PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD ( Studi Kasus di PAUD “Anak Cerdas” Ungaran ) Pengembangan Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD (Studi Kasus di PAUD Anak Cerdas Ungaran).

PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD
( Studi Kasus di PAUD “Anak Cerdas” Ungaran )
NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada
Program Magister Manajemen Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Magister Manajemen Pendidikan

SRI LESTARI
Q 100120051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1

1


PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD
( Studi Kasus di PAUD “Anak Cerdas” Ungaran )
Oleh
sri Lestari, eko supriyanto, samino
Q 100120051
lest_rr26@yahoo.com

ABSTRACT
One of the issues among the early education teachers is the qualification and
competency of the teachers that has not meet the standard yet. The qualification
among early childhood teachers are varied. This study is aimed to describe 1) the
pedagogic competency of the teachers in Anak Cerdas Ungaran, 2) the
development of pedagogic competency of teachers in Anak Cerdas Ungaran. This
is a quantitative study using ethnographic approach. The main subject of the
study are the chief manager, the teachers’ coordinator, and the teachers of
Anak Cerdas Ungaran. The data is collected using interview, observation, and
documentation. The data analysis begins with 1) data collection, 2) data
reduction, 3) data exposure, 4) drawing conclusion. The data validity is tested
using data triangulation. PAUD Anak Cerdas is established in 1990. It has been

developing and having many achievement as well as accredited by National
Accreditation Board for Non Formal Education. For the time being, it has 9
teachers. The result of the study shows that: 1) eight teacher have competency
as teachers, and one teacher has the competency of shadow teacher. 2) the
competency development is taken to develop the pedagogic competency by
attending seminars, workshops, and trainings on early childhood education. Also
joining the scholarship provided by the government to attend university level.
The organizational profession and institution have not been maximally used by
the teachers.
Key words: teachers, shadow teacher, pedagogic competency, development.

1

ABSTRAK
Permasalahan pendidik PAUD yang perlu mendapatkan perhatian antara lain
adalah masalah kualifikasi pendidikan dan kompetensi pendidik PAUD yang masih
belum memenuhi persyaratan. Layanan-layanan PAUD sebagian besar dilakukan
oleh tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan dan kemampuan dasar yang
bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Bagaimana
kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran (2) Bagaimana

pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan menggunakan pendekatan
etnografi. Subyek utama peneltian ini adalah ketua pengelola PAUD Anak Cerdas,
koordinator pendidik PAUD Anak Cerdas dan pendidik PAUD Anak Cerdas
Ungaran. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data diawali dengan (1) pengumpulan data, (2) reduksi
data, (3) penyajian data dan (4) penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi data.
PAUD Anak Cerdas yang berdiri sejak tahun
1990 telah mengalami banyak perkembangan dan prestasi serta terakreditasi
oleh BAN PNF. pada saat ini mempunyai sembilan pendidik dan hasil dari
penelitian ini adalah (1) Delapan pendidik Anak Cerdas berkompetensi sebagai
guru dan satu pendidik berkompetensi sebagai guru pendamping. (2)
Pengembangan kompetensi yang dilakukan PAUD Anak Cerdas untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik meliputi peningkatan kualifikasi
pendidikan, mengikuti berbagai diklat PAUD, workshop, bintek/ortek, dan
seminar tentang kePAUD-an. Peningkatan kualifikasi pendidikan pendidik ke
jenjang S1 dengan memberikan beasiswa yang diakses dari pemerintah.
Pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas belum
memanfaatkan lembaga dan organisasi profesi pendidik secara optimal.

Kata kunci: guru, guru pendamping, kompetensi pedagogik, pengembangan.

2

PENDAHULUAN
Permasalahan pendidik PAUD yang perlu mendapatkan perhatian antara
lain adalah masalah kualifikasi pendidikan pendidik PAUD yang masih belum
memenuhi persyaratan. Layanan-layanan PAUD sebagian besar dilakukan oleh
tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan dan

kemampuan dasar yang

bervariasi. Di lihat dari latar belakang pendidikan masih banyak tenaga pendidik
PAUD yang berlatar belakang SLTA, sementara Peraturan Menteri Pendidikan
Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru mempersyaratkan bahwa Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari
program studi yang terakreditasi. Dengan demikian tenaga pendidik Pendidikan
Anak Usia Dini masih perlu ditingkatkan kualifikasinya sampai memenuhi tuntutan

