ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA LIMA (5) RUMAH MAKAN SATE KLASIFIKASI C DI KOTA BANDUNG.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung. Alfabeta
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.
Assauri, Sofyan. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Gasperesz, V. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid II, Edisi Indonesia, Edisi Milenium.
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prentice Hall.
Kusumawati, Marita. (2010). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Café Se-Kota Bandung.FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Ratnasari dan Mastuti. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Saladin Djaslim. (2006). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Linda
Karya.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sudjana .(2005). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Tjiptono, Fandy, 2007., Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing. Malang Jawa Timur
Tjiprono, Fandy, Georgorius Chandra, Dadi Adriana 2008., Stratejik. Yogyakarta: Andi
Tjiptono, Fandy, 2005., Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tjiprono, Fandy, Georgorius Chandra, 2011., Service, Quality, & Satisfaction. Yogyakarta:
Andi
William, Stanton (1993). Customer Relationship Management Delivering the Benefits, Melville
Terrace. Ross House
Yamit Zulian. (2001). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa.
ONLINE:
Setzer, Munafizt. (2010). Pengertian dan Klasifikasi Rumah Makan atau Restoran. [online]
Tersedia:http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumahmakan.html
(19, April 2012)
Ritongga, R (2011). Hubungan Citra Merek dengan Kepuasan Konsumen. [online]
Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22372/3/Chapter%20II.pdf
(19, April 2012)
H, Mulyono. (2008). Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Kosumen Pada Perumahan Puri Mediterania Semarang. [online] Tersedia:
http://eprints.undip.ac.id/16718/1/Bayu_Hadyanto_Mulyono.pdf
(20, April 2012)
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pariwisata Indonesia dewasa ini semakin berkembang
seiring dengan laju perekonomian di dunia. Bidang pariwisata merupakan salah satu
bidang perindustrian yang sangat menunjang program pemerintah, khususnya dalam
memasukan devisa negara dan pembangunan pada umumnya. Bidang pariwisata
dapat membentuk citra bangsa di negara lain, oleh karena itu pihak pemerintah dan
pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal
produktivitas dan efesiensi dari tenaga kerja potensial di bidangnya, terutama di
bidang makanan dan minuman yang masih kurang.
Seiring berkembangnya zaman, bidang pariwisata pun ikut berkembang
dengan demikian sektor dalam hal makanan ikut berperan contohnya dalam dunia
katering atau penyedia makanan dan minuman, katering yang turut
seta dalam
berkembangnya dunia pariwisata yaitu katering transportasi dan outside catering
service, katering transportasi ialah katering yang menyajikan makanan dan minuman
untuk para pengguna jasa transportasi kapal udara, kereta api, kapal laut. Sedangkan
inside catering service adalah menerima pesanan makanan dimana lokasi penyajian
berbeda tempat dengan lokasi dapur mengolah langsung. Produk industri pariwisata
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang ikut menunjang kegiatan pariwisata, selain restoran kegiatan pariwisata yang
ikut menunjang namun lebih sederhana daripada restoran adalah rumah makan.
Sebagai salah satu bentuk usaha kuliner yang banyak didapatkan di Bandung
ini salah satunya adalah sate. Sate adalah daging (ayam, sapi, kambing, domba, atau
daging lainnya) di tusuk ke tusukan sate setelah dipotong kecil-kecil, lalu dibakar
diatas batu arang kayu. Setelah selesai, sate akan disajikan dengan bumbu kacang
kecap dengan ditambahkan irisan bawang merah juga acar. Sate biasanya dimakan
dengan lontong ataupun nasi juga ditambah potongan acar sebagai pelengkap. Banyak
sekali jenis-jenis sate di kota Bandung ini, dengan berbagai kekhasan pada jenis sate.
Pada rumah makan sate di Kota Bandung terdapat beberapa jenis sate
berdasarkan jenis daging, diantaranya adalah sate ayam, sate kambing, dan sate sapi.
Dengan berbagai kekhasan sate dari kota asalnya, menjadikan rumah makan sate
memiliki berbagai perbedaan. Penulis melakukan penelitian pada rumah makan sate
bumbu kacang kecap, yang sudah memiliki pamor baik pada masyarakat di kota
Bandung.
Namun sate yang paling banyak diminati konsumen pada Rumah Makan Sate
di kota Bandung adalah sate kambing, sate ini menjadi salah satu menu andalan pada
setiap rumah makan sate. Karena terdapat berbagai ciri khas yang diberikan pada
rumah makan sate.
Terdapat banyak penjual sate di kota Bandung ini, dari mulai gerobak
berjalan, lesehan pada kaki lima jalanan, rumah makan biasa, hingga rumah makan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang mewah, namun penulis melakukan penelitian pada beberapa rumah makan
klasifikasi C, yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata rumah makan adalah usaha
penyediaan makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
untuk proses penyimpanan dan penyajian didalam satu tempat tetap yang tidak
berpindah-pindah. Di bawah ini adalah daftar berdasarkan klasifikasi pada rumah
makan/restoran/bar di Kota Bandung yang penulis dapat dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung.
Tabel 1.1 Daftar Berdasarkan Klasifikasi
Rumah Makan/Restoran/Bar di Kota Bandung
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
JENIS
Restoran Talam Kencana
Restoran Talam Salaka
Restoran Talam Gangsa
Restoran Waralaba
Bar
Rumah Makan A
Rumah Makan B
Rumah Makan C
Jumlah
JUMLAH
0
26
141
42
12
30
123
150
524
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung 2012
Berdasarkan data klasifikasi yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Bandung, penulis akan mengambil pada rumah makan sate berklasifikasi
C. Rumah makan klasifikasi C adalah standar pada rumah makan yang telah
ditentukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, seperti pengertian di atas. Karena
data rumah makan sate yang yang terdapat pada Dinas Pariwisata tidak update,
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penulis mendata rumah makan sate yang berklasifikasi C yang sesuai dengan unsurunsur persyaratan yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota
Bandung.
Tabel 1.2 Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
No
Nama
Alamat
1.
Sate Tegal Marem
Jl. Setiabudhi no 136 Bandung
2.
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
3.
Sate Pak Kumis 999
Jl. Ir.H Juanda no 462 Bandung
4.
Sate Maranggi
Jl. Dipati Ukur no 76a Bandung
5.
Sate Ponorogo
Jl. Dipati Ukur no 87 Bandung
6.
Sate Cilampeni
Jl. Burangrang no 38 Bandung
7.
Sate Utami
Jl. Banteng no 45 Bandung
8.
Sate Leman’s
Jl. Lodaya no 45 Bandung
9.
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
10.
Sate Mekar Wangi
Jl. Komplek Kurdi no 16 Bandung
11.
Sate Mararanggi
Jl. BKR no 83 Bandung
12.
Sate Leman’s
Jl. Buah Batu no 116 Bandung
13.
Sate Halimpu
Jl. Soekarno Hatta no 653 Bandung
14.
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
15.
H.M Kamil
Jl. Stasion Hall no 14-15 Bandung
16.
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
17.
RM Sugema
Jl. Stasion Selatan no 17-16 Bandung
18.
Sate Asli
Jl. Maulana Yusuf no 21 Bandung
19.
Sate Kambing Pa Darta
Jl. Radjawali Timur no 102 Bandung
20.
Sate Mas.Rum
Jl. Ternate no 5 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
Dewasa ini bisnis rumah makan seperti rumah makan tradisional semakin
menjamur dengan berbagai jenis menu makanan dan aneka konsep rumah makan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumah makan tidak hanya menyediakan tempat untuk makanan dan minuman,
namun menampilkan ciri khasnya masing-masing. Rumah makan yang berkembang
diman-mana diantaranya rumah makan khas makanan tradisional yang berasal dari
jawa, yaitu rumah makan sate.
Oleh sebab itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
kompetitif supaya dapat berperan aktif dalam menaikkan pamor khususnya dalam
bidang makanan tradisional. Kualitas dari makanan yang dikembangkan sangat
diperlukan agar konsumen merasa puas. Tidak hanya kualitas saja yang diperlukan di
dalam pengembangan restoran tetapi harga, dan pelayanan juga harus ditingkatkan
dalam kenyamanan konsumen.
Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan
bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapan. Dalam
proses menyampaikan produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan
pengusaha yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran
dijadikan tolak ukur oleh setiap pengusaha. Sebelum mengeluarkan produknya
pengusaha harus mampu melihat atau mengetahui apa yang disukai konsumen. Oleh
karena itu konsumen dapat memilih suatu produk yang lebih sesuai dengan
kebutuhannya.
