PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHAN DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD.

(1)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHAN

DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP)

TERHADAP PENINGKATAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD (Studi Ex Post-Facto di Unit Pelaksana Teknis Dasar Pendidikan

Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi Pelatihan

oleh Fitri Pertiwi NIM. 1100094

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHAN

DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP)

TERHADAP PENINGKATAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD (Studi Ex Post-Facto di Unit Pelaksana Teknis Dasar Pendidikan

Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi)

Oleh Fitri Pertiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fitri Pertiwi 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015


(3)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHAN DEVELOPMENTALLY

APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN

KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

FITRI PERTIWI ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya penguasaan kompetensi pedagogik pendidik PAUD yang ditunjukkan oleh data hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi pendidik PAUD yaitu sebesar 58,87 dari batas nilai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 70. Angka tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi pendidik PAUD masih rendah. Faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan kompetensi pedagogik pendidik di antaranya latar belakang pendidikan pendidik, pengalaman pendidik dalam mengajar, kedisiplinan pendidik dalam bekerja, pengawasan kepala sekolah, organisasi keguruan, dan kursus kependidikan. Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) merupakan salah satu bagian dari kursus kependidikan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD. Penelitian ini menggunakan metode ex post-facto dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini yaitu 60 orang pendidik PAUD. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui angket dan studi dokumentasi. Pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) diidentifikasi melalui perbandingan rata-rata antara data pre-test dan data post-test. Angket juga dikumpulkan lalu dianalisis untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dan gambaran kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP), rata-rata kompetensi pedagogik pendidik PAUD menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelum mengikuti pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP), atau dengan kata lain pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

Kata kunci: pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP), kompetensi pedagogik, pendidik PAUD.


(5)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TRAINING PROGRAM ON IMPROVING PRESCHOOL (PAUD) TEACHERS’ PEDAGOGICAL COMPETENCE

FITRI PERTIWI

ABSTRACT

The background of this study is the weak of preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence that shown by the data of Competence First Test result who’s conducted by the Ministry of Education and Culture which showed that preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence is 58,87 of the limit value set by the government is 70. That number shows that preschool (PAUD) teachers’ have low pedagogical competence. Some factors that relevant to preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence are teacher’s education background, teacher’s experience in teaching, teacher’s discipline in working, supervision of the principal, teacher organization, and educational training program. Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program is a part of educational training program. Given that particular reason, this study aims to investigate the influence of the Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program on improving preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence. The study employs quantitative approach with ex post-facto as its method. The subjects of the study are 60 preschool (PAUD) teachers. The data are collected by using questionnaires and documentation study. The influence of the Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program is identified through a comparison of the average mean score between pre-test and post-test. Questionnaires was also collected and analyzed to find out the process of Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program and also to know the preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence after joining the Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program. The findings reveal that after joining the Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program, the average level of the teachers’ pedagogical competence improves. In other words, the Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program has a significant influence on improving the preschool (PAUD) teachers’ pedagogical competence.

Keywords: Developmentally Appropriate Practice (DAP) training program, pedagogical competence, preschool (PAUD) teachers.


(6)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

1. Identifikasi Masalah ... 7

2. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

1. Manfaat Teoritis ... 9

2. Manfaat Praktis ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini ... 11

1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 11

2. Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 12

3. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini ... 13

4. Perencanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini ... 14

B. Hakikat Pelatihan ... 15

1. Pengertian Pelatihan ... 15

2. Komponen Pelatihan ... 16

3. Manfaat Pelatihan... 17


(7)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Hakikat Kompetensi Pedagogik ... 25

1. Kompetensi Pedagogik Pendidik ... 25

2. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik ... 27

D. Konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP)... 28

1. Pengertian Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 28

2. Landasan Developmentally Appropriate Practice (DAP) .... 30

3. Prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 31

4. Developmentally Appropriate Practice (DAP) untuk Setiap Aspek Perkembangan pada Anak Usia 3-6 Tahun... 32

E. Kerangka Pemikiran ... 35

F. Kajian Penelitian yang Relevan ... 37

G. Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Desain Penelitian ... 39

B. Partisipan ... 40

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Instrumen Penelitian ... 42

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 47

E. Prosedur Penelitian ... 50

F. Analisis Data ... 53

1. Deskripsi Variabel ... 53

2. Pengujian Persyaratan Analisis Parametrik ... 54

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Linearitas ... 54

3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Berhubungan ... 57

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 60

B. Gambaran Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 61

C. Temuan Penelitian ... 62 vii


(9)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak

Kabupaten Sukabumi ... 62

2. Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 70

3. Pengaruh Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD ... 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

1. Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 81

2. Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 84

3. Pengaruh Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD ... 89

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 92

A. Simpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 93

DAFTAR RUJUKAN ... 94

LAMPIRAN ... 97 viii


(10)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rentang Skala Likert ... 43 Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan

Pelatihan DAP ... 46 Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kompetensi

Pedagogik Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 47 Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pelaksanaan Pelatihan DAP ... 49 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kompetensi Pedagogik

Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 50 Tabel 3.6 Kategorisasi Deskripsi Variabel ... 53 Tabel 4.1 Data Sekolah, Siswa dan Guru yang Dilayani oleh UPTD

Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 60 Tabel 4.2 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 63 Tabel 4.3 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Kegiatan Menyeleksi Peserta Pelatihandi UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 64 Tabel 4.4 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Pelaksanaan Penilaian Awal Terhadap Peserta Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi... 65 Tabel 4.5 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Pelaksanaan Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 67 Tabel 4.6 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice


(11)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi... 68 Tabel 4.7 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Pelaksanaan Penilaian Akhir Peserta Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi... 69 Tabel 4.8 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Nagrak

Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 71

Tabel 4.9 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator Pemahaman Wawasan Kependidikan mengenai DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 72 Tabel 4.10 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator

Pemahaman Landasan DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP... 74 Tabel 4.11 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator

Pemahaman Prinsip-prinsip DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 75 Tabel 4.12 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator DAP

Untuk Setiap Aspek Perkembangan Pada Anak Usia 3-6 Tahun di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 76 Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas Data ... 79 Tabel 4.14 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Populasi Berhubungan antara Data

Pre-test dan Data Post-test Pelaksanaan Pelatihan DAP ... 80

x


(12)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 36 Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 39 Gambar 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 63 Gambar 4.2 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Kegiatan Menyeleksi Peserta Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi

...

