PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAH RAGA TAEKWONDO.

(1)

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA

TAEKWONDO

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan Ujian Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

ARIEF GANDI 0900274

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Arief Gandi NIM 0900274

PENGARUH LATIHAN MENGGUNAKAN TAHANAN KARET DAN ALAT BANTU PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DOLLYO CHAGI PADA CABANG OLAHRAGA

TAEKWONDO

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd. NIP 196312091988031001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd NIP 196911132001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd NIP 196210231989031001


(3)

“ilmu adalah sebaik –baik pusaka (warisan)”

(Ali Bin Abi Thalib)

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung diri kepadamu

Dari sifat – sifat lemah, malas, dan takut, dan (juga) Berlindung kepadamu dari siksa kubur dan fitnah Dalam hidup ini maupun fitnah pada saat kematian menanti”

(HR. Muslim)

Hidup adalah perjalanan yang harus Ditempuh walau bagaimana keadaannya. Kita akan menemui jalan yang berliku namun Bukan itu yang kita harus sikapi tetapi

Dengan menguatkan iman,

Bahwa penentu adalah hanya Allah SWT

Barang siapa yang teguh pendirian maka ia akan sukses, barang siapa yang bersabar ia akan beruntung dan barang siapa yan kuat

ia akan menang (Dr. Abdullah Al-Qarni)

Karya kecil ilmiah yang sederhana ini Kupersembahkan untuk mamah, papah,

kakak tercinta, keluarga dan sahabat


(4)

PERNYATAAN

Saya yang menyatakan bahwa skripsi yang berjudul pengaruh latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang


(5)

Abstrak

Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet Dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Pada Cabang Olah

Raga Taekwondo

Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd 2. Sagitarius, M.Pd

Arief Gandi

Latar Belakang : Dalam olahraga taekwondo, biasanya digunakan latihan yang bersifat konvensional berupa latihan tendangan ke arah sasaran secara berulang-ulang. Tetapi hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu melalui uji coba latihan menggunakan Tahanan Karet dan alat bantu pemberat kaki ini diharapkan dapat meningkatkan kecepatan dollyo chagi.

Masalah penelitian ini adalah apakah latihan menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo?

Metode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Taekwondo Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UPI, sedangkan sampel sebanyak 20 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling seadanya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kecepatan tendangan dollyo chagi ke arah sasaran protector scoring system (PSS) dalam waktu 10 detik.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 2) Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo, 3) Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo dibandingkan latihan alat bantu pemberat kaki


(6)

Puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi atas segala rakhmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul: “Pengaruh Latihan Menggunakan Tahanan Karet

dan Alat Bantu Pemberat Kaki Terhadap Kecepatan Tendangan Dollyo Chagi Pada Cabang Olahraga Taekwondo”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Satu Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian .... ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Pembatasan Penelitian ... 7

F. Batasan Penelitian . ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Taekwondo ... 9

B. Teknik Tendangan Dollyo chagi pada Cabor Taekwondo ... 13

1. Sikap Awal ... 13

2. Sikap Pelaksanaan ... 13

3. Sikap Akhir ... 14

C. Hakikat Latihan ... 16

1. Konsep Latihan ... 16

a. Latihan Fisik ... 16

b. Latihan Teknik ... 17

c. Latihan taktik ... 17

d. Latihan Mental ... 17


(8)

a. Intensitas Latihan ... 18

b. Volume Latihan ... 20

c. Frekuensi Latihan ... 20

D. Kondisi Fisik ... 20

E. Kekuatan ... 23

F. Kekuatan Yang Cepat / Power ... 24

G. Hakikat Alat Bantu ... 25

1. Pyong (Target) ... 26

2. Body Protector (Hogo) ... 26

3. Samsak ... 26

4. Tahanan Karet ... 26

H. Alat Bantu Tahanan Karet ... 27

I. Alat Bantu Pemberat Kaki ... 28

J. Hakikat Kecepatan ... 28

1. Keseimbangan ... 31

2. Prinsip Momen Beban sama Besar ... 32

K. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 33

1. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Tahanan Karet ... 33

2. Peran Alat Bantu Latihan Menggunakan Pemberat Kaki ... 34

3. Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Desain Penelitian ... 39

D. Instrumen Penelitian ... 41

E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data ... 43

1. Pendahuluan ... 44

2. Inti ... 44

3. Penutup ... 45

F. Pengelolaan dan Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ... 52

B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 53

1. Uji Normalitas Melalui Uji Liliefors ... 54

2. Uji Homogenitas ... 55

C. Pengujian Hipotesis ... 56

D. Diskusi Penemuan ... 59

E. Keterbatasan Penelitian ... 62


(9)

b. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 62

c. Kondisi Sampel ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran …….. ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Awal ... 52

