FUNGSI PERTUNJUKAN TARI JEPIN TALI BINTANG PADA MASYARAKAT DESA KALIMAS KABUPATEN KUBU RAYA

FUNGSI PERTUNJUKAN TARI JEPIN TALI BINTANG PADA MASYARAKAT DESA KALIMAS KABUPATEN KUBU RAYA ARTIKEL PENELITIAN

  

OLEH :

YEFI PORWINI

NIM F07112025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

  

2018

  

FUNGSI PERTUNJUKAN TARI JEPIN TALI BINTANG PADA MASYARAKAT

DESA KALIMAS KABUPATEN KUBU RAYA

Yefi Porwini, Imma Fretisari, Chiristianly Yely Silaban

  

Program Studi Seni Pertunjukan FKIP Untan Pontianak

Email:Yefiporwini33@gmail.com

Abstract

  

This research was aimed to describe, give the comprehension and knowledge about the

function of performing and study implementation of Jepin Tali Bintang in Kubu Raya.

This research used qualitative descriptive method. Anthropology also was used in this

research. The research data was the function of Jepin Tali Bintang dance performance

to the society of Kalimas village, Kubu Raya regency. The informants in the observation

in this research were Juhermi Thair, Muhammad Yusuf Dahyani, and Jhohor Yahya).

The technique of data collection were observation, interview, and documentation. The

tool of data collections are the interview sheets, record book, interview guidance, and a

phone camera. Based on the data analysis, it could be concluded that Jepin Tali Bintang

dance in Kubu Raya had the functions in human life. They are as social function,

entertainment, and aesthetical performance. The result of this research that was

expected to be implemented on Cultures and Arts lesson in the first semester of the tenth

grade.

  Keywords: Dance functions, Jepin Tali Bintang dance.

  PENDAHULUAN

  Tari Jaepin Tali Bintang merupakan satu diantara tari tradisionalyang berasal dari kerajaan kubu yang sekarang merupakan bagian wilayah di kabupaten Kubu raya. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal

  26 April 2016 dengan narasumber Juhermi Thair mengatakan bahwan tokoh pengembang tari Jepin Tali Bintang ini adalah Kuyung (Alm) yang berasal dari desa Kalimas Kabupaten Kubu Raya. Awal mulanya Pak Kuyung belajar tari Jepin Tali Bintang dari orang tuannya, kemudian beliau menyebar luaskan tari tersebut di Kalimas, mempawah, Sungai Pinang kecil, Sungai pinang Besar, Sungai Bemban, Parit Laban, Parit Haji Maksum, Telok Pakedai, Sungai Itik, Sungai Kakap, Jeruju Laut, Parit Gadoh, Punggur, Parit Gadong, dan terakhir di Pontianak.

Qur’an, dan mengajak umat manusia untuk selalu bersyukur dan berlomba-lomba

  Adapun seniman yang mengetahui Tari Jepin Tali Bintang adalah Bapak Muhammad Yusuf Dahyani dan Bapak Johor Yahya (kalut). Yusuf Dahyani merupakan seniman yang berasal dari Telok Pakedai yang sekarang sudah berdomisil di Pontianak. Yusuf Dahyani belajar Tari Jepin Tali Bintang dari ayahnya kisaran tahun 1940-an, yangmana ayahnya juga seorang seniman yang bernama Bapak Unggal Jaiz.

  Pada awalnya Tari Jepin Tali Bintang ditampilkan pada acara keagamaan seperti kawinan, Khitanan, Maulid Nabi dan Isra Mi’raj. Pada Tari Jepin Tali Bintang terdapat syair yang berisikan pujian yang mengagung- agungkan kebesaran Allah, mengangung- agungkan Nabi, mengagung-agungkan kitab Al-

  dalam kebaikan. Setiap manusia pasti mengalami perubahan, begitu pula pada tari Jepin Tali Bintang terdapat sedikit perubahan pada busana yang digunakan, dulu busana yang digunakan baju kurung dengan tusuk konde sebagai hiasan di kepala. Untuk penari pria busana yang digunakan yaitu teluk belanga, dengan kopiah sebagai penutup kepala. memasuki tahun 2000 variasi busana yang digunakan saat ini lebih berwarna- warni dan cenderung lebih terang seperti gold, hijau stbilo, dan kuning tua. aksesoris yang digunakan juga bermacam-macam seperti, bunga daun serta sentuhan jilbab yang di kreasikan sehingga penari tampak lebih cantik dan anggun.

