE
ESEHATA
AN
FAK
UN

NIVERSIT
TAS MUHA
AMMADIIYAH SU
URAKART
TA
2014

UNIVERSITAS MUIIAMMADTYAH STIRAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAF{ MASYARAKAT
Jl. A. Yani Tromol Pos I

- Pabelan,

Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Swakarta 57102

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir


Pembimbing

Nama
}rIIK

I
:

:
Pembimhing II
Nama

}{IK

:

dr. Hardjanto, Sp.Ok
131269137

: Dr. Suwadji, M.kes


:195311231983031002
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
: Annisa Nur Pertiwi
: J 410 100 061
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi :

Nama
NIM

,6HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN EAR PLUG
DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PAI}A KARYAWAN BAGIAN
WEAWNG m Dr PT. DAN LIRTS, SUKOHARJO"
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta,


November 2014

Pembimbing II

}\IIK. 131269137

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

B i smi I I a h

irr ahmanirr

oh

im

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama
NIM
Fald Prodi

: J 410 100 061

Jenis

: Skripsi

:

ANNISA NUR PERTIWI

: FlK,/I(esehatan Masyarakat

Judul

(HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN EAR PLAG
DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA KARYAWAN BAGIAN

WEAWNG Itr DI PT. DAN LIRTS, SUKOHARJO''

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
l. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan {JMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakon/ mengalih formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta iin dari soya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulisi pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secaro pribadi tonpa melibatkan
pihak Perpustakaan {JMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta,

November2014

Yang Menyatakan

A^
/ /tilAt(l!ry
t

(Annisa'tlur Pertiwi)

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN EAR PLUG DENGAN
GANGGUAN PENDENGARAN PADA KARYAWAN BAGIAN
WEAVING III DI PT. DAN LIRIS, SUKOHARJO
 


Annisa Nur Pertiwi*, Hardjanto**, Suwadji***
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK
UMS, ***Dekan FIK UMS

ABSTRAK
Kurangnya kedisiplinan pemakaian ear plug, dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran di unit weaving III termasuk pendengaran karena trauma akustik yang
disebabkan karena terpapar suara keras selama waktu yang lama dalam proses mesin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian ear plug
dengan gangguan pendengaran pada karyawan bagian weaving III di PT. DAN LIRIS,
Sukoharjo. Metode penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan metode cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 384 orang di PT. DAN LIRIS Sukoharjo.
Pemilihan sampel menggunakan proposive sampling sebanyak 236 dan dirandom sampel
sehingga menghasilkan 30 orang. Uji statistik menggunakan uji korelasi product moment
dengan menggunakan spss 17. Hasil penelitian diperoleh nilai signifikan kedisiplinan p value
= 0,000 atau (p value < 0,05) pada telinga kanan dan p value = 0,011 pada telinga kiri dengan
ini disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat kedisiplinan pemakaian alat
pelindung telinga dengan gangguan pendengaran di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo.
Kata kunci : Kedisipinan, APD, Gangguan pendengaran


ABSTRACT
Lack of discipline the using hearing protection devices cause hearing loss. Hearing disorder
because of acoustic trauma which caused by lound sound of machine during process. This
research purpose is to know the relation of the disipline of ear protection wearing and
hearing disorder of employees in weaving III division of PT.DAN LIRIS, Sukoharjo. This
method of research used observational design with cross sectional approaching. The
population of is 111 people in PT. DAN LIRIS Sukoharjo. Purposive sampling from 236 and
random sampling to used to select the sample of populations 30 people. The statistic test is
used software SPSS 17 with Product Moment Correlation Method. The result of this
research get the significant value of discipline p value = 0,000 or (p value < 0,05) the right
ear and p value = 0,011 or (p value < 0,05) the left ear, so the conclusion of this research is
there a significant correlation between discipline of ear protection wearing and hearing
disorder in PT. DAN LIRIS, Sukoharjo.
Keyword : Discipline, ear protection wearing, hearing disorder
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

