Pandangan Mahasiswa Keturunan Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap Sembahyang Leluhur Ceng Beng.
vi Universitas Kristen Maranatha
........................... Abstrak
Nama : Celsa Nofiana Program Studi : S1 Sastra China
Judul : Pandangan Mahasiswa Keturunan Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap Sembahyang Leluhur Ceng Beng
Penelitian ini mengambil tema budaya mengenai pandangan kaum muda etnis Tionghoa terhadap tradisi sembahyang hari raya Ceng Beng. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik survei kuantitatif dan studi kepustakaan. Peneliti akan mengumpulkan data-data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa/i S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha guna mendapatkan faktor penyebab yang mempengaruhi pandangan responden terhadap sembahyang leluhur Ceng Beng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai eksistensi sembahyang leluhur Ceng Beng.
Kata kunci:
pandangan, keturunan Tionghoa, S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha, Ceng Beng.
Abstract Name : Celsa Nofiana
Study Program : S1 Chinese Literature
Title : The View of Chinese-Indonesian Students Majoring in Chinese Literature of Maranatha Christian University on Ceng Beng Ancestral Prayer Tradition
This research is culture-themed with the focus on Chinese-Indonesian youngsters’ perspective on Ceng Beng prayer tradition. The method used in this research are quantitative survey and literature study. Researcher collected the data by handing out questionnaires to Chinese Literature students in order to figure out the
respondents’ point of view on Ceng Beng tradition and the influential factors. The objective of this research is to get a clear depiction of the existence of Ceng Beng ancestral prayer tradition.
Keyword:
view, Chinese-Indonesian, Chinese Literature of Maranatha Christian University, Ceng Beng.
(2)
viI Universitas Kristen Maranatha 摘要
姓 : Celsa Nofiana
专业 : 汉语本科
论文题目 : 玛拉拿达基督教大学华裔学生对清明祭祀的看法 本研究以中华文化 题,探讨了玛拉拿达基督教大学华裔大学生对清明祭
祀的看法,首先了解中文系的华裔学生对清明祭祀的知识,然 探讨影响中
文系华裔学生对清明祭祀的看法的一些因素。本研究应用了调查问卷以及文
献研究法,对中文系华裔学生分发了调查问卷,把调查问卷的答案当本论文
的 要研究资料和用了一些书籍作 参考资料。本研究的目的 了证明清明
祭祀的存在。
关键词:
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha
........................... DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
摘要 ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
1. PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 2
1.3Tujuan Penelitian ... 2
1.4Manfaat Penelitian ... 2
1.5Metode Penelitian ... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1Pengertian Pandangan ... 4
2.2Orang Tionghoa di Indonesia ... 4
2.3Tradisi Sembahyang ... 7
2.4Ceng Beng ... 9
3. PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA ... 15
3.1Gambaran Umum Responden ... 15
3.2Gambaran Hasil Penelitian... 21
4. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
4.1Kesimpulan ... 34
(4)
Universitas Kristen Maranatha
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
........................... DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Kuesioner
2. Lampiran 2: Tabel Pengolahan Kuesioner 3. Lampiran 3: Tabel Tabulasi Silang
(6)
1
Universitas Kristen Maranatha
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan catatan seorang pendeta Budha dari dinasti Tang yang bernama I Ching (Yi Jing), dapat diketahui bahwa kaum Tionghoa sudah datang dan menetap di wilayah Nusantara sekitar dua ribu tahun yang lalu. Datangnya kaum Tionghoa bukan hanya berdagang, tetapi mereka juga membawa tradisi budaya mereka ke Nusantara. Salah satu budaya yang masih dilaksanakan sampai sekarang adalah tradisi sembahyang leluhur.Tradisi sembahyang leluhur ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan bakti terhadap leluhur yang sudah meninggal. Tradisi ini dijalankan berbeda-beda di masing-masing keluarga.
