Perbedaan teori hukum dan konstitusi.pptx

TEORI DAN HUKUM KONSTITUSI
NAMA
: M. ALIS
NPM
: 20110101063
JURUSAN : FKIP/PPKN
SEMESTER : Vi (Enam)
BAHAN YANG DIKUTIP

• Prof. Miriam Budiarjo,2008, Dasar Dasra Ilmu Politik, Jakarta, Kompas Grand Media Biulding
• Jimly Asshiddiqie,2008, Konstitusi Dan Hukum Tata Negara Adat, Bandung Uni Gunung Djati
• Prof. Dr. Dahlan Thaib,S.H.,M.Si, Jazim Hamid,S.H., M.Hum, Hj Ni’matul Huda, S.H,. M.Hum, Teori
dan Hukum Konstitusi, Jakarta; Rajawali Pers

• Prof.Dr. Jimli asiddiqie, SH. 2004, Kostitusi dan konstitusionalisme. Jakarta, Sinar grafka
• Politik Dan Strstegi (Sistem Konstitusi)

KOPETENSI DASAR I
• PENGERTIAN KONSTITSI
• UUD DAN KOSTITUSI
• MAKSU DAN TUJUAN KONSTITUSI

• ISI KONSTITUSI
• KLASIFIKASI KONSTITUSI

PENGERTIAN KONSTITUSI



Berasal bhs perancis “constituer” berarti
membentuk (pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara)

Berasal dr bhs inggris “constitution” sama dengan
UUD atau sesuaidengan kebiasaan org belanda
“grondwet (grond=dasar, wet=UU) dan jerman
“grundgesetz” (grond=dasar; gesetz=UU)

Brian thompson: konstitusi dapat diartikan sebagai suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi.

Carl


j. Friedrich: konstitusi/konstitusinalisme merupakan gagasan
bahwa pemerintahan merupakan , suatu kumpulan kegiatan yang
diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat,tetapi yang dikenakan
beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak
diselenggarakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk
memerintah

Richard

s. Kay : konstitusionalisme adalah peleksanaan aturanaturan hukum (rule of law) hubungan individu dengan pemerintah,
menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa aman karena
adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah.

Herman fner : UUD sebagai riwayat suatu hubungan kekuasaan

Menurut F. Lasele Konstitusi Dibagi Menjadi 2 Pengertian, Yakni:
1. Sosiologis /Politis, Konstitusi Adalah Sintesa Faktor-faktor Kekuatan Yang Nyata Dalam
Masyarakat.


2.

Yuridis. Secara Yuridis Konstitusi Adalah Suatu Naskah Yang Memuat Semua Bangunan
Negara Dan Sendi-sendi Pemerintahan.

Dari Beberapa Pengertian Diatas, Konstitusi Dapat Disimpulkan Sebagai Berikut:

Kumpulan Kaidah Yang Memberikan Pembatasan Kekuasaan Kepada Penguasa.
Dokumen Tentang Pembagian Tugas Dan Wewenangnya Dari System Politik Yang Diterapkan.
Deskripsi Yang Menyangkut Masalah Hak Asasi Manusia.

UUD DAN KONVENSI
Konvensi/tidak
tertulis

Kebiasaan-biasaan
ketatanegaraan dan preseden

Menurut sarjana Whware bahwa :

Dapat saja suatu peristiwa disebut
konvensi tanpa sebelumnya telah
terjadi asal ada persetujuan jelas
(expres argement)

Kontitusi
UUD/Naskah

Mencakup hal-hal dalam garis
besarnya saja sehingga dapat
saja timbul masalah yang tidak
cukup diatur dalam UUD

MAKSUD DAN FUNGSI KONSTITUSI
Dimaksudkan

untuk menentukan batas wewenang penguasa, menjamin hak
rakyat dan jalannya pemerintahan.

Mempunyai


fungsi sebagai alat rakyat dalam perjuangan kekuasaan melawan
golongan penguasa yang tidak terbatas/absolutisme

Richard s. Kay : meltakkan aturan-aturan yang pasti yang memengaruhi perilaku
manisia dan dengan demikian menjaga agar pemerintahan berjalan dengan baik .

Merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat (rakyat)

ISI KONSTITUSI
Organisasi

negara : pembagian kekuasaan antara badan eksekutif, legisatif dan
yudikatf serta memuat bentuk negara

Hak asasi manusia (biasanya disebut bill of rights kalau berbentuk naska sendiri )
Prosedur mengubah UUD
Ada kalanya larangan mengubah sifat tertentu uud (hal ini menghindari terulangnya
yang sudah diatasi seperti munculnya diktator atau monarki), jerman (federealisme)


Merupakan

aturan hukum tertinggi yang mengikat semua warga negara dan
lembaga negara tanpa kecuali.

