PROTOTIPE SISTEM PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS PLC CPIL TERINTEGRASI HUMAN MACHINE INTERFACE.

(1)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TUGAS AKHIR

PROTOTIPE SISTEM PEMADAM KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS PLC CPIL TERINTEGRASI HUMAN MACHINE INTERFACE

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Pernyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya ( A.Md )

Oleh :

Tatan Rustandi 1004625

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat pada saat ini, hampir semua alat-alat keperluan sehari-hari tidak terlepas dari catuan listrik, dari mulai alat-alat kerja sampai perabotan rumah tangga. Dalam kondisi ini maka rentan sekali terjadinya kebakaran karena konsleting akibat pemakaian yang teledor. PLC (Programmable Logic Controller) merupakan sistem kendali otomatis pada bidang industri yang memberikan alternatif lain dalam proyek sistem pemadam kebakaran otomatis. Prototipe sistem pemadam kebakaran otomatis berbasis PLC OMRONCPIL terintegrasi HMI (human machine interface) ini bertujuan untuk mendeteksi adanya sumber kebakaran pada sebuah ruangan yang memanfaatkan PLC OMRON CPIL sebagai kontrol dalam sistem ini yang dihubungkan langsung pada dua buah detektor yaitu suhu dan asap. Sistem akan mengaktifkan alarm jenis buzzer dan lampu LED sebagai indikator terjadinya kebakaran, indikator pintu darurat aktif yaitu indikator pintu terbuka menyala, indikator pompa dan sprinkler sebagai media pemadam api menyala, dan cooling fan sebagai media penetralisir udara akan aktif ketika sudah tidak terdeteksi lagi sumber kebakaran. Suhu yang di program di arduino adalah ≥ 40 ° dan asap 150 ≥ ppm. Sistem ini terintegrasi dengan HMI sebagai visualisasi dengan menggunakan software

wonderware InThouce. Simulator dan plant bekerja sesuai dengan berdasarkan

perancangan tanpa adanya selisih waktu yang signifikan.

Kata kunci : PLC OMRON CPIL, HMI, wonderware InThouce, detektor asap dan


(3)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

With the advancement of technology is so rapid at this point, almost all of the tools daily necessities can not be separated from the ration electricity, from work tools to household furnishings. In these conditions it is very vulnerable due to fires caused by short circuit careless usage. PLC (Programmable Logic Controller) is an automatic control system in the industry that provides an alternative to the automatic fire extinguishing system project. Automatic fire extinguishing system prototype OMRONCPIL integrated PLC-based HMI (human machine interface) aims to detect the source of a fire in a room that utilizes CPIL OMRON PLC as the control system is connected directly to the two pieces of the temperature and smoke detectors. The system will activate the alarm buzzer and lamp type LED as an indicator of the occurrence of fire, emergency exit indicator is active that open door indicator light, indicator and sprinkler pump as media fire lit, and a cooling fan as an air neutralizer media will be active when it is no longer detectable source of fire . Temperatures were in the program in the Arduino is ≥ 40 ° and smoked ≥ 150 ppm. The system is integrated with the HMI visualization using Wonderware software InThouce. Simulator and plant work in accordance with the design based on the absence of a significant difference in time.

Keywords: CPIL OMRON PLC, HMI, Wonderware InThouce, smoke detectors and temperature, cooling fan, buzzer, sprinkler.


(4)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat... 5

1.6 Metode Penelitian ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Programmable Logic Controller (PLC) ... 8

2.1.1 Prinsip Kerja PLC... ... 12

2.1.2 Keuntungan Menggunakan PLC ... 12

2.1.3 PLC CPIL ... 13

2.1.4 Bagian Umum PLC CPIL... 14

2.1.5 Dasar Diagram Tangga (Ladder Diagram) ... 15

2.1.6 CX-Program ... 15

2.2 Sensor ... 16

2.2.1 Sensor Suhu ... 16

2.1.2 Sensor Asap ... 18

2.3 Alarm ... 19

2.4 Lampu Indikator ... 20

2.5 Relay ... 21

2.6 LCD ( Liquid Crystal Display) ... 24

2.7 Human Machine Interface ( HMI ) ... 24

2.7.1 Software Wonderware InTouch ... 27

2.8 Arduino ... 29

2.8.1 Arduino UNO ... 31

BAB III PERANCAGNAN SISTEM ... 34

3.1 Diagram Blok Sistem ... 34

3.2 Perancangan Perangkat Keras ( Hardware ) ... 36


(5)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Desain Plan ... 39

3.2.3 Rangkaian Input Detektor ... 43

3.2.4 Rangkaian Input saklar ... 44

3.2.5 Rangkaian Output ... 45

3.3 Perancangan Perangkat Lunak ( Software ) ... 48

3.3.1 Diagram Alir ( Flow Chart ) ... 48

3.3.2 Software Arduino untuk Program Sensor ... 50

3.3.3 Software CX-Program 9 dan Ladder Diagram ... 52

3.3.4 Software HMI ( Human Machine Interface ) ... 54

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Pengujian Rangkaian Input Detector ... 60

4.1.1 Pengujian Rangkaian Sensor Suhu ... 60

4.1.2 Pengujian Rangkaian Sensor Asap ... 62

4.2 Pengujian Rangkaian Ladder Diagram Dengan Plant ... 63

4.3 Pengujian Plant Dengan HMI ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(6)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

semua alat-alat keperluan sehari-hari tidak terlepas dari catuan listrik, dari mulai

alat-alat kerja sampai perabotan rumah tangga. Dalam kondisi ini maka rentan

sekali terjadinya kebakaran karena konsleting akibat pemakaian yang teledor dan

penggunaan perlengkapan listrik yang tidak sesuai dengan PUIL (persyaratan

umum instalasi listrik) .

Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang tidak dikehendaki. Peristiwa

kebakaran dapat mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, baik kerugian

material maupun kerugian jiwa yang ditimbulkan. Setiap proses kebakaran selalu

timbul adanya proses konversi energi dan perubahan material. Konversi energi

dapat menghasilkan aliran panas (konversi atau konduksi) dan menyebabkan

kenaikan temperatur pada suatu tempat walaupun jauh dari pusat kebakaran.

