Struktur Sosial dan Kepribadian hardiness

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk sosial yang diamana di dalam
kehidupannya tidak akan lepas dari interaksi sosial maupun bantuan dari
orang lain. Kebutuhan akan interaksi maupun bantuan dari orang lain telah
nampak sejak menusia itu lahir. Manusia membutuhkan orang lain demi
mempertahankan dirinya. Didalam lingkungan masyarakatlah manusia
saling berinteraksi, dalam masyarakat tersebut masing – masing
menempati struktur sosial yang berbeda dan secara tidak langsung
berkaitan dengan dengan kepribadian masyarakat itu sendiri. Kajian
tentang stuktur sosial beserta kepribadian akan lebih dijabarkan dalam
pembahasan ini.
B. RUMUSAN MASALAH`
Adapun rumusan masalah dalam pembahasan kali ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial dan kepribadian?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi struktur sosial dan kepribadian?
3. Bagaimana keterkaitan antara struktur sosial dengan kepribadian?

C. TUJUAN SERTA MANFAAT

Adapun tujuan dari pembahasan ini antara lain :
1. Menjelaskan struktur sosial dan kepribadian, faktor - faktor yang
mempengaruhi serta keterkaitan antara struktur sosial dan kepribadian.
Adapun manfaat dari pembahasan ini antara lain :
1. Mengetahui serta memahami, pengertian, faktor – faktor yang
mempengaruhi, serta keterkaitan antara struktur sosial dan kepribadian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

1

Struktur sosial secara harfiah dapat diartikan sebagai bentuk atau
susunan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Pengertian
struktur sosial sangatlah beragam dalam mendefinisikan arti kata struktur
sosial tersebut. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian struktur sosial :

1. Abdul Syani : Struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam
kehidupan masyarakat.
2. George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta
pola perilakunya.
3. Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik
antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.
4. Coleman: Struktur sosial adalah sebuah pola hubungan antar
manusia dan antar kelompok manusia.
5. Homans: Struktur sosial adalah perilaku sosial elementer dalam
hubungan sosial sehari-hari.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa struktur sosial adalah pola prilaku atau tindakan baik antara sesama
manusia, manusia dengan kelompok manusia (masyarakat) maupun
kelompok manusia dengan kelompok manusia.

B. CIRI – CIRI STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial memiliki ciri – ciri anatara lain :
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu - individu yang
memiliki status dan peran. Status dan peranan masing - masing

individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah
kelompok atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat macam-

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

2

macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda - beda itu
merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri, oleh
karena itulah muncul budaya – budaya yang berbeda yang memiliki
struktur sosial yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan beraneka
ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang. Kemudian halhal yang memengaruhi struktur sosial adalah keadaan geografis, mata
pencaharian, pembangunan. Kondisi geografis terdiri dari pulau pulau yang terpisah ataupun keadaan suatu daerah. Oleh karena itu
Masyarakat kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatanikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
3. Dapat berubah dan berkembang
Keadaan masyarakat tidak akan selalu tetap atau statsis, itu
dikarenakan masyarakat terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa
berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya,

struktur yang dibentuk oleh masyarakatpun bisa berubah sesuai
dengan perkembangan zaman.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

3

C. FUNGSI STRUKTUR SOSIAL
Selain memiliki ciri – ciri yang telah diutarakan diatas, struktur sosial juga
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Fungsi idenditas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki
oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki
kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan
mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari
kelompok lainnya.
2. Fungsi kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan
dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain
yang berlaku dalam masyarakat demi mencapai sautu hal. Bila

individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam
struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan
niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi
menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi pembelajaran
Individu
masyarakatnya.

belajar
Hal

dari
ini

struktur

sosial

dimungkinkan


yang

mengingat

ada

dalam

masyarakat

merupakan salah satu tempat berinteraksi. Dalam interaksi tersebut
terdapat banyak hal yang dapat dipelajari dari sebuah struktur sosial,
salah satunya adalah pembelajaran mengenai nilai moral masyarakat,
mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

