agama dan sosial agama dan

Agama islam merupakan agama yang haq, agama yang toleransi dan agama yaang cinta
persaudaraan. Agama islam agama yang melihat ke seluruh aspek kehidupan pengikutnya. Maka
dalam hal ini, agama islam tidak hanya berorientasi dalam bidang ibadah saja akan tetapi dalam
muamalat.
Agama islam memiliki tiga aspek besar yaitu aqidah, syari’at dan ihsan. Tiga ranah tersebut dibagi
karena agama islam memperhatikan 2 hubungan (hablun): hubungan manusia dengan Allah (hablun
minallahi) dan hubungan manusia dan sesamanya (hablun minan nas). Hubungan hamba dengan
Allah melahirkan Aqidah dan Ihsan Sedang hubungan manusia antar sesama melahirkan syari’at.
Syari’at merupakan qanun atau aturan yang ditetapkan oleh Allah Swt yang menyangkut tentang
tindak tanduk manusia dalam kehidupannya. Tujuan dari penetapan Syari’at adalah supaya
kehidupan ummat teratur dan tidak terjadi kerusuhan. Maka setiap peraturan yang ditetapkan dalam
islam memilki hikmah atau biasa disebutkan hikmatut tasyri’.
Hikmatut tasyri’ merupakan makna syari’at yang bisa memberikan pengaruh kepada ummat. Hikmat
dari penetapan syari’at dapat dibatasi menjadi lima bagian yang disebut dalam islam hifdhu
dharuriyyatul khams. Diantaranya:
1- Hifdhud din

Syirik dan segala cara yang menyebabkan syirik diharamkan dalam agama. Karena
syirik adalah perbuatan menyetukan Allah dan perbuatan lain yang menyebabkan
syirik. Untuk menjaga agama seorang hamba, secara tegas syari’at
mengharamkannya. Allah berfirman:


‫إن الله ل يغفر من يشرك به ويغفر دون ذلك‬

2-

Hifdhu Nafs

Islam melarang keras pembunuhan atau pertumpahan darah bahkan perang antar kaum
muslimin, ahli dzimmah (orang kafir yang hidup berdampingan dengan kaum muslimin
dan tidak memerangi mereka) serta darah mu'ahid (orang kafir yang mengikat perjanjian
damai dengan ummat Islam dengan persyaratan tertentu). Bagi yang menumpahkan
darah kaum muslimin dengan sengaja, sebagaimana firmannya dalam Al-qu’an:

   
    
     


“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannnya ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan

mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. 4:93)
Maka pembunuhan adalah salah satu dosa terbesar dari dosa-dosa besar (kabair). Dia
merupakan salah satu dari tujuh hal yang membinasakan, sebagaimana disabdakan
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, "Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang
membinasakan, beliau menyebutkan salah satunya adalah membunuh jiwa yang

diharamkan oleh Allah kecuali secara haq. Haq atau alasan yang dapat dibenarkan di
dalam Islam untuk membunuh seseorang ada tiga, yaitu
1. Qishash (hukuman mati bagi seorang pembunuh),
2. Rajam (hukuman mati bagi pezina yang sudah menikah)
3. Riddah (kafir setelah beriman).

3- Hiffhul aqli
Agama islam sangat mejunjung tinggi aqal. Aqal adalah pusat kejernihan berfikir manusia
dalam menemukan baik atau jahat. Aqal berbeda dangan. Oleh karena itu aqal sangat
menjadi syarat untuk shah beragama. Rasul bersabda

‫الدين عقل ل دين لمن ل عقل له‬

Segala hal yang bisa mehilangkan aqal sangatlah dilarang oleh syari’at. Karena keadaan

ketiadaan aqal akan membuat ummat berbuat hal-hal yang jahat. Seperti minum Khamar.
4- Hifdhul nasal
Syari’at islam memandang bahwa manusia makhluq yang mulia. Disamping itu, Manusia juga
adalah makluk yang dihiasi dengan syahwat kepada lawan jenisnya. Oleh karena itu, untuk
menjaga penyimpangan manusia terhadap lawan jenisnya dengan nafsu syahwat yang
membuat manusia itu menyerupai binatang, maka syari’at mengharamkan untuk melakukan
hubungan intim diluar nikah atau zina. Dari sini, dapat dilihar bahwa penerapan jilid untuk
pelaku zina sangat bermamfaat dalam mencegah manusia untuk melakukan hal tersebut.
5- Hifdhul mali
Hikmah tasyi’ yang kelima adalah hifdhul mali. Syari’at juga menaruh perhatian yang besar
dalam menjaga harta ummat. Karena harta merupakan hak seseorang tidak boleh dialihkan
kepada yang lain tanpa ada izin dari pemiliknya. Maka Syari’at menerapkan hukuman bagi
pencuri dengan memotong tangannya. Allah berfirman:

"‫السارق والسارقة قاقطعوا أيدهما‬