  Daya tarik tarian ini dapat dilihat pada properti yang digunakan, yaitu tali panjang yang berwarna-warni dan bintang yang terbuat dari teriplek yang dihiasi dengan lampu warna-warni. Sebelum bintang terbuka dan menjatuhkan tali yang berwarna-warni, bintang yang di gantung di tengah-tengah panggung ini bentuknya masih tertutup belum berbentuk bintang dan bintang yang tertutup tersebut diberi tali tambang berukuran kecil untuk mengikatnya sehingga pada saat tali tambang ditarik kebawah maka akan menjatuhkan tali yang berwarna-warni dari dalam bintang. Bintang yang di gantung di tengah-tengah panggung diberi lampu yang berwarna-warni dan berkelap-kelip seolah-olah bintang tersebut adalah bintang yang ada di langit.

  Pada dasarnya tari Jepin Tali Bintang diciptakan sebagai ungkapan bahwa manusia harus selalu bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada umat-Nya. Tari Jepin Tali Bintang menggambarkan kebesaran nikmat yang diberikan Allah kepada umat-Nya yang tidak mampu dihitung dengan jari, maupun akal sehat seperti bintang yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Tali ini mempunyai makna kekuatan dan kebersamaan, yang mana tali ini jika hanya seutas tali akan dengan mudah untuk diputuskan, namun apa bila tali ini bersatu maka akan menjadi kuat dan tidak akan mudah untuk diputuskan. Adapun tali yang digunakan yaitu serabut yang disebut tali serabut, selain itu ada juga yang dapat digunakan yakni tali nilon. Terdapat tiga pola anyam yang digunakan diantaranya simpul bujur, simpul anyam tikar, dan simpul silang.

  Tari jepin Tali Bintang tidak diketahui secara pasti kapan kemunculannya, dikarenakan tidak ada catatan atau sumber tertulis yang memuat tentang tarian ini. Menurut Juhermi Thahir selaku seniman yang mengembangkan Tari Jepin Tali

  Bintang, yang menciptakan tari Jepin Tali Bintang yaitu Pak Kuyung (Alm), beliau menyebarluaskan pada tahun 1980 an. Tokoh pengembang Tari Jepin Tali Bintang adalah Pak Juhermi Thahir. Kemudian pada tahun 2013 Tari Jepin Tali Bintang dikembangkan kembali oleh Prodi Seni Pertunjukan FKIP UNTAN hingga sekarang.

  Menurut Juhermi Thair, pada saat menarikan tarian ini penari harus melakukannya dengan ikhlas, bersemangat dan tidak boleh memiliki sifat dendam, atau perasangka buruk khususnya pada sesama penari. Hal itu dikhawatirkan perasaan tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi pada saat menganyam tali dan berdampak pada hasil pola ikat. Baik hasil pola ikat tersebut tidak menghasilkan anyaman yang bagus, rapi dan dampak yang paling fatal adalah penari tidak dapat membuka anyamman tersebut karena kesalahan pada saat menganyam.

  Menurut Soedarsono (1978:6) fungsi tari dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu tari sebagai sarana upacara adat, sebagai upacara keagamaan, sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau pergaulan, dan sebagai seni tontonan. Tari sebagai seni tontonan atau seni pertunjukan

  (performing art) yang disebut seni teatrikal

  inilah yang lebih banyak memberikan hiburan kepada manusia. Hiburan pada tari ini dapat dilihat dari gerakan para penari dari awal sampai akhir. Khususnya pada gerakan pada saat penari menganyaman tali Jepin Tali Bintang dengan tempo yang cepat. gerakan yang cepat dan tempo cepat yang digunakan penari membuat para penonto menjadi was- was, khawatir, deg-degkan karena penasaran apakah anyaman ini dapat terbuka atau tidak. Ketangkasan dan kekompakan penari yang begitu cepat sehingga dapat membuka anyaman memberikan kesan kagum kepada penonton. Busana yang digunakan penari menambah daya tarik keindahaan. Warna- warna yang terang dan cerah serta asesoris yang terdapat pada kepala menjadikan penari semakin tampak lebih indan dan mewah. Syair yang dinyanyikan dala tari Jepin Tali Bintang mampu menyentuh di hati penonton, dengan syair yang dinyanyikan mampu membuat penonton akan kebesaran karunia Tuhan yang telah diberikan kepada umatNya.

