LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KUALITATIF SENYA
Kualitatif Senyawa Karbon
A. Tujuan
Untuk membedakan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa
anorganik.
B. Tinjauan Pustaka
Apabila kita membakar kayu, maka akan didapat suatu zat
berwarna hitam yang kita sebut arang. Arang yang dihasilkan dari
peristiwa pembakaran adalah karbon (C). Hampir semua makhluk hidup
baik
hewan,
tumbuhan,
bahkan
manusia
apabila
dibakar
akan
menghasilkan karbon, sehingga orang beranggapan bahwa senyawa yang
mengandung karbon hanya berasal dari makhluk hidup (organisme).
Berdasarkan kesimpulan itu, senyawa karbon disebut juga senyawa
organik, Senyawa karbon lain yang tidak berasal dari makhluk hidup
disebut senyawa anorganik, misalnya plastik, serat sintetik, obatobatan,
dan lain-lain (Budimarwanti, 2009)
Senyawa organik adalah senyawa yang diperoleh dari makhluk
hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Dalam istilah modern, senyawa
organik adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan antara
karbon dengan karbon dan/atau karbon dengan hidrogen. Selain karbon
dan hidrogen, unsur yang paling sering dijumpai yang terdapat dalam
senyawa organik adalah oksigen, nitrogen, fosfor, belerang, dan halogen.
Dari segelintir unsur ini, telah ditemukan jutaan senyawa organik, dan
ribuan senyawa baru disintetis setiap tahunnya (Goldberg, 2004).
Meskipun tidak ada perbedaan sifat yang tegas antara senyawa
organik dengan senyawa anorganik, kedua kelompok senyawa tersebut
mempunyai ciri umum yang berbeda. Dari segi stabilitas terhadap
pemanasan,
senyawa
organik
kurang
stabil
terhadap
pemanasan
dibandingkan senyawa anorganik, umumnya senyawa organik sudah
terurai pada suhu 700˚C, sedangkan senyawa anorganik belum bisa terurai
dan akan menyisakan endapan oksida logam. Hal itu terjadi karena
senyawa organik berikatan kovalen yang relatif lebih lemah dibandingkan
2
ikatan ion yang sering terdapat dalam senyawa anorganik (Purba dan
Hidayat, 2000).
Pada umumnya senyawa organik mudah terbakar, sedangkan
senyawa anorganik sangat sukar terbakar. Bila dibakar, mula-mula
senyawa organik menjadi hitam atau mengarang kemudian menjadi uap
atau gas. Pengarangan ini menunjukan adanya karbon (Sumardjo, 2008).
Dari segi titik lebur dan titik didih, senyawa organik umumnya
mempunyai titik lebur dan titik didih yang relatif rendah dibandingkan
senyawa anorganik. Hal itu terjadi karena senyawa organik umumnya
berupa molekul yang nonpolar sehingga gaya tarik-menarik antar
molekulnya lemah (Purba dan Hidayat, 2000).
Senyawa organik jarang mempunyai titik lebur diatas 300 ˚C,
sedangkan senyawa-senyawa anorganik jarang mempunyai titik lebur di
bawah 700˚C. Perbedaan lainnya, dalam keadaan cair atau bentuk larutan,
senyawa organik tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebaliknya
senyawa anorganik yang dalam keadaan cair atau bentuk larutan dapat
menghantarkan arus listrik (Sumardjo, 2008).
Dari segi kelarutan, senyawa organik umumnya lebih mudah larut
dalam pelarut yang nonpolar dari pada dalam pelarut polar seperti air,
sebaliknya senyawa anorganik lebih mudah larut dalam air. Hal itu terjadi
karena senyawa organik umumnya bersifat nonpolar, sedangkan senyawa
anorganik bersifat polar atau ionik. Dan dari segi keraktifan, reaksi
senyawa organik umumnya berlangsung lebih lambat dari pada reaksi
senyawa anorganik, kecuali dalam reaksi pembakaran. Senyawa organik
kurang reaktif terhadap pereaksi lain (Purba dan Hidayat, 2000).