Memuat cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi

Menurut, a.A.H struycken; UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan sebuah
dokumen formal yang berisi :

Hasil perjuangan politik bangsa diwaktu yang lampau
Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik

waktu sekarang

maupun yang akan datang

Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.


DARI BEBERAPA PENJELASAN DIATAS MAKA DISIMPUKAN BAHWA ISI KONSTITUSI IALAH :

• Dasar dibentuknya negara
• Dasar negara
• Tujuan negara
• Kewajiban dasar negara
• Bentuk pemerintahan
• Lembaga-lembaga negara
• Hubungan antar lembaga negara
• Hak-hak dan kewajiban dasar warga negara

KLASIFIKASI KONSTITUSI
1.
2.
3.
4.
5.

KONSTITUSI. TERTULIS DAN KONSTITUSI TIDAK TERTULIS;

KONSTITUSI. FLEKSIBEL DAN KONSTITUSI RIGID
KONSTITUSI DERAJAT TINGGI DAN KONSTITUSI TIDAK DERAJAT TINGGI;
KONSTITUSI SERIKAT DAN KESATUAN;
KONSTITUSI SISTEM. PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DAN SISTEM PEMEMRINTHAN PARLEMENTER

KOMPETENSI DASAR II
• KONSTITUSI YUNANI
• KONSTITUSI ROMAWI
• KONSTITUSI MADINAH
• KONSTITUSI/UUD INDONESIA

PERKEMBANGAN
KONSTITUSI
PADA ZAMAN YUNANI KUNO
Konstitusi Telah Ada Sejak Ribuan Tahun Yang Lalu. Dimulai Sejak Zaman Yunani
Kuno belum mengenal istilah konstitusi tapi politiea Yang Dapat Dibuktikan
Dengan Memperhatikan pengambaran aristoteles Yang Membedakan Istilah
Nomoi Dan Politiea. Nomoi Berarti Undang-undang biasa, Sedangkan Politiea
Berarti konstitusi atau Negara.
Pada Masa Kejayaannya (Antara Tahun 624-404 SM) Athena Pernah Mempunyai

Tidak Kurang Dari 11 Konstitusi, Pada Masa Itu Aristoteles Sebagai Murid
Terbesar Plato Berhasil Mengumpulkan 158 Konstitusi Dari Berbagai Negara
Sehingga Diakui Sebagai Orang Pertama Yang Melakukan Studi Perbandingan
Konstitusi.

ZAMAN ROMAWI
Kerajaan Romawi Menjadi kerajaan Imperim (Kerajaan Dunia)

• Perkembangan Konstitusi Di Romawi Yang, Sering Di Sebut Hanya Bersifat Teknis

“The
Acts Of Legislation By The Emperor”. Yang Dipengaruhi Sistem Monarki Bahwa
Keputusan Raja Merupakan Keputusan Dari Tuhan

• Peminjaman Aspek Hukum Romawi Terhadap Sistem Pemikiran Kalangan Kereja
Perkembangan Selanjutnya Setelah Berkahirnya Sistem Kekaisaran (Absolutisme)
Dengan Pembagian Rana Hukum (Hukum Privat Dan Hukum Pablic)

Adanya Perebutan Kekuasaan Antara Kaum Ningrat Dengan Rakyat gembel/Jelata, yang
Diselesaikan Dengan UUD 12 Meja


Istilah

Membedakan Hukum Masyarakat Romawi (ius civil) Dengan Masyarakat Diluar
Romawi (Ius Gentiumi)

Istilah Lex , ini dipahami sebagai konstitusi
di kembangkan

untuk mengembangakan kenegaraan harus

KONSTITUSI MADINAH DAN KETATA NEGARAAN MODEREN
KONSTITUSI MADINAH
Piagam pertamah yang tertulis dalam sejarah ummat Manuasia adalah piagam madinah
(622 M), ini dibuat atas persetujuan antara Nabi Muhammad SAW. Dengan wakil-wakil
penduduk madinah, ditandai dengan eratnya persaudaraan serta perjanjian kaum
Muhajirin (orang islam yang dari mekah) dengan kaum Anshor dan golongan islam,
nasrani dan yahudi (asli penduduk madinah)
Para ahli menyebut Piagam Madinah (shafhat) dengan istilah yang bermacam-macam


• Montgomery Watt Menyebut “The Konstitution Of Madinah”
• Nicholson Menyebut “Carter”
• Majid Khadduri Menggunakan Kata “Treaty”
• Philips K. Hitty Menyebut “Agreement”
• Zainal Abidin Ahmad Menggunakan Kata “Piagam”