Konsumen akan memberi penilaian pada kualitas sate, oleh karena itu
pengusaha sate di kota Bandung bersaing dalam meningkatkan kualitas pada sate
tersebut. Dengan berbagai inovasi, misalnya dengan ciri khas bumbu pecel yang
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipakai, penggunaan kecap, ataupun pada daging yang digunakan. Hal tersebut perlu
diperhatikan agar usaha sate yang dijalankan lebih maju dan meningkatkan pamor
sate di kota Bandung.
Setiap konsumen melakukan pembelian terhadap produk-produk tertentu
dengan harapan tertentu mengenai produk tersebut dan kepuasan konsumen
merupakan hasil yang diharapkan. Respon dari seorang konsumen setelah
mengkonsumsi produk barang atau jasa, banyak dipengaruhi oleh karakteristik dari
tiap konsumen yang bersangkutan. Konsumen yang memiliki berpendapatan tinggi,
usia muda dan berpendidikan tinggi, akan mempunyai respon yang berbeda dengan
konsumen yang karakteristiknya berpendapatan rendah, usia tua dan berpendidikan
rendah, walaupun menilai suatu benda yang sama.
Kepuasan menurut Kotler dan Keller (2008) (dalam Ratnasari, 2011:117),
dinyatakan
sebagai
tingkat
perasaan
dimana
seseorang
menyatakan
hasil
perbandingan atas kinerja produk/jasa yang di terima dan diharapkan. Apabila
persepsi terhadap kinerja tidak bisa memenuhi harapan, maka yang akan terjadi
adalah ketidakpuasan. Sebaliknya jika persepsi terhadap kinerja bisa memenuhi
harapan konsumen maka akan merasa puas. Pada penelitian ini, penulis melakukan
pra survei terlebih dahulu untuk mengetahui kepuasan konsumen pada 5 rumah
makan sate klasifikasi c di kota Bandung dengan menyebarkan 50 kuesioner pada
Konsumen.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.3 Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
Nama Rumah Makan
Alamat
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
Sate Leman’s II
Jl. Lodaya no 45 Bandung
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
Hasil data setelah penulis melakukan pra survei adalah sebagai berikut.
Tabel 1.4 Kepuasan Pada Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di kota Bandung
Item
Puas
Tidak Puas
Skor
Skor
22
28
50
Sumber : Pra Penelitian Maret 2012
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner pada konsumen rumah
makan sate di kota Bandung yang penulis data, dapat dilihat pada table 1.4 bahwa
44% konsumen puas pada rumah makan sate, sedangkan 56% konsumen menyatakan
tidak puas pada rumah makan sate tersebut.
Ratnasari dan Mastuti, (2011:105), mengembangkan kualitas produk kedalam
delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama
bagi perusahaan yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut yaitu:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik dari pokok dari produk inti
2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
3. Reliability
(kehandalan),
yaitu
kemungkinan
tingkat
kegagalan
pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk tersebut dapat bertahan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa daya tarik produk.
8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung
jawab perusahaan terhadapnya.
Tabel 1.5 Data Respon Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan
Sate Klasifikasi C di kota Bandung
Keterangan
Frekuensi
Kualitas Produk
29
Kualitas Pelayanan
20
Emosional
0
Harga
22
Biaya
1
Sumber : Pra Penelitian Maret 2012
Berdasarkan permasalahan yang ada, dari kuesioner yang diberikan kepada 50
konsumen Lima rumah makan sate di kota Bandung pada saat pra penelitian lebih
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
cenderung menyebutkan bahwa faktor dominan
yang mempengaruhi kepuasan
konsumen pada rumah makan sate tersebut adalah kualitas produk.
Kepuasan konsumen dalam menentukan pilihan kuliner sate tersebut
diperkirakan disebabkan oleh kualitas produk. Berdasarkan permasalahan tersebut
menarik minat penulis untuk mengangkat judul, sebagai berikut :
“Analisis Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen pada Lima Rumah
Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kualitas produk Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
2.
Bagaimana kepuasan konsumen Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
3.
Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan adalah untuk
memperoleh hasil temuan mengenai :
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Kualitas produk Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
2. Tingkat kepuasan konsumen Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
3. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan
Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
1.4
Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan Penelitian yang penulis harapkan dapat memberikan
manfaat yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1.
Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan
dengan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen serta teori-teorinya.
2.
Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan tentang kualitas
produk kaitannya dengan kepuasan konsumen pada Rumah Makan Sate Klasifikasi C
di Kota Bandung sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen sate.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Menurut Arikunto (2000:29), objek penelitan adalah variabel
penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Sedangkan
benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan
dipermasalahkan disebut objek (Arikunto, 2000:116) yang menjadi objek penelitian
adalah kualitas produk dan kepuasan konsumen terhadap sate di kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel independent dan
satu variabel dependent. Variabel independent (variabel bebas) adalah kualitas
produk. Objek penelitian yang merupakan variabel dependent (variabel terikat)
adalah kepuasan konsumen.
Responden pada penelitian ini adalah konsumen pada rumah makan sate di
kota Bandung yang sudah penulis data. Dari variabel tersebut maka akan diteliti
mengenai analisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada lima
rumah makan sate klasifikasi C di kota Bandung.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
Tabel 3.1 Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
Nama Rumah Makan
Alamat
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
Sate Leman’s II
Jl. Lodaya no 45 Bandung
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
3.2
Metode Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penilitian deskriftif dan verifikatif yang dalam penelitian
ini digunakan metode deskriptif dan verifikatif menurut Arikunto (2006:8)
menjelaskan bahwa : “penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri,
baik
suatu
variabel
/lebih
(Independent)
tanpa
perbandingan
/
menghubungkan dengan variabel lain”. Melalui ini data-data dikumpulkan dari
sumber, data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan
quesioner kepada sampel konsumen sate se-kota Bandung untuk memperoleh fakta
yang relevan dan up to date. Pengumpulan data melalui quesioner dilakukan langsung
dilapangan, penelitian dekriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
objek yang sedang diteliti.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan dimana dalam
penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas
produk terhadap kepusan konsumen pada rumah makan sate klasifikasi C di kota
Bandung.
3.3
Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel yang menjadi
kajian dari penelitian ini antara lain:
a.
Pengaruh kualitas produk sebagai variabel bebas (independen variable).
b.
Kepuasan konsumen sebagai variabel terikat (dependen variable).
Independen variable, variabel ini sering disebut sebagai variable stimulus,
predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011:4)
Dependen variable, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Operasional variabel tersebut dapat dijabarkan
pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
Kepuasan
Kepuasan
Perasaan senang Data yang diperoleh dari
Konsumen
konsumen
atau kecewa pada konsumen menggunakan
(Y)
dinyatakan
konsumen
sebagai
Konsep Analitik
semantik
tingkat sebagai
Skala
Ordinal
diferensial
hasil mengenai:
perasaan dimana perbandingan
1.Expected
seseorang
antara
produk
menyatakan hasil dengan harapan.
a.- tingkat harapan atas
perbandingan atas 1.Expected
penampilan makanan.
kinerja
(harapan
-tingkat
harapan
produk/jasa yang konsumen)
perpaduan
di
terima
warna
dan 2.Perceived
makanan.
diharapkan.
(persepsi
Kotler dan Keller konsumen
(2008),
Ratnasari
2011:117)
atas b.- tingkat harapan atas
(dalam hasil produk yang penyajian makanan.
diterima)
- tingkat harapan atas
kekhasan makanan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
c. - tingkat harapan atas
kebersihan
pada
makanan.
- tingkat harapan atas
kematangan makanan.
d. tingkat harapan atas
daya tahan makanan.
e. tingkat harapan atas
kecepatan
penyajian
makanan.
f. tingkat harapan atas
tekstur pada makanan
2. Perceived
a.- tingkat persepsi atas
penampilan makanan.
-tingkat
perpaduan
persepsi
warna
makanan.
b.- tingkat persepsi atas
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
penyajian makanan.
- tingkat persepsi atas
kekhasan makanan.
c. - tingkat persepsi atas
kebersihan
pada
makanan.
