MANAJEMEN SISTEM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL TENAGA DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN : Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung, Tahun 2001-2002.

MANAJEMEN SISTEM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN PROFESIONAL
TENAGA DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN

(Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung, Tahun 2001-2002)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

H.MULYANA
NIM 989568

to

D


O

'A/ n . * v

>

PROGRAM PASCASARJANA
UMVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002

Disetujui Untuk Dan Disahkan Oleh Pembimbing Tesis

PEMBIMBING I,

PROF. DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.

PEMBIMBING II,


PROF. DR.

SUDDIN MAKMUN, MA.

Abstrak

MANAJEMEN SISTEM PENGELOLAAN PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN PROFESIONAL
TENAGA DOSEN AKADEMIKEPERAWATAN

(Studi Kasus Pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung, Tahun 2001-2002)

Dalam upaya pengembangan professional tenaga pengajar perguruan
tinggi, direncanakan sejumlah program kegiatan pengelolaan dan pengembangan
tenaga pengajar (dosen), baik melalui pelatihan (tugas belajar atau studi lanjut)
maupun dalam jabatan (penataran, pertemuan ilmiah dll). Disamping
pengembangan profesi secara pribadi melalui bacaan yang relevan, motivasi
mengembangkan diri, sikap ilmiah atau mengembangkan mutu tenaga akademik
yang dapat secara langsung meningkatkan pendidikan tinggi.

Fokus penelitian ini adalah mengetahui bagaimana manajemen sistem
pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen Akademi
Keperawatan pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen Akademi Keperawatan pada Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung. Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang
mendalam terhadap substansi masalah yang dikaji tersebut, penelitian ini
menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui wawancara, pengamatan (observasi), kuisioner, studi
dokumentasi dan studi kepustakaan. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer antara lain

situasi dan kondisi lingkungan, kegiatan proses belajar mengajar,
karyawan/pengelola, peserta didik (mahasiswa) serta tenaga dosen Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. Sedangkan sumber data
sekunder antara lain dokumen-dokumen resmi Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung sepertiRIP (rencanainduk pengembangan).
Hasil analisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif terhadap
fenomena di lapangan melahirkan beberapa kesimpulan. Pertama, Faktor-faktor

internal dan ekstemal di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung sangat menunjang bagi pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia
(tenaga dosen), serta didukung situasi dan kondisi lingkungan merupakan kunci

keberhasilan dalam pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional
tenaga dosen. Kedua, Visi, misi serta tujuan yayasan dan akademi mempunyai
pengaruh yang besar sebagai dasarmanajemen sistem pengelolaan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung. Visi dan misi tersebut memperjelas arah dan tujuan serta
berorientasi kedepan sangat tepat untuk menunjang tercapainya kualitas
pendidikan. Ketiga, Kekuatan-kekuatan serta peluang-peluang yang terdapat pada

manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung dapat dijadikan
untuk mengatasi permasalahan yang ada, baik berupa kelemahan-kelemahan
maupun ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar lembaga tersebut.
Keempat, Pola manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung, cukup efektif. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan sumber daya
manusia yang mempunyai kualifikasi yang baik. Selain itu juga memperoleh

dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan serta fasilitas dan
sarana yang memadai. Namun demikian hal ini tidak optimal, apabila tidak
dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga dosen tetap baik untuk pengembangan
dirinya maupun untuk lembaga Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung. Mengenai implikasinya adalah
tujuan dari pengelolaan serta
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidikan melalui proses belajar dan mengajar yang profesional, efektif dan
efisien dapat tercapai dengan baik.
Namun demikian apabila hal tersebut tidak dilaksanakan secara
profesional dan proporsional baik untuk sistem maupun untuk sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga dosen, secara berkesinambungan dan terus menerus
dilaksanakan secara terencana dan sistematis akan berdampak negatif secara
khusus bagi pengelolaan dan pengembangan tenaga dosen tetap, dan secara umum
akan menurunkan performance dari Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan, tidak mempunyai kepercayaan lagi dari masyarakat atau lembaga
lainnya sebagai stakeholders.
Berdasarkan kesimpulan serta implikasi di atas diajukan rekomendasi


sebagai berikut: Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan pengelolaan
dan pengembangan sumber daya manusia (tenaga dosen) diperlukan adanya
optimalisasi terhadap potensi yang ada baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Selain itu diperlukan peningkatan kemampuan pengelola melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, sistematis dan terpadu.
Strategi pengembangan diperlukan inovasi tiada henti, terhadap pola serta

sistem, sehingga pengembangan tersebut tidak membuat jenuh. Selain itu
ditunjang dengan teknologi yang modern sebagai fasilitas, seperti halnya
komputerisasi atau teknologi canggih.

11

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK
KATAPENGANTAR

UCAPANTERIMAKASrH
DAFTARISI

i
iii
iv
vi

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPERAN

ix
x
xi

BABI

BABII


PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Permasalahan Penelitian

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kerangka Penelitian

12
14

E. Sistematika Penulisan Tesis


16

TINJAUANPUSTAKA

17

A. Konsep Administrasi Pendidikan
1. Pengertian Administrasi Pendidikan
2. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
B. Konsep Pengelolaan SDM (tenaga dosen)

17
17
20
21

1.

Perencanaan


22

2. Rekruitmen dan Seleksi SDM (tenaga dosen)
3. Pembinaan atau Pengembangan SDM (tenaga dosen)
a. Konsep pengembangan SDM (tenaga dosen)
b. Definisi Pengembangan Dosen
c. Tujuan Pengembangan Dosen
d. Proses Pengembangan Dosen
C. Tugas-Tugas Pokok Dosen
D. Konsep Mutu Dalam Pendidikan
E. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

24
27
29
30
32

33
35
41
46
48

A. Metode Penelitian
B. Lokasi Penelitian

48
51

C. Subjek Penelitian
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

51
52

E. Pelaksanaan Penelitian

54

F.

