Apa itu evolusi apa Modernisasi

Apa itu Modernisasi?
Mari belajar pengertian modernisasi dan syarat syarat modernisasi | Dari zaman Indonesia
merdeka kita sering mendengar kata ini. Modernisasi. Apa itu modernisasi. Pengertian
modernisasi adalah suatu proses perubahan berbagai aspek kehidupan masyarakat kearah yang
lebih maju dan terjadi peningkatan kualitas hidup. Sebelum lanjut, perlu saya beritahukan bahwa
pengertian westernisasi berbeda dengan pengertian modernisasi.
Pengertian Modernisasi
Sederhananya, modernisasi (modernization) adalah proses perubahan cara cara tradisional ke
cara cara baru yang lebih maju. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah terencana.
Dalam buku Ensiklopedia Sosial karangan William Outhwaite bahwa pengertian modernization
[modernisasi] proses perubahan ekonomi, politik, sosial, dan kultural yang terjadi di negara
terbelakang saat mereka bergerak ke arah pola organisasi sosial dan politik yang lebih maju dan
kompleks.
Selama beberapa lama setelah perang dunia kedua, modernisasi telah dikaji dan dicermati serta
didefinisikan oleh para ahli dalam teori teori sosiologi.
Hal tersebut selalu dimulai dengan referensi implisit ataupun eksplisit pada dikotomi antara dua
tipe idela: masyarakat tradisional (yang dalam beberapa versi juga disebut masyarakat
“pedesaan”, “terbelakang”, atau “tertinggal” dan masyarakat modern (masyarakat “urban”, maju,
atau “industrial”).
Tipe struktur sosial ini secara historis terkait dengan proses evolusi terus-menerus yang
mengikuti kaidah tertentu.

Idenya adalah bahwa semua masyarakat mengikuti jalan sejarah dari satu tipe polar ke tipe
lainnya yang makin beragam dan kompleks. Setelah beberapa masyarakat makin industrial,
mereka menjadi basis untuk membangun paradigma dan proses transisi.
Ringkasan dan Bahasan teori tentang modernisasi
Beberapa teori tentang modernisasi menekankan sifat endogen dari proses perubahan ini
(Rostow, 1960; Hoselitz, 1965; Parsons, 1951), sedangkan yang lainnya menekankan pada arti
penting faktor-faktor eksogen seperti difusi nilai, teknologi, keahlian, dan bentuk organisasi dari
negara maju di Barat ke negara miskin di Dunia Ketiga (Lerner, 1958).
Tetapi, setiap masyarakat tradisional diasumsikan mengikuti pola perubahan (pola modernisasi)
seperti yang pernah dialami oleh negara maju.

Karenanya, teori modernisasi berusaha mengidentifikasi variabel sosial dan faktor institusional
di dalam organisasi dan/atau sejarah negara industri, yang perubahannya adalah penting bagi
proses perkembangan untuk memfasilitasi proses ini di negara berkembang.
Klasifikasi teori modernisasi yang bagus adalah klasifikasi yang membedakan versi sosiologis,
ekonomi, dan psikologis. Versi sosiologis menegaskan peran berbagai macam variabel sosal dan
institusional dalam proses perubahan tersebut.
Germani (1965) mendeskripsikan proses dalam term perubahan dalam modernisasi dari tindakan
preskriptif ke tindakan elektif, dari institusionalisasi tradisional ke institusionalisasi perubahan;
dan dari konjungsi dari institusi yang relatif sama ke diferensiasi dan spesialisasi.