yang dipersyaratkan.
Data dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, sampai akhir tahun
2012 masih banyak ditemukan Pendidik PAUD yang tidak memenuhi standar
kualifikasi dan kompetensi. Pendidik PAUD di Jateng sebanyak 69.561 orang,
terbagi 383 (0,55%) berkualifikasi pendidikan S2, S1 sebanyak 31.350 (45,07%).
Kemudian, D III sebanyak 14.038 (20,18%) , dan SMA/MA ada 21.213 orang
(30,50%), SMP/MTs ada 2.577 orang ( 3,70% ). Dari jumlah tersebut yang berlatar
belakang kependidikan ada 54,95% dan non kependidikan adalah 43,53%.

1

(Grand Desain PAUD HI Jawa Tengah 2013-2018 ). Suatu kondisi yang masih jauh
dari ideal, jika harus dituntut suatu layanan optimal.
Tuntutan pengembangan kompetensi bagi pendidik PAUD adalah suatu
hal yang tidak dapat dihindari, karena pendidik harus senantiasa berupaya untuk
mengadopsi perkembangan-perkembangan baru, baik di bidang teknologi
informasi maupun tuntutan masyarakat serta tuntutan kurikulum yang selalu
mengalami perubahan dan perbaikan.
Pengembangan kompetensi


pendidik PAUD dapat dilakukan secara

individual pendidik PAUD sendiri, pengembangan melalui kelembagaan dan
pengembangan melalui organisasi profesi. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Saud (2009 : 98), untuk meningkatkan mutu pendidikan saat
ini, maka profesionalisasi guru (pendidik) merupakan suatu keharusan, terlebih
lagi apabila kita melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan berbagai hal
yang ditemui dalam melaksanakan pendidikan, yaitu : (1) perkembangan Iptek,
(2) persaingan global bagi lulusan pendidikan, (3) otonomi daerah, dan (4)
implementasi kurikulum.
Salah satu kompetensi pendidik PAUD yang perlu untuk selalu
dikembangkan adalah kompetensi pedagogik, kompetensi pedagogik merupakan
salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru. Kompetensi
Pedagogik pada

dasarnya

adalah

kemampuan


guru

dalam

mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi khas,

2

yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan
tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.
Kompetensi dirumuskan sebagai suatu tugas yang memadai, atau pemilikan
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
seseorang ( Janawi 2012: 30 ).
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10)
dinyatakan secara tegas bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan “ Wujud profesional atau

tidak tenaga pendidik diwujudkan dengan sertifikat pendidik. Janawi
menyimpulkan bahwa kompetensi apabila dilihat dari konteks makna, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan ; pertama, kompetensi diartikan sebagai
kemampuan, keahlian, dan atau keterampilan yang mutlak dimiliki oleh
seseorang ( dalam hal ini pendidik ); Kedua, kompetensi merupakan kemampuan
yang mencakup kognitif, afektif, dan perbuatan atau psikomotorik; Ketiga,
kompetensi tersebut harus dikuasai seseorang; Keempat, kompetensi adalah
bersifat mengikat seseorang pada disiplin keilmuan yang telah ditekuninya; dan
kelima, kompetensi mutlak diterapkan dan memiliki standar yang jelas sesuai
dengan apa yang telah dijadikan sebagai standar kompetensi.

( Janawi 2012 :

34 ). Jan Bella mengemukanan bahwa pengembangan merupakan proses
peningkatan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan
berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya

3

menjawab why. Latihan berorientasi praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung

singkat dan biasanya menjawab how. (Jan Bella dalam Mulyasa, 2012 : 70 ).
Uraian

diatas menjadi latar belakang dari penelitian yang berjudul

Pengembangan Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD, studi kasus di PAUD Anak
Cerdas

Ungaran,

yang

bertujuan

untuk

pengembangan kompetensi pedagogik pendidik

mendeskripsikan


bagaimana

PAUD Anak Cerdas Ungaran.

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana kompetensi
pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas Ungaran, dan untuk mendeskripsikan
bagaimana pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas
Ungaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami (natural
setting) untuk mendapatkan pemahaman dan penafsiran yang mendalam
mengenai makna, fakta yang menyeluruh tentang pengembangan kompetensi
pedagogik pendidik PAUD. Penelitian ini berlokasi di PAUD Anak Cerdas Ungaran
Kabupaten Semarang, Jalan Diponegoro 250 Ungaran Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Mei 2014.
Peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus penelitian, yaitu tentang
pengembangan kompetensi pedagogik pendidik

PAUD Anak Cerdas Ungaran.


Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer
adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti sendiri dalam
bentuk verbal, kata-kata atau ucapan lisan atau perilaku dari informan. Data

4

sekunder adalah data yang diperoleh dari orang lain dalam bentuk dokumendokumen. Berdasarkan kriteria tersebut maka ditentukan subjek penelitian ini
adalah: (1) pengelola PAUD, (2) koodinator pendidik, dan (3) pendidik PAUD Anak
Cerdas Ungaran. Subjek atau informan utama dalam penelitian ini adalah
pengelola PAUD. Kata-kata dan tindakan pengelola tersebut yang selanjutnya
nanti dipilih sebagai sumber data utama. Sedangkan sumber data pendukung
penelitian ini adalah koordinator pendidik, dan pendidik.
Adapun sumber data non manusia meliputi dokumen yang relevan dengan fokus
penelitian, seperti administrasi pengelolaan, sertifikat pelatihan, foto-foto
kegiatan, dan dokumen lain yang mendukung.
Pengambilan data dilakukan peneliti dengan cara: a) wawancara, b) observasi
(pengamatan), c) dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif. Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara
sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang
telah dihimpun untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai
data yang telah ditemukan. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Kredibilitas atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara
yaitu : Teknik Triangulasi dan teknik ketekunan pengamatan. Teknik triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap

5

data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, terutama
triangulasi metode dan sumber. Triangulasi data dilakukan agar informasi yang
diperoleh dari beberapa sumber data dapat valid.
Teknik Ketekunan Pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang akurat
dan tepat. Sejalan dengan itu peneliti harus bersikap disiplin, tekun dan cermat
dalam pencatatan dan pengumpulan data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kompetensi pedagogik pendidik PAUD Anak Cerdas, dari sembilan pendidik ada
delapan pendidik yang sudah mempunyai kompetensi sebagai guru PAUD
sedangkan satu orang pendidik sebagai guru pendamping. Profil kompetensi
pedagogik pendidik dilihat dari unjuk kerja yang telah dinilai oleh koordinator
pendidik, berada pada kategori A ( tinggi ) dengan nilai antara 65 – 90.
Grafik 1: Profil kompetensi pedagogik guru PAUD “Anak Cerdas”

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Series1

Kompetensi pedagogik yang dikuasai oleh pendidik bukanlah kompetensi statis
yang telah diperoleh dari pendidikan formal, tetapi merupakan pengembangan
6

yang dilakukan di lem
lembaga PAUD secara berkesinambungan dan sesuai dengan
tuntutan dan perkemb
embangan dunia pendidikan khususnya PAUD.
Kualifikasi pendidikan
ikan pendidik pada awal masuk sebagai pendid
ndidik PAUD Anak
Cerdas yang rata-rata
rata adalah SMA dan tentu saja belum ada
da yang
y
tersentuh
dengan pelatihan apa
apapun, pengembangan kompetensi pedagogik
ogik bagi pendidik
mutlak diperlukan.. Tanpa
Tan pengembangan kompetensi yang mema
emadai PAUD Anak
Cerdas tidak mungkin
kin dapat berkembang seperti sekarang ini.
Pengembangan dalam
lam rangka meningkatkan kualifikasi akademik.
ik.
Grafik 2: Kualifikasi
kasi Pendidikan Sebelum Pengembangan
Grafik Kualifikasi Pendidikan
Sebelum Pengembangan

S1 Non Pend
34%

SLTA
22%

SLTA
D1
D1
D3
11%
D3 S1 Pendidikan
11%
S1 Non Pend

S1
Pendidikan
22%

Grafik di atas menje
enjelaskan bahwa kualifikasi pendidikan pendidik
pen
sebelum
pengembangan sangat
ngat bervariasi, dari SLTA, D1, D3 dan sarjana.