4.2 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Tes Akhir ... 53

4.3 Hasil Pengujian Normalitas Lilliefors Kedua Kelompok ... 54

4.4 Hasil Pengujian Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) ... 55

4.5 Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi Kedua Kelompok ... 56

4.6 Hasil Penghitungan Rata – Rata dan Simpangan Baku Peningkatan Hasil latihan Kedua Kelompok ... 57

4.7 Hasil Penghitungan dan Uji Signifikansi perbedaan Peningkatan Hasil Latihan Kedua Kelompok ... 58


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Tendangan Momtong Dollyo Chagi ... 14

2.2 Jarak Pindah B Lebih Jauh Dari Pada Jarak A ... 15

2.3 Pemberat Kaki ... 28

2.4 Jarak Tempuh A Lebih Pendek Dibandingkan Jarak Tempuh B ... 30

2.5 Titik Berat Badan Jatuh Dalam Bidang Tumpuannya ... 31

2.6 Momen Beban Sama Besar ... 32

3.1 Desain Penelitian ... 39

3.2 Langkah – langkah Penelitian ... 40


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Program Latihan Tahanan Karet 66

Lampiran 2 Program Latihan Pemberat Kaki 70

Lampiran 3 Hasil Tes Awal dan AkhirTahanan Karet 74

Lampiran 4 Hasil Tes Awal dan Akhir Pemberat Kaki 75

Lampiran 5 Uji Normalitas Lilliefors Tes Awal dan Akhir Kelompok

Tahanan Karet 76

Lampiran 6 Uji Normalitas Lillefors Tes Awal dan Akhir

Kelompok Pemberat Kaki 77

Lampiran 7 Uji Signifikansi Peningkatan Hasil Latihan

Kelompok Tahanan Karet dan Pemberat Kaki 78

Lampiran 8 Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Metode Latihan Menggunakan Tahanan Karet dan Pemberat

Kaki 79

Lampiran 9 Uji Signifikansi Beda (Skor Peningkatan) Tahanan

Karet dan Pemberat Kaki 81

Lampiran 10 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Dua Pihak) 85

Lampiran 11 Nilai Persentil Untuk Distribusi T 87

Lampiran 12 Daftar F 88

Lampiran 13 Daftar I (Untuk Distribusi F) 89

Lampiran 14 Nilai Kritis Untuk Lilliefors 90

Lampiran 15 Foto–Foto Penelitian 91


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu : tae berarti kaki untuk menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan untuk menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.

Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, pola gerakannya sangat indah dan sistematis. Selain itu taekwondo tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata. Seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh–sungguh mempelajarinya dengan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Suryadi (2003: xvi) bahwa :

Mempelajari Taekwondo tidak dapat hanya menyentuh aspek keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau mempelajari taekwondo sudah seharusnya menunjukan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat dan semangat yang tinggi. Namun, hal itu harus mampu ditunjukan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.

Taekwondo dapat dipelajari oleh siapa saja tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. “saat ini, Taekwondo telah dipraktikkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer.” (Suryadi, 2003: 7)

Di Indonesia sendiri berkembang sangat pesat. “ Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh provinsi Indonesia dan diikuti secara aktif


(14)

oleh lebih dari 200.000 anggota, angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih.” (Suryadi, 2003: 8)

Taekwondo telah dipertandingkan di berbagai pertandingan multi event di seluruh dunia. “Pada Olympic Games 1988 di Seoul, Taekwondo telah dipertandingkan sebagai pertandingan ekshibisi, dan pada Olympic Games 2000

di sydney telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi.” (Suryadi, 2003: 7)

Beberapa atlet yang pernah berjaya membela negara di event internasional antara lain seperti : Budi Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji, Lamting, Yeni Latif, Dirk Richard, dan sebagainya di masa tahun 1986-1993. Pada generasi berikutnya antara lain seperti Yuana Wangsa Putri yang mewakili Indonesia di event Olympic Games 2000 sidney dan Ika Dian Fitria yang berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Yunior bulan November 2000 (Yoyok 2002), pada tahun 2001 – 2011 generasi berikutnya antara lain Siska Permata Sari, Merry Wandra, Fransisca Valentine, Rizal Samsir, Basuki Nugroho dan sebagainya. masih banyak lagi para atlet taekwondo yang telah bersumbangsih dalam perkembangan taekwondo di Indonesia.

Di Indonesia sendiri Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Kompetisi olahraga ini pertama di pertandingkan di Indonesia pada PON XI di Jakarta tahun 1984.