4

D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR SOSIAL

Berikut merupakan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi bentuk
dari struktur sosial.
1. Faktor Ekonomi / Kekayaan
Berdasarkan status ekonominya, masyarakat dibedakan
menjadi tiga bagian antara lain:
a. Golongan atas, yaitu orang – orang yang dikarenakan
memiliki kekayaan dan penghasilan yang dapat digunakan
secara leluasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh orang – orang pada golongan ini yaitu, orang –
orang kaya, pengusaha besar, dan orang – orang yang
memiliki penghasilan tinggi.
b. Golongan menengah, yaitu orang-orang yang karena
penghasilan atau kekayaannya dengan leluasa dapat
memenuhi kebutuhan hidup mendasarnya, tetapi tidak
leluasa untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Termasuk
dalam golongan ini adalah pegawai kantor, petani pemilik
lahan, dan pedagang.
c. Golongan Bawah, yaitu

orang-orang


yang

dengan

sumberdaya ekonominya hanya dapat memenuhi kebutuhan
hidup mendasarnya, tetapi tidak leluasa, atau bahkan tidak
mampu untuk itu. Termasuk dalam golongan ini adalah
buruh tani dan budak.
2. Faktor Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula
statusnya dalam masyarakat. Status sseorang juga ditentukan oleh
penguasaan atau keahlian khusus lain seperti dalam bidang agma,
ketrampilan, kesaktian dll.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

5

3. Dasar Kekuasaan

Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang
atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata
sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi
sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
4. Dasar Keturunan
Keturunan yang dimaksud adalah keturunan

yang

berdasarkan kebangsawanan atau kehormatan bukan kekayaan
atau kekuasan. Ketururnan bangsawan biasanya akan menempati
lapisan atas.

E. PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Masyarakat adalah kumpulan individu yang hidup dan berinteraksi
pada suatu daerah. Dalam individu – individu tersebut memiliki
kepribadian yang berbeda – beda. Adapun pendapat para ahli mengenai
pengertian kepribadian, diantaranya antara lain :
1. Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu
dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan
serangkaian instruksi.
2. M.A.W. Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

6

3. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang
tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
4. Theodore M. Newcombe
Kepribadian

adalah

organisasi


sikap-sikap

yang

dimiliki

seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian atau dalam bahasa
inggrisnya adalah Personality, adalah tatanan pola pikir yang
membentuk suatu corak prilaku yang telah disusun atau dibentuk
melalui interaksi antar individu maupun kelompok (interaksi soisial).

F. TEORI – TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Untuk memahami teori – teori perkembangan suatu kepribadian,
beberapa

sarjana

telah

menyumbangkan

pemikirannya

terhadap

perkembangan kepribadian. Berikut adalah dua teori dari beberapa teori
mengenai perkembangan kepribadian. Teori tersebut yaitu dari Cooley
mengenai “Cermin Diri” dan Freud mengenai “Diri Antisosial”.

1. Cermin Diri
Teori Cermin Diri (The Looking – Glass Self) ini
merupakan suatu gambaran bahwa seseorang hanya bisa
berkembang dengan bantuan orang lain. Teori ini didasarkan pada
analogi dengan cara bercermin dan mengumpamakan gambar

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

7

yang tampak pada cermin tersebut sebagai gambaran diri kita
yang terlihat oleh orang lain. Misalnya ada orang tua dan keluarga
yang mengatakan bahwa anak gadisnya cantik. Jika hal itu sering
diulang secara konsisten oleh orang – orang yang berbeda – beda,
akhirnya gadis tersebut akan merasa dan bertindak seperti orang
yang cantik.
Gambaran diri seseorang tidak selalu berkaitan dengan fakta
– fakta yang objektif, namun juga dapat bersifat subjektif.
Misalnya ada gadis yang sebenarnya cantik, namun dia tidak
merasa yakin bahwa dirinya cantik, karena dari awal hidupnya dia
selalu diperlakukan orang tuanya sebagai anak yang tidak
menarik.

