Perkembangan Peserta Didik dan Masalah B

Perkembangan Peserta Didik dan Masalah Belajar
Nama : Nuryaman
NIM : 1305569
Prodi : Perpustakaan dan Informasi
Tugas laporan hasil observasi untuk Tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan

HASIL OBSERVASI
Observasi yang saya lakukan adalah dengan melakukan pendekatan
kepada salah seorang siswa disekolah. Sekolah yang saya kunjungi ialah
Tempat

: di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Jalan Ciledug
No. 284 Garut

Waktu

: Sabtu 16 Nopember 2013

A. Sekilas Profil Tentang Darul Arqam
Untuk jadwalnya sendiri sekolah ini siswa bangun pada pukul 04.00 WIB

dan selesai melakukan kegiatan jadwal sekolah pada pukul 21.00 WIB, dan
diperkirakan siwa beristirahat sekitar pukul 23.00. Untuk jumlah siswanya
sendiri pada tahun 2013 sebanyak 1080, dan ditangani oleh tiga orang
konselor. Untuk mempermudah dan maksimal dalam proses bimbingan siswa
para konselor bekerjasama dengan Pembina Asrama juga Wali Kelas.
Tentunya untuk seseorang yang diamanati sebagai seorang konselor
mendapati keluhan – keluhan ( masalah – masalah yang dialami siswa) dari
siswanya seperti halnya dalam :
a. Adaptasi dengan lingkungan, karena siswa lepas dengan orang tua dan
ketidaknyamanan, tentulah disana BK bertindak.
b. Di tingkat Aliyah sendiri tiada lain adalah motifasi. Yaitu bagaimana cara
mendapatkan motifasi luar biasa agar mampu meningkatkan kualitas
siswa salah satunya dalam proses pembelajaran.
c. Ketidaksesuaian dalam pengambilan jurusan
d. Lalu kebutuhan santri selam 24 jam, yang terjadi permasalahan maka BK
menangani.
e. 30 pelajaran untuk kelas 1 ( kelas 7 SMP)
f. Kejenuhan dan sikap coba – coba pada tingkat kelas 2 ( kelas 8 SMP)
g. Merasa paling tangguh, sehingga terkadang berbuat semaunya kepada
adik kelas karena sudah merasa paling besar ( kelas 3, yaitu kelas 9 SMP)

Organisasi yang terdapat di Daru Arqam, salah satunya bertujuan untuk
menghilangkan kejenuhan, juga sebagai wadah bagi kemapuan dan
keceradasan siswa untuk mengembangkannya. Diantaranya yaitu : Tapak
Suci, IPM, HW/PRAMUKA dan lain – lain. Pada malam jum’at mereka
melaksanakan Festival yaitu penampilan - penampilan dari organisasi, bahkan

melibatkan lembaga lain seperti Sekolah Dasar untuk mengikuti suatu
kegiatan yang dilaksanakan oleh Darul Arkom.
B. Wawancara
1. Profil Narasumber
Nama
Tempat, tanggal lahir
Kelas
Alamat asal
Umur
Hobby
Cita – cita
2. Hasil Wawancara
Wawacara dengan saudara


: Ulwan Arsalan Abdullah
: Bandung, 06 september 1997
: XI IPA – B
: Karawang
: 16 tahun
: Membaca Buku, organisasi, dan olahraga
: menjadi seorang Duta Besar Luar Negeri
yang sepakat dipanggil Ulwan, tentunya

mendapatkan hasil wawancara dari berbagai pertanyaan yang saya lontarkan
kepada saudara Ulwan, mengenai perkembangan usia yang sekarang dialami
Ulwan telah menginjak usia remaja, tentunya terdapat perbedaan yang khas
dari usia sebelumnya karena tingkatan aspek usia yang berbeda. Masa remaja
yang berkisar 13 – 16 tahun ( remaja awal ) terdapat hal yang berbeda
seperti kebiasaan yang disukai diusia ini seperti yang saudara Ulwan
bahwa pada usia ini remaja :
a. Mulai mengerti terhadap kehidupan yang sesungguhnya
b. Mulai berubah pikiran, artinya pola pikir yang semula masih kekanak –
kanakan mulai berubah kearah usia remaja
c. Mulai mengenal lingkungan sekitar