Sedangkan hasil proses perubahan material suatu kebakaran adalah adanya asap

gas yang berupa partikel-partikel kecil. Pada dasarnya terjadinya kebakaran

disebabkan bukan hanya karena terjadi hubung singkat arus listrik saja, tetapi juga

bisa disebabkan oleh tabung gas yang meledak.

Berdasarkan data Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, hingga


(7)

2

2013. Kebakaran mengakibatkan 38 keluarga kehilangan tempat tinggal dan

kerugian hingga Rp 24 miliar ”.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diatas, maka didalam tugas akhir

ini penulis berinisiatif untuk merancang dan membuat suatu sistem yang dapat

mendeteksi terjadinya kebakaran secara otomatis berbasis PLC (Programmable

Logic Controller) Omron CPIL. Prinsip kerja PLC pada sistem ini adalah PLC

menerima sinyal dari inputan berupa detektor asap dan suhu setelah mencapai

temperatur tertentu. Selain itu sistem pada tugas akhir ini terintegrasi dengan HMI

(Human Machine Interface) yang berfungsi sebagai visualisasi pengendali dalam

tugas akhir ini. Apabila salah satu detektor mendeteksi adanya sumber kebakaran

maka buzzer akan berbunyi dan lampu led akan menyala sebagai tanda bahwa

terjadi kebakaran dan ketika itu pula lampu indikator pintu emergency akan

menyala menandakan pintu telah terbuka, lampu indikator pompa air akan

menyala menandakan bahwa pompa sebagai media pemadam kebakaran akan

memadamkan kebakaran dengan memancarkan air kesegala arah melalui

sprinkler, dan blower sebagai penetralisir udara setelah kebakaran padam.

Diharapkan dengan adanya real plant dan simulator ini bisa diaplikasikan di

industri maupun di rumah tinggal, sehingga apabila terjadi kebakaran dapat

terantisipasi sehingga dokumen penting maupun barang-barang mewah lainnya

dapat terselamatkan setidaknya dapat mengurangi kerugian ketika terjadi

kebakaran, serta dapat mencegah meluasnya api karena menunggu petugas

pemadam kebakaran yang jauh dari tempat kejadian atau rumah tinggal, karena


(8)

penghuni bahwa akan terjadi bahaya atau kebakaran dan api setidaknya tidak akan

meluas karena sprinkler akan menyemprotkan air kesemua arah untuk

memadamkan api.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang diangkat pada penulisan

tuga akhir ini adalah:

1. Bagaimanakah proses pembuatan simulator?

2. Bagaimanakah proses integrasi PLC dengan HMI?

3. Bagaimanakah hasil pengujian sistem yang telah dirancang?

1.3Batasan Masalah

Untuk menghindari pengertian yang berbeda dan memperjelas masalah yang

diteliti maka perlu adanya pembatasan permasalahan yang akan dibahas, yaitu :

1. Sistem ini dikendalikan oleh PLC omron CPIL

2. Arduino digunakan sebagai pembaca sensor saja. Tidak membahas lebih

lanjut mengenai arduino

3. Software yang digunakan untuk HMI adalah Wonderware InTouch

4. Menggunakan dua sensor, yaitu sensor asap tipe MQ2 dan sensor suhu tipe

LM 35 DZ


(9)

4

6. Untuk pintu emergency, sprinkler, dan pompa di tandai dengan adanya

lampu LED menyala sebagai indikator

1.4Tujuan

Dari permasalahan yang diungkapkan diatas, maka tujuan dari tugas akhir

ini adalah :

1. Membuat sebuah simulator dan real plant prototipe sistem pemadam

kebakaran otomatis

2. Memahami prinsip kerja PLC dan membuat aplikasi untuk mengendalikan

sistem pengamanan otomasi pemadam kebakaran

3. Memahami cara pengolahan parameter analog berupa sinyal listrik yang

masuk ke PLC dan memanfaatkannya untuk membaca parameter yang ada

4. Mengolah parameter yang masuk ke PLC untuk membuat sebuah

antarmuka yang berfungsi sebagai pusat pengendali

5. Memahami dan mengendalikan sistem pemadam kebakaran otomatis

dengan HMI (Human Machine Interface) sebagai visualisasi.

6. Untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Program Studi DIII Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi Dan

Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia dan untuk mendapatkan gelar


(10)

1.5Manfaat

Sebagai peran nyata dalam pengembangan teknologi khususnya di bidang

sistem pengamanan, maka penulis berharap dapat mengambil manfaat dari tugas

akhir ini, diantaranya :

1. Sebagai pengembangan dari PLC yang digunakan untuk sistem pengaman

pemadam kebakaran otomatis

2. Sebagai literatur pada penelitian yang sejenisnya dalam pengembangan

teknologi khususnya dibidang sistem pengamanan otomatis

3. Sebagai pengembangan di bidang HMI (Human Machine Interface)

4. Sebagai informasi penting guna meningkatkan pengetahuan bagi peneliti

1.6Metode Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini ada beberapa metode yang digunakan,

diantaranya adalah :

1. Studi Literatur (Library Research). Yakni yaitu cara menelaah, menggali,

serta mengkaji teorema-teorema dengan cara membaca dan mempelajari

bahan kuliah, literatur-literatur, data sheet, dan tulisan-tulisan yang

berkaitan dengan tugas akhir ini.

2. Observasi, yaitu dengan mencari data-data dan informasi yang

berhubungan dengan software sistem ini, tidak diperoleh melalui


(11)

6

3. Studi Laboraturium, yaitu dengan cara melakukan eksperimen untuk

mengetahui sejauh mana software sistem ini dalam melakukan pekerjaan

serta tingkat keakuratannya dan penggunaanya.

4. Diskusi, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan kepada dosen dan

pihak-pihak lain yang dapat membantu terlaksananya perancangan ini.

