Contoh Proposal Bisnis SKB .doc

EXECUTIVE SUMMARY

A.

Nama Perusahaan
Nama perusahaan yang akan kami dirikan adalah “Fa. PESISIR”.
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi lobster air tawar
yang baru-baru ini mengalami banyak permintaan dan karena masih jarangnya
petani sejenis.

B.

Lokasi
Kami memilih bidang usaha pembudidayaan lobster air tawar dengan
nama “Fa. PESISIR” yang berlokasi di Jl. Letjend Soeprapto no. 21
Banjarnegara. Fasilitas pendukung yang ada saat ini adalah irigasi yang baik
karena merupakan daerah pertanian padi percontohan, Jalan raya yang mulus
yang merupakan bagian dari jalan propinsi serta faktor alam pendukung yaitu
dengan suhu rata-rata perkotaan tidak lebih dari 34oC yang merupakan suhu
potensial untuk budidaya lobster air tawar.


C.

Deskripsi Batasan Proyek
Daerah ini sangat berpotensi sebagai daerah pemasaran lobster karena
berdasarkan survei bahwa daerah Banjarnegara membutuhkan lobster 300 kg
lobster dalam tiap minggunya. Data ini diperoleh dari pengolahan data dengan
informasi yang diperoleh secara langsung dari para pedagang. Di samping itu
pihak proponen sudah memiliki pengalaman dalam bidang usaha sejenis di
daerah Semarang. Selain pengalaman juga karena akses dana sebagai modal
awal dapat diperoleh melalui program Kredit Usaha Kecil Menengah dengan
perantara koperasi. Selain itu tenaga kerja juga akan diambil dari pihak yang
juga berpengalaman yang akan di rekrut dari proses penyeleksian, diharapkan
dengan merekrut 3-4 orang karyawan dan 3 orang lagi berasal dari pemilik
Firma itu sendiri usaha ini akan dapat berjalan.

D.

Tujuan Proyek Jangka Panjang
Proyek ini bertujuan untuk membangun usaha jangka panjang dalam
budidaya lobster air tawar untuk konsumsi bahkan kami berambisi menjadikan

daerah Banjarnegara sebagai daerah penghasil lobster yang memiliki
dayasaing. Hal ini juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

E.

Kriteria Kelayakan
Studi

kelayakan

bisnis

ini

dikatakan

berhasil

jika


dapat

mengembalikian dana investasi selama 2 tahun dan memperoleh keuntungan
diatas 70 % dan juga ada tambahan pendapatan untuk masyarakat sekitar yang
telah mengikuti jejak yang sama.
F.

Beberapa Pedoman Dasar Proyek
1.

Dasar Pemikiran
Kebutuhan gizi pada saat ini merupakan hal yang sangat penting
bahkan wajib untuk diperhatikan oleh setiap masyarakat. Lobster
merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan gizi
masyarakat, terutama kandungan proteinnya yang sangat tinggi. Selama ini
lobster merupakan suatu produk yang relatif mahal sehingga hanya dapat
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu saja.
Dengan semakin banyaknya permintaan akan lobster untuk
konsumsi sebagai akibat dari kesadaran gizi masyarakat dan dikarenakan
masih jarangnya petani lobster di daerah Banjarnegara dan daerah

sekitarnya, maka kami memiliki suatu inisiatif untuk melakukan suatu
usaha pembudidayaan lobster sebagai salah satu usaha masa depan yang
mempunyai prospek yang sangat menguntungkan. Dengan inovasi yang
kami punya, maka diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal.

2.

Status Proyek dan Jadwal
Waktu yang digunakan untuk menjalankan studi sampai proyek ini
berjalan direncanakan memakan waktu 4 bulan untuk tahap pertama, yaitu
mulai dari persiapan pembuatan studi, survey dan persiapan pelaksanaan
proyek yang dijadwalkan sebagai berikut:

Jadwal kegiatan
No

KEGIATAN

1 Persiapan awal
2 Pembuatan kolam

3

Pemasangan peralatan dan
perlengkapan kolam

4 Perekrutan karyawan
5 Pembelian bibit lobster
6 Proses Produksi
7 Kegiatan promosi
8 Grand opening
9 Penjualan Produk

JUNI
I

II

III

JULI

IV

I

II

III

AGUSTUS
IV

I

II

III

SEPTEMBER
IV


I

II

III

IV

3.