Analisa Data Penelitian

55

G. Validasi Data Penelitian

57

vi

BABIV

TEMUAN DANPEMBAHASAN
A. TEMUAN PENELITIAN

60

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
a. Sejarah Akper Bhakti Kencana Bandung
b. Visi, Misi dan Tujuan Akper Bhakti Kencana Bandung
c. Susunan dan Tugas Organisasi Akper Bhakti Kencana
Bandung
d. Situasi dan Kondisi Akper Bhakti Kencana Bandung....
2. Pengelolaan SDM (Tenaga Dosen) Akper Bhakti Kencana
Bandung
a. Pola Perencanaan Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana
Bandung
b. Pola Rekruitment dan Seleksi Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung
c. Pola Pembinaan atau Pengembangan Tenaga Dosen
Akper Bhakti Kencana Bandung
d. Pola Penilaian Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana
Bandung
e. Pola Pelaksanaan Kompensasi Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung
3. Pelaksanaan Pengembangan
Kemampuan Profesional
Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung
a. Kebijakan-Kebijakan Program pengembangan Tenaga
Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung
b. Bentuk-Bentuk Pengembangan Tenaga Dosen Akper
Bhakti Kencana Bandung
c. Upaya Peningkatan Pelaksanaan Pengembangan
Tenaga Dosen Akper Bhakti Kencana Bandung
B. PEMBAHASAN

60
60
61
62
67
69

70
72

76
77
79

80
80
82

87
89

1. Pembahasan Dengan Analisis SWOT tentang Pengelolaan
SDM (Tenaga Dosen) di Akademi Keperawatan (Akper)
Bhakti Kencana Bandung
2. Pembahasan Dengan Analisis SWOT tentang Pengembangan
Kemampuan Profesional Tenaga Dosen Akper Bhakti
Kencana Bandung
BAB V

60

89

92

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

96

A. Kesimpulan
B. Implikasi

96
97

C. Rekomendasi

98

DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

100
103

vu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.

Halaman

Daftar Tenaga Administrasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung

2.

68

Daftar Dosen Tetap dan Dosen Tidak Tetap Akademi Keperawatan

(AKPER) Bhakti Kencana Bandung

IX

68

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.

Halaman

Kerangka Pemikiran Penelitian Pengelolaan dan Pengembangan
Kemampuan Profesional Tenaga Dosen Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung

2

15

Struktur Organisasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung

67

DAFTAR LAMPERAN

Lampiran

Halaman

1.

Surat Keterangan Penelitian

104

2.

Daftar Riwayat Hidup Penulis

105

3.

Kisi-Kisi Penelitian

106

4.

Instrumen Penelitian

108

5.

SuratKeputusan YayasanBhakti Kencana Bandung

120

6.

Surat Keputusan Departemen Kesehatan RI tentang Pendirian AKPER
Bhakti Kencana Bandung

7.

Daftar sarana dan fasilitas

123
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti

Kencana Bandung
8.

125

Photo-Photo Tentang Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana

Bandung
10.

133

Denah Lokasi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung. 136

XI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menghadapi era tinggal landas, maka pendidikan merupakan

alternatif strategis dalam usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
membangun masyarakat seluruhnya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan

pendidikan sebagai upaya dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia
yang dibutuhkan dalam pembangunan tersebut. Salah satu penyelenggara

pendidikan diantaranya perguruan tinggi, dengan demikian perguruan tinggi
diperlukan tenaga-tenaga profesional dalam optimalisasi potensi tersebut. Seorang

ahli (Kerr, 1982) menggambarkan perguruan tinggi sebagai institut yang di
dalamnya terdiri dari masyarakat ilmuan, masyarakat humanis, masyarakat

profesional, masyarakat personal non akademik dan masyarakat administrator.
Berbagai ragam kegiatan terdapat didalamnya mulai dari kegiatan pengajaran,
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan pengembangan,

memperluas kesadaran nasional dan internasional sampai kepada pengabdian dan
pelayanan sosial kemasyarakatan.

Sejalan dengan hal diatas dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 30
tahun 1990 yang mengatakan bahwa perguruan tinggi menyelenggarakan

pendidikan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Ditegaskan
juga bahwa pendidikan tinggiadalah:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau kesenian.

2. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan.

Perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perwujudan dinamika masyarakat harus
memberikan sumbangan yang berarti bagi keberhasilan pembangunan nasional.
Menurut Sonhaji (1990) mengemukakan bahwa : penerapan perguruan tinggi

dalam pembangunan nasional sekurang-kurangnya dapat dilihat dari tiga sudut
yakni:

Pertama, sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu
merancang, mendorong dan mempelopori perubahan dalam berbagai
aspeknya menuju masyarakat modern; kedua, pencipta dan pendukung
ide-ide baru yang selalu hidup; ketiga, pemberi sumbangan bagi kemajuan
intelektual dan sosial di masyarakat. (Sonhaji, 1990)

Dalam mewujudkan cita-cita pembangunan pendidikan salah satunya
dengan pengembangan professional tenaga pengajar (dosen), sehingga mampu
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia pembangunan yang sanggup

menghadapi tantangan dan tuntutan yang diperlukan dalam pembangunan diri dan
masyarakat.

Ahmad Sanusi, (1990) mengemukakan bahwa pengembangan profesional
atau profesional tenaga pengajar akademik diperguruan tinggi merujuk pada

proses peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota profesi dalam
mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya
profesi.

sebagai anggota suatu

Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung merupakan
salah satu perguruan tinggi swasta yang ikut berperan aktif dalam menunjang

program pemerintah meningkatkan sumber daya manusia melalui program
pendidikan.