Berbeda

dengan

seorang

gadis

yang

memiliki

kemampuan yang biasa, namun dia selalu dielu – elukan sebagai
seorang yang hebat dan dihargai, maka hal tersebut akan
menumbuhkan sikap percaya diri yang tinggi. Jadi melalui
tanggapan orang lainlah seseorang menentukan apakah dia cantik
atau jelek, hebat atau dungu dermawan atau pelit dan sebagainya.
Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri.
a. Imajinasi tentang pandangan orang – orang lain
terhadap diri seseorang, seperti bagaimana pakaian atau
tingkah lakunya di mata orang lain.
b. Imajinasi terhadap penilaian orang lain terhadap apa
yang terdapat pada diri masing – masing orang.
Misalnya mengenai ketinggalan zaman atau tidaknya
pakaian yang dipakai, atau mengenai dirinya termasuk
bertingkah laku lembut atau kasar, dan sebagainya.
c. Perasaan seseorang tentang penilaian – penilaian itu,
seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah diri.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

8

Semua itu timbul sebagai akibat imajinasi sendiri atau
pandangan orang lain terhadap dirinya.

2. Diri Antisosial
Freud berpendapat bahwa diri seseorang mempunyai tiga
bagian atau dimensi, yaitu id, superego, dan ego.
Id, adalah pusat nafsu dan dorongan yang bersifat naluriah
dan tidak sosial, rakus, dan antisosial.
Superego, adalah kompleks dari cita – cita dan nilai – nilai
sosial yang dihayati seseorang dan membentuk hati nurani atau
yang disebut sebagai kesadaran sosial.
Ego, adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional yang
mengatur pengendalian superego terhadap id. Ego secara kasar
dapat disebut sebagai akal pikiran.

Freud menganggap bahwa masyarakat akan selamanya
mengalami konflik dengan kedirian, yaitu dimana masyarakat
selalu menghambat pengungkapan agresi, nafsu seksual, dan
dorongan – dorongan lain atau dengan kata lain Id berperang
melawan Superego, sehingga menyebabkan beban bersalah yang
sulit dipikul oleh diri. Rasa kecemasan yang mencekam seseorang
dapat diukur dengan bertitik tolak pada jauhnya Superego
berkuasa terhadap Id dan Ego.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

9

G. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN
Pada intinya faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah
faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis dapat mempengaruhi
kepribadian secara langsung. Misalnya, seorang yang mempunyai badan
yang lemah (secara fisik) dapat memiliki sifat rendah diri yang besar.
Bebrapa faktor biologis yang penting adalah misalnya sistem syaraf, watak
seksual, proses pendewasaan, dan juga kelainan – kelainan biologis. Faktor
psikologis

yang

dapat

mempengaruhi

kepribadian

adalah

unsur

temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan, dan
lain sebagainya. Horton menjesaskan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian mencakup beberapa faktor,
yaitu antara lain:
1.

Warisan Biologi
Horton melukiskan bahwa banyak orang yang percaya
bahwa kepribadian seseorang tidak lebih dari sekadar penampilan
warisan biologisnya. Karakteristik kepribadian seperti ketekunan,
ambisi, kejujuran, kriminalitas, kelainan sosial, dan ciri yang lain
dianggap timbul dari kecendurangan – kecenderungan turunan
atau warisan.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

10

2.

Lingkungan Fisik
Sorokin menyimpulkan bahwa perbedaan prilaku kelompok
terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dan sumber
alam. Namun ternyata penilitian – penilitian lain membuktikan
bahwa keadaan geografis tidak menyebabkan manusia bertingkah
laku tertentu. Keadaan geografis hanya mempengaruhi tingkah
laku akibat terdapatnya batasan – batasan kegiatan yang bisa
dilakukan manusia pada tempat bersangkutan.