- tingkat persepsi atas
kematangan makanan.
d. tingkat persepsi atas
daya tahan makanan.
e. tingkat persepsi atas
kecepatan
penyajian
makanan.
f. tingkat persepsi atas
tekstur pada makanan
Kualitas
Kualitas
Produk
adalah
konsumen
kemampuan
tentang
(X)
produk
produk Persepsi
Data yang diperoleh dari
konsumen menggunakan
kualitas semantic
untuk produk
melaksanakan
Ordinal
terdiri dari:
diferensial
yang mengenai:
Kinerja:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
fungsinya,
-
termasuk
di
dalamnya
-
(kinerja)
-
keawetan,
Features
-
ketepatan,
kemudahan
dan
Penampilan
makanan
-
(fitur)
keandalan,
pemakaian
Performance
Perpaduan
warna
makanan
Realibility
Fitur:
(realibilitas)
-
Penyajian makanan
Durability
-
Kekhasan makanan
(daya tahan)
Realibilitas:
diperbaiki
atribut
serta bernilai -
Servicebility
Estetika
-
makanan
yang lain Vincent
Gasverzs
Kebersihan
-
Kematangan
makanan
(1997:35).
Durability:
-
Tingkat daya tahan
makanan
Serviceability:
-
Kecepatan
penyajian
makanan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
Estetika:
-
3.4
Tekstur makanan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk memperoleh data
yang dibutuhkan, yaitu :
a.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk
memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah dan
secara literature lain sebagai pedoman dan pembanding masalah yang penulis bahas.
b.
Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu data-data yang
diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung
sehingga diperoleh kebenaran data.
c.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya
jawab atau meminta penjelasan langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
d.
Kuesioner (daftar pertanyan)
Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan
tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan
sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan
responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Data yang
dikumpulkan meliputi :
1.
Identitas Responden
2.
Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian
3.5
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian
3.5.1
Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semeste penelitian (Ferdinand,
2006:223). Menurut Sugiyono (2011:61) memberikan pengertian populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Didalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
konsumen pada rumah makan sate klasifikasi C di kota Bandung dengan pengunjung
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
rata-rata perhari adalah 100 orang. Dengan populasi sebanyak 750 konsumen perhari
terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Penelitian
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Rumah Makan
Sate
Klasifikasi C
Sate Gino
Sate Kardjan
Sate Leman’s II
Sate Cilampeni
Sate Hadori
∑
Jumlah Konsumen
Per Hari
200
100
100
150
200
750
Sumber : Data hasil penelitian 2012
3.5.2
Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah subset dari populasi, terdiri
dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Oleh karena itu harus membentuk sebuah
perwakilan populasi yang disebut sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik slovin. Menurut Djalaludin (2000:49) (dalam Kusumawati,
2010:74) untuk menentukan besarnya sampel minimal dalam penelitian
ini
menggunakan teknik slovin, yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
ukuran populasi dengan kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam
pengambilan sampel yang masih dapat ditorelir atau diinginkan.
n
N
1 N e 2
Sumber: Djalaludin Rahkmat, (2000:49)
Dengan :
n : Ukuran Sampel Minimum
N : Ukuran Populasi
e : Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Maka diperoleh sampel sebesar:
N = 750
e = 10 % = 0,1
Maka :
n
n
750
1 750 0,12
750
8,5
n 88,23 ~ 100
Berdasarkan penghitungan tersebut maka ukuran sampel minimal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 88 orang responden, namun akan
dibulatkan menjadi 100 responden.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
3.5.3
Teknik Sampling Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:64), Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Probability Sampling. Probability sampling adalah teknik
sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dari probability sampling, teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah stratified random sampling. Stratified random sampling digunakan dalam
penelitian ini karena rumah makan sate klasifikasi c se-kota Bandung itu mempunyai
anggota yang tidak homogen atau berstrata (tidak sama).
3.6
Teknik Pengolahan Data
3.6.1
Analisis Deskriptif
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,
langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menafsirkan data sehingga dari hasil
tersebut dapat dilihat apakah terdapat hubungan antara variabel Kualitas Produk (X)
dan Kepuasan Konsumen (Y). dalam mengolah data ini, prosedur yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
1.
Menyusun data, yaitu dengan cara memeriksa lembar jawaban yang telah diisi
oleh responden, dalam hal kelengkapan jawaban, untuk menentukan layak
tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diproses lebih lanjut.
2.
Menghitung bobot nilai dengan skala Semantik dengan ukuran ordinal, artinya
yaitu diteliti mempunyai lima pilihan jawaban.
3.
Rekapitulasi nilai angket variabel Kualitas Produk (X) dan Kepuasan
Konsumen (Y).
4.
Analisis data, yaitu menentukan kedudukan variabel Kualitas Produk (X) dan
Kepuasan Konsumen (Y) yang divisualisasikan dalam bentuk “skor ideal”
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor total terendah dan skor tertinggi dari bobot instrument
sebagai berikut:
Skor terendah = SR x JB x JR
Skor tertinggi = ST x JB x JR
Keterangan:
SR = skor terendah
ST = skor tertinggi
JB = jumlah butir pertanyaan
JR = jumlah responden
b. Menghitung rentang dengan cara mengurangkan skor tertinggi dengan
skor terendah kemudian hasilnya dibagi lima.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
c. Menentukan ukuran sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah.
d. Membuat parameter untuk criteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah. (gambar garis kontinum)
e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk
memperoleh gambaran variabel Kualitas Produk (X) dan Kepuasan
Konsumen (Y).
3.6.2
Pengujian Alat Instrumen Penelitian
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi
instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel.
3.6.2.1 Uji Validitas
Didalam penelitian ini digunakan uji validitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut.
Misalnya dalam mengukur kepuasan konsumen sate di mata konsumen diukur
dalam tiga pernyataan berupa tiap indikator. Untuk mengukur variabel kepuasan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
konsumen sate jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solution) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product
moment
n xy x y
(Sugiyono, 2011:274):
n x x n y y
r
2
2
2
2
Dimana:
r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y
= Skor total
x
= Jumlah skor dalam distribusi X
y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
x
y
n
2
2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
= Banyaknya responden
Menurut Sugiyono (2011:228) keputusan pengujian validitas item instrument,
adalah sebagai berikut:
1.
Item pertanyaan yang diteliti di katakan valid jika rhitung > rtabel.
2.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung ≤ rtabel.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrument.
3.6.2.2 Realibilitas
Realibitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Imam Gozali, 2002).
Uji Reliabilitas bertujuan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi
dengan kata lain bahwa Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan, bila alat pengukur
tersebut digunakan dua kali atau lebih, untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten.
Setiap instrument seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah. Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha, yaitu menghitung koefesien
Alpha yang merupakan rata-rata dari koefesien belah dua yang dihitung untuk semua
kemungkinan membelah dua item-item score, perumusannya adalah sebagai berikut :
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
b2
k
1
t2
k 1
Dimana
α
= Reliablitas Instrument
K
t²
= Banyak butir pertanyaan
Σь²
= Jumlah Varians Butir
= Varians Total
Seperti halnya koefisien validitas, J.P Giliford juga memberikan pedoman
untuk koefisien reliabilitas, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi
Derajat hubungan
0,00 – 0,20
Derajat keterandalan hampir tidak ada
0,21 -0,40
Derajat keterandalan rendah
0,41 – 0,70
Derajat keterandalan sedang
0,71 – 0,90
Derajat keterandalan tinggi
0,91 – 1,00
Derajat keterandalan tinggi sekali
Keputusan pengujian realibilitas item instrument, adalah sebagai berikut:
1.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan realiabel jika rhitung > rtabel
2.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak realibel jika rhitung ≤ rtabel
3.7
Teknik Analisis Data
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis kuantitatif yang bertujuan
untuk menghasilkan data deskriptif. Maka dari itu penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data dengan skala pengukuran semantik, teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan teknis analisis linear
sederhana. Karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui dan
menganalisis pengaruh variabel penelitian kualitas produk (X) terhadap Kepuasan
Konsumen (Y).
Skala pengukuran semantik yaitu metode penulisan yang disusun dengan
menggunakan rangkaian kata sifat yang bertentangan (bipolar) serta memiliki unsur
evaluasi potensi unsur aktivitas. Dalam kerangka skala beda semantik, skoring dapat
dilakukan dengan menggunakan empiris yaitu meneliti analisis faktor/konvensi, yaitu
skor ditetapkan sendiri oleh peneliti.
3.7.1
Menentukan Persamaan Regresi Linear Sederhana
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah
sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan.
Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi
yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.
Untuk mendapatkan Y taksiran, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah
skala pengukuran minimal interval, sedangkan pada data asli menggunakan skala
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
ordinal, sehingga data perlu diangkat dari skala ordinal menjadi interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Setelah data diangkat, barulah
data dapat kita olah dengan analisis regresi.