Dalam

menyelenggarakan

tugas

pokok

tersebut,

Akademi

Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung berpedoman pada Rencana

Induk Pengembangan (RIP), yang disusun setiap lima tahun sekali. Salah satu
yang melekat pada RIP tersebut adalah pilihan tema yang merupakan tekad
AKPER Bhakti Kencana Bandung dalam menghadapi tantangan, tuntunan
masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tema pokok RIP
AKPER Bhakti Kencana Bandung adalah "Membina dan Mengembangkan
Mutu".

Pengembangan mutu ini antara lain ditempuh melalui pengembangan dan
peningkatan mutu para pengajarnya. Hal ini dapat dimengerti karena tenaga

pengajar merupakan "the man behind the system/program" dan "faktor kunci"

yang turut menentukan keberhasilan pendidikan dimana tenaga pengajar tersebut
mengabdikan diri. Mengenai hal ini, Oteng Sutisna mengemukakan :
Kualitas program pendidikan bergantung tidak saja pada konsep-konsep
program yang cerdas, tapi juga pada personil pengajar yang mempunyai
kesanggupan dan keinginan untuk berprestasi. Tanpa personil yang cakap
dan efektif program pendidikan yang dibangun di atas konsep-konsep
yang cerdas serta dirancang dengan teliti pun tidak dapat berhasil (Oteng
Sutisna, 1987 : 109).

Dengan demikian dapat dilihat baik program atau perencanaan maupun

orang yang melaksanakannya (dalam hal ini tenaga pengajar) merupakan hal yang
penting bagi tercapainya suatu tujuan lembaga pendidikan.

Perencanaan merupakan langkah awal dan mendasar dalam rangka
mencapai suatu tujuan dengan lebih baik. Hal ini disebabkan perencanaan pada
dasarnya merupakan usaha untuk menemukan dan mensistematisasikan kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu supaya lebih efektif
dan efesien.

Pengembangan sumber daya manusia juga perlu direncanakan dengan

seksama. Dengan tetap memperhatikan faktor kemanusiaan sehingga sumber daya
manusia itu dapat memberikan konstribusi yang cukup berarti bagi tercapainya
tujuan suatu lembaga dimana manusia tersebut mengabdikan diri.
Salah

satu

model proses

pengembangan

sumber

daya

manusia

dikemukakan oleh Castetter mengikuti tahap perencanaan dengan cara merancang

perencanaan makro (design macroplans), mengorganisasikan dengan cara
mengembangkan perencanaan mikro (develop microplans), mengoperasikan

dengan cara mengimplementasikan rencana-rencana tersebut, mengevaluasi

dengan cara melihat hasil perencanaan yang dibuatnya untuk kemudian dijadikan
bahan masukan atau umpan balik bagi perbaikan perencanaan maupun

penyusunan rencana selanjutnya

(replan). Dengan demikian perencanaan

merupakan proses yang berlangsung terus-menerus yang mengkaitkan manusia
dan aspirasinya dengan mempertimbangkan kenyataan adanya keterbatasan dalam

sumber daya dan dana. Oleh karena itu diperlukan peraturan administrasi personil
yang mendukung terlaksananya perencanaan pengembangan sumber daya
manusia tersebut.

Administrasi personil perguruan tinggi seperti yang dikemukakan oleh
Furtunato dalam bukunya "Personnel Administration in Higher Education
mempunyai tujuan sebagai berikut:

"Our goal is to enable administrators and practicions to (1) develop and
implement prudent personnel policies and procedures (2) increase costs
and (3) deal effectively with problems steming from the current economic
strain as well as with future chelenges and demands" (Furtunato, 1981 :
ix).

Dengan demikian pembahasan administrasi personil perguruan tinggi
meliputi tiga hal pokok yaitu hal-hal yang berhubungan dengan posisi atau
jabatan, manusia dan proses administrasi personil perguruan tinggi. Selain itu,

Castetter dalam bukunya "The Personnel Function in Educational Administration"
membahas fungsi personil adalah planning atau perencanaan, recruitment atau
penarikan,

seleksi,

induksi,

appraisal

atau

penilaian,

pembinaan

dan

pengembangan, kompensasi, kesepakatan bersama, rasa aman, kesinambungan
dan informasi.

Dalam membahas mengenai pengembangan profesi atau profesionalisasi
tenaga pengajar di perguruan tinggi terlebih dahulu perlu diketahui mengenai

pengertian istilah tersebut. Istilah profesionalisasi merujuk pada proses

peningkatan kualitas maupun kemampuan para anggota profesi dalam mencapai
kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi
(Achmad Sanusi, 1991 : 20). Perumusan lain mengenai profesionalisasi ialah

suatu proses perubahan dalam status pekerjaan dari yang non profesi atau semi

profesi yang diinginkan (Oteng Sutisna, 1987 : 303). Dengan demikian

profesionalisasi merupakan suatu proses dinamis yang terus menerus berkembang
ke arah pencapaian kriteria profesi yang ideal.

Adapun ciri utama atau karakteristik suatu profesi berdasarkan hasil studi

pengembangan model pendidikan profesional tenaga kependidikan adalah fungsi
dan signifikasi sosial, keterampilan atau keahlian, perolehan keterampilan dengan
menggunakan metode ilmiah, batang tubuh ilmu masa pendidikan, aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesional, kode etik, kebebasan untuk memberi judgement,

tanggung jawab profesional dan otonomi, pengakuan dan imbalan yang layak
(Achmad Sanusi, 1991 : 20).

Profesionalisasi diperlukan dalam pendidikan karena manusia pada
hakekatnya memiliki potensi dan kebutuhan untuk mengembangkan dan
merealisasikan diri. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan

masyarakat yang demikian pesat menuntut tenaga kependidikan untuk
melaksanakan tugas pekerjaannnya secara profesional, sehingga sanggup
mempersiapkan peserta didik menjadi manusia pembangunan yang sanggup
menghadapi tantangan dan tuntunan yang diperlukan dalam pembangunan dirinya
maupun masyarakat.