Inti Bisnis Awal
Pada prinsipnya usaha ini merupakan aplikasi dari teori
pembudidayaan lobster yang ada dengan mengoptimalkan tata ruang untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Dengan lahan seluas 184 m2 akan dibuat
kolam sebanyak 16 kolam dengan formasi tingkat 2. Dengan cara yang
tradisional lahan seluas ini hanya akan mampu untuk dibuat 8 kolam.
Tentu hal ini akan sangat mempengaruhi banyakanya produksi nantinya.
Metode ini sudah diterapkan oleh petani lobster modern tertentu yang ada
di Semarang dan sungguh luar biasa, metode ini dapat meningkatkn hasil
produksi mencapai 2 kali lipat.


4.

Cara Pendanaan
Usaha budidaya lobster merupakan jenis usaha kecil dengan bentuk
Firma (Fa). Sumber dana tersebut berasal dari modal bersama anggota
Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari Koperasi sebesar 30%, dengan
bunga tetap perbulan 2%.

5.

Biaya Investasi
Dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan lobster ini
adalah sebesar Rp 30.000.000,00. Dana ini akan dialokasikan untuk
beberapa hal, yaitu :
1. Biaya sewa gedung (1 tahun)

Rp. 5.500.000

2. Pembelian induk lobster


Rp. 1.800.000

3. Pembuatan Kolam

Rp. 5.000.000

4. Pembelian peralatan kolam

Rp. 1.400.000

5. Pembelian makanan lobster

Rp. 5.000.000

6. Pengurusan izin

Rp. 2.500.000

7. Komputer


Rp. 3.000.000

8. Perlengkapan

Rp.

500.000

9. Administrasi

Rp.

300.000

10. Kendaraan

Rp. 5.000.000
Total


Rp 30.000.000

6.

Tim Study
Tim studi ini akan dilaksanakan oleh tim Fa PESISIR yang akan
dipimpin oleh Sdr. Doni Setiawan dan bekerja sama dengan lembaga
terkait di Kabupaten Banjarnegara.

G.

Asumsi - asumsi utama dan ringkasan hasil temuan dan kesimpulan
1.

Aspek Manajemen dan Organisasi
Struktur Manajemen menggunakan stuktur organisasi sederhana
dengan 3 devisi, yaitu devisi pemasaran, devisi akuntansi dan devisi
produksi yang diatur mekanismenya oleh seorang pimpinan Firma.
Sedangkan untuk sistem pengajian utuk tenaga ahli sebesar Rp. 800.000,untuk tenaga pemasaran sebesar Rp. 750.000,- dan untuk karyawan
sebesar Rp. 700.000,- yang kesemuanya sudah menggunakan atauran
standar UMR (Upah Minimum Regional) yaitu sebesar Rp. 500.000,-.
Untuk anggota Firma sendiri ketentuan pembagian keuntungan diatur
dalam AD/ ART Firma.

2.

Aspek Pemasaran
Dilihat dari kondisi permintaan, permintaan akan produk bisa
dikatakan sangat besar dikarenakan alasan yang sudah disebutkan
sebelumnya. Berdasarkan observasi di Kabupaten Banjarnegara untuk
pasar produsen diperoleh data bahwa dari minimal 30 Target Pasar yang
didalamnya terdapat Cafe, Restoran, dan Hotel yang rata - rata
menghabiskan 10 kg lobster perminggu. Dapat kita ramalkan bahwa
daerah Banjarnegara membutuhkan lobster 300 kg lobster perminggu,
belum lagi dari pasar konsumsi. Dalam segi penawaran, produsen usaha
sejenis

baru terdapat

10 produsen di

Banjarnegara

yang

bisa

diperhitungkan aktifitasnya dengan produk tidak lebih dari 150 kg per
minggu
Dari 300 kg permintaan pasar dan 150 kg penawaran masih
terdapat 150 kg permintaan yang belum terpenuhi. Dengan teknik dan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan, diharapkan perusahaan dapat
mengisi permintaan sebanyak 10 kg perminggu atau 40 kg per bulan

3.

Aspek Teknik
Proses produksi menggunakan 16 kolam seperti yang telah
diungkapkan diatas, dimana 8 kolam berukuran 12 m2 dan 8 kolam lagi
berukuran 8 m2. 2 kolam untuk kolam indukan, 2 kolam untuk penetasan,
2 kolam untuk bibit, 4 kolam untuk pemeliharaan bibit sampai dewasa
dan 4 lolam lagi untuk menampung lobster siap jual. Pemeliharaan lobster
sampai siap jual memakan waktu higga 3 bulan dengan perawatan yang
intensif dan pembersihan kolam yang dilakukan secara berkala untuk tetap
menjaga produkstifitas lobster. Penjualan hasil produksi menggunakan dua
cara, yaitu yang pertama kita berperan sebagai penyuplai bahan bagi
restoran, hotel dan lain sebagainya. Yang kedua kita menjual atau
melayani pembeli yang datang ke homebase.
Siklus Produksi dapat dilihat sebagai berikut

Indukan Lobster

Pensortiran Lobster
Penetasan Telur

Lobster dewasa

Lobster Siap Jual

Pemeliharaan

4.

