Penerapan Programmable Logic Controller (PLC) dan Human Machine Interface (HMI) sebagai sistem kendali pada mesin cuci.

(1)

vi

INTISARI

Belakangan ini banyak sekali bermunculan bentuk bisnis yang menawarkan jasa cuci pakaian atau laundry. Tampaknya bisnis ini mengikuti kecenderungan perilaku sosial yang ingin serba praktis, cepat, dan hasil memuaskan. Oleh karena itu akan banyak dibutuhkan seperangkat mesin cuci yang memadai. PT Aqualis Fabricare sebagai penyedia jasa laundry berskala besar berupaya memanfaatkan mesin cuci bekas berkapasitas sedang untuk diperbarui mekanisme kendali pengoperasiannya. Menurutnya cara ini lebih ekonomis dari pada membeli mesin cuci baru. Pengendali mesin cuci menggunakan PLC (Programmable Logic Control) dan HMI (Human Machine Interface) menjadi pilihannya.

Pada penelitian ini perangkat PLC menggunakan Mitsubishi FX3U, dan perangkat HMI menggunakan OMRON NB5Q. PLC digunakan untuk mengendalikan kerja mesin. Sedangkan HMI akan digunakan untuk membantu teknisi cuci memasukkan data parameter pencucian serta membantu operator menjalankan program cuci. Putaran ruang pencucian diatur oleh inverter dan dikendalikan oleh PLC.

Mesin cuci dengan pengendali PLC Mitsubishi FX3U serta HMI Omron NB5Q dapat berfungsi dengan baik, 98% persyaratan pelanggan bisa terpenuhi. Komunikasi HMI, PLC, dengan sensor dan aktuator berjalan stabil. Tersedia lima program pencucian, dimana parameter tiap program dapat diatur sesuai karakteristik jenis cucian, dapat dijalankan sesuai urutan pencucian yang dikehendaki, dan mudah dioperasikan. Kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pencucian dapat diminimalisir dengan dibuatnya program-program keamanan. Kata kunci : PLC Mitsubishi FX3U, HMI OMRON NB5Q, program cuci, parameter cuci.


(2)

vii

ABSTRACT

Lately a lot of businesses that offer services of washing clothes or laundry. This business seems to follow the trend of social behavior that want very practical, quick and satisfying results. Therefore, it would be a much needed set of good quality washer. PT Aqualis Fabricare as a large service providers of laundry seek to take advantage that make used washing machine with middle capacity. According to this way is more economical than buying a new washing machine. To update the washing machine it is using controller PLC (Programmable Logic Control) and HMI (Human Machine Interface).

In this study use of Mitsubishi FX3U PLC and HMI devices using the OMRON NB5Q. PLC is used to control the machine work. HMI will be used to assist the technician wash to washing program, to enter data, and to help operators run a washing program. Rotation of washing drum is regulated by inverter and controlled by PLC.

Washing machines with Mitsubishi FX3U PLC controllers and HMI Omron NB5Q to function properly, 98% of requirements can be solved. Washing program can be selected and arranged the paramaters easily.

Keywords: Mitsubishi FX3U PLC, HMI OMRON NB5Q, washing programs, washing parameters.


(3)

i

TUGAS AKHIR

PENERAPAN PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER (PLC) DAN HUMAN MACHINE

INTERFACE (HMI) SEBAGAI SISTEM KENDALI

PADA MESIN CUCI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma

disusun oleh :

FERNANDUS DENDY WIDYANTORO

NIM : 125114058

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

ii

FINAL PROJECT

APPLICATION OF PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER (PLC) AS A CONTROL SYSTEM IN

WASHING MACHINE

In partial fulfilment of the requirements

for the degree of Sarjana Teknik

Electrical Engineering Study Program

Electrical Engineering Department

Science and Technology Faculty Sanata Dharma University

FERNANDUS DENDY WIDYANTORO

NIM : 125114058

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY


(5)

I{ALAMAN

PERSETU.II

IAN

TUGASAKHIR

PENERAPAN

PROGRAMMABLE

LOGIC

CONTROLLER

(PLC)

DAN HUMAN

MACHINE

INTERFACE (HN{I) SEBAGAI

SISTEM

KENDALI

PADA MESIN CUCI

FERNAND

ANTORO

Pembimbing:

B. Wuri

Harini,

S.T.,

M.T.

24

-tl

-


(6)

A{LA]V[{N

PENGESA}IAN

TUGAS

AKHIR

PENERAPAN

PROGRAMMABLE

LOGIC

CONTROLLER

(PLC)

DAN HUMAN

MACHINE

INTERFACE

GIMI)

SEBAGAI

SISTEM

KENDALI

PADA

MESTN

CUCI

disusun oleh :

FERNANDUS DENDY

WIDYANTORO

NIM

:

125114058

Telah dipertahankan di depan panitia penguji

pada tanggal 25 September 2015 dan dinyatakan memenuhi syamt

Susunan

Panitia Penguji

:

Nama Lengkap

Penguji

I

Peaguji 2

Penguji 3

: Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T.

: B, Djoko Untoro Suwamo,S.Si., M.T.

: B. Wuri Harini, S.T., M.T.

Yogyakarta,

ztl

Nov

eahr 2o1E


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO :

Wong pinter kang isih gelem njaluk rembuging liyan iku

dianggep manungsa wutuh.

Sing rumangsa pinter banjur suthik njaluk rembuging liyan iku

manungsa setengah wutuh.

Lan sing sapa ora gelem njaluk rembuging liyan iku

bisa kinaranan babar pisan durung manungsa.

Skripsi ini kupersembahkan untuk....

Tuhan, Allah SWT, Bapa, Sang Hyang Amurba Gesang

Istriku dan anak-anakku yang tercinta

PT. ATMI SOLO tempatku berkarya


(8)

vi

INTISARI

Belakangan ini banyak sekali bermunculan bentuk bisnis yang menawarkan jasa cuci pakaian atau laundry. Tampaknya bisnis ini mengikuti kecenderungan perilaku sosial yang ingin serba praktis, cepat, dan hasil memuaskan. Oleh karena itu akan banyak dibutuhkan seperangkat mesin cuci yang memadai. PT Aqualis Fabricare sebagai penyedia jasa laundry berskala besar berupaya memanfaatkan mesin cuci bekas berkapasitas sedang untuk diperbarui mekanisme kendali pengoperasiannya. Menurutnya cara ini lebih ekonomis dari pada membeli mesin cuci baru. Pengendali mesin cuci menggunakan PLC (Programmable Logic Control) dan HMI (Human Machine Interface) menjadi pilihannya.

Pada penelitian ini perangkat PLC menggunakan Mitsubishi FX3U, dan perangkat HMI menggunakan OMRON NB5Q. PLC digunakan untuk mengendalikan kerja mesin. Sedangkan HMI akan digunakan untuk membantu teknisi cuci memasukkan data parameter pencucian serta membantu operator menjalankan program cuci. Putaran ruang pencucian diatur oleh inverter dan dikendalikan oleh PLC.

Mesin cuci dengan pengendali PLC Mitsubishi FX3U serta HMI Omron NB5Q dapat berfungsi dengan baik, 98% persyaratan pelanggan bisa terpenuhi. Komunikasi HMI, PLC, dengan sensor dan aktuator berjalan stabil. Tersedia lima program pencucian, dimana parameter tiap program dapat diatur sesuai karakteristik jenis cucian, dapat dijalankan sesuai urutan pencucian yang dikehendaki, dan mudah dioperasikan. Kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pencucian dapat diminimalisir dengan dibuatnya program-program keamanan. Kata kunci : PLC Mitsubishi FX3U, HMI OMRON NB5Q, program cuci, parameter cuci.


(9)

vii

ABSTRACT

Lately a lot of businesses that offer services of washing clothes or laundry. This business seems to follow the trend of social behavior that want very practical, quick and satisfying results. Therefore, it would be a much needed set of good quality washer. PT Aqualis Fabricare as a large service providers of laundry seek to take advantage that make used washing machine with middle capacity. According to this way is more economical than buying a new washing machine. To update the washing machine it is using controller PLC (Programmable Logic Control) and HMI (Human Machine Interface).

In this study use of Mitsubishi FX3U PLC and HMI devices using the OMRON NB5Q. PLC is used to control the machine work. HMI will be used to assist the technician wash to washing program, to enter data, and to help operators run a washing program. Rotation of washing drum is regulated by inverter and controlled by PLC.

Washing machines with Mitsubishi FX3U PLC controllers and HMI Omron NB5Q to function properly, 98% of requirements can be solved. Washing program can be selected and arranged the paramaters easily.

Keywords: Mitsubishi FX3U PLC, HMI OMRON NB5Q, washing programs, washing parameters.


(10)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 September 2015


(11)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fernandus Dendy Widyantoro

Nomor Mahasiswa : 125114058

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER (PLC) DAN HUMAN MACHINE

INTERFACE (HMI) SEBAGAI SISTEM KENDALI

PADA MESIN CUCI

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkal data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberika royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Yogyakarta, 22 September 2015


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan penulisan tugas akhir dengan judul : Penerapan Programmable Logic Controller (PLC) dan Human Machine Interface (HMI) Sebagai Sistem kendali pada mesin cuci. Penulisan ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi, serta syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu, pada program studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh dosen, keluarga, teman sepekerjaan, yang telah memberikan dukungan. Semoga Tuhan melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia, dan berkat, atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Ibu Bernadetta Wuri Harini, S.T., M.T. selaku pembimbing yang telah membantu penulisan tugas akhir ini. Serta ucapan terima kasih kepada :

1. Bp. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 4. Bapak Teddy Tjoegito, selaku Direktur PT Aqualis Fabricare

5. Seluruh karyawan PT ATMI SOLO unit kerja MDC

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya penulis memohon saran dan kritik yang membangun. Semoga bermanfaat bagi kita semua.