Dalam menaksir model taksiran (�) dalam analisis regresi pertama kita harus
mencari model taksiran regresi
= �0 + �1 .
Untuk mempermudah perhitungan dan meminimalisasi kesalahan, maka
penulis menggunakan bantuan perhitungan software SPSS Statistics 17.0, dapat kita
lihat dari Tabel 4 model regresi variabel Y (Kepuasan Konsumen) atas variabel X
(Kualitas Produk).
3.7.2 Pengujian Signifikasi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis menggunakan rumus F sebagai berikut:
Fhitung
R2
k
1 R 2
n k 1
Sumber: Sugiyono, (2011:235)
Keterangan:
R = Nilai koefisien korelasi ganda
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
k = Jumlah variabel independent (bebas)
n = Jumlah anggota sampel
a.
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh
antara Kualitas Produk (X) terhadap kepuasan konsumen (Y).
b.
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat
pengaruh antara Kualitas Produk (X) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Taraf kesalahan 10% dengan menggunakan derajat dk = (n-2) serta dilakukan
dengan uji satu fihak, yaitu pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan
diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis
dapat ditulis sebagai berikut:
1. Ho : β ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
2. Ha : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen.
3.7.3 Pengujian Koefisiensi Regresi Secara Parsial (Uji-t)
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial
(individu) dari variabel-variabel bebas Kualitas Produk (X) terhadap variabel tak
bebas Kepuasan Konsumen (Y). Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel atau
nilai pvalue sesuai dengan taraf signifikansi yang digunakan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
3.7.4
Pengujian Hipotesis
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent vaariabel
yaitu Kualitas Produk (X) sedangkan variabel terikat atau variabel dependent adalah
Kepuasan Konsumen (Y). Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap variabel
yang akan diuji, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji F (simultan).
Ho : ρ = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas
Produk terhadap Kepuasan Konsumen.
H1 : ρ ≠ 0 ; Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas
Produk terhadap Kepuasan Konsumen.
3.7.5
Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel
yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X
dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan
paling besar 1 (-1 ≤ r ≤ 1), artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat
dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negative (mendekat -1, hubungan sangat
kuat dan negatif).
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Menurut Sugiyono (2011:231) untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan
pengaruh, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisiensi Korelasi
Interval Koefisien
0, 00 – 0, 199
0, 20 – 0, 399
0, 40 – 0, 599
0, 60 – 0, 799
0, 80 – 1, 000
Sumber : Sugiyono (2011: 231)
3.7.6
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Menurut Sugiyono (2011:231) dalam analisis korelasi terdapat suatu angka
yang disebut dengan koefisiensi determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari
koefisiensi kolerasi (r2). Koefisiensi ini disebut koefisiensi penentu karena varians
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi
pada variabel independen.
Rumus koefisiensi determinasi (Sugiyono 2011:275):
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
Koefisiensi Determinasi = r2 x 100%
Menurut Sugiyono (2011:231) Koefisiensi determinasi uji r2 merupakan
proporsi atau presentase dari total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi.
Koefisiensi regresi merupakan angka yang menunjukkan besarnya derajat
kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan
variabel terikatnya di dalam fungsi yang bersangkutan. Koefisiensi determinasi
adalah kuadrat koefisiensi korelasi. Koefisiensi determinasi ini digunakan untuk
mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas dengan asumsi sebagai berikut:
0 ≥ r2 ≥ 1
Keterangan:
1.
Jika nilai r2 nya semakin mendekati angka 1, maka model tersebut baik dan
tingkat kedekatan antara variabel bebas dan terikat semakin dekat pula.
2.
Jika nilai r2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel bebas
dengan variabel terikat tidak mendekati.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
116
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Sate di Kota Bandung
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Keadaan responden yang diteliti menunjukan bahwa pada jenis kelamin lebih
banyak laki-laki yang datang pada rumah makan sate di kota Bandung.
Domisili konsumen terbanyak dari kota Bandung. Banyak kunjungan
terbanyak yaitu konsumen yang sudah sering makan sate di kota Bandung.
Sumber informasi rumah makan sate yang konsumen dapat dari keluarga atau
teman. Usia konsumen yang mengunjungi rumah makan sate rata-rata usia
produktif. Pekerjaan konsumen yang banyak menungjungi rumah makan sate
adalah PNS atau BUMN. Dan pendapatan pada konsumen yang terbanyak
pada rumah makan sate di kota Bandung adalah diatas rata-rata pendapatan
pada konsumen lainnya.
2. Pada keenam aspek yang lebih dominan lebih rendah dalam memuaskan
konsumen adalah pada daya tahan makanan, yang kurang memaksimalkan
mutu agar daya tahan makanan dapat lebih baik. Sedangkan aspek yang paling
tinggi dalam memuaskan konsumen adalah pada penampilan menu makanan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
117
3. Kualitas produk pada rumah makan di kota Bandung sudah cukup puas
diterima oleh konsumen, namun dalam kepuasan konsumen antara harapan
dan kinerja, harapan konsumen lebih besar dari kinerja yang dihasilkan.
4.
Kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
Rumah Makan Sate di Kota Bandung dan secara simultan kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sate di
Kota Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas atas dasar hasil penelitian yang telah diuraikan
dan kesimpulan yang telah di peroleh maka penulis mengajukan beberapa saran
mengenai kualitas produk untuk meningkatkan kepuasan konsumen pada Rumah
Makan Sate di Kota Bandung sebagai berikut:
1.
Perusahaan meningkatkan kualitas produk dengan cara lebih memperhatikan
penampilan makanan, perpaduan warna makanan, penyajian makanan, khasan
makanan, kebersihan produk, kematangan makanan, tingkat daya tahan makanan,
kecepatan penyajian makanan dan tekstur pada makanan. Hal ini dilakukan agar
konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung merasa puas.
2.
Kualitas produk
pada setiap Rumah Makan Sate di kota Bandung masing-
masing lebih baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya tahan pada
makanan agar tetap berkualitas baik, apabila konsumen memesan sate untuk di
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
118
bawa pulang sebaiknya sate bisa dibungkus dengan alumunium foil sehingga
terdapat sate yang mempunyai kualitas produk yang baik yang dapat dinikmatin
oleh setiap konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung.
3.
Kualitas produk
pada setiap Rumah Makan Sate di kota Bandung masing-
masing lebih baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan dkecepatan pada
penyajian makanan agar tetap konsumen tidak menunggu pada suatu pemesanan
sehingga terdapat sate yang mempunyai kualitas produk yang baik yang dapat
dinikmatin oleh setiap konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung.
4.
Agar harapan konsumen bisa terpenuhi dengan baik, maka hasil kinerja atau
produk harus lebih baik dari suatu harapan konsumen, agar dapat meningkatkan
kepuasan pada konsumen, sehingga konsumen dapat kembali berkunjung pada
Rumah Makan Sate di kota Bandung tersebut.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
Hal.
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...…………………………………………………...9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Pemasaran . .......................................................................................... 11
2.1.1
Pengertian Pemasaran .............................................................. 11
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Barang ........................................... 12
2.1.1.2 Pengertian Pemasaran Jasa ................................................ 12
2.1.2
Pengertian Rumah Makan ........................................................ 13
2.1.3 Rumah Makan Menurut Klasifikasi ............................................ 18
2.2 Kepuasan Konsumen .............................................................................. 21
2.2.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ......................
Alma, Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung. Alfabeta
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.
Assauri, Sofyan. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arikunto. (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Gasperesz, V. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid II, Edisi Indonesia, Edisi Milenium.
Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prentice Hall.
Kusumawati, Marita. (2010). Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Café Se-Kota Bandung.FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.
Ratnasari dan Mastuti. (2011). Manajemen Pemasaran Jasa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Saladin Djaslim. (2006). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Linda
Karya.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Sudjana .(2005). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito.
Tjiptono, Fandy, 2007., Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing. Malang Jawa Timur
Tjiprono, Fandy, Georgorius Chandra, Dadi Adriana 2008., Stratejik. Yogyakarta: Andi
Tjiptono, Fandy, 2005., Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andy.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tjiprono, Fandy, Georgorius Chandra, 2011., Service, Quality, & Satisfaction. Yogyakarta:
Andi
William, Stanton (1993). Customer Relationship Management Delivering the Benefits, Melville
Terrace. Ross House
Yamit Zulian. (2001). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa.