Aspek Finasial
Sumber dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan
lobster ini adalah sebesar Rp 30.000.000,00. Sumber dana tersebut berasal
dari modal bersama anggota Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari
Koperasi sebesar 30%, dengan bunga tetap perbulan 2%. Diharapkan
dalam usaha ini mendapat keuntungan bersih sebanyak 70 % pertahun,
untuk analisis Net Presen Value dengan menggunakan Discounted Flow,
dengan mengunakan profitabilitas indes (PI) dan analisis Payback Period
tidak lebih dari 2 tahun modal akan kembali, analisa Rate of Return (IRR)
menggunakan standar bunga 45 % per tahun. Jika itu semua terpenuhi
maka proyek tersebut berhsil.

5.

Aspek Perpajakan
Bentuk usaha ini yaitu Firma (Fa) yang kegiatan usahanya berada
di atas tanah dan bangunan. Pengenaan pajak pada usaha ini karena
pemilik telah mendaftar pada instansi terkait dan telah mendapatkan
NPWP. Objek pajak dalam hal ini yaitu Pajak Penghasilan dan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB), ketentuan Pajak Penghasilan ditentukan berdasar
PPh pasal 17 UU No 10 tahun 1994 dan ketentuan Pajak Bumi dan
Bangunan berdasarkan UU No 12 tahun 1994.

6.

Aspek Sosial Ekonomi
Aspek Sosial proyek ini yaitu dapat sebagai alternatif mata
pencaharian penduduk sekitar, yang cukup menjanjikan dimasa yang akan
datang. Dengan mengikuti jejak yang sama. Meningkatkan pendapatan,
sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan atau kesejahteraan
masyarakat sekitar baik secara kelompok maupun individu

H.

Hasil Studi
1.

Kesimpulan
Studi kelayakan ini layak ditinjau dari aspek manajeman, aspek
keuangan, aspek teknik, aspek pemasaran, aspek perpajakan dan asek
sosial ekonomi. Perusahaan ini layak mendapatkan dana pinjaman, karena

memiliki tingkat keamanan secara fiansial. Dan disamping itu multiplier
dari hasil usaha ini akan sangat membantu masyarakat dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah.
2.

Saran / Rekomendasi
Studi ini sebaiknya untuk segera ditindak lanjuti hanya perlu dikaji
ulang dalam menentukan banyaknya indukan untuk produksi awal dan
daerah operasional, mungkin masing bisa diperluas tidak hanya untuk
kabupaten Banjarnegara saja melainkan mampu ke kabupaten lain
disekitarnya.

ASPEK USAHA

Produksi
1. Siklus dari Produk
Dalam usaha budidaya lobster ini terdapat beberapa siklus penting untuk
memproduksi / menghasilkan lobster yang berkualitas. Siklus dari usaha
budidaya lobster ini yaitu sebagai berikut:
1

2

Keterangan :

4
5

3

6

7
5

5
6
4

1.

Pembelian Induk lobster

2.

Penetasan telur lobster.

3.

Proses pemeliharaan bibit sampai dewasa.

4.

Pensortiran

5.

Persiapan lobster untuk induk lobster

6.

Pemilihan induk lobster.

7.

Lobster siap jual

8.

Penjualan / pemasaran lobster.

Siklus dalam usaha budidaya lobster ini mempunyai keuntungan yang sangat
besar bagi usaha ini dikarenakan pembelian bibit untuk budidaya lobster
hanya dilakukan sekali sehingga kami dapat menghemat biaya untuk
pengadaan bibit lobster yang baru karena bibit yang baru dapat dihasilkan dari
pengadaan induk lobster yang berasal dari tiap kali pemanenan lobster yang
siap jual yang telah mengalami proses penyeleksian apakah lobster bagus
untuk dijadikan induk dan menghasilkan bibit yang banyak dan berkualitas.