  Fungsi tari sebagai sosial menurut Parani (dalam Dana, 1975:21) menguraikan fungsi tari berdasarkan kepentingan dalam kehidupan budaya manusia yaitu: a) Tari mempunya fungsi sosial, yakni penunjang berbagai aspek dalam kehidupan bermasyarakat dalam berbagai upacara kepercayaan, siklus kehidupan manusia, hubungan manusia dengan manusia, antar manusia masyarakat, antar masyarakat dengan masyarakat lainya.

  b) Tari dimanfaatkan sebagai motivasi stimulasi, yakni memberi dorongan berbagai emosi manusia sacara individu maupun secara kelompok. c) Tari dapat sebagai sarana komunikasi, yakni dalam hubungan manusia dengan lingkungan, dengan masa lampau, dengan kekuatan yang menguasainya, dan dengan kekuatan yang dilaksanakannya. Fungsi sosial dapat dilihat pada saat Kegiatan latihan, kegiatan latihan ini melibatkan para pelaku seni yakni para penari, pemain musik dan masyarakat untuk berkumpul sehingga terjadi interaksi dan komuinikasi antar masyarakat yang menimbulkan rasa saling membutuhkan dan rasa saling tolong- menolong di antara mereka.

  Menurut Hadi (2000:332) seni menyandang fungsi sosial bersifat manusiawi, karena hakikatnya seni adalah untuk dikomunukasikan, berarti untuk dinikmati, ditonton, didengar, atau diresapi. Dalam hal ini fungsi sosial dapat dipahami bahwa kehadirannya semata-mata sebagai penguat atau kesetiakawanan sosial. Fungsi sosial dalam Tari Jepin Tali Bintang ini juga tercermin dalam gerak tari pada saat penari menganyam dan membuka anyaman. Selain sebagai wadah interaksi sosial, tari Tari Jepin Tali Bintang juga berperan untuk menyatukan kehidupan masyarakat bersama- sama. Tari Jepin Tali Bintang ini juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi, karena dengan adanya pertunjukan tarian ini masyarakat dapat berkumpul, untuk bertukar fikiran, berinteraksi dan berkomunikasi. Pada gerakan ini sangat dibutuhkan jalinan kerja sama antar penari yang berjumlah 8 orang atau genapa agar memudahkan dalam menganyaman.

  Tari pertunjukan menurut Wahyudiyanto (2008:77-78) dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yaitu: 1) Tari pertunjukan untuk kebutuhan estetik Tarian ini diciptakan untuk semata-mata sebagai sarana apresiasi estetik. Secara koreografi tarian ini sengaja diciptakan dengan mempertimbangkan pemenuhannya sebagai hayatan. Jenis tarian ini dapat dijumpai pada kegiatan-kegiatan khusus yang ditujukan untuk apresiasi estetik seperti festival karya tari baru, lomba tari, ajang prestasi, dan pentas-pentas seni apresiatif lainnya. Kaidah-kaidah ilmu penciptaan tari, bentuk, teknik, estetikanya, dan seluruh aspek pertunjukan tari dijadikan orientasi penilaian sehingga tari dalam kebutuhan ini dihadirkan untuk kebutuhan estetik. Penontonnya spesifik yang digolongkan sebagai para penghayat seni. 2) Tari pertunjukan seremonial, Tari pertunjukan seremonial ini dilaksanakan pada kegiatan-kegiatan, upacara-upacara tertentu yang tidak bersifat sakral religius. Dapat dijumpai pada acara kenegaraan, pembukaan pekan olahraga, penutupan acara konferensi- konferensi tertentu, hajatan dan acara-acara sejenisnya. 3) Tari pergaulan sosial, Tarian pada kategori ini dimaksudkan bukan untuk dipertontonkan tetapi untuk dinikmati sendiri sebagai pelepasan energi-energi yang berlebihan Pada perkembangannya tarian semacam ini dikemas sedemikian rupa sehingga penataan gerak menjadi satu kesatuan dinamis antara komunitasnya atau dapat dikatakan sebagai pasangannya. Tari Jepin Tali Bintang Juga memiliki fungsi pertunjukan estetis Nilai estetis merupakan sebuah keindahanan yang tercipta dalam sebuah karya seni. Gerak-gerak yang terdapat pada tarian memiliki nilai keindahan. Gerak merupakan aspek pokok dalam pertunjukan Tari Jepin Tali Bintang. Nilai keindahan Tari Jepin Tali Bintang dapat dilihat dari aspek koreigrafi yang terdapat didalamnya. Aspek pendukung tari meliputi penari, iringan tari, tata rias wajah dan busana, tata lampu, tata suara, tempat pementasan dan property.