Kebanyakan dari versi tersebut dipengaruhi oleh pemikiran Max Weber melalui interpretasi
Talcott Parsons tentang ide-ide Weber, dan menggunakan Pattern variable untuk
mendeskripsikan struktur sosial ideal dari masyarakat “tradisional” dan “modern”: Afektivitas
versus netralitas afektif, askripsi versus pencapaian, difusi versus spesifisitas, partikularisme
versus universalisme, dan orientasi kepada kepentingan kolektif versus orientasi ke kepentingan
pribadi.
Versi psikologis modernisasi menekankan pada faktor internal dan motif psikologis sebagai
motor penggerak dari “kebutuhan untuk prestasi”, keinginan untuk menjalankan sesuatu dengan
baik, motivasi penting yang menimbulkan pertumbuhan ekonomi melalui penyebaran motivasi
ini ke kalangan pengusaha.
Motivasi tersebut tidak diwariskan dan dapat dikembangkan di suatu negara dalam transisi ke
modernitas melalui sarana pendidikan.
Versi ekonominya direpresentasikan dengan baik oleh Rostow (1960) dan teori tahapan
pertumbuhan ekonomi olehnya. Dia menunjukkan bahwa semua masyarakat melalui lima tahap:
masyarakat tradisional, prakondisi tinggal landas, tinggal landas, menuju ke kedewasaan, dan era
konsumsi adalah sama dengan tahap prakondisi tinggal landas di masyarakat Barat abad ke-18
dan 19.
Tanggapan tentang teori modernisasi
Teori modernisasi telah banyak dkritik. Yang terpenting adalah tuduhan atas teori modernisasi
ini yang terlampau abstrak dan kurang perspektif terhadap sejarah.

Pertama, teori modernisasi keliru memperlakukan keterbelakangan sebagai situasi universal,
sebagai tahap kekurangan perkembangan umum, sebagai tahap yang telah dilalui oleh semua
negara yang maju.
Kedua, analisis modernisasi cenderung mengasumsikan karakter preskriptif dan tidak
mempelajari konteks struktur dari masyarakat tertinggal, tetapi hanya berusaha mengetahui
apakah ciri-ciri ini mengikuti atau menyimpang dari model Barat ideal.

Ketiga, dalam semua modernisasi terkandung ide bahwa negara berkembang dewasa ini akan
melalui tahap dan proses yang sama seperti yang pernah dilalui negara maju. Bahkan ketika
mereka mengakui adanya beberapa perbedaan sejarah(Germani, 1965, dan Rostow, 1960,
mengakui perbedaan ini) mereka tidak mau menerima bahwa perbedaan ini akan mengubah pola
perubahannya.
Sejarah dapat berulang, negara berkembang dapat melakukan industrialisasi dengan cara yang
sama seperti yang ditempuh negara maju.
Sangat sedikit kita jumpai diskusi tentang tatanan intemasional sebagai sebuah sistem yang
didominasi dan dimanipulasi oleh negara industri tertentu yang memiliki kepentingan sendiri.
Teori modernisasi berasumsi bahwa proses modernisasi
dan industrialisasi adalah tak terelakkan dan bahwa negara berkembang mempunyai kesempatan
yang sama atau bahkan lebih baik untuk melakukan industrialisasi. Seperti yang dikatakan
Hoogvelt, teori ini mengubah sejarah perkembangan Eropa menjadi logika (Hoogvelt, 1982, h.

116).
Modernisasi dalam teknologi pertanian menuju industrialisasi
Kesimpulan artikel pengertian modernisasi:
Terdapat beberapa poin penting yang perlu kita catat tentang modernisasi diatas bahwa:
1. Modernisasi terjadi pada masyarakat yang tertinggal baik itu pedesaan dan sejenisnya
2. Modernisasi menghasilkan masyarakat industrial
3. Kemajuan atau perubahan yang terjadi dalam modernisasi bersifat rasional dalam segala
bidang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
4. Modernisasi bukan berarti perbaikan moral masyarakat, akan tetapi sejalan dengan
perubahan yang terjadi dibidang lain, akan terjadi perbaikan moral tersebut. Hal ini
terlihat bahwa modernisasi terkadang (bahkan dibeberapa bidang selalu) menyebabkan
rusaknya moral, hampir sama halnya dengan westernisasi.
Syarat Terjadinya Modernisasi
Modernisasi tidak akan dapat terjadi apabila tidak ada rencana yang jauh kedepan yang terdapat
dalam masyarakat tersebut. Oleh karena itu diperlukan terpenuhinya syarat syarat modernisasi
sehingga masyarakat tersebut berubah. Mari baca syarat syarat modernisasi dibawah ini
(Soerjono Soekanto) :
1. Cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa
maupun masyarakat. Berpikir ilmiah adalah berpikir yang didasarkan pada penalaran akal
sehat dengan selalu mempertimbangkan pada aspek efektivitas dan efisiensi dari segala