Taekwondo merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang berkembang di Indonesia maupun di dunia pun sudah ada dan sudah dipertandingkan. Taekwondo berasal dari negara Korea Selatan, Taekwondo berasal dari tiga kata yaitu Tae berarti kaki / menghancurkan dengan teknik tendangan, Kwon artinya tangan / menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, Do artinya seni. Menurut yoyok (2002:32),menambahkan keunikan taekwondo yaitu:

“Teknik tendangan sangat dominan dalam seni bela diri taekwondo bahkan harus diakui bahwa taekwondo lebih ditekankan pada teknik kaki karena sering dipergunakan pada saat latihan ataupun pertandingan. Bagi seseorang atlet


(15)

harus memiliki tendangan dasar, diantaranya teknik tendangan dollyo chagi yaitu tendangan yang mempunyai bentuk sabit dan idan dollyo chagi yaitu tendangan melingkar yang dilakukan dengan sliding atau meluncur dan menggunakan kaki depan untuk menendangnya.”.

Bagi seorang atlet harus memiliki tendangan dasar diantaranya teknik tendangan dollyo chagi. Dollyo chagi yaitu salah satu tendangan taekwondo yang mempunyai lintasan pergerakan menyerupai bentuk sabit.

Untuk melakukan berbagai tendangan taekwondo maka perlu ditunjang oleh komponen-komponen kondisi fisik yang baik seperti kekuatan, kelentukan, daya tahan, kecepatan, dan power. Dari kelima komponen fisik tersebut diatas kecepatan merupakan salah satu komponen fisik yang penting dalam pencapaian prestasi. Upaya-upaya atlet dalam meningkatkan prestasi khususnya kecepatan merupakan hal yang strategis. Kecepatan dapat ditingkatkan kualitasnya melalui latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki. Dipastikan setiap “dojang” (tempat latihan) memiliki fasilitas tahanan karet dan pemberat kaki.

Kemampuan taekwondoin tergantung dari proses latihan yang dilaksanakan karena latihan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan fungsi fisiologis dan psikologis. Agar bisa tercapai dengan baik maka diperlukan latihan, sesuai dengan pendapat Harsono (1988:89) sebagai berikut:

Latihan merupakan proses bekerja secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang relatif panjang yang kemudian ditingkatkan secara bertahap berdasarkan kemampuan individual yang ditunjukan pada pembetukan fungsi fisiologis dan psikologis untuk memenuhi tuntutan tugas tertentu.

Dalam cabang olahraga taekwondo, kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial dan merupakan faktor penentu terutama saat taekwondoin berada dalam situasi pertandingan. Hal ini didasarkan pada tuntutan pertandingan olahraga taekwondo yang biasanya berlangsung secara dinamis dan cepat.


(16)

Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kecepatan bukan hanya berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada menggerakan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.dalam taekowndo,kecepatan tendangan ditentukan oleh kemampuan ruang gerak sendi, elastisitas dan kekuatan otot tungkai.

Tahanan karet merupakan salah satu alat bantu latihan yang dapat digunakan untuk meningatkan kecepatan tendangan. Tahanan karet dapat digunakan untuk berbagai jenis atau bentuk latihan tendangan.

Pengalaman penulis selama menjadi atlet dalam melaksanakan proses latihan untuk meningkatkan teknik tendangan banyak menggunakan beberapa alat bantu yang diantaranya yaitu pyong (target) khususnya untuk melatih kecepatan dalam tendangan dollyo chagi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu pemberat karet terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo.

Alat bantu menggunakan tahanan karet dalam cabang olahraga taekwondo sangatlah penting untuk pencapaian kecepatan tendangan yang maksimal. Alat bantu ini merupakan cara yang mendukung latihan agar seorang atlet dapat menendang cepat dan tepat pada sasaran. Dengan tahanan karet yang diciptakan khusus untuk meningkatkan kemampuan tendangan diharapkan perkembangan dan peningkatan kemampuan kecepatan tendangan dollyo chagi akan lebih baik.

Alat bantu menggunakan pemberat kaki dalam cabang olahraga taekwondo juga sangat penting untuk pencapaian kecepatan tendangan maksimal dan mendukung latihan agar atlet dapat menendang dengan cepat pada sasaran.

B.Masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(17)

1. Apakah latihan menggunakan tahanan karet, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo?

2. Apakah latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo?

3. apakah terdapat pengaruh signifikan antara latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo?

C.Tujuan Penelitian

Semua dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan tahanan karet terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo. 2. Ingin mengetahui pengaruh latihan menggunakan alat bantu pemberat

kaki terhadap kecepatan tendangan idan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo.

3. Ingin mengetahui perbedaan pengaruh latihan menggunakan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada cabang olahraga taekwondo?

D.Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoretis

a. Dapat digunakan sebagai informasi dan sumbangan keilmuan yang berarti bagi pengembangan dan pembinaan olahraga taekwondo, khususnya berkaitan dengan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki ditinjau dari efektifitas dan efesiensinya terhadap kecepatan tendangan.