(13)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul (Bahasa Indonesia) ... i

Halaman Sampul (Bahasa Inggris) ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan dan motto hidup ... v

Intisari ... vi

Abstract ... vii

Pernyataan Keaslian Karya ... viii

Halaman Persetujuan Publikasi... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Tabel ... xviii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1.3.Pembatasan Masalah ... 3

1.4.Metodologi Penelitian ... 4

BAB II : DASAR TEORI 2.1. Programmable Logic Controller (PLC) ... 5

2.1.1. Perangkat Keras PLC ... 5

2.1.2. Arsitektur Internal ... 7

2.1.3. Central Processing Unit (CPU) ... 7

2.1.4. Bus ... 8

2.1.5. Memori ... 8

2.1.6. Auxiliary Relay ... 9

2.1.7. Input / Output Unit ... 10

2.1.8. Timer ... 10


(14)

xii

2.1.10. Penanganan Data ... 13

2.1.11. Operasional Aritmatika ... 14

2.2. Human Machine Interface (HMI) ... 16

2.3. Motor Induksi ... 16

2.4. Inverter ... 17

2.5. Pengendali Suhu ... 18

2.6. Sensor Level ... 18

2.7. Chemical Dispenser ... 20

2.8. Relay ... 20

2.9. Kontaktor ... 21

2.10. Pemanas Elektrik ... 21

2.11. Solenoid Valve ... 22

2.12. Limit Switch ... 23

BAB III : RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Permintaan Pelanggan ... 25

3.2. Gerakan Dasar Mesin Cuci ... 25

3.3. Urutan Mencuci ... 28

3.4. Rancangan Rangkaian Daya Pada PLC dan HMI ... 30

3.5. Rancangan HMI ... 30

3.5.1. Perangkat Keras HMI ... 30

3.5.2. Rancangan Layout HMI ... 31

3.5.3. Rancangan Halaman HMI ... 35

3.5.3.1. Halaman AUTO ... 35

3.5.3.2. Halaman PROGRAM ... 38

3.5.3.3. Halaman MANUAL ... 42

3.5.3.4. Halaman MAINTENANCE ... 45

3.5.3.5. Diagram Alir Membuat Program Cuci ... 47

3.5.3.6. Diagram Alir Mengganti Kata Sandi ... 48

3.6. Rancangan Rangkaian PLC ... 49

3.6.1. Input PLC ... 49

3.6.2. Output PLC ... 50 3.6.3. Pengaturan Alamat Data PLC Untuk Parameter Program 51 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


(15)

xiii

4.1. Sistem Lengkap ... 53

4.2. Koneksi HMI - PLC – PC ... 57

4.3. Pemrograman HMI ... 58

4.3.1. Halaman AUTO ... 58

4.3.2. Halaman PROGRAM ... 66

4.3.3. Halaman MANUAL ... 69

4.3.4. Halaman MAINTENANCE ... 70

4.4. Pemrograman PLC ... 72

4.4.1. Program Input ... 72

4.4.2. Program PLC Halaman MANUAL ... 74

4.4.2.1. Pengoperasian Chemical, Water In, Drain, Door Lock / Unlock ... 78

4.4.3. Program PLC Halaman AUTO ... 83

4.4.3.1. Memasukkan Nomor Program yang Dijalankan 83 4.4.3.2. Menjalankan Program ... 84

4.4.4. Program PLC Halaman PROGRAM ... 85

4.4.4.1. Set / reset Nomor Program ... 85

4.4.4.2. Parameter Program Pencucian ... 86

4.5. Analisa Hasil Pengujian ... 88

4.5.1. Urutan Proses Mencuci ... 88

4.5.2. Analisa Menu Manual ... 91

4.5.3. Analisa Menu Program dan Hak Akses ... 93

4.5.4. Analisa Pengaturan Parameter dan Jalannya Program ... 94

4.5.5. Analisa Keamanan Pengoperasian ... 96

4.5.6. Analisa Kondisi Terputusnya Sumber Listrik ... 98

4.5.7. Analisa Pengisian Klasifikasi Berat Cucian ... 101

BAB V : KESIMPULAN 5.1.Kesimpulan ... 102

5.2. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.2. Unit Pengendali Mesin Cuci Primus Orisinil ... 2

Gambar 2.1. Sistem PLC ... 5

Gambar 2.2. Sinyal : diskrit, digital, analog ... 6

Gambar 2.3. Arsitektur Internal ... 7

Gambar 2.4. On-delay timer, Off-delay timer, Pulse timer ... 10

Gambar 2.5. Contoh pemrograman timer pada PLC Mitsubishi ... 11

Gambar 2.6. Contoh pemrograman counter pada PLC Mitsubishi ... 12

Gambar 2.7. Contoh pemrograman pemindahan data pada PLC Mitsubishi ... 14

Gambar 2.7. Contoh pemrograman pembandingan data pada PLC Mitsubishi .... 14

Gambar 2.9. PLC Mitsubishi FX3U – 48M ... 15

Gambar 2.10. Motor 3 Phasa Sangkar Tupai ... 16

Gambar 2.11. Diagram Referensi Tekanan Batas Atas dan Batas Atas ... 19

Gambar 2.12. Sensor Level Dungs LGW 150 A4 ... 19

Gambar 2.13. Chemical Dispenser Knight One Shot OS – 100 L/S ... 20

Gambar 2.14. Relay 12 V ... 20

Gambar 2.15. Kontaktor ... 21

Gambar 2.16. Pemanas Elektrik ... 22

Gambar 2.17. Solenoid Valve ... 22

Gambar 2.18. Limit Switch ... 23

Gambar 3.1. Rancangan Sistem Lengkap Mesin Cuci ... 24

Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Mencuci Oleh Operator ... 29

Gambar 3.3. Rangkaian Daya PLC dan HMI ... 30

Gambar 3.4. HMI OMRON NB5Q – TW00B ... 30

Gambar 3.5. Hubungan HMI dengan PLC dan PC ... 31

Gambar 3.6. Rute HMI Menu Auto ... 32

Gambar 3.7. Rute HMI Menu Manual ... 32

Gambar 3.8. Rute HMI Menu Program ... 33

Gambar 3.9. Rute HMI Menu Maintenance ... 34 Gambar 3.10a – f. Desain HMI Halaman Auto ... 35 s.d. 37


(17)

xv

Gambar 3.11a – i. Desain HMI Halaman Program ... 38 s.d. 42 Gambar 3.12a – f. Desain HMI Halaman Manual ... 42 s.d. 45 Gambar 3.13a – c. Desain HMI Halaman Maintenance ... 45 s.d. 46

Gambar 3.14. Diagram Alir Membuat Program Mesin Cuci ... 47

Gambar 3.15. Diagram Alir Mengganti Kata Sandi ... 48

Gambar 3.16. Layout Input PLC ... 50

Gambar 3.17. Layout Output PLC ... 51

Gambar 4.1. Perbandingan Rancangan dan Realisasi Mesin ... 53

Gambar 4.2. Perbandingan Rancangan dan Realisasi Pintu Samping ... 54

Gambar 4.4. Sistem Pengunci Pintu Depan ... 55

Gambar 4.5. Bentuk Fisik Mesin Cuci Bagian Belakang ... 55

Gambar 4.6. Kotak Kontrol Utama ... 56

Gambar 4.7. Koneksi HMI ... 57

Gambar 4.8. Koneksi PLC ... 57

Gambar 4.9. NB Designer Version 1.35 ... 58

Gambar 4.10. Tampilan Halaman Utama – AUTO ... 58

Gambar 4.11. Bit Switch Property – Basic Property Tab ... 59

Gambar 4.12. Bit Switch Property – Bit Switch Tab ... 59

Gambar 4.13. Bit Switch Property – Label Tab ... 60

Gambar 4.14. Bit Switch Property – Graphics Tab ... 60

Gambar 4.15. Bit Switch Property – Control Setting Tab ... 60

Gambar 4.16. Bit Switch Property – Display Setting Tab ... 61

Gambar 4.17. Function Key Property ... 61

Gambar 4.18. Number Input ... 62

Gambar 4.19. Number Input Property – Numeric Data Tab ... 62

Gambar 4.20. Kotak Pantauan ... 63

Gambar 4.21. Bit Lamp – Graphics Tab ... 63

Gambar 4.22. Draw – Text ... 64

Gambar 4.23. Tampilan Halaman Program ... 66

Gambar 4.24. Tampilan Halaman Paramater P1 ... 67

Gambar 4.25. Tampilan Halaman Manual ... 69

Gambar 4.26. Tampilan Halaman Maintenance – Alarm History ... 70


(18)

xvi

Gambar 4.28. Program PLC, bagian input ... 74

Gambar 4.29. Diagram Alir Operasi Putaran Secara Manual ... 75

Gambar 4.30. Program PLC, bagian operasi putaran manual ... 76

Gambar 4.31. Program PLC, bagian operasi chemical manual ... 78

Gambar 4.32. Program PLC, bagian operasi water in manual ... 80

Gambar 4.33. Program PLC, bagian operasi drain manual ... 81

Gambar 4.34. Program PLC, bagian operasi door lock / unlock manual ... 82

Gambar 4.35. Program PLC, bagian program number store ... 84

Gambar 4.36. Program PLC, bagian menjalankan program ... 84

Gambar 4.37. Program PLC, bagian halaman program ... 85

Gambar 4.38. Struktur pemrograman PLC, bagian parameter cuci ... 87

Gambar 4.39. Memasukkan Nomor Program yang Akan Dijalankan ... 88

Gambar 4.40. Operator Menimbang Cucian ... 88

Gambar 4.41. Operator Memasukkan Pilihan Leverl Air ... 89

Gambar 4.42. Operator Memasukkan Cucian ... 89

Gambar 4.43. Operator Menutup Pintu ... 90

Gambar 4.44. Operator Menjalankan Program ... 90

Gambar 4.45. Operator Mengeluarkan Cucian ... 90

Gambar 4.46. Tampilan Awal Menu Program ... 93

Gambar 4.47. Tampilan Numeric Virtual Keyboard ... 93

Gambar 4.48a. Tampilan Password Salah ... 93

Gambar 4.48b. Tampilan Password Benar ... 93

Gambar 4.49. Tampilan Ganti Password ... 94

Gambar 4.50. Tampilan Reset Data ... 94

Gambar 4.51. Tampilan Parameter Program 3 ... 94

Gambar 4.52. Emergency Stop Button for Safety ... 96

Gambar 4.53. Keamanan Pintu Depan ... 96

Gambar 4.54. Keamanan Pintu Samping ... 97

Gambar 4.55. Keamanan Input Nomor Program ... 97

Gambar 4.56. Keamanan Input Berat Cucian ... 97

Gambar 4.57. Daftar Error Pada Alarm History ... 97

Gambar 4.58. Program Aktivasi Emergency Stop ... 98


(19)

xvii

Gambar 4.60. Kondisi Sebelum Terjadi Mati Listrik ... 99

Gambar 4.61. Simulasi Mati Listrik ... 100

Gambar 4.62. Simulasi Saat Listrik Telah Menyala ... 100


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1.Tabel Data Register PLC Mitsubishi FX3U ... 9