2. Pemilihan dan Perencanaan Produk
Usaha budidaya Lobster dipilih karena dirasa memiliki prospek masa
depan yang cerah. Disamping karena masih jarangnya pesaing atau petani
sejenis tetapi juga daerah pemasaran yang tersebar, baik itu pasar produksi
maupun pasar konsumsi. Desain produk awal adalah lobster dengan umur
antara 10 sampai 12 minggu dengan ukuran fisik kurang lebih 15 cm yang
dirasa sudah memenuhi standar untuk lobster konsumsi dan diperkirakan
mempunyai berat 250 gram sehingga dalam 1 kg berisi 4 ekor lobster. Untuk
menguji desain produk awal pada awal usaha akan diadakan pengujian apakah
lobster dengan umur antara 10 sampai 12 minggu dengan sumberdaya yang
dimiliki sudah memenuhi standar lobster konsumsi atau belum.
3. Rencana Kualitas
Dalam proses produksi, perusahaan akan menetapkan standar kualitas
produk yang akan dijual. Hal ini dilakukan agar perusahaan mendapat
kepercayaan lebih dari konsumen dan langsung diawasi oleh seorang ahli.
Standar produk yang nantinya akan dihasilkan yaitu yang pertama akan dilihat
dari ukuran lobster. yang dimaksud ukuran disini adalah lobster dengan
panjang badan minimal kurang lebih 15 cm. kelebihan yang lain yaitu produk
akan didistribusikan kepada konsumen selalu dalam keadaan segar atau masih
hidup.
4. Tata Letak Pabrik
Usaha budidaya lobster ini terletak di antara daerah pemasaran dengan
daerah sungai atau perairan, hal ini dikarenakan beberapa hal, yaitu :
 Kami ingin memasarkan lobster dalam kondisi yang masih segar sehingga
kandungan protein dalam lobster tidak berkurang.
 Kami membutuhkan banyak air untuk mengganti air dalam kolam
sehingga kita tidak terlalu jauh untuk mengambil air dan tidak
memerlukan biaya tambahan apabila kami menggunakan air PAM.

5. Perencanaan Layout
Usaha budidaya lobster ini mempunyai suatu gambaran tatanan ruang
sebagai berikut :

5

5

4

4

6

3

2

1

2m

8m
6

3

2

1

5

5

4

4

3m

7

5m

23 m

18 m

Keterangan :
1.

Kolam Induk lobster

2.

Kolam Penetasan.

3.

Kolam bibit lobster.

4.

Kolam pemeliharaan bibit sampai dewasa (siap panen)

5.

Kolam lobster dewasa (siap panen)

6.

Kolam penyeleksian induk baru.

7.

Tempat penjualan*.


Disamping kami menjual kepada pasar produsen kami juga menjual
kepada konsumen secara langsung.

Desain kolam dibuat bertingkat dimaksudkan untuk optimalisasi, efesiensi
dan efektifitas tempat sehingga semua bagian dapat terkontrol sempurna
6. Jumlah Produksi
Untuk memenuhi permintaan pasar, untuk tiap minggunya perusahaan
akan memproduksi lobster siap konsumsi sebanyak 10 kg perminggu atau
sebanyak 40 kg per bulan yang diperkirakan akan pengisi market share
sebanyak 10% dari total permintaan.

7. Metode Persediaan
Metode persediaan dalam pencatatan yang dipakai adalah LIFO.
Konsep LIFO disini mengalami modifikasi dengan kondisi lapangan dan
disesuaikan dengan karakteristik perusahaan, karena penjualan barang
tergantung pada proses pensortiran. Yang artinya persediaan mana dulu yang
siap dan memenuhi standar untuk dijual pada konsumen.

Pasar Dan Pemasaran
1. Bentuk Pasar
Budidaya lobster air tawar ini dikatakan sangat berprospek di masa
yang akan datang karena memiliki keunggulan. Kita bisa ambil dari segi aspek
pemasaran. Aspek pemasaran lobster air tawar tidak hanya di tujukan untuk
pasar produsen, tetapi diharapkan produk yang dihasilkan juga dapat
didistribusikan pada pasar konsumen
2. Peramalan Permintaan & Penawaran
Dilihat dari kondisi permintaan, permintaan akan produk bisa
dikatakan sangat besar dikarenakan alasan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Berdasarkan observasi di Kabupaten Banjarnegara untuk pasar produsen
diperoleh data bahwa dari minimal 30 Target Pasar yang didalamnya terdapat
Cafe, Restoran, dan Hotel yang rata - rata menghabiskan 10 kg lobster
perminggu. Dapat kita ramalkan bahwa daerah Banjarnegara membutuhkan
lobster 300 kg lobster perminggu, belum lagi dari pasar konsumsi
Dari segi penawaran, produsen usaha sejenis baru terdapat 10 produsen
di Banjarnegara yang bisa diperhitungkan aktifitasnya dengan produk tidak
lebih dari 150 kg per minggu
3. Peluang Pasar & Proyeksi Penjualan