7

Grafik 3: Kualifikasi
ikasi Pendidikan setelah Pengembangan
Grafik Kualifikasi Pendidikan
Setelah Pengembangan

S1 Non
Pend
33%

SLTA
11%

SLTA

S1
Pendidikan
56%

S1 Pendidikan
S1 Non Pend

Grafik di atas menje
enjelaskan bahwa kualifikasi pendidikan dari
ari pendidik
p
PAUD
Anak Cerdas telah
lah meningkat secara signifikan. Pendidik dengan
den
kualifikasi
pendidikan SLTA me
mengalami penurunan menjadi 11% yang sebelumnya
seb
22%,
dan tidak ada lagi
gi pendidik
pe
yang berijazah D1 dan D3. Peningk
ingkatan kualifikasi
pendidikan pendidik
didik tentu akan sangat berpengaruh dengan
ngan kompetensi,
terutama kompetens
tensi pedagogik pendidik.
Grafik 4:
4 Pengembangan Kompetensi
PEN
PENGEMBANGAN
KOMPETENSI
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

8

Grafik 4 dapat dijelaskan bahwa semua pendidik telah mengembangkan
kompetensi, baik melalui berbagai diklat, ortek, bintek, seminar, workshop dan
magang. Pengembangan kompetensi yang dilakukan belum merata pada semua
pendidik.
Jan Bella mengemukanan bahwa pengembangan merupakan proses peningkatan
keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial. Pendidikan berorientasi pada
teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama, dan biasanya menjawab why.
Latihan berorientasi praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat dan
biasanya menjawab how. (Jan Bella dalam Mulyasa, 2012 : 70 ).
Pengembangan kompetensi pedagogik adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kompetensi yang meliputi kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral
pendidik sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Secara rinci tujuan pengembangan SDM dapat diuraikan menjadi beberapa
tujuan yakni meningkatkan produktivitas kerja, mencapai efisiensi, meminimalisir
kerusakan, mengurangi kecelakaan, meningkatkan pelayanan, memelihara moral
pegawai, meningkatkan peluang karier, meningkatkan kemampuan konseptual,
meningkatkan kepemimpinan, peningkatan balas jasa, peningkatan pelayanan
kepada konsumen. ( Malayu Hasibuan, 2012 : 70 ). Dengan

melihat

paparan

hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa pengembangan kompetensi
pedagogik yang dilaksanakan oleh pendidik PAUD Anak Cerdas sebagian besar
adalah dengan cara formal. Pendidik PAUD Anak Cerdas ditunjuk oleh lembaga
untuk mengikuti pendidikan dan latihan, workshop, seminar, ortek, bintek, atau

9

seminar. Pengelola/lembaga mengirimkan/menunjuk pendidik untuk mengikuti
kegiatan pengembangan kompetensi berdasarkan alokasi yang ditentukan oleh
penyelenggara kegiatan pengembangan kompetensi.
Meskipun sebagian besar pengembangan kompetensi pedagogik merupakan
pengembangan

secara

formal,

tetapi

ada

pendidik

yang

melakukan

pengembangan kompetensi pedagogiknya secara informal. Pendidik mengikuti
kegiatan seminar, magang atau kegiatan pengembangan kompetensi lainnya atas
dasar kemauan dan biaya sendiri. Hal ini dilakukan pendidik, karena pendidik
menyadari pentingnya pengembangan kompetensi pedagogiknya demi kemajuan
dirinya sebagai pendidik.
Program adalah suatu jenis rencana yang konkrit karena di dalamnya sudah
tercantum

sasaran,

kebijaksanaan,

prosedur,

anggaran,

dan

waktu

pelaksanaannya. Supaya pengembangan dapat mencapai hasil yang baik dengan
biaya yang relatif kecil hendaknya ditetapkan dahulu progam pengembangan.
Program pengembangan harus dituangkan sasaran, kebijaksanaan, prosedur,
anggaran,

peserta,

kurikulum,

dan

waktu

pelaksanaannya.

Program

pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan kompetensi masingmasing pendidik sesuai dengan perannya sebagai pendidik di lembaga PAUD.
Program pengembangan hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada
semua pendidik, supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.
PAUD