Page   


Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

PENDAHULUAN
Dalam
kaitannya
dengan
penggunaan alat pelindung diri, diatur
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER/01/MEN/1981
Tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
Ear plug digunakan untuk
menyumbat telinga yang digunakan atau
dipakai dengan tujuan melindungi,
mengurangi paparan kebisingan masuk
kedalam telinga serta menurunkan
intensitas kebisingan yang mencapai alat
pendengaran.  Ukuran, bentuk, dan posisi
Perlindungan
tenaga
kerja
melalui usaha-usaha tehnis pengamatan
tempat,
peralatan
dan
lingkungan
kerjaadalah sangat perlu diutamakan.
Namun kadang-kadang keadaan bahaya
masih
belum
dapat
dikendalikan
saepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat
pelindung diri ( personal protective devices
). Alat-alat demikian harus memenuhi
syarat: Enak dipakai, Tidak mengganggu
kerja dan Memberikan perlindungan
efektif terhadap jenis bahaya.
Dalam Permenaker No. 8 Tahun
2010 Tentang Alat Pelindung Diri bahwa
setiap pengusaha wajib menyediakan alat
pelindung diri bagi pekerja/buruh di tempat
kerja. Kewajiban-kewajiban lain yang
berhubungan dengan APD yang harus
dipenuhi menurut peraturan menteri yaitu,
Alat pelindung diri yang digunakan harus
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
atau standar yang berlaku. Pengusaha
diwajibkan melakukan manajemen APD di
tempat kerja, yang meliputi identifikasi
kebutuhan dan syarat APD, pemilihan
APD yang sesuai, pelatihan, dan lain-lain.
APD harus segera diganti apabila rusak,
tidak dapat berfungsi dengan baik atau
telah habis masa pakainya (lifespan). APD
yang telah rusak dan mengandung bahan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

saluran telinga untuk tiap-tiap individu
berbeda-beda dan bahkan antar kedua
telinga dari individu yang sama berlainan.
Sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan
ukuran, bentuk, posisi saluran telinga
pemakainya. Diameter saluran telinga
berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling
banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk
saluran telinga manusia tidak lurus,
walaupun sebagian kecil ada yang lurus.
Sumbat telinga dapat mengurangi bising
sampai dengan 30 dB.
dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Suara yang ditimbulkan getaran
atmosfer yang dikenal sebagai gelombang
suara yang kecepatan dan volumenya
berbeda-beda. Gelombang suara bergerak
melalui rongga telinga luar yang
menyebabkan membran timpani bergetar.
Getaran tersebut selanjutnya diteruskan
menuju inkus dan stapes melalui melleus
yang terkait pada membrane itu.
Standar
tingkat
penurunan
gangguan pendengaran yaitu ringan antara
26–40dB (jika seseorang tidak mampu
mendengar dengan suara berbisik berjarak
30 cm), sedang antara 41-60 dB (jika
seseorang tidak mampu mendengar
percakapan normal dengan jarak 1 m),
berat antara 61-90 dB (jika seseorang tidak
mampu mendengar suara keras/teriakan
dari jarak 3 m).
Gangguan
pendengaran
pada
seorang pekerja diakibatkan karena
kebisingan ditempat kerja selain itu pekerja
juga tidak mematuhi peraturan yang
diberikan oleh perusahaan dan tidak
disiplinya menggunakan alat pelindung
telinga.
Sedangkan
penyebab
dari
gangguan telinga itu sendiri adalah
pendengaran yang disebabkan karena
trauma akustik, gangguan karena saraf,
karena drum telinga berlubang. Meskipun
Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

faktor resiko yang telah disebutkan
merupakan suatu indikasi dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan suatu
gangguan pendengaran.
Berdasarkan survey pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada bulan Mei
2014 di bagian Weaving III PT. DAN
LIRIS, tenaga kerja bekerja dengan
kebisingan tinggi dan tidak memakai ear
plug, dengan waktu yang lama. Sehingga
tenaga kerja banyak yang mengalami
gangguan pendengaran. Pemakaian ear
plug
yang
tidak
disiplin
dapat
menimbulkan gangguan pendengaran

yang sedang sampai tinggi. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui secara spesifik apakah ada
hubungan antara kedisiplinan pemakaian
ear plug dengan gangguan pendengaran
bagian weaving III PT. DAN LIRIS.
Berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai
hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian
alat pelindung diri ear plug dengan
gangguan pendengaran pada karyawan
bagian weaving III di PT. DAN LIRIS
Banaran Sukoharjo.