Dari 300 kg permintaan pasar dan 150 kg penawaran masih terdapat
150 kg permintaan yang belum terpenuhi. Dengan teknik dan sumberdaya
yang dimiliki perusahaan, diharapkan perusahaan dapat mengisi permintaan
sebanyak 10 kg perminggu atau 40 kg per bulan
4. Segmen – Target – Posisi Pasar
Sampai saat ini lobster masih merupakan barang mewah sehingga
hanya kalangan tertentu saja yang mengkonsumsinya. Dengan keunggulan
komparatif yang dimiliki, perusahaan mencoba untuk memenuhi permintaan
pasar yang semakin menjanjikan ini dengan target pasar masyarakat ekonomi
menengah atas.
5. Sikap, Perilaku & Kepuasan Konsumen
Konsumen selalu menginginkan kualitas produk yang paling baik. Hal
itu sangat dicermati oleh perusahaan dan perusahaan selalu berupaya untuk
menjaga kualitas produk. Kualitas produk dapat diantisipasi dengan pemilihan
bibit yang baik dan pemanenan yang selektif. Perusahaan juga selalu menjual
produknya dalam keadaan segar, sehingga kualitasnya terjaga
6. Program Pemasaran
a)

Analisa Persaingan
Jika membandingkan antara permintaan dan penawaran yang
diuraikan diatas permintaan dirasa bukan merupakan faktor ancaman,
tetapi untuk mengantisipasi perusahan akan selalu mengawasi dan
menjaga kuatitas produknya

b)

Srategi Pemasaran
Dengan harga yang bersaing dan kualitas produk yang baik diharapkan

produk akan mudah untuk diterima oleh masyarakat. Perusahaan juga akan
menyebarkan informasi berupa pamflet untuk memberi tahu pada masyarakan
tentang produk perusahaan. Strategi lain yang tidak kalah pentingnya yaitu
strategi “sambut gayung” yang artinya pada mulanya untuk membangun relasi

perusahaan akan secara aktif untk menawarkan produk pada rumah makan,
hotel, restoran dan lain sebagainya yang berpotensi sebagai relasi.

Manajemen Dan Organisasi
1. Identitas
Usaha budidaya lobster merupakan jenis usaha kecil dengan bentuk Firma
(Fa). Bentuk Firma dipilih karena karakteristiknya sesuai dengan komposisi
pemilik dan penggagas usaha ini. Usaha ini dilaksanakan atau dijalankan oleh
7 orang, dengan 3 orang yang merupakan anggota Firma dan 4 orang
karyawan yang diperkerjakan melalui proses rekruitmen.
2. Legalitas
Karena usaha budidaya lobster ini berbentuk Firma maka unsur legalitas
diperlukan untuk menjamin kelangsungan usaha ini. Perusahaan mendaftarkan
usahannya pada Akta Notaris dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Untuk
mendapatkan Akta Notaris dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) firma
mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.500.000 yang masing-masing Tp 1.500.000
untuk Akta Notaris dan Rp 1.000.000 untuk TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
Dalam Usaha ini juga langsung bersinggungan dengan lingkungan sekitar
terutama ekosistem air dalam hal ini sungai sebagai suplier air bersih ke dalam
kolam-kolam pemeliharaan lobster. Oleh karena itu perusahaan juga meminta
ijin lokasi atau ijin gangguan kepada pihak yang berwenang setempat.
3. Pengorganisasian.
Suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya suatu
sistem untuk mengendalikannya. Pemisahan tugas dan tanggung jawab juga
merupakan aspek penting dalam suatu perusahaan atau entitas. Agar keduanya
dapat berjalan dengan baik maka perlu dibangun suatu hierarki sistem

organisasional. Sistem organisasional yang berada dalam Firma ini adalah
sebagai berikut:
Pimpinan

Dev. Pemasaran

Dev. Akuntansi

Pekerja

Dev. Produksi

Staf Ahli

Pekerja

Tugas dan Wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :
a) Pimpinan Firma
Tugas
Mewakili nama firma dalam lingkup profesiomalisme
Mengawasi jalannya kegiatan dalam Firma.
Wewenang
Mangangkat dan memberhentikan karyawan
Memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Firma
b) Bagian Pemasaran
Tugas
Memasarkan hasil produksi pada pasar dan konsumen.
Menentukan daerah-daerah pemasaran hasil produksi.
Wewenang
Memberikan diskon apabila konsumen membeli dalam jumlah yang
besar.
c) Bagian Produksi
Tugas
Menentukan jumlah produksi lobster (anggaran prosuksi).
Wewenang
Memilih hasil produksi yang layak dan tidak layak untuk dijual.