(18)

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran para atlet dalam pengembangan olahraga taekwondo

2. Secara praktis dapat dijadikan bahan masukan sekaligus pegangan oleh para pelatih dan atlet untuk melaksanakan latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki untuk meningkatkan kecepatan tendangan,khususnya tendangan dollyo chagi.

E.Pembatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dan dalam pelaksanaannya lebih terarah pada tujuan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Teknik tendangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tendangan dollyo chagi.

2. Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah:

Variable bebas (X): tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki. Variable terikat (Y): kecepatan tendangan dollyo chagi.

3. Populasi yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan mahasiswa taekwondo UPI Bandung.

4. Sampel yang digunakan adalah atlet taekwondo (UKM) unit kegiatan mahasiswa taekwondo UPI Bandung.

5. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

F. Batasan Penelitian

Untuk menghindari kesalahan arti pergunaan istilah maka penulis perlu memaparkan penjelasan istilah yang akan ditulis penulis gunakan. Adapun istilah– istilah yang penulis gunakan:

1. Tendangan (balai pustaka, 1976 : 101) ialah menyepak dua belah kaki. 2. Tendangan dollyo chagi menurut yoyok (2002 : 34) ialah salah satu

tendangan taekwondo yang mempunyai lintasan pergerakan menyerupai bentuk sabit .


(19)

3. Taekwondo menurut yoyok (2002 : XV) ialah olahraga beladiri yang berakar pada beladiri tradisional korea.

4. Latihan (harsono, 1998 : 101) ialah proses yang sistematis dari pelatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

5. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam satu waktu.

6. Tahanan adalah hambatan atau sesuatu yang melawan. Dalam hal ini alat bantu tahanan karet termasuk kategori latihan tahanan (resistance training) 7. Alat pemberat kaki adalah memberati atau memberatkan


(20)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab II bahwa permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki terhadapat kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo. Sesuai dengan masalah tersebut maka metode yang digunakan adalah eksperimen. Sebagai bahan pertimbangan lainnya adalah bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis adalah metode eksperimen, yaitu penelitian dengan memberikan treatment atau perlakuan terhadap sample. Metode penelitian eksperimen merupakan rangkaian kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah sehingga diperoleh hasil. Jadi dalam metode eksperimen harus ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan dan merupakan variabel bebas adalah latihan menggunakan tahanan karet dan pemberat kaki untuk diketahui pengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga taekwondo.

B. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian dibutuhkan sumber tempat diperolehnya data. Sumber tersebut dapat berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain. Sumber data tersebut dikenal dengan istilah populasi. Mengenai populasi oleh Sugiyono (2002:57) dijelaskan sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitatif dan kakarteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan uraian diatas, penulis menetapkan populasi teoritis dengan beberapa karakteristik sebagai berikut:


(21)

2. Para atlet tersebut tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia.

Sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel penelitian. Menurut Arikunto (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample. Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis

berpedoman pada pendapat Arikunto (2002:112) sebagai berikut: “Untuk sekedar

ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau sebanyak 20 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi kurang dari 100 orang.

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan kontrol group pre-rest and post-test design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian diadakan tes awal atau pre-test. Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment. Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Selanjutnya untuk mengetahui hasil perlakuan dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan. Mengenai desain penelitian ini, Arikunto (2002:84) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

E O1 X1 O2


(22)

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

E : Kelompok eksperimen O1 : Tes awal atau observasi awal

X1 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu tahanan karet O2 : Tes akhir atau observasi akhir

K : Kelompok kontrol

O3 : Tes awal atau observasi awal

X2 : Treatment berupa latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki O4 : Tes akhir atau observasi akhir

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk diagram 3.2 di bawah ini:

populasi

sampel

tes awal

latihanan resisten karet latihan dengan alat bantu pemberat kaki

Tes akhir: Kecepatan tendangan dollyo chagi

Pengelolaan data dan analisis data


(23)

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah penelitian tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: setelah masalah penelitian, hipotesis dan isntrumen penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah menetapkan populasi sebagai sumber data. Dalam hal ini tidak semua anggota populasi dijadikan sumber data yaitu hanya menggunakan sebagian atau wakil dari populasi yang disbeut sampel. Setelah sampel penelitian ditetapkan, selanjutnya adalah melaksanakan tes awal untuk mengetahui data awal. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki, sedangkan kelompok kontrol berupa latihan menggunakan body protector. Setelah masa perlakuan atau treatment berakhir, selanjutnya diadakan tes akhir. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul selanjutnya diadakan pengolahan dan analisis data yang hasilnya digunakan sebagai dasar atau landasan dalam menetapkan kesimpulan penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Untuk menjaga hasil validitas dari hasil pengukuran yang diperoleh, maka alat ukur yang dipergunakan harus sesuai dengan materi test yang diukur. Mengenai validitas, Suharsimi Arikunto (1995:51) yang dikutip oleh Nurhasan (2007:4), mengemukakan tentang pengertian tes, yaitu “tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data.mengenai instrumen penelitian dijelaskan oleh Arikunto (2002:121) bahwa, “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode”. Berkaitan dengan


(24)

penelitian ini, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kecepatan tendangan dollyo chagi dengan jarak 1 meter dari sasaran dan waktu tes selama 10 detik.