Pengangkatan persaudaran kaum
komonitas yang solid dan kuat

mujahirin

dengan

anshor

melahirkan

Menurut Harun Nasution, dimadinah mempunyai posisi yang baik dan segerah
menjadi suatu komonitas umat yang kuat dan dapat berdiri sendiri menjadi
suatu negara dan pemerintahan
Sumber perundang-undangan di masa Rasulullah, ialah wahyu Ilahi dan
ketetapan-ketetapan beliau sendiri (memutuskan hukum satu masalah atau
fatwah hukum) ketika terjadinya pertentangan internal, salah satunya
(peristiwa perang uhud dan ahzab)
Piagam/konstitusi madinah untuk mempersatukan kelompok sosial menjadi
suatu ummat dan mengakui hak-hak demi kepentingan bersama

KETATA NEGARAAN MODEREN
Konsep negara moderen umumnya di yakini dari pemikiran dunia barat

Ciri khas ketata negaraan moderen dituangkan dalam konstitsi untuk mengatur
organisasi kenegaraan
steenbeck ialah





yang

menurut

sri

soemantri,

mengutip

pendapat

Jaminan hak asasi manusia
Susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar
Pembagian dan pembatasan kekuasaan

Konstitusi

ialah pusat perhatian karena kuasaan perlu di atur dan dibatasi,
menurut Ivo D. Duchacek konstitusi ialah mengidentifkasikan sumber, tujuan
penggunaan2 dan pembatasan2 kekuasaan umum (pablic)

Maka bila diamati, didunia ini tidak ada satupun negara yang tidak mempunyai
kostitusi, karena negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak
dapat dipisahkan

Dalam Rangka Pembatasan Kekuasaan Negara, Maka Harus Ada Aturan Main
Yang Diwujudkan Melalui Seperangkat Kaidah Hukum Yang Dituangkan Dalam
Konstitusi Yang Mengandung :

• Prinsip-prinsip Negara Hukum
• Demokrasi
• Pembagian Kekuasaan
• Dan Pengakuan Ham
Maka Kostitusi Di Negara-negara Moderen Tidak Hanya Memuat Aturan Hukum,
Melainkan: Memformulasikan Prinsip-prinsip Hukum, Haluan Negara, Dan
Patokan Kebijakan Yang Kesemuanya Mengikat Penguasa Dalam Suatu Negara.

ISLAM DAN KETATANEGARAAN MODEREN
ISLAM TIDAK MEMPERKENALKAN BENTUK NEGARA, TETAPI MENGANDUNG PRINSIPPRINSIP
NEGARA
DAN
UNSUR-UNSUR
KEADILAN,
PERSAMAAN
DAN
PERMUSYARAWATAN, YANG MERUPAKAN PERANAN PENTING DALAM NEGARA
MODEREN YANG DEMOKRATIS, SEBAGAIMANA DENGAN MEMPERLIHATKAN
PORMULASI KONSTITUSI MADINAH, DISEBUTKAN DASAR-DASAR MASYARAKAT
PARTISIPATIF DAN EGALITER. CIRI UTAMANYA, PENGAKUAN TERHADAP HAM TANPA
DISKRIMINASI BAIK MUSLIM MAUPUN YAHUDI.
MENURUT N. SHIDDIQI,: KONSTITUSI MADINAH, NABI TELAH MEMBINA WATAK
MASYARAKAT DENGAN CIRI-CIRI :

BERPEGANG PADA PRINSIP BERPENDAPAT
MENYERAHKAN URUSUSAN KEMSYARAKATAN

(DUNIAWI) KEPADA UMAT SENDIRI
PADA HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PERINCIAN PELAKSANAAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT YANG TIDAK TERMASUK MASALAH YANG BERSIFAT ‘UBUDIYAH’

KONSTITUSI MADINAH TELAH MENDAHULUI KANSTITUSI-KONSTITUSI LAIN
MELETAKKAN DASAR PENGAKUAN TERHADAP HAM DAN HAK ASASI POLITIK

YANG

ABDUL KARIM ZAINAL, MENJELASKAN YANG DIMAKSUD DENGAN HAK POLITIK ADALAH
HAK-HAK YANG DINIKMATI OLEH SETIAP RAKYAT SEBAGAI ANGGOTA LEMBAGA POLITIK,
SEPERTI HAK MEMILIH, HAK DIPILIH, HAK MENCALON KAN DIRI UNTUK MENDUDUKI DAN
MEMEGANG JABATAN UMUM.
HAK POLTIK YANG DIAKUI DALAM SYARIAT ISLAM, SEPERTI :

• HAK MEMILIH
SETIAP WARGA NEGARA MEMILIKI HAK MEMILIH WARGA NEGARA. SIAPA SAJA YANG MEREKA
PILIH UNTUK JABATAN INI, MAKA MENURUT SYARA’ DIA ADALAH KEPALA NEGARA YANG SAH

• HAK KONTROL RAKYAT (PENGAWASAN)
UMAT/RAKYAT MEMILIKI HAK MENGAWASI KEPALA NEGARA DAN SELURUH PEJABAT DALAM
PEKERJAAN DAN TINGKAHLAKU YANG MENYANGKUT URUSAN NEGARA, KARENA HUBUNGAN
UMAT/RAKYAT DENGAN KEPALA YAITU WAKIL DAN ORANG YANG DIWAKILIKAN.