METODE
Jenis penelitian ini menggunakan
metode observasional dengan pendekatan
cross sectional. Tempat penelitian
dilakukan di unit Weaving III PT. DAN
LIRIS, Banaran, Sukoharjo yang dilakukan
akhir Juni 2014.
Populasi penelitian ini adalah
berjumlah 384 orang yang bekerja di unit
Weaving III PT. DAN LIRIS, Banaran
Sukoharjo. Sampel dalam penelitian ini
adalah (purposive sampling) yaitu seluruh
karyawan unit weaving III sebanyak 236
orang dan kemudian di random sampling
menjadi 30 orang.
Analisis data yang akan digunakan
adalah analisis univariat dan analisis
bivariat. Uji Normalitas data bila normal
maka menggunakan Uji Korelasi Pearson
Product Moment yang bertujuan untuk
mengetahui kedisiplinan pemakaian ear
plug dan tidak disiplin dengan gangguan
pendengaran.

HASIL
A. Hasil Analisis Univariat
1. Data Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin tenaga kerja
unit workshop yang menjadi sampel
dalam penelitian ini seluruhnya
adalah laki-laki dan perempuan.
b. Umur
Usia responden di unit
weaving III antara 15 sampai 50
tahun dengan kelompok usia terbesar
yaitu umur 36 – 45 tahun sebanyak
13 responden dengan (43.3%)
dengan rata-rata usia 38.17±8.50 th.
c. Masa Kerja
Masa kerja karyawan di unit
weaving III rata-rata > 18.5 tahun
sebanyak 8 responden (26.7%) dan
Rata-rata masa kerja di unit Weaving
III 18.9 + 5.85 th.

Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur
(tahun)
15 – 25
26 – 35
36 – 45
46 – 50
Jumlah

Frekuensi
4
6
13
7
30

Presentase
(%)
13.3
20.0
43.3
23.3
100

Tabel 2. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Masa kerja
(tahun)
5 – 10
11 – 15
16 – 20
21 – 25
26 – 30
Jumlah

Frekuensi
5
6
8
7
4
30

d. Kondisi Kesehatan
Berdasarkan data penelitian ini
bahwa subyek penelitian tidak mempunyai
riwayat penyakit pendengaran sebelumnya

Presentase
(%)
16.7
20.0
26.7
23.3
13.3
100

baik bawaan sejak lahir, selain itu tidak
mempunyai penyakit trauma akibat
gangguan pendengaran sebelum bekerja di
PT. DAN LIRIS sukoharjo.

Tabel 3. Hasil responden berdasarkan tingkat kedisiplinan pemakaian
ear plug karyawan bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo.
Tingkat disiplin
( hari )
• Tidak disiplin (1-3)
• Kurang disiplin (4-6)
• Disiplin (7-10)
Jumlah

Frekuensi
11
16
3
30

Presentase
(%)
36.7
53.3
10.0
100

2. Hasil Tingkat Kedisiplinan
Berdasarkan tabel 3. diatas bahwa
tingkat kedisiplinan pemakaian ear plug di
PT. DAN LIRIS, Sukoharjo yang disiplin
sebanyak 3, kurang disiplin sebanyak 16
dan tidak disiplin sebanyak 11 orang.
Responden yang paling banyak dalam
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

tingkat kedisiplinan pemakaian ear plug
sebagaian besar yaitu kurang disiplin. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
tingkat
kedisiplinan pada unit weaving III terutama
pada bagian Seishing, Inspekting dan
Folching sebagian besar kurang disiplin.

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 
Tabel 4. Hasil pengukuran gangguan pendengaran bagian Weaving III

Gangguan

Frekuensi

Pendengaran

Kanan %

Kiri

%

• Ringan

9

30.0

7

23.3

• Sedang

20

66.7

23

76.7

• Berat

1

3.3

0

0

30

100

30

100

3. Hasil Pengukuran gangguan pendengaran
yang paling banyak yaitu sedang terdapat
20 orang dengan jumlah 66.7%. pekerja
yang mengalami gangguan pendengaran
pada telinga kiri paling banyak yaitu
sedang terdapat 23 orang dengan jumlah
76.7%.
Hal ini disebabkan banyak pekerja
yang masih kurang disiplin dalam
pemakaian ear plug, karena pemakaian ear
plug tidak nyaman digunakan oleh
pekerja/karyawan dan dapat diketahui
bahwa pekerja yang mengalami gangguan
pendengaran diatas Nilai Ambang Batas
(NAB) pada bagian weaving III tersebut.