1.7Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dan penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pembahasan tentang alasan yang mendasari pengambilan atau

pemilihan judul Tugas akhir, mengemukakan permasalahan, pembatasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian,metode penelitian dan sistematika penulisan

tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang mencakup pembahasan masalah

yang berkaitan dengan penulisan.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang proses perancangan sistem yang digunakan, seperti

perancangan perangkat keras (hardware), dan perancangan perangkat lunak


(12)

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang data hasil pengujian sistem secara keseluruhan serta berisi

pembahasan yang didapat dari hasil pengujian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA


(13)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Terdapat dua jenis tahap perancangan sistem pemadam kebakaran otomatis

dalam Tugas Akhir ini yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan

perancangan perangkat lunak (software). Perancangan ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi secara umum. Dalam perancangan ini diaplikasikan dalam

sebuah plan yang terbuat dari bahan acrylic.

3.1 Diagram Blok Sistem

Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem

INPUT EQUIPMENT Input Detektor :

 Smoke Detector

 Heat Detector

Input Saklar :

 Saklar Start

 Saklar Stop

 Saklar Blower

OUTPUT EQUIPMENT Output Penanda Kebakaran :

 LED dan

Buzzer/speaker Output Pintu Emergency :

 LED ( pintu buka)

 LED (pintu tutup)

Output Pemadam Kebakaran :

 LED ( pompa)

 LED (sprinkler)

Output Penetralisir Udara:

 Cooling Fan

INPUT INTERFACE

- Power Supply

- Optokopler - Relay - Arduino  OUTPUT INTERFACE - Relay CONTROL PANEL - PLC - HMI


(14)

Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa sistem ini terdiri dari :

a. Input Equipment, yang terdiri dari rangkaian input detektor dan input

saklar. Pada rangkaian input derdapat dua detektor yaitu : Smoke Detector

yang berfungsi untuk mendeteksi adanya asap, dan Heat Detector yang

berfungsi untuk mendeteksi panas atau suhu pada ruangan. Sedangkan

pada rangkaian input saklar terdapat dua saklar untuk mengaktifkan dan

meng-nonaktifkan rangkaian, dan satu buah saklar untuk mengaktifkan

cooling fan atau kipas angin DC.

b. Input Interface, yang terdiri dari rangkaian power supply, optokopler,

arduino, dan relay. Rangkaian power supply berfungsi untuk meberikan

input catu daya pada rangkaian input equipment, rangkaian optokopler

berfungsi untuk pengaman arduino dan driver relay sebelum memberikan

sinyal input ke relay yang kemudian mengkontakan input PLC. Arduino

berfungsi untuk membaca dan mengatur sinyal yang diberikan oleh kedua

input detektor, dan relay berfungsi untuk mengaktifkan atau sebagai

saklar ke PLC.

c. Control Panel, yang terdiri dari PLC Omron CPIL sebagai unit pengolah

data, dimana data dari detektor akan diproses sehingga diperoleh haris

numerik desimal untuk setiap besaran yang diukur, dan HMI (Human

Machine Interface), sebagai pengendali dan visualisasi status baik dengan

manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time, yang


(15)

36

tampilan layar komputer dan memenuhi kebutuhan pengguna terhadap

informasi sistem.

d. Output Interface, yang terdiri dari rangkaian relay. Relay digunakan

dikarenakan output dari rangkaian control panel 24 V sedangkan input

rangkaian penetralisir udara berupa cooling fan yang diinginkan 12 V

untuk mengaktifkan kipas.

e. Output Equipment, yang terdiri dari output penanda kebakaran untuk

memberi pertanda kepada orang yang berada di ruangan tersebut bahwa

akan terjadi kebakaran, output penyelamatan untuk memberi penyelamatan

kepada orang yang berada di ruangan pada saat terjadi kebakaran, output

pemadam kebakaran untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran, dan

output penetralisir udara untuk menetralisir udara setelah kebakaran

padam.

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Perancangan perangkat keras (hardware) terdiri dari perancangan input (input

detektor dan input saklar), perancangan rangkaian output (output penanda

kebakaran, output penanda penyelamatan, output penanda kebakaran, dan output

penetralisir udara).

Adapun sistem yang digunakan yaitu:

1. Acrylic sebagai casing.

2. Sensor Asap MQ-2.


(16)

4. PLC OMRON CPIL sebagai unit pengolah data, dimana data dari detektor

akan diproses sehingga diperoleh hasil numerik desimal untuk setiap

besaran yang diukur.

5. Rangkaian optokopler sebagai proteksi arduino.

6. Relay sebagai pengatur ON/OFF cooling fan dan buzzer.

7. Cooling fan sebagai penetralisir udara.

8. LCD 16 x 2 sebagai output display.

9. Lampu LED sebagai indikator pintu terbuka, tertutup, pompa dan

sprinkler.

3.2.1 Alat, Bahan Dan Spesifikasinya

a. Meja, Bahan dasar yang digunakan untuk meja trainer ini adalah pitblok dengan

ketebalan 1.5 Cm dan dengan penahan meja tersebut menggunakan besi bentuk

balok dengan ketebalan 3 x 3 Cm. Meja ini digunakan sebagai tempat

menyimpan komponen utama lainnya dan tempat melakukan eksperimen.

Menggunakan material pitblok 1.5 cm dan dengan penahan dari besi 3x3 cm.

Adapun rincian dari perancangan meja ini adalah sebagai berikut :

 Tinggi meja 71 cm, disesuaikan dengan tinggi rata-rata meja komputer yang ada di pasaran.

 Panjang meja 140 cm, disesuaikan dengan lebar frame (98 cm) dan monitor 10 inch yang akan diletakkan di meja.

 Lebar meja 40 cm, dirancang untuk dapat meletakkan file-file yang dibutuhkan saat melakukan praktikum.


(17)

38

CPU MONITOR

TAMPAK DEPAN

CPU MONITOR

TAMPAK BELAKANG

TAMPAK SAMPING

KANAN

TAMPAK SAMPING

KIRI 40 Cm

60 Cm 140 Cm

60

Cm 50 Cm

10 Cm

33 Cm 50 Cm

Gambar 3.2 Desain meja

b. Frame, Bahan frame yang digunakan untuk frame trainer ini adalah stainles

dengan ketebalan 4 x 4 Cm dan dikombinasikan dengan ketebalan 2 x 2 Cm,

balok kedua stainles ini dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan frame. Adapun

rincian dari perancangan meja ini adalah sebagai berikut :

Panjang frame 98 cm, dirancang untuk menempatkan 2 buah plant simulasi (40 cm x 28.5 cm dan 45 cm x 28.5 cm) serta diberi ruang untuk dapat

memasang dan melepas ketiga plan agar dapat diganti dengan plan lainnya.