Sehubungan dengan pengembangan profesional tenaga pengajar, maka

diperlukan suatu kriteria standar yang dijadikan ukuran. Adapun standar unjuk

kerja (performance) tenaga pengajar secara konseptual dan umum mencakup
aspek kemampuan profesional, kemampuan sosial dan kemampuan pribadi
(Rochman Natawidjaja, Depdikbud, 1980). Sedangkan standar unjuk kerja

tersebut secara khusus dijabarkan oleh P3G ke dalam 10 kompetensi atau
kemampuan dasar guru (dosen) , sebagai berikut:
(1). Menguasai ilmu.
(2). Mengelola program belajar mengajar.
(3). Mengelola kelas.
(4). Menggunakan media/sumber
(5). Menguasai landasan kependidikan.
(6). Mengelola interaksi belajar mengajar.
(7). Menilai prestasi siswa.
(8). Mengenai fungsi dan program layanan BP.
(9). Mengenai dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
(10). Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
untuk keperluan pengajaran.

Adapun unsur yang membentuk kompetensi pengajar (sikap-sikap yang
mendasari dalam kemampuan penguasaan bahan pengajaran, profesi, proses dan
penyesuaian itu berpadu dan bermuara dalam tingkah laku nyata dalam kegiatan
belajar mengajar (Rochman, 1981 : 13).

Performance instruksional tenaga pengajar perguruan tinggi selain
berkaitan dengan kompetensi mengajar, juga sabagai perwujudan pengembangan

profesional tenaga pengajar dalam menjalankan tugas pokoknya yaitu pendidikan
dan pengajaran.

Dalam upaya pengembanganprofesional tenaga pengajar perguruan tinggi,
direncanakan sejumlah program kegiatan pengembangantenaga pengajar tersebut,

baik melalui latihan pra jabatan (tugas belajar atau studi lanjut) maupun dalam

jabatan (penataran, pertemuan ilmiah dll). Disamping pengembangan profesi
secara pribadi melalui bacaan yang relevan, motivasi mengembangkan diri, sikap

ilmiah atau mengembangkan mutu tenaga akademik yang dapat secara langsung
meningkatkan pendidikan tinggi.

T

, \\

Penelitian ini mencoba mendeskripsikan sekaligus n[jenga^^is^*i *SI jj
pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosett^Aj&d^rmpj^
Keperawatan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung,
dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Hal ini dimaksudkan sebagai
langkah untuk menemukan dan mensistematiskan aktivitas yang akan dilakukan
dengan sumber daya yang optimal dan hasil yang maksimal.

B. Permasalahan
1.

Identiflkasi Masalah

Sehubungan peningkatan mutu melalui pengelolaan dan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung, maka terlebih dahulu perlu ditinjau isu-isu permasalahan
mengenai dasar kebijakan pengembangan tenaga pengajar lima tahun yang lalu
(1997-2002), termasuk peraturan-peraturan administrasi personil tenaga dosen
yang berkaitan dengan pengembangan profesional.

Berdasarkan pengalaman penulis sejak tahun 1994 sebagai pengurus
Yayasan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (PPKM) "Bhakti

Kencana" sebagai penyelenggara Program D III KeKeperawatanan Akper Bhakti

Kencana Bandung, bergaul dengan mahasiswa, tenaga pengajar, tenaga

administrasi dan unsur pimpinan Akper Bhakti Kencana Bandung, beberapa isu
permasalahan dirumuskan sebagai berikut:

Dari pihak mahasiswa, terdengar keluhan dan keraguan akan penguasaan

ilmu dan pengalaman kerja dosen-dosen junior yang relatif usianya masih muda

(25-35 tahun); terlalu sibuknya dosen senior sehingga kurang atautidak ada waktu
untuk memberikan bimbingan belajar kepada mahasiswa, mengajar dengan
tergesa-gesa dan lebih cepat dari yang seharusnya karena harus mengajar atau

bekerja ditempat lain; juga adanya keluhan mengenai dosen yang mengajarkan

materi tidak sesuai dengan deskripsi mata kuliah dalam silabus, menyajikan
pelajaran yang kurang jelas, kurang sistematis dan membosankan serta
ketidakpuasan sehubungan denganevaluasihasil belajarmahasiswa.

Dari pihak tenaga dosen sendiri, yang dapat dikelompokkan atas dosen
tetap dan honorer, dosen senior dan junior/baru terdapat beberapa isu

permasalahan sebagai berikut : Dosen tetap sering mengungkapkan tidak punya
waktu atau kehabisan waktu karena beban kerja yang terlalu sarat sehingga tidak
sempat melakukan kegiatan untukpengembangan diri, mengajar mata kuliahyang
tidak sesuai dengan pendidikannya. Kekurangjelasan mengenai peraturan dan
kesempatan mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan ilmiah dan studi

lanjut atau tugas belajar. Dosen honorer juga kadang mengungkapkan kesulitan
membagi waktu di antara tugas-tugas Iainnya sehingga tidak dapat mengajar
sesuai dengan waktu yang seharusnya dan tidak ada waktu untuk memberikan

bimbingan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mata kuhah yang
diajarkannya. Adanya kekhawatiran pada beberapa dosen senior mengenai digeser
kedudukannya oleh dosen junior yang energik dan potensial. Dosen junior dan

baru kadang mengalami kebingungan dalam usaha menyesuaikan diri dengan
kebiasaan dan kegiatan belajar mengajar, serta kurang mengetahui dan segan
menanyakanmengenaiperaturankepegawaian karena tidak adanya masa oricntasi

l«-„.-i t\S pr. f/l/

atau induksi yang direncanakan secara khusus. Juga adanya keluhan y^a^sei**^***'"* '
terdengar bahwa kemampuan dasar mahasiswa untuk belajar (berfikir kritis^
kreatif) dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Dari pihak pimpinan sering mengalami kesulitan untuk merekrut atau

menarik tenaga dosen tetap yang tepat (potensial dan berkualitas) yang sangat
dibutuhkan.. Sejak tahun 1997, maka dimulailah usaha-usaha merekrut tenaga
dosen tetap. Usaha tersebut antara lain dengan mengidentifikasikan ratio dosen,
mahasiswa, beban kerja tenaga dosen tetap dan honorer, perbaikan sistem intensif

imbalan. Dengan direkrutnya tenaga dosen tetap yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kebijakan yayasan, memungkinkan dimulainya usaha untuk

peningkatan kualitas dan pengembangan tenaga dosen tetap secara bertahap dan
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.