Penelitian ini akan meneliti mengenai salah satu tradisi sembahyang leluhur, yaitu tradisi sembahyang Ceng Beng. Tradisi sembahyang Ceng Beng dilaksanakan pada bulan ketiga kalendar lunar atau sekitar tanggal 5 April kalendar internasional. Tradisi Ceng Beng yang berkembang dalam masyarakat etnis Tionghoa ialah membersihkan rumput di makam leluhur terlebih dulu, lalu dimulailah upacara peringatan dan penghormatan bagi leluhur dengan mempersembahkan beberapa macam makanan dan membakar uang kertas bagi para leluhur (Ren Qiliang, 2007, 44).
Menyadari eksistensi kaum etnis Tionghoa yang sudah lama berada di Indonesia, maka etnis Tionghoa beserta budaya dan adat istiadatnya merupakan salah satu bagian dari Indonesia. Banyaknya kebudayaan-kebudayaan baru yang masuk ke Indonesia dapat memberikan pengaruh yang menyebabkan perbedaan pandangan antara generasi tua dengan generasi muda etnis Tionghoa, namun diluar dari hal tersebut ada juga faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh pada pandangan kaum muda etnis Tionghoa, faktor yang sangat dimungkinkan mempengaruhi adalah latar belakang keluarga. Faktor lingkungan sekitar, kepercayaan yang dianut dan juga pembelajaran budaya yang diterima oleh kaum muda etnis Tionghoa dapat termasuk dalam faktor-faktor lain.
Guna mendapatkan data yang aktual dan menunjang bagi penelitian ini, maka peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. dan yang
(7)
2
Universitas Kristen Maranatha
menjadi objek penelitian adalah mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha. Hasil dari penelitian ini sendiri dilaksanakan guna mengetahui pandangan kaum muda etnis Tionghoa terhadap tradisi Ceng Beng, faktor-faktor apa yang mempengaruhi pandangan mereka dan pada akhirnya, adalah untuk memperkirakan apakah tradisi sembahyang Ceng Beng akan berkembang, bergeser, memudar atau lenyap di masa mendatang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa pandangan mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap tradisi Ceng Beng?
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha menerima ataupun menolak untuk melakukan tradisi ini?
3. Bagaimana keberadaan tradisi Ceng Beng di masa mendatang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa /i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Maranatha terhadap tradisi sembahyang Ceng Beng.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seseorang masih atau sudah tidak lagi menjalankan tradisi sembahyang Ceng Beng.
3. Untuk memperkirakan apakah budaya Ceng Beng akan tetap bertahan, mengalami pergeseran atau hilang di masa mendatang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan faktor-faktor pendukung atau penghambat dilakukannya tradisi sembahyang Ceng Beng pada generasi muda.
(8)
3
Universitas Kristen Maranatha
2. Dapat memberikan gambaran apakah tradisi ini selanjutnya akan bertahan, memudar atau bahkan hilang.
3. Menambah wawasan bagi penulis-penulis lainnya maupun masyarakat awam lainnya mengenai perkembangan tradisi sembahyang Ceng Beng saat ini.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei pendekatan kuantitatif.. Dalam metode survei, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada objek penelitian. Pengolahan data kuantitatif akan menghasilkan data berbentuk bilangan.
Ditinjau dari kaum muda etnis Tionghoa, objek dari penelitian adalah mahasiswa/i jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sedangkan ditinjau dari tradisi sembahyang Ceng Beng yang berkembang saat ini, subjek dari penelitian ini adalah pandangan objek penelitian terhadap tradisi sembahyang Ceng Beng.
Sumber data tertulis diperoleh dari kuesioner. Data lainnya yang berupa teori dan data penunjang didapat dari kajian pustaka / studi pustaka.
Kuesioner bertujuan untuk mendapatkan hasil pandangan umum dari kaum muda etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha tentang tradisi sembahyang Ceng Beng. Kuesioner ini akan disebarkan kepada mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah. Selanjutnya, mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha sebagai objek penelitian akan disebut sebagai responden.