  Menurut Jazuli (2008:102-103) Seni sebagai alat pendidikan merupakan pembekalan untuk belajar lebih lanjut. Seni sebagai media pendidikan pada dasarnya berhubungan dengan tujuan untuk mencerdaskan masyarakat. Misi pesan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat diharapkan dapat tersampaikan melalui seni atau dengan seni. Seni sebagai media pendidikan memberikan pengalaman belajar dalam rangka pendewasaan potensi individu sehingga dapat menjadi “manusia seutuhnya” (kontekstual). Justifikasi kontekstual tersebut menempatkan seni sebagai alat, media, instrumen pendidikan, dengan kata lain pendidikan melalui seni Education Throught

  Art (Jazuli, 2008:15). Hasil penelitian

  Fungsin Tari Jepin Tali Bintang ini dapat di jadikan bahan rujukan bagi guru SMA khususnya kelas X sebagai sumber reverensi dalam pembelajaran seni budaya disekolah.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena peneliti akan menjabarkan fungsi tari Jepin Tali Bintang di Desa Kalimas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Metode penelitian deskriftif menurut Suryabarata (1650:19) adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Menurut Widi (2010:84) metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang mengumpulkan data untuk memberi gambaran semua data atau keadaan subjek/objek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya.

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atas lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan dengan teliti oleh sebab itu hasil- hasil wawancara berupa catatan data lapangan, rekaman, dokumen-dokumen sebagai data primer, dapat dideskripsikan ke dalam kata-kata dan kalimat (Bodgan dan Taylor dalam Zuldafrial, 2012:2). Menurut Maryaeni (2005:60) data penelitian kualitatif bisa berupa tulisan, rekaman ujaran lisan, gambar, angka, pertunjukan kesenian, relief- relief dan berbagai bentuk data lain yang bisa ditransportasikan sebagai teks.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi. Menurut Sumaryono (2004:1-2) Antropologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata anthoropo dan logy/logi, Anthoropo artinya manusia dan logy artinya ilmu. Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Dalam hal ini meliputi ilmu manusia secara biologis, ragawi, prilaku dan hasil-hasil karyanya. Menurut Meriam (dalam Widaryant o, 2007:14) menyimpulkan “ Tari adalah budaya dan budaya itu tari serta kesatuan tari seutuhnya tidaklah bisa dipisahkan dari anggitan antropologi tentang antropologiis tentang budaya”.

  Data dalam penelitian ini adalah semua data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Yaitu berupa foto, video tari, buku catatan penelitian mengenai tari Jepin Tali Bintang, fungsi tari Jepin Tali Bintang,tata rias dan busana yang digunakan, gerak tari serta musik iringan tarinya. Teknik Pengumpul Data 1)Observasi 2)Wawancara 3)Dokumentasi. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1)Lembar Observasi 2)Pedoman Wawancara 3)Camera Handphone 4) Buku Catatan. a)Perencanaan b)Pelaksanaan c)Pengumpulan Data d)Penganalisis e)Pelaporan hasil penelitian. teknik perpanjangan pengamatan dan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:274), menyatakan triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, dalam penelitian ini penulis gambarkan dengan table.

  Sumber data adalah orang, benda, atau subjek yang dapat memberikan informasi dalam penelitian. lama-lama menjadi banyak, melalui tahap wawancara dari satu informasi ke informasi lainnya. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang mengetahui tentang tari Jepin Tali Bintang. Narasumber dalam penelitian diantaranya adalah Juhermi Thahir, beliau adalah seniman yang mengembangkan tari Jepin Tali bintang ini pada tahun 1980 sampai saat ini, M. Yusuf Dahyani, beliau merupakan tokoh seniman yang mengembangkan tari jepin tali bintang pada tahun 1955 -1970, Jhohor Yahya merupakan tokoh seniman yang mengembangkan tari Jepin Tali Bintang pada tahun 1975. Pengambilan sumber data adalah pada saat wawancara langsung di kediaman masing- masing narasumber. Untuk melihat, mendengarkan dan mempertanyakan langsung informasi seputar tari Jepin Tali Bintang Penelitian ini didapat dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dianalisis dan dibuat kesimpulannya.