d. Menyesuaikan segala sesuatu dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Untuk Ulwan yang sedang mengayomi usia remajanya sebagai seorang
pelajar kelas II di Darul Arqam, tentunya kesehariannya tidak lepas dari
proses pendidikan yang harus Ulwan jalankan, seperti halnya dalam belajar,
tentunya belajar tidak akan terlaksana tanpa adanya motivasi dari individu
sendiri seperti halnya Ulwan sendiri dalam belajar ia mempunyai motif
belajar ialah demi mencapai cita – citanya yaitu ingin menjadi Duta Besar,
dengan belajar dapat dijadikan batu loncatan pertama untuk mencapai cita –
cita

tersebut(dengan

mengikuti

proses

pendidikan).

Tentunya


agar

terselenggaranya proses belajar yang efektif adanya strategi yang baik dalam
pelaksanaan belajar tersebut seperti yang Ulwan ujar pendapatnya untuk

menjawab pertanyaan yang saya lontarkan, menurutnya strategi belajar yang
baik adalah :
a. Adanya interaksi aktif Guru dengan Murid begitupun sebaliknya.
b. Murid harus mampu berpikir mengenai pelajaran.
c. Murid sebaiknya tidak memilih – memilih pelajaran, yang dimaksud
adalah hanya menyukai pelajaran tertentu. Akan tetapi pelajaran dilihat
semua esensinya dan diharapkan semua mata pelajajaran disukai.
d. Untuk Guru sendiri, yaitu memberikan hasil pada muridnya, artinya
bahwa ketika seorang Guru masuk ke dalam kelas itu harus benar – benar
memberikan hasil ( ilmu ) kepada murid – muridnya jangan asal masuk
saja.
e. Diperhatikannya kemampuan Guru, artinya setiap pelajaran perlu
profesional dalam bidang pelajarannya, artinya setiap lulusan sarjana
harus disesuaikan dengan pelajaran.
f. Mengoptimaljkan pelajaran.

g. Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif misalnya olahraga,
membaca buku, dan berorganisasi
h. Kerja kelompok, Ulwan menyebutkan beberapa keunggulan bahwa
dalam belajar perlu adanya kerja kelompok yaitu tidak terlalu pusing
dalam memecahkan permasalahan, hasilnya lebih matang, lebih kondusif,
juga melatih mental dalam menghadapi berbagai pendapat.
Seiring dengan waktu dalam proses pendidikan yang salah satunya belajar,
tentunya dalam kehidupan tidak semuanya menerpa rasa bahagia, selaras, dan
sebagainya. Akan tetapi bumbu kehidupan itu sangat bervariasi seperti halnya
dalam belajar, menurut Ulwan masalah - masalah belajar yang dia hadapi
adalah:
a. Malas, bahkan malas tingkat tinggi.
b. Dalam keseharian berlangsungnya proses belajar adanya rasa terlalu
takut dan hati – hati sehingga menimbulkan rasa yang seolah terkekang,
dalam menyampaikan pendapat misalnya.

c. Dari pihak Guru sendiri adalah adanya kebijaksanaan Guru misalnya
dalam keterlambatan masuk kelas pada saat mata pelajarannya, namun
disana kekonsistensinya kurang.
d. Guru yang izin tanpa adanya tugas