Penghitungan akhir hasil kuesioner menggunakan tabulasi silang. Tabulasi silang merupakan teknik statistik korelasional yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel (minimal 2 variabel) kategori nominal atau ordinal, sedangkan tinjauan pustaka berasal dari buku-buku referensi dan internet, bertujuan untuk mendapatkan data-data yang bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan bagi skripsi ini.
(9)
34
Universitas Kristen Maranatha
Bab IV
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan dengan menggunakan hasil akhir penelitian dan pengolahan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa kaum muda etnis Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha didominasi oleh responden yang akan tetap mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng dibandingkan dengan responden yang tetap melanjutkan namun memutuskan untuk menyederhanakan ataupun menghilangkan beberapa ritual dalam tradisi tersebut dan responden yang tidak akan melanjutkan tradisi sembahyang leluhur.
Dengan menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam kuesioner yang telah dijawab oleh responden, peneliti menemukan bahwa dari faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pandangan anak muda terhadap tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng.
Setelah mengamati faktor-faktor internal dan eksternal yang ada, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan responden terhadap tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng yaitu pengenalan budaya yang diberikan oleh keluarga; keberadaan tradisi sembahyang leluhur dalam keluarga responden; adanya kesadaran dari responden bahwa tradisi sembahyang leluhur memberikan manfaat. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng yaitu etnis yang mendominasi tinggal di sekitar tempat tinggal responden; responden mendapatkan pengenalan budaya dari lingkungan luar maupun orang luar; responden mendapatkan pengetahuan budaya etnis Tionghoa melalui pendidikan formal di S1 Sastra China.
Mengenai pengetahuan kaum muda etnis Tionghoa mengenai budaya Tionghoa pertama-tama dapat dilihat dari keadaan keluarganya, apakah keluarganya masih merupakan golongan orang Tionghoa yang masih memiliki
(10)
35
Universitas Kristen Maranatha
perasaan eksklusif atas budaya Tionghoa leluhurnya atau golongan orang Tionghoa yang sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Perbedaan pada masing-masing keluarga etnis Tionghoa dalam hal tradisi budaya sudah tidak memiliki istilah penyebutan yang spesifik, seperti mengutip dari makalah Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. dalam Forum Ilmiah XI FPBS UPI Bandung, bahwa etnis Tionghoa Indonesia adalah mereka yang berdarah Tionghoa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Nilai-nilai ke-Tionghoa-an yang masih ada pada orang Tionghoa yang masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur umumnya terlihat dari kebiasaan mereka menurunkan dialek bahasa Mandarin dan masih menggunakannya dalam keseharian ataupun mereka masih melihat perayaan hari-hari besar etnis Tionghoa sebagai sesuatu yang penting dan wajib dilaksanakan bukan hanya generasi tua tapi juga oleh generasi mudanya, bahkan mereka masih menentang pernikahan antar ras. Sedangkan orang Tionghoa yang sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru lebih rentan terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia, umumnya mereka adalah etnis Tionghoa yang menetap di pulau Jawa, hal ini dimungkinkan terjadi karena letak pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan menyebabkan arus pengaruh asing di pulau Jawa sangat kuat. Dan hal lain yang membedakan mereka dengan orang Tionghoa yang masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur adalah mereka membuka diri untuk berasimilasi dengan budaya setempat,sehingga lambat laun generasi muda mereka tidak lagi mengenal budaya etnis Tionghoa.
4.2 Saran
Budaya merupakan proses dalam kehidupan seseorang. Mengenai budaya yang terdapat dalam suatu etnis, untuk mengenalkan dan memberi pemahaman bukanlah hal yang singkat, dibutuhkan waktu untuk menjadikan sesorang mengenal dan paham terlebih lagi untuk membuat seseorang memiliki rasa kecintaan akan budaya tersebut.