ONLINE:
Setzer, Munafizt. (2010). Pengertian dan Klasifikasi Rumah Makan atau Restoran. [online]
Tersedia:http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumahmakan.html
(19, April 2012)
Ritongga, R (2011). Hubungan Citra Merek dengan Kepuasan Konsumen. [online]
Tersedia:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22372/3/Chapter%20II.pdf
(19, April 2012)
H, Mulyono. (2008). Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Kosumen Pada Perumahan Puri Mediterania Semarang. [online] Tersedia:
http://eprints.undip.ac.id/16718/1/Bayu_Hadyanto_Mulyono.pdf
(20, April 2012)
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia pariwisata Indonesia dewasa ini semakin berkembang
seiring dengan laju perekonomian di dunia. Bidang pariwisata merupakan salah satu
bidang perindustrian yang sangat menunjang program pemerintah, khususnya dalam
memasukan devisa negara dan pembangunan pada umumnya. Bidang pariwisata
dapat membentuk citra bangsa di negara lain, oleh karena itu pihak pemerintah dan
pihak swasta bekerja sama untuk meningkatkan bidang pariwisata dalam hal
produktivitas dan efesiensi dari tenaga kerja potensial di bidangnya, terutama di
bidang makanan dan minuman yang masih kurang.
Seiring berkembangnya zaman, bidang pariwisata pun ikut berkembang
dengan demikian sektor dalam hal makanan ikut berperan contohnya dalam dunia
katering atau penyedia makanan dan minuman, katering yang turut
seta dalam
berkembangnya dunia pariwisata yaitu katering transportasi dan outside catering
service, katering transportasi ialah katering yang menyajikan makanan dan minuman
untuk para pengguna jasa transportasi kapal udara, kereta api, kapal laut. Sedangkan
inside catering service adalah menerima pesanan makanan dimana lokasi penyajian
berbeda tempat dengan lokasi dapur mengolah langsung. Produk industri pariwisata
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang ikut menunjang kegiatan pariwisata, selain restoran kegiatan pariwisata yang
ikut menunjang namun lebih sederhana daripada restoran adalah rumah makan.
Sebagai salah satu bentuk usaha kuliner yang banyak didapatkan di Bandung
ini salah satunya adalah sate. Sate adalah daging (ayam, sapi, kambing, domba, atau
daging lainnya) di tusuk ke tusukan sate setelah dipotong kecil-kecil, lalu dibakar
diatas batu arang kayu. Setelah selesai, sate akan disajikan dengan bumbu kacang
kecap dengan ditambahkan irisan bawang merah juga acar. Sate biasanya dimakan
dengan lontong ataupun nasi juga ditambah potongan acar sebagai pelengkap. Banyak
sekali jenis-jenis sate di kota Bandung ini, dengan berbagai kekhasan pada jenis sate.
Pada rumah makan sate di Kota Bandung terdapat beberapa jenis sate
berdasarkan jenis daging, diantaranya adalah sate ayam, sate kambing, dan sate sapi.
Dengan berbagai kekhasan sate dari kota asalnya, menjadikan rumah makan sate
memiliki berbagai perbedaan. Penulis melakukan penelitian pada rumah makan sate
bumbu kacang kecap, yang sudah memiliki pamor baik pada masyarakat di kota
Bandung.
Namun sate yang paling banyak diminati konsumen pada Rumah Makan Sate
di kota Bandung adalah sate kambing, sate ini menjadi salah satu menu andalan pada
setiap rumah makan sate. Karena terdapat berbagai ciri khas yang diberikan pada
rumah makan sate.
Terdapat banyak penjual sate di kota Bandung ini, dari mulai gerobak
berjalan, lesehan pada kaki lima jalanan, rumah makan biasa, hingga rumah makan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang mewah, namun penulis melakukan penelitian pada beberapa rumah makan
klasifikasi C, yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata rumah makan adalah usaha
penyediaan makanan dan minuman dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
untuk proses penyimpanan dan penyajian didalam satu tempat tetap yang tidak
berpindah-pindah. Di bawah ini adalah daftar berdasarkan klasifikasi pada rumah
makan/restoran/bar di Kota Bandung yang penulis dapat dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung.
Tabel 1.1 Daftar Berdasarkan Klasifikasi
Rumah Makan/Restoran/Bar di Kota Bandung
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
JENIS
Restoran Talam Kencana
Restoran Talam Salaka
Restoran Talam Gangsa
Restoran Waralaba
Bar
Rumah Makan A
Rumah Makan B
Rumah Makan C
Jumlah
JUMLAH
0
26
141
42
12
30
123
150
524
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung 2012
Berdasarkan data klasifikasi yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Bandung, penulis akan mengambil pada rumah makan sate berklasifikasi
C. Rumah makan klasifikasi C adalah standar pada rumah makan yang telah
ditentukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, seperti pengertian di atas. Karena
data rumah makan sate yang yang terdapat pada Dinas Pariwisata tidak update,
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penulis mendata rumah makan sate yang berklasifikasi C yang sesuai dengan unsurunsur persyaratan yang terdapat pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota
Bandung.
Tabel 1.2 Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
No
Nama
Alamat
1.
Sate Tegal Marem
Jl. Setiabudhi no 136 Bandung
2.
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
3.
Sate Pak Kumis 999
Jl. Ir.H Juanda no 462 Bandung
4.
Sate Maranggi
Jl. Dipati Ukur no 76a Bandung
5.
Sate Ponorogo
Jl. Dipati Ukur no 87 Bandung
6.
Sate Cilampeni
Jl. Burangrang no 38 Bandung
7.
Sate Utami
Jl. Banteng no 45 Bandung
8.
Sate Leman’s
Jl. Lodaya no 45 Bandung
9.
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
10.
Sate Mekar Wangi
Jl. Komplek Kurdi no 16 Bandung
11.
Sate Mararanggi
Jl. BKR no 83 Bandung
12.
Sate Leman’s
Jl. Buah Batu no 116 Bandung
13.
Sate Halimpu
Jl. Soekarno Hatta no 653 Bandung
14.
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
15.
H.M Kamil
Jl. Stasion Hall no 14-15 Bandung
16.
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
17.
RM Sugema
Jl. Stasion Selatan no 17-16 Bandung
18.
Sate Asli
Jl. Maulana Yusuf no 21 Bandung
19.
Sate Kambing Pa Darta
Jl. Radjawali Timur no 102 Bandung
20.
Sate Mas.Rum
Jl. Ternate no 5 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
Dewasa ini bisnis rumah makan seperti rumah makan tradisional semakin
menjamur dengan berbagai jenis menu makanan dan aneka konsep rumah makan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rumah makan tidak hanya menyediakan tempat untuk makanan dan minuman,
namun menampilkan ciri khasnya masing-masing. Rumah makan yang berkembang
diman-mana diantaranya rumah makan khas makanan tradisional yang berasal dari
jawa, yaitu rumah makan sate.
Oleh sebab itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
kompetitif supaya dapat berperan aktif dalam menaikkan pamor khususnya dalam
bidang makanan tradisional. Kualitas dari makanan yang dikembangkan sangat
diperlukan agar konsumen merasa puas. Tidak hanya kualitas saja yang diperlukan di
dalam pengembangan restoran tetapi harga, dan pelayanan juga harus ditingkatkan
dalam kenyamanan konsumen.
Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan
bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapan. Dalam
proses menyampaikan produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan
pengusaha yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran
dijadikan tolak ukur oleh setiap pengusaha. Sebelum mengeluarkan produknya
pengusaha harus mampu melihat atau mengetahui apa yang disukai konsumen. Oleh
karena itu konsumen dapat memilih suatu produk yang lebih sesuai dengan
kebutuhannya.
Konsumen akan memberi penilaian pada kualitas sate, oleh karena itu
pengusaha sate di kota Bandung bersaing dalam meningkatkan kualitas pada sate
tersebut. Dengan berbagai inovasi, misalnya dengan ciri khas bumbu pecel yang
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dipakai, penggunaan kecap, ataupun pada daging yang digunakan. Hal tersebut perlu
diperhatikan agar usaha sate yang dijalankan lebih maju dan meningkatkan pamor
sate di kota Bandung.
Setiap konsumen melakukan pembelian terhadap produk-produk tertentu
dengan harapan tertentu mengenai produk tersebut dan kepuasan konsumen
merupakan hasil yang diharapkan. Respon dari seorang konsumen setelah
mengkonsumsi produk barang atau jasa, banyak dipengaruhi oleh karakteristik dari
tiap konsumen yang bersangkutan. Konsumen yang memiliki berpendapatan tinggi,
usia muda dan berpendidikan tinggi, akan mempunyai respon yang berbeda dengan
konsumen yang karakteristiknya berpendapatan rendah, usia tua dan berpendidikan
rendah, walaupun menilai suatu benda yang sama.