e. Permasalahan dalam absensi
f. Perlu adanya guru pengganti
g. Ulwan menuturkan teman – temanya sering bolos dan menanti – nantikan
solat, sehingga menambah perhatianya.
Sebagai manusia tentunya sifat manusiawi berlaku untuk semua manusia
di bumi yang dipijaki ini, seperti halnya dalam belajar Ulwan mengalami
perihal lupa dalam belajar, yang dimaksudkan adalah materi pelajaran yang
yang semula ingat sering pudar dan susah untuk diingat kembali (manusiawi).
Namun untuk mengantisipasi hal itu Ulwan mengungkapkan untuk
menangani perihal tersebut Ulwan menulis garis besar setiap materi pelajaran
yang ia dapatkan kemudian ia kembangkan sehingga menurutnya dapat
mengingatnya kemabali. Setiap individu itu unik, begitu halnya mengenai isi
individu itu sendiri tidak dapat dipungkiri setiap isi mereka berbeda – beda
bahkan dalam kehidupan sehari – hari pun sudah tidak asing lagi “ orang
kembar pun masih terdapat perbedaan”. Hal itu tidak terkecuali dalam
kecerdasan, layaknya tumbuhan yang bervariasi jenisnya kecerdasan pun
demikian. Keceradasn merupakan keistimewaan dalam diri individu yang
perlu dikembangkan bahkan harus dapat pengaplikasian yang bermanfaat
khusunya bagi orang lain. Karenanya saat wawancara saya tanyakan pada
Ulwan mengenai perihal kecerdasan, dengan tegas Ulwan menjawab bahwa

kecerdasan itu perlu dikembangakan dengan cara mengikuti organisasi dan
mengidentifikasi diri sendiri juga pendapat dari orang lain. Usia remaja
memang usia yang saya anggap menakjubkan disinilah masa penasaran untuk
mencoba sesuatu yang baru dan labil. Karena itu sebaiknya pada usia ini
remaja harus mampu mengenal dirinya sendiri, begitu pun dengan Ulwan

yang masih remaja awal ini ia masih dalam proses pencarian identitas dirinya,
sehingga ia mengungkapkan sedikit mengenai karakter dirinya yang sudah ia
kenal sampai usia sekarang sebagai berikut :
a. Banyak berpikir
b. Malas
c. Masih melihat keuntungan semata
d. Selalu ingin berguna untuk semua

TINJAUAN TEORITIS
A. Motivasi
1. Apakah Motivasi Itu?
Seorang siswa belajar dengan keras sampai bangun jam 01.00 untuk
mempersiapkan Ujian Nasional keesokan harinya sampai menghiraukan rasa
kantuk dan lelahnya. Contoh lain seorang supir angkot berteriak ditengah

teriknya matahari dan bisingnya jalanan demi mendapatkan penumpang yang
sebanyak – banyaknya bagi angkot yang ia kendarai.
Dalam kehidupan sehari - hari jarang kita dengan sengaja memperhatikan
dan merenungkan perbuatan – perbuatan teman kita atau orang lain yang
demikian. Juga dengan perbuatan kita sendiri, seringkali kita tifak begitu
menghiraukannya. Padahal jka direnungkan, banyak hal – hal yang
mengagumkan kita dan sangat menarik bagi kita untuk menyelidikinya.
Dari beberapa contoh diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa motif
ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu. Sebagaiman yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology
Understanding of Human Behavior : motif adalah suatu pernyataan yang
kompleks

di

dalam

suatu

organisme


yang

mengarahkan

tingkah

laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. ( perhatikan perbuatan siswa
dan supir angkot di atas. Dengan demikian apapun yang dilakukan suatu
organisme dengan tujuan agar keinginan atau kepuasan tercapai dengan usaha
– usaha yang ia lakukan baik itu resikonya kelelahan, kehausan, maupun
bahaya pasti adanya dorongan atau motivasi pada organisme tersebut.
Motif berasl dari kata movere yaitu bergeraka atau to move ( Branca, 1964 ).
Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat atau driving force.
Dikaitkan dengan hal belajar, motivasi memang benar – benar dibutuhkan.
Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali
ditemukan anak yang malas belajar, tidak menyenangkan, bolos, melawan
pada guru, bertengkar dengan teman sekelasnya dan sebagainya. Karena itu