(18)

2 Cm 4 Cm 2 Cm

72 Cm

4 Cm

4 Cm 1 Cm

2 Cm

1 Cm

98 Cm

Gambar 3.3 Desain frame

c. Plan, bahan plan yang digunakan adalah arcrilyc dengan ketebalan 5 mm

dengan bentuk persegi ukuran 40 x 28.5 Cm untuk plan input detector dan 45 x

28.5 Cm untuk plan output equipment . Untuk desain plan menggunakan stiker

vinil yang sudah dilaminasi sehingga mengurangi resiko kerusakan.

3.2.2 Desain Plan

a. Plan Power supply terdiri dari, Voltmeter Analog 300 V, MCB 1 Phasa 2


(19)

40

VOLTMETER

MCB

POWER INDIKATOR

Gambar 3.4 Plan Power Supply

b. Input / Output, Input memiliki 12 masukan dengan menggunakan building posh, dan output memiliki 8 keluaran dengan menggunakan building posh.

Pada plan ini dibutuhkan switch yang terdiri dari 2 macam, yaitu saklat

toogle dan push button kecil, switch ini di serikan dengan input dari I/O

dan disambungkan langsung dari PLC, ini disesuaikan dengan kebutuhan

real plan nya. Pada input memiliki 1 COM, ini digunakan untuk (+), dan

pada output memiliki 4 COM, ini digunakan untuk (-) kemudian diserikan


(20)

1 2 3

4 5 6

7 8 9

10 11

INPUT OUTPUT

12

1 2 3

4 5 6

7 8

SWITCH

1 2

3 4

5 6

7 8

9 10 11

12

COM

Gambar 3.5 Plan Input/Output

c. Plan ini terdiri dari PLC , Power indikator, dan Push button. PLC yang

digunakan adalah OMRON CP1L-L20DR-A dengan spesifikasi input AC

100-240V, output DC 24V 0,2A, 20 I/O modul (12 input, 8 output),

bahasa pemograman ladder diagram.

PLC OMRON CP1L

POWER INDIKATOR

PUSH BUTTON


(21)

42

d. Plan Input Detector

Plan input detector terdiri dari sensor asap MQ2, sensor suhu LM35 DZ,

relay 12 VDC, rangkaian optokopler, arduino UNO, LCD 16 x 2, socket

banana dan saklar. Plan ini berukuran 40 x 28,5 Cm dengan ketebalan 3

mm.

Mikro arduino

SEN

SOR A

SAP

INPUT DETECTOR

OTOMASI PEMADAM KEBAKARAN

INPUT INPUT SAKLAR

STAR STOP BLOWER

PINTU BUKA PINTU TUTUP

COM 6

7

1 2 3 4 5 6

7

1 2 3

4 5

RELAY RELAY optokopler

BLOWER

REL

A

Y

Gambar 3.7 Desain plan input detector

e. Plan Output Equipment

Plan output equipment terdiri dari lampu LED 24 VDC, Buzzer, relay 12

VDC, socket banana, dan cooling fan. Plan ini berukuran 45 x 28.5 Cm


(22)

RELAY RELAY

BUZZER

BUZZER

PINTU EMERGENCY

TUTUP

POMPA SPRINKLER

PEMADAM KEBAKARAN

BUKA

RELAY RELAY BLOWER BLOWER

PENETRALISIR UDARA

OUTPUT PENANDA KEBAKARAN

OUTPUT EQUIPMENT

COM

1

2

3 4

5 6

7 8

1 2 3 4 5

6 7 8 9

Gambar 3. 8 Plan output equipment

3.2.3 Rangkaian Input Detektor

Rangkaian input detektor merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mendeteksi adanya sumber pembawa dan penghasil kebakaran. Rangkaian ini

terdiri dari dua buah detektor (sensor suhu dan sensor asap) sebagai pendeteksi

adanya sumber pebawa dan penghasil kebakaran yang dihubungkan langsung ke

kaki-kaki input arduino untuk membaca kedua detektor tersebut dan hasilnya akan

ditampilkan di LCD (Liquid Crystal Display). Sebelum disambungkan ke

kaki-kaki input PLC input dari detektor melalui rangkaian optokopler sebagai proteksi


(23)

44

Gambar 3.9 Rangkaian Input Detektor

3.2.4 Rangkaian Input Saklar

Rangkaian input saklar merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mengaktifkan dan mengnonaktifkan rangkaian output. Terdiri dari saklar jenis

push button untuk start (mengaktifkan sistem), stop (mengnonaktifkan sistem),

dan saklar cooling fan (menghidupkan cooling fan), kemudian disambungkan ke

kaki input PLC.

Gambar 3.10 Rangkain input saklar

PLC OMRON CPIL

RL1 W 172DIP-13 0.06 0.07 RL2 W 172DIP-13 Optokopler -12Vout -12Vin+12Vin +12Vout

+

-Optokopler -12Vin+12Vin +12Vout

+ --12Vout E 1 5 A 0 4 V S S 1 V D D 2 V E E 3 D 0 10 D 1 11 D 2 12 D 3 13 D 4 14 D 5 15 D 6 16 D 7 17 E 2 6 B L -19 B L + 20 R /W 9 R E S 18 LCD1 AGM1232G sensor suhu sensor asap

0 1 23 45 7

8 9 10 11 12 13 GND ARDUINO A0 GND 5V A1 6 13 GND GND 10 5V E RES

PLC OMRON CPIL 0.01 0.02 0.03 COM 24 VDC START STOP S. Blower +


(24)

-3.2.5 Rangkaian Output

Rangkaian output terdiri dari rangkain output penanda kebakaran, pintu

emergency (lampu indikator LED), pemadam kebakaran (lampu indikator LED),

dan penetralisir udara.

a. Rangkaian Penanda Kebakaran

Rangkaian penanda kebakaran ini terdiri dari relay 12 VDC sebagai saklar,

buzzer sebagai indikator suara, dan lampu LED sebagai indikator cahaya.