HAK PENGAWASAN INI DIMAKSUDKAN UNTUK MELURUSKAN KEPALA NEGARA JIKA ADA
PENYIMPANGAN DARI JALAN YANG LURUS/ISLAM DALAM MEMERINTAH

KONSTITUSI DAN NEGARA
EMBRIO KONSTITUSI DALAM SUATU NEGARA
Menurut Sri Sumantri, dalam desertasinya, tidak ada satu Negara pun di dunia ini
yang tidak mempunya Konstitusi karena merupakan dua lembaga yang tidak dapat
pisahkan (tanpa Konstitusi Negar tidak mungkin ada)
Maka Embrio konstitusi di suatu negara (sebagai hukum dasar) dapat diketahui dari
sejarah dan pertumbuhannya dengan menggali dua sudut pandang, yaitu :

Bentuk negara (menurut HAWGOOD)

• Spontaneous state ialah negara yang timbul sebagai akibat revolusi
• Negotiated state ialah negara yang beradasarkan pada kebenaran relatif
• Derivative state ialah negara yang konstotusinya mengambil dari negara-negara yang
sudah ada (meniru)

Pembentukan Konstitusi
• Konstitusi dibuat oleh raja
• Konstitusi dibuat oleh raja

dan rakyat (seperti aliran monarcho-machen dimuat

dalam fundamentalis)

• Konstitusi dibuat oleh rakyat (bentuknya enigung) seperti calvinisten dari Inggris
mendirikan koloni Amerika

• Konstitusi yang dibuat oleh komite
• Konstitusi dibuat oleh pemerintahan diktator, (seperti konstitusi Unisoviet)

NILAI PENTING KONSTITUSI DALAM SUATU NEGARA
Tanpa konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk kerena menempati posisi yang sangat krusial
dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Yang tidak dapat dipisahkan dari negara.
Dr. A. Hamid s. Attamimi, berpendapat bahwa : pentingnya suatu konstitusi atau uud di negara
ialah sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus tentang bagaimana kekuasaan
negara harus dijalankan.
Karl leowenstein mengadakan suatu penyelidikan mengenai apakah arti konstitusi, maka
membawanya kepada 3 jenis penilaian konstitusi sebagai berikut :

Konstitusi yang mempunyai Nilai Normatif

( bukan hanya berlaku dalam arti hukum, tetapi
suatu kenyataan yang hidup sepenuhnya atau secara murni dan konsekuen)

Nilai Nominal (secara hukum konstitusi itu berlaku, tetapi ada beberapa pasal-pasal yang
dalam kenyataannya tidak berlaku)

Nilai

Sementik (konstitusi secara hukum tetap berlaku tetapi hanya dipergunakan untuk
kepentingan pihak penguasa)

SUPREMASI KONSTITUSI DALAM NEGARA
Supremasi konstitusi yaitu diaman konstitusi mempunyai kedudukan tertinggi dalam
tertib hukum suatu negara.
K.C. Wheare memberikan ulusan kedudukan konstitusi yaitu :

 Aspek hukum mempunyai derajat tinggi

Konstitusi dibuat oleh badan pembuat uu atau lemabaga-lembaga
Konstitusi dibentuk atas nama rakyat, berasal dari rakyat, dan

dilaksanakan untuk

kepentingan rakyat.

Konstitusi ditetapkan oleh lembaga atau bada ynag diakui keabsahannya.

 Aspek moral landasan fundamental
konstitusi tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai universal dari etika moral,
Konstitusi yang mengesahkan
seharusnya dikesampingkan

perbudakan

dan

apertheid,

konstitusi

itu

Siapakah yang menjamin kositusi itu diselenggarakan menurut jiwa dan katakata dari naskah ...??? kemudian Mariam Budiardjo mensinyilir beberapa
pemikiran yang berbeda-beda sesuai dengan sistem pemerintahan.

• Di

inggris, parlemen merupakan satu-satunya yang boleh mengubah dan
membatalkan UU yang dianggab bertentangan dengan konstitusi

• Di

negara federal (AS) di perlukan ada satu badan diluar legislatif yaiyu
mahkama agung federal dan hakim lain (yudicial prudensi) yang berhak
meneliti apakah suatu uu bertentangan atau tidak dengan konstitusi.

• Di

indonesia, mahkamah agung hanya sebagai uji materil (judicial review)
berlaku hanya sebatas undang-undang.

Tidak semua negara memberikan syarat yang lebih berat untuk perubahan
atau amandemen UUD, misalnya : prosedur pembuatan, penyempurnaan dan
perubahan uud adalah sama dengan prosedur pembuatan UU

Tetapi menurut wheare, dengan menetapkan Konstitusi pada kedudukan yang Tinggi
(supreme) Ada semacamam jaminan bahwa :
Konstitusi itu harus di taati dan menjamin agar konstitusi tidak akan dirusak dan
diubah begitu saja secara sembaran, perubahannya harus dilakukan secara hikmat,
penuh kesungguhan dan pertimbangan yang mendalam. Agar maksud ini dapat
dilaksanakan dengan baik maka perubahannya pada umumnya mensyaratkan adanya
sesuatu proses dan prosedur yang khusus atau istimewa

SISTEM PERUBAHAN KOSTITUSI
Ada dua sistem perubahan yang berkembang yaitu :

• Renewel

(pembaharuan)=diberlakukan konstitusi yang baru. Ini di anut di
Negara Eropa Kontinental seperti Belanda, Jerman dan Prancis

• Amandemen (perubahan) = konstitusi tetap berlaku namun hanya sebagian,
ini di anut di negara Anglo-Sakson seperti Amerika misalnya.

Untuk Mengubah UUD Atau Konstiusi, Menurut K.C Whware Ada 4 Yaitu :

Beberapa kekuasaan yang primer (some primery forces)
Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal amandent)
Penafsiran secara hukum (judicial interpretation)
Kebiasaan dan kebiasaan yang terdapat dalam budan ketatanegaraan (usage and
convention)

Prosedur Perubahan Knstitusi Menurut C.F Strong Ialah :

Perubahan Konstitusi Yang Dilakukan Oleh Pemegang Kekuasaan Legislatif, Akan
Tetatapi Menurut Pembatasan2 Tertentu.

Pembaharuan yang dilakukan oleh rakyat melalui suatu referendum
Perubahan yang berlaku di negara serikat yaitu dilakukan oleh negara-negara
bagian

Perubahan

yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh sutu
lembaga khusu yang dibentuk utnuk keperlan perubahan

UUD

1945 telah menyediakan satu pasal yang khusus tentang perubahan
yaitu pasal 37 yang berbunyi :

1) Untuk

mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota MPR
harus hadir

2) Putusan

diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
yang hadir

Pasal 37 tersebut mengandung 3 norma, yaitu :

• Bahwa

wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga
negara tertinggi

• Bahwa

untuk mengubah UUD kuorum yang harus dipenuhi sekurangkurangnya 2/3 dari seluruh jumlah anggota MPR

• Bahwa

putusan tentang perubahan UUD adalah sah apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir

Menurut K.C Wheware, ada 4 sasaran yang hendak dituju dalam usaha
mempertahankan konstitusi dengan jalan mempersulit perbuhannya.

Agar

perubahan konstitusi dilakukan dengan pertimbangan yang
masuk akal, tidak secara serampangan dan dengan sadar (dikehendaki)

Agar

rakyat dapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannay
sebelum perubahan

Agar perubahan tidak hanya sepihak
Agar hak-hak perseorangan atau kelompok
bahasa atau klp monoritas agama
jaminan.

seperti klp monoritas
atau kebudayaannya mendapat

FAKTOR DAYA IKAT KONSTITUSI
Warga negara ialah penduduk suatu negara/bangsa yang berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan atau bangsa lain yang terorganisasi sebagai suatu susunan kelas
sebagai suatu keutuhan, maka untuk manjaga keutuhan dan kesatuan, harus di ikat
dengan konstitusi yang berdasarkan :

ASPEK HUKUM
MENGIKAT, KARENA IA DUTETAPKAN OLEH BADAN YANG BERWENANG MEMBENTUK HUKUM, DAN ITU DIBUAT UNTUK
DAN ATAS NAMA RAKYAT (POSITIVISME HUKUM)
MENGIKAT KRN IA MERUPAKAN ALAT UNTUK MEMBATASI KEKUASAAN NEGARA (PRINSIP NEGARA BERDASAR ATAS
HUKUM)

ASPEK POLITIK
HUKUM ADIL PRODUK POLITIK.YANG TELAH MENJADIKAN BADAN. KONSTITUANTE SEBAGAI BADAN PEMBUAT
KONTSITUSI, SEHINGGA PRODUK POLITIK YANG BERUPA KONSTITUSI MEMPAUNYAI DAYA IKAT PEMBERLAKUANNYA
BAGI WARGA NEGARA.