disana peran guru sangat penting dalam memberikan motivasi belajar kepada
murid – muridnya. Sejatinya seorang guru harus memberikan motivasi yang
tepat untuk mendorong siswa agar siswa bekerja dengan segenap tenaga dan
pikiranya. Kaitan dengan hal ini perlu diingat jika anak mendapat nilai buruk
dalam satu mata pelajaran tertentu belum berarti anak itu tidak pintar, namun
seringkali anak tersebut unggul dalam mata pelajaran yang lainnya( contoh?).
Banyak anak tidak berkembang karena tidak memperoleh motivasi yang
tepat. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga
yang luar biasa, sehingga tercapainya hasil – hasil yang semula tidak terduga.
Sartain menggunakan kata motivasi dan driveuntuk pengertian yang sama. Ia
mengatakan :pada umumnya auatu motivasi atau dorongan adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahakan
tingkah laku terhadap suatu tujuan ( goal) atau perangsang (incentive). Tujuan
adalah yang menetukan /membatasi tingkah laku organisme itu. Kebutuhan (
need), penegrtian kebutuhan tidak dapat dipisahkan daripada kebutuhan.
Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakaukan sesuatu
sedikit – banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang
hendak dicapainya.
2. Fungsi Motif
a. Mendorong manusia untuk berbuat/bertindak, sebagai penggerak
seseorang untuk melakukan/mengerjakan tugas
b. Motif menentukan arah perbuatan, mengarahkan kearah tujuan atau cita –
cita organisme
c. Menyeleksi perbuatan kita, artinya menetukan perbuatan – perbuatan
mana yang harus dilakukan
3. Tujuan Motivasi

Secara umum tujuan motivasi dapat dikatakan bahwa tujuan
motivasi adalah unutk menggerakan atau menggugah seseorang agar
timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang
guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswa
agar timbul kemauan dan keinginan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan dan ditetapkan didalam kurikulum sekolah. Makin jelas
tujuan maka makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu
dilakukan.
B. Belajar
1. Pengertian Belajar
a) Morgan,

dalam

bukunya

Introduction

to

Psychology

(

1978)

mengemukakan. “ belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.”
b) Witherington, dalam buku Educational Psycholoy mengemukakan. “
belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatuperintah.
c) Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology : A Realistic
Approach mengemukakan arti belajar dengan singkat, yaitu Leaning is
the development of new association as a result of experience. Yang
dimaksud bukan cenderung kepada tingkah laku melainkan adalah
mengarah pada internal di dalam diri individu dalam usahanya
memperoleh hubungan – hubungan baru ( new association).
2. Bagaimana Proses Belajar itu Berlangsung?

Dikatakan bahwa manusia( individu ) memerlukan dunia untuk
mengembangkan dan berlangsungnya kehidupan. Oleh karena itu beberapa
cara mereka lakukan sebagai bentuk cara penyesuaian dengan dunia luar.
Berikut beberapa cara yang dilakukan manusia baik secara sengaja maupun
tidak dan hubungannya dengan belajar. Diantaranya sebagai berikut :
a) Belajar dan Kematangan
Suatu organisme dalam diri mahluk hidup dikatakan telah matang, jika ia
telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing – masing.
Sedangkan belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu
aktivitas, latihan – latihan dan konsentrasi dari orang yang bersangkutan.
Proses belajar terjadi karena adanya rangsangan dari luar.
b) Belajar dan Penyesuaian Diri
Penyesuaian terdiri dari dua macam:
1) Penyesuaian atuoplastis, seseorang mengubah dirinya disesuaikan
dengan keadaan lingkungan/ dunia luar,
2) Penyesuian alloplastis, yang berarti mengubah lingkungan/dunia luar dan
disesuaikan dnegan kebutuhan dirinya.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor internal