Rangkaian penanda kebakaran berfungsi untuk memberikan informasi

kepada orang yang berada diruangan bahwa ruangan tersebut telah terjadi

kebakaran.

Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal masukan dari PLC.

Apabila salah satu detektor mendeteksi adanya asap dan suhu, maka PLC

akan mengaktifkan respon berupa buzzer sebagai alarm dan lampu

indikator LED sebagai penanda terjadinya kebakaran.

Gambar 3.11 Rangkaian output penanda kebakaran

b. Rangkaian Output Penyelamatan

PLC ORON CPIL 100.01 100.02 COM 24 V + -BUZ1 BUZZER D1 LED-RED BUZ2 BUZZER D2 LED-RED RL1 OSA-SH-224DM5 RL2 OSA-SH-224DM5 24 V - + 24 V - +


(25)

46

Rangkaian output penyelamatan terdiri lampu indikator LED sebagai

penanda bahwa pintu akan membuka dan menutup, yang berfungsi sebagai

penyelamatan bagi seseorang pada saat terjadinya kebakaran. Rangkaian

ini memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC, lampu indikator akan

menandakan pintu tertutup ketika detektor tidak mendetekssi adanya

sumber kebakaran (panas dan asap) dan lampu indikator akan menandakan

terbuka ketika detektor mendeteksi adanya sumber kebakaran (panas dan

asap).

Gambar 3.12 Rangkaian output penyelamatan

c. Rangkaian output pemadam kebakaran

Rangkaian output pemadam kebakaran ini hanya terdiri dari lampu

indikator LED sebagai penanda pompa air dan sprinkler bekerja untuk

memadamkan api ketika terjadi kebakaran, pompa bekerja menyuplai air

ke sprinkler dan menyemprotkannya kesegala arah hingga api padam.

Rangkaian ini memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC.

PLC OMRON CPIL

D1

LED-RED

100.05

100.06

COM

D2

LED-RED

24 V - +


(26)

Gambar 3.13 Rangkaian output pemadam kebakaran

d. Rangkaian Output Penetralisir Udara

Rangkaian output penetralisir udara ini terdiri dari relay dan cooling fan

yang selanjutnya masuk ke kaki output PLC. Rangkaian ini berfungsi

untuk menetralisir udara setelah terjadinya kebakaran yang memanfaatkan

sinyal masukan dari input PLC, yang mana salah satu detektor mendeteksi

adanya sumber kebakaran cooling fan penetralisir udara tidak bekerja.

Cooling fan penetralisir udara akan bekerja ketika detektor tidak

mendeteksi adanya sumber kebakaran lagi atau kebakaran sudah bisa

diatasi.

PLC OMRON CPIL

D1

POMPA

100.05

100.06

COM

D2

SPRINKLER

24 V - +


(27)

48

Gambar 3.14 Rangkaian output penetralisir udara.

3.3 Perancangan Perangkat Lunak (software)

Perancangan perangkat lunak pada tugas akhir ini menggunakan pendekatan

diagram alir (flow chart), software arduino, software CX-Program 9 program yang

dibuat berbentuk diagram tangga (ladder diagram), dan HMI (human machine

interface) dengan wonderware InTouch.

3.3.1 Diagram Alir (Flow Chart)

Diagram alir pemadam kebakaran adalah suatu metode untuk menggambarkan

aliran proses atau prinsip kerja sistem hubungan sensor asap dan sensor suhu

terhadap peralatan keluaran.

PLC ORON CPIL 100.01

100.02

COM

24 V

+ -RL1

OSA-SH-224DM5

RL2

OSA-SH-224DM5

24 V

- +

24 V

- +

+88.8

kRPM

+88.8


(28)

Gambar 3.15 Diagram alir (flow chart) sistem pemadam kebakaran

Cara kerja berdasarkan diagram alir diatas adalah :

 Untuk menjalankan sistem, langkah pertama pastikan rangkaian sudah terhubung dengan catu daya. Kemudian tekan saklar start untuk


(29)

50

menjalankan rangkaian, pada saat ini lampu indikator pintu darurat

menutup menyala.

 Ketika salah satu detektor mendeteksi adanya sumber kebakaran dan telah mencapai batas maksimal yang telah ditentukan, untuk suhu ≥ 40 ° C dan asap ≥ 150 ppm, maka output penanda kebakaran (buzzer bunyi dan LED menyala) sebagai pertanda bahwa akan terjadi kebakaran. Ketika detektor

tidak mendeteksi adanya sumber kebakaran maka penanda kebakaran

(buzzer dan LED) tidak bekerja lagi.

 Pada saat salah satu detektor bekerja maka indikator pintu membuka menyala sebagai penyelamatan ketika akan terjadi kebakaran, maka

sebelum indikator pompa dan sprinkler menyala sebagai pemadam

kebakaran untuk memadamkan api, timer pada PLC bekerja selama 10

sekon.

 Apabila kondisi api sudah padam maka untuk menetralisir udara akibat tercemarnya polusi udara setelah terjadinya kebakaran menekan saklar

blower sehingga blower bekerja dalam keadaan indikator pintu menutup

menyala.

 Untuk menghentikan sistem maka tekan saklar stop sehingga rangkaian kembali ke kondisi awal ketika rangkaian mulai dijalankan.

3.3.2 Software Arduino untuk Program Sensor

IDE (integer devolopment environment) arduino adalah software yang canggih


(30)

sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan mengedit program

dalam bahasa processing.

Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa processing) menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak

akan bisa memahami bahasa processing. Yang bisa dipahami oleh

mikrokontroler adalah kode biner, maka dari itu compiler diperlukan dalam hal

ini.

Uploder, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer kedalam

memory didalam papan arduino.