C. Metode Kerja
1. Bahan dan Alat
a. Bahan : garam, gula, asam asetat dan asam phosfat
b. Alat : cawan porselin, gelas ukur dan kompor.
2. Cara Kerja
a. Diambil sedikit asam asetat dan dimasukan kedalam cawan
porselin atau tabung reaksi kemudian dipanaskan di atas nyala api.
3
b. Diambil sedikit asam phosfat, kemudian dikerjakan seperti cara di
atas.
c. Diambil gula tebu, garam, kemudian dikerjakan seperti cara di atas.
d. Diamati apa yang terjadi.
D. Hasil Percobaan
Hasil dari praktikum acara ke-2 di sajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil praktikum acara ke-2
N
o
1
Bahan
Asam asetat
Perlakuan
Sebelum
sesudah
Hasil pengamatan
Berwarna: putih
Setelah
Pada saat proses
bening
dipanaskan
pemanasan melalui
Bau: asam
cairan mendidih
bunsen terjadi proses
asetat
dan habis
penguapan pada
Wujud : berupa
seluruhnya
asam asetat dan
cairan
menguap
mengeluarkan asap
menjadi uap atau
pada dinding tabung.
gas.
Hasil akhirnya
Warna : tidak ada senyawa asam asetat
Bau : asam asetat
menguap semua
Wujud : hilang
menjadi uap/gas
tanpa ada
tanpa ada sisa
endapan.
endapan. Oleh karena
itu, senyawa asam
asetat termasuk
senyawa organik
karena saat
dipanaskan, akan
habis menguap tanpa
2
Asam phosfat
Warna : putih
Setelah proses ,
ada sisa endapan.
Pada saat proses
bening
cairan menguap
pemanasan melalui
Bau : asam
tetapi terdapat
bunsen , awalnya
4
Lanjutan dari tabel 1.
phosfat
sisa endapan.
cairan tersebut
Endapan : tidak
Bau : asam
mendidih dan
ada
phosfat
mengeluarkan
Wujud :berupa
Endapan : putih
gelembung, setelah
cairan
Wujud : serbuk/
cairan panas, cairan
kristal
tersebut tidak lagi
mendidih, lalu
kemudian terjadi
penguapan dan
terjadi reaksi
pengerasan . Oleh
karena itu, senyawa
asam phosfat
termasuk dalam
senyawan anorganik
karena larutan ini
tidak habis menguap
dan menyisakan
3
Garam
Warna : putih
Setelah
endapan.
Pada saat dipanaskan
Bau : garam
dipanaskan tidak
terjadi proses
Wujud : serbuk / terjadi perubahan
peletupan /suara yang
bubuk padat
tekstur, hanya
dikeluarkan dari
terjadi sedikit
garam tersebut, tetapi
perubahan
tidak ada perubahan
warna.
tekstur garam
Warna : putih
tersebut, hanya terjadi
agak kecoklatan
sedikit perubahan
Bau : garam
warna menjadi putih
Wujud : serbuk /
kecoklatan.
bubuk padat
Oleh karena itu,
Lanjutan dari tabel 1.
garam termasuk
senyawa anorganik
5
karena setelah
dipanaskan tidak
terjadi perubahan
tekstur dan tidak
4
Gula
Warna : putih
Setelah
terjadi penguapan.
Pada saat dipanaskan
Bau : gula
dipanaskan, gula
lebih dari 15 detik,
Wujud : serbuk
akan meleh dan
gula akan meleleh
membeku
dan berubah menjadi
menjadi karamel.
cairan yang
Warna : coklat
kemudian menguap
tua
dan membeku
Bau : gula
menjadi karamel
hangus
beku.
Wujud : karamel
Oleh karena itu, gula
beku
termasuk senyawa
organik karna jika
dipanaskan terjadi
penguapan dan
perubahan wujud
menjadi karamel.