Faktor eksternal

Kesehatan

Keluarga

Intelegensi dan bakat

Sekolah

Minat dan motivasi

Masyarakat

Cara belajar

Lingkungan sekitar

4. Guru yang efektif
Oleh karenya diperlukan strategi belajar, maka diperlukan pula pengajaran
yang baik oleh seorang pengajar khisusnya seorang Guru yang yang sedang
mengajar di sekolah.
Wragg mengemukakan ciri – ciri guru yang efektif: pertama, mampu
menentukan strategi yang diapakai sehingga memungkinkan murid bisa
belajar dengan baik; kedua, memudahkan murid mempelajari sesuatu yang
bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup
serasi dengan sesama; ketiga, guru memiliki keterampilan professional dan
mamapu mengejawantahkan keterampilannya secara konsisiten, bukan hanya
atas dasar sekenanya; keempat, keterampilan mereka diakui oleh orang yang
berkompeten, seperti guru, pelatih guru, pengawas atau penilik sekolah, tutor,
dan guru pemandu mata pelajaran atau bahkan murid – murid sendiri.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Usia Remaja
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
mengacu pada jumlah, besar, serata luas yang bersifat konkret yang biasanya
menyangkut ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan merupakan
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses kematangan fungsi –
fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam pejalanan waktu tertentu.
Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu
pada kualitas fungsi organ – organ jasmaniah dan bukan pada organ
jasmaniah tersebut sehingga penekanan arti perkembanagna terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologi yang termanifestasi pada kemampuan organ
fisiologis ( organ tubuh bagian dalam).
1. Usia Remaja Awal ( 13 – 16 tahun)
Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat yang menandakan
keremajaan yang terkait dengan matangnya organ – organ seks, yaitu : ciri

primer ( menstruasi dan mimpi pertama pada pria) dan ciri sekunder ( tumbuh
kumis, jakun, tumbuh buluh halus dan sebagainya). Kematangan ini
mengakibatkan terjadi kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran
pada diri remaja tersebut.
2. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja( development task)
Hurlock ( 1981 ), mengemukakan bahwa tugas – tugas perkembangan
merupakan social ex-pectations( harapan – harapan sosial masyarakat).
Munculnya tugas – tugas perkembangan bersumber pada faktor – factor
berikut :
a) Kematangan fisik
b) Tuntutan masyarakat secara kultural
c) Tuntutan dari dorongan siswa itu sendiri
d) Tuntutan norma agama
Adapun tugas – tugas perkembangan pada usia remaja adalah sebagai
berikut :
a) Menerima fisiknya sendiri berikut dengan keragaman kualitasnya
b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur – figur yang
mempunyai otoritas
c) Mengembanngkan keterampilan komunikasi interpersonal
d) Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar
e) Menjadikan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya
f) Menerima dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan dirinya
sendiri

g) Mampu meningkatkan reaksi dan adaptasi ( sikap dan perilaku)
h) Bertanggung jawab secara sosial
i) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang
diperlukan warga Negara
j) Memilih dan mempersiapkan karir
k) Memiliki sika positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga
l) Mengamalkan ajaran yang dianutnya.
Alizabeth B. Hurlock ( 1981) mengemukakan bahwa anak sekolah pada
tingkat (SMA/SMK/MA) sudah mulai memikirkan masa depan mereka secara
sungguh – sungguh. Anak laki – laki biasanaya lebih bersungguh – sungguh
dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang memandang
pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.
Telah dilakukan penelitian terhadap siswa dibeberapa SMK di Jawa Barat
sejak tahun 1997 sebagai berikut :
a) Masalah pribadi
(1) Kurang motivasi untuk mempelajari agama
(2) Kurang memahami agama sebagai pedoman hidup
(3) Kurang menyadari bahwa perbuatan kita ada yang mengawasi
(4) Malas melaksanakan solat
(5) Kurang memiliki kemampuan bersabar dan bersyukur
(6) Memiliki kebiasaan berbohong dan menyontek
(7) Kurang disiplin dan kekanak – kanakan

