KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAK TERM OF REFE

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) TERM OF REFERENCE ( TOR )
PROGRAM INDONESIA PINTAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH TIDAK SEKOLAH
(PIP-ATS PADA PKBM KELEKAR SERASAN)
TAHUN 2017

PROVINSI

: Sumatera Selatan

UNIT ESELON II/SKPD

:

Dinas Pendidikan Kab. Muara Enim

PROGRAM

:

Program Indonesia Pintar bagi Anak Tidak Sekolah putusan
dari Kemdikbud RI Nomor : 518/C.C1.1/PR/2017


HASIL (OUTCOME)

:

1. Mengurangi angka putus sekolah (Drof Out) dan
meningkatkan APK di Indonesia sesuai amanat UU No. 20
tahun 2003 tentang sisdiknas;
2. Pada tahun 2016 sebanyak 2,9 Juta Anak ATS untuk
tingkat kabupaten/Kota.
3. Menghilangkan hambatan siswa secara ekonomi untuk
berpartisipasi di sekolah sehingga mereka memperoleh
akses pelayanan pendidikan yang lebih baik

KEGIATAN

:

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN


:

1. Mempasilitasi Pendidikan bagi kelompok masyarakat yang
putus sekolah;
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik;
3. Memberikan kesetaraan akademik yang dapat
dipergunakan untuk melanjutkan pendidikan ataupun untuk
melamar pekerjaan,
4. Menarik anak/siswa yang putus sekolah agar kembali
bersekolah.
1. Visi dan Misi PKBM;
2. Kedisiplinan;
3. Banyaknya akan/siswa yang putus sekolah;
4. Pengawasan dan Pembiayaan BOP

JENIS KELUARAN (OUTPUT)

:


Ijazah Paket A Setara SD, Ijazah Paket B Setara SMP, Ijazah
Paket C Setara SMA.

VOLUME KELUARAN (OUTPUT)

:

Tahun 2017 dianggarkan sebanyak 500.000 orang

SATUAN UKUR KELUARAN (OUTPUT)

:

Peserta didik yang telah menyelesaikan pembelajaran yang
dibuktikan dengan mempeoleh Ijazah/Sertifikat.

1.1. Latar Belakang
1.1.1

Dasar hukum

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2004 tentang Pendanaan Pendidikan;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran
Pendidikan, sebagaimana
f. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahu dan Pemberantasan Buta Aksara;
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2006 tentang Panduan
Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun dan Buta Aksara;
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi
Pendidikan Kesetaraan;
i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses
Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C;
k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Program Paket A, Paket B, dan Paket C.

l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 tahun 2003 tentang Pendirian Satuan
Pendidikan Nonformal;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 49 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 12 tahun 2015 tentang Program
Indonesia Pintar
o. Peraturan Bersama Dirjend Dikdas, Dirjend Dikmen, Dirjend Paud dan Dikmas Nomor :
1880/C/PP/2015, Nomor: 795/D/KEP/TL/2015, Nomor : PER 68/B/PP/2015, Nomor
07/D/BP/2017, Nomor 02/MPK.C/PM/2017 Tentang Juknis PIP tahun 2017
p. Surat Perintah Kemdikbud RI Nomor 518/C.C1.1/PR/2017 tentang Pendataan ATS.

1.1.2. Gambaran Umum
Sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 :
Pendidikan formal dan informal diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat ( Pasal 4 ayat 3).
Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur normal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
(UU No 20/2003 Pasal 1 Butir 10) , santuan PNF terdiri dari : (a) Lembaga Kursus, (b) Lembaga
Pelatihan, (c) Kelompok Belajar, (d) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, (e) Majelis Taklim;
dan (e) Satuan Pendidikan sejenis.