d) Staf Ahli
Tugas
Memilih lobster yang akan dijadikan induk.
Memilih lobster yang sudah siap dipasarkan.
Wewenang
Memberikan obat yang dapat meningkatkan kualitas lobster.
e) Karyawan
Tugas
Memberi makan lobster dan mengatur kebutuhan air.
Memanen lobster yang siap untuk dijual.
Wewenang
Mengkonsumsi hasil produksi yang tidak layak jual.
4. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Agar firma mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, maka dalam
merekrut karyawan baru firma mempunyai beberapa kualifikasi, antara lain :
a) Bagian Pemasaran

Pendidikan Min. SMA / SMK


Pria / Wanita usia 20 – 30 tahun



Berpenampilan sopan dan menarik



Pengalaman Min. 1 tahun



Rajin dan pekerja keras

b) Staf Ahli

Pendidikan Min. D3 Perikanan


Pria usia 20 – 40 tahun



Berpenampilan menarik dan sopan



Pengalaman Min. 1 tahun



Rajin dan pekerja keras

c) Karyawan

Pendidikan Min. SMP


Pria usia 17 – 40 tahun



Rajin dan Pekerja keras

Dalam perekrutan pekerja ini, hanya bagian Produksi yang tidak melakukan
perekrutan karena Bagian produksi bekerja sama dengan Staf Ahli dalam
memproduksi lobster. Dalam hal ini Bagian pemasaran hanya mengawasi
tugas dari staf ahli dalam memilih lobster yang akan dipasarkan dan yang akan
dijadikan induk baru sehingga di Bagian Produksi hanya terdapat 1 karyawan
yaitu dari salah satu sekutu firma itu sendiri.
5. Pemberhentian
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat terjadi oleh berbagai sebab,
antara lain karena keputusan

perusahaan, keinginan karyawan, pension,

kontrak kerja, meninggal dunia, dan sebagainya. Adapun pesangon yang
diberikan adalah 50% apabila karyawan diberhentikan oleh perusahaan dan
25% dari gaji apabila karyawan tersebut berhenti karena keinginanya sendiri.
6. Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan yang akan dilakukan oleh firma merupakan suatu usaha
firma untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan firma sampai sejauh
mana. Hal-hal yang dilakukan dalam analisis pekerjaan antara lain :
1. Memeriksa hasil dari pemeliharaan bibit samapi lobster yang siap jual,
apakah kuantitas dari hasil pemanenan lobster sama dengan kuantitas bibit
awal. Apabila pemanenan lobster lebih dari 70% maka proses
pemeliharaan dianggap berhasil.
2. Memeriksa pemilihan induk baru apakah dapat menghasilkan bibit secara
maksimal atau tidak. Apabila 50% dari induk baru yang dipilih dapat
menghasilkan bibit maka proses pemilihan induk dianggap berhasil.
7. Perencanaan kegiatan atau penjadwalan kegiatan
Sebelum firma dibentuk dan menjalankan kegiatannya, firma sudah membuat
suatu perencanaan kegiatan atau jadwal kegiatan apa saja yang akan
dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Jadwal Kegiatan
No

KEGIATAN

1 Persiapan awal
2 Pembuatan kolam
3

Pemasangan peralatan dan
perlengkapan kolam

4 Perekrutan karyawan
5 Pembelian bibit lobster
6 Proses Produksi
7 Kegiatan promosi
8 Grand opening
9 Penjualan Produk

JUNI
I

II

III

JULI
IV

I

II

III

AGUSTUS
IV

I

II

III

SEPTEMBER
IV

I

II

III

IV

Keuangan dan Kelayakan
1. Aspek Keuangan
Sumber dana yang dianggarkan dalam usaha pembudidayaan lobster ini adalah
sebesar Rp 30.000.000,00. Sumber dana tersebut berasal dari modal bersama
anggota Firma sebesar 70% dan Pinjaman dari Koperasi sebesar 30%, dengan
bunga tetap perbulan 2%. Dana ini akan dialokasikan untuk beberapa hal,
yaitu :
11. Biaya sewa gedung (1 tahun)

Rp. 5.500.000

12. Pembelian induk lobster

Rp. 1.000.000

13. Pembuatan Kolam

Rp. 5.000.000

14. Pembelian peralatan kolam

Rp. 1.600.000

15. Pembelian makanan lobster

Rp. 5.000.000

16. Pengurusan izin

Rp. 2.500.000

17. Komputer

Rp. 3.000.000

18. Perlengkapan

Rp.

500.000

19. Administrasi

Rp.