Pengukuran dilakukan dua kali yaitu tes awal dan tes akhir, tes awal dilakukan sebelum penelitian dimulai an tes akhir diberikan setelah penelitian berakhir. Data yang diperoleh dari tes awal dan tes akhir kemudian diolah dengan perhitungan statistik. Hasil olahan ini akan diketahui tentang metode latihan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi pada atlet putra dan putri unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas, maka alat ukut yang penulis gunakan untuk mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi dalam olahraga beladiri taekwondo dilakukan dengan menggunakan tes tendangan dollyo chagi dengan tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki selama 10 detik. Hal ini sesuai yang diungkapkan Iman (Wasit Nasional) pada tanggal 17:03:2013, mengenai ukur waktu tes tendangan dollyo chagi sebagai berikut:

“Untuk mengukur tendangan dollyo chagi cukup dengan waktu 10 detik. Hal ini dikarenakan waktu 10 detik bisa mewakili: kriteria waktu seorang atlet dalam pertandingan yaitu 3 ronde selama 6 menit atau 2 menit tiap rondenya”.

Adapun tata cara tes kecepatan tendangan dollyo chagi adalah sebagai berikut: Tes Kecepatan Tendangan Dollyo chagi

a. Tujuan : Mengukur kecepatan tendangan dollyo chagi menggunkana PSS (Protector Scoring System)

b. Alat/fasilitas : PSS, stopwatch, peluit, dan daftar pencatatan hasil tes c. Pelaksanaan : Subyek berdiri di belakang garis batas sejauh satu meter

dari sasaran (PSS). Pada aba-aba “siap”, subyek mengambil sikap kuda-kuda, pada aba-aba “ya” subyek melakukan tendangan sebanyak-banyaknya dan diukur dengan waktu selama 10 detik, bila ada subyek yang teknik tendangannya salah atau tidak bunyi maka tendangan tersebut tidak mendapat poin (outomatic).


(25)

d. Skor : Banyaknya frekuensi tendangan yang dilakukan subyek dalam waktu 10 detik untuk kaki kanan dijadikan data sampel.

E. Pelaksanaan Latihan dan Pengumpulan Data

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut: 1. Tempat : Sport Hall, Universitas Pendidikan Indonesia 2. Waktu : Mulai April – Juni 2013

3. Durasi Waktu : 2 (dua) jam

Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak 24 kali pertemuan dan selama delapan minggu. Latihan ini dilaksanakan 3 sesi dalam seminggu yaitu, senin, selasa dan kamis setiap pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB yaitu dengan durasi latihan 120 menit.

Latihan yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Sebelum melakukan latihan, subyek diinstruksikan untuk melakukan pemanasan dengan bimbingan dari penulis, yaitu melakukan peregangan statis, lari mengelilingi lapangan dan peregangan dinamis yang lamanya kurang lebih 15 menit. Selanjutnya melakukan pemanasan berupa peregangan statis aktif yaitu atlet aktif melakukan gerakan peregangan seluruh anggota badan sendiri secara statis (gerakan menahan diam) yang dapat dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki. Kemudian lari keliling lapangan dan di akhiri oleh peregangan dinamis, yaitu atlet melakukan gerakan peregangan yang dinamis dengan mengaktifkan / menggerak-gerakan bagian badan secara berirama (dinamis), seperti memantul-mantulkan anggota badan secara berulang-ulang.

2. Inti

Penyampaian materi latihan sesuai dengan program latihan yang diterapkan yaitu berupa latihan tendangan menggunakan alat bantu target yang dilakukan secara kelompok. Sebelum melakukan latihan inti subyek diukur denyut nadinya untuk memastikan bahwa ia siap melakukan latihan inti. Setelah diketahui subyek telah berada pada kondisi latihan yaitu denyut nadinya telah


(26)

menunjukan berada pada daerah latihan (142-173 denyut nadi/menit, karena rata-rata sampel berusia 20 tahun dengan intensitas 70%-85%), maka latihan inti pun dimulai. Dalam latihan inti secara garis besar para sampel eksperimen diberikan latihan tendangan menggunakan alat bantu tahanan karet dan alat bantu pemberat kaki. Sedangkan untuk sampel kontrol tidak menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki tetapi menggunakan body protector (hugo), prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya prinsip-prinsip sistematis, berulang-ulang dan overload. Mengenai pelaksanaan latihan secara lebih detail dapat dilihat pada lampiran tentang program latihan.