64

Gambar 4.3 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) Pada Indikator Pelaksanaan Penilaian Awal Terhadap Peserta Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi... 66 Gambar 4.4 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Pelaksanaan Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi .. 67 Gambar 4.5 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP) Pada Indikator Pengawasan Selama Proses Pelaksanaan Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi ... 68 Gambar 4.6 Pelaksanaan Pelatihan Developmentally Appropriate Practice


(13)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Pelatihan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi... 70 Gambar 4.7 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD di Kecamatan Nagrak

Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) ... 71

Gambar 4.8 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator Pemahaman Wawasan Kependidikan mengenai DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 73 Gambar 4.9 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator

Pemahaman Landasan DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP... 74 Gambar 4.10 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator

Pemahaman Prinsip-prinsip DAP di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 75 Gambar 4.11 Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Pada Indikator DAP

Untuk Setiap Aspek Perkembangan Pada Anak Usia 3-6 Tahun di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Setelah Mengikuti Pelatihan DAP... 77 Gambar 4.12 Normal Q-Q Plot Data Pre-test ... 78 Gambar 4.13 Normal Q-Q Plot Data Post-test ... 78

xi


(14)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Pre-test dan Post-test Pelatihan DAP ... 97

Lampiran 2 Data Pre-test dan Post-test Sampel ... 98

Lampiran 3 Kisi-kisi Penyusunan Instrumen Penelitian ... 100

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... 107

Lampiran 5 Data Pelaksanaan Pelatihan DAP ... 111

Lampiran 6 Data Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP... 113

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Pelaksanaan Pelatihan DAP ... 115

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP ... 118

Lampiran 9 Hasil Uji SPSS ... 121

Lampiran 10 Materi Pelatihan DAP... 122

Lampiran 11 SK Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ... 132

Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Mengadakan Penelitian ... 133

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 134

Lampiran 14 Surat Keterangan Bebas Uji Plagiat ... 135


(15)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(16)

1

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pengembangan sumber daya manusia saat ini pun sangat dipengaruhi pula oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Sehingga maju atau tidaknya suatu bangsa dapat dilihat dari pengembangan sumber daya manusia yang ada dalam bangsa tersebut. Sumber daya manusia ini hendaknya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari yaitu dengan memberikan perhatian yang besar pada pendidikan anak sejak anak masih dalam masa usia dini.

Wijana, Dyah, Siyantayani, Suminah, Nurmiati, dan Wahyuni (2011, hlm. 1.3) menyebutkan bahwa, “Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung sejak usia lahir sampai dengan usia 6 tahun”. Masa usia ini memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan individu, karena pada usia tersebut anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai dimensi atau aspek.

Wijana, dkk. (2011, hlm. 1.4) menambahkan bahwa,

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan kehidupan tahap berikutnya.

Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak untuk mengenal serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Oleh karena itu, kurikulum yang digunakan serta perencanaan pembelajaran yang disusun pada pendidikan anak usia dini hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, agar tugas-tugas pada setiap tahapan perkembangan anak dapat terpenuhi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Lidnillah (2012, hlm. 1, diakses dari: http://file.upi.edu) bahwa,


(17)

2

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan yang dilakukan terhadap anak seharusnya disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak tersebut serta bagaimana anak belajar. Sehingga pendidikan pada anak tidak berarti sebagai program

“pemaksaan” terhadap anak untuk melakukan sesuatu atau untuk memiliki suatu kemampuan sesuai keinginan orang dewasa tanpa mempertimbangkan kondisi anak.

Pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam menyukseskan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pendidik pun harus mengerti bahwa setiap anak mempunyai bakat, minat, kelebihan, kekurangan, serta pengalaman yang berbeda-beda. Maka dari itu, pendidik hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan keunikan-keunikan tersebut (Lidinillah, 2012, hlm. 1). Mengingat pentingnya hal tersebut, pendidik dituntut untuk memahami pendekatan yang relevan dengan tahapan perkembangan anak. Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia yaitu pendidikan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Pelatihan merupakan suatu solusi bagi para pendidik untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya. Sudjana (2007, hlm. 7) mengemukakan bahwa, “Kegunaan pelatihan bagi peserta pelatihan adalah terjadinya peningkatan kemampuan melalui perolehan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai baru setelah mengikuti pelatihan, yang ditampilkan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan

dan/atau kehidupan mandiri”. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Moekijat

(dalam Fauzi, 2009, hlm. 14) bahwa pelatihan lebih menekankan pada pengembangan keahlian, pengetahuan dan sikap. Secara lebih rinci, Moekijat (dalam Fauzi, 2009, hlm. 14) mengemukakan bahwa tujuan umum pelatihan yaitu,

“(1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif; (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional; dan (3) untuk


(18)

3

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman, pegawai dan pimpinan”.

Pelatihan yang termasuk dalam salah satu program pendidikan nonformal disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bagian ke-lima pasal 26 ayat 5 yang berbunyi “Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Adapun Coombs (dalam Sudjana, 2010, hlm. 21) mengemukakan bahwa “Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya”. Munculnya pelatihan sebagai suatu wadah dalam berbagi ilmu dan meningkatkan pengetahuan seorang individu diharapkan dapat membantu pendidik dalam menjalankan tugasnya serta untuk meningkatkan kualitas diri pendidik itu sendiri.

Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang dilaksanakan oleh UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi dengan sasaran peserta pelatihan yaitu para pendidik PAUD se-Kecamatan Nagrak, yang mencakup 64 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dengan jumlah peserta 100 orang. Pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas diri setiap pendidik PAUD serta untuk menambah pengetahuan pendidik PAUD mengenai pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak agar kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dapat mengembangkan serta mengoptimalkan potensi peserta didik, bukan sebaliknya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan, metode yang digunakan pada saat pelatihan yaitu metode pembelajaran kelompok dengan teknik yang digunakan antara lain teknik ceramah bervariasi dan teknik diskusi agar pelaksanaan pelatihan menjadi lebih efektif, selain itu agar yang menjadi kebingungan salah seorang peserta pelatihan dapat langsung didiskusikan dan


(19)

4

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diselesaikan bersama-sama. Adapun materi yang disampaikan pada pelatihan ini yaitu mengenai Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau pendidikan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Evaluasi yang dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan pelatihan ini yaitu melalui pre-test dan post-test. Skor yang diperoleh peserta pelatihan sebelum dan sesudah mendapatkan materi sangatlah jauh berbeda, dalam arti bahwa para peserta rata-rata mendapatkan nilai yang lebih tinggi pada saat post-test. Hal ini berarti pelaksanaan pelatihan dapat dinilai cukup berhasil.

Tingginya hasil post-test para peserta pelatihan hendaknya diikuti pula oleh peningkatan kemampuan para peserta pelatihan dalam melaksanakan tugasnya di lembaga tempatnya bekerja. Karena penambahan keahlian, pengetahuan, dan sikap tidak akan berarti apa-apa bila tidak dikembangkan di bidang pekerjaannya, sehingga tidak memberi manfaat yang berarti bagi peningkatan kinerja peserta pelatihan. Fauzi (2009, hlm. 14) menyebutkan bahwa

“Manfaat pelatihan bagi pendidik dan lingkungan kerjanyalah yang menjadi indikasi bahwa mereka itu terlatih setelah mengikuti pelatihan”. Oleh karena itu, pelatihan dapat dikatakan telah mencapai tujuannya bila dapat memberi manfaat bagi diri peserta pelatihan maupun bagi lingkungan kerjanya. Hal ini didukung pula oleh pernyataan dari Sudjana (2007, hlm. 4) yaitu bahwa, “Suatu pelatihan dianggap berhasil apabila dapat membawa kenyataan atau performansi sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi pada saat ini kepada kenyataan atau performansi sumber daya manusia yang seharusnya atau yang diinginkan oleh organisasi dan/atau lembaga”. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari sistem pelatihan sendiri yang merupakan satuan pendidikan nonformal, sehingga sesuai dengan sistem pendidikannya pelatihan memiliki unsur-unsur yang terdiri atas komponen, proses, dan tujuan. Tujuan pelatihan mencakup tujuan pembelajaran akhir yaitu pengaruh (outcome). Pengaruh berkaitan dengan manfaat atau kegunaan pelatihan yang telah diikuti peserta pelatihan bagi dirinya, lembaga, masyarakat, dan lain sebagainya, salah satunya membelajarkan orang lain terhadap hasil belajar yang telah dimiliki dan dirasakan manfaatnya oleh lulusan (Sudjana, 2010, hlm. 35).


(20)

5

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari pernyataan Sudjana di atas, maka dapat diketahui bahwa tercapainya tujuan suatu pelaksanaan pelatihan tidak dapat dilihat hanya dari hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan itu sendiri, namun lebih jauh lagi harus diketahui bahwa hasil pelatihan yang telah diikuti oleh peserta pelatihan tersebut ia terapkan di lingkungan tempat ia bekerja dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya yang kelak dapat meningkatkan kompetensi peserta pelatihan tersebut sebagai seorang pendidik. Sehingga, manfaat dari pelatihan yang telah diikuti tidak hanya dapat dirasakan oleh peserta pelatihan sendiri, tetapi juga oleh lembaga tempat ia bekerja serta oleh organisasi profesinya. Penilaian dari pelaksanaan pelatihan dengan cara terjun langsung ke lingkungan kerja setiap peserta pelatihan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pelaksanaan pelatihan dirasa perlu untuk dilaksanakan. Karena hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk perbaikan pelaksanaan pelatihan yang selanjutnya sehingga dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2007, hlm. 13) bahwa “Penilaian program pelatihan mencakup penilaian terhadap proses, hasil, dan pengaruh program pelatihan”. Hasil penilaian menjadi umpan balik pada setiap langkah dalam fungsi-fungsi pengelolaan pelatihan dan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan tentang program pelatihan tersebut. Keputusan itu dapat berbentuk penghentian, perbaikan, perluasan, tindak lanjut atau pengembangan program pelatihan. Penilaian yang telah dilaksanakan pada pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi mencakup penilaian terhadap proses serta hasil yang dilakukan melalui test dan post-test. Namun, hasil dari

pre-test dan post-pre-test tersebut belum dilakukan perhitungan sehingga peningkatan para

peserta pelatihan antara sebelum dan setelah mengikuti perlatihan belum dapat diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan agar dapat diketahui pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP). Sehingga hasil dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menarik keputusan yang cocok bagi pihak penyelenggara pelatihan dalam menentukan langkah selanjutnya dari pelatihan yang telah dilaksanakan.


(21)

6

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bagian kesatu pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 bab I pasal 1 ayat 10 disebutkan bahwa

“Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Adapun kompetensi pendidik anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Sudarma (2013, hlm. 133) mengemukakan bahwa

“Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik”.

Sahertian (dalam Wibowo, 2009, hlm. 28) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik pendidik, yaitu sebagai berikut

“(1) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru; (2) kepemimpinan Kepala Sekolah; dan (3) lingkungan kerja yang mendorong motivasi kerja guru untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pelaksanaan tugas secara optimal”. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki guru turut berpengaruh terhadap kompetensi pedagogiknya. Dengan adanya pelatihan, diharapkan guru dapat meningkatkan aspek-aspek tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pelatihan lebih menekankan pada pengembangan keahlian, pengetahuan dan sikap.

Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diperoleh data bahwa penguasaan kompetensi pendidik TK/PAUD yaitu sebesar 58,87 dari batas nilai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 70. Angka tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi pendidik TK/PAUD masih rendah (Unnes, 2012, diakses dari: http://unnes.ac.id/berita/guru-bersertifikat-wajib-uji-kompetensi/). Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan pembinaan agar penguasaan kompetensi pendidik dapat meningkat dan menjadi lebih baik lagi.


(22)

7

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas diri setiap pendidik PAUD serta untuk menambah pengetahuan pendidik PAUD mengenai pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat mengembangkan serta mengoptimalkan potensi peserta didik. Pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) atau pendidikan yang patut berdasarkan tahapan perkembangan anak pada hakikatnya dapat membantu pendidik PAUD dalam melakukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dengan mengikuti pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP), pendidik dapat menyusun

perencanaan pembelajaran yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan setiap anak, memahami karakteristik juga keunikan-keunikan yang dimiliki setiap anak, mengetahui serta mengembangkan potensi anak, dan pada akhirnya dapat membantu anak dalam mencapai potensi yang dimilikinya secara optimal.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka kegiatan penelitian ini memfokuskan penelitian pada pengaruh pelaksanaan pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi

pedagogik pendidik PAUD.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

a. Hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diperoleh data bahwa penguasaan kompetensi pendidik TK/PAUD yaitu sebesar 58,87 dari batas nilai yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 70. Angka tersebut menunjukkan bahwa penguasaaan kompetensi pendidik TK/PAUD masih rendah (Unnes, 2012, diakses dari: http://unnes.ac.id/berita/guru-bersertifikat-wajib-uji-kompetensi/).

b. Pentingnya kompetensi pedagogik pendidik dalam mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar.


(23)

8

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan kompetensi pedagogik pendidik, yaitu latar belakang pendidikan pendidik, pengalaman pendidik dalam mengajar, kesehatan pendidik, penghasilan pendidik, sarana pendidikan, kedisiplinan pendidik dalam bekerja, pengawasan kepala sekolah, organisasi keguruan, serta kursus kependidikan (Sahertian, dalam Wibowo, 2009, hlm. 28). Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) merupakan salah satu bagian dari kursus kependidikan. Dengan demikian, pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) memiliki keterkaitan dengan kompetensi pedagogik pendidik. Namun penelitian ini tidak membahas semua faktor-faktor tersebut, melainkan hanya dibatasi pada pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) saja. Adapun penelitian ini akan dilaksanakan di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

d. Pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dilaksanakan untuk menambah pengetahuan pendidik PAUD mengenai pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, namun pengaruh dari pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD belum banyak diteliti. e. Perhitungan untuk mengetahui perbandingan rata-rata antara data pre-test dan

data post-test dari pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate

Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten

Sukabumi belum dilakukan, sehingga peningkatan para peserta pelatihan antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan belum dapat diketahui. Dengan demikian, perlu dilakukan perhitungan agar dapat diketahui pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pengaruh pelaksanaan pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi


(24)

9

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Developmentally Appropriate Practice (DAP) dan kompetensi pedagogik

pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate

Practice (DAP).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami pengaruh dari pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pendidik

Sebagai bahan masukan bahwa keahlian, keterampilan, pengetahuan, dan sikap dari seorang pendidik dapat dikembangkan melalui kegiatan pelatihan.

b. Bagi peneliti lain

Memberikan manfaat dalam membantu peneliti lain yang kelak akan melakukan penelitian di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.


(25)

10

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur organisasi skripsi ini ditulis berdasarkan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI (Universitas Pendidikan Indonesia, 2014, hlm. 25). Adapun struktur organisasinya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Di dalamnya berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka. Di dalamnya berisi landasan teoritis yang mendukung data penelitian, antara lain membahas hakikat pendidikan anak usia dini, hakikat pelatihan, hakikat kompetensi pedagogik, konsep Developmentally

Appropriate Practice (DAP), kerangka pemikiran, kajian penelitian yang relevan,

dan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian. Di dalamnya berisi desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.

BAB IV Temuan dan Pembahasan. Di dalamnya berisi gambaran lokasi penelitian, gambaran pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate

Practice (DAP), temuan penelitian, analisis data, serta pembahasan hasil

penelitian.

BAB V Simpulan dan Rekomendasi. Di dalamnya mengemukakan simpulan hasil penelitian serta pemberian rekomendasi untuk kemajuan lebih lanjut.


(26)

39

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu penelitian. Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan: O1 : nilai pre-test O2 : nilai post-test

X : treatment/perlakuan (pelaksanaan pelatihan DAP)

(Sugiyono, 2012, hlm. 111)

Gambar 3.1 menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan berdasarkan perolehan nilai pre-test sebelum perlakuan dilakukan yaitu pelaksanaan pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP), kemudian setelah perlakuan

dilakukan maka dihitung perolehan nilai post-testnya untuk melihat pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode ex post-facto dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 3), “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”.


(27)

40

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, metode ex post-facto digunakan untuk mengetahui

pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

Metode ex post-facto yang berarti “setelah fakta”, menurut Emzir (2009,

hlm. 119) yaitu “Penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi”. Jadi pada penelitian ini, pengaruh dan yang mempengaruhi telah terjadi dan diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang (restrospect).

Pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dalam penelitian ini telah terjadi sebelumnya, sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi namun tinggal melihat efeknya pada peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD melalui data pre-test dan post-test.

B. Partisipan

Partisipan merupakan orang yang ikut serta dalam suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, partisipan yang terlibat yaitu para peserta pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang merupakan pendidik PAUD.