Tabel 2.2. Auxiliary Relay pada PLC Mitsubishi FX3U... 9

Tabel 2.3. Timer pada PLC Mitsubishi FX3U ... 11

Tabel 2.4. Counter pada PLC Mitsubishi FX3U ... 13

Tabel 3.1. Urutan Proses Mesin Cuci ... 26

Tabel 3.2. Daftar Alamat Internal Relay Program 1 ... Lampiran 3.1 Tabel 3.3. Daftar Alamat Internal Relay Program 2 ... Lampiran 3.2 Tabel 3.4. Daftar Alamat Internal Relay Program 3 ... Lampiran 3.3 Tabel 3.5. Daftar Alamat Internal Relay Program 4 ... Lampiran 3.4 Tabel 3.6. Daftar Alamat Internal Relay Program 5 ... Lampiran 3.5 Tabel 3.7. Daftar Alamat Data Program 1 ... Lampiran 3.6 Tabel 3.8. Daftar Alamat Data Program 2 ... Lampiran 3.7 Tabel 3.9. Daftar Alamat Data Program 3 ... Lampiran 3.8 Tabel 3.10. Daftar Alamat Data Program 4 ... Lampiran 3.9 Tabel 3.11. Daftar Alamat Data Program 5 ... Lampiran 3.10 Tabel 3.12. Daftar Alamat Internal Relay Untuk Tombol dan Pantauan ... Lampiran 3.11 Tabel 3.13. Daftar Alamat Data Untuk Tampilan Pantauan ... Lampiran 3.12 Tabel 4.1. Daftar Tombol Halaman Auto ... 64

Tabel 4.2. Daftar Tombol Halaman Program ... 66

Tabel 4.3. Daftar Tombol Halaman Parameter Program 1 ... 68

Tabel 4.4. Daftar Tombol Halaman Manual ... 69

Tabel 4.5. Daftar Tombol Halaman Maintenance ... 71

Tabel 4.6. Daftar Input PLC ... 72

Tabel 4.7. Analisa HMI Menu Manual ... 91


(21)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Aktivitas mencuci pakaian akan selalu dilakukan oleh manusia. Dalam upaya mempermudah mencuci pakaian, manusia menciptakan mesin cuci. Mencuci menggunakan mesin dapat menghemat waktu dan tenaga. Dari waktu ke waktu mesin cuci mengalami inovasi, dibuat agar semakin mudah dalam penggunaan.

Dewasa ini sangat banyak dijumpai jasa laundry. Salah satu jasa laundry terkemuka di Indonesia adalah PT. Aqualis Fabricare. Kantor pusat berlokasi di Jakarta, dan telah memiliki banyak cabang yang lokasinya tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. PT. Aqualis Fabricare menerima jasa laundry berskala besar, seperti rumah sakit dan hotel. Selain menerima jasa laundry juga mengembangkan bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk mencuci.

Saat ini, PT Aqualis Fabricare membeli jasa perbaikan mesin cuci ke PT. ATMI SOLO. Merk mesin cuci tersebut adalah Primus, buatan Belgia. Mesin cuci ini berkapasitas 20 kilogram pakaian kering. Pengendali mesin cuci menggunakan timer mekanik berupa cam dalam kondisi rusak.

Sebagai perbandingan, telah dilakukan penelitian dalam sebuah jurnal penelitian dengan judul Design Model of Automation Washer for Two Tubes Aperture (Twin Tube Top Loader) Microcontroller Based ATMEGA32 Ferry Nando, Ageng Sadnowo R., S.T., M.T, Yulliarto Raharjo, S.T., M.T., Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang merealisasikan sebuah model otomatisasi mesin cuci dua tabung bukaan atas (twin tube top loader) yang dapat mengatur operasional isi ulang air cucian dan mengatur proses pencucian secara berulang dengan otomatis berbasis mikrokontroler ATMega32 [1]. Kali ini, penulis berusaha untuk memodifikasi sebuah mesin cuci merk PRIMUS dengan kapasitas 20 Kg menjadi sebuah mesin cuci baru dimana sistem kelistrikan mesin cuci tersebut siap terintegrasi dengan sebuah control PLC dan HMI. Setelah dilakukan modifikasi maka didapat sebuah mesin cuci baru yang dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan PT. Aqualis Fabricare.

Sistem kendali timer mekanik bawaan mesin yang telah rusak sangat konvensional, serta sulit bagi operator untuk melakukan pengaturan parameter dan urutan pencucian. Sebagai penggantinya dipilih pengendali berupa PLC dan HMI, sesuai dengan permintaan


(22)

PT Aqualis Fabricare. Data pencucian dapat disimpan dalam memori sehingga operator dapat memanggil kembali proses yang telah dilakukan. Selain itu juga disediakan 5 (lima) program yang dapat diatur parameter-parameter di dalamnya.

Gambar 1.1 Mesin Cuci Primus Sebelum Diperbaiki

Gambar 1.2 Unit Pengendali Mesin Cuci Primus Orisinil

Dengan dilakukannya modifikasi sistem kendali ini maka diharapkan mesin cuci ini dapat dipergunakan lagi sesuai dengan permintaan. Pada penelitian ini dipilih Programmable Logic Controller (PLC) sebagai pengendalinya. Hal ini dikarenakan PLC merupakan perangkat berskala industri sesuai tuntutan pelanggan. Penelitian ini akan menggunakan PLC Mitsubhisi seri FX3U.


(23)

1.2.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan suatu sistem kelistrikan mesin cuci yang dapat dioperasikan dengan HMI (Human Machine Interface) dan dikendalikan oleh sebuah PLC (Programmable Logic Controller).

Manfaat dari penelitian ini bagi PT ATMI SOLO adalah menyediakan sebuah mesin cuci yang efektif dan dapat dirakit dengan sistem PLC terintergrasi sebagai solusi terhadap kebutuhan pelanggan serta pengembangan produk untuk menambah nilai jual produk.

1.3.

Pembatasan Masalah

Agar Tugas Akhir ini mengarah pada tujuan dan menghindari melebarnya masalah yang kemungkinan muncul, maka perlu dilakukan pembatasan masalah agar sesuai dengan judul tugas akhir ini, serta disesuaikan dengan permintaan PT Aqualis Fabricare. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan PLC Mitsubishi seri FX3U-48MR sebagai pengendali gerakan mesin cuci.

2. Perangkat Human Machine Interface (HMI) menggunakan layar sentuh OMRON NB5Q-TW00B

3. Kapasitas mesin cuci maksimal 20 kg.

4. Menggunakan pemanas elektrik, suhu air maksimal 60 derajat.

5. Menggunakan 3 sensor tekanan air untuk 3 posisi ketinggian air (low, medium, high). Merk DUNGS seri LGW 150 A4.

6. Menggunakan sensor keamanan pintu.

7. Menggunakan sensor temperatur air pencucian. 8. Tersedia 5 pilihan program pencucian.

9. Hak akses pengoperasian mesin :

a. Operator : menghidupkan/mematikan mesin, memilih program P1 – P5, menjalankan/menghentikan program.

b. Teknisi mesin : merubah parameter program, mengunggah/mengunduh program PLC dan HMI.


(24)

1.4.

Metodologi Penelitian

Berdasar pada tujuan yang akan dicapai metode-metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur, yaitu mempelajari dan membaca tentang PLC, HMI, sensor, actuator, motor, yang kesemuanya itu akan dipasang pada mesin cuci.

2. Wawancara, yaitu dengan cara mendapatkan data dan masukan dengan mewancarai narasumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir dalam hal ini pelanggan dari PT ATMI SOLO.

3. Perancangan, yaitu tahapan perancangan tata letak HMI dan alamat memori PLC. 4. Pembuatan program HMI dan PLC.

5. Proses pengambilan data, yaitu proses pengujian terhadap sistem. Data diambil dari kinerja sistem untuk menguji keefektifan sistem yang ada.

6. Analisis dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis data dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh saat pengujian dengan data permintaan pelanggan.


(25)

Bab II

DASAR TEORI

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detil peralatan yang digunakan. Hal yang akan dibahas adalah Programmable Logic Controller (PLC), Human Machine Interface (HMI), motor induksi, inverter, sensor panas / thermocouple, pengendali panas / thermocontrol, sensor level, dispenser, pemanas, solenoid.

2.1.

Programmable Logic Controller (PLC)

PLC adalah sebuah bentuk khusus dari pengendali berbasis mikroprosesor yang menggunakan memori program untuk menyimpan instruksi dan mengimplementasikan fungsi logika urutan proses, timing, counting, dan fungsi aritmatika. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1969. Keuntungan utama penggunaan PLC ialah sistem kendali dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan tanpa harus mengubah komponen dasar pengendalinya. Dikarenakan sangat fleksibel terhadap variasi sistem kendali maka menjadi hemat biaya. Kelebihan PLC yang lain ialah :

 Tahan terhadap lingkungan kerja yang keras serta suhu, getaran, dan kebisingan yang dinamis.

Input / output sudah tersedia di unit PLC.

 Bahasa program dan pemrograman mudah dipahami. 2.1.1. Perangkat keras PLC

Gambar 2.1. Sistem PLC. [2]


(26)

Biasanya sistem PLC memiliki komponen fungsional Central Processing Unit (CPU), memori, unit catu daya / power supply unit, bagian input / output antarmuka, komunikasi antarmuka dan perangkat pemrograman. Sebuah PLC terdiri dari :

1. Unit prosesor atau CPU adalah unit yang mengandung mikroprosesor untuk menafsirkan sinyal input dan melakukan tindakan kontrol,sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori, serta mengkomunikasikan sinyal tindakan untuk output.