Kepuasan menurut Kotler dan Keller (2008) (dalam Ratnasari, 2011:117),
dinyatakan
sebagai
tingkat
perasaan
dimana
seseorang
menyatakan
hasil
perbandingan atas kinerja produk/jasa yang di terima dan diharapkan. Apabila
persepsi terhadap kinerja tidak bisa memenuhi harapan, maka yang akan terjadi
adalah ketidakpuasan. Sebaliknya jika persepsi terhadap kinerja bisa memenuhi
harapan konsumen maka akan merasa puas. Pada penelitian ini, penulis melakukan
pra survei terlebih dahulu untuk mengetahui kepuasan konsumen pada 5 rumah
makan sate klasifikasi c di kota Bandung dengan menyebarkan 50 kuesioner pada
Konsumen.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 1.3 Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
Nama Rumah Makan
Alamat
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
Sate Leman’s II
Jl. Lodaya no 45 Bandung
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
Hasil data setelah penulis melakukan pra survei adalah sebagai berikut.
Tabel 1.4 Kepuasan Pada Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di kota Bandung
Item
Puas
Tidak Puas
Skor
Skor
22
28
50
Sumber : Pra Penelitian Maret 2012
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner pada konsumen rumah
makan sate di kota Bandung yang penulis data, dapat dilihat pada table 1.4 bahwa
44% konsumen puas pada rumah makan sate, sedangkan 56% konsumen menyatakan
tidak puas pada rumah makan sate tersebut.
Ratnasari dan Mastuti, (2011:105), mengembangkan kualitas produk kedalam
delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama
bagi perusahaan yang menghasilkan barang. Kedelapan dimensi tersebut yaitu:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Performance (kinerja), yaitu karakteristik dari pokok dari produk inti
2. Features, yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
3. Reliability
(kehandalan),
yaitu
kemungkinan
tingkat
kegagalan
pemakaian.
4. Conformance (kesesuaian), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan
operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
5. Durability (daya tahan), yaitu berapa lama produk tersebut dapat bertahan.
6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dan penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu menyangkut corak, rasa daya tarik produk.
8. Perceived, yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung
jawab perusahaan terhadapnya.
Tabel 1.5 Data Respon Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan
Sate Klasifikasi C di kota Bandung
Keterangan
Frekuensi
Kualitas Produk
29
Kualitas Pelayanan
20
Emosional
0
Harga
22
Biaya
1
Sumber : Pra Penelitian Maret 2012
Berdasarkan permasalahan yang ada, dari kuesioner yang diberikan kepada 50
konsumen Lima rumah makan sate di kota Bandung pada saat pra penelitian lebih
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
cenderung menyebutkan bahwa faktor dominan
yang mempengaruhi kepuasan
konsumen pada rumah makan sate tersebut adalah kualitas produk.
Kepuasan konsumen dalam menentukan pilihan kuliner sate tersebut
diperkirakan disebabkan oleh kualitas produk. Berdasarkan permasalahan tersebut
menarik minat penulis untuk mengangkat judul, sebagai berikut :
“Analisis Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen pada Lima Rumah
Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas,
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana kualitas produk Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
2.
Bagaimana kepuasan konsumen Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
3.
Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen
Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
1.3
Tujuan Penelitian
Sesuai permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan adalah untuk
memperoleh hasil temuan mengenai :
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Kualitas produk Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
2. Tingkat kepuasan konsumen Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota
Bandung?
3. Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan
Sate Klasifikasi C di Kota Bandung?
1.4
Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan Penelitian yang penulis harapkan dapat memberikan
manfaat yang berguna bagi semua pihak yang berkepentingan diantaranya adalah
sebagai berikut :
1.
Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu manajemen pemasaran yang berkaitan
dengan kualitas produk terhadap kepuasan konsumen serta teori-teorinya.
2.
Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan tentang kualitas
produk kaitannya dengan kepuasan konsumen pada Rumah Makan Sate Klasifikasi C
di Kota Bandung sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen sate.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari
suatu penelitian. Menurut Arikunto (2000:29), objek penelitan adalah variabel
penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Sedangkan
benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat dan
dipermasalahkan disebut objek (Arikunto, 2000:116) yang menjadi objek penelitian
adalah kualitas produk dan kepuasan konsumen terhadap sate di kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel independent dan
satu variabel dependent. Variabel independent (variabel bebas) adalah kualitas
produk. Objek penelitian yang merupakan variabel dependent (variabel terikat)
adalah kepuasan konsumen.
Responden pada penelitian ini adalah konsumen pada rumah makan sate di
kota Bandung yang sudah penulis data. Dari variabel tersebut maka akan diteliti
mengenai analisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada lima
rumah makan sate klasifikasi C di kota Bandung.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
Tabel 3.1 Lima Rumah Makan Sate Klasifikasi C di Kota Bandung
Nama Rumah Makan
Alamat
Sate Gino
Jl. Sunda no 76 Bandung
Sate Kardjan
Jl. Pasirkaliki no 32 Bandung
Sate Leman’s II
Jl. Lodaya no 45 Bandung
Sate Cilampeni
Jl. Indrayasa no 116 Bandung
Sate Hadori
Jl.Stasion Timur no 11-12 Bandung
Sumber : Data Hasil Observasi 2012
3.2
Metode Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penilitian deskriftif dan verifikatif yang dalam penelitian
ini digunakan metode deskriptif dan verifikatif menurut Arikunto (2006:8)
menjelaskan bahwa : “penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri,
baik
suatu
variabel
/lebih
(Independent)
tanpa
perbandingan
/
menghubungkan dengan variabel lain”. Melalui ini data-data dikumpulkan dari
sumber, data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan
quesioner kepada sampel konsumen sate se-kota Bandung untuk memperoleh fakta
yang relevan dan up to date. Pengumpulan data melalui quesioner dilakukan langsung
dilapangan, penelitian dekriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai
objek yang sedang diteliti.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
Sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan dimana dalam
penelitian ini akan diuji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas
produk terhadap kepusan konsumen pada rumah makan sate klasifikasi C di kota
Bandung.
3.3
Operasional Variabel
Operasional variabel adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel yang menjadi
kajian dari penelitian ini antara lain:
a.
Pengaruh kualitas produk sebagai variabel bebas (independen variable).
b.
Kepuasan konsumen sebagai variabel terikat (dependen variable).
Independen variable, variabel ini sering disebut sebagai variable stimulus,
predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2011:4)
Dependen variable, sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Operasional variabel tersebut dapat dijabarkan
pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
Kepuasan
Kepuasan
Perasaan senang Data yang diperoleh dari
Konsumen
konsumen
atau kecewa pada konsumen menggunakan
(Y)
dinyatakan
konsumen
sebagai
Konsep Analitik
semantik
tingkat sebagai
Skala
Ordinal
diferensial
hasil mengenai:
perasaan dimana perbandingan
1.Expected
seseorang
antara
produk
menyatakan hasil dengan harapan.
a.- tingkat harapan atas
perbandingan atas 1.Expected
penampilan makanan.
kinerja
(harapan
-tingkat
harapan
produk/jasa yang konsumen)
perpaduan
di
terima
warna
dan 2.Perceived
makanan.
diharapkan.
(persepsi
Kotler dan Keller konsumen
(2008),
Ratnasari
2011:117)
atas b.- tingkat harapan atas
(dalam hasil produk yang penyajian makanan.
diterima)
- tingkat harapan atas
kekhasan makanan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
53
c. - tingkat harapan atas
kebersihan
pada
makanan.
- tingkat harapan atas
kematangan makanan.
d. tingkat harapan atas
daya tahan makanan.
e. tingkat harapan atas
kecepatan
penyajian
makanan.
f. tingkat harapan atas
tekstur pada makanan
2. Perceived
a.- tingkat persepsi atas
penampilan makanan.
-tingkat
perpaduan
persepsi
warna
makanan.
b.- tingkat persepsi atas
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
54
penyajian makanan.
- tingkat persepsi atas
kekhasan makanan.
c. - tingkat persepsi atas
kebersihan
pada
makanan.