Software ini digunakan pada tugas akhir ini untuk memprogram kedua input

detektor (sensor suhu dan asap), diprogram dengan mengatur batas maksimal

kedua detektor untuk mendeteksi adanya sumber kebakaran sehingga output dari

sistem ini bekerja. Hasil suhu dan asap yang terukur akan ditampilkan di display


(31)

52

Gambar 3.16 Hasil perancangan kedua detektor pada program IDE

3.3.3 Software CX-Program 9 dan Ladder Diagram

Program PLC digunakan untuk mengendalikan sistem secara keseluruhan,

maka menggunakan software CX-Program 9 dengan berbentuk diagram tangga

(ladder diagram). CX-Programmer adalah alat pemrograman PLC omron yang


(32)

terkait dengan PLC OMRON. CX-Programmer menyediakan fasilitas untuk

mendukung perangkat PLC dan alamat informasi untuk komunikasi dengan PLC

OMRON dan mendukung jenis jaringan. Dalam perancangan ladder diagram ini

terlebih dahulu ditentukan kebutuhan I/O PLC yang dipakai. Penentuan nomor

I/O ini penting dilakukan untuk memudahkan dalam pembuatan ladder diagram.

Berikut pada Gambar 3.17 memperlihatkan hasil perancangan ladder diagram

sistem pemadam kebakaran otomatis.

Gambar 3. 17 Hasil perancangan PLC dengan software CX-Program 9

Berikut ini adalah tabel keterangan intruksi pada diagram tangga sistem


(33)

54

Tabel 3.1 Tabel input dan pengalamatan PLC

Addres PLC Keterangan Input

I : 0.01 Saklar Start

I : 0.02 Saklar Stop

I : 0.03 Saklar Cooling Fan / Blower

I: 0.06 Sensor Suhu LM 35 DZ

I : 0.07 Sensor Asap MQ2

Tabel 3.2 Tabel Output dan pengalamatan PLC

Addres PLC Keterangan Output

Q. 100.00 LED dan Buzzer

Q. 100.01 LED dan Buzzer

Q. 100.02 Indikator Pintu Buka

Q. 100.03 Indikator Pintu Tutup

Q. 100.04 Cooling Fan/Blower

Q. 100.05 Cooling Fan/Blower

Q. 100.06 Indikator Pompa

Q. 100.07 Indikator Sprinkler

3.3.4 Software HMI (human machine interface)

Sistem kontrol berbasis PLC dapat memudahkan user dalam proses

monitoring dan pengontrolan sehingga dapat menjadi HMI (Human Machine

Interface) antara operator (manusia) dengan mesin. HMI berfungsi sebagai


(34)

pada mesin. Adapun proses integrasi HMI dan PLC dapat dilihat pada Gambar 3.3

berikut:

Gambar 3.18 Proses integrasi HMI dengan PLC

Gambar di atas menunjukkan masing-masing bagian saling dihubungkan

sebagai suatu sistem yang terintegrasi. Mulai dari data pada input real plan

dikirimkan ke PLC untuk diolah dan dieksekusi sesuai program yang telah

dirancang, kemudian data tersebut dibaca oleh komputer dengan bantuan HMI.

Dengan bantuan HMI, komputer dapat menampilkan data tersebut dan operator

dapat memberikan data pada PLC untuk diteruskan ke output real plan sesuai

program yang dirancang.

Agar PLC dan HMI bisa berkomunikasi (sering disebut koneksi on-line),

maka perlu melakukan konfigurasi pada 3 bagian utama yaitu : PLC, aplikasi

Wonderware InTouch, dan Wonderware I/O server (I/O) driver, harus ada

pengesetan Input-Ouput Server sehingga aplikasi yang telah dibuat bisa

Real Plant

Input


(35)

56

berkomunikasi langsung dengan PLC melalui software khusus sebagai portal

komunikasi data antara PLC dengan komputer, software tersebut adalah

Wonderware I/O Server.

RS 232

Gambar 3.19 Skema umum komunikasi PC-PLC

Wonderware I/O Server mempunyai jenis yang berbeda-beda untuk PLC

yang berlainan merek. PLC yang digunakan pada modul latih adalah PLC Omron

CP1L dengan I/O 20 buah. Maka program yang yang digunakan adalah Omron

Host Link (OmronHL).

Sebelum komunikasi bisa berjalan, harus ada konfigurasi pada aplikasi

Wonderware InTouch dan OmronHL. Konfigurasi pada Wonderware InTouch

yaitu dengan mengatur type tagname, access name dan item pada tagname.

Sedangkan pada OmronHL diatur Com Port dan Topic Definiton.

PLC

Wonderware InTouch Wonderware I/O


(36)

Gambar 3.20 Hasil perancangan aplikasi HMI dengan wonderware intouce

Inisialisasi komponen digunakan untuk memberikan karakteristik pada

setiap input-output gambar komponen. Dengan adanya inisialisasi, maka setiap

gambar yang menampilkan suatu komponen dalam sistem akan bekerja sesuai

dengan karakteristik operasi pada sistem yang ditampilkannya. Penginisialisasian

komponen pada software Wonderware InTouch adalah dengan menggunakan tool

Tagname. Pada tool ini karakteristik suatu sistem akan diset, baik input maupun output.

Tabel 3.3 Inisialisasi komponen pada aplikasi plan

NO

NAMA KOMPONEN

TAGNAME

NAMA TYPE

ACCES

NAME ITEM NAME

1 Saklar Start START I/O Discrete HLPC 00001


(37)

58

3 Saklar Blower S. BLOWER I/O Discrete HLPC 00003 4 LED Sprinkler SPRINKLER I/O Discrete HLPC 10000

5 Buzzer 1 BUZZER I/O Discrete HLPC 10001

6 LED 1 LED I/O Discrete HLPC 10001

7 Buzzer 2 BUZZER2 I/O Discrete HLPC 10002

8 LED 2 LED2 I/O Discrete HLPC 10002

9 LED Pintu Buka BUKA I/O Discrete HLPC 10005 10 LED Pintu Tutup TUTUP I/O Discrete HLPC 10006

11 Blower 1 BLOWER I/O Discrete HLPC 10003

12 Blower 2 BLOWER2 I/O Discrete HLPC 10004

13 LED Pompa POMA I/O Discrete HLPC 10007

14 Sensor Suhu SUHU I/O Discrete HLPC 00006

15 Sensor Asap ASAP I/O Discrete HLPC 00007

Animation link digunakan untuk ‘menghidupkan’ objek grafik atau simbol

yang telah digambar dan diberi tagname. Animasi penting karena akan

mempermudah operator (user) memahami, mengawasi dan mengendalikan

proses-proses yang terjadi pada plant. Penggunaan animation link memungkinkan

operator untuk dapat memberikan input ke sistem dan memungkinkan

memberikan keluaran ke operator. Pembuatan animation link pada software

Wonderware InTouch adalah dengan menggunakan tool animation link.