Jadi, berdasarkan kesimpulan yang didapat, peneliti dapat memberikan masukan saran kepada generasi tua (kakek-nenek dan orangtua) untuk lebih menanamkan rasa kecintaan akan budaya etnis Tionghoa, hal ini dapat dimulai
(11)
36
Universitas Kristen Maranatha
sedari dini dengan mengenalkan budaya etnis Tionghoa pada anak-anak mereka agar mereka mengetahui jati diri mereka dan ada rasa memiliki terhadap budaya tersebut. Sehingga walaupun etnis Tionghoa yang ada di Indonesia merupakan etnis minoritas dan terlebih lagi Indonesia merupakan negara multikultural, kaum muda etnis Tionghoa tidak merasa asing akan budayanya sendiri.
Namun keberadaan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng di masa mendatang bukan hanya tanggung jawab generasi tua. Sehingga menurut peneliti, untuk dapat terus mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng, generasi muda memiliki tanggung jawab yang sama besar seperti generasi tua untuk melestarikan budaya leluhurnya ini. Akhir kata, generasi muda diharapkan tetap menjaga kelestarian budaya leluhur, karena pada akhirnya generasi muda yang akan menentukan eksistensi budaya leluhur ini.
(12)
37
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR REFERENSI I. BUKU
A.S., Marcus. (2002) Hari Hari Raya Tionghoa. Jakarta : Marwin.
C. TRIHENDRADI. (2011) Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Endraswara, Suwardi. (2003). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Gondomono. (2013) Manusia dan Kebudayaan Han. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Jusuf, Tedy. (2000) Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.
Lan, Nio Joe. (2013) Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Mutakin M., Hidayat Zenal. (1977) Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung : Tarsito.
Qiliang, Ren. (2007) 中国文化常识. Hongkong : 香港中国旅游出版社. Salim, Agus. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Singarimbun, Masri. Effendi, Sofian.(1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
Suryadinata, Leo. (2010) Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia. Jakarta : Kompas.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). KBBI III. Jakarta : Balai Pustaka.
II. PUBLIKASI ELEKTRONIK
Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. “Etnis Tionghoa Indonesia Bahasa Tionghoa Indonesia Perannya dalam Patriotisme dan Kebhinnekaan Bahasa Indonesia”. Forum Ilmiah XI FPBS UPI Bandung,18 November 2015
Modul Psikologi Universitas Gunadarma dalam artikel Muhammad Haidar Hanif. “Manusia dan Pandangan Hidup”. Blogspot, Maret 2014
(1)
menjadi objek penelitian adalah mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha. Hasil dari penelitian ini sendiri dilaksanakan guna mengetahui pandangan kaum muda etnis Tionghoa terhadap tradisi Ceng Beng, faktor-faktor apa yang mempengaruhi pandangan mereka dan pada akhirnya, adalah untuk memperkirakan apakah tradisi sembahyang Ceng Beng akan berkembang, bergeser, memudar atau lenyap di masa mendatang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Apa pandangan mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha terhadap tradisi Ceng Beng?
2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha menerima ataupun menolak untuk melakukan tradisi ini?
3. Bagaimana keberadaan tradisi Ceng Beng di masa mendatang?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa /i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Maranatha terhadap tradisi sembahyang Ceng Beng.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seseorang masih atau sudah tidak lagi menjalankan tradisi sembahyang Ceng Beng.
3. Untuk memperkirakan apakah budaya Ceng Beng akan tetap bertahan, mengalami pergeseran atau hilang di masa mendatang.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan faktor-faktor pendukung atau penghambat dilakukannya tradisi sembahyang Ceng Beng pada generasi muda.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
2. Dapat memberikan gambaran apakah tradisi ini selanjutnya akan bertahan, memudar atau bahkan hilang.
3. Menambah wawasan bagi penulis-penulis lainnya maupun masyarakat awam lainnya mengenai perkembangan tradisi sembahyang Ceng Beng saat ini.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei pendekatan kuantitatif.. Dalam metode survei, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada objek penelitian. Pengolahan data kuantitatif akan menghasilkan data berbentuk bilangan.