3. Penutup

Setelah melakukan latihan inti,subyek diisntruksikan untuk melakukan latihan penenangan dengan suatu bimbingan,yaitu melakukan lari keliling lapangan dan gerak pelemasan juga diadakan evaluasi kegiatan latihan yang lamanya kurang lebih lima belas menit.

Penambahan beban latihan baik latihan menggunakan alat bantu tahanan karet dan pemberat kaki maupun alat bantu lainnya dengan cara memanipulasi volume dan masa pulih dalam setiap latihan. Penambahan beban latihan yang penulis lakukan mengacu pada pendapat Harsono (1988:105-106) yaitu menjelaskan tentang penambahan beban secara bertahap dengan sistem tangga atau the step type approach yaitu sebagai berikut:

Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedang setiap garis harizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban latihan pada tiga tangga (atau Cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada Cycle keempat beban diturunkan (ini adalah disebut dengan unloading phase), yang maksudnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada organisme tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis untuk persiapan beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5-6.

Adapun deskriptif program penambahan beban latihannya adalah seperti pada gambar 3.3 di bawah ini:


(27)

BEBAN LATIHAN

6

3 5 7

1 2 4

PRESTASI

Gambar 3.3

Penambahan Beban Secara Bertahap

Pengumpulan data menurut Moh. Nazir (1999:211) adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen yang telah dinyatakan valid dan realiabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini.

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu penulis meminta izin kepada ketua dan pelatih taekwondo unit kegiatan mahasiswa (UKM) taekwondo Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah mendapat izin selanjutnya penelitian tersebut dilanjutkan dengan pemberian perlakuan berupa latihan-latihan kepada para atlet. Adapun pelaksanaannya dilakukan setelah para taekwondoin selesai latihan.

Teknik pengumpulan data dengan melakukan tes dengan dollyo chagi selama 10 detik yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan bantuan sumber dan pakar. Tes tersebut digunakan dengan alasan (1). Tes ini menggambarkan komponen yang ingin diukur, (2). Tes ini memiliki norma penilaian yaitu hasil dari tes ini dapat dilihat dalam bentuk angka, (3). Kebenaran tes ini dapat dipertanggung jawabkan.


(28)

Alat bantu yang diperlukan alam test diantaranya (1) stopwatch, (2), body prtotector, (3), peluit, (4), kertas dan alat tulis.

F. Pengelolaan dan Analisis Data

Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak di analisis. Analisis data merupakan bagian amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisalah data tersebut dapat diberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecah dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi serta dirinci sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesi.

Pengumpulan data yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang bersifat nyata dan dapat dipercaya untuk melakukan pengujian hipotesis dari cara latihan yang diberikan, apakah ada perbedaan yang cukup berarti atau tidak ada perbedaan sama sekali, atau hasil latihan itu apakah ada kemajuan atau tidak.

Setelah data hasil dari penelitian terkumpul, maka data tersebut harus diolah dan dianalisa secermat mungkin agar hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan peneliti yang dapat memberikan kesimpulan yang benar.

Untuk pengujian dalam pengolahan data digunakan rumus-rumus dalam statistik. Seperti yang dikatakan Nurhasan (1998:29), bahwa:

Suatu tes yang tidak dilengkapi dengan norma biasanya menarik, oleh sebab itu untuk menafsirkan hasil tes yang diperoleh harus lebih baik dahulu melalui proses analisis secara statistik, sehingga diperlukan waktu untuk mengolah dan menganalisa data hasil tes tersebut, agar data tersebut tidak dapat dibicarakan atau mempunyai arti.

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data untuk diolah dan dianalisis, itu adalah sebagai berikut:


(29)

2. Tes akhir tendangan dollyo chagi

Selanjutnya penulis melakukan penghitungan secara statistik dari data yang terkumpul melalui hasil tes akhir. Dalam pengolahan data ini memerlukan langkah-langkah. Adapun langkah pertama adalah memeriksa data sampel yang memenuhi syarat untuk diolah yaitu:

a. Telah mengikuti tes awal

b. Tidak pernah absen selama latihan berlangsung c. Mengikuti tes akhir

Setelah itu semua diperiksa dengan diteliti dan ternyata semua subyek memenuhi syarat, maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun, mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus-rumus statistik. Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut:

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari

Xi = Nilai data ∑ = Jumlah

n = Jumlah sampel

2. Menghitung simpangan buku dengan rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut :

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari


(30)