  Menurut Khan dan Cannel (dalam Sarosa, 2012:45) wawancara adalah diidentifikasikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Penulis akan mewawancarai narasumbsr dengan daftar pertanyaan yang telah penulis siapkan. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada narasumber dan penonton tari Jepin Tali Bintang, guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan penelitian tentang fungsi tari. Meteri dalam wawancara Ini adalah tentang sejarah, fungsi tari,busana yang digunakan dan gerak dalam tari Jepin Tali Bintang Pada Masyarakat Desa Kalimas Kabupaten Kubu Raya. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah gambar atau foto beserta video tari Jepin Tali Bintang.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Hasil penelitian tari jepin Tali Bintang Pada Masyarakat Desa Kalimas Kabupaten Kubu Raya memiliki fungsi yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat yang dapat dilihat dari gerak pada saat menganyam tali bintang.

  Table 1. Hasil Uji Kreadibilitas Data dengan Narasumber

  No Objek yang diamati Jawaban Responden

  Juhermi Thahir

  M Yusuh Dahyani

  Jhohor Yahya

  1 Kemunculan tari Jepin Tali Bintang merupakan gambaran perwujudtan sebagai rasa syukur umat manusia terhadap Allah SWT

    

  2 Tari Jepin Tali Bintang ditampilkan pada saat acara hajatan seperti kawinan, Khitanan dan hari-hari besar Islam seperti Mulid Nabidan Isra Mi’raj.

    

  

Table 2. Makna Gerak Tari Jepin Tali Bintang pada Saat Menganyam

  No Nama Gerak Makna Gerak

  1 Langkah gantung Langkah gantung adalah langkah yang digunakan setelah mengambil tali. Langkah gantung juga di gunakan dalam proses pengikatan tali.

  2 Langkah Tahto Langkah tahto digunakan ketika pada saat perbindahan gerak. Dalan tari Jepin Tali Bintang Langkah tahto digunakan hanya dua kali. Tahto pertama untuk memulai mengikat anyaman tali. Tahto ke dua digunakan sebagai tanda berakhirnya atau selsai membuka anyaman tali Jepin Tali Bintang.

  3 Langkah Gencat Langkah gencat digunakan untuk membuka anyaman, langkah gencat juga digunakan untuk membuka anyaman.

  Tari Jepin tali Bintang diperkirakan masuk ke Kalimantan Barat Pada abad ke-18 kisaran 1930-an s.d 1940-an. Tari ini berasal dari Desa Kalimas, Kabupaten Kubu Raya. Tari Jepin Tali Bintang ini berkembang di setiap desa seperti Sungai Pinang kecil, Sungai pinang Besar, Sungai Bemban, Parit Laban, Parit Haji Maksum, Telok Pakedai, Sungai Itik, Sungai Kakap, Jeruju Laut, Parit Gadoh, Punggur, Parit Gadong, dan terakhir di Pontianak. Kemunculan Tari Jepin Tali Bintang ini memiliki beberapa versi yang didapat dari tiga informa, yaitu menurut Juhermi Thair, Muhammad Yusuf Dahyani, Jhor Yahya (kalot).

  Fungsi sosial dalam tari Jepin Tali Bintang adalah pada saat penari menganyam dan membuka anyaman tali bintang. Gerakan yang digunakan untuk membuka anyaman ini adalah Langkah gantung, dengan langkah gantung ini para penari bersama-sama menganyam tali. Gerak langkah gantung diawali mengangkat kaki kiri dengan arah hadap kanan secara bergantian dengan kaki kanan. Yaitu kaki kiri diangkat sambil diayunkan, kaki kanan ditempat, posisi tangan kanan dan kiri menggenggam tali posisi badan menghadap ke samping kanan.

  Tali bintang tersebut dapat dianyam dan dibuka lagi karna adanya kerjasama yang terjalin antara penari Jepin Tali Bintang. Kerjasama yang dilakukan oleh penari Tali Jepin Tali Bintang yaitu kekompakan yang dilakukan pada saat menganyam tali bintang. Baik kekompakan dalam bergerak maupun berekpresi pada saat menarikanya. Gerak tari pada saat menganyam tepat pada saat menyilangkan tali terjadi gerakan antara pasangan penari saling berhadapan dan bertatap muka sembari sambil tersenyum. Hal ini memberikan kesan bahwa para diantara memiliki rasa saling mendukung, kegembiraan, dan rasa suka cita.