Berdasarkan tabel diatas bahwa
gangguan pendengaran responden yang
berada di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo pada
telinga kanan terdapat 30.0% dengan
gangguan ringan, sebanyak 66.7%
gangguan sedang, dan gangguan berat
sebanyak 3.3%. Dan pada gangguan
pendengaran responden bagian weaving
pada telinga kiri yang mengalami
gangguan ringan sebanyak 23.3% dan
gangguan sedang sebanyak 76.7%.
Hasil dari penilaian tersebut dapat
dikatakan pekerja yang mengalami
gangguan pendengaran pada telinga kanan

B. HASIL BIVARIAT
Tabel 5. Hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran pada telinga kanan di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo.

Variabel
Tingkat Kedisiplinan

N

Telinga Kanan
p
r
value

30
-0,685

Gangguan pendengaran
(dB)

Keterangan

0.000

signifikan

30

Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

dengan gangguan pendengaran pada
telinga kiri karena p < 0.05. dengan
demikian Ha diterima dan nilai r
sebesar -0.685 dimana nilai berada
antara range 0,60 – 0,799 yang berarti
ada tingkat hubungan yang kuat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara tingkat kedisiplinan
pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran pada telinga kanan.

1. Hubungan
tingkat
kedisiplinan
pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran pada telinga kanan di PT.
DAN LIRIS, Sukoharjo.
Dari hasil uji korelasi antara
kedisiplinan
dengan
gangguan
pendengaran pada telinga kanan
didapatkan nilai p value adalah 0.00.
Hasil ini menunjukkan bahwa data
tersebut signifikan antara kedisiplinan

Tabel 6. Hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian ear plug
dengan gangguan pendengaran pada telinga kiri di PT. DAN
LIRIS, Sukoharjo.
Telinga Kiri
Variabel
Tingkat Kedisiplinan

Gangguan pendengaran
(dB)

N

r

p
value

Keterangan

-0,456

0.011

signifikan

30

30

2. Hubungan
tingkat
kedisiplinan
pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran pada telinga kiri di PT.
DAN LIRIS, Sukoharjo.
Dari hasil uji korelasi antara
kedisiplinan
dengan
gangguan
pendengaran
pada
telinga
kiri
didapatkan nilai p value adalah 0.011.
Hasil ini menunjukkan bahwa data
tersebut signifikan antara kedisiplinan
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subyek Penelitian
1. Umur
Hasil pada tabel 1 tersebut akan
menunjukkan bahwa jika terdapat
penurunan pendengaran bukan karena
usia. Dari analisis tersebut dapat
dikatakan bahwa umur responden akan
lebih
terhindar
dari
gangguan
pendengaran karena seseorang dalam
usia produktif yaitu 15-55 tahun
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

dengan gangguan pendengaran pada
telinga kiri karena p < 0.05. dengan
demikian Ha diterima dan nilai r
sebesar -0.456 dimana nilai berada
antara range 0,40 – 0,599 yang berarti
ada tingkat hubungan yang sedang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara tingkat kedisiplinan
pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran
pada
telinga
kiri.

terhindar dari gangguan pendengaran
(Ballenger dalam Deo, 2012). Karena
terjadinya penurunan pendengaran
terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
Pendengaran pada usia lanjut, organ
telinga akan mengalami kemunduran
dan hal ini akan dirasakan sebagai

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

kurangnya pendengaran dari derajat
2. Masa Kerja
Hasil analisa masa kerja pada tabel
2 yang digunakan pada sampel
penelitian yaitu > 5 tahun. Pada hasil
penelitian masa kerja responden antara
5-30 tahun, dapat memperngaruhi
resiko gangguan pendengaran.
Berdasarkan penelitian Putra, dkk
2010 dapat diketahui bahwa tenaga
kerja dengan masa kerja > 5 tahun akan
lebih cepat menderita gangguan
pendengaran dibandingkan dengan
tenaga kerja yang relatif lebih mudah.
B. Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Alat
Pelindung Diri Ear Plug
Tingkat kedisiplinan di Indonesia
pada tahun 2007 dari hasil studi
Departemen Kesehatan dalam masalah
kedisiplinan
menunjukkan
bahwa
sekitar 84,68% yang tidak memakai ear
plug.
Jenis kedisiplinan di PT. DAN
LIRIS yang bersumber dari weaving III
termasuk jenis kedisiplinan korektif,
dikarenakan penerapan disiplin kepada
karyawan yang nyata-nyata telah
melakukan pelanggaran atas ketentuanketentuan yang berlaku atau gagal
memenuhi standar yang telah ditetapkan