2. Unit catu daya / power supply yang dibutuhkan untuk mengubah listrik AC ke DC (5 V) yang diperlukan untuk prosesor.

3. Perangkat pemrograman / programming devices yang digunakan untuk memasukkan program ke memori prosesor. Program yang akan dimasukkan terlebih dahulu dibuat menggunakan perangkat lunak / software, dan kemudian dipindahkan ke unit memori PLC.

4. Unit memori / memory unit adalah tempat menyimpan program. Program tersebut digunakan untuk melakukan kontrol yang akan dilakukan oleh mikroprosesor. 5. Input and output berfungsi mengkomunikasikan informasi dari luar. Perangkat

input and output memberikan sinyal diskrit maupun digital. Perangkat digital dapat dianggap perangkat dasarnya diskrit yang memberikan urutan on-off sinyal (gambar 2.2). Perangkat analog memberikan sinyal yang ukurannya sebanding dengan ukuran variabel yang sedang dipantau. Sebagai contoh, sensor suhu dapat memberikan tegangan sebanding dengan temperatur.


(27)

2.1.2. Arsitektur Internal

Gambar 2.3 menunjukkan arsitektur internal dasar sebuah PLC. Arsitektur internal itu terdiri dari CPU yang berisi sistem mikroprosesor, memori, dan sirkuit input / output. Operasi proses di dalam CPU dilengkapi clock dengan kisaran frekuensi 1 MHz sampai dengan 8 MHz. Besarnya frekuensi clock menentukan kemampuan kecepatan operasi sebuah PLC. Sinyal informasi yang diolah di dalam PLC berbentuk sinyal digital. Jalur internal yang berfungsi untuk mengalirkan informasi digital ini disebut bus. Dalam arti fisik, bus adalah sejumlah konduktor yang mengalirkan sinyal elektrik ke beberapa elemen di dalam arsitektur internal PLC.

Gambar 2.3. Arsitektur Internal PLC. [2].

2.1.3. Central Processing Unit (CPU)

Struktur internal yang terdapat pada CPU tergantung dari jenis mikroprosesor yang terpasang di dalamnya. Umumnya terdapat :

Arithmetic and Logic Unit (ALU) yang bertugas melakukan manipulasi data dan menghasilkan data operasi penjumlahan dan perkalian, serta operasi gerbang logika AND, OR, NOT, dan EXCLUSIVE OR.

Memori, disebut juga dengan register yang terletak di dalam mikroprosesor dan digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang akan digunakan dalam pelaksanaan program.


(28)

2.1.4. Bus

Bus adalah jalur yang digunakan untuk komunikasi di dalam PLC. Informasi/data yang ditransmisikan berbentuk biner. Sekelompok data itu disebut dengan bit. Contoh data 8-bit : 00100111. Setiap bit dikomunikasikan secara bersamaan di sepanjang jalur paralel.

2.1.5. Memori

Terdapat beberapa elemen memory di PLC, yakni :

Read Only Memory (ROM), berfungsi sebagai tempat penyimpanan data secara permanen. Data itu digunakan oleh CPU dalam operasinya.

Random Access Memory (RAM), untuk pengguna.

Random Access Memory (RAM), untuk data. Berfungsi untuk menyimpan informasi/data dari status input, output, timer, dan counter. Data yang tersimpan pada RAM disebut juga sebagai tabel data atau data register. Data tersebut dapat berfungsi sebagai preset data, dan bisa juga data tersebut merupakan data yang tersimpan sebagai nilai hasil dari operasi counter maupun timer.

 Ada juga PLC yang menyediakan Erasable and Programmable Read Only Memory (EPROM), yakni ROM yang dapat dikendalikan dengan program permanen.

Program dan data yang tersimpan di RAM dapat dirubah oleh pengguna. Semua jenis PLC memiliki RAM yang berfungsi untuk menyimpan program yang telah dibuat oleh pengguna. Untuk mencegah hilangnya program saat catu daya dimatikan, maka PLC dilengkapi dengan baterai.

Kapasitas memori ditentukan oleh banyaknya data biner yang dapat disimpan. Misalnya, terdapat sebuah ukuran memori 256 kata, maka memori ini dapat menyimpan 256 x 8 = 2048 bit untuk data 8-bit. Sama halnya dengan 256 x 16 = 4096 bit untuk data 16-bit. Ukuran memori seringkali ditentukan dari jumlah lokasi penyimpanan yang tersedia dengan 1K mewakili nomor 210, yakni 1024. Byte digunakan untuk menyebut sebuah data 8-bit. Sehingga jika terdapat 4 buah memori masing-masing 4K, dapat menyimpan 4K x 8 memori x 1024 bit = 32768 bit = 4096 byte.

Tabel 2.1. adalah struktur alamat data register pada FX3U, yakni sebagai berikut : 1. Area general type (D0 sampai D199) adalah area yang tidak dikunci atau tempat

penyimpanan data yang tidak didukung oleh baterai, sehingga data akan hilang saat dilakukan pemutusan sumber daya. Area ini dapat diatur menjadi area yang dimungkinkan untuk dikunci dengan cara mengatur parameter PLC.


(29)

2. Area latched (D200 sampai D511) adalah area yang dikunci atau penyimpanan data didukung oleh baterai, sehingga data akan tetap tersimpan meskipun dilakukan pemutusan sumber daya. Area ini dapat diatur menjadi area yang tidak terkunci dengan cara mengatur parameter PLC.

3. Area fixed latched (D512 sampai D7999) adalah area penyimpanan data yang dikunci atau penyimpanan data didukung oleh baterai, sehingga data akan tetap tersimpan meskipun dilakukan pemutusan sumber daya. Pada area ini tidak dapat dilakukan pengaturan parameter PLC.

4. Data register mulai dari D1000 hingga 500 alamat berikutnya dapat digunakan sebagai file register.

5. Terdapat alamat data register D8000 dampai D8511 yang berfungsi untuk menyimpan data-data khusus dan untuk keperluan operasi khusus. Misalnya operasi clock, high speed counter, dan sebagainya.

6. Tabel 2.1. Tabel Data Register PLC Mitsubishi FX3U. [3]. 7.

8. 9. 10. 11.

2.1.6. Auxiliary Relay

Tabel 2.2. Auxiliary Relay pada PLC Mitsubishi FX3U. [3].

Auxiliary relay adalah sarana bantu dalam pemrograman PLC yang dapat digunakan seperti halnya kontak relay NO dan NC tapi terpasang di dalam PLC. Meski demikian beban-beban eksternal tidak bisa langsung digerakkan oleh auxiliary relay, melainkan tetap harus melalui output relay.

1. Area general type (M0 sampai M499) adalah area yang tidak dikunci atau relay yang tidak didukung oleh baterai, dengan demikian kondisi relay akan kembali ke


(30)

posisi semula saat dilakukan pemutusan sumber daya. Area ini dapat diatur menjadi area yang dimungkinkan untuk dikunci dengan cara mengatur parameter PLC. 2. Area latched (M500 sampai M1023) adalah area yang dikunci atau relay yang

didukung oleh baterai, dengan demikian kondisi relay akan tetap di kondisi terakhir meskipun dilakukan pemutusan sumber daya. Area ini dapat diatur menjadi area yang tidak terkunci dengan cara mengatur parameter PLC.

3. Area fixed latched (M1024 sampai M7679) adalah area relay yang dikunci atau relay yang didukung oleh baterai, sehingga data akan tetap tersimpan meskipun dilakukan pemutusan sumber daya. Pada area ini tidak bisa dilakukan pengaturan parameter PLC.

4. Terdapat relay M8000 dampai D8511 yang berfungsi untuk untuk keperluan operasi khusus. Misalnya operasi dengan clock, high speed counter, dan sebagainya.

2.1.7. Input / Output Unit

Input / output unit menghubungkan antara sistem di dalam PLC dengan perangkat luar. Misalnya, input dihubungkan dengan sensor, dan output dihubungkan dengan motor dan solenoid. Setiap input dan output memiliki nama alamat yang nantinya digunakan oleh CPU. Pada PLC Mitsubishi FX3U-48M yang akan digunakan, alamat input adalah X000 X027, sedangkan alamat output adalah Y000 – Y027.

2.1.8. Timer

Terdapat beberapa bentuk timer dalam PLC. On-delay timer adalah sebuah fungsi pengaturan waktu tunda output timer untuk menjadi ON sesaat setelah input diberikan (gambar 2.4(a)). Off-delay timer adalah sebuah fungsi pengaturan waktu tunda output timer untuk menjadi OFF sesaat setelah input dilepas (gambar 2.4(b)). Pulse timer adalah sebuah fungsi pengaturan waktu tunda output timer untuk menjadi ON atau OFF sesuai waktu yang diberikan (gambar 2.4(c)).


(31)

Gambar 2.5. Contoh pemrograman timer pada PLC Mitsubishi. [1].

Tabel 2.3. Timer pada PLC Mitsubishi FX3U. [3].

Timer dan clock terdapat di dalam PLC, dengan pulsa clock 1 ms, 10 ms, 100 ms, dan seterusnya. Nilai dapat diatur secara langsung dengan konstanta K, dan dapat pula diatur secara tidak langsung dengan variabel D dan mengambil nilai yang tersimpan di data register. Penjelasan Tabel 2.3. sebagai berikut :

1. T0 - T199 menyediakan pulsa clock 100 ms, dengan rentang durasi 0,1 - 3276,7 detik. T192 - T199 memiliki tipe timer yang bersifat looping, dimana pada saat timer mencapai nilai yang dikehendaki akan mengaktifkan koil, dan segera menon-aktifkan lagi, sedangkan timer akan melanjutkan proses dari nol. Area timer ini tidak didukung dengan baterai untuk penyimpanan permanen.

2. T200 - T245 menyediakan pulsa clock 10 ms, dengan rentang durasi 0,01 - 327,67 detik. Area timer ini tidak didukung dengan baterai untuk penyimpanan permanen. 3. T246 - T249 menyediakan pulsa clock 1 ms, dengan rentang durasi 0,001 – 32,767

detik. Jenis timer adalah interrupt execution latched, yang artinya didukung oleh baterai untuk penyimpanan data timer yang sedang berlangsung, sehingga jika terjadi pemutusan sumber daya maka proses timer bisa dilanjutkan dari nilai terakhir yang telah dicapai.