∑ (X-X)2 = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn dengan menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:

S (Z

i

) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika Lo yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas data. Rumus yang digunakan menurut Sujana (2001) adalah sebagai berikut:

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05 5. Pengujian signifikan peningkatan hasil latihan, menggunakan uji t dengan

rumus dari Sujana (2001) sebagai berikut: a. Uji dua pihak menggunakan rumus :

√ ⁄


(31)

Arti dari tanda-tanda dalam tersebut adalah: T = Nilai kritis untuk uji signifikan beda B = Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t ? t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.975 dan derajat kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut:

Ho : B = 0 HA : B = 0

b. Uji satu pihak menggunakan rumus:

√ ⁄ ⁄

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut aalah: S = Simpangan baku

n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1 n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2 X1 = Rata-rata Kelompok 1 X2 = Rata-rata Kelompok 2

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > ti – α untuk harga lainnya HO ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan derajatkebebasan (dk)n = (n1 + n2 – 2).


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo.

2. Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo.

3. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo dibandingkan alat bantu pemberat kaki.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya agar menerapkan prinsip-prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan menggunakan sarana latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut, sehingga atlet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihan menggunakan alat bantu maupun konvensional.

2. Untuk unit taekwondo atau lembaga pendidikan yang mempunyai ekstrakurikuler olahraga taekwondo, agar membuat alat bantu latihan lainnya yang menunjang kepada peningkatan fisik maupun teknik yang mempengaruhi prestasi altet taekwondo.


(33)

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.

4. Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang berkecimpung dalam cabang olahraga Taekwondo untuk menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga Taekwondo terutama di Indonesia.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Giriwijoyo, Y.S. Santoso. (1992). Ilmu faal olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologi olahraga dalam coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.

Tudor O, Bompa, Phd (2000). Total Training For Young Champions. Human kinetics.

Tudor O, Bompa, Phd (1999). Periodization Training For Sport. Human kinetics. Krisdayanti, Dadang. (2003). Teknik dasar, poomsae, dan peraturan

pertandingan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yoyok Suryadi. (2003). Taekwondo Poomsae Tae Geuk. Pr. Jakarta : gramedia Pustaka Utama.

Nazir, Moh, Ph.D (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Zafar Sidik, Dikdik (2010). Pembinaan kondisi fisik. FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul dan Tes Pengukuran Keolahragaan. Bandung FPOK UPI.


(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama : Arief Gandi

Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 24 September 1991

Alamat : Puri Nirwana 1 Blok Q no. 7 Rt 04 Rw 16 Cibinong – Kab.bogor

Nama Ayah : Amsari

Nama Ibu : Hasmunah

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Ciriung Kab.Bogor, lulus tahun 2003 2. SMP PGRI 1 Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2006 3. SMA Negeri Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2009

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI tahun 2009


(36)

Pengalaman Berorganisasi

1. Ketua Ekstrakurikuler Taekwondo SMAN 1 Cibinong : Tahun 2007-2008 2. Anggota Osis Bidang Olahraga : Tahun 2008-2009

3. Pelatih Unit DTC Cibinong : Tahun

2009-sekarang

Prestasi Olahraga

1. Juara II Kejurprov Jabar 2007 di Bogor 2. Juara III Banten Open 2007 di Banten 3. Juara I Jabar Open 2008 di Kab.Bogor

4. Juara I Kejurnas Piala Menpora 2008 di Jakarta Timur 5. Juara I IT Telkom Cup sejawa - bali 2008 di Bandung 6. Juara III Kejurnas UGM Cup 2008 di Yogyakarta

7. Atlet terbaik Junior Putra IISIP Cup V 2009 di Jakarta Selatan 8. Juara III Kejurnas Utama Cup V 2008 di Bandung

9. Juara I PORKAB Bogor VIII 2009 di Kab.Bogor 10. Juara II Pra Porda XI 2009 di Bandung

11. Juara II Porda Jabar XI 2010 di Bandung

12. Juara III Kejurnas Piala Gubernur Jateng 2011 di Semarang 13. Juara II Kejurnas Mahasiswa Dankorpaskas 2011 di kab.Bandung 14. Juara 1 PNJ Cup antar Mahasiswa se-Jabar Banten Dki 2011 di Depok 15. Atlet Terfavorit UNJ Cup 2012 di Jakarta Timur


(1)

Arti dari tanda-tanda dalam tersebut adalah: T = Nilai kritis untuk uji signifikan beda B = Rata-rata beda

SB = Simpangan baku beda n = Jumlah sampel

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t ? t1 –α untuk harga lainnya Ho ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.975 dan derajat kebebasan (dk) = n. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uji hipotesis nol (Ho), hipotesis statistika dirumuskan sebagai berikut:

Ho : B = 0 HA : B = 0

b. Uji satu pihak menggunakan rumus:

√ ⁄ ⁄

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut aalah: S = Simpangan baku

n1 = Jumlah Sampel Kelompok 1 n2 = Jumlah Sampel Kelompok 2 X1 = Rata-rata Kelompok 1 X2 = Rata-rata Kelompok 2

Untuk uji t kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika t > ti – α untuk harga lainnya HO ditolak, distribusi t dengan tingkat kepercayaan 0.95 dan derajatkebebasan (dk)n = (n1 + n2 – 2).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo.