E. Pembahasan
Senyawa karbon (senyawa organik) adalah senyawa yang berasal
dari makhluk hidup, sedangkan senyawa yang tidak berasal dari makhluk
hidup disebut senyawa anorganik. Menurut Purba dan Hidayat (2000),
perbedaan senyawa organik dan anorganik bisa dilihat dari ciri-ciri
umumnya, yaitu dari segi stabilitas terhadap pemanasan, dari segi titik
lebur dan titik didih, dari segi kelarutan, dan dari segi kereaktifan. Pada
percobaan kali ini, lebih menekankan perbedaan dari segi stabilitas
terhadap pemanasan. Ada 4 bahan yang digunakan, yaitu asam asetat,
asam phosfat, garam dan gula.
6
Purba dan Hidayat (2000) mengatakan bahwa dari segi stabilitas
terhadap pemanasan, senyawa organik kurang stabil terhadap pemanasan
dibandingkan senyawa anorganik, umumnya senyawa organik sudah
terurai pada suhu 700˚C, sedangkan senyawa anorganik belum bisa terurai
dan akan menyisakan endapan oksida logam. Ketika asam asetat yang
berupa cairan dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan,
larutan tersebut mendidih dan terjadi proses penguapan mejadi gas hingga
larutan asam asetat habis menguap tanpa menyisakan endapan apapun.
Oleh karena itu asam asetat termasuk dalam senyawa organik karena
stabilitasnya terhadap pemanasan sangat lemah sehingga mudah menguap
jika dipanaskan dan tidak menyisakan endapan.
Berbeda dengan asam asetat, ketika asam phosfat yang berupa
cairan dipanaskan, memang pada mulanya larutan tersebut mendidih, tapi
setelah larutan tersebut panas, larutan tersebut stabil dan tidak lagi
mendidih lagi, kemudian lama-kelamaan larutan tersebut menguap dan
terjadi proses pengerasan, sehingga tersisa endapan berbentuk serbuk /
kristal. Oleh karena itu asam phosfat termasuk senyawa anorganik karena
lebih stabil terhadap pemanasan dan menyisakan endapan jika terus
dipanaskan.
Berlanjut ke bahan selanjutnya yaitu garam. Ketika garam
dipanaskan, stabilitas garam terhadap pemanasan sangat tinggi sehingga
garam tidak mengalami perubahan apapun, baik dari tekstur maupun rasa,
hanya warnanya yang sedikit berubah dari putih bersih menjadi putih
kecoklatan. Oleh karena itu garam termasuk senyawa anorganik karena
sangat stabil terhadap pemanasan.
Berbeda dengan garam, ketika gula dipanaskan hanya dalam 15
detik gula sudah meleleh menjadi cair dan berubah warna menjadi coklat
gelap yang kemudian mengeras menjadi karamel. Itu menunjukan gula
sangat tidak stabil terhadap pemanasan. Oleh karena itu gula termasuk
senyawa organik. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Sumardjo
(2008), yakni bahwa pada umumnya senyawa organik mudah terbakar,
sedangkan senyawa anorganik sangat sukar terbakar. Bila dibakar, mula-
7
mula senyawa organik menjadi hitam atau mengarang kemudian menjadi
uap atau gas. Pengarangan ini menunjukan adanya karbon.
F. Kesimpulan
Dari praktikum acara ke-2 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Telah dapat dibedakan antara senyawa karbon (senyawa organik) dengan
senyawa anorganik.
8
Daftar Pustaka
Budimarwanti, C, (2009), Penggolongan Senyawa Organik dan Dasar-Dasar
Reaksi, Diakses tanggal 25 September 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites
/default/files/tmp/PENGGOLONGAN%20SENYAWA%20ORGANIK%
20DAN%20DASAR-DASAR%20REAKSI.pdf.
Goldberg, D.E, (2004), Kimia untuk Pemula, Erlangga : Jakarta.
Purba, M, dan Hidayat, S, (2000), Kimia 2000, Erlangga : Jakarta.
Sumardjo, D, (2008), Pengantar Kimia, EGC : Jakarta.
