Sistem Kontrol Lingkungan eksternal dan
TUGAS PENGANTAR ARSITEKTUR
SISTEM KONTROL LINGKUNGAN DALAM ARSITEKTUR
Disusun Oleh:
Jundi Shalahuddin M 13/345364/TK/40344
Awang Pradipa Y
13/345365/TK/40345
Intan Nurul Ahdya
13/345366/TK/40346
Annisa Nikmah F
13/345367/TK/40347
Sony Santoso
13/345368/TK/40348
Maulina Fidy W
13/345369/TK/40349
Putu Sito Parisuda
13/345371/TK/40351
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita ingin membangun rumah, tentu mengharapkan rumah yang dibangun
bisa memenuhi kriteria sebagai rumah yang indah, sehat, dan nyaman. Keindahan tersebut
tentunya bersifat relatif. Tapi menyangkut masalah kesehatan dan kenyamanan, terdapat
sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Kontrol Lingkungan
Sistem Kontrol Lingkungan merupakan salah satu aspek dalam arsitektur yang
menggunakan prinsip sains dan teknologi. Mengkontrol kondisi lingkungan dibuat
dengan tujuan agar manusia penghuninya merasa nyaman.
Lingkungan yang dikontrol dalam arsitektur meliputi ruang yang ada di dalam
bangunan, dan ruang yang ada di luar bangunan. Sedangkan yang dikontrol dalam sistem
tersebut antara lain: udara meliputi sirkulasi dan temperatur, cahaya, suara, air, gas, dan
sampah.
B. Bagian-Bagian Sistem Kontrol Lingkungan
1. Udara
Sistem kontrol udara yang baik dapat diperoleh dengan berbagai cara. Salah
satunya adalah dengan menambah banyaknya jendela dan pintu yang cukup besar
untuk membuat aliran udara dalam bangunan itu lancar dan selalu bergerak berganti
dengan udara segar dari luar.
Salah satu cara lainnya adalah dengan menggunakan channel penangkap angin
di ruang tengah dan ventilasi pada ruang-ruang luarnya. Biasanya lubang ventilasi
dibuat pada setiap dua buah bidang dinding. Udara akan mengalir karena adanya
perbedaan tekanan udara di luar dengan udara di dalam.
Pembuatan ventilasi pun terdapat sejumlah alternatif. Bisa dengan cara
konvensional, yaitu dengan model-model jendela biasa dan ventilasi dengan
pelubangan pada dinding dilengkapi kisi-kisi; model jendela bouvenlicht yang
menggunakan dua bilah kaca dengan celah diantaranya (biasanya digunakan untuk
kamar mandi atau gudang); menggunakan rooster; dan lain-lain.
Cara yang baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara alami
adalah dengan sistem cross ventilation. Pada sistem ini, udara tekah diatur sedemikian
rupa agar bisa mengalirkan udara dari satu titik ke titik lain.
Apabila masih ventilasi masih dirasa kurang, kita dapat menambahkan exhaust
fan yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam ruangan. Apabila rumah
terletak di perkotaan sehingga tidak memungkinkan penghawaan alami, kita dapat
menggunakan AC sesuai kebutuhan.
Rumus dasar yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan AC adalah
luas ruangan x koefisien British Thermal Unit (BTU). Misalnya sebuah ruangan
dengan luas 12m2 dengan koefisien BTU 500/m2. Maka kapasitaas
AC=12x500=6000BTU. Selanjutnya tinggal mencocokkan dengan jenis AC yang
terdapat di pasaran.
Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung dengan memilih material
& produk-produk yang non-toxic yang dapat meningkatkan kualitas udara dalam
ruangan sekaligus mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Serta
material yang bebas emisi dan baik dalam mencegah kelembaban yang menghasilkan
spora dan mikroba lainnya.
2. Cahaya
Cahaya sebagai sistem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan
cahaya yang dapat masuk ke dalam bangunan dan pemanfaatan cahaya (terutama
cahaya matahari) oleh penghuni untuk efisiensi energi.