ASPEK MORAL
MEMPUNYAI DAYA IKAT TERHADAP WARGANEGARA KARENA PENETAPAN KONSTITUSI DIDASARKAN PADA NILAI2
MORAL (HUKUM ALAM), KRN MORAL ADALAH PENGATURAN PERBUATAN MANUSIA DARI SEGI BAIK DAN BURUKNYA

KONTITUSI/UUD INDONESIA
UUUD 1954 telah dipersiapan jauh sebelum indonesia merdeka oleh BPUPKI
dengan dua masa sidang (25 mei – 1 juni 1945 dan 10 – 17 juni 1945) sebagai
dokumen formal yang di sahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI
A.A.H. Struycken berpendapat, UUD sebagai konstitusi tertulis merupakan
dokumen formal yang berisi :

1. Hasil perjuangan politik bangsa diwatu yang lampau
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembanga ketatanegaraan bangsa
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik waktu sekarang
maupun masa yang akan datang

4. Suatu keinginan, dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dicapai

FENOMENA DUA KALI MASA BERLAKUNYA UUD 1954:

 UUD , 18 agustua 1945 – 27 desember

1949



sistem pemerintahan presidensial, kemudian pada tanggal14 nov 1945 soekarno melantik kabinet
parlementer (sjahrir) sebagai perdana mentri (perlementer)



UUD tiak dijadikan referensi dalam pengambian keputusan, tapi hanya sebagai alat kemerdekaan negara
indonesia.




Kemerdekaan indonesia masih bersifat defacto





Bentuk negara federal



Gagalnya konstitute dalam membuat/menyusun UUD yang baru sehingga pada 5 juli 1959 soekarno
mengeluarkan detrik presidan untuk kembali ke UUD1945

Hasil perundingan di KMB, NKRI menjadi RIS

 UUD RIS, 27 desember 1949 – 17 agustus 1950
Terjadinya perlawanan di setiap daerah yang menginginkan indonesia menjadi negara kesatuan
Tidak didukun secara geografs

 UUDS, 17 agustus 1950 – 05 juli 1959
 Kembali kepada UUD 1945, tahun 1959


Penyimpangan rezim ORBA yang sangat otoriter

 Amandemen UUD 1945, 1999-2002

FUNGSI DAN PERAN UUD 1945





Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia
Memamujukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan kahidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial

Fungsi Dan Peran UUD 1945 Sebagai Konsepsional
Pancasila Sebagai Landasan Filosof
Sistem Presiden Sial Secara Konstitusional Sebagai Landasan Truktur Dalam UUD
Tujuan Nasional Yangterinplementer Dalam Kebijaksanaan Politik Bangasa Dalam GBHN

Fungsi Dan Perang UUD 1945 Sebagai Oprsional
Apa Yang Telah Tercermin Secara Konseptual Supaya Benar Dapat Terealisasir Secara
Nyata Dan Serta Peningkatan Pelestariannya dilaksanakan oleh suprstruktur dan
infrastruktur

REORIENTASI UUD 1945 SEBAGAI PANDANGAN TOKOH-TOKOH
BANGSA

Struycken menyebutkan salah satu kandungan konstitusi berisi
pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu
sekaran maupun waktu yang akan datang

Ada dau yang dikategorikan sebagaitokoh-tokoh bangsa yitu

Sekelompok orang yang mempunyai perhatian besar terhadap UUD sabagai
konstitusi bagi suatu negara yag merdeka, dan tokoh-tokoh ini digolongkan
sebagai angkatan 28 yang mempunyai saham besar dalam proklamasi
kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945.

Mereka yang terlibat langsung dalam prose penyiapan, perumusan, dan
penetapan uud 1945 baik dalam sidang-sidang BPUPKI maupun sidang-sidang
PPKi

Pandanga Tokoh-tokoh Bangsa Dalam Sidang BPUPKI

Muuhammad Yamin

Peri Kebangsaan
Peri Kemanusiaan
Peri Ke-tuhanan
Peri Kerakyatan
Kesejahteraan Rakyat

Soepomo
Ia Tidak Menjelaskan Dan Tidak Menyebutkan Lima Asas Untuk Dasar-dasar Indonesia Merdeka,
Melainkan Soepomo Justru Mengajukan Konsep Yang Sering Kita Dengan Nama Negara Integralistik.

Soekarno

Kebangsaan Indonesia
Internasionalisme Atau Prikemanusiaan
Mufakat Atau Demokrasi
Kesejahteraan Sosial
Ketuhaan Yang Berbuadaya

MASA DEPAN UUD 1945 SEBAGAI PANDANGAN TOKOH-TOKOH BANGSA
Mencermati cita-cita yang ingin dicapai oleh para tokoh bangsa atau para
penyusun UUD 1945, masih relevan untuk diperjuagkan kini dan aka datang,
era sekaran tidaklah sema denga tahu 1945, maka dari itu perjuangan
muwujudkan cita-cita UUD 1945 serta pelaksanaannya secara murni dan
konsukuanjugamampu menyesuaikan dengan zaman,dan tetap
mempertahankan keaslian UUD 1945

ANA LISIS YURIDIS TENTANG BERAGAMNYA NASKAH UUD 1945

1.
2.
3.
4.