(8) Belum bisa menghormati orang tuan secara ikhlas
(9) Kurang mampu menghadapi situasi frustasi
(10) Bertindak tanpa berpikir
(11) Kurang bangga terhadap keadaan dirinya
b) Masalah sosial
(1) Kurang menyenangi kritikan orang
(2) Kurang memahami tatakraman ( etika) pergaulan
(3) Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial
(4) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis
(5) Sikap kurang positif terhadap pernikahan dan berkeluarga
c) Masalah belajar
(1) Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
(2) Kurang memahami cara belajar yang efektif
(3) Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
(4) Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
(5) Kurang memahami cara membagi waktu belajar
(6) Kurang menyenangi mata pelajaran tertentu
D. Inteligensi
Beberapa ahli mengartikan intelegensi, salah satunya yang dikemukakan oleh
Bischof, seorang Psikologi Amerika ( 1954 ). Mengemukakan inteligensi

dalam artian yang lebih luwes, namun bersifat operasional dan fungsional
bagi kehidupan manusia sehari – hari. Ia mendefinisikan sebagai berikut
“inteliegence is the ability to solve problems of all kinds”yaitu inteligensi
adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah. Adapun macam
– macam kecerdasan jamak menurut Garder ( 1983; dalam Armstrong, 2003,
Multiple Intelegence tersebut terdiri dari :
a. Kecerdasan Verbal Linguistik ( Verbal Linguistik Intelegence )
b. Kecerdasan Logika Matematika ( Logical-Mathematical Intelligence )
c. Kecerdasan Visual-Spasial ( Visual-Spatial Intellegence )
d. Kecerdasan Musikal ( Musical Intellegence )
e. Kecerdasan Jasmani-kinestetik ( Bodily-Kinesthetic-Intelligence )
f. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
g. Kecerdasan Intrapersonal (Intarpersonal Intelligence)
h. Kecerdasan Naturalistik ( Naturalist Intelligence )

ANALISIS DAN SOLUSI PERMASALAHAN
Usia memang bukan penghalang untuk datangnya suatu masalah dalam
kehidupan manusia, seiring dengan kehidupan yang terus berputar begitu juga
manusia yang merasakan kehidupan tersebut. Dalam perkembangan
kehidupannya manusia memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa masalah
pasti hadir dalam kehidupannya. Seperti halnya usia remaja, seperti yang
sudah saya ungkap bahwa permasalah tidak memandang usia, termasuk saat
remaja. Dalam setiap tahap perkembangan tentunya ada tugas perkembangan
yang harus dipenuhi oleh manusia secara teori tugas perkembangan ialah
sebagai berikut “Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal,
Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar,
Menjadikan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya”.
Beberapa hal tersebut juga merupakan tugas Ulwan berada pada tahap
remaja pada usianya sekarang ia masih dalam tahap identifikasi diri. Sebagai
contoh dari hasil observasi saya di Daru Arqam ( Garut ), saya mewawancarai
seorang siswa yang sepakat saya sapa Ulwan, kebetulan sedang duduk di
kelas 2 IPA MA. Tentunya untuk Ulwan yang berstatus pelajar tentunya tidak
lepas dari pendidikan. Sebagaimana pendidikan di dalamnya terdapat proses
belajar mengajar. Dapat dikatakan belajar merupakan sebuah sistem, dengan
begitu tentunya ada pihak yang terlibat dan saling keterkaitan boleh dikatakan
salah satunya adalah siswa, tentunya sebagai siswa salah satunya dituntut
untuk belajar. Dalam proses belajar perlu adanya motivasi, mengingat bahwa
motivasi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi belajar,
dengan adanya motivasi belajar siswa mempunyai dorongan yang kuat dari
dalam dirinya sehingga mampu efektif dalam proses belajar tersebut
Sebagaimana dikatakan Sartain ( Ngalim Purwanto, 2010 : 61) “motif
adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang”.
Dengan begitu resiko apapun akan dijalani asalkan apa yang diinginkan
tercapai, tidak terkecuali dengan belajar dengan adanya motivasi dari dalam