Ditinjau dari kaum muda etnis Tionghoa, objek dari penelitian adalah mahasiswa/i jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sedangkan ditinjau dari tradisi sembahyang Ceng Beng yang berkembang saat ini, subjek dari penelitian ini adalah pandangan objek penelitian terhadap tradisi sembahyang Ceng Beng.
Sumber data tertulis diperoleh dari kuesioner. Data lainnya yang berupa
teori dan data penunjang didapat dari kajian pustaka / studi pustaka.
Kuesioner bertujuan untuk mendapatkan hasil pandangan umum dari kaum muda etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha tentang tradisi sembahyang Ceng Beng. Kuesioner ini akan disebarkan kepada mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah. Selanjutnya, mahasiswa/i etnis Tionghoa jurusan Sastra China Universitas Kristen Maranatha sebagai objek penelitian akan disebut sebagai responden.
Penghitungan akhir hasil kuesioner menggunakan tabulasi silang. Tabulasi silang merupakan teknik statistik korelasional yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel (minimal 2 variabel) kategori nominal atau ordinal, sedangkan tinjauan pustaka berasal dari buku-buku referensi dan internet, bertujuan untuk mendapatkan data-data yang bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan bagi skripsi ini.
(3)
Bab IV
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan dengan menggunakan hasil akhir penelitian dan pengolahan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa kaum muda etnis Tionghoa S1 Sastra China Universitas Kristen Maranatha didominasi oleh responden yang akan tetap mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng dibandingkan dengan responden yang tetap melanjutkan namun memutuskan untuk menyederhanakan ataupun menghilangkan beberapa ritual dalam tradisi tersebut dan responden yang tidak akan melanjutkan tradisi sembahyang leluhur.
Dengan menganalisa faktor-faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam kuesioner yang telah dijawab oleh responden, peneliti menemukan bahwa dari faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh terhadap pandangan anak muda terhadap tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng.
Setelah mengamati faktor-faktor internal dan eksternal yang ada, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pandangan responden terhadap tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng yaitu pengenalan budaya yang diberikan oleh keluarga; keberadaan tradisi sembahyang leluhur dalam keluarga responden; adanya kesadaran dari responden bahwa tradisi sembahyang leluhur memberikan manfaat. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pandangan responden untuk tetap menjalankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng yaitu etnis yang mendominasi tinggal di sekitar tempat tinggal responden; responden mendapatkan pengenalan budaya dari lingkungan luar maupun orang luar; responden mendapatkan pengetahuan budaya etnis Tionghoa melalui pendidikan formal di S1 Sastra China.
Mengenai pengetahuan kaum muda etnis Tionghoa mengenai budaya Tionghoa pertama-tama dapat dilihat dari keadaan keluarganya, apakah keluarganya masih merupakan golongan orang Tionghoa yang masih memiliki
(4)
Universitas Kristen Maranatha
perasaan eksklusif atas budaya Tionghoa leluhurnya atau golongan orang Tionghoa yang sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Perbedaan pada masing-masing keluarga etnis Tionghoa dalam hal tradisi budaya sudah tidak memiliki istilah penyebutan yang spesifik, seperti mengutip dari makalah Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. dalam Forum Ilmiah XI FPBS UPI Bandung, bahwa etnis Tionghoa Indonesia adalah mereka yang berdarah Tionghoa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Nilai-nilai ke-Tionghoa-an yang masih ada pada orang Tionghoa yang masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur umumnya terlihat dari kebiasaan mereka menurunkan dialek bahasa Mandarin dan masih menggunakannya dalam keseharian ataupun mereka masih melihat perayaan hari-hari besar etnis Tionghoa sebagai sesuatu yang penting dan wajib dilaksanakan bukan hanya generasi tua tapi juga oleh generasi mudanya, bahkan mereka masih menentang pernikahan antar ras. Sedangkan orang Tionghoa yang sudah lebih terbuka terhadap hal-hal baru lebih rentan terpengaruh oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia, umumnya mereka adalah etnis Tionghoa yang menetap di pulau Jawa, hal ini dimungkinkan terjadi karena letak pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan menyebabkan arus pengaruh asing di pulau Jawa sangat kuat. Dan hal lain yang membedakan mereka dengan orang Tionghoa yang masih memiliki perasaan eksklusif atas budaya leluhur adalah mereka membuka diri untuk berasimilasi dengan budaya setempat,sehingga lambat laun generasi muda mereka tidak lagi mengenal budaya etnis Tionghoa.