NASKA YANG DIMUAT DALAM BERITA REPUBLIK INDONESIA TAHUN II NOMOR TAHUN 1964.
NASKA YANG DIMUAT DALAM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 1959
NASKA YANG DILAMPIRKAN DALAM KETETAPAN MPRS NO.XX/MPRS/1966
NASKA YANG DIKELUARKAN OLEH SEKRETARIAT NEGARA RI

SISTEMATIKA UUD

1. PADA BERITA RI TAHUN II NO. 7 TAHUN
1946
OENDANG-OENDANG DASAR
PEMBOEKAAN
...............................................................................
BAB
..............................................................................
PASAL
..............................................................................

2. PADA LEMBARAN NEGARA RI NO.75 TAHUN
1959
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBOEKAAN (Preambule))
...............................................................................
UNDANG-UNDANG DASAR
BAB 1
..............................................................................
PASAL
......................................................................................................

KEDUDUKAN PENJELASAN UUD 1945
Mengenai penjelasan UUD 1945, terdapat dua pendapat yang berkembang, yaitu:

• Yang menyatakan bahwa UUD 1945 hanya terdiri daripembukaan dan batang tubuh saja,
sedangkan penjelassan UUD 1945 bukanlah merupakan bagian resmi dari UUD 1945.

• Menyatakan

bahwa uud 1945 terdiri dari pembukaan, batang tubuh,dan penjelasan.
Artinya penjelaan UUD 1945 merupakan bagian resmi dan tak terpisahkan dari UUD
1945.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa penjelasan itu adalah hasil karya Soetomo. Hal ini
dikuatkan oleh panitia ad hoc II BP MPRS 1967 yang setelah berbicara dengan para tokoh
nasional seperti maria ulfah, achmad subardjo, dll. Berkesimpulan bahwa: “pada saat
ditetapkannya UUD 1945 belum ada penjelasannya. Adapun penjelasan yang disiarkan
dalam berita RI tahun II No.7 bukanlah hasil karya panitia hukum dasar, melainkan dibuat
oleh alm. Prof. Dr. Soepomo pribadi dan isinya sesuai dengan penjelasan beliau pada rapat
BPUPKI tanggal 5 juli 1945.

KONVENSI DAN KONSTITUSI DALAM PRAKTEK KETATANEGARAAN DI
INDONESIA
Istilah konvensi berasal dari bahasa inggris (convention). Secara akademis seringkali istilah
convention digabungkan dengan perkataan constitutional
Ciri-ciri konvensi ketatanegaraan yang dikemukakan oleh A.V Dicey ialah:

• Konvenso itu berkenaan dengan hal-hal dalam bidang ketatanegaraan
• Konvensi tumbuh,berlaku,diikuti dan dihormati dalam prktik penyelengggaraan negara
• Konvensi sebagai bagian dari konstitusi, apabila ada pelanggaran terhadapnya tak dapat

diadili

oleh badan pengadilan.
Contoh konvensi ketatanegaan :

• Raja

harus mengsahkan setiap rancangan UU yang telah disetujui oleh kedua majelis dalam
parlemen

• Majelis tinggi tidak akan mengajukan sesuatu rencana UU keuangan (money bill)
• Mentri-mentri meletakkan jabatan apabila mereka tidak mendapat kepercayaan dari majelis rendah

KONVENSI DAN UUD 1945

• Penjelasan umum UUD 1945, secara tegas mengatakan bahwa “UUD suatu negara
ialah hanya sebagian dari hukum dasar negara itu. Artinya di samping UUD
konvensi

• Di dalam khsanah ilmu pengetahuan hukum tata negara aturan dasar yang tertulis
itu disebut konvensi. Sedangkan konstitusi dalam pengertian yuridis adalah ssuatu
naskah tertulis yang mengatur keorganiasian negara

• Hubungan

uud 1945 dengan konvensi merupakan kelengkapan dari UUD 1945
dalam memenuhi tuntutan kebutuhan dan perkembangan zaman

• Perlu

diketahui bahwa hampir semua negara-negara modern di dunia di samping
mempunyai konstitusi kemudian juga mengakui adanya konvensi

• Oleh karena itu perlu diketahui bahwa konvensi tidak dapat diimpor dari negara lain
karna karakteristiknya berbeda