siswa, mereka akan lebih kuat dalam menjalani proses pendidikan. Dari hasil
observasi saya Ulwan sendiri mengambil berbagai resiko belajar karena ia
mempunyai motivasi belajar untuk meraih cita – citanya. Sebagai remaja
Ulwan tentunya mengalami peralihan berbagai aspek baik perkembangan
maupun pertumbuhan, diusia yang baru tentunya bersamaan dengan
muculnya aspek – aspek baru dalam diri Ulwan, seperti yang Ulwan ungkap
bahwa pada usia remaja munculnya sikap baru seperti Mulai mengerti
terhadap kehidupan yang sesungguhnya, Mulai berubah pikiran (pola pikir
yang semula masih kekanak – kanakan mulai berubah kearah usia remaja),
dan Mulai mengenal lingkungan sekitar, dan Menyesuaikan segala sesuatu
dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Seperti yang sudah dibahas pada
awal analisis pada masa ini merupakan tahap identifikasi diri, Ulwan pada
saat usia ini sudah mulai menyesuaikan aspek kehidupannya dengan
kemampuannya. Disana terlihat adanya keasadaran Ulwan terhadap
kemampuan yang melekat pada dirinya.
Sebagai seorang pelajar yang menjalani proses belajar tentunya tidak
selalu berjalan sesuai yang diharapkan, karena itu munculah masalah belajar,
seperti yang diungkap Ulwan beberapa masalah belajaranya yaitu Malas,
bahkan malas tingkat tinggi dan dalam keseharian berlangsungnya proses
belajar adanya rasa terlalu takut dan hati – hati sehingga menimbulkan rasa
yang seolah terkekang dalam menyampaikan pendapat misalnya. Untuk itu
maka diperlukannya strategi belajar yang hasil-guna agar belajar pun
mendatangkan hasil, secara umum dalam proses belajar terjadinya interaksi
yang melibatkan antara guru dan muridnya sehingga dikedua itulah
diperlukan strategi yang mantap, seperti dalam uraiana teoritis diatas
hendaknya dari segi guru diperlukan keefektivitas seorang Guru, adapaun ciri
– ciri Guru yang efektif Marno dan M. Idris ( 2010) ialah :
pertama, mampu menentukan strategi yang dia pakai sehingga
memungkinkan murid bisa belajar dengan baik; kedua, memudahkan murid
mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai,

konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; ketiga, guru memiliki
keterampilan professional dan mamapu mengejawantahkan keterampilannya
secara konsisiten, bukan hanya atas dasar sekenanya; keempat, keterampilan
mereka diakui oleh orang yang berkompeten, seperti guru, pelatih guru,
pengawas atau penilik sekolah, tutor, dan guru pemandu mata pelajaran atau
bahkan murid – murid sendiri.
Dengan keempat perihal tersebut maka murid akan lebih efektif dalam
proses belajar mengajar sehingga tercapailah hasil yang diinginkan baik dari
murid maupun Guru. Adapun menurut Ulwan sendiri dalam proses belajar
hendaknya menghindari interaksi sepihak yang dimaksud ialah hanya Guru
yang menerangkan kepada muridnya saja, tetapi seharusnya Murid pun aktif
untuk mengemukakan pendapat, bertanya, mengira, dan sebagainya. ulwan
pun berkata” Diperhatikannya kemampuan Guru, artinya setiap pelajaran
perlu profesional dalam bidang pelajarannya, artinya setiap lulusan sarjana
harus disesuaikan dengan pelajaran” seperti yang sudah dijelaskan mengenai
Guru yang efektif pada point ke tiga, perlunya sikap professional Guru,
artinya Guru pada mata pelajaran tertentu hendaknya konsisten, artinya tidak
mengambil mata pelajaran yang bukan bidangnya, hal tersebut bertujuan agar
ilmu yang diberikan kepada muridnya dapat diterima maksimal. Selain itu
juga terdapat pemasalah belajar yang dialami oleh siswa Daru Arqam ini
seperti :
a. Adaptasi dengan lingkungan, karena siswa lepas dengan orang tua dan
ketidaknyamanan, tentulah disana BK bertindak.
b. Di tingkat Aliyah sendiri tiada lain adalah motifasi. Yaitu bagaimana cara
mendapatkan motifasi luar biasa agar mampu meningkatkan kualitas
siswa salah satunya dalam proses pembelajaran.
c. Ketidaksesuaian dalam pengambilan jurusan
d. Lalu kebutuhan santri selam 24 jam, yang terjadi permasalahan maka BK
e.
f.
g.

menangani.
30 pelajaran untuk kelas 1 ( kelas 7 SMP)
Kejenuhan dan sikap coba – coba pada tingkat kelas 2 ( kelas 8 SMP)
Merasa paling tangguh, sehingga terkadang berbuat semaunya kepada

adik kelas karena sudah merasa paling besar ( kelas 3, yaitu kelas 9 SMP).