Bangunan di atas merupakan contoh bangunan dengan pemanfaatan cahaya
yang optimal dengan banyaknya penggunaan kaca yang bisa membuat cahaya
matahari bisa masuk ke dalam ruangan. Dengan banyaknya cahaya matahari yang
dapat masuk ke dalam ruangan, selain membuat ruangan menjadi terang walaupun
tidak menggunakan lampu dan menghemat penggunaan listrik, juga akan membuat
ruangan menjadi hangat.
Untuk mendukung cahaya sebagai sistem kontrol lingkungan, terdapat istilah
Arsitektur Surya yang dapat di definisikan sebagai tatanan arsitektur yang
memanfaatkan teknologi energi surya baik secara langsung maupun secara tidak
langsung kedalam bangunan secara maksimal, dimana elemen elemen ruang arsitektur
(lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) berfungsi sebagai suatu
sistem surya aktif maupun sistem surya pasif. Pada umumnya arsitektur surya ini
mempunyai identitas sebagai tipologi arsitektur untuk konservasi energi.
Sistem Surya Aktif (active solar system) merupakan suatu teknologi yang
memanfaatkan energi surya dalam bangunan melalui konversi energi cahaya menjadi
energi panas dengan bantuan peralatan peralatan mekanis untuk tujuan pemanasan air
domestik, pemanasan dan pendinginan ruang atau melalui konversi energi cahaya
menjadi energi listrik untuk tujuan penerangan/penggunaan alat alat elektronik
lainnya.
Sistem Surya Pasif (passive solar system) merupakan suatu teknik
pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bangunan tanpa atau seminimal
mungkin menggunakan peralatan mekanis, melalui perancangan elemen elemen
arsitektur (lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) untuk tujuan
kenyamanan manusia (mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan temperatur dan
kelembaban, kontrol radiasi matahari, penggunaan insulasi termal).
Untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami, kita perlu merancang
berdasarkan arah matahari. Berikut adalah sejumlah cara memaksimalkan
pemanfaatan cahaya matahari:
Ruang Tidur
: Agar matahari pagi bisa masuk, posisikan di sebelah
tenggara sampai timur laut. Sinar ini juga membantu kita agar tidak malas
bangun pagi. Selain itu, ruangan ini akan terhindar dari cahaya sore hari
yang cenderung menyilaukan.
Ruang Keluarga : Ruangan yang dipakai bersama sebaiknya diletakkan
di barat laut atau barat daya. Pada posisi ini ruang akan mendapatkan
penerangan alami, hangat, dan terhindar dari kelembaban.
Kamar Mandi
: Umumnya kamar mandi memiliki tingkat kelembaban
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penyinaran secara langsung.
Dapur
: Dapur berpotensi menjadi ruangan dengan suhu tinggi.
Karena itu dapat diletakkan di utara atau selatan yang dekat dengan bukaan.
Bukaan
: Bukaan baik diletakkan di utara atau selatan untuk
menghindari sinar matahari langsung karena dapat menyilaukan.
3. Suara
Suara sebagi sistem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan suara
dalam bangunan. Misalnya dari tingkat kekedapan suara dalam bangunan, pengaturan
gaung, atau pantulan suara dalam bangunan.
Peredam suara berfungsi untuk mencegah suara dari dalam agar tidak tembus
keluar ruangan, mengurangi feedback dan juga menciptakan ambience yang sesuai
dengan kebutuhan. Agar hasil peredaman maksimal, tentunya kita memerlukan bahan
yang berkualitas dengan harga yang mahal. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
meredam suara antara lain adalah gipsum, karpet, lem khusus untuk karpet paku untuk
gipsum, kayu yang biasa dipakai untuk memasang plafon, dan rockwool (material
insulation, yaitu bahan yang tahan panas dan dapat menyerap suara)
4. Air
Air sebagai sisem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan air dalam
sebuah bangunan, mulai dari sistem air bersih, air hujan, sampai sistem pembuangan
air limbah oleh penghuni supaya tidak terjadi kekurangan air, kelebihan air (banjir)
maupun pencemaran air di lingkungan bangunan oleh limbah yang dibuang.