KONVENSI DALAM PENYELANGGARAAN NEGARA DEWASA INI
Dalam kurung waktu pertama berlakunya UUD 1945 yaitu sejak tanggal 18
agustus 1945 – 27 desember 1949, maupun kurung waktu kedua yaitu sejak
dekrit presiden 5 juli 1959 sampai sekarang , dapat kita telusuri terjadinya
konvensi ketatanegaraan di indonesia
Dalam kurun waktu kedua yaitu sejak dikeluarkannya dekrit presiden, sejarah
ketatanegaraan indonesia juga mencatat adanya konvensi-konvensi yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, seperti pada
periode ORDE LAMA, setiap tanggal 17 agustus presiden Soekarno mempunyai
kebiasaan berpidato dalam suatu rapat raksasa, rapat samodra dan lainnya.
Pada masa ORDEBARU kebiasaan tersebut telah ditinggalkan sebagai gantinya
pada setiap tgl 16-8 presiden RI menyampaikan podato ketatanegaraan di
sidang paripurna DPR

Sebagaimana Telah Kita Ketahui Bahwa Dibawah Pemerintahan ORDE BARU
Telah Diikrarkan Tekad Untuk Melaksanakan UUD 1945 Secara Murni Dan
Konsikuen Artinya Apa, Bahwa UUD 1945 Harus Di Lestarikan. Untuk Keperluan
Itu Telah Ditempuh Upaya Hukum Antara Lain:



Melalui Tap No. I/MPR/1983, Pasal 104
“Majelis Berketetapan
Mempertahankan UUD 1945, Tidak
Berkehendak Daan Tidak Akan
Melakukan Perubahan Terhadapnya Serta Akan Melaksanakan Secara Murni
Dan Konsikuen”. TAP No. 1/MPR/1983, Pasal 104.

• Diperkenalkannyan

“Referendum” Dalam Sistem Ketatanegaraan Ri Lewat
Tap No. IV/MPR/1983 Untuk Memperkecil Kemungkinan Mengubah UUD 1945.

AMANDEMEN UUD 1945, UPAYA DESAKRISASI KONSTITUSI
INDONESIA
MENGAPA UUD 1945 DI AMANDEMEN ?
Menurut
adnan buyung nasution dalam disertasinya
menyatakan “pemerintahan yang
konstitusional itu bukanlah
pemerintahanyang sekedar sesuai dengan bunyi pasal-pasal
konstitusi, melainkan pemerintahan yang sesuai dengan bunyi konstitusi yang memang
menurut esensi-esensi konstitusinalisme”. Hal ini sejalan bahkan diperkokoh oleh tim kajian
amandemen fakultas hukum unibrawyang mencoba mengklarifkasi beberapa kelemahan UUD
1945 antaa lain:






UUD 1945 telah memposisikan kekuasaan presiden begitubesar
Ketentuan UUD 1945 banyak yang tidakjelas dan mutitafsir
Minimnya pengaturan masalah HAM dan
Sistem kepresidenan serta sistem perekonomian yang kurang jelas.

ANALISIS KRITIS ATAS HASIL AMANDEMEN TAHAP I DAN II
Momentum

amandemen merupakan langkah dan strategi desakralisasi UUD 1945 yang selama ini
dikeramatkan.

Terjadi peralihan kekuasaan legislatif dari eksekutif kepada legislatif.
Periodisasi jabatan presiden menjadi lebih tegas menjadi lima tahun
Hak prerogatif presiden sedikit diperjelas sekaligus dibatasi
Penegasan susunan negara kesatuan RI terdiri dari pusat, propinsi. Kabupaten, dan kota.
Terdapat atribusi langsung dari amandemen
Ketentuan mengenai wilayah negara diatur lebih lanjut dengan uu
Pengaturan mengenai HAM menjadi lebih rinci dan luas.
Terdapat pemisahan secara tegas mengenai posisi kelembagaan, struktur, dan ruanglingkup antara tni
dan polri.

Penetapan

atas lembaga negara, lagu kebangsaan, dan bahasa indonesia yang selama ini tidak
dimasukkan dalam konstitusi.

MERESPON GAGASAN PRESIDEN ABDURRAHMAN WAHID MEMBENTUK
PANITIA PENYIDIK PERUBAHAN
Pembentukan Panitia Penyelidik Perubahan (P3), MK,komisi Negara Atau Badan
Konstitute Dengan Alasan :

Karena

Masyarakat Utamanya Academis) Tidak Puas Atas Hasil Amandemen UUD
1945 Tercermin Dari Kelemahan Tahap I Dan II

Mendeknya Konstitusi Karena Banyak Persoalan Ketatanegaraan Yang Belum Ada Pada
Konstitusi Maupun Peraturan Perundang-undangan Lainnya. Seperti Hak Angket DPR
Pembentukan Semaam Badan Konstitute Hal Itu Tidak Masalah Sepanjang Tugas Dan
Wewenangnya Sebatas Mempersiapkan Segala Sesuatu Yang Terkait Dengan
Amandemen, Untuk Selanjutnya Diserahkan Kepada MPR Seperti Yang Diamanatkan
UUD 1945