Para pendidik PAUD dalam penelitian ini tersebar di 64 lembaga PAUD di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi, baik PAUD formal maupun PAUD nonformal.

Penentuan partisipan ini didasarkan pada pelaksanaan pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP), sehingga agar data yang terkumpul

akurat maka partisipan dalam penelitian ini haruslah individu yang mengikuti kegiatan pelatihan tersebut.

C. Populasi dan Sampel


(28)

41

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Susetyo (2010, hlm. 139) populasi merupakan “Keseluruhan data atau objek yang diteliti berupa karakteristik tertentu terhadap gejala, fenomena, peristiwa atau kejadian-kejadian”. Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 130) yaitu, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Selanjutnya Sugiyono (2012, hlm. 117) menambahkan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Dengan demikian, populasi dalam penelitian ini yaitu peserta pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang berjumlah 100 orang.

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 118), “Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Hal ini senada dengan pendapat Ary, Jacobs, dan Razavieh (2011, hlm. 193) yang menyatakan bahwa

“Sampel adalah sebagian dari populasi”. Dengan demikian, sampel yang terlibat dalam penelitian harus benar-benar mewakili populasi yang ada.

Mengingat besarnya populasi dan adanya keterbatasan dana, waktu, serta tenaga, maka penelitian ini menggunakan sampel. Adapun pengambilan sampel ditentukan sebanyak 60% dari jumlah populasi, yang berarti berjumlah 60 orang. Hal ini didasarkan atas pendapat Arikunto (2006, hlm. 134) yang menyatakan

bahwa, “Apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu teknik simple

random sampling. Menurut Arikunto (2006, hlm. 134), “Teknik sampling ini

diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti

“mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap

sama”. Dengan menggunakan teknik ini, maka setiap subjek memiliki hak yang

sama.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan teknik ini yaitu menentukan jumlah sampel yang akan diambil yaitu berjumlah 60 orang. Kemudian setelah semua subjek diberi nomor pada sebuah gulungan kertas, yaitu


(29)

42

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nomor 1 sampai dengan 100, maka penentuan sampel dilakukan dengan cara diacak melalui undian. Sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang muncul melalui undian merupakan nomor subjek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2012, hlm. 148) mengemukakan bahwa “Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian”.

Cara menyusun instrumen menurut Sugiyono (2012, hlm. 149), yaitu: Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan matrik pengembangan instrumen atau kisi-kisi instrumen.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan studi dokumentasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut.

1. Angket

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 199), “Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Selanjutnya Ary dkk. (2011, hlm. 259) menambahkan bahwa “Banyak informasi yang dapat dikumpulkan dengan perantaraan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada para subyek. Dibandingkan dengan wawancara, daftar pertanyaan atau kuesioner tertulis ini lebih efisien dan praktis, serta memungkinkan digunakannya sampel yang lebih besar”.

Dalam penelitian ini, angket digunakan sebagai instrumen penelitian pendukung. Angket ini digunakan untuk melihat gambaran pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang dilihat dari


(30)

43

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek pelaksanaannya saja, serta untuk melihat kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate

Practice (DAP). Angket mengenai pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dan angket mengenai kompetensi pedagogik

pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate

Practice (DAP) diberikan kepada sampel penelitian yaitu para peserta

pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang merupakan para pendidik PAUD dan berjumlah 60 orang.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bentuk angket terstruktur dengan jawaban tertutup, yakni angket yang menyediakan beberapa penyataan di mana pada setiap pernyataan telah dipersiapkan alternatif jawabannya. Ary dkk. (2011, hlm. 260) menjelaskan bahwa “Angket atau kuesioner terstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut”. Dengan digunakannya angket tertutup ini, maka responden tidak dapat memberikan jawaban lain selain alternatif jawaban yang telah disediakan.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert. Sugiyono

(2012, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, fenomena sosial yang

dimaksud yaitu variabel-variabel penelitian. Selanjutnya Siregar (2013, hlm. 25) menambahkan bahwa “Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu: pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5”.

Berikut rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Rentang Skala Likert Penyataan Sangat

Setuju Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju


(31)

44

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negatif 1 2 3 4 5

(Siregar, 2013, hlm. 25)

Langkah-langkah dalam mengumpulkan data dengan menggunakan angket di dalam penelitian ini, yaitu:

a. menyusun kisi-kisi angket dengan merumuskan indikator pernyataan; b. menyusun pernyataan ke dalam bentuk pernyataan terstruktur dan jawaban

tertutup;

c. membuat petunjuk mengenai cara menjawab pernyataan, sehingga memudahkan responden untuk menjawab;

d. melakukan judgment angket ke dosen ahli yang sesuai dengan bidang permasalahan;

e. melakukan revisi angket, baik dari segi susunan, bahasa ataupun kesesuaian pernyataan dengan rumusan masalah;

f. menyusun uji coba instrumen penelitian;

g. melakukan uji coba instrumen kepada sekelompok individu yang tidak dijadikan sampel;

h. melakukan revisi instrumen;

i. melakukan pengumpulan data menggunakan instrumen kepada sampel penelitian; dan

j. mengolah data hasil penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik untuk melihat data-data penelitian, mempelajari, serta menganalisis. Di antaranya yaitu daftar nama peserta pelatihan, soal pre-test dan post-test pelatihan, perolehan nilai pre-test dan

post-test peserta, serta materi pelatihan Developmentally Appropriate Practice

(DAP). Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh pelaksanaan pelatihan Developmentally

Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan kompetensi pedagogik


(32)

45

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini sebelumnya telah melalui pengujian untuk mengukur sejauh mana kualitas instrumen tersebut, karena kualitas suatu instrumen dapat menentukan kualitas data penelitian. Pengujian yang dilakukan terhadap instrumen tersebut yaitu melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006, hlm. 168), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Selanjutnya Sugiyono (2012, hlm. 173) menambahkan bahwa, “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”.