Sistem pemasangan pipa air bersih dalam bangunan memang sangat penting
karena air adalah sumber utama kehidupan penghuni bangunan. Air bersih harus bisa
didistribusikan ke seluruh bagian rumah dengan baik dan tertata rapi supaya tidak ada
air yang terbuang percuma karena kesalahan instalasi air dalam bangunan.
Sistem sambungan langsung |
Sistem tangki atap
|
Sistem tangki tekan
Selain sistem air bersih, sistem pembuangan limbah air juga sangat penting
agar limbah air yang dibuang tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan lagi
dalam sirkulasi air di lingkungan.
Daftar Pustaka
http://architectaria.com/membangun-rumah-yang-sehat-sirkulasi-udara-dalamruangan-serta-pengaturan-ruang-berdasarkan-sinar-matahari.html diakses pada
Kamis, 19 Desember 2013, pukul 15:40 WIB.
http://budakcommot.blogspot.com/2011_11_01_archive.html diakses pada Kamis, 19
Desember 2013, pukul 15:00 WIB.
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/02/25/proses-dan-cara-pengolahan-limbahrumah-tangga-sanitasi/ diakses pada Kamis, 19 Desember 2013, pukul 15:30
WIB.
http://sijanggut.blogdetik.com/2013/07/12/cara-membuat-peredam-suara-sendiri/
diakses pada Kamis, 19 Desember 2013, pukul 16:20 WIB.
http://www.ciptanun.com/desain-rumah-tropis diakses pada Kamis, 19 Desember
2013, pukul 16:00 WIB.
SISTEM KONTROL LINGKUNGAN DALAM ARSITEKTUR
Disusun Oleh:
Jundi Shalahuddin M 13/345364/TK/40344
Awang Pradipa Y
13/345365/TK/40345
Intan Nurul Ahdya
13/345366/TK/40346
Annisa Nikmah F
13/345367/TK/40347
Sony Santoso
13/345368/TK/40348
Maulina Fidy W
13/345369/TK/40349
Putu Sito Parisuda
13/345371/TK/40351
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Jika kita ingin membangun rumah, tentu mengharapkan rumah yang dibangun
bisa memenuhi kriteria sebagai rumah yang indah, sehat, dan nyaman. Keindahan tersebut
tentunya bersifat relatif. Tapi menyangkut masalah kesehatan dan kenyamanan, terdapat
sejumlah kriteria yang perlu dipenuhi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Kontrol Lingkungan
Sistem Kontrol Lingkungan merupakan salah satu aspek dalam arsitektur yang
menggunakan prinsip sains dan teknologi. Mengkontrol kondisi lingkungan dibuat
dengan tujuan agar manusia penghuninya merasa nyaman.
Lingkungan yang dikontrol dalam arsitektur meliputi ruang yang ada di dalam
bangunan, dan ruang yang ada di luar bangunan. Sedangkan yang dikontrol dalam sistem
tersebut antara lain: udara meliputi sirkulasi dan temperatur, cahaya, suara, air, gas, dan
sampah.
B. Bagian-Bagian Sistem Kontrol Lingkungan
1. Udara
Sistem kontrol udara yang baik dapat diperoleh dengan berbagai cara. Salah
satunya adalah dengan menambah banyaknya jendela dan pintu yang cukup besar
untuk membuat aliran udara dalam bangunan itu lancar dan selalu bergerak berganti
dengan udara segar dari luar.
Salah satu cara lainnya adalah dengan menggunakan channel penangkap angin
di ruang tengah dan ventilasi pada ruang-ruang luarnya. Biasanya lubang ventilasi
dibuat pada setiap dua buah bidang dinding. Udara akan mengalir karena adanya
perbedaan tekanan udara di luar dengan udara di dalam.