(32)

4. T250 - T255 menyediakan pulsa clock 100 ms, dengan rentang durasi 0,1 – 3276,7 detik. Jenis timer adalah interrupt execution latched, yang artinya didukung oleh baterai untuk penyimpanan data timer yang sedang berlangsung, sehingga jika terjadi pemutusan sumber daya maka proses timer bisa dilanjutkan dari nilai terakhir yang telah dicapai.

5. T256 – T511 menyediakan pulsa clock 1 ms, dengan rentang durasi 0,001 – 32,767 detik. Area timer ini tidak didukung dengan baterai untuk penyimpanan permanen.

2.1.9. Counter

Pada PLC disediakan counter, berfungsi untuk menghitung munculnya sinyal masukan / input. Contoh aplikasinya untuk menghitung jumlah barang yang melewati conveyor, menghitung angka putaran, menghitung jumlah orang yang melewati pintu, dan sebagainya. Biasanya pada fungsi counter diberikan preset number. Jika preset number yang diberikan sudah terlampaui maka status berikutnya akan berubah. Terdapat 2 (dua) macam tipe counter, yaitu down-counter dan up-counter. Pada down-counter, counter akan menghitung mundur mulai dari preset number sampai dengan 0 (nol). Jika counter sudah mencapai nilai 0 (nol), maka status pada proses berikutnya akan berubah. Sedangkan pada up-counter, counter akan menghitung mulai dari 0 (nol), sampai dengan nilai yang ditetapkan sebagai preset number. Saat counter mencapai nilai preset number, maka status pada proses berikutnya akan berubah.

Gambar 2.6. menunjukkan pemrograman dasar counter. Jika terdapat sinyal pada In 1, maka counter akan reset dan memulai penghitungan dari nol. Misalnya preset number yang kita berikan pada counter adalah 10 (sepuluh). Jika In 2 mendapatkan 10 kali sinyal, maka kontaktor counter akan tertutup dan akan terjadi output pada Out 1. Kapanpun pada saat perhitungan, jika In 1 mendapatkan sinyal, maka counter akan mengalami reset dan perhitungan dimulai dari 0 lagi.


(33)

Tabel 2.4. Counter pada PLC Mitsubishi FX3U. [3].

Tabel 2.4 menunjukkan karakteristik counter pada PLC Mitsubishi FX3U, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. C0 – C99 adalah up counter 16 bit, dengan rentang penghitungan dari 0 – 32767. Pada area counter ini penyimpanan data penghitungan tidak didukung dengan baterai, sehingga proses penghitungan akan dimulai dari 0 setiap pertama kali sumber daya diberikan.

2. C100 – C199 adalah up counter 16 bit, dengan rentang penghitungan 0 – 32767. Pada area counter ini penyimpanan data penghitungan didukung dengan baterai, sehingga proses penghitungan dapat berlanjut meskipun setelah terjadi pemutusan sumber daya.

3. C200 – C219 adalah bi-directional counter 32 bit, dengan rentang penghitungan dari -2.147.483648 sampai dengan +2.147.483.647. Pada area counter ini penyimpanan data penghitungan tidak didukung dengan baterai, sehingga proses penghitungan akan dimulai dari 0 setiap pertama kali sumber daya diberikan. 4. C220 – C234 adalah bi-directional counter 32 bit, dengan rentang penghitungan

dari -2.147.483648 sampai dengan +2.147.483.647. Pada area counter ini penyimpanan data penghitungan didukung dengan baterai, sehingga proses penghitungan dapat berlanjut meskipun setelah terjadi pemutusan sumber daya.

2.1.10. Penanganan Data

Untuk berkomunikasi dengan perangkat lain, contohnya display monitor, biasanya PLC menggunakan format binary coded decimal (BCD). Sebagai ilustrasi contoh, sebuah nilai desimal 123. Angka desimal 3 direpresentasikan dengan angka biner 4-bit 0011, angka desimal 2 direpresentasikan sebagai 0010, dan angka 1 direpresentasikan sebagai 0001. Dengan demikian angka BCD untuk 123 adalah 0001 0010 0011. Berikut ini adalah beberapa contoh instruksi penanganan data pada PLC :


(34)

a. Data movement / pemindahan data. Pemindahan data biasa dilakukan untuk memindah data timer, counter ke register tempat penyimpanan data, atau bisa juga dari input ke register dan register ke output. Biasa disimbolkan dengan MOV atau MOVE. Gambar 2.7. adalah contoh pemrograman PLC Mitsubishi. Dapat diuraikan, bahwa saat diberikan input pada | |, maka pemindahan data (S) akan dilakukan dari alamat awal (D1) menuju alamat yang dituju (D2).

Gambar 2.7. Contoh pemrograman pemindahan data pada PLC Mitsubishi. [2].

b. Data comparison / pembandingan data. Instruksi pembandingan data digunakan untuk membandingkan dua data. Contohnya membandingkan data yang diperoleh dari input dengan data yang terdapat di register. Biasanya PLC dapat membandingkan dua data dengan perintah :

less than / lebih kecil dari, disimbolkan : ˂, atau LT, atau LES

equal to / sama dengan, disimbolkan dengan : =, atau EQ, atau EQU

less than or equal to / lebih kecil dari atau sama dengan, disimbolkan : , atau <=, atau LE, atau LEQ.

greater than / lebih besar dari, disimbolkan : ˃, atau GT, atau GRT.

greater than or equal to / lebih besar dari atau sama dengan, disimbolkan : , atau GE, atau GEQ.

not equal to / tidak sama dengan, disimbolkan : ≠, atau NE, atau NEQ.

Gambar 2.8. Contoh pemrograman pembandingan data pada PLC Mitsubishi. [2].

2.1.11. Operasi Aritmatika

PLC dilengkapi dengan fungsi aritmatika seperti penambahan disimbolkan dengan ADD, pengurangan disimbolkan dengan SUB, perkalian disimbolkan dengan MUL,


(35)

pembagian disimbolkan dengan DIV, dan beberapa fungsi lain seperti eksponensial. Namun tidak semua PLC bisa melakukannya, tergantung jenis PLC tersebut. Misalnya operasi penambahan dan pengurangan digunakan untuk mendapatkan nilai baru dari dua data yang sudah tersimpan di register.

Untuk mengendalikan sistem yang dibuat di tugas akhir ini menggunakan PLC Mitsubishi FX3U-48M, dengan spesifikasi sebagai berikut: power supply AC, 24 input DC, 24 output DC, output relay. Kabel penghubung untuk komunikasi program menggunakan terminal USB.


(36)

2.2.

Human Machine Interface (HMI)

Human Machine Interface (HMI) adalah unit kontrol terpusat untuk fasilitas manufaktur yang dilengkapi dengan penerima data, event logging, video feed, dan pemicu. HMI dapat digunakan untuk mengakses sistem setiap saat untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menampilkan kesalahan mesin, menampilkan status proses, menampilkan jumlah produk, dan tempat dimana operator melakukan pengendalian mesin. Penggunaan HMI memiliki beberapa keuntungan, misalnya penggunaan kode warna sehingga memudahkan identifikasi, penggunaan ikon atau gambar sehingga mudah dikenali, dan layar yang dapat dirubah-rubah sehingga memungkinkan untuk pembuatan level akses masuk ke sistem. Pada sistem manufaktur HMI harus bekerja secara terintegrasi dengan Programmable Logic Controller (PLC). PLC akan mengambil informasi dari sensor, dan mengubahnya ke aljabar Boolean [2].

Pada skripsi ini HMI digunakan sebagai masukan, tampilan parameter, dan tampilan monitor proses mesin cuci. HMI yang digunakan adalah OMRON NB5Q-TW00B.

2.3.

Motor Induksi

Motor induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Motor induksi memiliki beberapa parameter yang bersifat non-linier, terutama resistansi rotor, yang memiliki nilai bervariasi untuk kondisi operasi yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan pengaturan pada motor induksi lebih rumit dibandingkan dengan motor DC.

Gambar 2.10. Motor 3 Phasa Sangkar Tupai [4].

Stator

Rotor


(37)

Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas penggunaannya. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator terdiri dari 3 kelompok lilitan yang berdiri sendiri dengan posisi sudut 1200. Ketika dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga phasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.

�� = 120. (2.1)

ns= kecepatan sinkron f = frekuensi

p = jumlah kutub

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. [3].

� =��−�

�� (2.2)

s = slip

ns= kecepatan sinkron n = kecepatan rotor

�= �. (1− �) (2.3)

2.4.

Inverter

Inverter merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah sumber tegangan searah (direct current DC) menjadi tegangan bolak-balik (alernating current – AC) yang frekuensinya dapat diubah-ubah. Inverter disusun dari perangkat elektronik (thyristor atau SCR) yang mengatur daya DC, On dan OFF sehingga dapat menghasilkan daya luaran AC yang dapat dikontrol frekuensi maupun tegangannya. Inverter ini selanjutnya digunakan untuk mencatu motor induksi. Dengan adanya perubahan kecepatan putaran dari motor induksi sesuai dengan persamaan kecepatan motor sinkron.


(38)

Menurut Rashid [5], terdapat tiga jenis inverter, yaitu: (1) inverter sumber arus (Current Source CSI), (2) inverter tegangan variabel (Variable Voltage Inverter-VVI), dan (3) inverter lebar pulsa termodulasi (Pulse Width Modulation-PWM). Jika digunakan untuk sumber motor induksi, CSI digunakan untuk pengendali arus pada motor, VVI untuk mengontrol tegangan dan frekuensi pada motor untuk menghasilkan operasi kecepatan variabel, dan inverter PWM merupakan inverter penyempurnaan dari inverter VVI, baik pada bagian input tegangan dan output penggerak frekuensi variabel. Inverter PWM merupakan inverter yang paling rumit dan paling mahal jika dibandingkan dengan kedua jenis inverter lain.