ringan sampai dengan yang berat.
Karena semakin lama bekerja pada
mesin yang bising akan semakin
berpengaruh
terhadap
gangguan
pendengaran yang dialami. Dengan
demikian faktor masa kerja yang lama (
>5 tahun ) merupakan faktor resiko
kejadian penurunan ambang dengar.
Gangguan pendengaran yang timbul
pada seseorang yang bekerja pada
lingkungan bising, terjadi dalam jangka
waktu lama biasanya 5 tahun atau lebih.

dan kepadanya dikenakan sanksi secara
bertahap.
Kedisiplinan pemakaian ear plug
yang berada di unit weaving III dengan
standar perusahaan PT. DAN LIRIS,
Sukoharjo, harus mengetahui kenyamanan
dalam pemakaian ear plug yang dipakai
oleh karyawan yang bekerja di unit
tersebut. Tetapi masih banyak karyawan
yang belum memakai ear plug dikarenakan
kurang nyaman dalam penggunaanya dan
bisa mengganggu aktivitasnya.

C. Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian  
ear plug dengan Gangguan Pendengaran.

Hasil
analisis
tingkat
kedisiplinan pemakaian ear plug dengan
gangguan pendengaran menunjukkan
bahwa paling banyak responden dengan
Berdasarkan
perhitungan
hasil analisa statistik dengan menggunakan
uji korelasi product moment dengan taraf
kepercayaan 95% pada telinga kanan dan
diperoleh p value sebesar 0,000 < p (0,05),
dan nilai r sebesar -0,685 dimana nilai
berada antara range 0,60 – 0,799 yang
berarti ada tingkat hubungan yang kuat.
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

kategori kurang disiplin yaitu 16 orang
(53.3%), responden yang tidak disiplin
yaitu 11 orang (36.7%) dan disiplin
sebanyak 3 orang (10.3%).
Sedangkan pada perhitungan hasil analisa
statistik uji korelasi product moment pada
telinga kiri diperoleh p value sebesar 0,011
< p (0,05), dan nilai r sebesar -0,456
dimana nilai berada antara range 0,400,599 yang berarti ada tingkat hubungan
yang sedang. Nilai r pada negatif dapat
diartikan semakin tinggi kedisiplinan
Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

pemakaian ear plug, maka semakin kecil
tingkat
gangguan
pendengarannya.
Sehingga, dapat dinyatakan bahwa dalam
penelitian ini terdapat hubungan secara
signifikan antara kedisiplinan pemakaian
ear plug dengan gangguan pendengaran
pada karyawan bagian weaving III PT.
DAN LIRIS Banaran, Sukoharjo.
Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Dewi Nugraheni mengenai
Faktor
yang
berhubungan
dengan
kedisiplinan pemakaian Alat Pelindung
Telinga di Bagian Weaving PT.
Primatexco Indonesia Kabupaten Batang,
dengan nilai p = 0,035 maka p < 0,05 ada
hubungan tingkat kedisiplinan pemakaian
APD dibagian weaving Hasil rata-rata
tingkat kedisiplinan pemakaian alat
pelindung diri dibagian weaving III adalah
.
PENUTUP
A. Simpulan
1. Terdapat Hubungan antara tingkat
kedisiplinan pemakaian ear plug
dengan gangguan pendengaran pada
karyawan di PT. DAN LIRIS,
Sukoharjo.
2. Hasil tingkat kedisiplinan pemakaian
ear
plug
yang
berdasarkan
pengamatan selama 10 hari diperoleh
sebanyak 10.0% atau 3 orang yang
hanya menggunakan ear plug. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kedisiplinan di unit weaving III, masih
dibawah
50%,
dikarenakan
kebanyakan pekerja yang berada di
unit weaving III PT. DAN LIRIS,
kurang nyaman untuk memakainya.
Para pekerja cukup disiplin dalam
penggunaan alat pelindung diri ear

Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

sebanyak 27,8% dimana tenaga kerja ratarata tidak nyaman dalam memakai ear
plug.
Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Etykawaty (2005) bahwa
adanya Pengaruh motivasi disiplin
terhadap pemakaian APD pada bagian
ruang cetak PT. AIR MANCUR,
Surakarta. Dengan nilai signifikan (p)
0,000 yang berarti p < 0,05 dan rata-rata
peningkatan kedisiplinan dengan gangguan
pendengaran masih dalam ambang normal.
Berdasarkan hasil penelitian di PT.
DAN LIRIS, Sukoharjo yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara tingkat kedisiplinan
pemakaian ear plug dengan gangguan
pendengaran pada unit weaving III di PT.
DAN LIRIS, Sukoharjo.

3.

plug, tetapi ada beberapa pekerja yang
enggan menggunakan ear plug.
Hasil
pengukuran
gangguan
pendengaran pada telinga kanan
menunjukkan bahwa bagian weaving
III terdapat 9 orang atau 30.0% yang
mengalami gangguan ringan, 20 orang
atau 66.7% mengalami gangguan
sedang, sedangkan 1 orang atau 3.3%
mengalami
gangguan
berat.
Sedangkan hasil pengukuran gangguan
pendengaran
pada
telinga
kiri
menunjukkan bahwa bagian weaving
III terdapat 7 orang atau 23.3% yang
mengalami gangguan ringan, 23 orang
atau 76.7% mengalami gangguan
sedang. Dan tidak ada yang
mengalami gangguan berat.

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

B. Saran
a. Bagi Perusahaan
Sebaiknya perusahaan mewajibkan,
memberikan motivasi menerapkan
kedisiplinan bagi tenaga kerja yang lalai
dalam memakai ear plug agar diberikan
teguran lisan ataupun tertulis, dan
memantau
pekerjaanya
untuk
membiasakan diri dan disiplin dalam
pemakaian
alat
pelindung
diri
khususnya ear plug dan ear muff agar
tidak terjadi gangguan pendengaran.
b. Bagi Pekerja
Berdasarkan
hasil
peneltian
tersebut, hendaknya Karyawan yang

bekerja pada bagian Weaving III lebih
memperhatikan setiap gejala gangguan
kesehatan,
lebih
meningkatkan
kesadaran dalam penggunaan alat
pelindung diri (APD) ear plug agar
tidak terjadi resiko penyakit akibat
kerja.
c. Bagi Peneliti Lain
Bagi
peneliti
selanjutnya,
diharapkan dapat dijadikan referensi
untuk pengembangan peneliti lainnya
namun dengan menambahkan variabel
lain seperti ear muff dan lain

DAFTAR PUSTAKA
Asmiarsih T. 2006. Pengaruh
Pengawasan Terhadap Disiplin
Kerja pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Brebes.
[Skripsi]. Semarang : Fakultas Ilmu
Sosial.Universitas Negeri Semarang.
Bustanul A. dan Susanto A. 2013. FaktorFaktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Pekerja dalam
Pemakaian Alat Pelindung Diri di
Bagian Coal Yard PT X Unit 3 & 4
Jepara. Jurnal Kesmas UNDIP
Vol.2. No.1. 2013.
Budiono S. 2005. Bunga Rampai Hiperkes
dan Keselamatn Kerja : Higiene
Perusahaan, Kesehatan Kerja dan
Keselamatan Kerja. Semarang :
Undip
Bashiruddin J dan Sosialisman. Tinitus.
Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J & Restuti RD.
Buku Ajar Ilmu Penyakit THT.
Edisi ke-6. Jakarta : Balai Penerbit
FK UI; 2010.
Deo, Marselina. 2012. Pengaruh Intensitas
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

Kebisingan terhadap Gangguan
Pendengaran pada Tenaga Kerja
Bagian weaving di PT. ISKANDAR
INDAH
PRINTING
TEXTILE
SURAKARTA. (Skripsi). Surakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Departemen Tenaga Kerja RI. 1990.
Himpunan Petunjuk Ketiga (
Keselamatan dan Kesehatan Kerja )
di Indonesia 1989-1990. Jakarta :
Yayasan Pendidikan Widyadhana
Atmaja.
Depkes. 1992. Undang-undang RI No.23
Tahun 1992. Republik Indonesia.
Fathoni A. 2006. Manajemen Sumber
daya Manusia. Jakarta : Rineka
Cipta.