Tabel 3.4 Animation link aplikasi plant

NO NAMA KOMPONEN ANIMATION LINK TIPE KOMPONEN

1 Saklar Start Perubahan Warna Input 2 Saklar Stop Perubahan Warna Input


(38)

3 Saklar Blower Perubahan Warna Input 4 LED Sprinkler Perubahan Warna Output

5 Buzzer 1 Perubahan Warna Output

6 LED 1 Perubahan Warna Output

7 Buzzer 2 Perubahan Warna Output

8 LED 2 Perubahan Warna Output

9 LED Pintu Buka Perubahan Warna Output 10 LED Pintu Tutup Perubahan Warna Output

11 Blower 1 Perubahan Warna Output

12 Blower 2 Perubahan Warna Output

13 LED Pompa Perubahan Warna Output 14 Sensor Suhu Perubahan Teks Input 15 Sensor Asap Perubahan Teks Input


(39)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prototipe sistem pemadam kebakaran ini bisa bekerja secara manual dan

otomatis.

2. Dari hasil pengujian menggunakan pemanas pada sensor suhu maka ketika

suhu mencapai batas suhu yang ditentukan ≥ 40° C tegangan yang dihasilkan sensor adalah > 0,4 V. Perbedaan terukur oleh sensor yang

ditampilkan di LCD dengan termometer rata-rata 1,082 ° C.

3. Sensor suhu LM 35 DZ memiliki respon terhadap suhu dengan tegangan

output berkisar = 0,011 V/°C atau 10 mV/°C.

4. Dari hasil pengujian menggunakan asap rokok dan pembakaran kertas

maka, ketika batas asap yang ditentukan ≥ 150 ppm tegangan yang dihasilkan sensor > 1,3 V.

5. Sensor asap MQ 2 menganggap bahwa semua asap sama karena dapat

mendeteksi asap rokok dan asap pembakaran kertas.

6. Simulator bekerja sesuai dengan perancangan, terjadi kesesuaian antara


(40)

5.2 Saran

Untuk lebih berkembangnya tugas akhir ini maka penulis memiliki saran

sebagai berikut:

1. Penggunaan untuk output pada tugas akhir ini bisa menggunakan

komponen-komponen yang sebenarnya (motor untuk membuka dan

menutup pintu, pompa dan sprinkler untuk memadamkan api), sehingga

lebih memahami mengenai prinsip kerjanya dan lebih nyata.

2. Detektor sumber kebakaran dapat ditambahkan dengan sensor api (flame

detector), tetapi perlu diperhatikan karena sensor ini sangat sensitif

terhadap cahaya.

3. Pengolahan di program HMI (human machine interface) sebaiknya dapat


(41)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adi Winarto. Prototipe Sistem Pemadam Kebakaran Berbasis PLC Dengan

Menggunakan Sensor Asap dan Sensor Suhu, Proyek Akhir D-3,

Universitas Diponegoro, 2010.

Catur Edy Widodo. Pembuatan Alat Pendeteksi Kebakaran Dengan Detektor

Asap, Proyek akhir Strata-1, Universitas diponegoro, 2003.

Data sheet, PLC OMRON CPIL.

http://www.ia.omron.com/data_pdf/data_sheet/cp1h_cp1l_ca_csm2131.pd f . Diakses [ 23 agustus 2013 ]

Data sheet, sensor MQ2. http://www.famosastudio.com/download/datasheet/MQ-2.pdf. Diakses [ 1 Juli 2013 ]

Fajri Septia Agung. Sistem Deteksi Asap Rokok Pada Ruangan Bebas Asap Rokok

Dengan Keluaran Suara, Proyek Akhir Strata-1, AMIK GI MDP.

Ilona Usuma dan Hasmi Ardhi. Sistem Pendeteksi Suhu Dan Asap Pada Ruangan

Tertutup Memanfaatkan SensorLM35 dan Sensor AF30, Berkala Fisika ISSN : 1410 – 9662 Vol 13. , No.2, hal B1-B6. Universitas Gadjah Mada, Edisi khusus April 2010.

Purnama rohmat. Perancangan Alarm Kebakaran Dengan ARDUINO UNO Dan

Sensor Asap MQ2, Tugas Akhir Strata-1, Universitas Mercubuana, 2013.

Rifqi, 2010. Belajar Menggunakan Wonderware HMI. http://

www.rifqion.com/menulis/belajar-menggunakan-wonderware-hmi. [18

Agustus 2013]

Wicaksono, Handy. SCADA Software Dengan Wonderware InTouch. Graha Ilmu. 2012.

Womderware InTouch & I/O Server. 2004. Departemen Teknik Fisika ITB.

Yefta Noventa santoso, dkk. Sistem SCADA Berbasis Internet Untuk Model Otomasi Bangunan, jurnal dimensi Teknik Elektro Vol. 1, No. 1, (2013) 18-23, Universitas Kristen Petra.


(1)

57

Gambar 3.20 Hasil perancangan aplikasi HMI dengan wonderware intouce

Inisialisasi komponen digunakan untuk memberikan karakteristik pada

setiap input-output gambar komponen. Dengan adanya inisialisasi, maka setiap

gambar yang menampilkan suatu komponen dalam sistem akan bekerja sesuai

dengan karakteristik operasi pada sistem yang ditampilkannya. Penginisialisasian

komponen pada software Wonderware InTouch adalah dengan menggunakan tool

Tagname. Pada tool ini karakteristik suatu sistem akan diset, baik input maupun output.