9
A. Tujuan
Untuk membedakan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa
anorganik.
B. Tinjauan Pustaka
Apabila kita membakar kayu, maka akan didapat suatu zat
berwarna hitam yang kita sebut arang. Arang yang dihasilkan dari
peristiwa pembakaran adalah karbon (C). Hampir semua makhluk hidup
baik
hewan,
tumbuhan,
bahkan
manusia
apabila
dibakar
akan
menghasilkan karbon, sehingga orang beranggapan bahwa senyawa yang
mengandung karbon hanya berasal dari makhluk hidup (organisme).
Berdasarkan kesimpulan itu, senyawa karbon disebut juga senyawa
organik, Senyawa karbon lain yang tidak berasal dari makhluk hidup
disebut senyawa anorganik, misalnya plastik, serat sintetik, obatobatan,
dan lain-lain (Budimarwanti, 2009)
Senyawa organik adalah senyawa yang diperoleh dari makhluk
hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Dalam istilah modern, senyawa
organik adalah senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan antara
karbon dengan karbon dan/atau karbon dengan hidrogen. Selain karbon
dan hidrogen, unsur yang paling sering dijumpai yang terdapat dalam
senyawa organik adalah oksigen, nitrogen, fosfor, belerang, dan halogen.
Dari segelintir unsur ini, telah ditemukan jutaan senyawa organik, dan
ribuan senyawa baru disintetis setiap tahunnya (Goldberg, 2004).
Meskipun tidak ada perbedaan sifat yang tegas antara senyawa
organik dengan senyawa anorganik, kedua kelompok senyawa tersebut
mempunyai ciri umum yang berbeda. Dari segi stabilitas terhadap
pemanasan,
senyawa
organik
kurang
stabil
terhadap
pemanasan
dibandingkan senyawa anorganik, umumnya senyawa organik sudah
terurai pada suhu 700˚C, sedangkan senyawa anorganik belum bisa terurai
dan akan menyisakan endapan oksida logam. Hal itu terjadi karena
senyawa organik berikatan kovalen yang relatif lebih lemah dibandingkan
2
ikatan ion yang sering terdapat dalam senyawa anorganik (Purba dan
Hidayat, 2000).
Pada umumnya senyawa organik mudah terbakar, sedangkan
senyawa anorganik sangat sukar terbakar. Bila dibakar, mula-mula
senyawa organik menjadi hitam atau mengarang kemudian menjadi uap
atau gas. Pengarangan ini menunjukan adanya karbon (Sumardjo, 2008).
Dari segi titik lebur dan titik didih, senyawa organik umumnya
mempunyai titik lebur dan titik didih yang relatif rendah dibandingkan
senyawa anorganik. Hal itu terjadi karena senyawa organik umumnya
berupa molekul yang nonpolar sehingga gaya tarik-menarik antar
molekulnya lemah (Purba dan Hidayat, 2000).
Senyawa organik jarang mempunyai titik lebur diatas 300 ˚C,
sedangkan senyawa-senyawa anorganik jarang mempunyai titik lebur di
bawah 700˚C. Perbedaan lainnya, dalam keadaan cair atau bentuk larutan,
senyawa organik tidak dapat menghantarkan arus listrik, sebaliknya
senyawa anorganik yang dalam keadaan cair atau bentuk larutan dapat
menghantarkan arus listrik (Sumardjo, 2008).
Dari segi kelarutan, senyawa organik umumnya lebih mudah larut
dalam pelarut yang nonpolar dari pada dalam pelarut polar seperti air,
sebaliknya senyawa anorganik lebih mudah larut dalam air. Hal itu terjadi
karena senyawa organik umumnya bersifat nonpolar, sedangkan senyawa
anorganik bersifat polar atau ionik. Dan dari segi keraktifan, reaksi
senyawa organik umumnya berlangsung lebih lambat dari pada reaksi
senyawa anorganik, kecuali dalam reaksi pembakaran. Senyawa organik
kurang reaktif terhadap pereaksi lain (Purba dan Hidayat, 2000).