PKBM diselenggarakan

untuk memberikan pelayanan pendidikan nonformal sebagai

penambah , pengganti dan pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang
membutuhkan pengetahuan , keterampilan kecakapan hidup, mengembangkan sikap dan
kepribadian, mengembangkan diri untuk berusaha mandiri dan atau melanjutkan pendidikan
ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka pemberdayaan masyarakat. PKBM didirikan bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup secara mandiri.
Oleh sebab itu prinsip PKBM adalah dari, oleh dan untuk masyarakat.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian professional.
Program nasional yang tercantum RPJMN 2015-2019 Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Amanat Presiden tentang Porgam Indonesia Pintar (PIP), Ditjen PAUD dan
Dikmas Kemendikbud RI berupaya memfasiiltasi daerah dalam pemberian PIP bagi peserta
didik program kesetaraan (Paket A, B, dan C) dan kursus keterampilan. Namun demikian sejauh

ini hasilnya belum sesuai dengan harapan. Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS) yang
mengikuti program kesetaraan dan memperoleh PIP pada tahun 2015 sebanyak 15.525 orang,
dan tahun 2016 sebanyak 65.122 orang. Pada tahun 2017 pemerintah menargetkan dapat
menjaring sebanyak 500.000 orang. Peserta didik tersebut akan memperoleh dana PIP yang
dipergunakan untuk keperluan pendidikan individu peserta didik, dan satuan pendidikan
memperoleh dana Bantuan Operasional Pembelajaran (BOP) yang digunakan untuk proses
pembelajaran.
Adapun tujuan pemberian PIP adalah : 1). Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan
yang ditandai dengan menurunnya angka putus sekolah, 2). Menurunkan kesenjangan
partisipasi pendidikan antar kelompok masyarakat (kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan,
perkotaan dan perdesaan, serta antar daerah). 3). Meningkatkan kesiapan peserta didik
kesetaraan untuk memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Sesuai dengan data dari TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penaggulangan Kemiskinan)
terdapat ATS usia 7-21 tahun sebanyak 4,1 juta anak. Pada akhir tahun 2016 , Ditjen PAUD dan
Dikmas telah mengirimkan data ATS tersebut ke kabupaten/kota sebanyak 2,9 juta ATS lengkap
dengan nama, umur, indentitas orang tua dan alamat untuk dilakukan penjaringan dan
melakukan pembinaan agar kembali kesekolah, mengikuti program kesetaraan atau kursus
keterampilan.

Hingga saat ini, disparitas partisipasi sekolah antar kelompok masyarakat masih

cukup tinggi. Angka Partisipasi Kasar (APK) keluarga yang mampu secara ekonomi secara
umum lebih tinggi dibandingkan dengan APK keluarga tidak mampu. Salah satu alasannya
adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung yang ditanggung
oleh peserta didik. Biaya langsung peserta didik antara lain iuran sekolah, buku, seragam, dan
alat tulis, sementara biaya tidak langsung yang ditanggung oleh peserta didik antara lain biaya
transportasi, kursus, uang saku dan biaya lain-lain. Tingginya biaya pendidikan tersebut
menyebabkan tingginya angka tidak melanjutkan sekolah dan tingginya angka putus sekolah
(drop out), sehingga berpengaruh terhadap APK. Pada taun 2015 Angka Partisipasi Kasar
(APK) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat sekitar 114.47 untuk SD/MI/Paket A, 93.56
untuk SMP/MTs/Paket B, dan sekitar 73.18 untuk SMA/MA/Paket C. Sedangkan Angka Drop
Out (DO) pada tahun 2015 , terdapat sekitar 68.129 orang yang menjadi sasaran Paket C.
Sasaran tersebut pada umumnya adalah masayarakat marginal yang karena faktor sosial
ekonomi tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti pendidikan dijalur formal atau sekolah.
Disamping itu juga mungkin karena faktor geografis , yang bertempat tinggal atau bermukim di
daerah-daerah terpencil, daerah perbatasan, atau wilayah lainnya yang sulit dijangkau dan tidak
memperoleh akses layanan pendidikan formal. Disamping itu, sangat mungkin mereka karena
suatu hal terpaksa harus putus sekolah atau putus lanjut dari bangku sekolah.
Dalam rangka memberikan kesempatan bagi mereka dalam memperoleh layanan
pendidikan dasar untuk mendukung wajib belajar Sembilan tahun , maka pemerintah
menugaskan seluruh satuan Pendidikan Nonformal yaitu PKBM,SKB dan kursus atau satuan