Tabel 3.3 Inisialisasi komponen pada aplikasi plan

NO

NAMA KOMPONEN

TAGNAME

NAMA TYPE

ACCES

NAME ITEM NAME

1 Saklar Start START I/O Discrete HLPC 00001


(2)

3 Saklar Blower S. BLOWER I/O Discrete HLPC 00003 4 LED Sprinkler SPRINKLER I/O Discrete HLPC 10000

5 Buzzer 1 BUZZER I/O Discrete HLPC 10001

6 LED 1 LED I/O Discrete HLPC 10001

7 Buzzer 2 BUZZER2 I/O Discrete HLPC 10002

8 LED 2 LED2 I/O Discrete HLPC 10002

9 LED Pintu Buka BUKA I/O Discrete HLPC 10005 10 LED Pintu Tutup TUTUP I/O Discrete HLPC 10006

11 Blower 1 BLOWER I/O Discrete HLPC 10003

12 Blower 2 BLOWER2 I/O Discrete HLPC 10004

13 LED Pompa POMA I/O Discrete HLPC 10007

14 Sensor Suhu SUHU I/O Discrete HLPC 00006 15 Sensor Asap ASAP I/O Discrete HLPC 00007

Animation link digunakan untuk ‘menghidupkan’ objek grafik atau simbol yang telah digambar dan diberi tagname. Animasi penting karena akan

mempermudah operator (user) memahami, mengawasi dan mengendalikan

proses-proses yang terjadi pada plant. Penggunaan animation link memungkinkan

operator untuk dapat memberikan input ke sistem dan memungkinkan

memberikan keluaran ke operator. Pembuatan animation link pada software

Wonderware InTouch adalah dengan menggunakan tool animation link.

Tabel 3.4 Animation link aplikasi plant

NO NAMA KOMPONEN ANIMATION LINK TIPE KOMPONEN

1 Saklar Start Perubahan Warna Input 2 Saklar Stop Perubahan Warna Input


(3)

59

3 Saklar Blower Perubahan Warna Input 4 LED Sprinkler Perubahan Warna Output

5 Buzzer 1 Perubahan Warna Output

6 LED 1 Perubahan Warna Output

7 Buzzer 2 Perubahan Warna Output

8 LED 2 Perubahan Warna Output

9 LED Pintu Buka Perubahan Warna Output 10 LED Pintu Tutup Perubahan Warna Output 11 Blower 1 Perubahan Warna Output 12 Blower 2 Perubahan Warna Output 13 LED Pompa Perubahan Warna Output 14 Sensor Suhu Perubahan Teks Input 15 Sensor Asap Perubahan Teks Input


(4)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prototipe sistem pemadam kebakaran ini bisa bekerja secara manual dan

otomatis.

2. Dari hasil pengujian menggunakan pemanas pada sensor suhu maka ketika

suhu mencapai batas suhu yang ditentukan ≥ 40° C tegangan yang dihasilkan sensor adalah > 0,4 V. Perbedaan terukur oleh sensor yang

ditampilkan di LCD dengan termometer rata-rata 1,082 ° C.

3. Sensor suhu LM 35 DZ memiliki respon terhadap suhu dengan tegangan

output berkisar = 0,011 V/°C atau 10 mV/°C.

4. Dari hasil pengujian menggunakan asap rokok dan pembakaran kertas

maka, ketika batas asap yang ditentukan ≥ 150 ppm tegangan yang dihasilkan sensor > 1,3 V.

5. Sensor asap MQ 2 menganggap bahwa semua asap sama karena dapat

mendeteksi asap rokok dan asap pembakaran kertas.

6. Simulator bekerja sesuai dengan perancangan, terjadi kesesuaian antara


(5)

73

5.2 Saran

Untuk lebih berkembangnya tugas akhir ini maka penulis memiliki saran

sebagai berikut:

1. Penggunaan untuk output pada tugas akhir ini bisa menggunakan

komponen-komponen yang sebenarnya (motor untuk membuka dan

menutup pintu, pompa dan sprinkler untuk memadamkan api), sehingga

lebih memahami mengenai prinsip kerjanya dan lebih nyata.

2. Detektor sumber kebakaran dapat ditambahkan dengan sensor api (flame

detector), tetapi perlu diperhatikan karena sensor ini sangat sensitif terhadap cahaya.

3. Pengolahan di program HMI (human machine interface) sebaiknya dapat


(6)

Tatan Rustandi , 2013

Prototipe system kebakaran otomatis berbasis PLC CPIL Terintegrasi Human Machine Interface

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adi Winarto. Prototipe Sistem Pemadam Kebakaran Berbasis PLC Dengan Menggunakan Sensor Asap dan Sensor Suhu, Proyek Akhir D-3, Universitas Diponegoro, 2010.

Catur Edy Widodo. Pembuatan Alat Pendeteksi Kebakaran Dengan Detektor Asap, Proyek akhir Strata-1, Universitas diponegoro, 2003.

Data sheet, PLC OMRON CPIL.

http://www.ia.omron.com/data_pdf/data_sheet/cp1h_cp1l_ca_csm2131.pd f . Diakses [ 23 agustus 2013 ]

Data sheet, sensor MQ2. http://www.famosastudio.com/download/datasheet/MQ-2.pdf. Diakses [ 1 Juli 2013 ]

Fajri Septia Agung. Sistem Deteksi Asap Rokok Pada Ruangan Bebas Asap Rokok Dengan Keluaran Suara, Proyek Akhir Strata-1, AMIK GI MDP.

Ilona Usuma dan Hasmi Ardhi. Sistem Pendeteksi Suhu Dan Asap Pada Ruangan Tertutup Memanfaatkan SensorLM35 dan Sensor AF30, Berkala Fisika

ISSN : 1410 – 9662 Vol 13. , No.2, hal B1-B6. Universitas Gadjah Mada,

Edisi khusus April 2010.

Purnama rohmat. Perancangan Alarm Kebakaran Dengan ARDUINO UNO Dan Sensor Asap MQ2, Tugas Akhir Strata-1, Universitas Mercubuana, 2013. Rifqi, 2010. Belajar Menggunakan Wonderware HMI. http://

www.rifqion.com/menulis/belajar-menggunakan-wonderware-hmi. [18 Agustus 2013]

Wicaksono, Handy. SCADA Software Dengan Wonderware InTouch. Graha Ilmu. 2012.

Womderware InTouch & I/O Server. 2004. Departemen Teknik Fisika ITB.

Yefta Noventa santoso, dkk. Sistem SCADA Berbasis Internet Untuk Model Otomasi Bangunan, jurnal dimensi Teknik Elektro Vol. 1, No. 1, (2013) 18-23, Universitas Kristen Petra.