2.

Perumusan Masalah

Dengan melihat isu permasalahan seperti yang dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan masalah pokok yang akan menjadi fokus dan pembahasan
dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen sistem pengelolaan
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas
pendidikan tinggi.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini
diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

11

1. Bagaimana visi, misi, tujuan dan strategi Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung dalam kaitannya pengelolaan dan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen ?

2. Bagaimana pengelolaan tenaga dosen tetap di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?, dengan rinciannya antara lain :
a. Bagaimana perencanaan tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung ?

b. Bagaimana pola rekruitmen dan seleksi tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?

c. Bagaimana pola pembinaan dan pengembangan tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER)Bhakti Kencana Bandung ?

d. Bagaimana pola penilaian performansi tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER)Bhakti Kencana Bandung ?

e. Bagaimana pola kompensasi yang diberikan terhadap tenaga dosen di
Akademi Keperawatan (AKPER) BhaktiKencana Bandung ?
3. Bagaimana kebijakanpengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?

4. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam

melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung ?

12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan
profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana

Bandung, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan tinggi ditinjau
dari sudut konsep manajemen sumber daya manusia.
Sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut:

a. Menerapkan teori administrasi pendidikan, khususnya manajemen sumber
daya manusia (tenaga dosen).

b. Memperoleh gambaran tentang visi, misi, tujuan dan strategi dalam
pengelolaan dan pengembangan kemampuan tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.

c. Mengetahui pengelolaan tenaga dosen tetap di Akademi Keperawatan
(AKPER)Bhakti Kencana Bandung.

d. Mengetahui Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanyang dihadapi dalam
melaksanakan pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.

2.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan

ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam mencari bentuk program

13

pengelolaan dan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di
perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhandan kenyataansaat ini.
Secara praktis manfaat penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagi Pimpinan Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung

sebagai masukan dalam rangka penyusunan program pengelolaan dan strategi
pengembangan tenaga pengajarnya.

b. Bagi Tenaga dosen mendapatkan informasi mengenai pengembangan
profesionalnya dan mendapat umpan balik mengenai orientasi profesional dan

unjuk kerja instruksional sehingga dapat mengembangkan dan meningkatkan
diri lebih tinggi.

c. Bagi Mahasiswa secara tidak langsung akibat peningkatan orientasi
professional dan performansi instruksional tenaga pengajarnya akan

mendapatkan layanan dan bimbingan dalam proses belajar mengajar yang
lebih baik sehingga memacu perkembangan belajarnya.

d. Bagi pengelola Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung
maupun yayasan mendapatkan masukan mengenai pengelolaan tenaga

pengajar yang berkualitas dan profesional sehingga dapat memberikan
konstribusi yang cukup berarti untuk mencapai tujuan lembaga dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung.

14

D. Kerangka Penelitian

Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung sebagai
lembaga pendidikan tinggi dalam upaya melaksakan tugasnya tentu mempunyai
visi, misi, serta tujuan. Untuk mencapai hal tersebut di buat strategi organisasi

diberbagai bidang, salah sarunya di bidang manajemen (pengelolaan) sumber daya
manusia sebagai penggerak roda lembaga tersebut. Di dalam pengelolaan sumber
daya manusia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor eksternal
maupun faktor internal.

Manajemen sumber daya manusia dalam konteks pengembangan, secara

khusus tenaga dosen dalam penyelenggaraan pendidikan haruslah mampu
mencapai tujuan-tujuannya secara efektif dan efisien. Mengingat hal tersebut,
maka diperlukan upaya pengelolaan yang sistematis dan terpadu mulai dari
perencanaan, rekruitmen dan seleksi, pembinaan atau pengembangan, penilaian

dan kompensasi, sehingga dapat tercipta tenaga pengajar yang berkualitas, yang
mampu melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Menurut konsep Pieter
F. Drucker

mengandung

seorang pakar manajemen, efektivitas dan efisiensi tersebut

pengertian

melaksanakan

pekerjaan

dengan

benar

serta

melaksanakan pekerjaan yang benar.
Dengan demikian profesionalisme tenaga dosen dapat memberikan umpan

balik yang positif secara khusus bagi Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung serta secara umum bagi peningkatan kualitas pendidikan
Indonesia.

15

Untuk melihat kajian pengelolaan serta aspek-aspek pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti

Kencana Bandung di atas dapat digambarkan dalam kerangka penelitian sebagai
berikut:

AKPER
BHAKTI KENCANA

I
VISI
MISI
TUJUAN

I
STRATEGI LEMBAGA

FAKTOR

MANAJEMEN

EKSTERNAL

SDM

1.

Perencanaan

2.

Rekruitment &

3.

Pembinaan

4.

Penilaian

5.

Kompensasi

FAKTOR
INTERNAL

Seleksi

I
Secara

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN

Individu

PROFESIONAL TENAGA DOSEN

DOSEN YANG

PROFESIONAL DALAM
MELAKSANAKAN
TUGASNYA

Gambar 1. Kerangka Penelitian/Berpikir

Feed back

16

£. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini disajikan dalam 5 bab, yaitu sebagai
berikut:

Bab I : Pendahuluan, berisi pembahasan mengenai latar belakang,
permasalahan (identifikasi dan perumusan masalah), tujuan dan manfaat
penelitian, kerangka penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan pustaka, berisi pembahasan mengenai beberapa teori

serta konsep yang relevan dan menunjang penelitian tesis ini dan hasil penelitian
terdahulu.