Irma, I dan Intan A. 2013. Penyakit Gigi,
Mulut, dan THT. Yogyakarta :
Nuha Medika
International Labour Office. 1989. Buku
Pedoman pencegahan Kecelakaan.

Page   

Artikel Penelitian

Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug dengan Gangguan Pendengaran pada
Karyawan Bagian Weaving III di PT. DAN LIRIS, Sukoharjo

 

Jakarta :
Pressindo.

Pustaka

Binaman

Indonesia. 2001. Himpunan Peraturan
Perundang-undangan Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Departemen Tenaga Kerja.
Lawrence G. 2000. Diterjemahkan oleh
Zulazmi hamdy. Perencanaan
Pendidikan Kesehatan Sebuah
Pendekatan Diagnostik. FKM
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan RI. Jakarta.
Nasution.
2010. Manajemen Mutu
Terpadu.
Jakarta
:
Ghalia
Indonesia.
Notoatmodjo S. 2008. Prinsip-prinsip
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : Rineka Cipta.
Nugraheni D.
2010.
Faktor yang
Berhubungan dengan Kedisiplinan
Pemakaian Alat Pelindung Telinga
Bagian Weaving PT. Primatexco
Kabupaten Batang.
[Skripsi].
Batang : Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Pekalongan.
Riyanto A. 2011. Aplikasi Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Terjemahan
Yogyakarta : Nuha Medika.
Ridley J. 2006. Ikhtisar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. (Terjemahan).
England : PT. Gelora aksara pratama
Santoso. 2004. Ergonomi manusia, peralatan

dan lingkungan. Sidoarjo : Prestasi
pustaka publisher.
Siagaan. 2004. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta : PT. Rineke
Cipta.
Siagaan, S. 2006. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta : Bina
Aksara.
Siswanto A. 2003. Alat Pelindung Diri,
Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
No 4. Oktober - Desember.
Sukadji. 2000. Psikologi Pendidikan dan
Psikologi Sekolah (Direvisi dan
Dilengkapi) . Depok : Universitas
Indonesia.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Suma’mur. 2010. Higiene Perusahaan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta :
Sagung Seto.
Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng.
2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta : UNIBA PRESS.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Manajemen dan
Implementasi K3 ditempat kerja.
Surakarta : Harapan Press.

 
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Muhammadiyah Surakarta 
 

Page 

 

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN TINGKAT KEDISIPLINAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG MATA DENGAN GANGGUAN Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Alat Pelindung Mata Dengan Gangguan Kesehatan Mata Pada Pekerja Las Home Industry Di Kartasura.

0 2 17

SKRIPSI Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug Dengan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Bagian Weaving III di PT. Dan Liris, Sukoharjo.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Tingkat Kedisiplinan Pemakaian Ear Plug Dengan Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Bagian Weaving III di PT. Dan Liris, Sukoharjo.

0 1 5

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN CUTTING PT. DAN LIRIS BANARAN Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Bagian Cutting Pt. Dan Liris Banaran Kabupaten Sukoharjo.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover Pada Karyawan PT dan Liris Sukoharjo.

0 1 17

ANALISIS PROSEDUR PEREKRUTAN KARYAWAN BAGIAN GARMEN DI PT DAN LIRIS SUKOHARJO.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA JOB INSECURITY DAN BURNOUT DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BAGIAN KONVEKSI III PT DAN LIRIS SUKOHARJO.

0 2 19

Perbedaan Rerata Denyut Nadi pada Tenaga Kerja yang Diberi Ear Plug dan Yang tidak Diberi Ear Plug di Bagian Weaving Pt. X Cover 1

0 0 11

Hubungan antara Job Insecuritydan Burnout dengan Intensi Turnover pada Karyawan Bagian Konveksi III PT Dan Liris Sukoharjo

0 0 15

Hubungan kebisingan dengan kelelahan tenaga kerja shift pagi di bagian weaving II PT. Dan Liris Sukoharjo

1 1 86