300.000

20. Kendaraan

Rp. 5.600.000
Total

Rp 30.000.000

Keterangan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap:
Nama aktiva tetap

Umur
ekonomis
(Thn)

Nilai residu
(Rp)

Penyusutan
perbulan
(Rp)

Kolam

5

-

1.000.000

Peralatan kolam

5

-

320.000

Komputer

5

500.000

500.000

Kendaraan

10

800.000

480.000

Jumlah

2.300.000

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah jika rata –
rata penjualan lobster per bulan adalah 40 kg dan biaya –biaya yang dikeluarkan
tiap bulannya tetap, maka:




Biaya operasional perbulan
Biaya listrik dan telpon

Rp

250.000,00

Biaya transportasi

Rp

150.000,00

Biaya Gaji 3 karyawan

Rp

2.250.000,00

Biaya penyusutan

Rp

2.300.000,00

Biaya promosi

Rp

100.000,00

Biaya Pakan

Rp

400.000,00

Biaya lain-lain

Rp

50.000,00

Jumlah Biaya Perbulan

Rp 5.500.000,00

Arus Kas (Net Cash Flow) atau Proceed Tahun Pertama
Keterangan
Investasi
Pendapatan
Beban operasi
Laba kotor
Pajak 5 %
Arus Kas Bersih



Tahun 0
Rp

Tahun I

27.500.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

96.000.000,00
66.000.000,00
30.000.000,00
1.500.000,00
28.500.000,00

Laporan Laba Rugi
Penjualan

Rp.

96.000.000

Beban Operasi

Rp.

66.000.000

Laba Kotor

Rp.

30.000.000

Pajak

Rp.

1.500.000

Laba bersih

Rp.

28.500.000

Laporan Neraca


Kas

Rp. 3.800.000

Utang

Sewa dibayar dimuka

Rp. 5.500.000 Modal

Peralatan

Rp. 4.600.000

Perlengkapan

Rp. 5. 500.000

Kendaraan

Rp. 5.600.000

Kolam

Rp. 5.000.000

Total

Rp. 30.000.000

Total

Rp.

9.000.000

Rp 21.000.000

Rp. 30.000.000

2. Aspek Kelayakan
Dari survei yang telah firma lakukan dan dari beberapa asumsi yang dimiliki
firma, maka firma merencanakan dengan modal / investasi sebesar Rp
30.000.000 maka akan diperoleh pendapatan netto sebesar 80% pertahun yang
berasal dari pejualan lobster selama satu bulan yaitu 40 kg yang harganya Rp
200.000 per kg dikurangi dengan biaya-biaya operasional. Untuk itu
diperlukan beberapa analisis antara lain Net Present Value, Profitability
indeks, Payback period, dan Internal rate of return.
Payback Period (PP)
Payback period merupakan periode waktu yang diperoleh untuk menutup kembali
uang yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi
tersebut. Dari data yang ada dapat dihitung payback sebagai berikut:
Penjualan 40 kg @ 200.000

Rp

8.000.000,00

Biaya Operasi

Rp

5.500.000,00

Laba Kotor

Rp

2.500.000,00

Pajak 5 %

Rp

125.000,00

Laba bersih setelah pajak

Rp

2.375.000,00

Laba satu tahun 12 bulan x Rp2.375.000,00

Rp 28.500.000,00

Payback 

30.000.000
x12  12,63 bulan
28.500.000

Keterangan :
Jangka waktu pengembalian modal / investasi adalah 15,63 bulan
3 bulan + 12.63 bulan = 19,6 bulan atau 1 tahun 7,6 bulan
Jangka waktu pengembalian modal di tambah dengan 3 bulan karena proses awal
untuk memproduksi lobster adalah selama 3 bulan.
Net Present Value
NPV adalah memperhitungkan selisih antara present value dan net cash
flow/proceed pada tingkat diskonto tertentu dengan present value dari initial
outlays.
Tahun
1
2
3
4
5

Net cash flow
28500000
28500000
NPV
28500000
28500000
28500000

NPV
Presen value
22983870.97
18535379.81
 78.243.455  30000000
14947886.95
12054747.54
9721570.59
 Rp 48
.243.455,
78243455.86

n


1

P1

1  i t

 Io

Berdasarkan pendekatan NPV yang dipakai, investasi dikatakan layak jika
PV inv < PV ci, 30.000.000 < 48.243.455,- maka investasi dapat dikatakan layak.
Profitability Indeks
PI adalah perbandingan dari present value dari net cash flow dengan present value
dari initial outlays.
PI 

PV CI
PV Inv

PI 

Rp 48.243.455
1.6
Rp 30.000.000

Berdasarkan pendekatan PI yang dipakai, investasi dikatakan layak jika
PI > 1, 1,6 > 1, maka investasi dapat dikatakan layak.

Internal Rete of Return (IRR)
IRR adalah besarnya tingkat diskonto yang menjadikan net present value sama
dengan nol, sehingga perbedaannya terletak pada discount rate/tingkat diskonto
yang dipergunakan.

1
2

Net Cash Flow
Proceeds
28500000
28000000

22,983,871
18,210,198

5,000,000
7,756,233

3

27000000

14,161,156

3,936,434

4

26500000

11,208,800

2,033,441

5

29000000

9,892,124

1,171,197

PV Present

76,456,150

29,897,304

PV Outlays

30,000,000

30,000,000

46,456,150

(102,696)

Tahun

IRR  24% - Rp 46.456.150

IR 24%

IR 90%

90% - 24%
- 102.696 - 46.456.150

IRR  24,66

IRR dikatakan layak jika IRR > tk bunga. Berdasarkan perhitungan maka dapat
diketahui IRR yang diperoleh adalah sebesar 24.66 %, maka investasi layak.

Perpajakan dan Sosial
Aspek perpajakan
Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran
aktif warga negara dan anggota masyarakat lainya untuk membiayai berbagai
keperluan negara berupa pembangunan nasional dan daerah yang pelaksanaanya
diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan
bangsa dan negara.
Untuk mendirikan usaha bedidaya lobster air tawar ini perusahaan harus
memenuhi persyaratan sebagi berikut:
1. Perijinan dan legalitas

1). Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat;
2). Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan dari kantor pajak;
3). Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDS);
4). Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh pemda setempat;
5). Surat keterangan (nomor) Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dikeluarkan
oleh kantor pajak setempat;
6). Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang dikeluarkan oleh Kanwil
perdagangan setempat.
2. Pajak
Bentuk usaha ini yaitu Firma (Fa) yang kegiatan usahanya berada di atas tanah
dan bangunan, sehingga perusahaan ini dikenakan Pajak. Pengenaan pajak
pada usaha ini karena pemilik telah mendaftar pada instansi terkait dan telah
mendapatkan NPWP. Objek pajak dalam hal ini yaitu Pajak Penghasilan dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), ketentuan Pajak Penghasilan ditentukan
berdasar PPh pasal 17 UU No 10 tahun 1994 dan ketentuan Pajak Bumi dan
Bangunan berdasarkan UU No 12 tahun 1994.

Aspek Sosial Ekonomi
Dampak nyata dalam aspek sosial ekonomi dari pelaksanaan investasi
usaha bedidaya lobster air tawar ini antara lain:
Tujuan ekonomis dan non ekonomis
1. Bagi pemerintah
1. Menunjang program pembangunan daerah dan nasional;
2. Menambah pendapatan negara yang berasal dari pajak;
3. Pengurangan
sekitarnya.
2. Bagi masyarakat

jumlah

pengangguran,

khususnya

bagi

masyarakat

1. Dapat sebagai alternatif mata pencaharian penduduk sekitar, yang cukup
menjanjikan dimasa yang akan datang. Dengan mengikuti jejak yang
sama.
2. Meningkatkan pendapatan, ssehingga dapat meningkatkan standar
kehidupan atau kesejahteraan masyarakat sekitar baik secara kelompok
maupun individu

PENUTUP
Sampai saat ini lobster masih merupakan barang mewah sehingga hanya
kalangan tertentu saja yang mengkonsumsinya. Dengan keunggulan komparatif
yang dimiliki perusahaan maka diharapkan yang mengkonsumsi lobster bukan
hanya kalangan tertentu saja, melainkan masyarakat umum pun bisa
mengkonsumsinya Rencana pembudidayaan lobster air tawar ini membutuhkan
anggaran biaya sebesar Rp 15.000.000,- dengan kelayakan bisnis sebagai berikut:
Pay back
Jangka waktu pengembalian modal / investasi adalah 15,63 bulan
3 bulan + 12,63 bulan = 1 tahun 3,63 bulan
Jangka waktu pengembalian modal di tambah dengan 3 bulan karena proses awal
untuk memproduksi lobster adalah selama 3 bulan.
Net Present Value
Berdasarkan pendekatan NPV yang dipakai, investasi dikatakan layak jika
PV inv < PV ci, 30.000.000 < 48.243.455, maka investasi dapat dikatakan layak
Profitability Indeks
Berdasarkan pendekatan PI yang dipakai, investasi dikatakan layak jika
PI > 1, 1.6 > 1, maka investasi dapat dikatakan layak.
Internal Rete of Return (IRR)
IRR dikatakan layak jika IRR > tk bunga. Berdasarkan perhitungan maka dapat
diketahui IRR yang diperoleh adalah sebesar 24.66 %, maka investasi layak.
Demikian gambaran singkat mengenai usaha budidaya lobster air tawar
”Fa PESISIR” semoga dapat memberi gambaran yang utuh menyeluruh mengenai
prospek usaha ini