Sumber catu ideal yang diinginkan pada keluaran inverter sebenarnya adalah gelombang sinus murni. Gelombang yang tidak sinus murni menyebabkan berbagai kerugian seperti overheat, penurunan faktor daya, penurunan efisiensi dan lain-lain. [5].

2.5.

Pengendali Suhu

Kontrol suhu digunakan unrtuk mempertahankan suhu tertentu di dalam suatu proses atau perlindungan terhadap kondisi suhu berlebihan. Pengontrol suhu terdapat tiga bagian yang saling berhubungan yaitu unit pengontrol, unit pemanas dan unit sensor dimana sensor bisa berupa thermocouple atau RTD. Cara kerjanya membandingkan suhu sesungguhnya dengan suhu kontrol yang dikehendaki atau titik penyetelan. Kontrol suhu yang digunakan dalam mesin cuci ini adalah on-off. Pengontrol on–off akan menghidupkan pemanas ketika suhu di bawah titik penyetelan dan mati apabila suhu mencapai titik penyetelan. Kontrol jenis ini digunakan pada sistem dimana kontrol presisi tidak diperlukan, pada sistem dengan masa yang begitu besar sehingga suhu berubah sangat lambat atau untuk sebagai alarm suhu. [5].

2.6.

Sensor Level

Dungs Seri LGW 150 A4 merupakan sebuah switch atau saklar yang bekerja dengan sistem perbedaan tekanan. [6]. Saklar elektronik pada sensor ini akan hidup atau mati ketika seting referensi tekanan dilakukan pada batas atas atau bawah. Dalam ilmu fisika tekanan mempunyai rumusan sebagai berikut :


(39)

�= �. . (2.4)

P = Tekanan (N/m2 = Pa)

ρ = Masa jenis cairan ( Kg/m3 )

h = ketinggian cairan (m)

Gambar 2.11. Diagram Referensi Tekanan Batas Atas dan Batas Bawah

Spesifikasi dari sensor level Dungs Seri LGW150 A4 adalah sebagai berikut:

 Tekanan Maksimal : 500 mbar (50 kPa)

 Rentang penyetelan : 30 – 150 mbar

 Pengunaan : air dan gas

 Temperatur kerja : -150C sampai dengan +700C

 Tegangan saklar : 10 – 250 V AC dan 12 – 48 V DC


(40)

2.7.

Chemical Dispenser

Chemical dispenser menggunakan merek Knight tipe One Shot OS-100 L/S. Dispenser jenis ini menggunakan pengendali mikroprosesor, dan sangat tepat untuk penggunaan injeksi bahan kimia pada mesin cuci. Fitur kendali yang tersedia diantaranya pump timer, delay timer, dan lock out time. Sinyal input pemicu kerja pompa adalah 14 – 240 VAC. [7].

Gambar 2.13. Chemical Dispenser Knight One Shot OS-100 L/S

2.8.

Relay

Relay pengendali elektromekanis (EMR = electromechanical relay) adalah sebuah saklar magnetis yang dapat dikendalikan dengan permberian energi elektromagnetis. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

1. Koil : lilitan dari relay

2. Common : bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).

3. Kontak : terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

NC (Normally Closed) merupakan saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Sedangkan NO (Normally Open) merupakan saklar dari relay yang dalam keadaan normal (relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common. [8].


(41)

2.9.

Kontaktor

Kontaktor magnet adalah suatu alat yang sangat sering dipakai di industri. Industri-industri besar pasti sangat bergantung pada alat ini. Melalui alat inilah, kita dengan mudah dapat mengendalikan beban yang berat seperti motor 3 phasa. Pada dasarnya, prinsip kerja magnetic contactor ini sama dengan sebuah relay, yaitu menghubung dan memutuskan aliran listrik. Demikian juga dengan aktuator, alat ini menggunakan suatu coil (kumparan) yang bila dialiri listrik kumparan tersebut memunculkan medan magnet. Medan magnet inilah yang dapat mengendalikan kontak-kontak yang ada pada magnetic contactor.

Hal yang membuat kontaktor magnet berbeda dengan relay adalah, kontaktor magnet mempunyai kontak NO utama, yaitu kontak yang dibuat khusus untuk mengendalikan sebuah motor 3 phase. [8].

Gambar 2.15. Kontaktor

2.10.

Pemanas Elektrik

Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. Prinsip kerja elemen panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen. Sebagian besar elemen pemanas menggunakan bahan nichrome 80/20 (80% nikel, 20% kromium) dalam bentuk kawat, pita, atau strip. 80/20 nichrome merupakan bahan yang baik, karena memiliki ketahanan yang relatif tinggi dan membentuk lapisan kromium oksida ketika dipanaskan untuk pertama kalinya, sehingga bahan di bawah kawat tidak akan teroksidasi untuk mencegah kawat terputus atau terbakar. [9].


(42)

Perhitungan daya elemen pemanas menggunakan prinsip hukum ohm.

P = V . I (2.5)

P = Daya (VA) V = Tegangan (Volt) I = Arus (ampere)

Gambar 2.16. Pemanas Elektrik

2.11.

Solenoid Valve / Katup Solenoid

Solenoid valve adalah katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC maupun DC melalui kumparan / solenoida. Katup solenoid sering digunakan dalam sistem fluida. Mempunyai lubang inlet dan outlet. Lubang inlet berfungsi sebagai jalur masuk fluida, sedangkan lubang outlet berfungsi sebagai keluarnya fluida. Terdapat 2 jenis, normally open dan normally close.

Solenoid valve akan bekerja bila kumparan/coil mendapatkan tegangan arus listrik yang sesuai dengan tegangan kerja (kebanyakan tegangan kerja solenoid valve adalah 100/200VAC dan kebanyakan tegangan kerja pada tegangan DC adalah 12/24VDC). Saat diberi tegangan, pin akan tertarik karena gaya magnet yang dihasilkan dari kumparan solenoida. [10].


(43)

2.12.

Limit Switch

Limit Switch adalah alat bantu saklar yang bisa menghasilkan perubahan status dari on ke off atau dari 1 ke 0, atau sebaliknya bila sesuatu telah mengenai batas yang telah ditentukan. Dalam penggunaan di sistem mesin cuci ini, limit switch berfungsi untuk sensor pintu, yakni untuk mengetahui status pintu terkunci atau tidak terkunci. [11].


(44)

Bab III

RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan perancangan seluruh sistem dalam tugas akhir ini. Perancangan meliputi perangkat kendali saja. Rancangan sistem lengkap yang akan dibuat yakni sebagai berikut :

Gambar 3.1. Rancangan Sistem Lengkap Mesin Cuci

Bagian yang akan diteliti


(45)

3.1.

Permintaan Pelanggan

Telah dilakukan wawancara dengan Direktur PT. Aqualis Fabricare, Bapak Teddy Tjoegito untuk mendapatkan informasi mengenai spesifikasi permintaan perbaikan mesin cuci. Dari wawancara diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Pelanggan memberikan batasan tentang banyaknya volume air yang dimasukkan ke dalam ruang pencucian untuk 3 (tiga) kondisi volume cucian, yaitu : low, medium, dan high. Selanjutnya, untuk menentukan perbandingan antara volume air dan volume cucian perlu dilakukan percobaan.

b. Durasi pencucian yang diminta tidak termasuk proses pemanasan air. Sedangkan suhu air yang digunakan untuk proses pencucian adalah 60 derajat celcius.

c. Jenis cucian dibedakan berdasarkan bahan atau material kain, yaitu : wool (selimut, handuk), katun (sprei), sutra (korden), lycra (pakaian), linen (sprei, bed cover). Oleh karena itu ketersediaan pilihan program pencucian harus mengakomodir jenis-jenis kain tersebut. Pelanggan meminta agar disediakan sebanyak 5 (lima) nomor program yang dapat diisi dengan parameter-parameter pencucian sesuai dengan jenis cucian. d. Perlu dicantumkan waktu proses pencucian / time remaining washing process agar

operator bisa dengan mudah memantau jalannya proses pencucian. e. Disediakan tombol emergency stop untuk keamanan pengoperasian.

f. Jika terjadi putusnya sumber listrik atau mati listrik, maka proses pencucian harus dapat diteruskan tanpa harus memulai dari awal.

g. Selama proses pencucian tidak menggunakan detergen, melainkan menggunakan cairan kimia yang telah disediakan oleh PT. Aqualis Fabricare. Cairan kimia yang dipergunakan sejumlah 2 (dua) jenis, penggunaannya disesuaikan dengan jenis kain. Pengaturan jenis cairan kimia dan besarnya volume yang dimasukkan dilakukan oleh ahli cuci PT. Aqualis Fabricare.

h. Mesin cuci terdiri dari dua pintu. Pintu samping untuk memasukkan pakaian kotor, dan pintu depan untuk mengambil pakaian yang sudah dicuci. Tujuannya agar higienis.

3.2.

Gerakan Dasar Mesin Cuci

Sebagai dasar dari pembuatan program pergerakan mesin cuci, telah dilakukan klarifikasi permintaan yang diajukan oleh PT Aqualis Fabricare, yakni tentang urutan /


(46)

sequence dari mesin cuci. Urutan gerakan mesin cuci berikut penggunaan air, cairan kimia, putaran ruang cuci, arah putaran, dan durasi tiap proses dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1. Urutan Proses Mesin Cuci.