Secara keseluruhan permasalahnya meliputi motivasi, adaptasi, pilihan,
kejenuhan, dan sikap. Beberapa hal tersebut merupakan masaalh belajar yang
dapat dikatakan paling umum, seperti halnya motivasi merupakan hal yang
menjadi dasar suatu perbuatan termasuk belajar, dengan motivasi maka kita
seolah mempunyai modal untuk terus maju. Mengingat akan fungsi motivasi
salah satunya dalam tinjauan teoritis ialah “Motif menentukan arah perbuatan,
mengarahkan kearah tujuan atau cita – cita organisme”. Dengan adanya
motivasi maka siswa akan terarah untuk mewujudkan apa yang diinginkan
dalam kelangsungan pendidikannya. Untuk adaptasi, pilihan, dan sikap ialah
dengan kita terus melakukan adapatasi terhadap lingkungan agar pilihan,
sikap, kita dapat sesuai dengan sekitar sehingga terasa nyaman baik kita
ataupun orang lain. Untuk kejenuhan sendiri memang sering muncul dalam
perihal belajar, namun hal yang sebaiknya dilakukan ialah mengikuti kegiatan
diluar jam pelajaran ( organisasi ) sehingga waktu kita untuk merasa bosan
semakin sempit dan bahkan tidak ada karena terisi oleh kegitatan.
Individu tentunya unik, selain perannya dimuka bumi ini sebagai mahluk
sosial manusia pun berperan sebagai seorang individu. Dalam kehidupannya
sebagai individu tentunya memiliki keunikan masing – masing dalam diri
individu tersebut, seperti halnya dalam kecerdasan, sebagaimana dijelaskan
bahwa kecerdasan/ inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan segala
jenis masalah. Kecerdasan memang suatu hal yang patut kita syukuri karena
hal tersebut merupakan anugerah yang hebat yang tuhan berikan kepada
setiap individu dimuka bumi ini. Layaknya sebuah pisau adakalanya jika
tidak diasah maka tumpulah, hal tersebut menyindir akan kecerdasan
manusia, kecerdasan yang dianugerahkan akan sia – sia jika manusia tersebut
hanya memilikinya namun tidak masu mengembangkannya. Hal tersebut
sependapat dengan Ulwan, ia berpendapat bahwa kecerdasan memang perlu
untuk dikembangkan, menurutnya kecerdasan dapat dikembangkan dengan
cara “organisasi dan mengidentifikasi diri sendiri juga pendapat dari orang
lain”. Kecerdasan yang ada pada diri manusia sangatlah bervariasi seperti

kecerdasan intilektual, kecerdasan spiritual, Kecerdasan Musikal, dan
sebagainya. usaha untuk mengembangkan kecerdasan sebagaiman diungkap
oleh Ulwan memang merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan
kecerdasan seseorang seperti hal indentifikasi diri, hal tersebut memang
penting karena dengan begitu individu akan menemukan kecerdasan pada
dirinya kemudian setelahnya dikembangkan agar kecerdasan yang ada pada
dirinya berguna bagi dirinya juga untuk orang lain. Adapun dizaman modern
sekarang ini untuk mengetes kecerdasan sangatlah banyak, baik itu melaui
tes, juga penggunaan teknologi yang canggih.

Daftar Pustaka
Agustin, M. (2001). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran.
Bandung : Refika Aditama
Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT RINEKA ADITAMA
Hartinah, S. (2008). Pengembangan Peserta Didik. Bandung : Refika Aditama
Marno, dan Idris, M. ( 2010). Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta : AR
RUZZ MEDIA
Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan.Bandung : Rosda Karya

LAMPIRAN