“Anak

Cerdas”

sebagai

lembaga

sudah

mempunyai

program

pengembangan kompetensi bagi pendidiknya, seperti dalam struktur anggaran

10

lembaga. Struktur anggaran telah mengalokasikan untuk pengembangan
kompetensi pendidik, meskipun sangat kecil. Meski demikian, pengembangan
yang dilakukan oleh PAUD “Anak Cerdas” masih tergantung dengan program
pemerintah, program organisasi ataupun lembaga lain yang menyelenggarakan
kegiatan pengembangan kompetensi pendidik PAUD.
Pengembangan

kompetensi

yang tidak terprogram

secara

rinci akan

menyebabkan tidak meratanya kompetensi yang dimiliki oleh pendidik. Pendidik
yang sempat dan dekat dengan pengelola akan mempunyai kesempatan yang
lebih dibandingkan dengan pendidik yang lain. Memungkinkan juga pendidik
yang sama mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi lebih dari sekali
sedangkan pendidik yang lain belum pernah mengikutinya.
SIMPULAN
Simpulan dari penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan adalah 1)
Pendidik PAUD “Anak Cerdas” yang mempunyai kompetensi sebagai guru ada
delapan orang dan sebagai guru pendamping satu orang. Kualifikasi pendidikan
dan kompetensi

pendidik PAUD “Anak Cerdas” saat ini merupakan hasil

pengembangan kompetensi yang dilakukan oleh lembaga. 2) Profil kompetensi
pedagogik pendidik PAUD “Anak Cerdas” baik guru maupun guru pendamping
berada pada kategori A ( tinggi ). 3) Peningkatan kualifikasi pendidikan yang
dilakukan oleh PAUD “Anak Cerdas” adalah dengan memberikan beasiswa
kepada tiga orang pendidik. Satu orang pendidik yang berlatar belakang D3
menjadi S1, satu orang pendidik D2 menjadi S1, dan satu pendidik SMA menjadi

11

S1. Beasiswa tersebut berasal dari Direktorat PAUDNI yang diakses oleh lembaga.
4) Pengembangan kompetensi pedagogik pendidik PAUD dapat dilakukan secara
individual pendidik PAUD sendiri, pengembangan melalui kelembagaan dan
pengembangan melalui organisasi profesi. Pendidik PAUD “Anak Cerdas”
melakukan pengembangan kompetensinya secara individual dengan membaca
buku, mengikuti seminar dengan biaya sendiri, diskusi dengan teman dan
menonton berbagai acara televisi yang ada hubungannya dengan PAUD.
Pengembangan melalui kelembagaan dilakukan dengan mengikuti berbagai
kegiatan diklat, ortek, workshop, dan seminar. Pengembangan melalui organisasi
profesi dilakukan oleh pendidik dengan mengikuti kegiatan HIMPAUDI (
Himpunan Pendidik PAUD ). 5) Pengembangan kompetensi pedagogik yang telah
dilakukan oleh PAUD “Anak Cerdas”, baik diklat, ortek/bintek, workshop dan
seminar masih menggantungkan pada program pengembangan kompetensi dari
pemerintah. Lembaga belum memanfaatkan kemampuan sendiri untuk
mengembangkan kompetensi pedagogik pendidiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Deborah H. Gebby, Deborah Ceglowski; Early Childhood Educ J 2012, “ The Role
of Teacher Efficacy in Strengthening Classroom Support for Preschool
Children with Disabilities Who Ethibit Challenging Behaviors “. Springer
Science + Bussiness Media, LLC 2011
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini Terpadu. 2012
Gillian Bramwell, Roamary C, Relly; Roeper Review 2011, “ Creative Teacher “.
ProQuest Research Library 2011; 33

12

Hae Young Lee; National Institute Lifelong Education 2008, “ Knowledge
Management: A Tripartie Conceptual Framework fo Career and Teacher
Educators”. Nothern Illinois University; 2008
Iskandar; 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada
Joseph J. Caruso; 2006. Supervision in Early Childhood Education. Columbia
University: Teacher College Press
Julia VanderMolen. Richard Zinzer; JITE. “ Job Tasks Performed by Career
Preparation System Administrators in One Midwestern State: Implications
for Leadership Development”. Western Michigan University . 2008
Liang Zeng : “ Developmentally and CulturallyIn Appropriate Practice in U.S
Kindergarten Programs: Prevalence, Saverity, and its Relationship with
Teacher and Administrator Qualifications”. The University of Texas
Educations Summer 2005 ; 125.
Malayu Hasibuan; 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Martuti; 2013. Mengelola PAUD. Bantul : Kreasi Wacana
Martuti; 2010. Mendirikan dan Mengelola PAUD. Bantul : Kreasi Wacana
Mulyasa; 2012. Managemen PAUD. Jakarta : Rosda Karya
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI Press.
Moleong; 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rosda Karya
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah
Permendiknas No, 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Permendiknas no 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). 2012
Suharsimi Arikunto; 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Aditya Media

13