No Proses

Water in valve Water out valve Water level Kimia 1 Kimia 2 Kimia 3 Putaran (rpm) Arah

Putaran Durasi

1

Pre wash

1 ON OFF 1 OFF OFF OFF 50 CW/CCW

s.d. level 1 tercapai +

optional Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

2

Pre wash

2 ON OFF 1 ON OFF OFF 50 CW/CCW

s.d. level 1 tercapai +

optional Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

3

Main

wash 1 ON OFF optional OFF ON OFF 50 CW/CCW

s.d. level 3 tercapai + optional

Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

4

Main

wash 2 ON OFF optional OFF ON OFF 50 CW/CCW

s.d. level 3 tercapai +

optional Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

5

Rinse 1 ON OFF optional OFF OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional

Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

6

Rinse 2 ON OFF optional OFF OFF OFF 50 CW/CCW s.d. level 3 tercapai + optional

Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

7

Final

rinse ON OFF 1 OFF OFF ON 50 CW/CCW

s.d. level 2 tercapai +

optional Drain OFF ON OFF OFF OFF OFF 50 CW optional

150 CW optional

8 Extract OFF ON OFF OFF OFF OFF

50 CW optional

150 CW optional

700 CW optional

Penjelasan masing-masing proses sebagai berikut: a. Pra pencucian / pre wash

Pra pencucian atau pre wash adalah sebuah proses tahap awal untuk melarutkan kotoran yang melekat pada kain. Pra pencucian dilakukan 2 (dua) kali. Pra pencucian yang pertama adalah gerakan mencuci dengan air, sedangkan pra


(47)

pencucian yang kedua adalah gerakan mencuci dengan air ditambah dengan cairan kimia 1. Gerakan mencuci ialah gerakan berputarnya ruang pencucian secara bolak-balik (CW dan CCW) dengan putaran tertentu dan dalam periode tertentu. Proses pra pencucian diakhiri dengan gerakan pemerasan dengan tujuan untuk mengurangi kandungan air dan cairan kimia yang tertinggal di cucian.

b. Pencucian utama / main wash

Pencucian utama atau main wash adalah sebuah proses mencuci yang sesungguhnya. Dalam prosesnya, air dan cairan kimia 2 dimasukkan ke dalam ruang pencucian, kemudian dilanjutkan dengan gerakan mencuci. Proses main wash diakhiri dengan gerakan pemerasan. Siklus proses main wash dilakukan 2 (kali), sehingga terdapat main wash pertama dan main wash kedua.

c. Pembilasan / rinse

Pembilasan atau rinse adalah proses melepaskan kotoran dan sisa cairan kimia dari cucian. Proses yang dilakukan dalam rinse diawali dengan masuknya air ke dalam ruang pencucian, kemudian dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian secara bolak-balik (CW dan CCW) dengan putaran tertentu dan dalam periode tertentu. Proses rinse diakhiri dengan gerakan pemerasan. Siklus proses rinse dilakukan 2 (kali), sehingga terdapat proses rinse pertama dan rinse kedua.

d. Pembilasan akhir / final rinse

Pembilasan akhir atau final rinse adalah proses membilas cucian dengan cairan kimia yang berfungsi sebagai pelembut kain. Proses yang dilakukan adalah masuknya air dan cairan kimia 3, kemudian ruang pencucian berputar beberapa saat agar cairan kimia 3 dapat tercampur dengan baik ke dalam cucian.

e. Pemerasan / extract

Pemerasan atau extract adalah proses memeras cucian agar terjadi pelepasan air dari kain. Prosesnya diawali dengan berputarnya ruang pencucian dengan putaran tertentu selama beberapa saat agar beban kain tersebar merata di sekeliling ruang pencucian. Kemudian gerakan dilanjutkan dengan berputarnya ruang pencucian pada putaran dan periode tertentu sampai dengan kadar air di dalam cucian berkurang.

f. Drain / pembuangan air. Drain atau pembuangan air adalah proses mengeluarkan air dari ruang cuci. Seluruh jenis proses kecuali proses extract / pemerasan selalu


(48)

diakhiri dengan proses drain / pembuangan air. Proses ini disertai dengan gerakan berputarnya ruang pencucian.

Pada kolom water level (Tabel 3.1), yang dimaksud dengan optional ialah pilihan level ketinggian air yang disesuaikan dengan banyaknya kain yang akan dicuci. Jika kain yang akan dicuci dalam jumlah sedikit, maka operator dapat menggunakan level 1. Jika kain yang akan dicuci dalam jumlah sedang, maka operator dapat menggunakan level 2. Jika kain yang akan dicuci dalam jumlah besar, maka operator menggunakan level 3. Sedangkan pada kolom durasi, yang dimaksud dengan optional ialah durasi pada proses terkait dimungkinkan untuk diatur sesuai dengan kebutuhan. Bagian-bagian yang dimungkinkan untuk dilakukan pengaturan ini nantinya disebut sebagai parameter proses. Parameter proses ini akan disimpan ke dalam 5 (lima) program yang disediakan.

3.3.

Urutan Mencuci

Gambar 3.2 menerangkan urutan langkah-langkah proses mencuci. Setelah pengguna memilah jenis kain, maka langkah berikutnya adalah memilih nomor program yang akan dijalankan. Dengan demikian parameter cuci pada program yang akan dijalankan sudah disetel sesuai dengan karakteristik kain yang akan dicuci. Langkah berikutnya adalah menimbang kain yang akan dicuci. Banyaknya kain yang akan dicuci akan memberikan pilihan kepada pengguna tentang besarnya volume air yang diperlukan selama proses pencucian.


(49)

MULAI

Timbang bobot kain

Berat ≤ 7kg ? Berat ˃ 7kg dan Berat ≤ 14kg ?

Berat ˃ 14kg dan

Berat ≤ 20kg ?

Masukkan data berat cucian, level air menunjukkan L1 Pilah jenis kain

Masukkan nomor program

Y

T T

Y Y

Masukkan kain ke ruang cuci

Kunci pintu, pastikan indikator pengunci menyala

Mulai mencuci dengan sentuh

“START” di layar

HMI

Proses cuci selesai, buzzer berbunyi, indikator

pengunci mati

Buka pintu

Keluarkan kain

SELESAI

T

Proses cuci Display :

time remaining, nomor program, berat kain.

Masukkan data berat cucian, level air menunjukkan L2

Masukkan data berat cucian, level air menunjukkan L3


(50)

3.4.

Rancangan Rangkaian Daya pada PLC dan HMI

Rangkaian membutuhkan Power Supply untuk mengaktifkan sistem. Tegangan masukan yang dibutuhkan adalah 220 VAC. PLC dan HMI membutuhkan tegangan 24 VDC, dan inverter menggunakan tegangan sumber 220 VAC.

Gambar 3.3. Rangkaian Daya PLC dan HMI

3.5.

Rancangan HMI

3.5.1. Perangkat keras HMI

HMI yang digunakan dalam sistem ini adalah OMRON NB5Q-TW00B. Power supply 24 VDC. PC dihubungkan ke HMI dengan menggunakan USB slave terminal. HMI dihubungkan ke PLC dengan menggunakan kabel RS232 9 pin. Dari HMI kabel dihubungkan melalui terminal COM2 dan kemudian pada PLC dihubungkan ke terminal RS422.

Gambar 3.4. HMI OMRON NB5Q-TW00B


(1)

Tabel 3.11. Daftar Alamat Data Program 5

Alamat Komentar Fungsi

D1510 dsv_ch1_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses prewash 1 D1511 dsv_ch2_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses prewash 1 D1512 dsv_ch3_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses prewash 1 D1513 dsv_sp1_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses prewash 1 D1514 dsv_sp2_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses prewash 1 D1515 dsv_sp3_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses prewash 1 D1516 dsv_heat_pw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses prewash 1 D1520 dsv_ch1_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses prewash 2 D1521 dsv_ch2_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses prewash 2 D1522 dsv_ch3_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses prewash 2 D1523 dsv_sp1_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses prewash 2 D1524 dsv_sp2_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses prewash 2 D1525 dsv_sp3_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses prewash 2 D1526 dsv_heat_pw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses prewash 2 D1530 dsv_ch1_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses main wash 1 D1531 dsv_ch2_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses main wash 1 D1532 dsv_ch3_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses main wash 1 D1533 dsv_sp1_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses main wash 1 D1534 dsv_sp2_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses main wash 1 D1535 dsv_sp3_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses main wash 1 D1536 dsv_heat_mw1_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses main wash 1 D1540 dsv_ch1_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses main wash 2 D1541 dsv_ch2_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses main wash 2 D1542 dsv_ch3_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses main wash 2 D1543 dsv_sp1_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses main wash 2 D1544 dsv_sp2_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses main wash 2 D1545 dsv_sp3_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses main wash 2 D1546 dsv_heat_mw2_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses main wash 2 D1550 dsv_ch1_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses rinse 1 D1551 dsv_ch2_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses rinse 1 D1552 dsv_ch3_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses rinse 1 D1553 dsv_sp1_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses rinse 1 D1554 dsv_sp2_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses rinse 1 D1555 dsv_sp3_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses rinse 1 D1556 dsv_heat_r1_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses rinse 1 D1560 dsv_ch1_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses rinse 2 D1561 dsv_ch2_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses rinse 2 D1562 dsv_ch3_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses rinse 2 D1563 dsv_sp1_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses rinse 2 D1564 dsv_sp2_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses rinse 2 D1565 dsv_sp3_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses rinse 2


(2)

Tabel 3.11. Daftar Alamat Data Program 5 (lanjutan)

Alamat Komentar Fungsi

D1566 dsv_heat_r2_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses rinse 2

D1570 dsv_ch1_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses final rinse D1571 dsv_ch2_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses final rinse D1572 dsv_ch3_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses final rinse D1573 dsv_sp1_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses final rinse D1574 dsv_sp2_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses final rinse D1575 dsv_sp3_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses final rinse D1576 dsv_heat_fr_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses final rinse D1580 dsv_ch1_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 1 untuk proses extract D1581 dsv_ch2_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 2 untuk proses extract D1582 dsv_ch3_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter chemical 3 untuk proses extract D1583 dsv_sp1_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 1 untuk proses extract D1584 dsv_sp2_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 2 untuk proses extract D1585 dsv_sp3_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter putaran 3 untuk proses extract D1586 dsv_heat_ext_p5 Menyimpan aktivasi parameter heater untuk proses extract


(3)

Tabel 3.12. Daftar Alamat Internal Relay Untuk Tombol dan Pantauan

Alamat Komentar Fungsi

M50 disp_lv3 Menampilkan indikator kerja sensor level air 3 M51 disp_lv2 Menampilkan indikator kerja sensor level air 2 M52 disp_lv1 Menampilkan indikator kerja sensor level air 1 M53 disp_ch3 Menampilkan indikator kerja chemical 3 M54 disp_ch2 Menampilkan indikator kerja chemical 2 M55 disp_ch1 Menampilkan indikator kerja chemical 1 M56 disp_win Menampilkan indikator kerja katup air masuk M57 disp_heat Menampilkan indikator kerja pemanas M58 disp_wout Menampilkan indikator kerja katup air keluar