Pengujian validitas instrumen di dalam penelitian ini yaitu dengan cara menghitung hasil uji coba instrumen dalam bentuk angket yang sebelumnya telah di-judgment oleh dosen ahli. Adapun analisis yang digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian ini yaitu analisis butir. Analisis ini dihitung dengan cara mengkorelasikan skor-skor pada setiap butir dengan skor total. Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 178) bahwa, “Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang tidak

memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya”. Berdasarkan informasi tersebut,

maka butir yang tidak memenuhi syarat dapat diganti atau direvisi.

Untuk menguji validitas dari instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini, maka digunakan rumus koefisien korelasi

Product Moment dari Karl Pearson yaitu sebagai berikut.

� = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − (∑ )} {� ∑ − (∑ )}

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi X = skor butir


(33)

46

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y = skor total yang diperoleh N = jumlah responden

∑ = jumlah kuadrat nilai X

∑ = jumlah kuadrat nilai Y

(Arikunto, 2006, hlm. 170)

Dalam melakukan perhitungan uji validitas ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu IBM SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui apakah suatu butir memenuhi persyaratan sehingga dapat dinyatakan valid atau tidak, maka digunakan tabel nilai r product moment dengan taraf signifikansi () 0,05 dan dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,320. Dari hasil perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistics 20, apabila nilai rxy atau rhitung yang diperoleh lebih besar daripada nilai rtabel maka butir tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila nilai rhitung lebih kecil daripada nilai rtabel maka butir tersebut dinyatakan tidak valid.

Adapun hasil perhitungan uji validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20 pada instrumen pelaksanaan pelatihan DAP, yaitu:

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Pelatihan DAP No. rhitung rtabel Keputusan No. rhitung rtabel Keputusan

1. 0,868 0,320 Valid 12. 0,924 0,320 Valid 2. -0,061 0,320 Tidak valid 13. 0,950 0,320 Valid 3. 0,852 0,320 Valid 14. 0,938 0,320 Valid 4. 0,897 0,320 Valid 15. 0,924 0,320 Valid 5. 0,906 0,320 Valid 16. 0,967 0,320 Valid 6. 0,967 0,320 Valid 17. 0,931 0,320 Valid 7. 0,859 0,320 Valid 18. 0,967 0,320 Valid 8. 0,946 0,320 Valid 19. 0,955 0,320 Valid


(34)

47

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. 0,929 0,320 Valid 20. 0,828 0,320 Valid 10. 0,967 0,320 Valid 21. 0,929 0,320 Valid 11. 0,900 0,320 Valid 22. 0,870 0,320 Valid

Setelah dilakukan perhitungan uji validitas terhadap setiap item pada instrumen pelaksanaan pelatihan DAP, diperoleh hasil yaitu dari dua puluh dua item terdapat satu item yang dinyatakan tidak valid, yaitu item nomor 2. Item yang dinyatakan tidak valid tersebut untuk selanjutnya dibuang.

Sedangkan hasil perhitungan uji validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20 pada instrumen kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan DAP, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP

No. rhitung rtabel Keputusan No. rhitung rtabel Keputusan 1. -0,134 0,320 Tidak valid 14. 0,535 0,320 Valid 2. 0,858 0,320 Valid 15. 0,972 0,320 Valid 3. 0,972 0,320 Valid 16. 0,926 0,320 Valid 4. 0,854 0,320 Valid 17. 0,907 0,320 Valid 5. 0,972 0,320 Valid 18. 0,498 0,320 Valid 6. 0,894 0,320 Valid 19. 0,972 0,320 Valid 7. 0,489 0,320 Valid 20. 0,187 0,320 Tidak valid 8. 0,972 0,320 Valid 21. -0,007 0,320 Tidak valid 9. 0,926 0,320 Valid 22. 0,420 0,320 Valid 10. 0,836 0,320 Valid 23. 0,944 0,320 Valid 11. 0,972 0,320 Valid 24. 0,938 0,320 Valid 12. 0,462 0,320 Valid 25. 0,907 0,320 Valid 13. 0,383 0,320 Valid


(35)

48

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan uji validitas terhadap setiap item pada instrumen kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan DAP, diperoleh hasil yaitu dari dua puluh lima item terdapat tiga item yang dinyatakan tidak valid. Setiap item yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang yaitu item nomor 1, 20, dan 21.

2. Uji Reliabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya, sehingga pada akhirnya dapat diandalkan. Oleh karena itu, reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Hal ini senada dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 178) bahwa,

“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik”. Selanjutnya Sugiyono (2012, hlm. 173) menambahkan

bahwa, “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan

internal consistency. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 185), “Internal consistency

dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu”. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yaitu rumus Alpha. Peneliti menggunakan rumus ini dikarenakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk angket. Hal ini senada dengan penjelasan Arikunto (2006, hlm. 196) bahwa,

“Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha antara lain sebagai berikut.

a. Mencari Harga Varians Setiap Butir

�� =

− ∑�


(36)

49

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

�� = varians butir

∑ = jumlah kuadrat jawaban setiap responden pada setiap butir

= jumlah kuadrat dari skor seluruh responden

� = jumlah responden

(Arikunto, 2006, hlm. 196)

b. Mencari Varians Total

�� =

− ∑�

Keterangan:

�� = varians total

∑ = jumlah kuadrat skor total dari setiap responden

= jumlah kuadrat dari skor total seluruh responden

� = jumlah responden

(Arikunto, 2006, hlm. 196) c. Menentukan Reliabilitas Instrumen dengan menggunakan Rumus Alpha

� = (� − 1) 1 − � ∑ �

� Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ �� = jumlah varians butir

�� = varians total

(Arikunto, 2006, hlm. 196)

Dalam melakukan perhitungan uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer yaitu IBM SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, maka digunakan tabel nilai r

product moment dengan taraf signifikansi () 0,05 dan dk = n – 2 = 40 – 2 = 38, sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,320. Dari hasil perhitungan menggunakan