C. Metode Kerja
1. Bahan dan Alat
a. Bahan : garam, gula, asam asetat dan asam phosfat
b. Alat : cawan porselin, gelas ukur dan kompor.
2. Cara Kerja
a. Diambil sedikit asam asetat dan dimasukan kedalam cawan
porselin atau tabung reaksi kemudian dipanaskan di atas nyala api.
3
b. Diambil sedikit asam phosfat, kemudian dikerjakan seperti cara di
atas.
c. Diambil gula tebu, garam, kemudian dikerjakan seperti cara di atas.
d. Diamati apa yang terjadi.
D. Hasil Percobaan
Hasil dari praktikum acara ke-2 di sajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil praktikum acara ke-2
N
o
1
Bahan
Asam asetat
Perlakuan
Sebelum
sesudah
Hasil pengamatan
Berwarna: putih
Setelah
Pada saat proses
bening
dipanaskan
pemanasan melalui
Bau: asam
cairan mendidih
bunsen terjadi proses
asetat
dan habis
penguapan pada
Wujud : berupa
seluruhnya
asam asetat dan
cairan
menguap
mengeluarkan asap
menjadi uap atau
pada dinding tabung.
gas.
Hasil akhirnya
Warna : tidak ada senyawa asam asetat
Bau : asam asetat
menguap semua
Wujud : hilang
menjadi uap/gas
tanpa ada
tanpa ada sisa
endapan.
endapan. Oleh karena
itu, senyawa asam
asetat termasuk
senyawa organik
karena saat
dipanaskan, akan
habis menguap tanpa
2
Asam phosfat
Warna : putih
Setelah proses ,
ada sisa endapan.
Pada saat proses
bening
cairan menguap
pemanasan melalui
Bau : asam
tetapi terdapat
bunsen , awalnya
4
Lanjutan dari tabel 1.
phosfat
sisa endapan.
cairan tersebut
Endapan : tidak
Bau : asam
mendidih dan
ada
phosfat
mengeluarkan
Wujud :berupa
Endapan : putih
gelembung, setelah
cairan
Wujud : serbuk/
cairan panas, cairan
kristal
tersebut tidak lagi
mendidih, lalu
kemudian terjadi
penguapan dan
terjadi reaksi
pengerasan . Oleh
karena itu, senyawa
asam phosfat
termasuk dalam
senyawan anorganik
karena larutan ini
tidak habis menguap
dan menyisakan
3
Garam
Warna : putih
Setelah
endapan.
Pada saat dipanaskan
Bau : garam
dipanaskan tidak
terjadi proses
Wujud : serbuk / terjadi perubahan
peletupan /suara yang
bubuk padat
tekstur, hanya
dikeluarkan dari
terjadi sedikit
garam tersebut, tetapi
perubahan
tidak ada perubahan
warna.
tekstur garam
Warna : putih
tersebut, hanya terjadi
agak kecoklatan
sedikit perubahan
Bau : garam
warna menjadi putih
Wujud : serbuk /
kecoklatan.
bubuk padat
Oleh karena itu,
Lanjutan dari tabel 1.
garam termasuk
senyawa anorganik
5
karena setelah
dipanaskan tidak
terjadi perubahan
tekstur dan tidak
4
Gula
Warna : putih
Setelah
terjadi penguapan.
Pada saat dipanaskan
Bau : gula
dipanaskan, gula
lebih dari 15 detik,
Wujud : serbuk
akan meleh dan
gula akan meleleh
membeku
dan berubah menjadi
menjadi karamel.
cairan yang
Warna : coklat
kemudian menguap
tua
dan membeku
Bau : gula
menjadi karamel
hangus
beku.
Wujud : karamel
Oleh karena itu, gula
beku
termasuk senyawa
organik karna jika
dipanaskan terjadi
penguapan dan
perubahan wujud
menjadi karamel.