4.2 Saran
Budaya merupakan proses dalam kehidupan seseorang. Mengenai budaya yang terdapat dalam suatu etnis, untuk mengenalkan dan memberi pemahaman bukanlah hal yang singkat, dibutuhkan waktu untuk menjadikan sesorang mengenal dan paham terlebih lagi untuk membuat seseorang memiliki rasa kecintaan akan budaya tersebut.
Jadi, berdasarkan kesimpulan yang didapat, peneliti dapat memberikan masukan saran kepada generasi tua (kakek-nenek dan orangtua) untuk lebih menanamkan rasa kecintaan akan budaya etnis Tionghoa, hal ini dapat dimulai
(5)
sedari dini dengan mengenalkan budaya etnis Tionghoa pada anak-anak mereka agar mereka mengetahui jati diri mereka dan ada rasa memiliki terhadap budaya tersebut. Sehingga walaupun etnis Tionghoa yang ada di Indonesia merupakan etnis minoritas dan terlebih lagi Indonesia merupakan negara multikultural, kaum muda etnis Tionghoa tidak merasa asing akan budayanya sendiri.
Namun keberadaan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng di masa mendatang bukan hanya tanggung jawab generasi tua. Sehingga menurut peneliti, untuk dapat terus mempertahankan tradisi sembahyang leluhur hari raya Ceng Beng, generasi muda memiliki tanggung jawab yang sama besar seperti generasi tua untuk melestarikan budaya leluhurnya ini. Akhir kata, generasi muda diharapkan tetap menjaga kelestarian budaya leluhur, karena pada akhirnya generasi muda yang akan menentukan eksistensi budaya leluhur ini.
(6)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR REFERENSI
I. BUKU
A.S., Marcus. (2002) Hari Hari Raya Tionghoa. Jakarta : Marwin.
C. TRIHENDRADI. (2011) Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Endraswara, Suwardi. (2003). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta : Gajahmada University Press.
Gondomono. (2013) Manusia dan Kebudayaan Han. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.
Jusuf, Tedy. (2000) Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.
Lan, Nio Joe. (2013) Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.
Mutakin M., Hidayat Zenal. (1977) Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung : Tarsito.
Qiliang, Ren. (2007) 中国文化常识. Hongkong : 香港中国旅游出版社.
Salim, Agus. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Singarimbun, Masri. Effendi, Sofian.(1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
Suryadinata, Leo. (2010) Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia. Jakarta : Kompas.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2005). KBBI III. Jakarta : Balai Pustaka.
II. PUBLIKASI ELEKTRONIK
Drs. Siauphing Souphan Sanjaya, M.A., Ph.D. “Etnis Tionghoa Indonesia Bahasa Tionghoa Indonesia Perannya dalam Patriotisme dan Kebhinnekaan Bahasa Indonesia”. Forum Ilmiah XI FPBS UPI Bandung,18 November 2015
Modul Psikologi Universitas Gunadarma dalam artikel Muhammad Haidar Hanif. “Manusia dan Pandangan Hidup”. Blogspot, Maret 2014