2. Latihan menggunakan alat bantu pemberat kaki memberikan pengaruh signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo.

3. Latihan menggunakan alat bantu tahanan karet lebih memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan tendangan dollyo chagi cabang olahraga taekwondo dibandingkan alat bantu pemberat kaki.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet taekwondo dan pembaca pada umumnya agar menerapkan prinsip-prinsip latihan dalam melatih kondisi fisik dengan menggunakan sarana latihan yang lebih efektif dan efisien, baik dalam segi pelaksanaan latihan maupun pemahaman tujuan dari latihan tersebut, sehingga atlet menyadari arti pentingnya tujuan dari latihan menggunakan alat bantu maupun konvensional.

2. Untuk unit taekwondo atau lembaga pendidikan yang mempunyai ekstrakurikuler olahraga taekwondo, agar membuat alat bantu latihan lainnya yang menunjang kepada peningkatan fisik maupun teknik yang mempengaruhi prestasi altet taekwondo.


(3)

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam agar hasil yang dicapai lebih memuaskan dan lebih signifikan.

4. Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang berkecimpung dalam cabang olahraga Taekwondo untuk menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga Taekwondo terutama di Indonesia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Giriwijoyo, Y.S. Santoso. (1992). Ilmu faal olahraga. Bandung : FPOK IKIP Bandung.

Harsono (1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologi olahraga dalam coaching. Jakarta : Tambak Kusuma.

Tudor O, Bompa, Phd (2000). Total Training For Young Champions. Human kinetics.

Tudor O, Bompa, Phd (1999). Periodization Training For Sport. Human kinetics. Krisdayanti, Dadang. (2003). Teknik dasar, poomsae, dan peraturan

pertandingan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Yoyok Suryadi. (2003). Taekwondo Poomsae Tae Geuk. Pr. Jakarta : gramedia Pustaka Utama.

Nazir, Moh, Ph.D (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Zafar Sidik, Dikdik (2010). Pembinaan kondisi fisik. FPOK UPI

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.

Nurhasan. Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul dan Tes Pengukuran

Keolahragaan. Bandung FPOK UPI.


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Diri

Nama : Arief Gandi

Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 24 September 1991

Alamat : Puri Nirwana 1 Blok Q no. 7 Rt 04 Rw 16 Cibinong – Kab.bogor

Nama Ayah : Amsari

Nama Ibu : Hasmunah

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Ciriung Kab.Bogor, lulus tahun 2003 2. SMP PGRI 1 Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2006 3. SMA Negeri Cibinong Kab.Bogor, lulus tahun 2009

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI tahun 2009


(6)

Pengalaman Berorganisasi

1. Ketua Ekstrakurikuler Taekwondo SMAN 1 Cibinong : Tahun 2007-2008 2. Anggota Osis Bidang Olahraga : Tahun 2008-2009

3. Pelatih Unit DTC Cibinong : Tahun

2009-sekarang Prestasi Olahraga

1. Juara II Kejurprov Jabar 2007 di Bogor 2. Juara III Banten Open 2007 di Banten 3. Juara I Jabar Open 2008 di Kab.Bogor

4. Juara I Kejurnas Piala Menpora 2008 di Jakarta Timur 5. Juara I IT Telkom Cup sejawa - bali 2008 di Bandung 6. Juara III Kejurnas UGM Cup 2008 di Yogyakarta

7. Atlet terbaik Junior Putra IISIP Cup V 2009 di Jakarta Selatan 8. Juara III Kejurnas Utama Cup V 2008 di Bandung

9. Juara I PORKAB Bogor VIII 2009 di Kab.Bogor 10. Juara II Pra Porda XI 2009 di Bandung

11. Juara II Porda Jabar XI 2010 di Bandung

12. Juara III Kejurnas Piala Gubernur Jateng 2011 di Semarang 13. Juara II Kejurnas Mahasiswa Dankorpaskas 2011 di kab.Bandung 14. Juara 1 PNJ Cup antar Mahasiswa se-Jabar Banten Dki 2011 di Depok 15. Atlet Terfavorit UNJ Cup 2012 di Jakarta Timur