tindakan. Hal tersebut dapat dicapai melalui sistem pendidikan dan pengajaran yang
terencana dan baik. Segala hal harus mengedepankan cara berpikir ilmiah dan penalaran
ilmiah, sehingga hal hal yang bersifat mistis dan magis harus dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Bila tidak, maka harus ditinggalkan.
2. Sistem administrasi negara yang baik, benar benar mewujudkan pelaksanaan birokrasi
yang tertib dan teratur. Bentuk pencatatatan (recording) dari semua transaksi atau even
even resmi harus tercatat ke dalam sistem administrasi yang ada.
3. Terdapatnya sistem pengumpulan data yang terpusat pada suatu lembaga atau badan
tertentu yang dijalankan dengan baik dan teratur. Dengan adanya hal tersebut,
modernisasi dalam hal ini berpikir modern seperti meninggalkan tradisi penyerahan diri
terhadap nasib ke pola pola yang didasarkan atas data data yang akurat yang bersumber
dari penelitian yang akurat dan ilmiah.
4. Penciptaan iklim yang sesuai atau favorable dengan kehendak masyarakat terhadap
modernisasi terutama dengan jalan media komunikasi massa seperti media massa, pers.
5. Tingkat organisasi yang tinggi. Semakin kompleks suatu organisasi, akan membutuhkan
anggota anggota yang lebih maju juga. Anggota anggota yang memiliki dedikasi dan
kedisiplinan diri yang tinggi. Dengan alasan tersebut, masyarakat modern merupakan
cara untuk mencapai anggota anggota yang berdedikasi tinggi dan disiplin tinggi.
6. Pemusatan atau sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social

planning). Hal ini sangat dibutuhkan agar terjadinya tepat sasaran dan hasil yang
diinginkan sesuai. Program program yang dijalankan untuk memodern kan masyarakat
pun akan terlaksana mulai dari pengembangan teknologi, pengolahan media massa,
kontrol sosial dan regulasi dan banyak aspek lainnnya.
Hemat kata, learniseasy, mencoba untuk mengingatkan anda kembali bahwa pengertian
modernisasi berbeda dengan pengertian westernisasi.
Pengertian westernisasi adalah proses pengambilalihan unsur unsur kebudayaan secara membabi
buta tanpa melalui proses pertimbangan apakah unsur unsur kebudayaan barat ini seiring dengan
kultur bangsa atau tidak.
Demikianlah artikel tentang pengertian modernisasi, westernisasi dan syarat syarat modernisasi.
Belajar itu mudah kawan.
Tetap belajar tentang perubahan sosial yang terjadi dalam materi sosiologi kalian. Baca buku
yang banyak dan amati sosial yang ada dan sering sering nonton berita, akan membuka wawasan
kalian tentang perubahan sosial yang ada.
Sumber artikel pengertian modernisasi, westernisasi, dan syarat syarat modernisasi:

1. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,
Aplikasi, Dan Pemecahannya oleh Elly M.Setiadi dan Usman Kolip. Diterbitkan tahun
2011 oleh Kencana di Jakarta.
2. Ensiklopedia Pemikiran Sosial Modern / The Blackwell Dictionary of Modern Social

Thought, Edisi Kedua oleh William Outhwaite (editor). Diterbitkan oleh Kencana tahun
2008 di Jakarta.
3. Eisenstadt, S.N. 1961: Essays on Sociological aspect of political and Economic
Development.
4. Frank A.G. 1972: Sociology of Development of Sociology. Dalam Dependence and
Underdevelopment, ed. J.D Cockcroft, A. G. Frank dan D. L. Johnson.
5. Larrain, J. 1989: Theories of Development.
6. Smelser, N. J. 1964: Toward a Theory of modernization. Dalam Social Change, Ed. A.
Etzioni dan E.Etzioni.