3. Kebudayaan
Writing

dan

Child

mengemukakan

bahwa

praktik

pendidikan anak bersumber dalam adat kebiasaan pokok
masyarakat yang berhubungan dengan pangan, tempat berteduh,
dan perlindungan, serta bahwa praktik pendidikan anak pada
gilirannya menghasilkan kepribadian tertentu pada orang ketika
dewasa (Haviland, 1988, hlm, 416). Dari hal diatas, terlihat
bagaimana kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat
mempunyai andil dalam memberi warna kepribadian anggota
masyarakatnya. Setiap masyarakat akan memberikan pengalaman
tertentu yang tidak diberikan oleh masyarakat tertentu. Dari
pengalaman sosial timbullah pembentukan kepribadian yang khas
dari masyarakat tertentu. Dari pembentukan kepribadian yang khas
ini kita mengenal ciri umum masyarakat tertentu sebagai wujud
kepribadian masyarakat itu.
4. Pengalaman kelompok
Sepanjang hidup, manusia pasti berada dalam kelompok.
Mulai dari kelompok keluarga, yang merupakan kelompok pertama
yang dikenal, sampai kepada kelompok – kelompok di luar

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

11

keluarga yang banyak sekali jumlahnya. Oleh karena itu,
perkembangan kepribadian manusia juga dipengaruhi oleh
kelompok – kelompok yang diikutinya. Pengalaman – pengalaman
yang dialami individu membekas dalam dirinya.
Pola perilaku kelompok juga mempengaruhi pola prilaku
individu. Mula – mula kelompok keluarga adalah kelompok
terpenting yang dikenal anak. Di dalam keluarga, individu
mengenal nilai dan norma sosial yang ditanamkan guna menjadi
pondasi bagi tingkah laku perkembangan berikutnya. Selanjutnya
individu bergaul dengan kelompok primer lainnya, misalnya
kelompok sebaya. Proses identifikasi, dengan demikian juga mulai
beralih kepada kelompok sebaya. Dengan perjalanan waktu yang
panjang maka akan semakin banyak kelompok – kelompok yang
dimasukinya

yang

semuanya

akan

memberi

warna

pada

kepribadiannya. Kelompok mana yang memberikan ciri pada
kepribadiannya? Yaitu sejauh mana itensitas dan lamanya
kelompok bergubungan dengan individu tersebut.
5. Pengalaman yang unik
Sering kita dapati seorang yang hidup dalam keluarga
yang sama, dengan budayaan yang sama, serta mempunyai
lingkungan fisik yang sama pula, muncul kepribadian yang
berlainan. Menurut Horton mereka tidak mendapatkan pengalaman
yang sama. Mereka pernah mendapatkan pengalaman yang sama
dalam beberapa hal, dan berbeda dalam beberapa hal lainnya.
Pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman
siapapun yang secara sempurna dapat menyamainya.
Dikatakan

lebih

lanjut

oleh

Horton

bahwasannya

pengalamanan tidaklah sekedar bertambah, akan tetapi menyatu.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

12

Pengalaman yang telah dilewati telah memberikan warna tersendiri
dalam kepribadian dan menyatu dalam kepribadian itu, baru
muncul pengalaman berikutnya.

H. KETERKAITAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL DAN KEPRIBADIAN
Struktur sosial oleh House diberikan arti adanya pola-pola perilaku
dan interaksi sosial antar orang atau pun antar orang di berbagai posisi
sosial dimasyarakat di tingkatan makro (luas dan kompleks) dan
dampaknya di tingkatan mikro (lebih terbatas dan berdampak langsung
terhadap individu seperti keluarga, sekolah, tempat kerja). Penjelasan
dampak keluarga, tempat kerja atau sekolah