  Kegiatan makan minum bersama-sama yang dilakukan untuk menyantam hidangan yang di lakukan masyarakan bersama penari dan pemusik Tari Jepin tali Bintang setelah selsai pertunjukan, secara tidak langsung hal ini dapat menjalin ikatan sosial, dan keakraban ini dapat meningkatkan rasa saling memahami satu sama lainya. Melalui perkumpulan Tari Jepin Tali Bintang terjadilah interaksi antara sesama penari, pemusik dan masyarakat setempat. misalnya pada saat latihan disalah satu rumah masyarakat yang telah disepakati sebagai tempat untuk latihan. Begitu pula pada saat di undang di acara hajatan, dalam acara ini akan lebih banyak lagi berjumpa dengan masyarakat dan berkumpul kemudian terjadi interaksi dan komunikasi.

  Semangat para penari yang begitu mengebu-gebu, disertai alunan tempo musik dan syair lagu yang begitu cepat mebuat para penari berhati-hati agar tetap dapat menjaga kekompakaan dalam bergerak. Menjaga kekompakan dalam dalam tarian adalah hal yang sangat penting, sebaba semua gerakan sudah tertata. Apabila terjadi gerakan yang tidak kompak antara pasangan penari dalam menagnyam diihawatairkan akan mengalami kesalahan kesulitan pada saat membuka anyaman.

  Pada umumnya Tari Jepin Tali Bintang ini disajikan sebagai hiburan untuk menghibur masyarakat. Tari Jepin Tali Bintang juga disajikan sebagai hiburan pada acara hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra’Mijraj. Tarian ini biasanya ditampilkan di luar masjid. Pada dasarnya tari Japin Tali Bintang ini dahulunya di laksanakan di luar rumah atau halaman, sedangkan pemain musiknya berada di teras rumah atau di samping penari. Bentuk penyajian tari jepin Tali Jepin Tali Bintang sebagai hiburan juga dikemas dengat sangat sederhana baik itu dari segi gerak, pola lantai, rias busana, dan durasinya juga tidak terlalu panjang.

  Fungsi hiburan dalam tari Jepin Tali Bintang ini adalah Dengan adanya tari tradisional tari Jepin Tali Bintang masyarakan sanagat mengapresiasi dengan adanya pertunjukan tersebut, sebab tarian tradisional khususnya tari Jepin Tali Bintang ini sudah sanagat jarang untuk di jumpai. Dimata masyarakat tari Jepin Tali Bintang memiliki keunikan yang terdapat pada saat penari menganyam dan membuka anyaan tali. Penyajian tarian ini dapat memberikan hiburan dan kepuasan yang sangat langka bagi masyarakat. Dalam proses penganyaman pada tari Jepin Tali Bintang memberikan kesan yang unik, gerak-gerak yang di tarikan penari sehingga menghasilkan anyaman yang begitu indah dan rapi. Ketangkasan dan kekompakan penari yang begitu cepat sehingga dapat membuka anyaman memberikan kesan kagum kepada penonton. Busana yang digunakan penari menambah daya tarik keindahaan. Warna-warna yang terang dan cerah serta asesoris yang terdapat pada kepala menjadikan penari semakin tampak lebih indan dan mewah. Syair yang dinyanyikan dala tari Jepin Tali Bintang mampu menyentuh di hati penonton, dengan syair yang dinyanyikan mampu membuat penonton akan kebesaran karunia Tuhan yang telah diberikan kepada umatNya.

  Fungsi Tari Jepin Tali Bintang sebagai pertunjukan Nilai estetis merupakan sebuah keindahanan yang tercipta dalam sebuah karya seni. Gerak-gerak yang terdapat pada tarian memiliki nilai keindahan. Gerak merupakan aspek pokok dalam pertunjukan Tari Jepin Tali Bintang. Nilai keindahan Tari Jepin Tali Bintang dapat dilihat dari aspek koreigrafi yang terdapat didalamnya. Aspek pendukung tari meliputi penari, iringan tari, tata rias wajah dan busana, tata lampu, tata suara, tempat pementasan dan property.