Bab III : Prosedur Penelitian, berisi pembahasan mengenai metode
penelitian yang digunakan, data yang diperlukan, populasi dan ampel, sumber

dan teknik pengumpulan data, tahap pelaksanaan penelitian dan pedoman
pengolahan data.

BabIV : Hasil penelitian, berisi deskripsi hasil penelitian dan pembahasan

mengenai pokok permasalahan, yakni pengelolaan dan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung

Bab V : Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi, berisi kesimpulan yang
bersifat umum dan khusus yang disajikan menurut pokok permasalahan, implikasi
kemudian direkomendasikan sesuai dengan permasalahan yang timbul selama
penelitian ini.

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan data

secara mendalam tentang manajemen sistem pengelolaan pengembangan

kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung.

Sebagai kegiatan ilmiah, penelitian ini terlebih dahulu harus ditentukan
metodenya. Dengan metode penelitian akan memandu peneliti mengenai urutanurutan bagaimana penelitian dilaksanakan. Berkaitan dengan hal tersebut,
Winarno Surachmad (1982:131) mengatakan metode merupakan cara utama yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan.

Sehubungan dengan metodenya, penelitian ini menggunakan metode
deskriftif yaitu dengan melakukan penelitian terhadap kenyataan, kenyataan yang

tengah berlangsung yang merupakan suatu masalah yang tengah berlangsung yang
merupakan suatu masalah yang harus segera diatasi melalui suatu analisis yang
bersifat mendalam, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winarno
Surachmad mengatakan sebagai berikut:

"Pada umumnya persamaan sifat dan segala bentuk penyelidikan deskriptif
ini ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang
situasi yang dialami, satu hubungan kegiatan, pandangan sikap yang
nampak atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh
kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan
sebagainya". (Winarno Surachmad, 1982 : 139)

48

49

Penelitian deskriptif menurut Nana Sudjana dan Ibrahim adalah :
"penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi saat sekarang, dimana peneliti beruasaha memotret
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk kemudian
digambarkan sebagaimana mestinya". (1989 : 64).

Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif ialah
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah aktual;

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif mendeskripsikan secara mendalam fenomena tentang manajemen sistem
pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi
Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung, serta menganalisisnya dengan

mengggunakan SWOT Analysis. (Bogtan, 1990;Nasution, 1992 : 18-19).
Dikatakan Nasution (1988 : 5) bahwa; "Penelitian kualitatif pada
hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungannya, berinteraksi dengan
mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran tentang dunia sekitarnya".
Penelitian kualitatif ini tidak berangkat dari hipotesis dan teori untuk diuji,

melainkan peneliti langsung turun kelapangan untuk mengumpulkan data yang
relevan, kemudian teori tersebut diberi makna.

Kemudian Bogdan dan Biklen (1982) mengatakan penelitian deskriftif

pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan suatu makna peristiwa

50

interaksi perilaku manusia dalam suatu situasi tertentu menurut perspektif sendiri.
Penelitian ini mengacu pula pada karakteristik sebagai berikut:
• Qualitative researchers has the natural setting as direct source of data
and the reseach is the instrument.

• Qualitative researchers has the descriptive
• Qualitative researchers are concerned with process rather than simply
with outcomes or products.
• Qualitative researchers tend to analyze their data inductively
• Meaning is essential concern to the qualitative approach.

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa penelitian ini
ditandai oleh keadaan peneliti yang berperan sebagai instrument dalam keadaan
setting yang wajar.

Penelitian ini bertitik tolak dari konsep yang memandang manusia sebagai

faktor utama dalam manajemen. Tegasnya faktor manusia adalah hal yang mutlak.
Tak ada manajemen tanpa adanya manusia. Manusia menjadi titik pusat dalam

manajemen dibandingkan dengan benda-benda. Hal ini sejalan dengan pendapat
Siagian (1982 : 12) yang menyatakan bahwa seluruh proses administrasi dimulai
oleh manusia, untuk kepentingan manusia dan akan diakhiri pula oleh manusia.
Penelitian kualitatif tidak sekedar teknik pengumpulan data, tetapi

merupakan cara pendekatan terhadap dunia empiris. Ungkapan kuantitatif
menghasilkan data berbentuk angka (statistik) sedangkan ungkapan kualitatif

merujuk pada pengertian yang luas terhadap penelitian yang menghasilkan data
deskriptif, yaitu berupa kata-kata dan perilaku orang-orang yang dapat di
observasi baik lisan maupun tulisan secara faktual, menganalisis dan
menginterpreatasikan data yang ada.

51

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti

Kencana Bandung, Jenjang pendidikan D III Keperawatan. Alamat kampus : Jalan

Sindangsari No. 100 Telp./Fax (022) 7808512 Ujung Berung Bandung Propinsi
Jawa Barat.

Pertimbangan memilih lokasi penelitian seperti disebutkan di atas karena

mudah dijangkau, pelaku-pelaku mudah didekati, dan situasi sosialnya mudah
diamati,

sehingga

memperlancar

penelitian.

Kemudian

yang

menjadi

pertimbangan lebih khusus karena karakteristik kelayakan objek yang sangat
memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang akan menunjang tercapainya
tujuan penelitian.

C. Subjek Penelitian

Suharsimi Arikunto (1993 : 102) mengatakan bahwa, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pihak
baik manusia maupun non manusia (dokumentasi, simbol-simbol dan peralatan

kerja) yang dipandang dapat memberikan data yang berhubungan dengan kinerja
akademik. Sedangkan yang dimaksud subjek penelitian dalam hal ini merujuk

kepada populasi, sample dan sumber data dalam penelitian ini.