(37)

50

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IBM SPSS Statistics 20 tersebut, apabila nilai rxy atau rhitung lebih besar daripada nilai rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila nilai rhitung lebih kecil daripada nilai rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Adapun hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20 pada instrumen pelaksanaan pelatihan DAP, yaitu:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pelaksanaan Pelatihan DAP Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.989 21

Setelah dilakukan perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen pelaksanaan pelatihan DAP, dari dua puluh satu item diperoleh nilai rhitung sebesar 0,989. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel, maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,989) > rtabel (0,320). Apabila nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel maka instrumen dapat dinyatakan reliabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen pelaksanaan pelatihan DAP dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Sedangkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 20 pada instrumen kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan DAP, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD Setelah Mengikuti Pelatihan DAP Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(38)

51

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan DAP, dari dua puluh dua item diperoleh nilai rhitung sebesar 0,973. Jika nilai rhitung dibandingkan dengan nilai rtabel, maka dapat dilihat bahwa rhitung (0,973) > rtabel (0,320). Apabila nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel maka instrumen dapat dinyatakan reliabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan DAP dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan melalui prosedur yang dikemukakan oleh Arikunto (2006, hlm. 22) yaitu melalui langkah-langkah pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

1. Pembuatan Rancangan Penelitian

a. Memilih masalah dan studi pendahuluan

Peneliti memilih masalah setelah melakukan studi pendahuluan mengenai pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi. Dalam studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan ketua penyelenggara pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP), selain itu peneliti juga melakukan studi dokumentasi terhadap pelatihan Developmentally

Appropriate Practice (DAP) yang telah dilaksanakan sehingga peneliti

menemukan masalah yang dapat dijadikan sebagai latar belakang penelitian.

b. Merumuskan masalah

Setelah melakukan studi pendahuluan, maka selanjutnya peneliti merumuskan masalah penelitian. Masalah ini dirumuskan dengan melakukan perumusan judul terlebih dahulu, serta membuat desain penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti.


(39)

52

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, peneliti merumuskan hipotesis penelitian berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Hipotesis ini kelak diuji sesuai dengan bentuk rumusan hipotesis alternatif yang telah dipilih. Adapun bentuk hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu:

Ho : � = � , pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

Hi : � ≠ �, pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD. d. Memilih pendekatan dan metode penelitian

Pada tahap ini, peneliti menentukan pendekatan dan metode penelitian yang akan digunakan. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan yaitu metode ex

post-facto.

e. Menentukan sumber data

Langkah selanjutnya peneliti menentukan sumber data. Sumber yang dipilih untuk mengumpulkan data penelitian yaitu peserta pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) yang merupakan para

pendidik PAUD.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Menentukan dan menyusun instrumen yang digunakan

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket dan studi dokumentasi. Dalam menyusun instrumen yang akan digunakan, maka peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) membuat kisi-kisi instrumen sebagai pedoman dalam menyusun instrumen yang akan digunakan;


(40)

53

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) melakukan judgment angket ke dosen ahli yang sesuai dengan bidang permasalahan;

4) melakukan revisi angket; 5) melakukan uji coba angket;

6) melakukan revisi terhadap item-item yang tidak valid; dan 7) melakukan pengumpulan data.

b. Mengumpulkan data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dari instrumen yang telah disebarkan kepada respoden. Data yang dikumpulkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

c. Melakukan analisis data

Setelah data dari para responden terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis data yang telah ditetapkan.

d. Menarik kesimpulan

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dianalisis.

3. Pembuatan Laporan Penelitian

Laporan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tertulis yang disusun berdasarkan struktur organisasi skripsi.

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Arikunto (2006, hlm. 235)

mengemukakan bahwa, “Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan

penelitian”. Selanjutnya Sugiyono (2012, hlm. 207) menambahkan bahwa,

“Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan


(41)

54

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, oleh karena itu teknik analisis data yang digunakannya pun menggunakan statistik, yaitu statistika parametrik yang termasuk ke dalam statistika inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 209), “Statistika inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi”.

Langkah-langkah dalam melakukan analisis data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Deskripsi Variabel

Langkah analisis untuk memperoleh deskripsi variabel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kategorisasi Deskripsi Variabel

Interval Kriteria

X > µ +1,5σ Kategori sangat tinggi

µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi

µ - 0,5σ < X ≤ µ + 0,5σ Kategori sedang

µ - 1,5σ < X ≤ µ -0,5σ Kategori rendah

X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah

Keterangan:

µ = rata-rata ideal (skor tengah = 3 x jumlah pernyataan) skor maksimal = jumlah pernyataan x skor maksimal skala

skor minimal = jumlah pernyataan x skor minimal skala rentang = skor maksimal – skor minimal

σ (standar deviasi) = rentang/6

(Azwar, 2010, hlm. 108)

2. Pengujian Persyaratan Analisis Parametrik a. Uji Normalitas


(42)

55

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Statistika parametrik yang termasuk ke dalam statistika inferensial memerlukan adanya model distribusi untuk memperkirakan parameter populasi. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian model distribusi normal yang digunakan sebagai sampel yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Langkah-langkah pengujian normalitas menurut Susetyo (2010, hlm.

144) yaitu, “(a) pencocokan dilakukan untuk memastikan apakah sampel

berasal dari populasi berdistribusi probabilitas normal; (b) pengujian dilakukan dengan membandingkan sampel dengan distribusi probabilitas normal; dan (c) perbedaan di tiap pasangan sel (sampel dan Ho) digunakan

untuk pengujian kecocokan”.