Pembuatan ventilasi pun terdapat sejumlah alternatif. Bisa dengan cara
konvensional, yaitu dengan model-model jendela biasa dan ventilasi dengan
pelubangan pada dinding dilengkapi kisi-kisi; model jendela bouvenlicht yang
menggunakan dua bilah kaca dengan celah diantaranya (biasanya digunakan untuk
kamar mandi atau gudang); menggunakan rooster; dan lain-lain.
Cara yang baik digunakan untuk merancang sistem sirkulasi udara alami
adalah dengan sistem cross ventilation. Pada sistem ini, udara tekah diatur sedemikian
rupa agar bisa mengalirkan udara dari satu titik ke titik lain.
Apabila masih ventilasi masih dirasa kurang, kita dapat menambahkan exhaust
fan yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam ruangan. Apabila rumah
terletak di perkotaan sehingga tidak memungkinkan penghawaan alami, kita dapat
menggunakan AC sesuai kebutuhan.
Rumus dasar yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan AC adalah
luas ruangan x koefisien British Thermal Unit (BTU). Misalnya sebuah ruangan
dengan luas 12m2 dengan koefisien BTU 500/m2. Maka kapasitaas
AC=12x500=6000BTU. Selanjutnya tinggal mencocokkan dengan jenis AC yang
terdapat di pasaran.
Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung dengan memilih material
& produk-produk yang non-toxic yang dapat meningkatkan kualitas udara dalam
ruangan sekaligus mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Serta
material yang bebas emisi dan baik dalam mencegah kelembaban yang menghasilkan
spora dan mikroba lainnya.
2. Cahaya
Cahaya sebagai sistem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan
cahaya yang dapat masuk ke dalam bangunan dan pemanfaatan cahaya (terutama
cahaya matahari) oleh penghuni untuk efisiensi energi.
Bangunan di atas merupakan contoh bangunan dengan pemanfaatan cahaya
yang optimal dengan banyaknya penggunaan kaca yang bisa membuat cahaya
matahari bisa masuk ke dalam ruangan. Dengan banyaknya cahaya matahari yang
dapat masuk ke dalam ruangan, selain membuat ruangan menjadi terang walaupun
tidak menggunakan lampu dan menghemat penggunaan listrik, juga akan membuat
ruangan menjadi hangat.
Untuk mendukung cahaya sebagai sistem kontrol lingkungan, terdapat istilah
Arsitektur Surya yang dapat di definisikan sebagai tatanan arsitektur yang
memanfaatkan teknologi energi surya baik secara langsung maupun secara tidak
langsung kedalam bangunan secara maksimal, dimana elemen elemen ruang arsitektur
(lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) berfungsi sebagai suatu
sistem surya aktif maupun sistem surya pasif. Pada umumnya arsitektur surya ini
mempunyai identitas sebagai tipologi arsitektur untuk konservasi energi.
Sistem Surya Aktif (active solar system) merupakan suatu teknologi yang
memanfaatkan energi surya dalam bangunan melalui konversi energi cahaya menjadi
energi panas dengan bantuan peralatan peralatan mekanis untuk tujuan pemanasan air
domestik, pemanasan dan pendinginan ruang atau melalui konversi energi cahaya
menjadi energi listrik untuk tujuan penerangan/penggunaan alat alat elektronik
lainnya.
Sistem Surya Pasif (passive solar system) merupakan suatu teknik
pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bangunan tanpa atau seminimal
mungkin menggunakan peralatan mekanis, melalui perancangan elemen elemen
arsitektur (lantai, dinding, atap, langit langit, aksesoris bangunan) untuk tujuan
kenyamanan manusia (mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan temperatur dan
kelembaban, kontrol radiasi matahari, penggunaan insulasi termal).
Untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami, kita perlu merancang
berdasarkan arah matahari. Berikut adalah sejumlah cara memaksimalkan
pemanfaatan cahaya matahari:
Ruang Tidur
: Agar matahari pagi bisa masuk, posisikan di sebelah
tenggara sampai timur laut. Sinar ini juga membantu kita agar tidak malas
bangun pagi. Selain itu, ruangan ini akan terhindar dari cahaya sore hari
yang cenderung menyilaukan.
Ruang Keluarga : Ruangan yang dipakai bersama sebaiknya diletakkan
di barat laut atau barat daya. Pada posisi ini ruang akan mendapatkan
penerangan alami, hangat, dan terhindar dari kelembaban.
Kamar Mandi
: Umumnya kamar mandi memiliki tingkat kelembaban
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penyinaran secara langsung.
Dapur
: Dapur berpotensi menjadi ruangan dengan suhu tinggi.
Karena itu dapat diletakkan di utara atau selatan yang dekat dengan bukaan.
Bukaan
: Bukaan baik diletakkan di utara atau selatan untuk
menghindari sinar matahari langsung karena dapat menyilaukan.
3. Suara
Suara sebagi sistem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan suara
dalam bangunan. Misalnya dari tingkat kekedapan suara dalam bangunan, pengaturan
gaung, atau pantulan suara dalam bangunan.
Peredam suara berfungsi untuk mencegah suara dari dalam agar tidak tembus
keluar ruangan, mengurangi feedback dan juga menciptakan ambience yang sesuai
dengan kebutuhan. Agar hasil peredaman maksimal, tentunya kita memerlukan bahan
yang berkualitas dengan harga yang mahal. Bahan-bahan yang diperlukan untuk
meredam suara antara lain adalah gipsum, karpet, lem khusus untuk karpet paku untuk
gipsum, kayu yang biasa dipakai untuk memasang plafon, dan rockwool (material
insulation, yaitu bahan yang tahan panas dan dapat menyerap suara)
4. Air
Air sebagai sisem kontrol lingkungan merupakan sistem pengaturan air dalam
sebuah bangunan, mulai dari sistem air bersih, air hujan, sampai sistem pembuangan
air limbah oleh penghuni supaya tidak terjadi kekurangan air, kelebihan air (banjir)
maupun pencemaran air di lingkungan bangunan oleh limbah yang dibuang.
Sistem pemasangan pipa air bersih dalam bangunan memang sangat penting
karena air adalah sumber utama kehidupan penghuni bangunan. Air bersih harus bisa
didistribusikan ke seluruh bagian rumah dengan baik dan tertata rapi supaya tidak ada
air yang terbuang percuma karena kesalahan instalasi air dalam bangunan.
Sistem sambungan langsung |
Sistem tangki atap
|
Sistem tangki tekan
Selain sistem air bersih, sistem pembuangan limbah air juga sangat penting
agar limbah air yang dibuang tidak mencemari lingkungan dan dapat digunakan lagi
dalam sirkulasi air di lingkungan.
Daftar Pustaka
http://architectaria.com/membangun-rumah-yang-sehat-sirkulasi-udara-dalamruangan-serta-pengaturan-ruang-berdasarkan-sinar-matahari.html diakses pada
Kamis, 19 Desember 2013, pukul 15:40 WIB.
http://budakcommot.blogspot.com/2011_11_01_archive.html diakses pada Kamis, 19
Desember 2013, pukul 15:00 WIB.
http://duniatehnikku.wordpress.com/2011/02/25/proses-dan-cara-pengolahan-limbahrumah-tangga-sanitasi/ diakses pada Kamis, 19 Desember 2013, pukul 15:30
WIB.
http://sijanggut.blogdetik.com/2013/07/12/cara-membuat-peredam-suara-sendiri/
diakses pada Kamis, 19 Desember 2013, pukul 16:20 WIB.
http://www.ciptanun.com/desain-rumah-tropis diakses pada Kamis, 19 Desember
2013, pukul 16:00 WIB.