E. Pembahasan
Senyawa karbon (senyawa organik) adalah senyawa yang berasal
dari makhluk hidup, sedangkan senyawa yang tidak berasal dari makhluk
hidup disebut senyawa anorganik. Menurut Purba dan Hidayat (2000),
perbedaan senyawa organik dan anorganik bisa dilihat dari ciri-ciri
umumnya, yaitu dari segi stabilitas terhadap pemanasan, dari segi titik
lebur dan titik didih, dari segi kelarutan, dan dari segi kereaktifan. Pada
percobaan kali ini, lebih menekankan perbedaan dari segi stabilitas
terhadap pemanasan. Ada 4 bahan yang digunakan, yaitu asam asetat,
asam phosfat, garam dan gula.
6
Purba dan Hidayat (2000) mengatakan bahwa dari segi stabilitas
terhadap pemanasan, senyawa organik kurang stabil terhadap pemanasan
dibandingkan senyawa anorganik, umumnya senyawa organik sudah
terurai pada suhu 700˚C, sedangkan senyawa anorganik belum bisa terurai
dan akan menyisakan endapan oksida logam. Ketika asam asetat yang
berupa cairan dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan,
larutan tersebut mendidih dan terjadi proses penguapan mejadi gas hingga
larutan asam asetat habis menguap tanpa menyisakan endapan apapun.
Oleh karena itu asam asetat termasuk dalam senyawa organik karena
stabilitasnya terhadap pemanasan sangat lemah sehingga mudah menguap
jika dipanaskan dan tidak menyisakan endapan.
Berbeda dengan asam asetat, ketika asam phosfat yang berupa
cairan dipanaskan, memang pada mulanya larutan tersebut mendidih, tapi
setelah larutan tersebut panas, larutan tersebut stabil dan tidak lagi
mendidih lagi, kemudian lama-kelamaan larutan tersebut menguap dan
terjadi proses pengerasan, sehingga tersisa endapan berbentuk serbuk /
kristal. Oleh karena itu asam phosfat termasuk senyawa anorganik karena
lebih stabil terhadap pemanasan dan menyisakan endapan jika terus
dipanaskan.
Berlanjut ke bahan selanjutnya yaitu garam. Ketika garam
dipanaskan, stabilitas garam terhadap pemanasan sangat tinggi sehingga
garam tidak mengalami perubahan apapun, baik dari tekstur maupun rasa,
hanya warnanya yang sedikit berubah dari putih bersih menjadi putih
kecoklatan. Oleh karena itu garam termasuk senyawa anorganik karena
sangat stabil terhadap pemanasan.
Berbeda dengan garam, ketika gula dipanaskan hanya dalam 15
detik gula sudah meleleh menjadi cair dan berubah warna menjadi coklat
gelap yang kemudian mengeras menjadi karamel. Itu menunjukan gula
sangat tidak stabil terhadap pemanasan. Oleh karena itu gula termasuk
senyawa organik. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Sumardjo
(2008), yakni bahwa pada umumnya senyawa organik mudah terbakar,
sedangkan senyawa anorganik sangat sukar terbakar. Bila dibakar, mula-
7
mula senyawa organik menjadi hitam atau mengarang kemudian menjadi
uap atau gas. Pengarangan ini menunjukan adanya karbon.
F. Kesimpulan
Dari praktikum acara ke-2 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Telah dapat dibedakan antara senyawa karbon (senyawa organik) dengan
senyawa anorganik.
8
Daftar Pustaka
Budimarwanti, C, (2009), Penggolongan Senyawa Organik dan Dasar-Dasar
Reaksi, Diakses tanggal 25 September 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites
/default/files/tmp/PENGGOLONGAN%20SENYAWA%20ORGANIK%
20DAN%20DASAR-DASAR%20REAKSI.pdf.
Goldberg, D.E, (2004), Kimia untuk Pemula, Erlangga : Jakarta.
Purba, M, dan Hidayat, S, (2000), Kimia 2000, Erlangga : Jakarta.
Sumardjo, D, (2008), Pengantar Kimia, EGC : Jakarta.
9