Model pengujian distribusi normal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu normal probability plot melalui bantuan program komputer IBM SPSS

Statistics 20. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu distribusi

populasi berdistribusi normal atau tidak.

b. Uji Linearitas

Langkah-langkah yang diperlukan untuk pengujian linearitas, yaitu sebagai berikut:

1) Mencari Nilai Koefisien a dan b

a = ∑ � ∑∑ − ∑ ∑− ∑

b =� ∑� ∑ − ∑− ∑ ∑

Keterangan:

X = nilai butir data variabel X Y = nilai butir data variabel Y n = jumlah data


(1)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dengan terjadinya peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD yang dipengaruhi oleh pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) maka para peserta pelatihan yang merupakan seorang pendidik PAUD telah benar-benar memahami cara mengelola pembelajaran peserta didik yang sesuai dengan karakteristik, minat, bakat, serta sesuai pula dengan tugas-tugas pada setiap tahapan perkembangan anak. Sehingga pendidikan yang diberikan pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini benar-benar menggali potensi anak secara optimal.

Bila dijabarkan, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik pendidik PAUD di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dilihat dari wawasan kependidikan peserta pelatihan mengenai DAP, pemahaman landasan DAP, pemahaman prinsip-prinsip DAP, dan DAP untuk setiap aspek perkembangan pada anak usia 3-6 tahun diperoleh hasil bahwa kompetensi pedagogik pendidik PAUD setelah mengikuti pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) mengalami peningkatan. Dari hasil yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa sebagian besar (83,33%) para peserta pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan mengenai bentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

Adapun pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi dilihat dari proses menyeleksi peserta pelatihan, pelaksanaan penilaian awal terhadap peserta pelatihan, pelaksanaan program pelatihan, pengawasan selama proses pelaksanaan program pelatihan, dan pelaksanaan penilaian akhir peserta program pelatihan sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dari jawaban para peserta


(2)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelatihan yang sebagian besar (83,33%) merasa puas dengan pelaksanaan pelatihan Developmentally Appropriate Practice di UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi.

B. Rekomendasi

1. UPTD Pendidikan Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi

a. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu faktor yang memiliki keterkaitan dengan kompetensi pedagogik pendidik yaitu pelatihan Developmentally

Appropriate Practice (DAP) berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD. Oleh karena itu, faktor-faktor lain yang juga memiliki keterkaitan dengan kompetensi pedagogik pendidik sebaiknya dilaksanakan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD.

2. Peserta Pelatihan

a. Para peserta pelatihan yang merupakan pendidik PAUD hendaknya mengikuti kegiatan pelatihan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dengan tingkat keseriusan yang tinggi, sehingga kegiatan pelatihan yang telah diikuti dapat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi pedagogiknya.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini hanya meneliti tentang pengaruh pelaksanaan pelatihan

Developmentally Appropriate Practice (DAP) terhadap peningkatan

kompetensi pedagogik pendidik PAUD. Akan lebih baik lagi jika para peneliti selanjutnya meneliti mengenai faktor lain yang juga ikut berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik pendidik PAUD. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik pendidik PAUD tidak terpaku hanya kepada satu kegiatan saja.


(3)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR RUJUKAN

1. Buku dan Artikel Jurnal:

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi

IV). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A. (2011). Pengantar Penelitian Dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davies, E. (2005). Buku Wajib bagi Para Manajer Bagaimana Menyelenggarakan

Training. Jakarta: PT. Gramedia.

Devi, R., & Shaik, N. (2012). Evaluating training & development effectiveness - a measurement model. Asian Journal of Management Research, 2 (1), hlm. 722-735.

Effendi, A.K. (2009). Pengaruh Pelatihan Tutor Pendidikan Kesetaraan dan Latar

Belakang Pendidikan Terhadap Peningkatan Kompetensi Tutor Pada PKBM di Kabupaten Purwakarta. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas

Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Emzir. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Fauzi, I.K.A. (2009). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Nusantara Press.

Getswicki, C. (2007). Developmentally Appropriate Practice: Curriculum and

Development in Early Education. New York: Thomson Delmar Learning.

Khan, R., Khan, F., & Khan, M. (2011). Organizational performance. International

Research Journal, 11 (7), hlm. 62-68.


(4)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Musfah, J. (2011). Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Saputri, N.O. (2013). Pengaruh Pelaksanaan Kursus Pendidik PAUD Terhadap

Kompetensi Pendidik. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sudarma, M. (2013). Profesi Guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan: Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat & Teori Pendukung, serta Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian: Dilengkapi Cara

Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT. Refika Aditama.

Syaripudin, T., & Kurniasih. (2012). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Tiwari, U. (2014). Impact of training and development programmes on employees efficiency at Madhya Pradesh State Electricity Board (MPSEB). The

International Journal of Business & Management, 2 (1), hlm. 92-98.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Peraturan Rektor Universitas Pendidikan

Indonesia Nomor 4518/UN40/HK/2014 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.


(5)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wardhani, S.A. (2013). Efektivitas Penyelenggaraan Program E-Training Terhadap

Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru. (Skripsi). Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wibowo, D. (2009). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Pedagogik

Guru Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kec. Kersana Kab. Brebes. (Tesis).

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Wijana, W., dkk. (2011). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

2. Peraturan Perundangan:

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Sumber online dan bentuk lain:

Lidinillah, D.A.M. (2012). Developmentally Appropriate Practice (DAP):

Penerapannya Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Sekolah Dasar.

[Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/KD-

TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-

TASIKMALAYA)-197901132005011003/132313548%20-%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Developmentally%20Appropriate% 20Practice%20(AP.pdf.


(6)

Fitri Pertiwi, 2015

PENGARUH PELAKSANAAN PELATIHANDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PENDIDIK PAUD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soendjojo, R.P. (2012). Rencana Pembelajaran PAUD. [Online]. Diakses dari:

http://rahmithasoendjojo.files.wordpress.com/2012/02/perencanaan-pembelajaran-paud.pdf

Unnes. (2012). Guru Bersertifikat Wajib Uji Kompetensi. [Online]. Diakses dari: http://unnes.ac.id/berita/guru-bersertifikat-wajib-uji-kompetensi/.