pendidikan yang sejenis yang terdaftar di Kemendikbud RI untuk menyukseskan program PIP
tahun 2017 dengan melakukan pendataan dan penjaringan terhadap Anak Usia sekolah yang
tidak sekolah (ATS) dengan rentang usia 7-21 tahun agar kembali bersekolah , mengikuti
program kesetaraan atau kursus keterampilan. Sesuai amanat UUD 1945 Pasal 28C Ayat 1
yaitu setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

2.1. Kegiatan Dilaksanakan
2.1.1. Uraian Kegiatan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui suratnya Nomor :
518/C.C1.1/PR/2017 yang ditujukan ke Bupati/ Walikota di seluruh Indonesia agar
memerintahkan Kepala Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar menugaskan
Kepala Bidang PAUD dan Dikmas dengan cara mengerahkan seluruh satuan pendidikan
nonformal yakni PKBM, PKBM Negeri/ SKB, atau LKP dan Satuan Pendidikan yang sejenis,
untuk bersungguh sungguh melakukan penyisiran kemabli ATS di setiap kota, desa dan

kelurahan agar dapat kembali belajar disekolah, mengikuti program kesetaraan (Paket A, B
dan C) atau kursus keterampilan.
Setiap ATS yang bersekolah kembali, atau didaftarkan pada program kesetaraan atau

kursus keterampilan (PKBM,SKB,LKP) dan telah menjadi peserta didik segera dimasukkan
dalam data pokok pendidikan masyarakat (Dapodikmas) dan harus di-entry datanya oleh
satuan

pendidikan

pada

Aplikasi

ATS

dengan

alamat

website

http://app.paud-


dikmas.kemdikbud.go.id/ats. Untuk memperoleh dana PIP tahun 2017.

2.1.2. Batasan Kegiatan
Satuan pendidikan nonformal : PKBM, SKB, dan LKP atau Satuan pendidikan yang sejenis
dalam proses pendataan, rekrutmen dan entry data pada aplikasi ATS paling lambat tanggal
31 Maret 2017.

2.1.3. Penerima Manfaat
No.
1.

URAIAN KEGIATAN

PENERIMA MANFAAT

Setiap ATS dibujuk untuk kembali bersekolah, atau Anak Usia Sekolah namun
didaftar pada program kesetaraan (Paket A, B dan C) tidak sekolah (ATS) dengan
dimasukkan ke data Dapodikmas dan di-entry pada rentang usia 7-21 tahun.
Aplikasi ATS

Untuk memperoleh dana PIP
tahun 2017

2.1.4. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
a. Turun kelapangan (observasi)
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Pendekatan
e. Pembujukan akan manfaat
f.

Realisasi

2.1.5. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
(2017) Bulan ke
Tahap Kegiatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Observasi
Diskusi
Tanya Jawab
Pembujukan
Realisasi , Entry Ke Aplikasi ATS
Proses backup dari pusat*
SK

Penetapan

penerima

dari

Kemdikbud RI*
Pencairan dana PIP tahun 2017*

Ket * : Masih Perkiraan

2.1.6. Biaya Yang Diperlukan
Perkiraan biaya penyelenggaraan kegiatan :
No

URAIAN

JUMLAH

1

Honor Pelaksana Kegiatan (3 orang)

?

2

ATK, Penggandaan

?

3

Biaya Paket Internet

?

JUMLAH

?

(menunggu Juknis RAB BOP tahun 2017)

Muara Enim, Maret 2017
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN,