Pengadilan militer dan yurisdiksi pengadilan militer

PERADILAN MILITER
1. Pengertian Peradilan militer
Peradilan militer adalah bagian dari kekuasaan kehakiman dilingkungan Angkatan Bersenjata / TNI
untuk menegakan hukum dan keadilan dengan memperhatikan menjungjung fungsi-fungsi untuk
menjaga stabilitas negara.
2. Tujuan dan Fungsi Peradilan militer
1) Tujuan Peradilan Militer tersebut adalah :
Mencari kebenaran materiil demi tegaknya hukum dan keadilan di kalangan prajurit militer
bila terjadi pelanggaran hukum.
2) Fungsi Peradilan Militer diantaranya :
a. Bertugas dan berwenang menjatuhkan sanksi dari aparat yang ditunjuk jika terjadi
pelanggaran hukum disiplin prajurit ( undang-undang no.26 tahun 1997).
b. Memeriksa, mengadili, dan memutus terhadap setiap pelanggaran oleh prajurit dalam lingkup
kewenangan pengadilan militer( undang-undang No.31 tahun 1997)
Melihat dua fungsi peradilan militer maka dapat disimpulkan adanya dualisme penyelesaian
pelanggaran hukum dalam peradilan militer, yaitu melalui undang-undang No 26 tahun 1997 dan
undang-undang no 31 tahun 1997.
3. Tugas dan Wewenang Peradilan Militer
Berdasarkan (pasal 9 UU No. 31 tahun 1997) yaitu :
a. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak
pidana adalah :

1) Prajurit
2) yang berdasarkan Undang-Undang dipersamakan dengan prajurit;
3) anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap
sebagai prajurit berdasarkan Undang- Undang;
4) seseorang yang tidak termasuk dalam golongan tersebut diatas tetapi atas keputusan
Panglima TNI dengan persetujuan Menteri Kehakiman diadili oleh suatu Pengadilan
dalam lingkungan Peradilan Militer.
b. Memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Militer;
c. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang bersangkutan atas
permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana yang
menjadi dasar dakwaan dan sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.

4. Lokasi Peradilan Militer
1.

Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Pengadilan Militer I-02 Medan
Pengadilan Militer I-03 Padang
Pengadilan Militer I-04 Palembang
Pengadilan Militer I-05 Pontianak
Pengadilan Militer I-06 Banjar Masin
Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Pengadilan Militer II-08 Jakarta
Pengadilan Militer II-09 Bandung

10.
11.
12.
13.
14.

15.
16.
17.
18.
19.

Pengadilan Militer II-10 Semarang
Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta
Pengadilan Militer III-12 Surabaya
Pengadilan Militer III-13 Madiun
Pengadilan Militer III-14 Denpasar
Pengadilan Militer III-15 Kupang
Pengadilan Militer III-16 Makasar
Pengadilan Militer III-17 Manado
Pengadilan Militer III-18 Ambon
Pengadilan Militer III-19 Jayapura

20.
5. Contoh Kasus Peradilan Militer
21. Pengadilan Militer Vonis 3 Anggota Kopassus Terkait Kasus LP Sleman

22. Tiga anggota Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat pelaku penyerangan
dan pembunuhan tahanan di LP Sleman, dijatuhi hukuman penjara dan dipecat dari militer.
23. Para pelaku penyerangan dan pembunuhan tahanan di LP Sleman, Serda Ucok Tigor
Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik, anggota Kopassus Grup 2 Kandang
Menjangan Kartasura, masing-masing dihukum penjara 11 tahun, 8 tahun, dan 6 tahun dan
dipecat dari dinas militer.
24. YOGYAKARTA—Para pelaku penyerangan dan pembunuhan tahanan di LP Sleman, Serda
Ucok Tigor Simbolon, Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu Kodik, anggota Kopassus Grup
2 Kandang Menjangan Kartasura, masing-masing dihukum penjara 11 tahun, 8 tahun, dan 6
tahun dan dipecat dari dinas militer.
25. Majelis hakim yang dipimpin Letkol ChK Djoko Sasmito dalam sidang hari Kamis, 5
September di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta meyakini bahwa para terdakwa telah
melakukan pembunuhan berencana.
26. Dalam pembacaan keputusan hakim setebal 449 halaman, Hakim Djoko Sasmito
memaparkan fakta bahwa para pelaku berembug, membawa senjata, melakukan perjalanan
dari hutan Gunung Lawu, mencari korban di berbagai tempat di Yogyakarta, dan kemudian
melakukan penyerangan ke LP Sleman dengan pembagian tugas bagi para pelaku yang
seluruhnya berjumlah 12 orang.
27. “Menyatakan para terdakwa tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan, bersalah
melakukan tindak pidana, kesatu secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana

dan kedua, militer yang dengan sengaja tidak mentaati perintah dinas, yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih secara bersama-sama. Sebagaimana diatur dan diancam dalam pasar
340 KUHP junto pasal 55 ayat 1 KUHP dan pasal 103 ayat 1 junto ayat 3 KUHP M,” kata
Djoko Sasmito.
28. Sementara itu, seusai persidangan, Ketua Tim Penasihat Hukum anggota Kopassus, Kolonel
Rochmad mengatakan, unsur pembunuhan berencana tidak dapat dibuktikan.
29. “Sesuai dengan apa yang sudah kita sampaikan dalam materi pembelaan, bahwa unsur
perencanaan tidak ada sama sekali," kata Kolonel Rochmad.

30. Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Menejer Nasution kepada VOA
memberikan apresiasi terhadap keputusan hakim. Menurutnya, majelis hakim sudah
bertindak independen. Namun, lanjut Menejer, jika unsur pembunuhan berencana terpenuhi
semestinya hukumannya lebih tinggi dari vonis 11, 8 dan 6 tahun tersebut.
31.
32. “Hanya memang, kalau misalnya kita melihat di pasal 340 KUHP, kalau pembunuhan
berencana itu kan mestinya hukumannya itu kan pidana mati, atau seumur hidup atau 20
tahun, kan? Kalau misalnya unsur pembunuhan berencana terpenuhi. Nah, catatan awal kita
memang ini tidak matching antara hakim berhasil membuktikan bahwa ini pembunuhan
berencana tetapi kemudian divonis (dengan hukuman) yang tidak matching dengan pasal
340 itu,” jelas Menejer Nasution.

33.
34. Seperti diberitakan 12 anggota Kopassus Kandang Menjangan Kartasura telah menyerang
dan membunuh empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman, pada 23 Maret 2013
lalu. Keempat tahanan itu adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra
Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu. Keempatnya
ditahan karena membunuh anggota Kopassus, Sertu Heru Santoso, di sebuah cafe di
Yogyakarta beberapa hari sebelumnya.
35. Seusai mendengar keputusan majelis hakim, tiga anggota Kopassus beserta tim penasehat

hukum langsung menyatakan banding. Saat keluar meninggalkan gedung pengadilan, para
terdakwa ini dielu-elukan sekitar 500 massa anggota berbagai organisasi kemasyarakatan.
Serda Ucok Tigor Simbolon bahkan sempat menyampaikan orasi pendek di depan massa
yang mendukungnya.