- tingkat persepsi atas
kematangan makanan.
d. tingkat persepsi atas
daya tahan makanan.
e. tingkat persepsi atas
kecepatan
penyajian
makanan.
f. tingkat persepsi atas
tekstur pada makanan
Kualitas
Kualitas
Produk
adalah
konsumen
kemampuan
tentang
(X)
produk
produk Persepsi
Data yang diperoleh dari
konsumen menggunakan
kualitas semantic
untuk produk
melaksanakan
Ordinal
terdiri dari:
diferensial
yang mengenai:
Kinerja:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
55
fungsinya,
-
termasuk
di
dalamnya
-
(kinerja)
-
keawetan,
Features
-
ketepatan,
kemudahan
dan
Penampilan
makanan
-
(fitur)
keandalan,
pemakaian
Performance
Perpaduan
warna
makanan
Realibility
Fitur:
(realibilitas)
-
Penyajian makanan
Durability
-
Kekhasan makanan
(daya tahan)
Realibilitas:
diperbaiki
atribut
serta bernilai -
Servicebility
Estetika
-
makanan
yang lain Vincent
Gasverzs
Kebersihan
-
Kematangan
makanan
(1997:35).
Durability:
-
Tingkat daya tahan
makanan
Serviceability:
-
Kecepatan
penyajian
makanan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
56
Estetika:
-
3.4
Tekstur makanan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk memperoleh data
yang dibutuhkan, yaitu :
a.
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk
memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari buku-buku, catatan kuliah dan
secara literature lain sebagai pedoman dan pembanding masalah yang penulis bahas.
b.
Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu data-data yang
diperlukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung
sehingga diperoleh kebenaran data.
c.
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya
jawab atau meminta penjelasan langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
d.
Kuesioner (daftar pertanyan)
Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan
tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini menggunakan
sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan
responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Data yang
dikumpulkan meliputi :
1.
Identitas Responden
2.
Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian
3.5
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian
3.5.1
Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semeste penelitian (Ferdinand,
2006:223). Menurut Sugiyono (2011:61) memberikan pengertian populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Didalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah
konsumen pada rumah makan sate klasifikasi C di kota Bandung dengan pengunjung
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
rata-rata perhari adalah 100 orang. Dengan populasi sebanyak 750 konsumen perhari
terlihat pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Penelitian
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Rumah Makan
Sate
Klasifikasi C
Sate Gino
Sate Kardjan
Sate Leman’s II
Sate Cilampeni
Sate Hadori
∑
Jumlah Konsumen
Per Hari
200
100
100
150
200
750
Sumber : Data hasil penelitian 2012
3.5.2
Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah subset dari populasi, terdiri
dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Oleh karena itu harus membentuk sebuah
perwakilan populasi yang disebut sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik slovin. Menurut Djalaludin (2000:49) (dalam Kusumawati,
2010:74) untuk menentukan besarnya sampel minimal dalam penelitian
ini
menggunakan teknik slovin, yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
ukuran populasi dengan kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan dalam
pengambilan sampel yang masih dapat ditorelir atau diinginkan.
n
N
1 N e 2
Sumber: Djalaludin Rahkmat, (2000:49)
Dengan :
n : Ukuran Sampel Minimum
N : Ukuran Populasi
e : Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Maka diperoleh sampel sebesar:
N = 750
e = 10 % = 0,1
Maka :
n
n
750
1 750 0,12
750
8,5
n 88,23 ~ 100
Berdasarkan penghitungan tersebut maka ukuran sampel minimal yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 88 orang responden, namun akan
dibulatkan menjadi 100 responden.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
3.5.3
Teknik Sampling Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:64), Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Probability Sampling. Probability sampling adalah teknik
sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Dari probability sampling, teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah stratified random sampling. Stratified random sampling digunakan dalam
penelitian ini karena rumah makan sate klasifikasi c se-kota Bandung itu mempunyai
anggota yang tidak homogen atau berstrata (tidak sama).
3.6
Teknik Pengolahan Data
3.6.1
Analisis Deskriptif
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul,
langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menafsirkan data sehingga dari hasil
tersebut dapat dilihat apakah terdapat hubungan antara variabel Kualitas Produk (X)
dan Kepuasan Konsumen (Y). dalam mengolah data ini, prosedur yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
61
1.
Menyusun data, yaitu dengan cara memeriksa lembar jawaban yang telah diisi
oleh responden, dalam hal kelengkapan jawaban, untuk menentukan layak
tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diproses lebih lanjut.
2.
Menghitung bobot nilai dengan skala Semantik dengan ukuran ordinal, artinya
yaitu diteliti mempunyai lima pilihan jawaban.
3.
Rekapitulasi nilai angket variabel Kualitas Produk (X) dan Kepuasan
Konsumen (Y).
4.
Analisis data, yaitu menentukan kedudukan variabel Kualitas Produk (X) dan
Kepuasan Konsumen (Y) yang divisualisasikan dalam bentuk “skor ideal”
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor total terendah dan skor tertinggi dari bobot instrument
sebagai berikut:
Skor terendah = SR x JB x JR
Skor tertinggi = ST x JB x JR
Keterangan:
SR = skor terendah
ST = skor tertinggi
JB = jumlah butir pertanyaan
JR = jumlah responden
b. Menghitung rentang dengan cara mengurangkan skor tertinggi dengan
skor terendah kemudian hasilnya dibagi lima.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
62
c. Menentukan ukuran sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat
rendah.
d. Membuat parameter untuk criteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah. (gambar garis kontinum)
e. Membandingkan skor total tiap variabel dengan parameter di atas untuk
memperoleh gambaran variabel Kualitas Produk (X) dan Kepuasan
Konsumen (Y).
3.6.2
Pengujian Alat Instrumen Penelitian
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam pengumpulan
data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi
instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel.
3.6.2.1 Uji Validitas
Didalam penelitian ini digunakan uji validitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut.
Misalnya dalam mengukur kepuasan konsumen sate di mata konsumen diukur
dalam tiga pernyataan berupa tiap indikator. Untuk mengukur variabel kepuasan
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
63
konsumen sate jawaban responden dikatakan valid apabila item-item dalam kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dalam kuesioner tersebut.
Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solution) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product
moment
n xy x y
(Sugiyono, 2011:274):
n x x n y y
r
2
2
2
2
Dimana:
r
= Koefisien validitas item yang dicari
X
= Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y
= Skor total
x
= Jumlah skor dalam distribusi X
y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
x
y
n
2
2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
= Banyaknya responden
Menurut Sugiyono (2011:228) keputusan pengujian validitas item instrument,
adalah sebagai berikut:
1.
Item pertanyaan yang diteliti di katakan valid jika rhitung > rtabel.
2.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung ≤ rtabel.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
64
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
suatu instrument.
3.6.2.2 Realibilitas
Realibitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Imam Gozali, 2002).
Uji Reliabilitas bertujuan untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Jadi
dengan kata lain bahwa Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan, bila alat pengukur
tersebut digunakan dua kali atau lebih, untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten.
Setiap instrument seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil
pengukuran yang konsisten, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila
dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah. Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha, yaitu menghitung koefesien
Alpha yang merupakan rata-rata dari koefesien belah dua yang dihitung untuk semua
kemungkinan membelah dua item-item score, perumusannya adalah sebagai berikut :
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
65
b2
k
1
t2
k 1
Dimana
α
= Reliablitas Instrument
K
t²
= Banyak butir pertanyaan
Σь²
= Jumlah Varians Butir
= Varians Total
Seperti halnya koefisien validitas, J.P Giliford juga memberikan pedoman
untuk koefisien reliabilitas, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi
Derajat hubungan
0,00 – 0,20
Derajat keterandalan hampir tidak ada
0,21 -0,40
Derajat keterandalan rendah
0,41 – 0,70
Derajat keterandalan sedang
0,71 – 0,90
Derajat keterandalan tinggi
0,91 – 1,00
Derajat keterandalan tinggi sekali
Keputusan pengujian realibilitas item instrument, adalah sebagai berikut:
1.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan realiabel jika rhitung > rtabel
2.
Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak realibel jika rhitung ≤ rtabel
3.7
Teknik Analisis Data
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
66
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis kuantitatif yang bertujuan
untuk menghasilkan data deskriptif. Maka dari itu penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data dengan skala pengukuran semantik, teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan teknis analisis linear
sederhana. Karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui dan
menganalisis pengaruh variabel penelitian kualitas produk (X) terhadap Kepuasan
Konsumen (Y).