Populasi dan sample pada dasamya mengacu pada totalitas semua nilai

yang mungkin, hasil perhitungan atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi. Adapun sebagian

52

populasi yang diambil dinamakan sampel atau contoh (Sudjana, 1981 : 10).
Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar diamati. Sebagaimana

yang dikatakan oleh Nasution (1991 : 118), sampel adalah sebagian individu yang
diamati. Sedangkan menurut Moleong (2000 : 165) sampel yang dimaksud dalam
penelitian bersifat informan, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini terdiri dari semua personil
yang memberikan informasi untuk kelengkapan data yang diperlukan yaitu
pengelola

di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.

Sedangkan sampelnya adalah tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung.

Sampel yang disebutkan diatas akan terus berkembang tergantung pada
tujuan dan pertimbangan kelengkapan informasi sesuai dengan data yang
diperlukan. Dalam hal ini Nasution (1988 : 32-33) menjelaskan bahwa untuk

memperoleh informasi tertentu, sampling dapat diteruskan sampai pada tahap
"redundancy", ketuntasan atau kejenuhan, artinya bahwa dengan menggunakan
responden selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi

baru yang berarti. Dengan kata lain sampel dianggap memadai apabila sudah
ditemukan pola tertentu dari informasi yang dikumpulkan pada saat itu.

D. Instrument Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data dan
informasi tentang manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan

53

profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana
Bandung Propinsi Jawa Barat.

Teknik pengumpulan data ini sangat tergantung pada jenis studi yang
dikembangkan dalam penelitian ini. Prosedur pelaksanaannya disesuaikan dengan
kondisi sumber data dan lokasi dimana responden melaksanakan tugasnya.

Secara khusus dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data berupa :

Observasi : yaitu melakukan pengamatan tentang pengelolaan dan

pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan
(AKPER) Bhakti Kencana Bandung yang berkaitan dengan aktivitas, proses dan
hasil;

Wawancara

yaitu melakukan

tanya jawab tatap

muka

atau

mengkonfirmasikan kepada sampel penelitian dengan berpedoman pada materi
wawancara yang telah disusun. Wawancara ini bertujuan untuk menggali data dan
informasi dari sampel penelitian sesuai dengan permasalahan yang diajukan
terdahulu.

Penyebaran angket : yaitu teknik yang dilakukan untuk menggali atau

mengorak informasi dari responden yang relevan dengan tujuan survey

(penelitian), juga memperoleh informasi dengan reliabilitas dan vahditas setinggi
mungkin.

Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi data yang bersumberbukan dari

manusiayang dapat mencek kesesuaian data secara triangulasi.

54

Sedangkan alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan pengumpulan
data ini antara lain pedoman observasi dan pedoman wawancara, pedoman studi
dokumentasi, buku catatan, kamera dan tape recorder.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap. Tiap-tiap tahap terdiri dari

kegiatan-kegiatan tertentu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap
tahapan sebagaimana yang diutarakan oleh Nasution (1996 : 33) adalah : (1)
Orientasi, (2) Ekplorasi, dan (3) Member-check.
1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini dilakukan prasurvey ke lokasi penelitian untuk

mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti. Pada tahap ini penulis
menentukan subjek awal, melakukan pendalaman melalui sumber-sumber bacaan

baik konsep teoritis maupun studi pendahuluan yang relevan dengan
permasalahan penelitian, serta memilih lokasi penelitian.
2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap ini dilakukan penelitian lapangan terhadap sumber data tentang

manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen

di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung guna

mengumpulkan semua data dan informasi yang diperlukan, namun ada hal yang
dianggap penting sebelum kegiatan berlangsung, yaitu memahami latar, tata cara
dan tata krama menghadapi subjek penelitian.

55

3. Tahap Member-Check
Pada tahap ini membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada responden

guna menilai kesesuaian dengan hasil wawancara, penilaian dokumen dan
observasi, kemudian meminta penjelasan kepada unsur-unsur terkait bila

dipandang perlu jika data dan informasi yang dikumpulkan belum lengkap. Hal ini
dimaksudkan agar seluruh data yang diperoleh dapat dijamin kebenaran tanpa
keraguan akan validitasnya. Setelah pengecekan ulang berakhir, agar dapat
ditaksir dengan cermat dan bermakna digunakan alat Bantu antara lain

pemograman komputer yang relevan.

F. Analisa Data Penelitian

Strategi analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif. Analisis data adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam
tema

atau katagori) agar dapat

ditafsirkan

atau

diinterprestasikan

(Moleong, 2000 : 198). Agar dapat menafsirkan dan menginterprestasi data secara
baik dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran dan kreativitas yang tinggi dari

peneliti sehingga mampu memberikan makna pada setiap fenomena atau data
yang ada.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, Bogdan dan Biklen menyatakan :
Data analysis is the process of systematically searching and ananging the
interview transcripts, fildnotes, and other materials that you accumulate to
increase your own understanding of them and to enable you to present
what you have discovered to others. Analysis involve working with data,

organizing important and what is to be learned, and deciding what you will
tell others, For most, the need products of research are books, papers,
presentations, or plans for action. (1990 : 145) .

^^-••'•••"-•
••,•.'. V^-,
C/ ^
* • "'' "'•••"'&& £•.

56't- .'\ '••>*.

Berkaitan dengan analisis data, proses analisisnya dilakuka© 'f$elalui
tahapan-tahapan :
1. Tahap reduksi;
2. Tahap dispay; dan

3. Tahap verifikasi data penelitian.
1. Tahap Reduksi

Tahap reduksi dilakukan untuk menelaah secara keseluruhan data yang
dihimpun dari lapangan sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang
diteliti tersebut. Kegiatan yang dpat dilakukan antara lain :

a. Mengumpulkan data dan informasi dari catatan, hasil wawancara dan hasil
pengamatan.

b. Mencari inti/pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek temuan
penelitian ini.