terhadap perilaku sosial

secara struktural menekankan pada bagaimankah unit-unit sosial tersebut
mengembangkan pola-pola hubungan interpersonal, bagaimana mereka
ditata dan difungsikan. Penjelasan kultural memusatkan pada bagaimana
isi dari proses yang terdiri atas nila-nilai dan keyakinan ditanamkan pada
masyarakat sehingga hadir dalam bentuk perilaku. Pola-pola perilaku yang
tampil di dalam tata hubungan tersebut (strukural) berfungsi sebagai
perlakuan yang akan berdampak terhadap sasaran target disamping isi dari
proses perlakuan yang diberikan.
Upaya pendidikan berangkat dari konsepsi, citra orang tentang
manusia, tentang pribadi serta hubungan dengan antara mereka. Salah satu
sumber pemahaman tentang manusia adalah dapat diperoleh melalu
konsepsi yang diajukan para ahli sosiologi. Umumnya sosiologi

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

13

memandang masyarakat sebagai hal utama bagi kehidupan manusia.
Dalam kaitannya dengan struktur sosial, manusia atau pribadi menempati
posisi antara (intervening) yaitu antara komponen stuktur sosial satu
dengan komponen sturuktur sosial yang lain (Alex Inkeles, 1964, 61).
Disamping itu, pemahaman terhadap masyarakat secara utuh dan
menyeluruh (struktur sosial dan pemungsiannya) hanya dapat diperoleh
jika konsep-konsep sosiologi dipadukan dengan pemahaman kepribadian.
Para ahli sosiologi mendasarkan pemahaman mereka tentang masyarakat
pada citra / konsep mereka tentang manusia / kepribadian dan tentang
masyarakat serta hubungan antar keduanya. Struktur sosial masyarakat
dapat dipertahankan melalui aksi manusia yaitu pribadi-pribadi warga
masyarakat didalam kaitan struktur sosial tersebut.
Komponen-komponen kelas sosial dan berfungsinya masisng-masing
komponen memilki dampak terhadap perilaku dan kepribadian individu
yang terlibat didalamnya. Pola periaku ini menyusun sistem nilai yang
dikelompokkan menjadi dua kategori besar yaitu sistem pengarahan diri
sendiri (self-direction) dan konformitas atau kesetiaan / kepatuhan /
loyalitas.

Mereka

yang

berada

dikelas

sosial

atas

cenderung

mengembangkan kepribadian dan perilaku mandiri dengan sistem nilai
pengarahan diri sendiri (disebut juga nilai instrumental) dan mereka yang
berada didalam posisi sosial dibawah cenderung mengembangkan
kepribadian dan perilaku berdasarkan nilai konformitas (disebut juga nilai
ekspresif) terhadap hal-hal dari luar. Hal demikian berbeda dengan nilainiai kemandirian yang berkembang pada tingkatan pekerjaan dan kondisi
kerja yang menjadi arena berkembangnya kepribadian dan sistem nilai
yang mereka anut.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

14

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Masyarakat merupakan kelompok – kelompok yang terbentuk oleh
sebuah individu yang hidup dalam tatanan sosial. Manusia sebagai
individu penyusun masyarakat memiliki kepribadian yang berbeda – beda.
Kepribadian yang berbeda – beda itulah menyebabkan masyarakat yang
hidup atau tinggal di daerah yang satu berbeda dengan masyarakat yang
hidup atau tinggal di daerah lainnya.

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

15

DAFTAR PUSTAKA

1.

Prof. Dr. Soerjono
Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar edisi revisi, Rajawali Pers, Jakarta,
2013.

2.

Drs. H. Nursal Luth,
M.M, Drs. Daniel Fernandez, M.Ant, Sosiologi 1: untuk SMA kelas 1, Galaxy
Puspa Mega, Bekasi, 2001.

3.

Makalah Sosio
Antropologi Pendidikan: Struktur Sosial dan Kepribadian FMIPA.

4.

http://mirzabashiruddi
n.wordpress.com/2013/12/29/struktur-sosial-dan-kepribadian/

Sosio – Antropologi Pendidikan | Struktur Sosial dan Kepribadian

16