  Nilai keindahan pada gerak-gerak menganyam Tari Jepin Tali Bintang dapat dilihat dari intensitas penggunaan tenaga yang besar ketika bergerak memberikan kesan, lincah pada penari. Kesamaan dan keselarasaan gerak yang diakukan penari mampu memberikan kesan yang tertata secara rapi dan indah. Tenaga pada kaki dan tangan menggunakan tenaga yang teratur menimbulkan kekompakan dalam gerak tari. Tempo ragam gerak yang cepat memberikan kesan yang bersemangat. Pola lantai pada saat menganyam tali cenderung melingkar. Pola lantai dalam Tari Jepin Tali bintang yang terstruktur dari bentuk tarianya yaitu berpasangan yang ditampilkan secara kelompok sehinggga menimbulkan interaksi antara penari yang lebih kuat.

  Nilai keindahan ekpresi wajah dalam Tari Jepin Tari Bintang diwujudkan dalam suatu bentuk ekspresi yang akan diserap dengan persepsi indra penikmat. Dalam gerakan ini adanya interaksi antar penari menimbulkan ekspresi melalui mimik wajah dan penghayatan gerak seperti tersenyum.

  Tata rias dan busana dalam pertunjukan tari Jepin Tali Bintang juga sangat diperlukan untuk menunjang penampilannya. Tata rias wajah merupakan seni memperindah wajah dengan menggunakan alat-alat kosmetik yang dapat mempertegas karakter wajah penari yang sedang ditampilkan. Tata rias yang digunakan pada tari Jepin Tali Bintang adalah tata rias realis, berfungsi untuk mempertegas atau mempertebal garis-garis wajah, di mana penari tetap menunjukan wajah aslinya tapi sekaligus mempertajam ekspresi dari karakter tarian yang dibawakan.

  Tata rias wajah pada tari Jepin Tali Bintang merupakan rias panggung yang diciptakan untuk menunjang penampilan seorang penari di atas panggung, sehingga menimbulkan daya tarik dan kepekaan rasa pada penontonnya. Warna busana yang digunakan juga berwarna-warni memberikan kesan yang indah.

  Iringan atau musik pada pertunjukan tari Jepin Tali Bintang berfungsi untuk mempertegas irama tari, pemberi suasana atau ilustrasi, mempertegas ekspresi gerak dan merangsang penari. Musik sebagai pengiring tari juga membantu mengingatkan penari ketika penari tiba-tiba lupa dengan gerakannya, dengan musik penari dapat melahirkan gerakan improvisasi.

  Pertunjukan merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat suatu

  7 sajian yang dipertontonkan kepada seseorang bahkan masyarakat secara luas. Sebuah pertunjukan tari tidak terlepas dari sebuah tempat pementasan. Panggung merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk menyajikan suatu tarian. Pada pertunjukan tari Jepin Tali Bintang bisa dilakukan di tempat terbuka dan tertutup. Panggung yang dilengkapi dengan artistik-artistik yang berkaitan dengan tema tari, serta penataan pencahayaan yang tepat. Penataan sound

  system juga menyeluruh pada sisi-sisi

  panggung sehingga iringan tari mampu didengarkan oleh penari dengan baik.

  Properti merupakan suatu bentuk peralatan penunjang gerak sebagai wujud ekspresi dalam pertunjukan tari Jepin Tali Bintang yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk memikat penonton. Properti yang digunakan Dalam tarian ini menggunakan properti bintang dan tali yang digantung di tengah panggung pada saat tertentu tali akan dijatuhkan sebagai properti dari tari Jepin Tali Bintang. Bintang pada Jepin Tali Bintang ini dihiasi dengan lampu warna-warni sebagai penghias pada bintang tersebut. Besar bintang yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan saat di panggung.

  Tari Jepin Tali Bintang pernah ditampilkan dibeberapa acara antara lain, di

  Ikanmas Art Festival di program studi seni

  tari dan musik tahun 2013, di Rumah Jepin Pontianak, alun-alun kapuas, dan di tugu khatulistiwa Kota Pontianak pada tahun 2013. Busana yang digunakan pada tariaan ini menggunakan baju berwarna hijau terang, yang dibalut warna orange, dan asesoris kepala yang digunakan berwarna keemas- emasan sehinggan memberikan kesan yang indah dan mewah. Lampu yang berwarna- warni yang tardapat pada bintang memnambah kesan tampak seperti bintang yang bertaburan di langit sekaligus memberikan kemeriahan, keindahan dan kemewaan dalam tarian tari Jepin Tali Bintang ini.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesipulan

  Tari Jepin Tali Bintang di desa kalimas, memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Tari jepin Tali Bintang merupakan bentuk ungkapan rasa syukur terhadap nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada umat-Nya, di ibaratkan bintang yang bertaburan di langit yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Tarian ini memiliki 2 fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi hiburan. Tari Jepin Tali Bintang ditampilkan pada saat Maulid Nabi, Isra

Mi’raj, juga pada masyarakat yang memiliki hajatan seperti kawinan dan khitanan

  Terdapat bagian yang sangat menegangkan dalam tarian ini yaitu pada saat penari membukan anyamam tali dengan tempo cepat, berbeda pada saat menganyam yang menggunakan tempo sedang, ketegangan ini menimbulkan rasa was-was khawatir akan anyaman yang tidak dilepas. Ketegangan ini yang menjadi hiburan bagi para penonton.

  Selain sebagai hiburan, Tari Jepin Tali Bintang ini juga memiliki fungsi sosial. Nilai sosial ini tergambar pada saat penari menganyam dan membuka anyaman, disini terjadi interaksi dan kerja sama yang bagus sehingga menghasilkan anyaman yang bagus, rapi dan dapat di buka kembali. hal ini terjadi karna ada interaksi dan kerjasama yang baik antar penari. nilai sosial ini tidak hanya terjadi dalam tarian ini saja, nilai sosial ini juga tampak pada interaksi, komunikasi dan kerjasama antar penari, pemusi dan penonton. Tari jepin Tali Bintang juga memiliki fungsi pertunjukan estetis.

  Implementasi dalam kegiatan belajar dan mengajar di Sekolah dapat diimplementasikan di Sekolah Menengah Atas dalam teori maupun praktik. Tari Jepin Tali Bintang dapat dijadikan materi ajar bagi siswa untuk mengapresiasi tari tradisional yang sesuai dengan standar kompetensipada kurikulum 2013 revisi. Adapun materi yang dapat di ajarkan: Sejarah tari Jepin Tali Bintang, Jenis tari Jepin Tali Bintang dan Fungsi tari Jepin Tali Bintang.

  

Saran Jazuli. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari.

  Berdasarkan Berdasarkan hasil Semarang: IKIP Semarang. kesimpulan dari penelitian skripsi diatas, Jazuli. 2008. Paradigma Kontekstual peneliti mengajak kepada pembaca untuk Pendidikan Seni . Semarang: Unesa dapat melestarikan dan menjaga kebudayaan University Press. tradisional Kalimantan Barat khususnya Tari Parani, Yulianti. 1975. Sejarah Tari Umum. Jepin Tali Bintang. Peneliti juga memberikan Jakarta: Lembaga Pendidikan Tinggi saran kepada berbagai pihak, saran tersebut Kesenian Jakarta. akan diberikan kepada pihak terutama pada Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Pemerintah kota Kubu Raya (khususnya Dasar-Dasar. Jakarta-Barat: PT Indeks.

  Dinas Budaya dan Pariwisata) hendaknya Soerdarsono.1978. Pengantar Pengetahuan lebih serius dalam melestarikan dan Tari Dan Komposisi Tari . Yogyakarta: mempromosikan Tari Jepin Tali Bintang dan Akademi Tari Indonesia. mendapat hak paten sebagai salah satu Sumaryono. 2011. Antropologi Tari . kesenian yang dimiliki oleh Kubu Raya, Yogyakarta: Badan Penerbit

  ISI Kepada sanggar tari supaya tidak merubah Yogyakarta. gerak-gerak asli dari tari Jepin Tali Bintang Suryabrata, Sumadi. 1650. Metodelogi dan melatih anak didiknya lebih baik dan Penelitian . Jakarta: Rajawali Pers. serius dalam mengajarkan gerakkan-gerakkan Wahyudiyanto. 2008. Pengetahuan Tari. yang benar agar gerakannya lebih tepat dan Surakarta : ISI Press Solo. terarah, Bagi masyarakat diharapkan untuk Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodelogi ikut serta membantu dalam melestarikan, Penelitian sebuah pengenalan dan menjaga serta memperkenalkan tari Jepin penentuan langkah demi langkah Tali Bintang. pelaksanaan penelitian. Surabaya : Graha Ilmu.

  

DAFTAR RUJUKAN Zuldafrial, dan Muhammad Lahir. 2012

Penelitian kualitatif . Surakarta: Yuma Hadi, Sumadiyono. 2000, Seni Dalam Ritual Pustaka.

  Agama . Yoyakarta: Tarawang Press.