Skala pengukuran semantik yaitu metode penulisan yang disusun dengan
menggunakan rangkaian kata sifat yang bertentangan (bipolar) serta memiliki unsur
evaluasi potensi unsur aktivitas. Dalam kerangka skala beda semantik, skoring dapat
dilakukan dengan menggunakan empiris yaitu meneliti analisis faktor/konvensi, yaitu
skor ditetapkan sendiri oleh peneliti.
3.7.1
Menentukan Persamaan Regresi Linear Sederhana
Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, adalah
sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan.
Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan
matematika yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi
yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.
Untuk mendapatkan Y taksiran, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah
skala pengukuran minimal interval, sedangkan pada data asli menggunakan skala
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
67
ordinal, sehingga data perlu diangkat dari skala ordinal menjadi interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Setelah data diangkat, barulah
data dapat kita olah dengan analisis regresi.
Dalam menaksir model taksiran (�) dalam analisis regresi pertama kita harus
mencari model taksiran regresi
= �0 + �1 .
Untuk mempermudah perhitungan dan meminimalisasi kesalahan, maka
penulis menggunakan bantuan perhitungan software SPSS Statistics 17.0, dapat kita
lihat dari Tabel 4 model regresi variabel Y (Kepuasan Konsumen) atas variabel X
(Kualitas Produk).
3.7.2 Pengujian Signifikasi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji
hipotesis menggunakan rumus F sebagai berikut:
Fhitung
R2
k
1 R 2
n k 1
Sumber: Sugiyono, (2011:235)
Keterangan:
R = Nilai koefisien korelasi ganda
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
68
k = Jumlah variabel independent (bebas)
n = Jumlah anggota sampel
a.
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh
antara Kualitas Produk (X) terhadap kepuasan konsumen (Y).
b.
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat
pengaruh antara Kualitas Produk (X) terhadap kepuasan konsumen (Y).
Taraf kesalahan 10% dengan menggunakan derajat dk = (n-2) serta dilakukan
dengan uji satu fihak, yaitu pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan
diuji dalam pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis
dapat ditulis sebagai berikut:
1. Ho : β ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kualitas produk terhadap kepuasan konsumen.
2. Ha : β > 0, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen.
3.7.3 Pengujian Koefisiensi Regresi Secara Parsial (Uji-t)
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial
(individu) dari variabel-variabel bebas Kualitas Produk (X) terhadap variabel tak
bebas Kepuasan Konsumen (Y). Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel atau
nilai pvalue sesuai dengan taraf signifikansi yang digunakan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69
3.7.4
Pengujian Hipotesis
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent vaariabel
yaitu Kualitas Produk (X) sedangkan variabel terikat atau variabel dependent adalah
Kepuasan Konsumen (Y). Dengan memperhatikan karakteristik dari setiap variabel
yang akan diuji, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji F (simultan).
Ho : ρ = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas
Produk terhadap Kepuasan Konsumen.
H1 : ρ ≠ 0 ; Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas
Produk terhadap Kepuasan Konsumen.
3.7.5
Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel
yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X
dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan
paling besar 1 (-1 ≤ r ≤ 1), artinya jika:
r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat
dan positif).
r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negative (mendekat -1, hubungan sangat
kuat dan negatif).
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70
r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
Menurut Sugiyono (2011:231) untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan
pengaruh, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisiensi Korelasi
Interval Koefisien
0, 00 – 0, 199
0, 20 – 0, 399
0, 40 – 0, 599
0, 60 – 0, 799
0, 80 – 1, 000
Sumber : Sugiyono (2011: 231)
3.7.6
Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Menurut Sugiyono (2011:231) dalam analisis korelasi terdapat suatu angka
yang disebut dengan koefisiensi determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari
koefisiensi kolerasi (r2). Koefisiensi ini disebut koefisiensi penentu karena varians
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi
pada variabel independen.
Rumus koefisiensi determinasi (Sugiyono 2011:275):
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
71
Koefisiensi Determinasi = r2 x 100%
Menurut Sugiyono (2011:231) Koefisiensi determinasi uji r2 merupakan
proporsi atau presentase dari total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi.
Koefisiensi regresi merupakan angka yang menunjukkan besarnya derajat
kemampuan atau distribusi variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan
variabel terikatnya di dalam fungsi yang bersangkutan. Koefisiensi determinasi
adalah kuadrat koefisiensi korelasi. Koefisiensi determinasi ini digunakan untuk
mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas dengan asumsi sebagai berikut:
0 ≥ r2 ≥ 1
Keterangan:
1.
Jika nilai r2 nya semakin mendekati angka 1, maka model tersebut baik dan
tingkat kedekatan antara variabel bebas dan terikat semakin dekat pula.
2.
Jika nilai r2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel bebas
dengan variabel terikat tidak mendekati.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
116
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen pada Rumah Makan Sate di Kota Bandung
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Keadaan responden yang diteliti menunjukan bahwa pada jenis kelamin lebih
banyak laki-laki yang datang pada rumah makan sate di kota Bandung.
Domisili konsumen terbanyak dari kota Bandung. Banyak kunjungan
terbanyak yaitu konsumen yang sudah sering makan sate di kota Bandung.
Sumber informasi rumah makan sate yang konsumen dapat dari keluarga atau
teman. Usia konsumen yang mengunjungi rumah makan sate rata-rata usia
produktif. Pekerjaan konsumen yang banyak menungjungi rumah makan sate
adalah PNS atau BUMN. Dan pendapatan pada konsumen yang terbanyak
pada rumah makan sate di kota Bandung adalah diatas rata-rata pendapatan
pada konsumen lainnya.
2. Pada keenam aspek yang lebih dominan lebih rendah dalam memuaskan
konsumen adalah pada daya tahan makanan, yang kurang memaksimalkan
mutu agar daya tahan makanan dapat lebih baik. Sedangkan aspek yang paling
tinggi dalam memuaskan konsumen adalah pada penampilan menu makanan.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
117
3. Kualitas produk pada rumah makan di kota Bandung sudah cukup puas
diterima oleh konsumen, namun dalam kepuasan konsumen antara harapan
dan kinerja, harapan konsumen lebih besar dari kinerja yang dihasilkan.
4.
Kualitas produk memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen
Rumah Makan Sate di Kota Bandung dan secara simultan kualitas produk
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan Sate di
Kota Bandung.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas atas dasar hasil penelitian yang telah diuraikan
dan kesimpulan yang telah di peroleh maka penulis mengajukan beberapa saran
mengenai kualitas produk untuk meningkatkan kepuasan konsumen pada Rumah
Makan Sate di Kota Bandung sebagai berikut:
1.
Perusahaan meningkatkan kualitas produk dengan cara lebih memperhatikan
penampilan makanan, perpaduan warna makanan, penyajian makanan, khasan
makanan, kebersihan produk, kematangan makanan, tingkat daya tahan makanan,
kecepatan penyajian makanan dan tekstur pada makanan. Hal ini dilakukan agar
konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung merasa puas.
2.
Kualitas produk
pada setiap Rumah Makan Sate di kota Bandung masing-
masing lebih baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya tahan pada
makanan agar tetap berkualitas baik, apabila konsumen memesan sate untuk di
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
118
bawa pulang sebaiknya sate bisa dibungkus dengan alumunium foil sehingga
terdapat sate yang mempunyai kualitas produk yang baik yang dapat dinikmatin
oleh setiap konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung.
3.
Kualitas produk
pada setiap Rumah Makan Sate di kota Bandung masing-
masing lebih baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan dkecepatan pada
penyajian makanan agar tetap konsumen tidak menunggu pada suatu pemesanan
sehingga terdapat sate yang mempunyai kualitas produk yang baik yang dapat
dinikmatin oleh setiap konsumen Rumah Makan Sate di Kota Bandung.
4.
Agar harapan konsumen bisa terpenuhi dengan baik, maka hasil kinerja atau
produk harus lebih baik dari suatu harapan konsumen, agar dapat meningkatkan
kepuasan pada konsumen, sehingga konsumen dapat kembali berkunjung pada
Rumah Makan Sate di kota Bandung tersebut.
Dian Patmawati, 2012
Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Lima Rumah Makan Sate
Klasifikasi C di Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
Hal.
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...…………………………………………………...9
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Pemasaran . .......................................................................................... 11
2.1.1
Pengertian Pemasaran .............................................................. 11
2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Barang ........................................... 12
2.1.1.2 Pengertian Pemasaran Jasa ................................................ 12
2.1.2
Pengertian Rumah Makan ........................................................ 13
2.1.3 Rumah Makan Menurut Klasifikasi ............................................ 18
2.2 Kepuasan Konsumen .............................................................................. 21
2.2.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ......................