2. Tahap Display

Pada tahap ini dilakukan perangkuman terhadap temuan penelitian dalam
susunanyang sistematis untuk mengetahui makna pengelolaan biaya pendidikan.
Kegiatantelaah dalam tahap ini antala lain berupa :

a. Membuat rangkuman secara deskriptif dan sistematis, sehingga tema sentral
dapat diketahui dengan mudah;

b. Memberi makna setiap rangkuman tersebut dengan memperhatikan kesesuaian
dengan materi penelitian.

57

3. Tahap Verifikasi Data Penelitian

Pada tahap ini dilakukan pengkajian tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk
melihat kebenaran hasil analisis sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat

dipercaya. Langkah-langkah yang dilakukan di sini sebagai berikut:
a. Menguji kesimpulan yang telah diambil dengan membandingkan teori-teori
yang dikemukakan para pakar, terutama teori yang relevan;
b. Melakukan proses member check atau melakukan proses pengecekan ulang,
mulai dari pelaksanaan prasurvey, wawancara inti, pengamatan dari data, dan
informasi yang telah dikumpulkan tersebut;

c. Membuat kesimpulan umum untuk dilaporkan sebagai hasil dari penelitian
yang telah dilakukan.

G. Validasi Data Penelitian

Validasi data penelitian ini dilakukan dengan menetapkan tingkat
kepercayaan seperti : (1) kredibilitas (validitas internal); (2) transferabilitas
(vahditas eksternal); (3) dependenbilitas (realibilitas); (4) konfirmabilitas
(objektivitas).

Untuk mencapai kebenaran data yang dikumpulkan dan mencari
kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep responden dilakukan kredibilitas
sebagai berikut:

58

Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkan data
sumber lain. Artinya kebenaran data dan informasi yang diberikan responden
harus dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Pembicaraan dengan kolega, yaitu membahas cacatan lapangan dengan

teman atau pejabat di lingkungan akademis, terutama yang berkepentingan dalam
penelitian ini.

Penggunaan bahan referensi, yaitu memanfaatkan berbagai buku rujukan
yang berfungsi untuk melandasi aspek-aspek penelitian.

Mengadakan member check, yaitu menyimpulkan secara utuh hasil
wawancara untuk menghindari perbedaan persepsi.

Selanjutnya temuan penelitian ini diteliti kemungkinan pemanfaatan bagi

sekolah dasar yang bersangkutan. Hasil penelitian ini kemungkinan memiliki
tranferabilitas, bila dapat dimanfaatkan oleh pemakai atau dalam situasi tertentu

agar pengelolaan pelatihan dapat dilakukan dengan baik.
Kemudian vahditas temuan penelitian dalam criteria ini dimaksudkan

untuk mengupas tentang konsistensi hasil penelitian (dependenbilitas). Artinya
menguji apakah penelitian dapat diulang atau dilakukan pada lokasi lain dengan
temuan yang sama.

Pengujian objektivitas data hasil penelitian dilakukan konfirmabilitas

dengan cara "audit traill", yaitu melakukan pemeriksaan ulang untuk meyakinkan

pokok-pokok yang dilaporkan. Realisasi aktivitas iniperlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

59

a. Merekapitulasi data mentah yang dihimpun di lapangan secara lengkap dan
cermat.

b. Menyusun hasil analisis dengan menyeleksi, merangkum dalam bentuk
deskripsi yang sistematis.
c. Membuat hasil sintesa, yaitu menyesuaikan tema dengan tujuan, penafsiran dan

kesimpulan penelitian.
d. Melaporkan mekanisme penelitian secara utuh. Artinya proses penelitian yang
dilakukan

sejak

awal

pelaksanaan

prasurvey,

penyusunan

desain,

pengumpulan dan pengolahan data hingga penulisan akhir penelitian
dilaporkan guna membuktikan bahwa temuan penelitian tersebut sebuah
kenyataan.

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab terakhir ini mengemukakan beberapa kesimpulan, implikasi dan

rekomendasi yang didasarkan atas hasil penelitian. Kesimpulan disini lebih

merupakan pemaknaan secara terpadu terhadap seluruh penelitian, yaitu
manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga
dosen di Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung.

Rekomendasi diharapkan dapat digunakan agar bermanfaat bagi pengelolaan dan
pengembangan pada masa yang akan datang.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka
berikut ini disajikan kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal di Akademi Keperawatan

(AKPER) Bhakti Kencana Bandung sangat menunjang bagi pelaksanaan

pengelolaan sumber daya manusia (tenaga dosen), serta didukung situasi dan
kondisi lingkungan merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan dan
pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen.

2. Visi, misi serta tujuan yayasan dan akademi mempunyai pengaruh yang besar

sebagai dasar dalam manajemen sistem pengelolaan pengembangan
kemampuan profesional tenaga dosen di Akademi Keperawatan (AKPER)
Bhakti Kencana Bandung. Visi danmisi tersebut memperjelas arah dan tujuan
96

l

;-

97

VJiv

serta berorientasi kedepan sangat tepat untuk menunjang •^rcapainya kualitas
pendidikan.

3. Kekuatan-kekuatan serta peluang-peluang yang terdapat pada manajemen

sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesional tenaga dosen
Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung dapat dijadikan

untuk mengatasi permasalahan yang ada, baik berupa kelamahan-kelemahan
maupun ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar lembaga tersebut.
4. Pola manajemen sistem pengelolaan pengembangan kemampuan profesinal

tenaga dosen Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti Kencana Bandung,
cukup efektif. Hal tersebut ditunjang dengan sistem dan sumber daya manusia
yang mempunyai kualifikasi yang baik. Selain itujuga memperoleh dukungan
dari berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan serta fasilitas dan sarana

yang memadai. Namun demikian hal ini tidak optimal, apabila tidak
dimanfaatkan sepenuhnya oleh tenaga dosen baik untuk pengembangan
dirinya maupun untuk lembaga Akademi Keperawatan (AKPER) Bhakti
Kencana Bandung.

B. Implikasi

Dalam manajemen sistem pengelolaan pengembangan