M59 pause Tombol proses berhenti sementara

M60 endpro Tombol mengakhiri proses

M69 lock Tombol mengunci pintu

M70 unlock Tombol membuka kunci pintu

M71 start Tombol memulai proses

M72 gotopgm Tombol ganti layar menuju menu program

M73 gotoman Tombol ganti layar menuju menu manual

M74 gotomain Tombol ganti layar menuju menu maintenance

M80 codeok Menampilkan indikator kecocokan kata sandi

M81 codeerr Menampilkan indikator kegagalan kata sandi

M82 gotop1 Tombol ganti layar menuju daftar parameter program 1 M83 gotop2 Tombol ganti layar menuju daftar parameter program 2 M84 gotop3 Tombol ganti layar menuju daftar parameter program 3 M85 gotop4 Tombol ganti layar menuju daftar parameter program 4 M86 gotop5 Tombol ganti layar menuju daftar parameter program 5

M87 chgok Menampilkan indikator kecocokan konfirmasi perubahan kata sandi M88 chgerr Menampilkan indikator kegagalan konfirmasi perubahan kata sandi

M89 chgsave Tombol untuk menyimpan perubahan kata sandi

M90 man_sp1 Tombol operasi manual putaran 1

M91 man_sp2 Tombol operasi manual putaran 2

M92 man_sp3 Tombol operasi manual putaran 3

M93 man_ch1 Tombol operasi manual chemical 1

M94 man_ch2 Tombol operasi manual chemical 2

M95 man_ch3 Tombol operasi manual chemical 3

M96 man_winlv1 Tombol operasi manual katup air masuk, otomatis menutup pada level 1 M97 man_winlv2 Tombol operasi manual katup air masuk, otomatis menutup pada level 2 M98 man_winlv3 Tombol operasi manual katup air masuk, otomatis menutup pada level 3 M99 man_wout Tombol operasi manual katup air keluar

M100 man_lock Tombol operasi pengunci pintu

M101 reset Tombol pengaturan ulang kata sandi

M102 resetsure Menampilkan konfirmasi pengaturan ulang kata sandi M103 resetok Tombol konfirmasi pengaturan ulang kata sandi


(4)

Tabel 3.12. Daftar Alamat Internal Relay Untuk Tombol dan Pantauan (lanjutan)

Alamat Komentar Fungsi

M104 alarmhist Tombol untuk menampilkan daftar alarm

M105 mrecord Tombol untuk menampilkan daftar rekaman penggunaan mesin M106 cl_alarmhist Tombol untuk menghapus daftar alarm

M107 cl_mrecord Tombol untuk menghapus daftar rekaman penggunaan mesin

M150 disp_ch1_pw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses prewash 1 M151 disp_ch2_pw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses prewash 1 M152 disp_ch3_pw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses prewash 1 M153 disp_sp1_pw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses prewash 1 M154 disp_sp2_pw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses prewash 1 M155 disp_sp3_pw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses prewash 1 M156 disp_heat_pw1 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses prewash 1 M160 disp_ch1_pw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses prewash 2 M161 disp_ch2_pw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses prewash 2 M162 disp_ch3_pw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses prewash 2 M163 disp_sp1_pw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses prewash 2 M164 disp_sp2_pw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses prewash 2 M165 disp_sp3_pw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses prewash 2 M166 disp_heat_pw2 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses prewash 2 M170 disp_ch1_mw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses main wash 1 M171 disp_ch2_mw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses main wash 1 M172 disp_ch3_mw1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses main wash 1 M173 disp_sp1_mw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses main wash 1 M174 disp_sp2_mw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses main wash 1 M175 disp_sp3_mw1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses main wash 1 M176 disp_heat_mw1 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses main wash 1 M180 disp_ch1_mw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses main wash 2 M181 disp_ch2_mw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses main wash 2 M182 disp_ch3_mw2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses main wash 2 M183 disp_sp1_mw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses main wash 2 M184 disp_sp2_mw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses main wash 2 M185 disp_sp3_mw2 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses main wash 2 M186 disp_heat_mw2 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses main wash 2 M190 disp_ch1_r1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses rinse 1 M191 disp_ch2_r1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses rinse 1 M192 disp_ch3_r1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses rinse 1 M193 disp_sp1_r1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses rinse 1 M194 disp_sp2_r1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses rinse 1 M195 disp_sp3_r1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses rinse 1 M196 disp_heat_r1 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses rinse 1 M200 disp_ch1_r2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses rinse 2 M201 disp_ch2_r2 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses rinse 2


(5)

Tabel 3.12. Daftar Alamat Internal Relay Untuk Tombol dan Pantauan (lanjutan)

Alamat Komentar Fungsi

M211 disp_ch2_fr1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses final rinse 1 M212 disp_ch3_fr1 Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses final rinse 1 M213 disp_sp1_fr1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses final rinse 1 M214 disp_sp2_fr1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses final rinse 1 M215 disp_sp3_fr1 Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses final rinse 1 M216 disp_heat_fr1 Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses final rinse 1 M220 disp_ch1_ext Menampilkan parameter penggunaan chemical 1 pada proses extract M221 disp_ch2_ext Menampilkan parameter penggunaan chemical 2 pada proses extract M222 disp_ch3_ext Menampilkan parameter penggunaan chemical 3 pada proses extract M223 disp_sp1_ext Menampilkan parameter penggunaan putaran 1 pada proses extract M224 disp_sp2_ext Menampilkan parameter penggunaan putaran 2 pada proses extract M225 disp_sp3_ext Menampilkan parameter penggunaan putaran 3 pada proses extract M226 disp_heat_ext Menampilkan parameter penggunaan pemanas pada proses extract M230 editch1 Tombol untuk aktivasi parameter chemical 1

M231 editch2 Tombol untuk aktivasi parameter chemical 2 M232 editch3 Tombol untuk aktivasi parameter chemical 3 M233 editsp1 Tombol untuk aktivasi parameter putaran 1 M234 editsp2 Tombol untuk aktivasi parameter putaran 2 M235 editsp3 Tombol untuk aktivasi parameter putaran 3 M236 editheat Tombol untuk aktivasi parameter pemanas

M240 ch1_inp Menampilkan aktivasi parameter chemical 1 yang dimasukkan M241 ch2_inp Menampilkan aktivasi parameter chemical 2 yang dimasukkan M242 ch3_inp Menampilkan aktivasi parameter chemical 3 yang dimasukkan M243 sp1_inp Menampilkan aktivasi parameter putaran 1 yang dimasukkan M244 sp2_inp Menampilkan aktivasi parameter putaran 2 yang dimasukkan M245 sp3_inp Menampilkan aktivasi parameter putaran 3 yang dimasukkan

M246 save Tombol untuk menyimpan parameter proses

M247 backtoprm Tombol untuk kembali ke layar tampilan parameter

M248 nextpro Tombol untuk berpindah menuju lembar pengubahan parameter proses berikutnya M301 editp1 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter prewash 1

M302 editp2 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter prewash 2 M303 editp3 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter main wash 1 M304 editp4 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter main wash 2 M305 editp5 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter rinse 1 M306 editp6 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter rinse 2 M307 editp7 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter final rinse M308 editp8 Tombol ganti layar menuju pengisian parameter extract


(6)

Tabel 3.13. Daftar Alamat Data Untuk Tampilan Pantauan

Alamat Komentar Fungsi D1 pgmtorun Menyimpan input nomor program

D2 weihgt Menyimpan input berat cucian

D3 wlevel Menyimpan pengaturan ketinggian air D4 error Menyimpan data jenis error

D10 set_pw1 Menampilkan data durasi proses prewash 1 D11 set_pw2 Menampilkan data durasi proses prewash 2 D12 set_mw1 Menampilkan data durasi proses main wash 1 D13 set_mw2 Menampilkan data durasi proses main wash 2 D14 set_r1 Menampilkan data durasi proses rinse 1 D15 set_r2 Menampilkan data durasi proses rinse 2 D16 set_fr Menampilkan data durasi proses final rinse D17 set_ext Menampilkan data durasi proses extract D18 set_dur Menampilkan data durasi proses total

D20 rem_pw1 Menampilkan data durasi tersisa proses prewash 1 D21 rem_pw2 Menampilkan data durasi tersisa proses prewash 2 D22 rem_mw1 Menampilkan data durasi tersisa proses main wash 1 D23 rem_mw2 Menampilkan data durasi tersisa proses main wash 2 D24 rem_r1 Menampilkan data durasi tersisa proses rinse 1 D25 rem_r2 Menampilkan data durasi tersisa proses rinse 2 D26 rem_fr Menampilkan data durasi tersisa proses final rinse D27 rem_ext Menampilkan data durasi tersisa proses extract D28 rem_dur Menampilkan data durasi tersisa proses total D30 entcode Menyimpan data kata sandi

D31 chgcode Menyimpan data perubahan kata sandi

D32 chgconfm Menyimpan data konfirmasi perubahan kata sandi D34 defcode Menyimpan data kata sandi default

D127 durpro Menyimpan data durasi proses D130 editdurch1 Ubah parameter durasi chemical 1 D131 editdurch2 Ubah parameter durasi chemical 2 D132 editdurch2 Ubah parameter durasi chemical 3 D133 editdursp1 Ubah parameter durasi putaran 1 D134 editdursp2 Ubah parameter durasi putaran 2 D135 editdursp3 Ubah parameter durasi putaran 3 D136 editdurtot Durasi proses

D140 durch1inp Menampilkan parameter durasi chemical 1 yang dimasukkan D141 durch2inp Menampilkan parameter durasi chemical 2 yang dimasukkan D142 durch3inp Menampilkan parameter durasi chemical 3 yang dimasukkan D143 dursp1inp Menampilkan parameter durasi putaran 1 yang dimasukkan D144 dursp2inp Menampilkan parameter durasi putaran 2 yang dimasukkan D145 dursp3sp Menampilkan parameter durasi putaran 3 yang dimasukkan